Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya adalah makhluk yang senantiasa


mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena hanya
manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Makhluk budaya adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-
hal yang positif, menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab.
Sebagai mahluk budaya, Manusia mengunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagian baik bagi dirinya, maupun bagi masyarakat demi menyempurnakan
kehidupannya.

Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah


makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu, manusia
harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di
muka bumi. Disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan
nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi
kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk
menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.

Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan


hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan
manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui suatu sikap budaya
yang mampu mendukungnya.

1
B. Definisi Kebudayaan Konsep, Unsur-Unsur, dan Perwujudan Kebudayaan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya:

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,


yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

2
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Koentjaraningrat menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya


sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

1. Kesenian

2. Sistem teknologi dan peralatan

3. Sistem organisasi masyarakat

4. Bahasa

5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

6. Sistem pengetahuan

7. Sistem religi

3
Pada zaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka
sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan
kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang
harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para
anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak
faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :

1.Kesenian 

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.

2.Sistem teknologi dan peralatan

Sistem yang timbul karena Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya,


sehingga mereka akan selalu terdorong untuk membuat peralatan atau benda-benda
untuk mendukung tujuan tersebut.

3.Sistem organisasi masyarakat

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan
masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

4.Bahasa

Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan
untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa
yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

4
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia
dengan makhluk hidup yang lain.

6.Sistem pengetahuan

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti

 7.Sistem religi

Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

Wujud Kebudayaan 

   Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,


aktivitas, dan artefak.

1.Gagasan
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.

2.Aktivitas

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem

5
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

3.Artefak
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

C.Etika Kebudayaan

Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah
ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap, perbuatan,
kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam
bahasa latin), akhlak, atau kesusilaan. Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena
etika pada pokoknya membicarakan masalah–masaah yang berkaitan dengan
predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk
dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik–buruk
perbuatan manusia.

Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada tiga jenis
makna etika sebagai berikut :

a.  Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.

b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini adalah
kode etik)

6
c.  Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk . Disini etika
sama artinya dengan filsafat moral.

Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna etika yang
pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik
diwujudkan kedalam norma etik, norma moral, norma kesusilaan.

Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut


kehidupan pribadi. Pendukung norma etik adalah nurani individu dan bukan manusia
sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir. Norma
ini dapat melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi dan mencegah kegelisahan
diri sendiri.

Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar tebetuk kebaikan akhlak pribadi
guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat.
Membunuh, berzina, mencuri, dan sebagaiya. Tidak hanya dilarang oleh norma
kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasaan juga sebagai bertentangan dengan
(norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani manusia. Norma etik hanya membebani
manusia dengan kewajiban–kewajiban saja.

Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia sendiri yang bersifat otonom dan
tidak ditujukan kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap batin manusia.
Batinnya sendirilah yang mengancam perbuatan yang melanggar norma kesusilaan
dengan sanksi. Tidak ada kekuasaaan diluar dirinya yang memaksakan sanksi itu.
Kalau terjadi pelanggaran norma etik, misalnya pencurian atau penipuan, maka akan
timbullah dalam hati nurani si pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu, takut, dan
merasa bersalah.

Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap dipengaruhi oleh
ideologi masyarakat pendukungya. Perilaku membunuh adalah perilaku yang amoral,
asusila atau tidak etis. Pandangan itu bisa diterima oleh orang dimana saja atau
universal. Namun, dalam hal tertentu, perilaku seks bebas bagi masyarakat penganut
kebebasan kemungkinan bukan perilaku yang amoral. Etika masyarakat Timur
mungkin berbeda dengan etika masyarakat barat.

7
Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berperilaku. Dengan
norma etik, manusia bisa membedakan mana perilaku yang baik dan juga mana
perilaku yang buruk. Norma etik menjadi semacam das sollen untuk berperilaku
baik. Manusia yang beretika berarti perilaku manusia itu baik sesuai dengan norma–
norma etik.

Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia yang
beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai–nilai etik pula. Etika
berbudaya mengandung tuntutan atau keharusan bahwa budaya yang diciptakan
manusia mengandung nilai–nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau
diterima sebagian besar orang. Budaya yang memiliki nilai–nilai etik adalah budaya
yang mampu menjaga, mempertahankan, bahakan mampu meningktkan harkat dan
martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang beretika adalah kebudayaan
yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat kemanusiaan.

Namun demikian, menentukan apakah suatu budaya yang dihasilkan manusia itu
memenuhi nilai–nilai etik ataukah menyimpang dari nilai etika adalah bergantung
dari paham atau ideologi yang diyakini masyarakat pendukung kebudayaan . Hal ini
dikarenakan berlakunya nilai–nilai etik bersifat universal, namun amat dipengaruhi
oleh ideologi masyarakatnya.

Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang muda mudi, bahkan
bermesraan di hadapan umum. Masyarakat individual menyatakan hal    demikian
bukanlah perilaku yang etis, tetapi akan ada sebagian orang atau        masyarakat  
yang   berpandangan   hal   tersebut   merupakan   suatu  penyimpangan etik.

D. Estetika Manusia dalam Berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan
dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai tentang keindahan. 
Keindahan  dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.

a. Secara  luas  keindahan  mengandung  ide  kebaikan,  bahwa   segala   sesuatunya


yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide  kebaikan
adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak  hal, seperti watak yang
8
indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan  kebajikan yang indah. Indah dalam
arti luas mencakup hampir seluruh yang ada apakah  merupakan  hasil  seni,  alam, 
moral,  dan   intelektual.

b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan
(bentuk dan warna).

c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam


hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan,
pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi
(anggapan) indah.

Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai tentang
baik–buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak. Sesuatu yang
estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara estetik murni maupun secara
sempit, baik dala bentuk, warna, garis, kata, ataupun nada). Budaya yang estetik
berarti budaya tersebut memiliki unsur keindahan.

Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima banyak orang,
namun nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi seseorang
belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua orang memandang sebuah lukisan.
Orang yang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung dalam lukisan
tersebut, namun bisa jadi orang kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di
lukisan tersebut.

Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Kita tidak
bisa memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan sebagaimana
pandangan kita. Nilai–nilai estetik lebih bersifat perasaan, bukan pernyataan.

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi


unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Di sinilah manusia
berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan pastilah dipandang

9
memiliki nilai–nilai estetik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal–hal
yang indah dan kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka
ragam budaya.

Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh
masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya,
budaya suku–suku bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan
pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh
warga dari suku lain, demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–mata dalam berbudaya harus
memenuhi nilai–nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan
perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya
yang dihasilkan manusia lainya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat
melepas subjektivitas kita untuk melihat adanya estetika dari  budaya lain. Estetika
berbudaya yang demikian akan mampu memecah sekat–sekat kebekuan, ketidak
percayaan,    kecurigaan,   dan   rasa   inferioritas   antar    budaya.

E. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda
beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia
(masyarakat,suku,bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan

10
kebudayaan kelompok lain.Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia
membentuk ciri dan pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian ,kebudayaan
merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.

Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan berkembangnya
budaya baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri . Terkadang budaya
yang berasal dari luar tidak sesuai dengan budaya yang sudah sejak lama ada pada
masyarakat tersebut,namun karna pengaruh kemajuan teknologi kebudayaan asing itu
mudah masuk ke dalam masyarakat kita.

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya problematika kebudayaan pada


masyarakat :

A. Pengaruh Globalisasi

Semakin pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan masyarakat mulai beralih ke


budaya yang lebih modern. Sehingga kebudayaan yang dulu mulai digantikan dengan
budaya barat yg lebih modern.

B. Perubahan Budaya

Perubahan budaya dapat terjadi dimasyarakat dikarenakan budaya yang berasal dari
leluhur kita pada saat ini sudah tidak sesuai atau relevan lagi dengan kehidupan
masyarakat yang sudah berkembang. Sehingga budaya yang menurut sebagian
masyarakat sudah tidak sesuai dengan kehidupan mereka saat ini mulai mereka
tinggalkan dan diganti dengan budaya dari luar.

C. Pandangan hidup dan sistem kepercayaan

Kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan
sistem kepercayaan yang sangat kental,karena kuatnya kepercayaan orang dengan
kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau

11
menerima pemikiran pemikiran baru meski pemikiran baru itu lebih baik dari pada
pemikiran mereka

F. PERUBAHAAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dikarenakan adanya


ketidaksesuaian terhadap unsur-unsur budaya. Perubahan kebudayaan biasanya
terjadi karena adanya ketidakserasian terhadap fungsi yang ada pada kehidupan.
Seiring dengan berkembangnya zaman maka perubahan kebudayaan akan terus
terjadi, hal ini dikarenakan perubahan kebudayaan terjadi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Perubahan kebudayaan merupakan cara baru dalam upaya perbaikan terhadap


bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya. Perubahan kebudayaan
mencakup berbagai hal mulai dari kesenian, teknologi, ilmu pengetahuan, bahkan
sistem kemasyarakatan. Para ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian
perubahan kebudayaan. Berikut ini pengertian perubahaan kebudayaan menurut para
ahli.

1. Samuel Koenig

Samuel Koenig mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan yaitu


suatu cara untuk memodifikasi hal yang ada pada pola-pola kehidupan manusia.
Adapun terjadinya sebuah modifikasi disebabkan karena faktor internal maupun
eksternal.

12
2. Selo Soemardjan

Selo Soemardjan mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan adalah


semua perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang dapat
mempengaruhi suatu sistem sosial, baik itu sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku
seseorang yang ada diantara kelompok dalam masyarakat.

3. John Lewin Gillin dan John Philip Gillin

Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan kebudayaan adalah
cara hidup yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan kondisi
geografis termasuk ideologi , komposisi penduduk. 

Itulah pengertian perubahan kebudayaan secara umum dan menurut para ahli.
Perubahan kebudayaan terjadi disebabkan karena adanya beberapa faktor.
Pembahasan selanjutnya faktor yang mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.

Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan

Terjadinya perubahaan kebudayaan tentunya disebabkan karena ada faktor yang


mendorong terjadinya perubahan tersebut. Faktor yang mempengaruhi perubahan
kebudayaan meliputi faktor internal dan juga eksternal. Berikut ini penjelasan
lengkap mengenai faktor internal dan juga faktor eksternal terjadinya perubahan
kebudayaan.

Faktor internal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:

1. Terjadinya perubahan demografis. Perubahan itu mencakup perubahan


ukuranm struktur, dan juga distribusi penduduk. Contoh dari perubahan
demografis yaitu kelahiran, kematian, dan juga migrasi. 

2. Adanya penemuan baru baik itu ide ataupun alat, atau dapat juga
menyempurnakan penemuan baru tersebut dan memperbaharui ataupun
mengganti yang ada.

3. Adanya konflik sosial di dalam masyarakat. Dengan adanya konflik sosial


maka dapat merubah suatu kepribadian orang yang ada pada bagian

13
masyarakat tersebut. Contohnya seseorang yang tiba-tiba menjadi pendiam,
tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.

4. Adanya pemberontakan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya


perubahan kebudayaan pada struktur pemerintahan. 

Faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:

1. Terjadinya peperangan merupakan faktor eksternal terjadinya perubahan


kebudayaan. Dengan adanya peperangan maka akan terjadi perubahaan
unsur-unsur budaya pada suatu negara baik dalam unsur ekonomi, sistem
pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian ataupun sistem kemasyarakatan. 

2. Faktor eskternal kedua yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan


yaitu adanya pengaruh budaya lain. Adanya pengaruh budaya lain biasanya
lebih mudah terjadi pada masyarakat yang terbuka, karena masyarakat
terbuka dapat lebih mudah menerima adanya unsur budaya lain. Contoh dari
adanya pengaruh budaya lain yaitu adanya hubungan antara dua bangsa yang
dapat saling mempengaruhi seperti terjadinya akulturasi, difusi (penyebaran
kebudayaan). dan juga proses bertemunya antar budaya yang menghasilkan
suatu budaya baru akan tetapi tidak melihat budaya lama (Asimilasi).

3. Terjadinya perubahan alam dapat mempengaruhi juga perubahan


kebudayaan. Maksud dari perubahan alam yaitu perubahan lingkungan fisik
yang disebabkan karena bencana alam misalkan gempa bumi, tsunami, banjir,
longsor, dll. Dengan terjadinya suatu bencana alam maka akna terjadi banyak
perubahan pada kehidupan seperti perpindahan tempat tinggal maka mau
tidak mau mereka harus saling menyesuaikan hal tersebut memicu terjadinya
perubahan kebudayaan.

Contoh Perubahan Kebudayaan Pada Unsur-unsur Budaya

Seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya, bahwa budaya memiliki unsur-
unsur universal. Tentunya dengan adanya perubahan kebudayaan akan membuat
perubahan pada unsur-unsur tersebut. Berikut ini contoh perubahan yang terjadi pada
7 unsur kebudayaan yaitu sebagai berikut.

14
1. Religi (Sistem Kepercayaan)

Sistem kepercayaan merupakan sistem keyakinan ataupun gagasan tentang Tuhan.


Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya bahwa sistem kepercayaanpun
mengalami evolusi. Contohnya yaitu pada awalnya terdpaat keyakinan terhadap roh-
roh atau animisme, namun dengan adanya evolusi maka muncullah keyakinan akan
adanya banyak dewa atau politeisme. Dan pada evolusi terakhir muncul suatu
keyakinan bahwa adanya satu tuhan atau monoteisme. Contohya menganut agama
Islam dan menganut agama Kristen.

2. Sistem Pengetahuan

Suatu masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa adanya pengetahuan. Pada setiap
kebudayaan akan terdapat suatu pengetahuan baik itu tentang alam, zat-zat, benda,
ataupun yang lainnya. Contoh perubahan kebudayaan pada unsur sistem pengetahuan
yaitu adanya kepercayaan manusia zaman dahulu bahwa bumi itu datar. Namun
dengan adanya evolusi maka dilakukan berbagai pengamatan dan juga penelitian
yang pada akhirnya seorang nelayan berpikiran bahwa bumi itu bulat. Seiring
berkembangnya zaman muncul ilmu astronomi yang bisa pergi ke luar angkasa,
sehingga manusia mulai yakin bahwa bumi berbentuk bulat.

3. Sistem Kemasyarakatan

Salah satu unsur kebudayaan yang pasti akan selalu berubah adalah sistem
kemasyarakatan. Di dalam kehidupan masyarakat, setiap individu akan mengatur
dirinya megikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu sistem kemasyarakatan akan
sering mengalami perubahan kebudayaan. 

4. Bahasa

Bahasa merupakan salah satu unsur yang akan selalu berubah sama halnya seperti
sistem kemasyarakatan. Adanya perubahan dalam unsur bahasa sangat terlihat jelas.

15
Contohnya yaitu pada masa prasejarah, manusia dapat menceritakan hal yang
dialaminya hanya melalui lisan sedangkan pada masa sejarah manusia sudah
mengenal tulisan sehingga dapat dilihat dari prasasti yang dimana pada prasasti itu
termuat tulisan-tulisan.

5. Kesenian

Kesenian akan selalu mengalami perubahan. Hal yang mencakup kesenian yaitu seni
msuik, seni rupa ataupun seni tari. Dengan berkembang zaman fungsi seni pun dapat
berubah, jika zaman dahulu seni hanya digunakan untuk mengekspresikan diri
ataupun untuk kegiatan spritual saat ini seni lebih banyak digunakan untuk tujuan
politik ataupun untuk perdagangan.

Perubahan kebudayaan akan selalu terjadi seiring berkembangnya zaman, oleh


karena itu kita selaku manusia harus bisa menyesuaikan terhadap adanya perubahan
kebudayaan. Sekian pembahasan mengenai pengertian, faktor dan juga contoh
perubahan kebudayaan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat memberikan banyak
manfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Umanailo, M. Chairul Basrun. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Fam Publishing

Hasbi Ali. 2020. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Aceh: Syiah Kuala University Express

Djoko Widagdo, 2016. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Joko Tri Prasetya, dkk. Ilmu Budaya Dasar. Rineka Cipta

Rusmin Tumanggor, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm.40

https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/, diakses pada 27 Agustus 2022 pukul 10.27.

https://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-kebudayaan.html, diakses pada 28


Agustus 2022 pukul 16.00.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/view/13248/10033 diakses pada


31 Agustus pukul 18.30.

https://techniumscience.com/, diakses pada 1 September 2022 pukul 22.00.

17
SOAL HOTS ESAY:

1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya?

= Manusia disebut sebagai mahluk berbudaya karena manusia memiliki akal


dan budi atau pikiran dan perasaan. Dengan akal dan budi manusia
berusaha terus menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi tuntutan
jasmani dan rohani yang akhirnya menimbulkan kebahagiaan.

2. kenapa budaya penting bagi manusia?

= Budaya berfungsi untuk mengatur manusia, khususnya dalam bertingkah


laku. Karena salah satu produk kebudayaan ialah norma sosial dan bentuk
norma lainnya.

3. Jelaskan hakikat manusia sebagai makhluk budaya!

18
=Manusia sebagai makhluk budaya, berarti makhluk yang senantiasa
menggunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan
adil. Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan-
kebudayaan yang pada dasarnya adalah hasil akal budaya manusia dalam
interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya

19

Anda mungkin juga menyukai