Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pratikum Respirasi

RESPIRASI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : MUHAMMAD PANCA ANUGRAH SAKTI


NIM : 2211101010056
KELOMPOK/SHIFT : 3/B
ASISTEN : NABILA DESTI ANGGRAYANA

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH, OKTOBER 2022


LEMBAR PENGESAHAN

RESPIRASI

NAMA : M. PANCA ANUGRAH SAKTI

NIM : 2211101010056

PROGRAM STUDI : ILMU KELAUTAN

DISETUJUI,

Asisten Koor Asisten

Nabila Desti Anggrayana Shafira Citra Desrika Putri


1911101010033 1911101010056

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Respirasi”
ini tepat pada waktunya.Sehingga saya dapat memahami serta menyelesaikannya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Biologi Umum. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang respirasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Serta menambah
wawasan baru bagi saya secara pribadi tentang respirasi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada kakak Nabila Desti Anggrayana, selaku
Asisten dan Shafira Citra Desrika Putri selaku Koor Asisten yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya pelajari ini.

Banda Aceh, Oktober 2022

Praktikan

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3

BAB III METODE KERJA............................................................................................4


3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................4
3.3 Cara Kerja..................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN6
4.1 Hasil Pengamatan6
4.2 Pembahasan7

BAB V PENUTUP9
5.1 Kesimpulan9
5.2 Saran9

DAFTAR PUSTAKA10

LAMPIRAN1

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Alat4
Tabel 3.2 Tabel Bahan5
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Reaksi Terang dan Reaksi Gelap6

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Dokumentasi14

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu sel mengorganisasi molekul organik kecil menjadi polimer. Sel memompa
bahan melintasi membrane, Banyak sel berpindah dan mengubah bentuknya. Sel
tumbuh dan bereproduksi. Dalam memenuhi kehidupan nya tersebut tumbuhan
melakukan respirasi (Rachmadiarti, F, dkk:2007). Proses mendapatkan energi
melalui respirasi dilakukan dengan katabolisme (pemecahan molekul besar menjadi
molekul yang lebih sederhana), misalnya karbohidrat menjadi molekul yang lebih
kecil, yaitu karbondioksida dan uap air. Sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
C6H12O6 + 6H2O 6CO2 + 6H2O + Energi Dari reaksi di atas, dapat dilihat bahwa
karbondioksida dan uap air merupakan
Produk dari proses respirasi. Proses ini berawal dari glukosa yang dipecah dalam
suatu rangkaian reaksi enzimatis, sehingga beberapa energi dibebaskan dan diubah
menjadi bentuk ikatan Phospat bertenaga tinggi (ATP) dan sebagian lagi hilang
sebagai panas. Reaksi enzimatis dalam respirasi berlangsung dalam suhu rendah dan
pemecahan molekul senyawa organic berlangsung bertahap. Semakin besar CO2
yang dihasilkan maka dapat dipastikan bahwa laju respirasinya semakin besar pula.
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalis oleh enzim yang berbeda. (Rachmadiarti, F, dkk:2007). Laju respirasi ini
dipengaruhi faktor-faktor yang berhubungan dengan enzim-enzim karena respirasi
merupakan rangkaian reaksi enzimatis. Serta dipengaruhi oleh faktor-faktor lain,
yaitu faktor dalam dan faktor luar. Yang termasuk faktor dalam adalah umur
tanaman dan konsentrasi substrat respirasi yang tersedia, sedangkan yang termasuk
faktor luar adalah suhu (temperature), cahaya, konsentrasi oksigen diudara,
konsentrasi karbon dioksida, tersedianya air serta adanya luka luka pada tumbuhan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan Praktikum ini untuk mengetahui mekanisme Respirasi pada manusia serta

mengkur volume inspirasi dan ekpirasi normal air respirasi (volume tidal), mengukur

berapa besar kapasitas paru-paru yang dapat dimasuki udara respirasi (kapasitas tidal),

dan mengkur jumah volume paru-paru yang dapat menampung udara respirasi normal

selama1 menit (volume total).

1
1.3Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang-tentang Respirasi yang dimana telah di

pelajari dipraktikum ini.

2. Menambah wawasan tentang terjadinya Respirasi.

3. Dapat membantu memfisualisasikan berlangsungnya proses Respiasi.

4. Membutikan bahwa Respirasi dapat menukarkan gas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Banyak penyakit saraf yang dapat menjadi progresif sehingga mengganggu fungsi
respirasi. Gangguan akibat penyakit saraf dapat mengenai pusat pernapasan, otot
inspirasi/ekspirasi, dan otot saluran napas atas. Walaupun penyakit saraf memiliki
banyak penyebab dan perjalanan klinis yang berbeda, pada kebanyakan kasus
komplikasi respirasi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas.
(Micheal Setiawan,2015)

Sleep Apnea merupakan kelainan ketika tidur yang memiliki berbagai dampak
berbahaya bagi kesehatan serta dapat mengancam keselamatan seperti serangan jantung,
stroke, diabetes, gagal ginjal, hipertensi dan sebagainya. Diagnosa sleep apnea menjadi
tantangan di dunia medis, selain karena biaya peralatan yang mahal, keterbatasan alat
yang ada, diagnosanya cukup rumit untuk dilakukan secara personal oleh masyarakat
awam di rumah masing-masing. Dengan menggunakan mikrofon yang terdapat pada
Arduino Nano, dirancanglah suatu sistem pengukuran laju pernapasan sebagai bagian
kecil dari sistem diagnosa sleep apnea menggunakan polisomnografi.(Nova
Respita,2021)

Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang
keadaan selnya atau sel-sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem
transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa
organisme tersebut. Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor materi
berlangsung secara osmosis, dan difusi.(Universitas Lampung,2017)

Teknik Lama Perendaman Terhadap Daya Benih Jelutung (Dyera Polyphilla Miq.
Steenis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan lama
perendaman terhadap daya kecambah benih Jelutung. Penelitian ini menggunakan benih
jelutung yang telah masak secara fisiologis dengan 3 (tiga) perlakuan pendahuluan
yaitu: A) Kontrol; B) Perendaman Air Dingin 24 jam dan C) Perendaman Air Dingin 48
jam dengan ulangan untuk masing-masing perlakuan sebanyak 4 (empat) kali.(Naemah
Dina,2016)

Pernapasan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup seseorang.
Sistem pernapasan atau yang biasa disebut dengan sistem pernapasan erat kaitannya
dengan aktivitas sehari-hari, kondisi fisik dan gaya hidup. Alat pemantau sistem
pernapasan biasanya menggunakan spirometer.(Achmad Rizal,2020)

3
BAB III

METODELOGI KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Pratikum “Respirasi” dilakukan pada hari kamis, 6 Oktober 2022 pada pukul

08.00-10.00 WIB. Adapun pelaksanaan pratikum ini dilakukan di Laboratorium Biologi

Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah

Tabel 3.1 Tabel Alat

No Nama Alat Jumlah (Unit) Fungsi

Untuk dimasukan bahan-


1. Botol minum aqua 4 unit
bahan respirasi

Untuk di tusuk di tutup botol


2. Pipet Plastik 10 unit
yang untuk respirasi

3. Plastisin 2 unit Untuk menutup tutup botol

Untuk dimasukan dalam botol


4. Kapas 1 bungkus
respirasi

Untuk mengambil cairan


5. Pipet tetes 1 unit
pewarna

4
Tabel 3.2 Tabel Bahan

No Nama Bahan Jumlah (Unit) Fungsi

1. Kecambah Toge 10 unit Bahan untuk espirasi

2. Jangkrik 1 unit Bahan untuk espirasi

3. Kapur sirih 2 ons Bahan untuk espirasi

Pewarna Makanan Untuk bahan percobaan sistem


4. 1
Merah Respirasi

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada pratikum ini adalah:

Cara kerja yang digunakan pada praktikum Respirasi oleh manusia adalah

sebagai berikut: isi jerigen dengan air dan perhatikan volume air agar sebanding

dengan bar ukur. Tuangkan jerigen air ke dalam baskom yang telah diisi air

secukupnya. Kemudian masukan selang secara hati-hati melalui lubang jerigen.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Reaksi Terang dan Reaksi Gelap

No Perlakuan Gambar Keterangan

Menit 5 : 1,2 cm

1. Botol A Menit 10 : 1,5 cm

Menit 15 : 1 cm

Menit 5 : 1 cm

2. Botol B Menit 10 : 1 cm

Menit 15 : 1 cm

Menit 5 : 0,9 cm

3. Botol C Menit 10 : 0,8 cm

Menit 15 : 0,6 cm

6
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakuakan, yaitu praktikum yang berjudul
respirasi
sel pada biji dan kecambah Phaseolus radiatus . Tujuan dilakukannya praktikum ini
adalah untuk mengetahui apakah suhu berpengaruh dalam proses respirasi sel.
Mengetahui apakah kacang berkecambah dan non-berkecambah bernafas. Mengetahui
apakah respirasi sel dalam kacang berkecambah dan biji berbeda.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakuakan pada kecambah dan biji kacang
Phaseolus radiatus di dapatkan jumlah rata rata CO2 yang di hasilkan pada setiap lima
detik Jumlah kecepatan respirasi (ppm/s) 1,2910,2186 0.9955 0,5428
Temperatur 280C 180C/ ppm. Hasilnya adalah untuk biji Phaseolus radiatus yang sudah
berkecambah pada suhu

Kamar yaitu 280C adalah1,291 ppm/s. Pada biji tanamanPhaseolus radiatus , pada
kondisi didalam ruangan suhu 280C hasilnya adalah 0,2186 ppm/s . Hasil biji kecambah
Phaseolus radiatus dengan perlakuan yaitu direndam pada air dingin adalah sebanyak
0,9955 ppm/s Dan pada biji yang beri perlakuan yaitu direndam menggunakan air dingin
adalah 0,5428 ppm/s. Seperti dapat dilihat pada tebel diatas. Pada kecambah Phaseolus
radiatus, ternyata selnya mengalami proses respirasi, baik dalam bentuk masih biji
maupun sudah berkecambah. Hal ini di buktikan adanya kenaikan CO2. Menurut
Danang,2008. Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi. Dari pernyataan tersebut dapat terlihat bahwa
hasil proses respirasi suatu sel itu menghasilkan gas CO2.

Semakin banyak proses respirasi yang di lakukan maka akan semakian banyak
kandungan CO2. Dan hal ini sekaligus membuktikan bahwa, pada kecambah dan biji
Phaseolus radiatus melakukan kegiatan bernafas atau respirasi,hal ini
dibuktikan adanya kenaikan jumlah CO2 yang ditunjukan pada grafik diatas. Pengaruh
suhu terhadap proses respirasi adalah , dalam proses respirasi itu di
pengaruhi oleh beberapa faktor . Ketersediaan substrat, Ketersediaan oksigen, suhu,
jenis dan umur tumbuhan. Adanya penurunan jumlah CO2 saat melakukan
pengamatan,pada kecambah Phaseolus radiatus dari hasil awal sebelum dimasukan
kedalam suhu air es kecepatan reaksinya 1,291 ppm/s menjadi 0,9955 ppm/s setelah
dimasukan kedalam air es.

Hasil yang didapat dalam melakukan percobaan pada kecambah Phaseolus radiatus
sesuai dengan teori yang dimana semakin tinggi respirasi maka akan semakin tinggi pula
kadar CO2 yang dihasilkan,. Karena hasil akhir proses respirasi selain menghasilkan
energi dan air akan menghasilkan pula CO2. “( C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O +
energi)”. Selain itu “Bahwa Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat
terkait dengan faktor laju respirasi, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada

7
masing-masing spesies. Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan,
laju respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25°C. Bila suhu
meningkat lebih jauh sampai 30 atau 35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih
lambat, sehingga laju respirasimulai menurun. Penjelasan tentang penurunan laju
respirasi pada suhu yang tinggi ini adalah bahwa laju penetrasi O2 ke dalam sel lewat
kutikula atau periderma mulai menghambat respirasi saat reaksi kimia berlangsung
dengan cepat. Difusi O2 dan CO2 juga dipercepat dengan peningkatan suhu.
Peningkatan suhu sampai 40°C atau lebih, laju respirasi perlahan menurun, khususnya
bila tumbuhan berada pada keadaan ini dalam jangka waktu yang lama. Hal ini
disebabkan karena enzim mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu yang tinggi,
sehingga mencegah peningkatan metabolik yang semestinya terjadi. Laju respirasi pada
biji Phaseolus radiates berdasarkan percobaan yang dilakukan kecepatan reaksinya lebih
lambat ketika berada pada suhu kamar. Padahal menurut teori setiap kenaikan 100C
maka akan naik pula kecepatan respirasi. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan
praktikan dalam melakukan percobaan, yang seharusnya mengibaskan atau
mengeluarkan CO2 yang tersisa dalam tabung percobaan setelah digunakan untuk
percobaan kecambah ataupun biji Phaseolus radiatus .
Tetapi tabung tidak benar benar dibersihkan menggunakan kipas, hanya didiamkan
selama satu menit sehingga kurang maksimal. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan teori. Yaitu kenaikan suhu setiap 100C akan mempercepat jalannya
respirasi suatu tumbuhan.Hasil kecambah dan biji Phaseolus radistus baik saat berada
pada kondisi suhu kamar
maupun suhu air dingin, kecepatan respirasi yang lebih besar yaitu terdapat pada
kecambah Phaseolus radistus. Hal ini bisa disebabkan karena pada biji Phaseolus
radistus belum secara sempurna dalam melakukan metabolisme. Kandungan air saat
kacang Phaseolus radistus sudah berkecambah lebih banyak dibandingkan dengan
kandungan pada kacang Phaseolus radistus yang masih dalam keadaan biji. Suatu
tumbuhan akan melakukan metabolisme baik jika ketersediaan air cukup sehingga
enzim akan bekerja dengan baik dalam mendukung proses metabolisme, dalam hal ini
yaitu proses respirasi. Dan ketika biji kandungan airnya tercukupi, maka keadaan sel
lebih mudah untuk ditembus oksigen karena permukaan sel relatif lebih longgar, hal ini
memungkinkan oksigen akan lebih mudah masuk kedalam sel. Reaksi respirasi akan
terjadi ketika terdapat oksigen, berikut reaksi yang terjadi dalam proses respirasi
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi. “Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi,walaupun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies
dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara”. Sehinga ketersediaan oksigen ruanganpun
akan berpengaruh walaupun dalam jumlah relatif sedikit.

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan berdasarkan hasil pengamatan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa NaOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada
jangkrik dan terdapat hubungan antara berat (ukuran/besar) serangga dengan
kecepatan pernapasannya. Semakin berat (besar) tubuh jangkrik maka semakin
banyak oksigen yang dibutuhkan sehingga semakin cepat pernapasannya. Semakin
ringan tubuh jangkrik maka semakin sedikit oksigen yang dibutuhkan sehingga
semakin lambat pernapasannya. Aktivitas dari jangkrik itu sendiri juga
mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kemudian dalam hal respirasi, respirasi hewan lebih cepat dan membutuhkan
lebih banyak oksigen daripada respirasi tumbuhan karena hewan bergerak aktif
sedangkan tumbuhan bergerak pasif. Terlihat dari hasil percobaan yang kami
lakukan dimana pergerakan kedudukan eosin lebih cepat pada saat percobaan
menggunakan jangkrik, sedangkan pada saat menggunakan kecambah pergerakan
eosin terlihat bergerak lambat.

5.2 Saran
Saran saya semoga kami sekelompok mendapatkan nilai yang memuaskan di

semester ini. Dan di semester seterusnya aaminn sekian saran dari saya wassalam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Rizal, 2020. Pernapasan merupakan hal penting dalam hidup


Micheal setiawan, 2015. Penyakit saraf mengganggu pernapasan
Nova Respita, 2021. Penyakit sleep apnea mengganggu tidur dan juga pernapasan
Naemah Dina,2016.Kecambah memiliki respirasi yang kuat
Universitas lampung,2017. Makhluk terdiri dari sel-sel pernapasan

10
LAMPIRAN

Dokumentasi :

11

Anda mungkin juga menyukai