PRAKTIKUM BIOPROSES
MATERI :
PEMERIKSAAN AIR DAN PEMINDAHAN SECARA ASEPTIS (PAPSA)
Disusun oleh :
Kelompok Rabu III
Kevin Aprilio NIM. 21030117120054
Khoirul Huda NIM. 21030117120063
Tovin Alvaro NIM. 21030117140029
Tsania Qulsum NIM. 21030117120012
HALAMAN PENGESAHAN
ii
P2
RINGKASAN
iii
P2
PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikan laporan praktikum bioproses ini dengan judul
“Pemeriksaan Air dan Pemindahan secara Aseptis (PAPSA)”. Laporan praktikum
bioproses ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh semua
mahasiswa. Dalam penyusunan laporan praktikum bioproses ini diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan tahapan-tahapan praktikum dengan laporan yang
telah dibuat dan disetujui.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dr. Siswo Sumardiono, S.T., M.T. selaku Kepala Departemen Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
3. Ir. Kristinah Haryani, MT. sebagai dosen pembimbing materi PAPSA
4. Muhamad Iqbal Amali dan Shulha Amaliyyati Istikmala sebagai asisten
pembimbing materi PAPSA.
5. Asisten laboratorium mikrobiologi Departemen Teknik Kimia Universitas
Diponegoro.
6. Teman dan pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan laporan
praktikum ini.
“Tak ada gading yang tak retak” begitulah perumpamaan untuk laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini ke depannya.
Penulis
iv
P2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
PEMERIKSAAN AIR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Praktikum 1
1.4. Manfaat Praktikum 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mikroorganisme Air ............................................................................ 3
2.2. Persyaratan Standarisasi Kualitas Air bersih dan Air Minum ............. 4
2.3. Sifat Koloni.......................................................................................... 8
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme ..................................... 9
2.5. Metode Perhitungan Jumlah Koloni .................................................... 10
2.6. Growth Rate dan Doubling Time ......................................................... 10
2.7. Desinfektan .......................................................................................... 11
2.8. Sampel Air ........................................................................................... 11
2.9. Fase Pertumbuhan Mikroorganisme .................................................... 12
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Rancangan Praktikum 13
3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan 13
3.3. Prosedur Praktikum 14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Jenis Media terhadap Jumlah Koloni Total 17
4.2. Pengaruh Jenis Media terhadap Growth Rate dan Doubling Time 18
4.3. Pengaruh Konsentrasi Jeruk Manis terhadap Radius Perkembangan
Mikroba 20
4.4. Kandungan PDA dan Agar 21
4.5. Kandungan Jeruk Nipis 22
v
P2
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan 23
5.2. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
PEMINDAHAN SECARA ASEPTIS
RINGKASAN 25
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 26
1.2. Perumusan Masalah 26
1.3. Tujuan Praktikum 26
1.4. Manfaat Praktikum 27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi 28
2.2. Aspergillus Niger 29
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Rancangan Praktikum 31
3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan .......................................................... 31
3.3. Prosedur Praktikum 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Jeruk Nipis pada Pemindahan Aspergillus niger 33
4.2. Teknik Pemindahan Aspergillus niger 34
4.3. Kandungan Jeruk Nipis 35
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 37
5.2. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
vi
P2
DAFTAR TABEL
A. PEMERIKSAAN AIR
Tabel 2.1. Persyaratan Biologis Kualitas Air Bersih ................................... 4
Tabel 2.2. Persyaratan Biologis Kualitas Air Minum ................................. 4
Tabel 2.3. Persyaratan Fisika Kualitas Air Bersih ....................................... 5
Tabel 2.4. Persyaratan Fisika Kualitas Air Minum ..................................... 5
Tabel 2.5. Persyaratan Kimia Kualitas Air Bersih ...................................... 5
Tabel 2.6. Persyaratan Kimia Kualitas Air Minum ..................................... 7
vii
P2
DAFTAR GAMBAR
A. PEMERIKSAAN AIR
Gambar 2.1. Contoh Perhitungan Manual Koloni pada Petridish 10
Gambar 2.2. Bukti Pengambilan Sampel 12
Gambar 3.1. Skema Rancangan Praktikum 17
Gambar 3.2. Alat-Alat Praktikum Pemeriksaan Air 18
viii
P2
BAB I
PENDAHULUAN
1
P2
2
P2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
P2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Sterilisasi Alat
Pengenceran Sampel
Pembuatan Media
Uji Koloni
Uji Desinfektan
4
P2
6. Gula
3.2.2. Alat
1. Beaker glass
2. Petridish
3. Erlenmeyer
4. Pengaduk
5. Kompor listrik
6. Pipet tetes
4. 5. 6.
5
P2
Keterangan :
td = doubling time
μ = laju pertumbuhan spesifik
ln 2 = konsentrasi sel (saat penggandaan).
2. Uji Desinfektan
a. Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian
taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke
permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi.
b. Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang
kecil pada tengah-tengah media tersebut. Kemudian teteskan
contoh desinfektan sesuai variabel.
c. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan
(biasanya ± 2 hari).
d. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat
(radius terjauh, radius terdekat, dan rata-rata).
6
P2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9000000
7630200
8000000 6994350
7000000
Jumlah Koloni
6000000
5000000 PDA
4000000 Agar
3000000
Agar+Gula
2000000
1000000 0 0 0 0
0
Hari ke-1 Hari ke-4
Waktu
Gambar 4.1. Grafik pengaruh jenis media terhadap jumlah koloni
Dari gambar 4.1 dapat dilihat adanya pengaruh jenis media terhadap
jumlah koloni. Pada hari ke-1, jumlah koloni pada media PDA, Agar dan
Agar+Gula yaitu 6994350, 0, dan 0. Pada hari ke-4, jumlah koloni pada pada
media PDA, Agar dan Agar+Gula yaitu 7630200, 0, dan 0. Sehingga. dari
grafik dapat dilihat bahwa jumlah koloni paling banyak pada setiap harinya
adalah pada media PDA.
Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang
dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004 dalam Anisah, 2015).
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi
karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam
seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi. Menurut
Radji (2011) dalam Anisah (2015), karbohidrat sangat dibutuhkan oleh bakteri
karena karbohidrat merupakan substrat utama untuk metabolisme bakteri.
Hampir setengah berat kering suatu bakteri adalah unsur karbon. Karbon dapat
ditemukan dalam senyawa karbohidrat, sehingga karbohidrat sangat berperan
penting untuk mendukung pertumbuhan bakteri. PDA merupakan paduan yang
sesuai untuk menumbuhkan biakan, hal ini karena ekstrak potato (kentang)
merupakan sumber karbohidrat sebanyak 19,10 gram, dextrose (gugusan gula,
baik itu monosakarida atau polisakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,
sedangkan agar merupakan bahan media atau tempat tumbuh bagi biakan yang
baik, karena mengandung cukup air (Isroi, 2009 dalam Faradiana, 2016).
Menurut Fatsecret (2013), kandungan karbohidrat dalam agar merek Swallow
yaitu 3,298 gram per 3,9 gram sedangkan kandungan karbohidrat pada gula
7
P2
pasir yaitu 0,376 gram per 0,4 gram sehingga total kandungan karbohidrat pada
media agar+gula yaitu 3,674 gram.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan semakin tinggi kandungan
karbohidrat suatu media maka pertumbuhan bakteri akan semakin cepat karena
karbohidrat merupakan substrat utama metabolisme bakteri, hal ini ditunjukkan
pada pertumbuhan koloni pada PDA yang memiliki kandungan karbohidrat
paling tinggi diatantara media lainnya, sangat cepat dibanding pertumbuhan
bakteri pada media agar dan media agar+gula yang belum mengalami
perubahan dalam waktu 4 hari.
4.2. Pengaruh Jenis Media terhadap Growth Rate dan Doubling Time
0.1
0.08
Growth Rate
0.06
0.04
0.021
0.02
0 0
0
PDA Agar Agar+Gula
Jenis Media
200
Doubling Time
150
100
50 33.007
0 0
0
PDA Agar Agar+Gula
Jenis Media
8
P2
9
P2
2.5
Rata-Rata Radius
2
1.5
0.5
0
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi Jeruk Manis
10
P2
11
P2
Karbohidrat 5,92 g
Serat Pangan 5,88 g
Abu tak larut asam 7 mg
Abu 19 mg
Logam berat 8,4 mg
Kalium 52,9 mg
Iodin 0,14 mikron g
Tes Mikrobiologi Nihil
(Faizati, 2018)
12
P2
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pertumbuhan koloni pada PDA yang memiliki kandungan karbohidrat
paling tinggi diatantara media lainnya, sangat cepat dibanding pertumbuhan
bakteri pada media agar dan media agar+gula yang belum mengalami
perubahan dalam waktu 4 hari karena karbohidrat merupakan substrat utama
metabolisme bakteri.
2. PDA yang kaya karbohidrat memiliki growth rate paling tinggi karena
berada pada fase eksponensial, sedangkan media agar serta media agar+gula
masih berada pada fase lag sehingga belum menunjukkan pertumbuhan.
3. Semakin besar konsentrasi jeruk manis maka semakin besar pula radius
pertumbuhan koloni yaitu pada konsentrasi 94% dengan radius 2,4 cm
karena peningkatan konsentrasi akan meningkatkan daya kerja dari
disinfektan jeruk manis yang mengandung asam sitrat yang mencegah
timbulnya jamur dan bakteri.
5.2. Saran
1. Sterilisasi alat dilakukan dengan lebih cermat.
2. Lebih teliti saat menghitung jumlah koloni.
3. Sampel diteteskan pada media saat PDA atau agar masih semi-padat.
13
P2
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufiq. 2016. Makalah Faktor Fisik Kimia Dan Biologi Bagi
Pertumbuhan Mikroorganisme. Universitas Khairun
Afifah, A. 2012. Daya Kerja Disinfektan Untuk Disinfeksi Botol Pengemas Yogurt
Berdasarkan Perbedaan Bahan Aktif Dan Konsentrasi. Institut Pertanian
Bogor
Anisah. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan Sumber
Karbohidrat Yang Berbeda. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Aprina, Marina. 2013. Hubungan Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali Dan
Pengelolaan Sampah Di Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada
Keluarga Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Universitas
Sumatera Utara
Batkormbawa, F., Yualianti, I., Mursyanti, I. Kualitas Mikrobiologis Ruang
Perawatan Pasien Rumah Sakit Berdasarkan Angka Lempeng Total Dan
Keberadaan Streptococcus. Universitas Atma Jaya
Dairy Science Inc. 2004. Dairy Production Primer: Milking and Milking Equipment.
Efridayanti. 2014. Pembuatan Asam Oksalat Dari Kulit Kentang Dengan Variasi
Konsentrasi Asam Nitrat (HNO3) Dan Lama Pemanasan Pada Proses
Hidrolisis. Politeknik Negeri Sriwijaya
Faizati, U. Analisa Karbohidrat, Protein dan Mutu Sensori pada Puding Air Tajin
dengan Penambahan Sari Kacang Hijau. Universitas Muhammadiyah Semarang
Faradiana, Rahma. 2016. Pemanfaatan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda (Umbi
Suweg Dan Umbi Kimpul) Sebagai Subtitusi Media PDA (Potato Dextrose
Agar) Untuk Pertumbuhan Jamur. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hamdiyati, Yanti. 2014. Pertumbuham Dan Pengendalian Mikroorganisme.
Universitas Padjajaran
Hidayat, M. 2017. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Susu Terhadap Kadar
Asam Laktat Pada Pembuatan Susu Prebiotic Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L)
Oleh Bakteri Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Autoklaf. Universitas
Diponegoro
Larasati, Fatika. 2014. Mikrobiologi Umum. Universitas Gadjah Mada
Maghfiroh, 2013. Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Dalam Air Perasan
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) Terhadap Kualitas Protein Dan Total
Mikroba Pada Tahu Putih. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Marbun, R. 2014. Penentuan Koefisien Fenol Produk Desinfektan Yang Dipasarkan
Di Beberapa Supermarket Kota Medan. Universitas Sumatera Utara
14
P2
15
P2
RINGKASAN
16
P2
BAB I
PENDAHULUAN
17
P2
18
P2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan
semua bentuk organisme (Purnawijayanti, 2001 dalam Riayah dkk., 2016).
Terdapat bermacam-macam metode sterilisasi, diantaranya :
a. Sterilisasi secara Mekanik
Sterilisasi Mekanik adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas,
seperti misalnya ekstrak tanaman, media sintetik tertentu, dan antibiotik
dilakukan dengan penyaringan. Dasar metode ini semata - mata ialah proses
mekanis yang membersihkan larutan atau suspensi dari segala organisme
hidup dengan melewatkannya pada suatu saringan, misalnya menggunakan
saringan Seitz (Elektromedik, 2011 dalam Hidayat, 2017).
b. Sterilisasi secara Fisik
1. Sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap (Autoclave).
Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap
jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu
objek, sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan
denaturasi atau koagulasi protein sel (Stefanus, 2006 dalam Ang, 2017).
2. Sterilisasi panas kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas.
Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu
merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk
sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas keringbiasanya digunakan untuk alat-
alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk
peralatan yang terbuat dari kaca (Stefanus, 2006 dalam Ang, 2017).
3. Sterilisasi radiasi ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya
adalah lampu uap merkuri dengandaya tembus hanya 0,01-0,2 mm.
ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptik
(Ratna, 1985 dalam Ang, 2017).
4. Sterilisasi dengan Pendidihan
Metode ini dilakukan dengan cara mendidihkan medium dengan uap
beberapa menitsaja. Setelah didiamkan satu hari, spora-spora tumbuh
menjadi bakteri vegetatif. Maka medium tersebut dididihkan lagi
19
P2
20
P2
21
P2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Sterilisasi Alat
Pembuatan Media
22
P2
1. Memasukkan PDA basis 3,9 gram yang telah larut ke dalam petridish
kemudian membiarkannya sampai menjadi padat.
2. Menyiapkan kawat osse, bunsen dan jeruk nipis.
3. Mensterilkan kawat osse: memanaskan kawat osse menggunakan bunsen
kemudian memasukkan kawat osse yang telah dipanaskan ke larutan jeruk
nipis (untuk petridish 2, pertridish 1 tanpa pencelupan kawat osse)
kemudian panaskan kawat osse lagi.
4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia
menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi dan belum disterilisasi ke
media baru dalam petridish.
5. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi selama 6 hari.
6. Mengamati kenampakan setelah waktu inkubasi.
23
P2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
24
P2
25
P2
26
P2
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Aspergillus niger tumbuh paling banyak pada petridish yang tidak dilakukan
sterilisasi pada kawat osse dengan jeruk nipis hal ini disebabkan karena
sterilisasi mampu membunuh mikroorganisme yang dapat mengganggu
proses yang sedang berlangsung.
2. Pada praktikum ini Aspergillus niger dipindahkan dengan teknik
penggoresan.
5.2. Saran
1. Pastikan alat dan tempat inkubasi sudah steril.
2. Pastikan untuk menggores kawat osse dengan benar yaitu searah zig-zag.
3. Membawa kantong plastik untuk membuang PDA yang sudah dianalisa.
27
P2
DAFTAR PUSTAKA
28
P2
LEMBAR PERHITUNGAN
29
P2
ln 𝑋 − ln 𝑋0 ln 7630200 − ln 6994350
µ= = = 0,021
𝑡 4
Doubling Time
ln 2 ln 2
𝑑𝑡 = = = 33,007
𝜇 0,021
2. Agar
Growth Rate
ln 𝑋 − ln 𝑋0 ln 0 − ln 0
µ= = =0
𝑡 4
Doubling Time
ln 2 ln 2
𝑑𝑡 = = = ∞
𝜇 0
3. Agar+Gula
Growth Rate
ln 𝑋 − ln 𝑋0 ln 0 − ln 0
µ= = =0
𝑡 4
Doubling Time
ln 2 ln 2
𝑑𝑡 = = = ∞
𝜇 0
30