Saya menyatakan bahwa lapora tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
Penentuan kadar air, kadar kotoran, dan kadar asam lemak bebas dari inti sawit yang di
produksi oleh PT. Perkebunan Nusantara IV sudah dilakukan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah kadar air, kadar kotoran, dan kadar asam lemak bebas
telah memenuhi standar mutu inti sawit yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia
(SNI). Analisis kadar air dan kadar kotoran dilakukan dengan metode gravimetri
sedangkan analisis kadar asam lemak bebas dilakukan dengan cara titrasi alkalimetri,
yaitu dengan menggunakan larutan KOH 0,1 N sebagai pentiter, phenolftalein sebagai
indikator dan campuran n-heksan dan etanol sebagai pelarutnya. Dari hasil pengamatan
diperoleh kadar air yang berasal dari PKS kode 06 adalah 4,45%, PKS kode 01 adalah
4,89%, PKS kode 12 adalah 5,56%, dan PKS kode 16 adalah 6,58%. Kadar kotoran
yang berasal dari PKS kode 06 adalah 11,34%, PKS kode 01 adalah 14,44%, PKS kode
12adalah 7,29%, dan PKS kode 16 adalah 9,88%. Sedangkan kadar asam lemak bebas
(ALB) yang berasal dari PKS kode 06 adalah 2,98%, PKS kode 01 adalah 3,73%, PKS
kode 12 adalah3,88%, dan PKS kode 16 adalah 3,92%. Dengan demikian kadar air,
kadar kotoran, kadar asam lemak bebas pada inti sawit dari masing-masing PKS telah
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) di PTPN IV Medan.
Kata kunci: analisa mutu, kadar air, kadar asam lemak bebas, kadar kotoran.
ABSTRACT
Determination of water content, dirt content, and free fatty acid content (ALB) of palm
kernel produced by PT. Perkebunan Nusantara IV has been done. The purpose of this
research is to know whether water content, impurity content, and free fatty acid have
fulfilled palm kernel standard quality determined by Indonesian National Standard
(SNI). Analysis of moisture content and dirt content was done by gravimetric method
while free fatty acid content analysis was performed by titration of alkalimetry, using
0,1 N KOH solution as pentiter, phenolphthalein as indicator and mixture of n-hexane
and ethanol as solvent. From the observation results obtained water content derived
from PKS code 06 is 4,45 %, PKS code 01 is 4,89%, PKS code 12 is 5,56%, PKS code
16 is 6,58%. Dirt content derived from PKS code 06 is 11,34%, PKS code 01 is 14,44%,
PKS code 12 is 7,29%, PKS code 16 is9,88%. While the free fatty acid content (ALB)
derived from PKS code 06 is 2,98%, PKS code 01 is 3,73%, PKS code 12 is 3,88%, PKS
code 16 is 3,92%. Thus the water content, impurity content, and free fatty acid content in
the palm kernel from each PKS has met the Indonesian National Standard (SNI) in
PTPN IV Medan.
Keywords: Quality Analysis, Water Content, Dirt Content, Free Fatty Acid Content
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan
limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini
tepat pada waktunya. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk meraih
gelar Ahli Madya pada program studi Kimia Diploma III di Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan
dan fasilitas yang telah diberikan baik sebelum atau sesudah PKL dilaksanakan, kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah membantu banyak bersusah payah dan
berbuat baik demi kemajuan anak-anaknya serta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan.
2. Bapak Dr. Darwin Yunus, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA
USU.
4. Pimpinan Staf Kantor Pusat PTPN IV Medan yang telah memberikan untuk
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
5. Bapak Amran selaku Kepala Laboratorium di Kantor Pusat PTPN IV Medan
6. Seluruh Staf Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan mendidik penulis selama
perkuliahan berlangsung.
7. Sahabat saya Ayu, Febri, Zafira yang selalu memberikan semangat, doa dan
motivasi dari kejauhan saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
8. Untuk teman-teman satu kelas saya di D-3 Kimia Kelas A 2015 FMIPA USU.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
penulis serta dari semua pihak yang membaca dalam meningkatkan wawasan
pengetahuan di bidang Ilmu Kimia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 2
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 33
2.1. Standar mutu minyak sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit 17
4.1. Data analisis kadar air, kadar kotoran, dan kadar ALB 28
1.2. Permasalahan
Apakah kadar air, kadar kotoran, dan kadar ALB yang terdapat pada inti sawit produksi
yang masuk di PTPN IV Medan dari setiap PKS sudah memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI).
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui apakah kadar air, kadar kotoran, dan kadar ALB yang terdapat pada
inti sawit produksi yang berasal dari setiap PKS pada PTPN IV Medan sudah memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.4. Manfaat
Untuk memberikan informasi tentang persentase kadar air, kadar kotoran, dan kadar
ALB yang terdapat pada inti sawit produksi serta perbandingannya dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
1. Bagian Vegetatif
A. Akar
Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan
respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga mampu
menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter hingga
tanaman berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya
runcing, dan berwarna putih atau kekuningan. Tanaman kelapa sawit berakar serabut.
Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar
primer, sekunder, tertier, dan kuarter. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah
B. Batang
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai
cambium dan umumnya tidak bercabang. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk
serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan. Batang kelapa sawit tumbuh tegak
lurus ke atas.Batang berbentuk silindris dan berdiameter 20-75 cm, tetapi pada
pangkalnya membesar. Tinggi batang bertambah 25-45 cm/tahun. Pertumbuhan batang
tergantung pada jenis tanaman, kesuburan, dan iklim setempat.
C. Daun
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip
genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya
mencapai lebih dari 7,5-9 m. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-
bulu. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur,
daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagia tempat
berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis
berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi akan
meningkat. Produksi daun tergantung iklim setempat. Umur daun mulai terbentuk
sampai tua sekitar 6-7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau
tua.
2. Bagian Generatif
A. Bunga
Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan
bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-masing terangkai dalam satu
tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Rangkaian bunga terdiri
dari batang poros dan cabang-cabang beruncing yang disebut spikelet. Jumlah spikelet
B. Buah
Buah disebut juga fructus. Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan
subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5
tahun jika dimulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Buah terbentuk setelah
terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan
sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan. Secara anatomi, buah
kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian pertama adalah perikaprium yang
terdiri dari epikaprium dan mesokaprium, sedangkan yang kedua adalah biji, yang terdiri
daari endokaprium, endosperm, dan lembaga atau embrio. Epikaprium adalah kulit buah
yang keras dan licin, sedangkan mesokaprium yaitu daging buah yang berserabut dan
mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi. Endokaprium merupakan
tempurung berwarna hitam dan keras. Endosperm atau disebut juga kernel merupakan
penghasil minyak inti sawit, sedangkan lembaga atau embrio merupakan bakal tanaman.
Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah 20-22 tandan/tahun. Untuk tanaman yang
semakin tua produktivitasnya akan menurun menjadi 12-14 tandan/tahun. Banyaknya
e. Nut Transport
Untuk mengangkat nut menuju nut silo dengan sistem hisapan dari blower cyclone
(Risza, 2001).
f. Nut Silo
Tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya (Risza,
2001).
g. Ripple Mill
Digunakan untuk memecahkan biji (nut) dari cangkangnya dengan cara ditekan/menjepit
biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji (Risza, 2001).
j. Claybath
Untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya sama.
Dimana untuk yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis larutan akan terapung
diatas dan yang berat jenisnya lebih besar dari larutan akan tenggelam (Risza, 2001).
k. Kernel Silo
Fungsinya yaitu, untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi
sehingga kelembapan menjadi 7% (Risza, 2001).
l. Bulk Silo
Tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual dengan
kapasitas 400 ton (Risza, 2001).
Tabel 2.1. Standar mutu minyak sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit
Karakteristik Minyak Sawit Inti Sawit Minyak Inti Keterangan
Sawit
Asam Lemak 5% 3,5% 3,5% Maksimal
Bebas
Kadar Kotoran 0,5% 0,02% 0,02% Maksimal
c. Kadar Logam
bebarapa jenis bahan logam yang dapat terikut dalam minyak sawit antara lain
besi, tembaga, dan kuningan. Logam-logam tersebut biasanya berasal dari alat-alat
pengolahan yang digunakan. Tindakan preventif pertama yang harus dilakukan untuk
menghindari terikutnya kotoran yang berasal dari pengelupasan alat-alat dan pipa adalah
mengusahakan alat-alat dari stainless-steel.
Mutu dan kualitas minyak sawit yang mengandung logam-logam tersebut akan
turun. Sebab dalam kondisi tertentu, logam-logam itu dapat menjadi katalisator yang
menstimulir reaksi oksidasi minyak sawit. Reaksi ini dapat dimonitor dengan melihat
perubahan warna minyak sawit yang semakin gelap dan akhirnya menyebabkan
ketengikan.
d. Angka oksidasi
proses oksidasi yang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif akan
mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna (menjadi semakin gelap). Keadaan ini
jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit menjadi menurun.
Dari angka ini dapat diperkirakan sampai sejauh mana proses oksidasi
berlangsung sehingga dapat pula dinilai kemampuan minyak sawit untuk menghasilkan
barang jadi yang memiliki daya tahan dan daya simpan yang lama. Angka oksidasi
dihitung berdasarkan angka peroksida. Sebagai standar umum dipakai angka 10 meq
(milligram equivalent), tetapi ada yang memakai standar lebih ketat lagi yaitu 6 meq. Di
atas angka tersebut mutu barang jadi yang dihasilkan dapat dipastikan kurang baik.
e. Pemucatan
minyak sawit mempunyai warna kuning oranye sehingga jika digunakan sebagai
bahan baku untuk pangan perlu dilakukan pemucatan. Pemucatan ini dimaksudkan untuk
HO – C – R1 CH2OH CH2 – O – C – R1
O O
HO – C – R2 + CHOH CH – O – C – R2 + 3 H2O
O O
HO – C – R3 CH2OH CH2 – O – C – R3
3 Molekul Gliserol Trigliserida Air
Asam Lemak (triester dari gliserol)
Gambar 2.1 Reaksi esterifikasi asam lemak dan gliserol
(Tambun, 2006).
Asam lemak adalah asam organik yang mempunyai struktur sebagai berikut:
O
R – C – OH
Gambar 2.2 Asam Karboksilat
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh yang terdiri atas 4
sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak
mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai
karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap.
Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik lebur dari asam lemak. Apabila
dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur
lebih rendah. Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air kelarutan
asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon
(Poedjiadi, 1994).
Oleh karena itu meskipun kadar asam lemak bebas dalam minyak sawit kecil,
tetapi hal itu belum menjamin mutu minyak sawit. Kemantapan minyak sawit harus
dijaga dengan cara memperhatikan kadar kotoran dan zat menguap. Hal ini perlu
perhatian khusus pada mesin produksi ( Tim Penulis, 1997).
3.1.2. Bahan
a. n-Heksan
b. Inti sawit
c. Alkohol 96%
d. Indikator Phenolpthalein
e. Larutan KOH 0,1 N
4.1. Hasil
Dari hasil analisis yang dilakukan di Laboratorium Kantor Pusat PTPN IV Medan
diperoleh data dan hasil analisis kadar air, kadar kotoran, dan kadar asam lemak bebas
(ALB) dari inti sawit seperti ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1. Data Analisis Kadar Air, Kadar Kotoran, dan Kadar ALB
Tanggal Kode Kadar air Kadar Kadar
Pengiriman (%) Kotoran ALB (%)
(%)
23-02-2018 06 4,45 5,73 1,90
24-02-2018 01 4,89 5,85 2,00
25-02-2018 12 5,56 5,91 1,95
26-02-2018 16 6,58 5,89 1,86
4.2. Perhitungan
4.2.1 Penentuan Kadar Air
( ) ( )
% Air =
= 4,45%
Dilakukan perhitungan yang sama untuk kadar air yang lain.
% Biji utuh =
= 0,48 %
= 4,62 %
% Cangkang =
= 0,63 %
= 1,90 %
Dilakukan perhitungan yang sama untuk kadar ALB yang lain.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan penentuan mutu inti sawit dengan analisis kadar air, kadar kotoran, dan
kadar ALB, PTPN IV Medan menggunakan metode gravimetri untuk analisis kadar air
dan kadar kotoran serta metode titrasi alkalimetri untuk analisis kadar ALB. Dari hasil
percobaan yang dilakukan, maka kadar air, kadar kotoran, dan kadar ALB yang
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan dari penentuan kadar air, kadar kotoran, dan
kadar ALB dalam inti sawit produksi PTPN IV tersebut masih memenuhi standar
Nasional Indonesia (SNI).
5.2. Saran
Sebaiknya analisis kadar air, kadar kotoran, dan kadar ALB dilakukan setiap hari untuk
mempertahankan mutu inti sawit produksi sehingga tetap bermutu baik.
Fauzi, Y., Yustina, E.W., Iman, S., dan Rudi, H. 2004.Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.
Naibaho, P. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa
Sawit.
Kansius.
Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.