TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
Telah dilakukan Penentuan kadar protein kasar pada beberapa rasa tofu
dengan metode Kjeldahl menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2891-1992 di
Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan. Penentuan kadar protein pada tofu cap
Kong Kee dilakukan dengan metode Kjeldahl yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
destruksi , destilasi , dan titrasi. Kadar Protein pada tofu rasa ayam 6.62 %, tofu rasa
telur ayam 6.52 % , tofu rasa udang 6.48 %, dan tofu rasa ikan 6.46 %.
Kata Kunci : Baristand Industri Medan , Kadar Protein, Metode Kjeldahl, Tofu,
iii
ABSTRACT
Has been conducted to determine the crude protein content from some tofu
flavors with the Kjeldahl method according to the Indonesian National Standard
(SNI) 01-2891-1992 in the Industrial Research and Standardization Hall Medan.
Determination of protein content in tofu done Kjeldahl method which includes three
phases, namely phase destruction, distillation and titration. The protein content in
chicken flavor tofu is 6.62 %, in chicken eggs flavor tofu is 6.52 %, in prawn flavor
tofu is 6.48 % , in fish flavor tofu is 6.46 %.
iv
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Berkat dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktu yang
ditentukan.
Karya Ilmiah ini berjudul “Penentuan Kadar Protein Dari Beberapa Rasa
Tofu Dengan Metode Kjeldahl Di Balai Riset Dan Standardisasi Industri Medan’’,
Dengan selesainya karya ilmiah ini, Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang
sebesarnya pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini, terutama kepada:
1. Kedua Orang tua saya, Bapak dan Mama yang sangat saya sayangi dan cintai yang
telah banyak memberikan motivasi, dukungan serta doa’nya sehingga saya dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak Suharman,M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
saran-saran yang sangat berguna bagi saya sehingga sampai selesainya karya ilmiah
ini.
3. Bapak Dr.Minto Supeno,M.S selaku Ketua Jurusan D-III Kimia FMIPA USU
Medan.
4. Bapak Dr.Kerista Sebayang M.S Selaku Dekan FMIPA USU Medan.
5. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra,S.Si,M.Si selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU Medan.
6. Seluruh Dosen dan Staff pengajar Jurusan D-III Kimia yang telah membantu
selama perkuliahan
7. Seluruh Staf dan pegawai Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan yang telah
banyak membantu dan membimbing Penulis ketika mengikuti Praktek Kerja
Lapangan(PKL).
8. Kakak yang saya kasihi Friska Gloria Panjaitan, dan Abang saya Fernando
Panjaitan yang telah banyak memberikan motivasi dan doa’nya sehingga saya dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
vi
PERNYATAAN i
PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Kedelai 4
2.2 Tofu 5
2.2.1 Cara Pembuatan Tahu Sutera (Tofu) 6
2.3 Protein 8
2.3.1 Ciri Molekul Protein 10
2.3.2 Penggolongan Protein 11
2.3.3 Struktur dan Sifat – Sifat Protein 13
2.4 Analisa Protein 15
BAB III METODE PERCOBAAN 22
3.1. Alat- Alat 22
3.2 Bahan –Bahan 22
3.3 Cara Kerja 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24
4.1 Data Analisis 24
4.2 Perhitungan 25
4.3 Pembahasan 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 29
5.1 Kesimpulan 29
5.2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 31
vii
Tabel
viii
ix
Lampiran
1 Lampiran pengujian 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Berapa kadar protein kasar pada tofu rasa ayam, tofu rasa telur ayam, tofu rasa
udang,dan tofu rasa ikan yang dianalisis dengan metode Kjeldahl menurut SNI 01-
2891-1992 ?
2. Metode yang digunakan dalam penentuan protein kasar dengan metode kjeldahl
menurut SNI 01-2891-1992
3. Lokasi analisis protein kasar adalah di Laboratorium Agrokimia dan Sumber Daya
Alam di Balai Riset Standardisasi dan Industri Medan
1.4 Tujuan
Untuk mengetahuikadar protein kasar yang terdapat pada tofu rasa ayam, rasa telur
ayam, rasa udang dan rasa ikan dengan metode Kjeldahl menurut SNI 01-2891-1992
1.5 Manfaat
1. Bagi pemerintah dan pembuat kebijakan; sebagai pedoman dan sumber informasi
kualitas tofu dengan berbagai rasa yang beredar di pasaran sehingga berdasarkan
hal tersebut dapat ditentukan kebijakan yang menunjang pangan sehat yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat.
2. Bagi akademisi; sebagai sumber informasi dan acuan terhadap penelitian yang
lebih lanjut dan berkembang.
3. Bagi masyarakat; sebagai sumber informasi terhadap kandungan protein kasar
pada tofu yang beredar di pasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kedelai
Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu hasil pertanian yang cukup
popular di Indonesia yang memiliki kandungan nutrisi yaitu air 90 % , protein 40 % ,
lemak 18 % , serat 3,5 % , gula 7 % dan sekitar 18 % zat lainnya. Kedelai adalah
bahan baku pembuatan pangan olahan yang djadikan makanan yang lezat dan bergizi
tinggi untuk dikonsumsi seperti tahu, tempe, susu, tauco dan olahan lainnya
(Winarsi, 2010).
Tanaman kedelai merupakan tanaman asli dari Mashukuo,Cina. Kemudian
menyebar ke Mansyuria, Jepang dan merambah sampai ke penjuru dunia. Tanaman
kedelai bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi sangat cocok dan tumbuh
baik hampir di seluruh wilayah Indonesia (Saidi,2006).
Klasifikasi kedelai dalam taksonomi tumbuhan adalah
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosae
Sub-famili : Papilionoidae
Spesies : Glycine max
Produk pangan berbahan baku kedelai ini dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu dalam bentuk hasil nonfermentasi dan fermentasi yang dapat dilihat pada tabel
2.1 dan 2.2
Tabel 2.1 Makanan Nonfermentasi Berbahan Baku Kedelai
Jenis makanan Nama di Tingkat Konsumen Kegunaan
Kedelai segar Mao-tou(Cina), Putkong(korea), Dimasak dalam bentuk
Endame (Jepang), Kedelai polong dan disajikan dalam
rebus (Indonesia) bentuk segar. Kulit polong
dikupas dan bijinya
dimakan.
Bubuk kedelai Tou-fen (Jepang), Kong ka au Sebagai pelapis makanan
(korea), Kinako (Jepang), berbahan baku beras.
Bubuk kedelai (Indonesia)
Kecambah kedelai Huang-tou-ya (Cina), Dimasak sebagai sayur
Kong na mool (Korea), atau bahan sayur pecel.
Daizu no moyashi (Jepang),
Kedelai kecambah (Indonesia)
Susu kedelai Tou-chang (Cina), Kong kook Diminum
2.2. Tofu
Tofu adalah bahan makanan nabati yang bertekstur lembut, karena dibuat dari
curd kacang kedelai yang diberi zat penggumpal. Adapun zat penggumpal untuk tahu
sutera (tofu) yaitu glukone delta lakton (GDL), Asam sitrat, CaCl 2 , CaSO4, MgCl2.
Tofu pertama kali digunakan dalam masakan oleh bangsa Cina sekitar tahun 200 SM,
sekarang tofu sudah kerap digunakan sebagai makanan sehat karena kandungan
gizinya yang kaya protein ,kalsium ,zat besi, vitamin B dan rendah lemak. Tofu
dikenal memiliki 2 jenis tekstur, yakni tofu padat dan tofu lembut. Tofu lembut mirip
dengan tahu sutera (Rini,2014).
Tahu sutera adalah tahu jepang yang disebut juga dengan tofu yang bertekstur
sangat lembut dan lunak .Dulu tahu ini mudah rusak sehingga harus segera diolah.
Karena dalam pembuatannya tidak dilakukan pembuangan sebagian air, adanya
kandungan air menyebabkan tahu sutera tidak tahan lama (Sarwono,2001) namun,
sekarang proses pembuatannya lebih modern sehingga produknya lebih tahan lama.
Oleh karenanya, tahu sutera sekarang disebut juga long life tofu (Rini,2014).
Tofu merupakan makanan populer yang dikonsumsi karena manfaat dan
nutrisinya bagi kesehatan yang menggantikan produk susu karena biaya relatif
rendah dan protein tinggi. Tofu banyak dijual dalam kemasan- kemasan kedap udara
atau pun kotak karton atau plastik.Tofu harus selalu disimpan dalam lemari es agar
tetap awet. Tofu yang lembut cocok dikonsumsi untuk siapa saja,dari segala usia
karena mudah dicerna ,kaya protein serta non kolesterol (Rini,2014).
Adapun kandungan gizi pada tofu dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Kandungan gizi tofu
Gizi dalam 4 ons Tofu Tofu Padat Tofu Lembut
Kalori (kal) 79 69
Protein (gr) 9,25 7,4
Karbohidrat (gr) 1,91 2,03
Lemak (gr) 4,71 4,17
Kolestrol 0 0
Sodium (mg) 14 9
Serat (gr) 1 0,2
Kalsium (mg) 227 125
Besi (mg) 1,82 1,25
Sumber :Rini,2014
Kedelai
Perendaman
Penggilingan
Pemanasan
Penyaringan
Penyaringan
Pembaluran Cetakan
Penuangan ke cetakan
Pelepasan tahu
Pemotongan
Perendaman
Pengemasan
Sari kedelai yang baru disaring dipindahkan dengan penyiduk ke baki logam
antikarat. Dari baki ini, sari kedelai dipindahkan ke baki lain yang bagian dalamnya
telah dibalur dengan larutan asam sulfat. Suhu saat sari kedelai dipindahkan sekitar
70-80o C. Apabila tahu sutera mempunyai rasa udang,daging sapi, atau telur ayam,
sari kedelai yang telah disaring dapat dicampur dengan sari perasa tersebut. Lalu, sari
kedelai didiamkan selama 10 menit.Setelah itu, tuang larutan magnesium sulfat di
permukaan tahu, lalu diamkan selama 5 menit.Setelah itu, tahu dilepaskan dari baki
dan dipotong – potong menjadi 36 potong.
2.3. Protein
Protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama dan utama.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh, protein berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein
dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari
hewan disebut protein hewani dan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur , susu , ikan , beras, kacang,
kedelai, jagung , dan buah-buahan (Poedjiadi,1994).
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yangsangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekulyang
berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada proteinyang
mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku
adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah beraksi, sedangkan
protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah
beraksi (Poedjiadidan Supriyanti, 2006). Adapun daftar bahan makanan sumber
protein dapat dilihat pada tabel 2.4
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah sebagai
berikut : karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3 %,
dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar protein dalam suatu bahan
makanan, misalnya dengan cara kjeldahl ,yaitu dengan cara destruksi dengan asam
pekat. Berat protein ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen (Poedjiadi,1994).
protein yang dapat bereaksi dengan asam dan basa,dapat mengatur keseimbangan
asam-basa dalam tubuh (Winarno,1992).
Protein dalam tubuh manusia,terutama dalam sel jaringan ,bertindak sebagai
bahan membran sel, dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan
elastin ,serta membentuk protein yang inert seperti rambut dan kuku. Di samping itu
protein dapat bekerja sebagai enzim, bertindak sebagai plasma (albumin),
membentuk antibodi, membentuk kompleks dengan molekul lain, serta dapat
bertindak sebagai bagian sel yang bergerak (protein otot). Kekurangan protein dalam
waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit (Winarno,1992).
Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh
usus dalam bentuk asam amino. Kadang-kadang beberapa asam amino yang
merupakan peptida dan molekul- molekul protein kecil dapat juga diserap melalui
dinding usus, masuk ke dalam pembuluh darah. Hal semacam inilah yang akan
menimbulkan reaksi-reaksi alergik dalam tubuh yang seringkali timbul pada orang
yang makan bahan makanan yang mengandung protein seperti susu, ikan laut, udang
,telur, dan sebagainya (Winarno,1992).
tidak larut dalam air dan tidak dapat diuraikan oleh enzim.Namun kolagen tidak
dapat diubah oleh pemanasan dalam air mendidih, oleh larutan asam atau basa encer
menjadi gelatin yang mudah larut dan dapat dicenakan.Hampir 30% dari protein
dalam tubuh adalah kolagen.Ada jenis protein yang terdapat dalam banyak hal serupa
dengan kolagen, tetapi tidak dapat diubah menjadi gelatin. Protein ini disebut elastin
(Poedjiadi,1994).
Keratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, setera alam, rambut,
kulit, kuku dan sebagainya.Struktur keratin hampir seluruhna terdiri atas rantai
polipeptida yang berbentuk alfa heliks.Apabila dipanaskan dengan air mendidih dan
diregangkan maka konformasi berubah menjadi lembaran berlipat parael, karena
ikatan hidrogen yang menunjang struktur alfa heliks dalam kondisi ini terputus.
Keratin yang berubah konformasi ini disebut β keratin.Sutera alam mempunyai
struktur lembaran berlipat anti pararel. Keratin mengandung banyak sistin dan
rambut manusia kira-kira 14% sistin (Poedjiadi,1994).
B. Protein Globular
Protein globular umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai
polipeptida yang berlipat.Pada umumnya gugus R polar terletak di sebelah dalam
molekul protein.Protein globular pada umumnya mempunyai sifat dapat larut dalam
air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular
yaitu albumin, globulin, histon dan protamin (Poedjiadi,1994).
Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat teroagulasi
oleh panas.Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan
amoniumsulfat hingga jenug. Albumin antara lain terdapat pada serum darah dan
bagian putih telur (Poedjiadi,1994) .
Globulin mempunyai sifat sukar larut dalam air murni, tetapi dapat larut
dalam larutan garam netral, misalnya larutan NaCl encer.larutan globulin dapat
diendapkan oleh penambahan garam amoniumsulfat hingga setengah jenuh. Globulin
dapat diperoleh dengan jalan mengekstraksinya dengan larutan (5-10%) NaCl,
kemudian eksteak yang diperoleh diencerkan dengan penambahan air. Seperti
albumin, globulin akan mengendap dan dapat dipisahkan. Seperti albumin, globumin
juga dapat terkoagulasi oleh panas. Globulin antara lain terdapat dalam serum darah,
pada otot dan jaringan lain (Poedjiadi,1994).
Histon adalah protein yang mempunyai sifat basa dan dapat larut dalam air.
Pada proses hidrolisis histon menghasilkan banyak arginin dan lisin. Histon juga
dapat diperoleh dari jaringan kelenjar pancreas. Protamin adalah suatu protein yang
bersifat basa seperti histon, tidak mengandung tirosin dan triptifan, tetapi
mengandung antara 25-30%. Protamin berikatan dengan asam nukleat dan terdapat
dalam sel sperma ikan (Poedjiadi,1994).
C. Protein Gabungan
Yang di maksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan
dengan senyawa yang bukan protein.Gugus bukan protein ini disebut gugus protetik.
Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein,
lipoprotein dan nucleoprotein (Poedjiadi 2009).
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar
lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa
polisakarida kompleks yang mengandung N-asetilheksosamina bergabung dengan
asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat antar
lain dalam bagian putih telur, dalam serum darah dan urine wanita yang sedang
hamil. Protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat
yang biasanya dapat mengendap protein, misalnya triklor asam asetat atau asam
pikrat (Poedjiadi,1994).
Glikoprotein juga terdiri atas protein dan karbohidrat ,tetapi dengan kadar
heksosamina kurang dari 4%. Lipoprotein adalah gabungan antara protein yang larut
dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan
jaringan syaraf. Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein
antara lain lesitin dan kolestrol (Poedjiadi,1994).
Nukleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam
nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel (Poedjiadi,1994).
1. Primer
Protein ini (atau polipeptida besar) terdiri atas 2 rantai polipeptida
yangberikatan secara kovalen dengan ikatan disulfide.
2. Sekunder
Struktur sekunder, hubungan ruang asam amino yang berdekatan pada
struktur primer.
3. Tersier
Susunan keseluruhan dan ubungan berbagai bagian atau domain dan residu
asam amino individual dari rantai polipeptida dinamakan struktr tersier protein.
4. Kuarter
Protein dikatakan mempunyai struktur kuarter jika protein terdiri dari 2 rantai
polipeptida atau lebih disatukan oleh gaya yang bukan ikatan kovalen. Protein
oligodinamik yang sering ditemukan mengandung 2 atau 4 protomer dan masing –
masing dinamakan dimer atau tetramer (Martin W. 1985).
Sifat fisikokimia protein berbeda satu sama lain, tergantung pada
komposisidan jenis asam amino penyusunnya. Sebagian besar protein bila dilarutkan
dalamair akan membentuk dispersi koloidal dan tidak dapat berdifusi bila
dilewatkanmelalui membran semipermeabel. Beberapa protein mudah larut dalam
air, tetapiada pula yang sukar larut.Namun, semua protein tidak dapat larut dalam
pelarutorganik, seperti eter, klorofom, atau benzena (Yazid dan Nursanti, 2006).
Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik danzat
kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk.Perubahan ataumodifikasi pada
struktur molekul protein disebut denaturasi.Hal-hal yang dapatmenyebabkan
terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik, danadanya bahan
kimia seperti urea, alkohol, atau sabun. Proses denaturasi terkadang berlangsung
formol ini hanya tepat untuk menentukan suatu proses terjadinya pemecahan protein
dan kurang tepat untuk penentuan protein.
6. Metode Kjeldahl
Metode kjeldahl merupakan metode sederhana untuk penetapan Nitrogen
total pada asam amino ,protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Metode
Kjeldahl cocok untuk menetapkan kadar protein yang tidak larut atau protein yang
mengalami koagulasi akibat proses pemanasan maupun proses pengolahan lain yang
biasa dilakukan pada makanan. Metode ini digunakan untuk menganalisa kadar
protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung karena senyawa yang
dianalisisnya dalah kadar nitrogennya. Engan mengalihkan hasil analisis tersebut
dengan faktor konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan uji tersebut.
Penentuan kadar protein dengan metode ini memiliki kelemahan karena adanya
senyawa lain yang bukan protein yang mengandung N akan terdeteksi sehingga
kadar protein yang diperoleh langsung dengan metode kjeldahl ini disebut dengan
kadar protein kasar (Crude Protein ).
Menurut ( Yazid dan Nursanti, 2006), metode Kjeldahl dilakukan dengan
beberapa tahapan kerja yaitu :
A. Tahap Destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat
sehingga terjadi destruksi menjadi unsure-unsur, dimana seluruh nitrogen(N) organic
diubah menjadi N anorganik, yaitu ekemen karbon (C) teroksidasi menjadi karbon
dioksida (CO2) dan hidrogen (H) teroksidasi menjadi air (H2O) sedangkan elemen
nitrogennya akan berubah menjadi ammonium sulfat [(NH4)2SO4]. Asam
diperhitungkan untuk dapat mengurangi bahan protein,lemak, dan karbohidrat di
dalam sampel.
Untuk mempercepat destruksi, maka ditambahkan katalisator.Gunning
menganjurkan menggunakan kalium sulfat (K2SO4) dan tembaga (II) sulfat (CuSO4).
Dengan penambahan katalisator ini, maka titik didih asam sulfat akan ditinggikan
sehingga proses destruksi akan berjalan dengan cepat. Tiap satu gram kalium sulfat
akan mampu meningkatkan titik didih asam sulfat 30◦C. Suhu destruksi berkisar
antara 3700-4100◦C. Proses destruksi diakhiri jika larutan telah menjadi warna hijau
jernih. Adapun tahap destruksi dapat dilihat pada gambar 2.3
B. Tahap Destilasi
Pada tahap ini ammonium sulfat [(NH4)2SO4] yang terbentuk pada setiap
tahap destruksi dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai
alkalis dan dipanaskan. Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh
larutan baku asam. Larutan baku asam yang dipakai adalah asam sulfat. Agar kontak
antara asam dan ammonia berjalan sempurna, maka ujung selang pengalir destilat
harus tercelup ke dalam larutan asam. Destilasi diakhiri bila semua ammonia
terdestilasi sempurna yang ditandai dengan destilasi tidak bereaksi basa. Adapun
tahap dari sebelum dan sesudah destilasi dapat dilihat pada gambar 2.4 dan 2.5.
C. Tahap Titrasi
Penampung destilat yang digunakan adalah asam sulfat berlebih, maka sisa
asam sulfat yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH 0,1 N
menggunakan indicator Mengsel. Titik akhir titrasi dapat ditandai dengan perubahan
warna dari warna ungu menjadi hijau. Dapat dilihat pada gambar 2.6.
Keterangan :
Besarnya faktor perkalian untuk beberapa bahan disajikan dalam tabel 2.5
berikut:
Tabel 2.5 Faktor Perkalian Untuk Beberapa Bahan Makanan
Komoditi Faktor Konversi Untuk Faktor Koreksi Dari
Protein Dalam Table Harga Protein Menjadi
Komposisi Bahan “Protein Kasar”
Beras (semua jenis) 5,95 1,05
Gandum biji 5,83 1,07
Tepung 5,70 1,10
Produk 5,70 1,10
Kacang tanah 5,46 1,14
Kacang kedelai 5,71 1,09
Kelapa 5,30 1,18
Susu(semua jenis) 6,38 0,98
/keju
Makanan lain 6,25 1,0
(umum)
Sumber : FAO (1970)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat-Alat
Nama Alat Ukuran Merk
Gelas ukur 10 ml ; 25ml Pyex
Neraca analitik
Pipet tetes
Labu ukur 100 ml Pyex
Pipet volume 5 ml ; 10 ml ; 25 ml Pyrex
Labu destilasi
Alat penyulingan
Erlenmeyer 250 ml Pyrex
Pemanas listrik
Corong kaca Pyrex
Buret 10 ml Pyrex
Statif dan klem
Spatula
Labu kjeldahl 100 ml Pyrex
3.2. Bahan-Bahan
- Campuran Selen
Campuran 2,5g serbuk SeO2,100 g K2SO4 dan 30 g CuSO4.5H2O
- Indikator Campuran
Siapkan larutan Bromocresol Green 0,1% dan larutan merah metal 0,1% dalam
alkohol 95% secara terpisah. Campur 10 ml Bromocresol Green dengan 2 ml metil
merah.
- Larutan Asam Borat , H3BO3 2%
Larutkan 10 g H3BO3 500 ml air suling.Setelah dingin pindahkan ke dalam botol
bertutup gelas. Campur 500 ml asam borat dengan 5 ml indikator
- Larutan Asam Klorida HCl 0,01 N
- Larutan Natrium Hidroksida NaOH 30%
Larutkan 150 g Natrium Hidroksida ke dalam 350 ml air, simpan dalam botol
tertutup karet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.Perhitungan
(v1-v2) N 0.014 fk fp
Kadar Protein = ×100%
w
Keterangan :
W = bobot cuplikan
V1 = volume HCl 0,01 N yang dipergunakan penitran contoh
V2 = volume HCl yang dipergunakan penitran blanko
N = Normalitas HCl
Fk =protein dari :
- Makanan secara umum 6,25
- Susu dan hasil olahannya 6,38
- Minyak kacang 5,46
Fp = faktor pengenceran
X = rata-rata karbohidrat
= 6.62 %
= 6.61 %
6.62+6.61
Rata- rata = = 6.62%
2
= 6.51 %
= 6.53 %
6.51+6.53
Rata- rata = = 6.52%
2
= 6.49 %
= 6.47 %
6.49+6.47
Rata- rata = = 6.48 %
2
= 6.45 %
6.45+6.47
Rata- rata = = 6.46 %
2
4.3.Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kadar protein yang diperoleh dari
tofu rasa ayam yaitu 6,62 % , tofu rasa telur ayam 6,52 % , tofu rasa udang 6,48% ,
tofu rasa ikan 6,46 %. Dimana Tofu atau tahu sutera yang merupakan tahu lunak
dibuat dari bahan baku sari kedelai yang telah direndam dan ditambahakan dengan
bahan tambahan lainnya seperti bahan penggumpal dan susu kedelai yang memiliki
kadar air sekitar 87-90%.
Menurut Poedjiadi (1994) berdasarkan tabel 2.4 bahan makanan sumber
protein dimana:
Nama bahan Udang Ikan Daging ayam Telur ayam
makanan
Kadar 21.0 20.0 18.2 12.8
protein(%)
Dimana dari hasil analisis diperoleh bahwa kadar protein kasar pada tofu
rasa ayam lebih tinggi dari tofu rasa udang, ikan dan telur ayam hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Denaturasi
Denaturasi adalah perubahan struktur sekunder,tersier dan quartener dari
protein. Denaturasi protein dapat disebabkan oleh berbagai cara yaitu oleh panas /
suhu tinggi, pH, bahan kimia, mekanik, dan sebagainya yang dapat menyebabkan
menurunnya kandungan protein dalam bahan pangan (Winarno,2004)
2. Kadar air
Kadar air yang mengalami penurunan akan mengakibatkan kadar protein
mengalami peningkatan , semakin kering suatu bahan pangan makan semakin tinggi
kadar proteinnya begitu dengan sebaliknya (Winarno,2004).
Dengan demikian pemanasan yang berlebihan serta perlakuan lain dapat
merusak protein apabila dipandang dari sudut gizinya. Dan dengan bahan tambahan
yang digunakan dalam pembuatan tofu seperti penambahan rasa ayam, udang, ikan
dan telur ayam dapat mempengaruhi kadar protein , dimana ekstrak yang dipakai
baik dalam jumlah banyak maupun sedikit dari bahan makanan dapat menghasilkan
kadar protein yang lebih tinggi sehingga kadar protein kasar pada tofu cap kong kee
tofu rasa ayam lebih tinggi.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kadar protein pada tofu adalah 6
%, kadar ini masih jauh di bawah Standar Nasional Indonesia (SNI) , yang
menyatakan bahwa kadar protein pada SNI 9 % , kandungan protein yang masih
belum memenuhi standart SNI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kemunkinan terjadinya denaturasi pada saat pembuatan tofu oleh karena itu tidaklah
cukup hanya mengkonsumsi tofu saja, tetapi harus didampingi dengan makanan yang
bernutrisi lainnya, seperti daging; telur; ikan; susu dan kacang-kacangan, sehingga
kebutuhan manusia pengonsumsinya dapat terpenuhi.
Diketahui pula bahwa metode Kjeldahl ini merupakan salah satu metode yang
cukup baik untuk mengetahui kadar protein kasar. Keuntungan menggunakan metode
Kjeldahl ini adalah dapat diaplikasikan untuk semua jenis bahan pangan, tidak
memerlukan biaya yang mahal untuk pengerjaannya, dan merupakan metode umum
untuk menentukan kandungan protein kasar, sedangkan kelemahan menggunakan
metode Kjeldahl ini adalah jumlah total nitrogen yang terdapat didalamnya bukan
hanya nitrogen dari protein , waktu yang diperlukan relatif lebih lama, presisi yang
lemah, pereaksi yang digunakan korosif (Soedarmadji,1989).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Kadar protein kasar yang terdapat pada Tofu cap Kong Kee yang dianalisis
dengan menggunakan metode Kjeldahl menurut SNI 01-2891-1992 adalah tofu
rasa ayam 6.62 % , tofu rasa telur ayam 6.52 % , tofu rasa udang 6.48 % , tofu
rasa ikan 6.46 % .
5.2.Saran
1. Sebaiknya dalam analisis kadar protein pada Tofu bagi peneliti selanjutnya
dilakukan dengan metode kuantitatif lain untuk membandingkan hasil analisis
yang menggunakan metode Kjeldahl.
2. Sebaiknya dalam analisis kadar protein pada Tofu perlu diperhatikan
penambahan pelarut organik yang sesuai dan tekanan suhu agar tidak terjadi
denaturasi protein.
3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan analisa protein
kasar pada tofu menggunakan rasa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA