SKRIPSI
Oleh:
RIZKI HIDAYAT
1701012026
SKRIPSI
Oleh:
RIZKI HIDAYAT
1701012026
Biodata
Nama : Rizki Hidayat
Tempat/Tanggal Lahir : Idi, 10 Juli 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama ` : Islam
Anak ke : 3 (tiga)
Alamat : Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh
Riwayat Pendidikan
Tahun 2001-2007 : SDN 7 Idi Rayeuk
Tahun 2007-2010 : SMPN 1 Idi Rayeuk
Tahun 2010-2013 : SMAN 1 Idi Rayeuk
cTahun 2013-2016 : Akademi Farmasi Dan Makanan Banda Aceh
Tahun 2017-2019 : S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia
ABSTRAK
RIZKI HIDAYAT
1701012026
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penetapan Kadar Natrium Siklamat Pada Minuman Jajanan Yang Di Jual
Di Sekolah Dasar Jalan Sunggal No 223 Medan Secara Spektrofotometri
UV”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Selama penulisan skripsi, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Hj. Dr. dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Penasehat Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., Apt. selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
5. Adek Chan, S.Si.,M.Si.,Apt. selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi Institut
Kesehatan Helvetia Medan dan selaku dosen Pembimbing I yang telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
6. Evi EkaYanti Ginting, S.Farm, M.Si., Apt. selaku dosen Pembimbing II yang
telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dwi Setio Purnomo, S,Si., MSc., Apt. selaku dosen penguji III yang telah
membarikan bimbingan dan saran kepada penulis.
8. Staf dosen Farmasi yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
9. Terkhusus kepada ayahanda Nizamuddin dan ibunda Nurul Afla yang selalu
memberikan dukungan, arahan, dukungan moril dan juga materil, selalu
mendoakan, menyayangi, mengasihi, serta memberikan motivasi kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman dekat saya Riki, Rasta, Citra, dan Riski yang selalu
mendukung, memberikan motivasi kepada penulis, dan ikut serta membantu
dalam penulisan skripsi ini.
iii
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas bantuan
dan dukungan yang diberikan kepada penulis, baik secara langsung maupun
tidak langsung, selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
RIZKI HIDAYAT
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACK.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
v
3.4.1. Alat-alat Yang Digunakan .............................................. 21
3.4.2. Bahan Yang Digunakan .................................................. 21
3.5. Prosedur Penelitian ..................................................................... 21
3.5.1 Analisis Kualitatif Kadar Natrium Siklamat ................... 21
3.5.2. Analisa Kuantitatif Kadar Siklamat Metode Spektrofotometri
UV ..................................................................................... 22
3.5.3 Penentuan Panjang Gelombang (λ Maks) Baku Siklamat
........................................................................................... 24
3.5.4. Penetapan Kadar Siklamat Dengan Spektrofotometri .... 24
3.5.5. Perhitungan Kadar Natrium Siklamat............................. 24
3.5.6. Validasi Metode.............................................................. 25
3.5.6.1. Uji Liniearitas .................................................. 25
3.5.6.2. Uji Presisi ........................................................ 25
3.5.6.3.Penentuan Batas Deteksi (LOD) Dan Batas
Kuantitatif (LOQ) .................................................... 25
LAMPIRAN ................................................................................................ 38
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kualitatif Natrium Siklamat Metode Pengendapan .. 26
Tabel 4.2 Data Absorbansi Dari Kurva Serapan Maksimum Siklamat ........... 27
Tabel 4.3 Data Serapan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Siklamat ................... 28
Tabel 4.4 Hasil Analisis Natrium Siklamat Pada Sampel A ............................ 30
Tabel 4.5 Hasil Analisis Natrium Siklamat Pada Sampel B ............................ 30
Tabel 4.6 Hasil Analisis Natrium Siklamat Pada Sampel C ............................ 31
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 5
Gambar 4.1 Panjang Gelombang Maksimum Siklamat ................................... 27
Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Larutan Siklamat................................................ 28
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Bagan Alir..................................................................................... 38
Lampiran 2 perhitungan Konsentrasi Larutan Baku ........................................ 44
Lampiran 3 Gambar-Gambar Penelitian .......................................................... 46
Lampiran 4 Data Hasil Spetrofotometri UV .................................................... 50
Lampiran 5 Perhitungan Persamaan Regresi ................................................... 52
Lampiran 6 Perhitungan Kadar Natrium Siklamat Pada Sampel A ................. 54
Lampiran 7 Analisa Data Statistik Menghitung Kadar Siklamat Sampel A .... 55
Lampiran 8 Perhitungan Nilai Relative Standar Deviation (RSD) Sampel A . 58
Lampiran 9 Perhitungan Kadar Natrium Siklamat Pada Sampel B ................. 59
Lampiran 10 Analisa data Statistik Menghitung Kadar Siklamat Sampel B ... 60
Lampiran 11 Perhitungan Nilai Relative Standar Deviation (RSD) Sampel B 63
Lampiran 12 Perhitungan Kadar Natrium Siklamat Pada Sampel C ............... 64
Lampiran 13 Analisa Data Statistik Menghitung Kadar Siklamat Sampel C .. 65
Lampiran 14 Perhitungan Nilai Relative Standar Deviation (RSD) Sampel C 67
Lampiran 15 Penentuan Batas Deteksi Dan Batas Kuantitatif (LOD & LOQ) 68
Lampiran 16 Tabel Daftar Nilai Distribusi T ................................................... 69
Lampiran 17 Pengajuan Judul Skripsi.............................................................. 70
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 1 .............................. 71
Lampiran 19 Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 2 .............................. 72
Lampiran 20 Lembar Revisi Untuk Penelitian................................................. 73
Lampiran 21 Surat Hasil Penelitian ................................................................. 74
Lampiran 22 Surat Selesai Penelitian .............................................................. 75
Lampiran 23 Lembar Konsultasi Skripsi Pembingbing 1 ................................ 76
Lampiran 24 Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ............................................. 77
Lampiran 25 Lembar Revisi Untuk Jilid Lux .................................................. 78
Lampiran 26 Sertifikat Bahan Baku Natrium Siklamat ................................... 79
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan
alami dan pemanis sintetis. Pemanis alami yang dikenal sebagai gula alami atau
sukrosa berasal dari tanaman. Tanaman pengahasil pemanis yang utama adalah
menuju remaja, anak-anak belum dapat membedakan makanan yang sehat dan
tidak sehat. Khususnya anak SD yang tertarik akan jajanan yang mempunyai rasa
manis dan warna yang menarik (2). Oleh sebab itu, asupan zat gizi yang cukup
dan makanan yang aman dikonsumsi sangat penting bagi kesehatan dan
kontribusi kecukupan energi dan zat gizi yang berujung pada status gizi anak.
Perilaku jajan pada anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena anak
BPOM tahun 2011 diketahui penggunaan BTP di indonesia pada makanan jajanan
anak adalah 2%, kemudin meningkat menjadi 9%, sedangkan zat yang paling
sering ditemukan adalah siklamat dan sakarin, sedangkan bahan kimia berbahaya
1
2
makanan dan minuman yang dijual di sekitar lingkungan sekolah dasar dari mulai
sekolah. Hal ini dimanfaatkan oleh pedagang jajanan pangan menjual berbagai
jajanan pangan yang menarik bagi siswa. Namun, banyak produsen jajanan
pangan yang tidak memperhatikan keamanan produk yang dijualnya. Hal ini
terlihat dari data BPOM tahun 2007 yang menunjukkan bahwa pangan jajanan
anak sekolah (PJAS) dari 478 sampel sekolah dasar (SD) di 26 provinsi terdeteksi
menambahkan bahan tambahan pada makanan atau minuman (BTP) pada jajanan
yang dijual. salah satu bahan tambahan buatan yang sering dijumpai pada
dengan nama sarimanis, pemakaian pemanis buatan banyak dipakai karena dapat
pertama kali pada tahun 1950 (5).Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
Balai Besar POM di Medan terhadap 840 sampel Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS) yang diambil dari 86 sekolah dasar pada 13 kabupaten di Sumatera Utara
dalam periode 2010-2012 menunjukkan 10%, 2,66% dan 4,41% tidak memenuhi
sirup yang diteliti dikawasan sekolah dasar kelurahan wua-wua ditemukan sampel
Komsumsi jajanan yang mengandung siklamat terhadap anak usia dini dapat
oleh karena itu ADI (Acceptable Daily Intake) mengatakan siklamat ditentukan
dan juga orang yang sedang menjalani diet rendah kalori dengan kadar maksimum
tetapi menurut Permenkes 1999 siklamat tidak diperbolehkan ada untuk produk
Minuman Jajanan Yang Dijual Disekolah Dasar jalan Sunggal No 223 Medan
ini adalah:
sekolah dasar jalan Sunggal No 223 Medan sesuai dengan yang ditetapkan
1.3 Hipotesis
dasar jalan Sunggal No 223 Medan tidak sesuai dengan BPOM RI tahun
2014.
dasar jalan Sunggal No 223 Medan telah melebihi yang ditetapkan BPOM
RI tahun 2014.
jajanan yang dijual di sekolah dasar jalan Sunggal No 223 Medan masih
aman dikonsumsi.
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Dan juga
mengandung siklamat
Minuman jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa
inggris disebut street food, menurut FAO dapat didefinisikan sebagai makanan
atau minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
dijajakan, jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di
Minuman jajanan sangat disukai bukan hanya karena harganya yang murah
tetapi juga karena rasanya yang enak dan segar, sehingga banyak mengomsumsi
6
7
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan
pengental (14).
perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak
kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang, yaitu
pangan yang aman untuk dikomsumsi, lebih bermutu, bergizi, dan lebih mampu
bersaing dalam pasar global. Kebijakan keamanan pangan (food safety) dan
pembangun gizi nasional (food nutrient) merupakan bagian integral dari kebijakan
atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan
umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar,
tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat
pangan yang dapat menyebabkan terutama rasa manis pada produk pangan yang
tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori. Zat pemanis buatan
merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu
penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan
dalam makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Pemanis berfungsi
memperbaiki sifat- sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh.
Rasa manis dapat dirasakan pada ujung sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan
9
oleh berbagai senyawa organik termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula
(14).
pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami biasanya berasal dari
tanaman. Tanaman penghasil pemanis utama yaitu tebu dan bit. Pemanis sintetis
adalah bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi
tidak memiliki nilai gizi. Beberapa pemanis sintetis yang telah dikenal dan banyak
menimbulkan rasa manis pada makanan dan minuman yang berasal dari bahan
alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti: kelapa, tebu dan aren.
Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-buahan dan madu.
Zat pemanis alami berfungsi sebagai sumber energi. Contoh pemanis alami
sebagai berikut: 1) Berasal dari tanaman yaitu: gula tebu (sukrosa) yang diekstrak
dari tebu (Saccharum officinarum L.) dan gula bit (sukrosa) yang diekstrak dari
Bit (Beta vulgaris). 2) Berasal dari penguraian (hidrolisis) karbohidrat, antara lain:
glisina (5).
dan minuman untuk menimbulkan rasa manis yang diperoleh secara sintentis,
yang berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat ini
sedangkan kalori yang dihasilkan rendah dari pada gula. Pemanis ini tidak dapat
10
dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi.
Pemanis ini memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis
alami (16).
sukrosa. Pemanis sintetis (buatan) itu sendiri merupakan bahan tambahan pangan
yang dapat memberikan rasa manis dalam makanan maupun minuman, tetapi
digunakan campuran siklamat dan sakarin pada pangan dan minuman bagi
penderita diabetes.
masukan kalori.
menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat
tidak menggumpal.
manis yang lebih tinggi dari pada gula, pemakaian dalam jumlah sedikit
2.4 Siklamat
biasa disebut biang gula. Siklamat mempunyai tingkat kemanisan 30-80 kali
darigula murni. Siklamat sangat disukai karena rasanya yang murni tanpa cita
siklamat. Setelah rokok dihisapnya kembali, ada sesuatu yang terasa sangat manis
pada bibirnya hal ini ternyata disebabkan oleh derivat (turunan) dari cyclohexyl
sulfamic acid yang terasa sangat manis dan lezat. Dari kejadian tersebut lahirlah
kanker. (20). Menurut Standar Nasional, batas maksimum siklamat yaitu 0-11
mg/Kg berat badan. Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan
rasanya enak (tanpa rasa pahit) tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan.
Hasil penelitian pada tikus yang diberikan siklamat dan sakarin dapat
urin dapat merangsang tumor dan mampu menyebabkan atropi yaitu pengecilan
13
mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain itu, akan menyebabkan tumor paru,
yaitu terjadinya pengecilan testis dan kerusakan kromosom. Hasil penilitian lain
lain seperti migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
serta kebotakan. Siklamat yang dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan akan
harganya relatif murah. Siklamat biasanya dipakai dalam produk pangan berkalori
rendah untuk penderita diabetes, penderita kegemukan, atau penyakit lain agar
kalori dari makanan yang dikonsumsi dapat terkontrol dengan baik, dan natrium
siklamat bukan untuk konsumsi umum apalagi anak sekolah dasar (19).
jajanan anak sekolah seperti Minuman ringan. Minuman ringan adalah minuman
bentuk bubur atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan
14
lainnya, baik alami maupun sintetis yang dikemas dalam kemasan siap saji. Bahan
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (24). Sinar ultraviolet (UV)
untuk mengukur besarnya energi yang diabsorbsi atau diteruskan. Sinar radiasi
monokromatik akan melewati larutan yang mengandung zat yang dapat menyerap
Lambert-Beer (25).
c. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang
A= .b. c
Keterangan :
A = absorben
= absorpsivitas molar
c = konsentrasi
maksimal yaitu:
Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi
b. Monokromator
susunan: celah (slit) masuk – filter – prisma – kisi (grating) – celah (slit) keluar.
Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Kuvet dari leburan
silika (kuarsa) dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah
pengukuran 190 – 1100 nm, dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah
d. Detektor
dankemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
e. Visual Display/Recorder
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel
yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat
cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang
menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh
sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung
dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara
kuantitatif (27).
sampai 0,8 atau 15% sampai 70%, jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini
menggunakan persamaan garis regresi yang didasarkan pada harga serapan dan
Keterangan:
X = Konsentrasi siklamat
Fp = Faktor Pengenceran
Bs = Berat Sampel.
kualitatif sangat terbatas, karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya
atau data pendukung yaitu dengan cara membandingkan kemiripan spektrum UV-
detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul
adalah absorban (A) yang batas konsentrasinya rendah nilainya sebanding dengan
19
nilai absorpsitivitasnya besar dapat diukur pada konsentrasi yang lebih rendah.
dengan spektrofotometri sinar tampak, apabila ada reaksi kimia yang dapat
mengubah nya menjadi kromofor atau dapat disambungkan dengan suatu pereaksi
kromofor (30).
BAB III
METODE PENELITIAN
UV.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah minuman jajanan sirup yang sudah
diolah yang ada disekolah dasar jalan Sunggal no 223 Medan. Setiap penjual
memiliki 3 jenis minuman sirup dengan rasa yang berbeda. Adapun banyaknya
minuman jajanan sirup yang berjual disekolah dasar jalan Sunggal no 223 Medan
berjumlah 3 orang.
3.3.2 Sampel
jajanan sirup yang sudah diolah. pengambilan sampel ini dilakukan secara
20
21
berdasarkan banyaknya siswa yang minat dan relatif tersedia sepanjang waktu.
Beaker gelas 250 mL, corong pisah, erlenmayer 250 mL, labu tentukur (100
ml, 50 ml, 25 ml, 10 ml) (Pyrex), pipet volume (1 ml, 5 ml) (Pyrex),ball pipet
gelas ukur, tabung reaksi 10 mL (Iwaki), kertas saring, kertas perkamen, rak
tabung, corong kaca, penangas air, botol reagen, hot plate, timbangan analitik
10%, BaCl2 10%, NaNO2 10%, H2SO4 30%, Asam sulfat Pekat 96%, Etil Asetat
10% kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu larutan dipanaskan diatas
penangas air apabila timbul endapan putih, maka kandungan Natrium siklamat
1. Larutan Uji
ditambahkan lagi larutan natrium hipoklorit lebih kurang 5 mL. Lapisan air
2. Larutan Baku
standarsiklamat 1000 ppm dengan variasi volume yaitu 3, 3,5, 4, 4,5 dan 5 mL
23
sehingga konsentrasi siklamat yaitu 60, 70, 80, 90 dan 100 ppm dan diencerkan
dengan aquades sampai tanda batas. dan diperlakukan sama seperti larutan uji,
hipoklorit lebih kurang dari 5 mL. Lapisan air dibuang, lapisan sikloheksan
c. Larutan Blanko
asetat, dikocok selama 2 menit. Dipisahkan lapisan etil esetat dan ambil 40 mL,
Keterangan:
X = Konsentrasi Siklamat
Fp = Faktor Pengenceran
Bs = Berat Sampel(20).
25
nilai r dari pengukuran absorbansi kurva standar. korelasi dinyatakan sangat kuat
jika nilai r yang diperoleh diatas 0,9 tetapi kurang dari 1,0 sesuai dengan kriteria
(20).
Kadar yang didapat dari sampel dengan pengujian sebanyak 7 kali dihitug
Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih
dapat dideteksi. Batas deteksi dapat diperoleh dari kalibrasi standar yang diukur
sebanyak 6 sampai 10 kali. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Batas Kuantitatif adalah kuantitatif terkecil analit dalam sampel yang masih
dapat diukur dalam kondisi percobaan yang sama dan masih memenuhi kriteria
(20).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini metode yang digunakan pada analisis kualitatif yaitu
menunjukkan ada atau tidaknya senyawa pemanis buatan yaitu natrium siklamat
pada sampel. Hasil analisis kualitatif natrium siklamat pada penelitian ini dapat
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 3 sampel yang
diuji semua sampel positif adanya natrium siklamat yang ditandai dengan
absorbansi dari suatu larutan uji. Larutan baku natrium siklamat digunakan untuk
26
27
0.75 314,00
Abs
0.5
0.25
0
200 250 300 350 400
Wavelenght (nm)
314,00 0,688
240,00 3,323
232,00 3,497
yaitu 314 nm dengan memberikan serapan atau absorbansi yaitu 0,688 dan masih
dalam kisaran daerah serapan optimum dari natrium siklamat yaitu 200-400 nm
analisis. Hal ini berarti bahwa panjang gelombang ini dapat diterima untuk
ppm, 90 ppm dan 100 ppm, kemudian diukur serapannya pada panjang
gelombang 314 nm. Hasil kurva kalibrasi dapat dilihat pada gambar 4.2 dan tabel
4.3.
1.2
y = 0,0104x - 0,0632
1 r = 0,9954
0.8
Abs
0.6
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100 120
cons (µg/ml)
1. 60 0,557
2. 70 0,672
3. 80 0,766
4. 90 0,844
5. 100 0,989
29
0,9954. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif
absorbansi juga akan meningkat. Hal ini berarti terdapat 99,99 % data yang
Dari 3 sampel yang positif pada analisis kualitatif kemudian sampel tersebut
analisis kuantitatif natrium siklamat pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
Dari beberapa tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil penelitian dari 3 sampel
semuanya positif mengandung siklamat. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis
dari 6 penggulangan tersebut tidak terdapat hasil atau serapannya yang negatif.
siklamat dalam sampel A yaitu 25,8328 mg/kg, sampel B yaitu 15,0330 mg/kg
4.1.5.1 Presisi
siklamat pada minuman jajanan diperoleh nilai simpangan baku relatif (RSD).
Nilai simpangan baku relatif untuk kadar Part per million (ppm) adalah tidak
lebih dari 16% dan simpangan baku relatif untuk kadar part pet billion (ppb) tidak
lebih dari 32% (33). Hasil RSD natrium siklama sampel A adalah 2,3488%,
Sampel B adalah 4,2462% dan sampel C adalah 0,8463%. Dari hasil yang
32
Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitatif (LOQ) juga dilakukan setelah
garis regresi. Nilai LOD yang diperoleh adalah 5,2703 μg/ml dan nilai LOQ yang
diperoleh adalah 17,5676 μg/ml, dimana konsentrasi sampel yang diukur berada
4.2 Pembahasan
klorida. Asam sulfat yang terbentuk bereaksi dengan barium klorida membentuk
endapan barium sulfat yang tersuspensi dalam campuran. Penambahan HCl 10%
berfungsi untuk mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam keadaan asam agar
reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah bereaksi. Penambahan BaCl2 10%
adanya ion karbonat. Dan penambahan NaNO2 10% berfungsi untuk memutuskan
ikatan sulfat dalam siklamat. Ketika ikatan sulfat telah diputus maka ion akan
bereaksi dengan ion sulfat dan menghasilkan endapan barium sulfat (BaSO4)(34).
Pada uji kuantitatif, pembuatan larutan uji fungsi penambahan 2,5 mL asam
menurut peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia
Nomor 4 tahun 2014 adalah 250 mg/kg (36). Adanya peraturan bahwa
dengan gula alami, hal tersebut menyebabkan produsen pangan dan minuman
lain seperti migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
serta kebotakan. Siklamat yang dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan akan
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minuman
jajanan yang dijual di sekolah dasar jalan Sunggal No 223 Medan terdapat
yaitu 25,8328 mg/kg, sampel B yaitu 15,0330 mg/kg dan sampel C yaitu
26,6781 mg/kg.
2. Dari ketiga sampel yang dianalisis kadar natrium siklamat dalam minuman
jajanan anak sekolah yang dijual disekolah dasar No 223 Medan sesuai dengan
5.2 Saran
yang sering digunakan dalam makanan dan minuman dan dengan metode yang
lainnya
2. Bagi masyarakat perlu adanya pengetahuan dan informasi yang cukup tentang
34
DAFTAR PUSTAKA
35
36
Prakt. 2015;I(1):1–6.
16. Lailatul Ukhdiyah S, Baay M. M, Hasanuddin R, Kader A. Identifikasi
Siklamat Pada Jajanan Pasar Di Pasar Hygienis Kelurahan Gamalama Di
Kota Ternate Tahun 2017. Kesehat poltekes ternate. 2018;11(1):160–4.
17. Drs I Wayan SMS. Spektroskopi. Univ Udayana. 2015;
18. Nurul Ratna G. Identifikasi Kandungan Sakarin, Siklamat, Rodhamine B
Dan Methanyl Yellow Pada produkl Minuman Olahan Thai Tea Di
Kecamatan Sukasari bulan Agustus-Tahun 2018. 2018.
19. Retno P, Astuti R, Salawati T. Penggunaan Natrium Siklamat Pada Es Lilin
Berdasarkan Pengetahuan Dan Sikap Produsen Dikelurahan SrondolWetan
Dan Pedalangan kota Semarang. Pangan Dan Gizi. 2010;01(02):19–26.
20. Putri Nidita R, Sudewi S, Rotinsulu H. Analisis Natrium Siklamat pada
Produk Olahan Kelapa di Swalayan Kota Manado Menggunakan Metode
Spektrofotometri Ultra Violet. Pharmacon Ilm Farm ISSN 2302-2493.
2017;6(4).
21. Nurlailah, Alma NA, Oktiyani N. Analisis Kadar Siklamat pada Es Krim di
Kota Banjarbaru. Med Lab Technol J. 2017;3(1):77–81.
22. Varinzky Wizaya Putri N. Analisa Kadar Siklamat pada Minuman Ringan
Kemasan Serbuk dan Pola Konsumsi Pada Anak SD di Kecamatan Medan
Selayang Tahun 2017. Univ Sumatra Utara. 2018;
23. Pridayanti Y. Pengaruh Minuman Ringan Kemasan Gelas Terhadap Kadar
Glukosa Darah Mencit (Mus Musculus). Univ Muhammadiyah Surakarta.
2013;
24. Dwi W, Syamsudin. Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat
Aktif Ketoprofen. Konversi ISSN 2252-7311. 2013;2(2):57–65.
25. Tri J. Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Basa Schiff Dari Salisilaldehida
Dan Etilendiamina Sebagai Sensitizer Dengan Variasi Elektrolit Gel Dalam
Kinerja Dye Sensitized Solar Cells (DSSC). J Chem Inf Model.
2019;53(9):1689–99.
26. Delfi Oktavia A. Pengaruh Laju Injeksi Doping Sulfur Terhadap Aktivitas
Fotokatalis Nanotitania Menggunakan Metode Sol Gel. Universitas
Lampung. 2019.
27. Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.
Pillar of Physics,. 2013;2:76–83.
28. Setiyowati. Validasi Dan Pengembangan Penetapan Kadar Tablet Besi ((Ii )
Sulfat Dengan Spektrofotometri Visibel Dan Serimetri Sebagai
Pembanding. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2009.
29. Dachriyanus PD. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (LPTIK)
Universitas Andalas; 2004. 1-140 p.
30. Heriati A. Validasi metode Analisi Flavonoid Ekstrak Etanol Kasumba
Turate (Carthamus Tinctorius L.) Secara Spektrofotometri. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar. 2017.
31. S. Rany Yulia E, Fardian N, Maulina F. Uji Kualitatif Dan Kuantitatif
kandungan Pemanis Buatan Siklamat Pada Selai Roti Di Kota
37
25 ml sampel
38
39
Corong Pisah II
Corong Pisah IV
tentukur 25 ml (A)
B. Larutan Baku
1. Larutan baku induk nattrium siklamat
50 mg
Natrium siklamat
siklamat
41
2. Larutan Baku
Dipipet 3 ml, 3,5 ml, 4 ml, 4,5
Larutan baku natrium
ml dan 5 ml masukan masing-
siklamat
masing dalam labu ukur 50 ml
tentukur 25 ml (B)
42
C. Larutan Blanko
Corong Pisah II
Corong Pisah IV
(C)
43
LIB siklamat
1000 ppm
Panjang gelombang
maksimum
44
C= 1000µg/ml
LIB 1
50 ml
3 3,5 4 4,5 5
50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml
Perhitungan Konsentrasi
1 ppm = 1mg/L
= 0,001µg/1000ml
Berat sampel siklamat = 50 mg
Konsentrasi =
= 1000µg/ml
1. 3 ml dalam labu ukur 50 ml
V1. C1 = V2 . C2
C2 =
= 60 µg/ml
2. 3,5 ml dalam labu ukur 50 ml
V1. C1 = V2 . C2
C2 =
= 70 µg/ml
3. 4 ml dalam labu ukur 50 ml
V1. C1 = V2 . C2
C2 =
= 80 µg/ml
4. 4,5 ml dalam labu ukur 50 ml
V1. C1 = V2 . C2
C2 =
= 90 µg/ml
45
0.75 314,00
Abs
0.5
0.25
0
200 250 300 350 400
Wavelenght (nm)
Lampiran 4. (Lanjutan).
1. 60 0,557
2. 70 0,672
3. 80 0,766
4. 90 0,844
5. 100 0,989
No X Y XY X2 Y2
Rata-rata 80 0,7656
A= Slope/kemiringan
Y= Serapan/Absorbansi
B= Intersep/perpotongan
X= Konsentrasi
53
0,9954
54
Absorbansi
Persamaan regresi
Kadar siklamat ( X )
Keterangan:
Fp : Faktor Pengenceran
perhitungan di atas.
55
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 24,9131 -0,92 0,8464
2 26,2644 0,43 0,1849
3 25,3957 -0,44 0,1936
4 25,6370 -0,2 0,04
5 26,7953 0,96 0,9216
6 25,8783 0,05 0,0025
7 25,9749 0,14 0,0196
∑ 180,8587 2,2086
̅ 69
√ ̅
√
0,6067
√ √
Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01, n= 7, dk= n-1 = 6 maka,
diperoleh nilai ttabel yaitu 3,707. Data diterima jika thitung < ttabel.
̅
thitung =| |
√
Dari Hasil yang diperoleh data kelima ditola karena thitung> ttabel, sedangkan
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 24,9131 -0,75 0,5625
2 26,2644 0,6 0,36
3 25,3957 -0,3 0,09
4 25,6370 -0,03 0,0009
5 25,8783 0,22 0,0484
6 25,9749 0,31 0,0961
∑ 154,0634 1,1579
̅
√ ̅
√
0,4811
57
√ √
maka, diperoleh nilai ttabel yaitu 4,032. Data diterima jika thitung < ttabel.
̅
thitung =| |
√
= ± ( 4,032× √
= ± 0,7919 mg/kg
58
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 24,9131 -0,92 0,8464
2 26,2644 0,43 0,1849
3 25,3957 -0,44 0,1936
4 25,6370 -0,2 0,04
5 26,7953 0,96 0,9216
6 25,8783 0,05 0,0025
7 25,9749 0,14 0,0196
∑ 180,8587 2,2086
̅ 69
√ ̅
√
0,6067
RSD = ̅
RSD =
= 2,35%
59
Absorbansi
Persamaan regresi
Kadar siklamat ( X )
Keterangan:
Fp : Faktor Pengenceran
perhitungan di atas
60
Lampiran 10. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Natrium Siklamat
dalam Sampel B
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 15,9326 0,9006 0,81108
2 15,9326 0,9006 0,81108
3 14,5366 -0,4954 0,2454
4 14,4884 -0,5436 0,2955
5 14,8745 -0,1575 0,0248
6 14,9227 -0,1093 0,0119
7 14,5366 -0,4954 0,2454
∑ 105,224 2,44516
̅
√ ̅
√
0,6383
√ √
Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01, n= 7, dk= n-1 = 6 maka,
diperoleh nilai ttabel yaitu 3,707. Data diterima jika thitung < ttabel.
̅
thitung =| |
√
Dari Hasil yang diperoleh data satu dan data dua ditolak karena thitung> ttabel,
No Kadar (X) ̅ ̅
(µg/ml)
1 14,5366 -01351 0,0182
2 14,4884 -01833 0,0335
3 14,8745 0,2028 0,0411
4 14,9227 0,251 0,0630
5 14,5366 -0,1351 0,0182
∑ 73,3588 0,174
̅
√ ̅
√
0,2085
62
√ √
maka, diperoleh nilai ttabel yaitu 4,604. Data diterima jika thitung < ttabel
̅
thitung =| |
√
= ± ( 4,604× √
= ± 0,4292mg/kg
63
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 15,9326 0,9006 0,81108
2 15,9326 0,9006 0,81108
3 14,5366 -0,4954 0,2454
4 14,4884 -0,5436 0,2955
5 14,8745 -0,1575 0,0248
6 14,9227 -0,1093 0,0119
7 14,5366 -0,4954 0,2454
∑ 105,2246 2,4452
̅ 1
√ ̅
√
0,6383
RSD = ̅
RSD =
= 4,2462%
64
Absorbansi
Persamaan regresi
Kadar siklamat ( X )
Keterangan:
Fp : Faktor Pengenceran
perhitungan di atas
65
Lampiran 13. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Natrium Siklamat
dalam Sampel C
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 26,9884 0,3103 0,0962
2 26,9884 0,3103 0,0962
3 26,6023 -0,0758 0,0057
4 26,4092 -0,2689 0,0723
5 26,6505 -0,0276 0,0007
6 26,6023 -0,0758 0,0057
7 26,5057 -0,1724 0,0297
∑ 86,7468 0,3065
̅
√ ̅
√
0,2258
√ √
maka, diperoleh nilai ttabel yaitu 3,707. Data diterima jika thitung < ttabel
̅
thitung =| |
√
= ± ( 3,707× √
= ± 0,3163 mg/kg
67
No Kadar (X) ̅ ̅ 2
(µg/ml)
1 26,9884 0,3103 0,0962
2 26,9884 0,3103 0,0962
3 26,6023 -0,0758 0,0057
4 26,4092 -0,2689 0,0723
5 26,6505 -0,0276 0,0007
6 26,6023 -0,0758 0,0057
7 26,5057 -0,1724 0,0297
∑ 86,7468 0,3065
̅
√ ̅
√
0,2258
RSD = ̅
RSD =
=0,8463 %
68
Lampiran 15. Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitatif ( LOD & LOQ )
No Konsentrasi Absorbansi
Yi Y-Yi (Y-Yi)2
. (X) (Y)
1. 60 0,557 0,5584 -0,0001 0,00000196
2. 70 0,672 0,662 0,01 0,0001
3. 80 0,766 0,7656 0,0004 0,00000016
4. 90 0,844 0,8692 -0,0252 0,00063504
5. 100 0,989 0,9728 0,0162 0,00026244
∑(Y-Yi)2 =
n=
0,0009996
Persamaan Regresi :
Slope = 0,01036