Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL

L TEKNIK KIIMIA SOEBA


ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN V
Veteran Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

EKSTRA
AKSI SEN
NYAWA F
FENOLIK DARI LIM
MBAH KULIT
K
KACA
ANG TAN
NAH SEBA
AGAI ANT
TIOKSID
DAN ALAM
MI
MENG
GGUNAKA
AN METO
ODE DOM
MESTIC M
MICROWA
AVE
MAC
CERATION
N
Ton
nny Mulyad
di, Rendy Christian
C
Dih
harja, Nanii Indraswatii, dan Aning
g Ayucitra
Juru
usan Teknik Kimia, Fakuultas Teknikk, Universitass Katolik Widya Mandala Surabaya
Jallan Kalijudaan 37, Surabaaya 60114
E
E-mail:
ren_zz23@rocketm
mail.com

Abstrak
L
Limbah
kulit kacang
k
tanah (Arachis hyppogea L) umum
mnya dihasilkaan dari industri kacang yanng
mengha
asilkan berbag
gai produk olahhan kacang yang sebagian besar limbahnya belum dimannfaatkan. Hal ini
i
sangat disayangkan karena
k
di dalam
m kulit kacangg terkandung seenyawa fenolikk yang dapat berfungsi sebaggai
antioksidan alami. Antioksidan ala
ami dari senyaawa fenolik kaacang tanah daapat diperoleh
h melalui prosses
ekstraks
ksi kulit kacanng menggunakkan metode D
Domestic Miccrowave Maceeration (DMM
M). Tujuan daari
penelitiian ini adalah untuk menentu
ukan pengaruhh jenis pelarut (air dan etanool 96%), perbaandingan jumlah
solid daan pelarut (g/m
ml) (1:5,1:10,1::15), dan wakttu ekstraksi (300, 90, dan 150 detik)
d
terhadapp yield dan Tottal
Phenoliic Content (TP
PC) ekstrak kullit kacang tanaah menggunakkan metode Doomestic Microw
wave Maceration
(DMM)). Selain itu, ju
uga diuji aktiviitas antioksidann dengan meto
ode DPPH padda ekstrak kulit kacang dengaan
TPC teerbesar. Berdasarkan hasil penelitian
p
didaapatkan bahwa
a pada pelaruut air, perband
dingan solid ddan
pelarut 1:10 (g/mL) dan
d waktu ekstrraksi 150 detikk dihasilkan eksstrak kulit kacaang tanah deng
gan yield ekstrrak
terbesar yaitu 5,46% dan pada pelaarut etanol 966% berat, perbandingan solidd dan pelarut 1:10 (g/mL) dan
da
waktu ekstraksi
e
150 detik, dihasilk
lkan ekstrak kkulit kacang taanah dengan TPC terbesar yaitu 7,7901 g
GAE/1000 g ekstrak (0
0,7478 mg GAE
E/g kulit kacangg tanah) dan aktivitas
a
antiokksidan sebesar 93,89%.
Kata ku
unci: kulit kaccang tanah, senyawa
s
fenollik, antioksida
an alami, dom
mestic microwaave maceratioon,
pelarut ettanol

1.PEND
DAHULUAN
D Indonesia teerdapat banyakk industri kacaang tanah (Aracchis hypogea L)
Di
L yang menghhasilkan berbaggai
produk olahan berkuualitas. Limbahh yang umumnnya dihasilkann dari industrii kacang beruppa kulit kacanng.
b
dasaar kacang tanaah di Indonessia
Suplai kacang tanahh pada industrri-industri makkanan yang berbahan
mencappai 1,25 ton bijji kacang tanah
h per hari (Deptan 2008), seehingga dihasillkan limbah kuulit kacang tannah
dalam jumlah yang beesar. Kulit kacaang belum dim
manfaatkan dan
n pada umumnyya dibuang seb
bagai limbah. Hal
H
ini sanggat disayangkaan karena di daalam kulit kaccang terkandunng senyawa fennolik yang dappat dimanfaatkkan
sebagaii antioksidan alami (Wee, 2007). Antiokksidan alami dari senyawaa fenolik kacaang tanah dappat
diperoleeh melalui proses ekstraksi kulit
k
kacang.
M
Metode
ekstraaksi menentukaan kualitas anntioksidan yang
g dihasilkan. Metode ekstraaksi yang palinng
umum digunakan
d
adalah solvent exttraction (SE). N
Namun saat inii mulai banyakk digunakan meetode microwaave
assisted
d extraction (M
MAE). Perlakuuan dengan miicrowave mem
mpengaruhi struuktur sel akibaat kenaikan suhhu
yang tiiba-tiba dan meningkatkan
m
tekanan internnal. Selama proses
p
dindingg sel pecah, analit
a
yang akkan
diekstraak keluar darii sel dan dapaat berdifusi ceepat ke dalam
m pelarut. Eksttraksi dengan MAE ini dappat
meninggkatkan kecepaatan transfer massa
m
zat terlarut dari matrriks sampel kee dalam pelarrut dibandingkkan
metode SE (Mandal, 2007). MAE memiliki
m
kelebihan dalam meengekstrak sennyawa fenolik dari
d kulit kacanng
dibandiing SE yaitu MAE
M
hanya meembutuhkan w
waktu ekstraksii yang singkat,, solvent (pelarrut) yang sedikkit
dan eneergi listrik yang
g kecil (Ballard
d, 2008).
D
Dalam
penelitiian ini senyaw
wa fenolik akann diekstraksi daari limbah kuliit kacang denggan metode yanng
baru daan berbeda diibanding metoode MAE sebeelumnya yaituu metode Dom
mestic Microw
wave Maceration
Extracttion (DMME). Metode DMM
ME merupakan metode ekstrak
ksi dengan meenggabungkan ekstraksi denggan

B.5-1

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN V
Veteran Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
domestiic microwave dan
d perendamaan (macerationn) kulit kacang
g dalam pelarutt. Metode ini dilakukan
d
kareena
domestiic microwave yang ada di pasaran mem
miliki kekuranggan yaitu tidakk dapat meng
gontrol suhu dan
d
tekanann. Microwave yang
y
memilikii kontrol suhu dan tekanan harganya
h
jauh lebih mahal. Oleh karena ittu,
dibutuh
hkan pengaturaan batas maksim
mum waktu esstraksi pada do
omestic microw
wave untuk meenjaga suhu tettap
di bawaah titik didih pelarut
p
untuk alasan
a
keselamaatan kerja jikaa pelarut sepertti etanol menguuap dan terbakkar
akibat radiasi
r
microwaave.
P
Pada
penelitiaan sebelumnya yaitu ekstraksi senyawa fennolik dari kulit kacang tanaah menggunakkan
metode MAE dengan pelarut etanol 30% dan wakttu radiasi 30 deetik menghasilkan yield fenollik sebesar 1433,6
AE/g kulit kacaang tanah (Balllard, 2008). Seelain itu, juga terdapat
t
peneliitian ekstraksi senyawa fenollik
mg GA
dari kullit kacang tanaah (Arachis hyppogeae L) mennggunakan mettode ekstraksi ppelarut dengann waktu ekstrakksi
105 meenit, pelarut etaanol 96% pada suhu 70C yanng menghasilkkan TPC sebesaar 15,669 g GA
AE/100 g ekstrrak
dan yieeld senyawa fenolik terbesar 6,534 mgg GAE/g kulitt kacang tanahh (Andrianto, 2011). Adapuun
penelitiian yang sama tetapi mengguunakan metodee perendaman (maceration) ddengan pelarutt metanol selam
ma
24 jam pada suhu ruaang yang meng
ghasilkan yieldd fenolik terbessar yaitu 158,6 mg GAE/g ku
ulit kacang tannah
(Nepotee, 2002).
T
Tujuan
dari penelitian
p
ini adalah untukk menentukan yield dan kkadar senyawaa fenolik (TPC)
mengguunakan air dann larutan etanol 96% sebaggai pelarut, padda berbagai perbandingan juumlah solid dan
d
pelarut,, dan waktu ek
kstraksi serta menentukan
m
akktivitas antioksidan (DPPH) pada kondisi optimum (kaddar
TPC teerbesar). Manffaat penelitian ini yaitu dappat diperoleh sumber
s
antiokksidan baru seebagai penggannti
antioksiidan sintetis serta
s
dapat dik
ketahui kondisi ekstraksi yang optimum untuk mendaapatkan senyaw
wa
fenolik dari kulit kacaang tanah sebaggai sumber anttioksidan alamii dengan metodde DMME.
TODOLOGI PENELITIAN
P
N
2. MET
B
Bahan-bahan
kimia
k
yang diipakai dalam ppenelitian ini adalah aquadees, larutan etaanol 96% teknnis,
gallic acid
a
p.a, reageen Folin-Ciocaalteu p.a, DPP
PH (1,1-diphen
nyl-2-picryhydrrazyl radicals)) p.a dan TBH
HQ
(tert-Bu
utylhydroquino
one). Bahan-baahan tersebut ddiperoleh dari supplier
s
di Surrabaya dan lang
gsung digunakkan
tanpa pemrosesan
p
leb
bih lanjut. Alatt ekstraksi yanng digunakan adalah
a
microwaave (Inextron WD9000SL233-2
2.450M
MHz). Bahan baku
b
kulit kacaang tanah dipeeroleh dari lim
mbah pertaniann di Jember. Dari
D hasil analiisa
bahan baku
b
kulit kacang tanah dikeetahui bahwa kkulit kacang taanah memiliki kadar abu seb
besar 4,13% dan
d
kadar air
a sebesar 8,933%, serta yieldd phenolic sebeesar 2,7780 mgg GAE/g serbukk kulit kacang. Pada penelitiian
ini disiaapkan limbah kulit kacang taanah untuk dieekstraksi dengan pelarut air dan etanol 96%
% menggunakkan
metode domestic micrrowave maceraation extractioon (DMME). Penelitian ini diibagi menjadi tiga
t
tahap, yaittu:
1) tahap
p persiapan ku
ulit kacang tannah, 2) proses ekstraksi senyyawa fenolik kkulit kacang taanah, 3) analiisa
ekstrak kulit kacang tanah yang meliputi
m
yield, total phenolicc compound (T
TPC) dan anttioxidant activity
(metodee DPPH).
P
Pada
tahap pertama
p
merup
pakan tahap persiapan bah
han baku, kulit kacang tannah dicuci laalu
dikeringgkan dengan siinar matahari, kemudian dihaancurkan menjadi serbuk dann diayak hinggaa ukuran partikkel
-20/+80
0 mesh. Tahap kedua adalah proses ekstrakksi serbuk kulitt kacang mengggunakan pelaruut air dan laruttan
etanol 96%.
9
Proses ek
kstraksi dilaku
ukan pada berbbagai perbandinngan jumlah soolid dan pelaruut yaitu 1:5, 1:10
dan 1:115 serta waktuu ekstraksi yaaitu 30, 90, dan 150 detik dalam microw
wave. Setiap 30
3 detik radiaasi,
microw
wave dimatikann dan dilakukann maserasi selaama 2 menit daan pengadukan dengan shakerr selama 1 mennit
saat miicrowave dimaatikan. Selanju
utnya padatan disaring dan pelarut
p
diuapkkan hingga did
dapatkan ekstrrak
kulit kaacang. Hasil ek
kstrak serbuk kulit
k
kacang diisimpan dalam desikator padaa suhu kamar untuk
u
digunakkan
percobaaan selanjutnyaa. Pada tahap ketiga,
k
ekstrak serbuk kulit kaacang dianalisaa yield dan diujji Total Phenolic
Content (TPC) dengaan metode Follin-Ciocalteu. Ekstrak kulit kacang dengaan TPC terbesaar diuji aktivittas
antioksiidan dengan menggunakan
m
m
metode
DPPH ddan dibandingkkan dengan akttivitas antioksidan sintetis yanng
umum digunakan
d
yaittu TBHQ.
A
Analisa
Total Phenolic
P
Conttent (TPC) ini dilakukan berddasarkan metoode Folin-Cioca
alteu Micro Teest
Method
d menggunakann reagen Folinn-Ciocalteu yanng absorbansin
nya diukur padda panjang gelombang 765 nnm
(Waterh
house, 1999). Metode yang digunakan unntuk pengujian
n aktivitas anttioksidan dalam
m penelitian ini
i
adalah metode serapaan radikal DPP
PH karena meruupakan metodee yang sederhaana, mudah, daan menggunakkan
sampel dalam jumlahh yang sedikit dengan waktuu yang singkatt (Hanani dkk., 2005). Penggukuran aktivittas
antioksiidan sampel dilakukan
d
pada panjang gellombang 519,8
8 nm yang merupakan
m
panj
njang gelombanng
maksim
mum DPPH, dengan konseentrasi DPPH 50 M. Addanya aktiviitas antioksidaan dari samppel
mengak
kibatkan perubbahan warna pada
p
larutan DPPH
D
dalam metanol
m
yang semula berwaarna violet pekkat
menjad
di kuning pucat (Permana dkk., 2003). Aktivitas antiioksidan samppel ditentukann oleh besarnnya
hambattan radikal DPP
PH melalui perrhitungan scaveenging activityy dengan mengggunakan persaamaan (1).
Abs.kkontrol Abs.saampel
(
(1)
Scavenging activity
a
=
100%
Abs.kontrol

B.5-2

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN V
Veteran Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
dimanaa Abs.kontrol adalah
a
serapann radikal DPPH
H 50 M pad
da panjang gelombang 519,88 nm, sedangkkan
Abs.sam
mpel adalah serrapan sampel dalam
d
radikal D
DPPH 50 M pada
p
panjang ggelombang 519
9,8 nm.
TIAN DAN PE
EMBAHASAN
N
3. HASIL PENELIT
G
Gambar
1 dann 2 menunjukk
kan yield dan TPC ekstrak kulit kacang yang diperoleeh menggunakkan
pelarut air dan etanol 96% pada berb
bagai waktu ekkstraksi dan perrbandingan jum
mlah solid dan pelarut.

mbar 1. Yield Ekstrak


E
dari Ekkstraksi Kulit K
Kacang Tanah dengan Pelaruut Air dan Etanol 96% pada
Gam
Berbagai Wakktu Ekstraksi daan Perbandingaan Jumlah Soliid/Pelarut
P
Pada
Gambar 1 terlihat bahw
wa yield ekstraak kulit kacang tanah yang terbesar
t
diperooleh pada prosses
ekstraksi dengan pelaarut air. Kulit kacang
k
selain m
mengandung senyawa
s
fenoliik, juga mengaandung senyaw
wawa lain yaitu 8,2% protein, 1,,1% lemak, 288,8% lignin, 455,2% selulosa and
a 10,6% karrbohidrat, 0,277%
senyaw
kalsium
m dan 0,09% fosfor dan 4,66% abu (Kerrr, 2006). Dikeetahui bahwa senyawa proteein, karbohidrrat,
kalsium
m dan fosfor memiliki
m
kelaruutan lebih tingggi dalam air daripada etanool (Macedo, 2005), sedangkkan
lignin dan
d selulosa tiddak dapat larut baik dalam airr maupun etano
ol. Dengan adaanya komponenn-komponen laain
selain senyawa
s
fenolikk yang lebih laarut dalam air, maka pelarut air
a menghasilkan yield ekstraak paling besar..

Gambaar 2. Kadar Sen


nyawa Fenolik
k (TPC) dari Ekkstraksi Kulit Kacang
K
Tanah dengan Pelarutt Air dan Etanool
96% pada Berbagaii Waktu Ekstraaksi dan Perbanndingan Jumlahh Solid/Pelarutt
G
Gambar
2 memperlihatkan fenomena Totaal Phenolic Content
C
diperolleh dari proses ekstraksi yanng
berbedaa dibandingkan
n yield ekstrak dimana terlihaat bahwa TPC yang
y
lebih besar menggunakkan pelarut etannol

B.5-3

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN V
Veteran Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
96%. Kulit
K
kacang mengandung
m
seenyawa-senyaw
wa fenolik yaang sebagian bbesar adalah p-hydroxybenzo
p
oic
acid, chhlorogenic acidd, p-coumaric acid, ferulic acid,
a
resveratro
ol, epicatechin dan quercetin (Win, 2011). PP
hydroxyybenzoic acid,, chlorogenic acid, p-coum
maric acid, ferrulic acid, reesveratrol, queercetin memiliiki
kelarutaan yang lebih besar dalam ettanol, sedangkkan epicatechinn memiliki kellarutan yang leebih besar dalaam
air (Hoouston, 2012). Oleh karena itu,
i ekstrak deengan pelarut etanol
e
96% m
memiliki TPC yang
y
lebih bessar
dibandiingkan pelarut air.
P
Pada
Gambar 1 dan Gambar 2 juga terlihatt bahwa untuk jenis pelarut ddan waktu ekstrraksi yang sam
ma,
pada perbandingan
p
jumlah
j
solid dan pelarut 1:5,
1
yield dan TPC ekstrakk yang dihasillkan lebih kecil
dibandiingkan perband
dingan jumlah solid dan pelaarut 1:10. Padaa perbandingann jumlah solid dan pelarut 1:5,
dengan jumlah pelaru
ut yang sama, jumlah
j
solid yyang digunakann lebih banyakk dibanding perrbandingan yanng
n besarnya jum
mlah solid yanng ada menyebbabkan energi microwave yaang tersebar dan
d
lain. Deengan semakin
diserap oleh per satuaan massa solidd semakin berkkurang sehinggga pemecahan dinding sel seerbuk solid tiddak
berjalann sempurna ak
kibat penyerappan energi miicrowave yangg lebih kecil (Yu, 2009). Oleh
O
karena ittu,
senyaw
wa fenolik tidaak semuanya keluar dari seel akibat pemecahan dindinng sel yang kurang
k
sempurrna
sehinggga kecepatan diifusi senyawa fenolik dari serbuk kulit kacaang ke dalam ppelarut lebih laambat. Selain ittu,
yield ek
kstrak dan TP
PC yang dihassilkan lebih keecil juga disebbabkan pengocokan yang kurang
k
sempurrna
dengan water bath sh
haker karena jumlah solid yang
y
terlalu baanyak sehinggaa kemungkinann ada solid yanng
ndap dan luas kontak
k
ekstraksi semakin keccil (Geankopliss, 2003). Pada perbandingan jumlah
j
solid dan
d
mengen
pelarut 1:15, yield eksstrak dan TPC yang dihasilkaan lebih kecil daripada
d
perbaandingan solid dan pelarut yanng
u ekstraksi yaang sama. Hal ini disebabkkan karena jum
mlah solid yanng
lain unntuk jenis pelaarut dan waktu
digunakkan lebih sediikit dibanding perbandingann yang lain deengan volumee pelarut yangg sama sehinggga
dengan perbandingan
n jumlah pelaruut yang jauh leebih besar dibaandingkan jum
mlah solid yangg sedikit, pelarrut
akan leebih dominan dan banyak menyerap ennergi microwave yang besaar untuk menaaikkan suhunyya,
sedangk
kan solid hany
ya menyerap sisa energi miccrowave yang ada (Yu, 20099). Hal ini mennyebabkan tiddak
semua senyawa fenollik dapat keluaar dari sel kuliit kacang sehin
ngga senyawa fenolik tidak dapat terekstrrak
dengan sempurna.
S
Semakin
lama waktu ekstrakksi yang ditunjuukkan pada Gaambar 1 dan Gaambar 2, maka semakin banyyak
terjadi perpindahan
p
massa
m
senyawaa fenolik dari kulit
k
kacang taanah ke pelarutt sehingga men
ningkatkan yieeld
dan TP
PC ekstrak kuliit kacang. Denngan waktu raadiasi dalam microwave
m
yangg semakin lam
ma menyebabkkan
pelarut akan menyerrap energi miicrowave yangg lebih banyaak. Energi miicrowave yangg terserap akkan
a akan menguuap dan menghhasilkan tekannan
memannaskan air di dalam sel kulit kacang tersebbut, sehingga air
yang beesar pada dinding sel yang membuat
m
sel kuulit kacang benngkak. Karena adanya tekanaan dari dalam sel
s
yang mendorong
m
din
nding sel kulit kacang dan aakhirnya mem
mecahkan dindiing sel itu, seehingga senyaw
wa
fenolik yang akan diiekstrak keluarr dari sel dann lebih cepat berdifusi
b
ke ddalam pelarut (Mandal, 20077).
s
7,7901 g
Kondisii TPC terbesarr yang terdapaat dalam ekstrrak kulit kacanng dari hasil ppenelitian ini sebesar
GAE/1000 g ekstrak kulit
k
kacang tanah
t
(0,7478 mg GAE/g kulit
k
kacang taanah). Kondisii optimum yanng
menghaasilkan TPC ekkstrak terbesar adalah kondissi ekstraksi denngan pelarut etanol 96%, wakktu ekstraksi 150
detik daan perbandingaan jumlah solid
d dan pelarut 1:10 (g/mL).
A
Aktivitas
antiooksidan dari sampel
s
ekstrakk kulit kacang dinyatakan dalam persenntase scavenginng
activityy terhadap radiikal DPPH. Peersentase scaveenging activityy (aktivitas pennghambatan) in
ni diperoleh daari
perbedaaan serapan anntara absorbann DPPH dengaan absorban saampel yang diiukur dengan spektrofotomet
s
ter
UV-VIS
S. Berikut hasil
h
penelitiaan aktivitas antioksidan antara
a
antiokksidan sintetiss TBHQ (terrtButylhyydroquinone) dan
d antioksidann alami (ekstrakk kulit kacang)) yang ditunjukkkan pada Gam
mbar 3.

B.5-4

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN V
Veteran Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
G
Gambar
3. Akttivitas Antioksidan TBHQ daan Ekstrak Kulit Kacang
G
Gambar
3 terliihat bahwa eksstrak kulit kacaang tanah padaa kondisi pelaruut etanol 96%,, waktu ekstrakksi
150 deetik dan perbbandingan sollid/pelarut 1:110 (g/mL), memiliki
m
scaveenging activitty paling bessar
dibandiingkan TBHQ dan ekstrak deengan pelarut aair. Semakin besar
b
scavenginng activity, sem
makin besar puula
kemam
mpuan menangkkap radikal beb
bas. Hal ini meenunjukkan bah
hwa antioksidaan alami memiiliki kemampuuan
menang
gkap radikal bebas
b
lebih baik
b
dibandinggkan antioksiddan sintetis TBHQ.
T
Hal in
ni kemungkinnan
disebab
bkan antioksiddan alami memiliki
m
senyyawa fenolik yang lebih bermacam-m
macam yaitu phydroxyybenzoic acid, chlorogenic acid, p-coumariic acid, ferulicc acid, resverattrol, epicatechiin dan quercetiin,
dibandiingkan antioksidan sintetis yaang memiliki hhanya satu maacam jenis senyyawa fenolik. Senyawa fenollik
merupaakan senyawa antioksidan
a
yan
ng berfungsi unntuk menguranngi radikal bebas (Hismath, 2011).
4.KESIIMPULAN
D penelitian
Dari
n ekstraksi sen
nyawa fenolik ddari limbah ku
ulit kacang tanah sebagai sum
mber antioksiddan
alami menggunakan
m
m
metode
ekstrakksi Domestic M
Microwave Macceration pada perbandingan
p
jumlah
j
solid dan
d
pelarut 1:5, 1:10, 1:15 (g/mL), jeniis pelarut air ddan etanol 96%
% (% berat) daan waktu ekstrraksi 30, 90, 150
d
perbanndingan solid dan
d pelarut 1:10
detik diperoleh yield ekstrak terbessar pada konddisi ekstraksi dengan
a dan waktu ekstraksi
e
150 ddetik yang mennghasilkan yielld ekstrak terbeesar yaitu 5,466%
(g/ml), jenis pelarut air,
PC terbesar pad
da kondisi eksstraksi dengan perbandingan solid dan pelaarut 1:10 (g/m
mL), jenis pelarrut
dan TP
etanol 96%,
9
dan wak
ktu ekstraksi 15
50 detik yang menghasilkan TPC terbesar (7,7901 g GA
AE/100 g ekstrrak
atau 0,77478 mg GAE
E/g kulit kacang
g tanah). Antiooksidan alami dari ekstrak kulit
k
kacang paada TPC terbessar
memilikki aktivitas anntioksidan yang
g dinyatakan ddalam %scaven
nging activity terhadap radik
kal bebas DPP
PH
sebesarr 93,89%.
n Terima Kasiih
Ucapan
U
Ucapan
terimaa kasih disampaikan kepada Direktur
D
Penellitian dan Penggabdian Masyaarakat, Direktorrat
Jenderaal Pendidikan Tinggi, Kemeenterian Pendiddikan dan Kebbudayaan Nasional RI atas pemberian daana
untuk penelitian
p
ini dalam
d
pelaksan
naan kegiatan Program Kreaativitas Mahasiiswa (PKM) bidang
b
penelitiian
tahun 2011
2
dengan pendanaan
p
tah
hun anggaran 2012 pada suurat kontrak kkerja No.1493aa/WM01/N/2012
tanggal 2 April 2012.
AR PUSTAKA
A
DAFTA
Andrian
nto, S. dan Suulistyani, Y. 2011. Pemanffaatan Limbahh Kulit Kacanng sebagai An
ntioksidan Alam
mi
P
Pengganti
Anttioksidan Sinteetis dalam Minnyak Kacang Tanah.
T
Surabayya: Universitass Katolik Widdya
M
Mandala.
Ballard
d, T.S. 2008. Optimizing thee Extraction off Phenolic Antioxidant Comp
mpounds from Peanut
P
Skins in
B
Biological
Systtems Engineering Virginia: Polytechnic
P
Insstitute and Statee University.
Deptan. 2008. http:///agribisnis.depptan.go.id/pustaaka/teknopro/P
Proses%20Penggolahan%20Koomoditi. diaksses
p
pada
17 Oktobber 2011.
Geankooplis, C.J. 2003
3. Transport Prrocess and Sepparations Proceess Principles.. ed. 4: Prenticee Hall.
Hanani, E., Mun'im, A.,
A Sekarini, R.
R 2005. Identifikasi Senyaw
wa Antioksidann dalam Sponss Callyspngia SP
S
D Kepulaua
Dari
an Seribu, in Majalah
M
Ilmu K
Kefarmasian.. p.
p 127-133.
Hismathh, I., Wan Aiida, W.M., daan Ho, C.W. 22011. Optimizzation of extraaction conditioons for phenolic
c
compounds
fro
om neem (Azaadirachta indicca) leaves. International Foood Research Jo
ournal. 18(3): p.
9
931-939
Kerr, T.J.,
T
Windham
m, W.R., Wood
dward, J.H., dan
d Benner, R. 2006. Chemical Composittion and in-vittro
d
digestiblity
of thermochemiccal treated peaanut hulls. Jourrnal of the Sciience of Food and Agriculturre.
3 p. 632-6366.
37:
Macedoo, E.A. 2005. Solubility
S
of am
mino acids, suggars, and proteins. Pure Appll. Chem. 77: p. 559-568.
Mandall, V., Mohan, Y., dan Hem
malatha, S. 20007. Microwave Assisted Extraction An Innovative annd
P
Promising
Extrraction Tool foor Medicinal Plant
P
Research. Pharmacognoosy Reviews. 1(1).
Nepote, V., Grosso, N.R., dan Guuzman, C.A. 22002. Extractio
on of Antioxiddant Componennts from Peannut
S
Skins.
Grasas y Aceites. 53: p.
p 391-395.
Perman
na, D., Lajis, NH.,
N
Abas, F., Othman, AG., Ahmad, R., Kitajama, M.,, Takayama, H.,
H Aimi, N., CI.
C
2
2003.
Antioxiddative Constitueents of Hedotiss Diffusa Wild Natural Produuct Sciences. 9((1): p. 7-9.
Scienceelab. 2012. Maaterial Safety Data
D
Sheet of pp-hydroxybenzzoic acid, chlorrogenic acid, p-coumaric
p
aciid,
f
ferulic
acid, reesveratrol, epiccatechin, and quercetin
q
Scienncelab. Editor. Houston.
Waterh
house, A. 1999.. Folin-Ciocaltteau Micro Meethod for Total Phenol in Winne.

B.5-5

L TEKNIK KIIMIA SOEBA


ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
SEMINAR NASIONAL
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN V
Veteran Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Wee, J..H., Moon, J.H
H., Eun, J.B., Chung,
C
J.H., Kiim, Y.G., dan Park,
P
K.H. 20007. Isolation and Identification
o Antioxidantss from Peanut Shells and thee Relationship between Struccture and Antiooxidants Activiity.
of
F
Food
Sci. Biotechnol. 16: p. 116-122.
Win, M.M.,
M
Abdul-H
Hamid, A., Bah
harin, B.S., Annwar, F., Sabuu, M.C., dan Pak-Dek,
P
M.S.. 2011. Phenolic
C
Compounds
Annd Antioxidantt Activity Of P
Peanuts Skin, Hull,
H
Raw Kerrnel and Roasteed Kernel Flouur.
P J. Bot. 43(3): p. 1635-16
Pak.
642.
Yu, Y.J., Chen, B., Chen, Y., Xie,
X
M., Duann, H., Li, Y., dan Duan, G.L.
G
2009. Nitrogen-protectted
m
microwave-ass
sisted extractioon of ascorbic acid from fru
uit and vegetabbles. Journal off Science. 32: p.
4
4227-4233.

B.5-6

Anda mungkin juga menyukai