Oleh
JABA P. RAHGUSLYANI BUDARSANA
NIM. P07124220103
Oleh
ii
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN SKRIPSI
MANFAAT PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE
DI SMP NEGERI 11 DENPASAR
TIM PENGUJI
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan usulan skripsi yang
Vulva Hygiene Di SMP Negeri 11 Denpasar” tepat pada waktunya. Usulan skripsi
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata
Kuliah Skripsi.
bantuan sejak awal sampai terselesainya usulan skripsi ini, untuk itu peneliti
Kesehatan Denpasar
Poltekkes Denpasar
4. Ni Luh Putu Sri Erawati, S.Si.T., MPH, sebagai pembimbing utama dalam
5. Suami, Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan dalam
6. Kepala UPTD Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan telah
v
7. Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Denpasar telah memberikan ijin serta dukungan
9. Pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah membantu
kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan masukan dan saran sehingga
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
USULAN SKRIPSI................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
A. Penyuluhan Kesehatan.......................................................................... 6
A. Kerangka Konsep.................................................................................. 18
C. Hipotesis............................................................................................... 21
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 22
vii
B. Alur Penelitian...................................................................................... 23
F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 30
H. Etika Penelitian..................................................................................... 33
Daftar Pustaka............................................................................................ 36
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. POA
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 7. SAP
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh
remaja baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual. Kejadian Masalah organ
reproduksi pada remaja perlu mendapat perhatian yang serius, karena masalah
Indonesia (Darma, dkk 2017). Angka kejadian infeksi genitalia tertinggi di dunia
Reproduksi yang dipicu iklim Indonesia yang panas dan lembab. Penyebab
tingginya dari kasus tersebut adalah jamur candida albican sebanyak 77% yang
senang berkembang biak dengan kelembapan tinggi seperti pada saat menstruasi
(Pratiwy, 2019).
tidak sekali seumur hidupnya, dan sebanyak 45% akan mengalami dua kali atau
lebih, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% (WHO,
satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya bisa mengalami keputihan
sebanyak dua kali atau lebih dari empat kali. Lebih dari 70% wanita Indonesia
1
mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing
kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan
Eropa yang hanya 25% saja karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga
mudah terinfeksi jamur Candida albicans yang merupakan salah satu penyebab
keputihan. Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan
lembab. Organ reproduksi merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga lebih
menyatakan bahwa secara nasional remaja yang perilaku hygiene dengan benar
100 remaja yang akses dengan kegiatan yang berkaitan dengan informasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2018,
jumlah wanita penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) disertai gejala keputihan
dengan rata-rata usia diatas 15 tahun adalah 12.400 kasus sedangkan menurut data
yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Denpasar (2018) terdapat 1.139 kasus.
Dampak dari kurang baiknya perilaku vulva hygiene pada remaja putri dapat
keluarnya sekret atau cairan selain darah yang berlebihan dari liang vagina dengan
variasi bau, konsistensi, dan warna. Keputihan dapat terjadi secara normal
2019).
2
Remaja sangat penting memiliki pengetahuan tentang cara
(Indah, 2014). Salah satu faktor internal yang dapat menjadi pencetus terjadinya
keputihan pada remaja yaitu kurangnya pengetahuan remaja putri mengenai vulva
hygiene, seperti perilaku membersihkan organ genetalia dengan air yang tidak
bersih dan salah arah saat membersihkannya baik saat buang air besar (BAB) atau
saat buang air kecil (BAK), memakai sabun, pewangi, atau pembilas secara
berlebihan, memakai celana dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat, jarang
mengganti celana dalam, dan jarang mengganti pembalut (Rahman, Noor & Noor,
2013).
dalam vulva hygiene dengan kejadian keputihan. Berdasarkan hasil penelitian dari
besar (62,3%) tingkat pengetahuan remaja tentang vulva hygiene pada kategori
cukup dan sebagian kecil (37,7%) pada kategori baik. Hasil uji statistik
putri tentang vulva hygiene dengan kejadian keputihan, akan tetapi Rahman, dkk.,
15,6% memiliki pengetahuan kurang tentang vulva hygiene. Hasil uji statistiknya
remaja.
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Sekolah
responden hanya 3 yang memiliki pengetahuan tentang vulva hygiene yang baik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
c. Menganalisis manfaat penyuluhan vulva hygiene terhadap pengetahuan remaja
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
bagi perkembangan ilmu kebidanan terkait vulva hygiene yang baik dan benar
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Institusi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
sehingga masyarakat sadar tahu dan dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan, serta terjadi
membina serta memelihara perilaku hidup sehat juga berperan aktif dalam
1) Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi
indra penglihatan.
2) Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk
pengajaran.
6
3) Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids).
1) Alat peraga atau media yang rumit seperti film, film strip, slide, dan
setempat
Media penyuluhan kesehatan ada dua jenis yaitu media cetak (leaflet,
booklet, flyer, flip chart, rubric) dan media elektronik (video, slide, media papan).
Vulva Hygiene
sesuatu yang ingin diketahui, dalam hal ini adalah pengetahuan tentang personal
Masa remaja usia 12-15 tahun merupakan masa remaja awal. Pada
masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat terutama remaja
putri mengalami haid pertama antara usia 11-13 tahun dan perkembangan
intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar
(Hull dan Johnston, 2008 dalam Erina,dkk., 2012). Pada masa ini remaja putri
perlu memiliki perilaku yang baik dalam kebersihan diri, khususnya kebersihan
7
penyuluhan kesehatan. Melalui kegiatan ini dapat disampaikan hal-hal yang
Indonesia yang dipandu secara terpusat oleh Kementrian Kesehatan RI. Salah satu
protokol yang dijalankan hingga saat ini yaitu pelaksanaan Pembelajaran Online
Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan
online dengan jarak jauh atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik
dimanapun dan kapanpun saat dibutuhkan. Menurut Moore et al (dalam Firman &
8
aksesibilitas, fleksibilitas, serta kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran.
yang dianggap sebagai salah satu cara untuk menerapkan social distancing
(Handarini & Wulandari, 2020). Sarana dan prasarana yang memadai seperti
komputer, laptop, smartphone dan jaringan internet merupakan salah satu hal
yang diperlukan selama pembelajaran daring. Hal itulah yang menjadi salah satu
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Ada beberapa definisi
tentang remaja salah satunya adalah Menurut psikologi, remaja adalah suatu
periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
9
baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
“ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang
(2011) penduduk remaja usia 10-24 tahun sangat beresiko tinggi terhadap
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak
seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang atau lebih baik
dalam berfikir dan bertindak. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ori Aprisia menunjukan sebesar 74,6% pengetahuan baik tentang
10
keputihan, bahwa pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu umur, pendidikan, dan
ekonomi. Faktor eksternal antar lain lingkungan, sosial budaya, sumber informasi,
sumber informasi dalam hal ini pengetahuan tentang keputihan melalui perantara
yakni media cetak dan media elektronik. Remaja putri yang mempunyai sumber
Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata masih ada yang
keputihan. Hal ini masih belum cukup memuaskan, melihat psikologi remaja awal
yang masih ingin serba tahu dan serba mencoba. Kejadian keputihan merupakan
hal yang baru bagi mereka, bila tingkat pengetahuan mereka hanya dikisaran
cukup, ditakutkan tidak bisa membedakan keputihan patologis dan fisologis, tidak
11
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2012)
1) Karakteristik Individu
a) Umur
akan mungkin diterima individu apabila tercakup dalam batas penerimaan yang
lebih tua cenderung memiliki daya ingat yang mulai berkurang disebabkan oleh
kempuan otak untuk menyerap pengetahuan mulai berkurang. Bila dilihat dari
kesehatan reproduksinya maka umur dapat digolongkan menjadi tiga yaitu <20
b) Pendidikan
hidup dan seluruh interaksi individu dengan lingkungan baik secara informal dan
12
c) Ekonomi
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum
barang dan jasa dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat
d) Sumber informasi
e) Lingkungan
f) Pengalaman
lalu.
metode penyuluhan. Hal yang menjadi perhatian besar saat ini adalah dampak
13
pandemi Covid-19 memaksa pendidikan dan pembelajaran dilakukan secara
(Prastyo, 2020)
cara yang digunakan untuk menambah pengetahuan dengan tujuan mengubah atau
(Prastyo, 2020).
dari uji statistik yaitu Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian
dari 90 responden dilakukan uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 < α (0,05)
D. Vulva Hygiene
14
perempuan (kesehatan reproduksi) yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang
terdiri atas mons veneris, terletak didepan simpisis pubis, labia mayora yang
merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora, dua lipatan
kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah jaringan eriktil yang serupa
dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti
uretra, vagina, perineum, dan anus (Ayuningsih, 2010). Praktik vulva hygiene
mempengaruhi personal hygiene, dalam hal ini yaitu vulva hygiene antara lain
body image (citra tubuh), praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan,
b. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar
vagina.
air pembersih setelah buang air kecil, buang air besar, dan mandi (Annisa, 2014).
Siram bagian kewanitaan dari arah depan kebelakang, bukan sebaliknya. Ini
dilakukan untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina (Andira, 2010).
15
b. Mengganti pakaian dalam, minimal 2 kali sehari untuk mencegah
menempelnya jamur pada alat kelamin. Hindari tukar menukar pakaian dalam
c. Pada saat menstruasi, gunakan pembalut yang berbahan lembut dan menyerap
dengan baik. Pembalut harus diganti minimal 3 kali dalam sehari untuk
e. Menggunakan celana dalam yang bersih, kering, dan terbuat dari bahan katun.
keputihan saja.
genetalia.
genitalia perempuan. Pruritus vulvae merupakan salah satu tanda awal terjadinya
vaginitis. Keadaan gatal ini biasanya terjadi pada malam hari yang
vulva(Munawaroh,2014)
16
2) Keputihan
sering dialami oleh wanita. Keputihan (Flour Albus) adalah keluarnya cairan
selain darah dari liang vagina yang luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak,
serta disertai oleh gatal setempat. Secara fisiologis terjadinya keputihan adalah hal
yang wajar karena dipengaruhi oleh faktor hormonal. Keputihan fisiologi ditandai
oleh cairan yang berwarna putih, tidak berbau dan apabila dilaksanakan
ketika perempuan terangsang atau saat masa subur (ovulasi), (Fatmawati, 2013).
peradangan pada area genitalia. Penyebab keputihan abnormal antara lain organ
genitalia yang kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas
vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak hygienis dan adanya benda asing
disertai rasa gatal dan disertai nyeri perut di bagian bawah (Fatmawati, 2013)
17
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
dari sebuah masalah penelitian yang merupakan refleksi dari hubungan variabel-
disusunlah kerangka berpikir seperti yang disajikan dalam skema pola pikir
Keterangan :
Faktor-faktor yang
: Variabel yang diteliti mempengaruhi pengetahuan:
18
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Independen variabel.
peneliti (Swarjana, 2015). Variabel bebas dari penelitian ini adalah Penyuluhan
Vulva Hygine.
akibat (Effect) atau variabel yang berubah akibat dari perubahan variabel yang lain
menurut (Swarjana, 2015). Variabel terikat dari penelitian ini adalah pengetahuan
remaja putri.
2. Definisi Operasional
yang diprediksi tersebut benar atau salah menurut (Swarjana, 2015). Untuk
19
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Manfaat Penyuluhan Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene Di SMP N 11
Denpasar.
C. Hipotesis
20
Ada Manfaat Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Remaja Putri
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang dilakukan berupa pengamatan terhadap peristiwa yang belum dan akan
terjadi (follow up research) dilakukan satu kali atau lebih (Notoatmodjo, 2012).
O1 X O2
Pretest Intervensi Posttest
Keterangan:
22
B. Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Menentukan Populasi
Seluruh Siswi Kelas VIII SMP Negeri 11 Denpasar
Sampel
Menggunakan Metode stratified random sampling
Informed Consent
Pengumpulan Data
Analisis Data
23
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
11 Denpasar, karena dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan metode
wawancara via whatsapp diperoleh data bahwa pengetahuan remaja putri tentang
vulva hygiene masih kurang dan dari data siswi terbanyak di Sekolah Menengah
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
(Shi, 2008 dalam swarjana, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
2. Sampel
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2018). Sampel dalam penelitian ini
24
1) Siswi kelas VIII yang menandatangani dan menyetujui informed consent.
n= N.z2 p.q
d2 (N-1) + Z2 – p.q
= 175.7532
= 124
1,4154
Keterangan :
3. Teknik Sampling
elemen atau bagian dari populasi atau proses untuk memilih elemen populasi
untuk diteliti (Swarjana, 2015). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini
peluang yang sama dan kesempatan untuk dipilih (Swarjana, 2015). Metode
atau group atau memastikan elemen setiap group terpilih (Swarjana, 2015).
Metode stratified random sampling menentukan beberapa banyak item yang akan
dipilih dalam setiap strata atau bagaimana mengalokasikan besar sampel dalam
setiap strata (Swarjana, 2015). Jumlah sampel yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah 124 siswa yang masuk kedalam kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi dan akan dipilih pada masing-masing kelas dengan metode stratified
Tabel 2. Jumlah sampel yang di perlukan setiap kelas dengan Metode Stratified
26
Random Sampling
metode yang paling umum dan sederhana, dimana subjek memiliki peluang yang
sama untuk terpilih sebagai subjek penelitian (Swarjana, 2015). Setiap responden
yang dipilih pada tiap kelas akan diundi menggunakan teknik Simple Random
kecil yang berisikan nama remaja putri kemudian di gulung sebanyak jumlah
siswi di setiap kelas setiap kelas kemudian dimasukkan ke dalam kotak undian.
Kemudian kertas tersebut dikeluarkan secara acak. Kertas undian yang keluar
pertama yang berisi nomor absen remaja putri akan menjadi responden nomor
diperlukan.
Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data primer.
Data primer diperoleh langsung dari sampel yaitu diperoleh dari jawaban
dengan metode wawancara, kemudian diperoleh data dan mendapat sampel sesuai
siswi kelas VIII SMP Negeri 11 Denpasar di kelas masing-masing yang sudah
sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian dilakukan secara daring melalui
media Zoom. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuisioner pre
test dan post test yang berisi pernyataan tentang tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Vulva Hygiene Di SMP N 11 Denpasar yang diisi oleh responden melalui
maksud dan tujuan dari peneliti yaitu memberikan informasi Penyuluhan tentang
28
Putri yang akan ditampilkan secara daring menggunakan media zoom untuk
penelitian yang dilakukan (semua melalui google form). Responden yang sudah
Penulis memberikan kesempatan kepada siswi agar mengisi jawaban pada lembar
tanya jawab tentang Penyuluhan Vulva Hygiene Dengan Media Zoom Terhadap
dilakukan oleh (Riris, 2012) menyatakan bahwa waktu yang paling cepat untuk
dibagikan memiliki karakteristik yang sama baik jumlah maupun isi materi
Data yang terkumpul berupa nilai test I (pretest) dan nilai test II (posttest) untuk
penyuluhan.
F. Instrumen Penelitian
29
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berisi variabel
remaja tentang keputihan. Kuesioner yang digunakan akan diuji validitas dan
karakteristik sama dengan responden penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini
a. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas content (isi) dan
antara isi dan kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep dan menguji
validitas konstruk. Uji Validitas ini akan dilakukan oleh dosen dari institusi
b. Uji Reliabilitas
pengukuran yang sama ketika dilakukan pengukuran secara berulang atau pada
tidak reliable (Swarjana, 2015) dalam (Suryani, 2014). Uji Reliabilitas ini
mengambil 30% dari besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.
30
G. Pengolahan dan Analisis Data
data yaitu:
responden.
b. Pengkodean (Coding)
pengolahan data, semua jawaban atau data yang perlu disederhanakan yaitu,
dilakukan dengan memberi nomor halaman, nomor variabel, nama variabel, daftar
e. Tabulasi (Tabulating)
31
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
suatu variabel pada waktu tertentu (Swarjana, 2016). Analisis data yang akan
dan nilai terkecil dari frekuensi distribusi), dan central tendency yang mencakup
tiga perhitungan yaitu mean (nilai rata-rata), median (nilai tengah), modus (nilai
yang paling sering muncul). Apabila data tidak berdistribusi normal maka
Pengetahuan Remaja Putri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan yaitu nilai
post test lebih tinggi dari pre test maka tingkat pengetahuan semakin baik.
b. Analisis Bivariat
SMP Negeri 11 Denpasar. Variabel dalam penelitian ini merupakan data numerik,
mengetahui hasil dari uji normalitas ini maka peneliti akan melakukan uji statistik
32
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paired t-test
apabila data berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal maka
H. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
prosedur pelaksanaan pengumpulan data, tidak ada pemungutan biaya apapun dan
tidak ada unsur pemaksaan dalam mengikuti penelitian ini. Peneliti akan
memberikan informed consent kepada responden dan orang tua responden tiga hai
informed consent kepada orang tua agar dapat dibaca dan dipahami, yang mana
sehingga diperlukan persetujuan orang tua siswa. Setelah orang tua siswa
responden menolak untuk dijadikan responden atau menolak untuk diteliti. Maka
33
peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden untuk menolak
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua informasi yang telah dikumpulkan pada saat pengumpulan data dijamin
4. Kebaikan (Beneficience)
penelitian.
34
6. Keadilan (Justice)
35
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Kepada Yth:
Calon
Responden
di
Tempat
Dengan hormat,
sumber informasi bagi peneliti. Demikianlah permohonan ini saya sampaikan, dan
Denpasar, 2021
Jaba P. Rahguslyani B
36 P07124220103
Lampiran 2
sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan seksama dan
N 11 Denpasar
Peneliti Utama : Jaba P Rahguslyani Budarsana
Institusi : Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan
Kebidanan
Lokasi Penelitian : SMP 11 Denpasar
Sumber pendanaan : Swadana
Denpasar. Jumlah peserta 124 orang Remaja Putri yang yang memiliki telepon
genggam berbasis android atau IOS. Kriterian eksklusi dalam penelitian ini
adalah, Siswi yang tidak mengikuti intervensi secara keseluruhan, Siswi yang
tidak bersedia menjadi responden, Siswi yang tidak mengikuti Post test. Penelitian
ini akan dimulai dengan penjelasan tentang tujuan, manfaat penelitian, dan
telah menandatangani informed consent akan langsung mengisi kuesioner pre test
Denpasar.
imbalan sebagai pengganti waktu yang diluangkan dan biaya internet yang
data peserta penelitian ini dengan menyimpannya dengan baik dan hanya
data peserta penelitian ini dengan menyimpannya dengan baik dan hanya
penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada
sanksi. Keputusan mahasiswi untuk berhenti sebagai peserta penelitian tidak akan
Jika setuju untuk menjadi peserta penelitian ini, Saudari/ibu diminta untuk
38
(Informed Consent) Sebagai
penelitian ini. Saudari/ibu akan diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda
tangani ini.
untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk
39
Lampiran : 3 POA
NO KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judul
b. Studi Pendahuluan
c. Penyusunan Proposal
d. Konsultasi Proposal
e. Seminar Proposal
f. Perbaikkan Proposal
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan izin penelitian
b. Pengadaan Instrumen
c. Pengumpulan Data
d. Pengolahan Data
e. Analisa Data
3 Tahap Akhir Penelitian
a. Penyusunan Laporan
b. Seminar Hasil Penelitian
c. Perbaikan
40
Lampiran 4
KUESIONER
MANFAAT PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE
DI SMP NEGERI 11 DENPASAR
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama (inisial) :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Apakah saudara sudah menstruasi : Ya/Tidak
5. Apakah Pernah Mendapat Informasi Tentang vulva hygiene: Ya /Tidak
6. Sumber Informasi Vulva hygiene dari:
SUMBER YA TIDAK
Televise
Radio
Media Massa Cetak
Tenaga Kesehatan
Keluarga/Teman
Penyuluhan
Buku
Guru
47
B. KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE
Petunjuk
1. Pernyataan di bawah adalah tentang pengetahuan saudara tentang keputihan
2. Peneliti sangat mengharapkan jawaban saudara dengan jujur, karena penelitian ini
tidak ada kaitannya dengan nilai anda di sekolah.
3. Baca pertanyaan sebelum menjawab.
Beri (√ ) pada kolom yang disediakan untuk jawaban yang dipilih
Pilihan yang disediakan:
B : Benar
S : Salah
NO PERNYATAAN B S
1 Yang dimaksud vulva hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva)
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah infeksi.
2 Yang dimaksud dengan vulva hygiene saat menstruasi Suatu
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan kewanitaan
seseorang pada saat menstruasi untuk kesejahteraan fisik dan
psikis.
3 Tujuan dari menjaga kebersihan organ kewanitaan pada saat
menstruasi untuk menghambat pengeluaran darah haid yang
akan keluar.
4 Membasuh alat kelamin tidak perlu membasuh tangan terlebih
dahulu
5 Pembalut wanita itu Perangkat yang digunakan oleh wanita di
saat menstruasi, ini berfungsi untuk menyerap darah dari
vagina supaya tidak meleber kemana-mana
6 Jenis pembalut yang sebaiknya di gunakan pada saat
menstruasi Pembalut tradisional/kain
7 Bahan pembalut yang sebaiknya digunakan pada saat
menstruasi adalah pembalut yang berbahan lembut dan
menyerap
8 Sering mengganti pembalut saat menstruasi menyebabkan
bakteri tidak mudah berkembang48biak ke dalam vagina dan
tidak menyebabkan infeksi
9 Dampak pembalut bagi kesehatan dapat menyebabkan infeksi
Saluran Reproduksi dan gatal-gatal
10 Jika menggunakan pembalut dapat membahayakan kesehatan,
penyakit yang dapat timbul akibat kebiasaan menggunakan
pembalut yaitu keputihan
11 Mengganti pembalut dalam sehari sebaiknya satu kali sehari
12 Cara membasuh kemaluan yang benar dari belakang kedepan
13 Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang
sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan
perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam
memelihara kesehatan reproduksi
14 mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga
dan benar
16 Pruritus Vulvae merupakan salah satu dampak dari tidak
bagian luar dan basuh dengan air sampai bersih. Selain itu
2-3 kali sehari atau dapat diganti jika sudah merasa tidak
nyaman.
kedalam vagina
24 Setelah BAB atau BAK, bilas dengan air dari arah depan ke
ke vagina
25 Keputihan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi
gatal setempat.
50
Lampiran 5
Jumlah Rp 2.950.000
Lampiran 6
TABEL KOSONG (DUMMY TABLE)
Tabel 2
Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan (Pre test) Vulva Hygiene
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan (Post test) Vulva Hygiene
NO KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE
PENGETAHUAN
1 Baik
2 Cukup
3 Kurang
TOTAL
Lampiran 7 SAP
A. Latar Belakang
menyangkut sistem reproduksi (fungsi, kompone dan poses) yang dimiliki oleh
remaja baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual. Masalah organ reproduksi
pada remaja perlu mendapat perhatian yang serius, karena masalah tersebut paling
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya
penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi yaitu dimulai pada masa remaja (WHO dalam Darma,dkk 2017).
Remaja adalah individu dalam rentang usia 10-19 tahun. Tahap remaja
adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh
(Growth Spurt), timbul ciri -ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi
kebiasaan menjaga kebersihan dan perawatan diri sendiri selama menstruasi itu
sangat penting. Perawatan diri yang paling penting pada remaja pada saat
menjaga kebersihan dan salah satunya adalah mengganti celana dalam 2 kali
sehari, cebok atau membasuh daerah genetalia dari depan ke belakang yaitu dari
daerah vulva ke arah anus, serta mengeringkan daerah genetalia untuk mencegah
Vulva hygiene merupakan salah satu untuk mencegah dan mengontrol infeksi
serta untuk menghindari satu untuk mencegah dan mengontrol infeksi serta untuk
2018).
kejadian perilaku personal hygiene di dunia masih sangat rendah, rata-rata lebih
dari 50% perempuan di setiap dunia tanpa sadar melakukan personal hiegene yang
indonesia lebih rentan mengalami ISR yang dipicu iklim Indonesia yang panas
dan lembab. Penyebab tingginya dari kasus tersebut adalah jamur candida albican
sebanyak 77% yang senang berkembang biak dengan kelembapan tinggi seperti
menyatakan bahwa Secara nasional remaja yang perilaku hygiene dengan benar
remaja yang akses dengan kegiatan yang berkaitan dengan informasi kesehatan
Dampak dari kurang baiknya perilaku vulva hygiene pada remaja putri
keluarnya sekret atau cairan selain darah yang berlebihan dari liang vagina dengan
variasi bau, konsistensi, dan warna. Keputihan dapat terjadi secara normal
tidak berwarna atau bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan
(Indah, 2014). Salah satu faktor internal yang dapat menjadi pencetus terjadinya
keputihan pada remaja yaitu kurangnya pengetahuan remaja putri mengenai vulva
hygiene, seperti perilaku membersihkan organ genetalia dengan air yang tidak
bersih dan salah arah saat membersihkannya baik saat buang air besar (BAB) atau
saat buang air kecil (BAK), memakai sabun, pewangi, atau pembilas secara
berlebihan, memakai celana dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat, jarang
mengganti celana dalam, dan jarang mengganti pembalut (Rahman, Noor & Noor,
2013).
Terdapat beberapa penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja
dalam vulva hygiene dengan kejadian keputihan. Berdasarkan hasil penelitian dari
besar (62,3%) tingkat pengetahuan remaja tentang vulva hygiene pada kategori
cukup dan sebagian kecil (37,7%) pada kategori baik. Hasil uji statistik
putri tentang vulva hygiene dengan kejadian keputihan, akan tetapi Rahman, dkk.,
15,6% memiliki pengetahuan kurang tentang vulva hygiene. Hasil uji statistiknya
remaja.
responden hanya 3 yang memiliki pengetahuan tentang vulva higenene yang baik
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan sasaran mampu
mengerti dan memahami manfaat melakukan vulva hygiene dengan baik dan
benar
2) Tujuan Khusus
C. Pelaksanaan Kegiatan
D. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Pemberi Kegiatan Sasaran Metode dan
Penkes Media
E. Evaluasi
MATERI PENYULUHAN
perempuan (kesehatan reproduksi) yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang
terdiri atas mons veneris, terletak didepan simpisis pubis, labia mayora yang
merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora, dua lipatan
kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah jaringan eriktil yang serupa
dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti
uretra, vagina, perineum, dan anus (Ayuningsih, 2010). Praktik vulva hygiene
mempengaruhi personal hygiene, dalam hal ini yaitu vulva hygiene antara lain
body image (citra tubuh), praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan,
vagina.
1. Pruritus Vulvae
genitalia perempuan. Pruritus vulvae merupakan salah satu tanda awal terjadinya
vaginitis. Keadaan gatal ini biasanya terjadi pada malam hari yang
2. Keputihan
sering dialami oleh wanita. Keputihan (Flour Albus) adalah keluarnya cairan
selain darah dari liang vagina yang luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak,
serta disertai oleh gatal setempat. Secara fisiologis terjadinya keputihan adalah
hal yang wajar karena dipengaruhi oleh faktor hormonal. Keputihan fisiologi
ditandai oleh cairan yang berwarna putih, tidak berbau dan apabila dilaksanakan
ketika perempuan terangsang atau saat masa subur (ovulasi), (Fatmawati, 2013).
pada area genitalia. Penyebab keputihan abnormal antara lain organ genitalia
yang kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas vagina
yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak hygienis dan adanya benda asing di
disertai rasa gatal dan disertai nyeri perut di bagian bawah (Fatmawati, 2013)
air pembersih setelah buang air kecil, buang air besar, dan mandi (Annisa, 2014).
Siram bagian kewanitaan dari arah depan kebelakang, bukan sebaliknya. Ini
membersihkan diri dari bekas kencing. Sebaiknya kencing tersebut benar- benar
menempelnya jamur pada alat kelamin. Hindari tukar menukar pakaian dalam
3. Pada saat menstruasi, gunakan pembalut yang berbahan lembut dan menyerap
dengan baik. Pembalut harus diganti minimal 3 kali dalam sehari untuk
5. Menggunakan celana dalam yang bersih, kering, dan terbuat dari bahan katun.
keputihan saja.
genetalia.
yang mengandung zat-zat kimia tertentu. Pada waktu mencuci, renggangkan bibir
vagina dan bersihkan baik-baik. Jangan lupa membersihkan daerah klitoris. Tidak
2. Sesudah buang air besar, bersihkan daerah dubur dari depan ke belakang.
Anus letaknya dekat pembukaan vagina, maka cara pembersihan yang kurang
baik bisa memindahkan bakteri dari dubur dan kotoran ke dalam vagina atau
4. Vulva harus cukup mendapatkan udara dan harus selalu kering. Lebih baik
menggunakan celana dari bahan katun, karena nylon tidak menghisap air dan
tidak tembus udara yang diperlukan untuk udara bebas ke bagian luar alat
dapat berkembang biak disitu. Celana jeans dan celana yang terlalu sempit atau
ketat akan merangsang dan dapat menimbulkan “panty hose vaginitis”, yaitu
sejenis radang vagina akibat celana (panty hose). Pakaian yang longgar
meskipun jumlah darah hanya sedikit. Jika digunakan terlalu lama, maka bakteri
dapat tumbuh dan akhirnya menyebabkan infeksi. Produksi keringat selama haid
lebih banyak daripada biasanya, karena itu untuk menghindari bau tertentu
sebaiknya sering kali mandi. Menurut Andira (2010) sebaiknya mengganti
pembalut saat haid adalah 4 jam sekali atau 2-3 kali sehari atau setiap saat jika
6. Selama ovulasi ada pengeluaran cairan vagina lebih dari biasanya. Kadang-
kadang juga terjadi perdarahan. Hal ini disebabkan oleh produksi esterogen yang
meningkat disertai perubahan hormon tertentu. Mencuci dengan air dan sabun
sudah cukup.
merangsang saja dan sama sekali tidak ada gunanya. Deodoran dapat menutupi
gejala infeksi tertentu. Kecuali, deodoran itu sendiri dapat menimbulkan infeksi.
pasangan. Pengeluaran lendir atau cairan lain dari penis atau luka di daerah alat
kelamin lelaki merupakan suatu indikasi yang bisa merugikan diri sendiri.
9. Periksakan diri secara teratur. Gejala yang dapat terjadi sehari-hari, misalnya:
pengeluaran lendir dari vagina, bau ataupun tidak bau, haid yang banyak dan
berkepanjangan, perdarahan diantara waktu haid normal, maka dari itu periksakan
kepada dokter.
11. Konsumsi yoghurt dari kultur aktif L. Acidophilus untuk mencegah infeksi
1. Bersihkan alat kelamin dan sekitarnya paling sedikit setiap setelah buang air
dengan sabun, kemudian bilas bersih dengan air. Lakukan membersihkan anus
dengan gerakan arah ke belakang, agar kotoran dari anus tidak terbawa ke depan
3. Kemudian cuci tangan dengan sabun sampai bersih, telapak dan punggung
4. Setelah itu barulah bersihkan alat kelamin dengan air bersih. Bersihkan
seluruh bagian alat kelamin sampai keseluruhan lipatan/ lekuk sehingga tidak ada
semua bagian, sampai ke lipatan/ lekukan dari arah depan dengan air bersih dari
arah depan ke belakang. Dimulai dari bagian luar lalu dalamnya. Kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk kering yang bersih, dengan cara menekan,
menyebabkan infeksi.
dengan kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak sekali. Dan
8. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.
Hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat, kulit jadi sulit
berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biakk jamur yang dapat
menimbulkan iritasi.
Infeksi seringkali terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih dan tidak
menyerap keringat.
menjadi tempat masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatirkan dapat
dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut
10. Pada saat menstruasi dinding bagian dalam uterus meluruh sehingga amat
sangat mudah terkena infeksi, oleh karenanya sangat perlu menjaga kebersihan
setiap setelah buang air kecil, atau bila pembalut telah penuh dengan darah, atau
saat mandi.
b. Bila pembalut yang digunakan adalah sekali pakai, maka bersihkan terlebih
tempat sampah.
atau katun) segeralah cuci bersih begitu selesai digunakan dan jemur hingga
benar-benar kering kemudian setrika untuk mematikan kumn dan siap untuk
digunakan kembali.
Pakaian dalam sebaiknya terbuat dari bahan katun atau kaus. Kain yang
tidak menyerap keringat akan menimbulkan rasa panas dan lembab. Kondisi ini
pertumbuhan jamur. Pakaian dalam yang digunakan juga harus dalam keadaan
bersih dan ukuran yang tepat. Pakaian yang terlalu sempit atau penggunaan karet
yang berlebihan akan mengganggu kerja kulit dan menimbulkan rasa gatal.
b. Penggunaan handuk
Penggunaan handuk secara berulang diperbolehkan, tetapi yang perlu
diperhatikan adalah handuk harus selalu dijemur setiap kali selesai dipakai.
Handuk dijemur agar terkena sinar matahari, sehingga jasad renik yang ada pada
handuk mati dan tidak menimbulkan infeksi. Sebaiknya handuk, tidak digunakan
lebih dari satu minggu atau bila sudah tidak nyaman digunakan. Namun,
dihindari, karena bisa menjadi media penularan penyakit kulit dan kelamin,
Bagi pemeluk agama Islam, disunnahkan untuk mencukur habis bulu-bulu pubis
setiap 40 hari, dengan mencukur bulu pubis akan selalu terjaga, sehingga tidak
menjaddi media kehidupan kutu dan jasa renik, serta aroma yang tidak sedap.
Bulu pubis yang terlalu panjang dan lebat (khususnya pada remaja putri) akan
setelah buang air besar dan mengeringkan sampai benar-benar kering sebelum
hangat.
berlebihan, karena akan merusak flora normal, yaitu bakteri Doderlein. Kuman
ini memecah glikogen pada lendir vagina menjadi asam (pH ± 4,5) yang bersifat
Pada saat haid, remaja putri harus memakai pembalut wanita yang
bersih. Pilih pembalut yang tidak berwarna dan tidak mengandung parfum
(pewangi). Hal ini dilakukan untuk mengurangi paparan zat kimia pada vulva.
Setelah buang air kecil atau buang air besar, ganti dengan pembalut yang bersih
saat menjelang haid dan mulai terasa adanya keputihan yang sifatnya fisiologi
f. Meningkatkan imunitas
menderita kanker serviks (kanker leher rahim) dalam waktu 10-20 tahun,tetapi
beberapa kasus ada yang prosesnya berjalan sangat cepat yaitu hanya dalam
waktu 1-2 tahun.semua perempuan beresiko terkena kanker serviks, dan resiko
meningkat apabila telah melakukan kegiatan seksual aktif pada usia muda (<20
melalui vaksinasi merupakan salah satu upaya mencegah kanker serviks, yang
sangat efektif bila dilakukan oleh remaja putri sejak umur 10 tahun