Anda di halaman 1dari 50

GAMBARAN KUALITAS AIR BERSIH

KOTA SORONG

HASIL PENELITIAN

Diajukan oleh:

YUNUS MUSTAFA
NIM. 201701039

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA(YPMP)


SEKOLAH TINGGI IMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SORONG
202
1

LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN KUALITAS AIR BERSIH DI KOTA SORONG

HASIL PENELITIAN
Diajukan Oleh:

YUNUS MUSTAFA
201701039 A
Telah disetujui untuk dijadwalkan pada :
Hari :
Waktu :
Tempat : Kampus STIKES Papua

Tim Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Jenni Lilis.S. Siagian SKM.,M.Kes Dr. Sariana Pangaribuan, SKM., M.Kes


NIDN. 0810108003 NIDN.1202097801

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua

Dr. Sariana pangaribuan,S.KM, M.Kes


NIDN. 1202097801
i
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYRAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

YUNUS MUSTAFA
201701039

GAMBARAN PARAMETER FISIK DAN BIOLOGI DI KOTA SORONG


(vii + 33 Halaman+ 3Tabel +2 Gambar + 5 Lampiran

ABSTRAK
Penyediaan air bersih merupakan salah satu prioritas dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Namun, hal ini belum bisa terwujud karena masih
banyak masyarakat yang menggunakan sumur gali yang kualitas airnya kurang
memenuhi syarat kesehatan untuk dijadikan sebagai sumber air bersih dan air
minum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia sumber
air bersih yang berada 3 titik berdasarkan parameter fisik, kimia,biologi keluhan
kesehatan pengguna sumur, serta konstruksi sumur gali. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif, yakni
menggunakan uji laborotorium dan observasi serta wawancara
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kualitas air sumur gali
yang di uji laboratium PT.TIRTA REMU KOTA SORONG yang berdasarkan
parameter dapat di simpulkan bahwa adanya air yang di kota sorong tidak
memenuhi standard maksimum.

KATA KUNCI : kualitas air bersih


Jumlah Pustakan : (2012 – 2021)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah memberi kesempatan, kesehatan dan petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi penelitian ini dengan judul “Gambaran parameter fisik

dan biologi air kota sorong ‘’ yang diajukan untuk memenuhi persyaratan

Pendidikan Sarjana Strata S1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua Sorong.

Selesainya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Hendrik Sagrim, M.Si., selaku Ketua Yayasan Pemberdayaan Masyarakat

Papua (YPMP).

2. Dr. Marthen Sagrim, SKM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Papua Sorong.

3. Dr. Sariana pangaribuan,SKM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

4. Jenni Lilis.Siaigian SKM,.M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dengan baik, arahan dan bantuan dalam penyusunan Skripsi ini.

i
5. Dr. Sariana pangaribuan,SKM.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dengan baik, arahan dan bantuan dalam penyusunan

Skripsi .

6. Baktianita R. Etnis,S.ST.,M.Kes selaku ketua penguji I yang telah memberikan

masukan dan saran guna kesempurnaan hasil ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

Papua Sorong yang telah membantu penulis dalam masa perkuliahan dan

penyusunan tugas akhir ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

sehingga penyusunan Skripsi ini selesai dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu besar harapan penulis atas kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan untuk

penelitian selanjutnya.

Sorong, …………….2021

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBARAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6
A. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Air Bersih......................................... 6
B. Tinjauan Umum Tentang Parameter Fisik Air......................................... 11
C. Tinjauan Umum Tentang Parameter Biologi Air..................................... 18
D. Kerangka Teori........................................................................................ 21
E. Kerangka Konsep.................................................................................... 22
F. Definisi Operasional................................................................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 25
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 25
B. Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 25
D. Instrumen Penelitian................................................................................ 26
E. Pengumpulan Data.................................................................................. 27
F. Pengelolaan Data dan Analisis Data....................................................... 27
G. Etika Penelitian....................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 30

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran parameter air berdasarkan hasil fisik,kimia dan biologi ,fisik
dan kimia di jalan Distrik Sorong Timur…….

Tabel 4.2 Gambaran parameter air berdasarkan hasil fisik,kimia dan biologi ,fisik
dan kimia di kepuluan Doom …….

Tabel 4.3 Gambaran parameter air berdasarkan hasil fisik,kimia dan biologi ,fisik
dan kimia di Distrik sorong Utara …….

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Toeri............................................................................... 21

Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................... 22

vi
vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar penjelasan

Lampiran 2 Lembar observasi

Lampiran 3 Tabel Peraturan mentri kesehatan RI NO.32 Tahun 2017 tentang

standar baku mutu dan kualitas air

Lampiran 4 surat izin pengambilan data awal

Lampiran 5 surat izin hasil penelitian

vi
vi
DAFTAR SINGKATAN

JDIH : Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Hukum

PERMENKES : Peraturan Mentri Kesehatan

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

UNICEF : Unitet Nations International Children’s Emergenci Fund

WHO : World Health Organisation

PDAM : perusahan Daerah Air minum

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air bersih adalah air banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang memenuhi syarat kesehatan. air berasal dari air tanah Sumber air minum

rumah tangga di Indonesia menggunakan air kemasan, air isi ulang, air ledeng

dari PDAM maupun membeli eceran, sumur bor, sumur gali terlindung, mata

air, penampungan air hujan, dan air sungai/irigasi Tubuh manusia sekitar 50-

60% terdiri dari air sehingga konsumsi air yang dianjurkan per harinya

kurang lebih 1,5 liter atau setara dengan 8 gelas. Sedangkan air bersih untuk

keperluan sehari-hari (Riskesdas, 2013).

Penggunaan air digunakan mulai dari kebutuhan pokok seperti makan

dan minum dan kebutuhan yang lainnya. Penggunaan air dari waktu ke waktu

semakin bertambah seiring mening katnya jumlah penduduk, tetapi

ketersediaan air di muka bumi ini terbatas. Maka dari itu sumber daya air

harus di jaga agar kelestariannya tetap bermanfaat bagi generasi yang akan

datang (Andika 2020).

1
1

Organisasi Kesehatan Dunia. (WHO), sekitar 2,2 miliar orang di

seluruh dunia tidak memiliki layanan air minum yang dikelola dengan aman

dan terkontaminasi feses. Air yang tercemar dapat menularkan penyakit

seperti diare, kolera, disentri, tifus, dan polio. Air minum yang tercemar

diperkirakan menyebabkan 485.000 kematian akibat diare setiap tahun.

Diperkirakan 1 dari 10 orang masih kekurangan pelayanan dasar, termasuk

144 juta orang meminum air yang tidak diolah. Data menunjukkan bahwa 8

dari 10 orang yang tinggal di daerah pedesaan tidak memiliki akses ke

layanan air bersih dan satu dari empat negara dua kali lebih tinggi

dibandingkan dengan yang termiskin. Pada tahun 2025, setengah dari

populasi dunia akan tinggal di daerah yang mengalami kesulitan air

(UNICEF, 2019).

Air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari

adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum

maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara

fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna Permenkes,

2017).

Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Permasalahan

ketersediaan air bersih bagi masyarakat menjadi masalah yang terus dihadapi

oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Meningkatnya aktivitas

pembangunan dan jumlah penduduk, berakibat pada peningkatan kebutuhan

masyarakat akan air bersih. Air merupakan sumber daya alam yang melimpah
2

karena dapat ditemukan di setiap tempat di permukaan bumi. Air merupakan

sumber daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan setiap mahluk hidup.

Bagi manusia, kebutuhan akan air adalah mutlak karena hampir semua

aktivitas manusia memerlukan air (Nurhayati 2015).

Keberadaan air baku sebagai sumber air bersih memiliki peranan

penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di suatu daerah. Air

baku yang dapat dikategorikan sebagai sumber air bersih adalah air yang

dapat memenuhi syarat baik secara fisik, kimia, dan mikrobiologi

berdasarkan baku mutu air Kelas I (Permenkes, 2017). Air baku yang dapat

dijadikan sebagai sumber air bersih adalah air permukaan, air hujan mau pun

air tanah (Mardhia & Abdullah, 2018).

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan

tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk

memenuhi kebutuhan langsung seperti minum dan kebutuhan sehari-hari

lainnya, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan

transportasi. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian

tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji

kimia,biologi. dan fisika (Afdaliah dkk 2018).

Berdasarkan data yang di peroleh penelitian dari penduduk yang

berjumlah 10 orang penduduk setempat yang mengunakan sumur bor untuk

mencuci, mandi, memasak, dan lainnya. Sementara itu, Menurut keterangan

masyarakat setempat, air sumur yang mereka gunakan cukup bersih, namun
3

ada juga Masyarakat sering mengeluhkan kualitas air yang keruh, berwarna

kuning, berbau dan tidak dapat diminum. Jika digunakan untuk memasak

nasi, maka nasi akan cepat basi. Pada saat musim kemarau, sumur bor yang

disediakan pengembang tidak dapat digunakan sehingga masyarakat harus

menggali sumur baru. Beberapa masyarakat berasumsi bahwa air yang bau

dan tidak berwarna dan tidak berasa disebabkan oleh tanah yang dahulunya

merupakan daerah rawa .

Masalah utama yang berkaitan dengan sumber daya air meliputi jumlah

air yang kurang mampu mencukupi kebutuhan manusia dan air tanah yang

digunakan semakin menurun kualitasnya. Penurunan kualitas air tanah

disebabkan oleh kualitas tanah sehingga berdampak buruk terhadap sumber

daya air. Berdasarkan latar belangkang di atas maka peniliti tertarik meneliti

tentang ‘gambaran kualitas air di kota sorong

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah

Gambaran Kualitas air bersih di Kota Sorong ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Gambaran Kualitas air bersih Kota Sorong .

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran air bersih berdasarkan parameter fisik (suhu,

warna, bau, rasa dan kekeruhan, TDS meter) di kota Sorong


4

b. Mengetahui gambaran air bersih berdasarkan parameter biologi

(Coliform dan Coli tinja) di Kota Sorong

c. Mengetahui gambaran air bersih berdasasarkan parameter kimia (Ph,

DO (Dosolved Oksien, sisa KLOR (Chlorine Residual) di KotaSorong

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan

ilmu Kesehatan Lingkungan tentang baku mutu air di Papua Barat

2. Manfaat ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

parameter dan pengukuran faktor biologi, dan fisika yang menjadi

penentu tingkat parameter air.

3. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai

parameter air di masyarakat .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Air Bersih

1. Pengertian kualitasr air

Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik

fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran

kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia

Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat

diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dinamakan air minum

adalah air yang melalui proses pengolahan atau tahapan proses pengolahan

me menuhi syarat kesehatan dan langsung diminum (Kumalajati et al.,

2017)

 Air adalah salah satu senyawa yang paling banyak dan

penting. Cairan yang tidak berasa dan tidak berbau pada suhu kamar,

memiliki kemampuan penting untuk melarutkan banyak zat lainnya.Air

bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan

kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum

apabila dimasak (JDIH BPK RI, 2021)

Mutu air adalah kondisi meningkatkan kegiatan manusia yang tidak

bijak sehingga menimbulkan percemaran air pada sumber-sumber


2

air.kondisi tersembut bisa terjadi karena menerima beban percemaran yang

melampaui daya dukungnya. Pencemaran air merupakan salah satu

masalah yang sangat penting untuk diperhatikan, karena air sangat

dibutuhkan dalam kehidupan. Keberadaan air yang tercemar akan sangat

mengganggu sistem kehidupan, karena makhluk hidup membutuhkan air.

( Hudiyah 2019) .

2. Sumber air

Pada dasarnya jumlah air yang ada di bumi adalah tetap dan

mengikuti suatu siklus (daur ulang) yang disebut dengan siklus

hidrologi. Dengan adanya penyinaran matahari, maka air mengalami

penguapan atau evaporasi dan akan membentuk uap air. Uap air ini

kemudian akan menyatu ditempat tinggi, yang dikenal dengan awan .

Oleh angin, awan ini akan terbawa semakin tinggi sehingga

mencapai temperatur yang rendah, yang menyebabkan titik-titik air

jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan sebagian akan mengalir ke

dalam tanah, jika air ini keluar pada permukaan bumi atau tanah maka

air ini akan disebut mata air. Sedangkan air hujan yang jatuh ke bumi

atau tanah lalu mengalir ke tempat yang rendah (cekung), maka air

tersebut akan membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak

diantaranya yang mengalir ke laut kembali Berdasarkan sumbernya,

air dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu (Rengganis &

Seizarwati, 2015):
3

a. Air tanah.

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke pemukaan

bumi lalu meresap ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi

secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,

di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah

menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

Air tanah terbagi atas :

1) Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan

air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian juga

dengan sebagian bakteri sehingga air tanah ini akan jernih tetapi

lebih banyak mengandung zat-zat kimia karena melalui lapisan

tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk

masing-masing lapisan tanah. Pengotoran juga masih terus

berlangsung terutama pada permukaan air yang dekat

permukaan tanah. Air tanah dangkal ini dimanfaatkan untuk

sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.

2) Air tanah

Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang

pertama. Untuk mengambil air ini diperlukan bor karena

kedalamannya berkisar antara 100-300 meter. Jika tekanan air

tanah ini besar maka air akan menyembur kepermukaan sumur.

Sumur ini disebut sumur atesis. Jika air tidak dapat keluar
4

dengan sendirinya maka diperlukan pompa.

3) Mata air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya

kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam,

hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan kuantitas serta

memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam.

3. Standar baku mutu air

Menurut Permenkes (2017), baku mutu air diklasifikasikan dalam

4 kelas, seperti berikut:

1. Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi Standar

2. Air untuk Kolam Renang

3. Air untuk SPA (solus per aqua)

4. Air Untuk Pemandian Umum

1. Tinjauan Umum Tentang Parameter Fisik Air

1. Pengertian parameter fisik

Air merupakan salah satu parameter yang perlu diperhatikan

dalam penelitian sampel air adalah suhu karena terjadinya perubahan suhu

akan menimbulkan perubahan kualitas air. Pentingnya suhu dalam

menentukan kualitas air terutama berasal dari hubungan dengan

parameter kualitas air lainnya. Sebagian besar memiliki hubungan estetika

pada aspek kualitas air, ada yang langsung berhubungan dengan

kesehatan.
5

2. Cakupan parameter fisik air :

a. Suhu

Temperatur air akan memiengaruhi penerimaan masyarakat akan

air tersebut dan dapat pula memengaruhi reaksi kimia dalam

pengolahannya terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur

yang diinginkan adalah ±3ºC suhu udara disekitarnya yang dapat

memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari sumber-

sumber air akan memengaruhi temperatur air. Disamping itu,

temperatur pada air memengaruhi secara langsung toksisitas.

b. Bau dan rasa

Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya

disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-

tipe tertentu organism mikroskopik, serta persenyawaan-

persenyawaan kimia seperti phenol. Bahan–bahan yang

menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber.

Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi.

Karena pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada reaksi individu

maka hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Untuk standard air minum

dan air bersih diharapkan air tidak berbau dan tidak berasa.

c. Kekeruhan

Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu

banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan

warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang


6

menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan

organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi.

Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan

dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan

tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha

penyaringan, dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi.

d. Warna

Warna di dalam air terbagi dua, yakni warna semu (apparent

color) adalah warna yang disebabkan oleh partikel-partikel penyebab

kekeruhan (tanah, pasir), partikel halus besi, mangan, partikel- partikel

mikroorganisme, warna industri, dan lain-lain. Yang kedua adalah warna

sejati (true color) adalah warna yang berasal dari penguraian zat organik

alami, yakni humus, lignin, tanin dan asam organik lainnya.

Penghilangan warna secara teknik dapat dilakukan dengan berbagai

cara. Diantaranya: koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, oksidasi,

reduksi, bioremoval, terapan elektro, dsb. Tingkat zat warna air dapat

diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode fotometrik.

e. Total Dissolved Solid (TDS)

Residu terlarut dalam air berupa senyawa anorganik yang dapat

larut dalam air. Bahan anorganik terlarut berupa logam mineral, gas dan

hasil pembusukan atau penguraian tumbuhan dan hewan. Adanya gas

dalam air berasal dari udara dan hasil proses metabolisme biota air,

sedangkan senyawa logam berasal dari tanah yang dialiri air saat
7

mengalir. Bahan terlarut tidak diinginkan dalam air karena nilai estetika

air berupa warna, rasa dan bau tertentu yang terjadi.

TDS mempengaruhi ketransparanan dan warna air. Sifat transparan air

ada hubungannya dengan produktifitas, transparan yang rendah

menunjukkan produktivitas tinggi. Cahaya tidak dapat tembus banyak

jika konsentrasi bahan terlarut tinggi, sehingga menghalangi proses

fotosintesis. Batas maksimum kandungan padatan terlarut dalam air

untuk Kelas I sampai III adalah 1000 mg/liter sedangkan untuk Kelas

IV adalah 2000 mg/l

B. Tinjauan Umum Tentang Faktor Biologi Air

1. Pergertian parameter biologi air

parameter  adalah  biologi, yaitu berhubungan dengan keberadaan

populasi mikroorganisme akuatik di dalam air, yang berakibat pada

kualitas air Kehadiran bakteri ini dalam air menunjukkan kemungkinan

kehadiran bakteri patogen lain. 

Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi

atau bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri

yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses dari manusia

maupun dari hewan, karena organisme tersebut merupakan organisme

yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Air

yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat

digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak


8

karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya

bagi kesehatan, terutama patogen penyebab infeksi saluran pencernaan

(Andawayanti et al., 2012)

2. Cakupan parameter biologi adalah :

a. Bakteri Coli (Colifecal)

Colifecal adalah bakteri Coli yang berasal Dari kotoran

manusia dan hewan mamalia. Bakteri ini bisa masuk ke perairan bila

ada buangan feces yang masuk ke dalam badan air. Jika terdeteksi

ada bakteri Colifecal di dalam air maka air tersebut kemungkinan

tercemar sehingga tidak bisa dijadikan sebagai sumber air minum.

kadar maksimum fecal coliform yang diperbolehkan untuk kelas 1

adalah 100 koloni/ 100 ml , untuk kelas 2 adalah 1000 koloni/ 100

ml sedangkan untuk kelas 3 dan 4 adalah 2000 koloni/ 100 ml.

b. Coliform

Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang

berada di air. Bakteri ini bisa dijadikan sinyal yang menentukan

suatu sumber air telah terkontaminasi oleh pathogen atau tidak.

Bakteri ini mempunyai ciri-ciri gram negatif, berbentuk batang,

merupakan anaerobe fakultatif yang dapat memfermentasikan

laktosa dengan pembentukan asam dan gas pada suhu 350 Celsius

selama 24 hingga 48 jam. Bakteri coliform menghasilkan zat etionin

yang dapat menyebabkan penyakit.


9

C. Tinjauan Umum Tentang Faktor kimia Air

Parameter kimia adalah

2. Cakupan parameter biologi adalah :

a. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion Hidrogen dalam suatu

larutan. Dalam air yang bersih jumlah konsntrasi ion H + dan OH-

berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi

netral. Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang

mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah

dan basa lemah. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik

umumnya berkisar antara 7-8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat

asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup

organisme karena akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa

logam berat yang bersifat toksik

b. Oksigen Terlarut (DO Dissolved Oxygen)

Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut adalah banyaknya

oksigen yang terkandung dalam air dan diukur dalam satuan mg/l.

oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman

maupun hewan dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air

tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan

konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya.

Gas oksigen terlarut adalah salah satu faktor yang paling penting

dalam sistem air. Sumber utama oksigen terlarut ini berasal dari
10

atmosfer dan proses fotosintesa tumbuhan hijau. Proses absorbs

oksigen oleh air melalui difusi langsung dan agitasi (gejolak)

permukaan air akibat angin dan arus turbulensi. Jumlah oksigen

terlarut dalam air tergantung luas permukaan air yang berkontak

langsung dengan atmosfir.

Air yang tidak mengalami pencemaran dan dipenuhi dengan

tumbuhan air yang hijau akan mempunyai oksigen terlarut yang

meningkat jelas dan mencapai maksimum pada sore hari. Hal ini

disebabkan oleh oksigen hasil fotosintesa tumbuhan air bila terkena

sinar matahari cukup dengan waktu yang lama.

c. sisa Klor (chlorine Residual)


11

D. Kerangka Teori
Syarat mutu air
a. Syarat – syarat fisik
AIR 1) Bau
2) Rasa
3) Warna
4) Suhu
5) Kekeruhan
Parameter 6) TDS
Air b. Parameter biologi
1) E.coli
2) Coliform
c.parameter kimia
1) ph
2) Desolved oxygen
3) Klor

Standar baku mutu air


1. Keperluan Higiene sanitasi
2. Kolam Renang
3. SPA
4. Pemandian Umum

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Permenkes No. 32 Tahun 2017& UU Republik Indonesia
No.17 Tahun 2019

E. Kerangka Konsep

Parameter fisik
Sumber air bersih

parameter biologi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


12

G. Definisi Operasional

1. Parameter air

parameter air adalah kondisi air yang digunakan untuk keperluan

yang diukur dan diuji dilaboratium dan dibandingkan dengan standard

baku mutu parameter kimia, fisik, biologi .

2. Parameter fisik

Parameter fisik adalah gambaran air bersih yang di ketahui melalui

pemeriksaan laboratium diikat berdasarkan dengan warna, rasa, bau,

suhu, kekeruhan, dan TDS.

Kriteria Objektif

a. Memenuhi syarat : jika berdasarkan hasil pemeriksaan air semua

indikator memenuhi standard baku mutu

b. tidak memenuhi syarat : jika berdasarkan hasil pemeriksaan air

terdapat salah satu indikator yang tidak

memenuhi standard baku mutu

Alat ukur : current meter

Skala : nominal

3. Parameter biologi gambaran air bersih yang di ketahui melalui

pemeriksaan laboratium diikat berdasarkan dengan coli tinjah dan

colifrom

Alat ukur : bogorov tray

Skala : rasio
13

Kriteria Objektif

a. memenuhi syarat : Jika berdasarkan hasil pemeriksaan air

semua indikator memenuhi standard baku

mutu

b.tidak memenuhi syarat : Jika berdasarkan hasil pemeriksaan air

terdapat salah satu indikator yang tidak

memenuhi standard baku mutu


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional dengan menggunakan

pendekatan yang bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran

parameter fisik dan biologi air di Kota Sorong dengan menggunakan uji

laboratorium,

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Sorong

2. Waktu penelitian

Penelitian bulan September 2021,.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah sumber air bersih masyarakat

di Kota Sorong

2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah 3 titik sumur yang di ambil di RK

03 kepulauan DOOM ,jln.Kanal victory Distrik Sorong Timur ,malanu

kampong di Distrik Sorong Utara .

25
1

1. Teknik acak strata

Teknik Sampel air yang di ambil pada 3 titik yan di ambil

berdasrakan. Air yang bermasalah di masyarakat

D. Instrumen Penilitian

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel mengacu pada SNI

6989.58.2008. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 8 (delapan) kali

selama satu bulan. Tahapan pengambilan sampel menurut SNI 6989.58.2008

adalah sebagai berikut:

1. Botol sampel steril, tisu alcohol, korek api, cooler box, ice pak, tool box

2. Setelah itu diambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan

dimasukkan ke dalam botol aqua yang sesuai peruntukan analisis,

kemudian diberi label dengan mencantumkan nomor sampel, tanggal dan

waktu pengambilan. Lalu, sampel dimasukkan ke dalam box yang berisi es

batu, kemudian dilakukan segera pengujian untuk parameter dan hasil

pengujian parameter lapangan dicatat di dalam buku catatan khusus.

3. Membilas alat dengan sampel yang akan diambil sebanyak tiga kali.

4. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung dari sumur yang dijadikan

sampel
2

E. Pengumpulan Data

1. Data primer

Survei secara langsung dilapangan untuk melihat keadaan lokasi,

pengambilan sampel, dan hasil pemeriksaan sampel air di laboratorium.

2. Data sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait yaitu RT.

F. Analisa Data

1. Analisa data

Analisisa data dilakukan secara Univariat

a. Univariat

Analisis ini untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing

dari parameter fisik (rasa. Bau. Temperatur, TDS, kekeruhan,) biologi

( e.coli. colinifrom.) kimia ( ph, DO, Kror).

G. Etika Penelitian

Menurut Polit & Beck (2012) bahwa dalam melakukan penelitian ini,

peneliti melakukan penelitian dengan berpegang pada beberapa prinsip etik,

yaitu :

1. Prinsip self determinan

Prinsip ini berartinya menghargai otonomi individu untuk

membuat keputusan terhadap dirinya sendiri untuk berpartisipasi atau

tidak dalam penelitian ini.


3

2. Prinsip anonymity atau confidentiality

Prinsip ini diaplikasikan dengan cara semua informasi yang

didapatkan dari responden dijaga kerahasiannya.

3. Prinsip protection discomfort

Peneliti melindungi hak responden untuk mendapatkan

perlindungan dari ketidak nyamanan selama kegiatan penelitian.

4. Prinsip beneficience

Pada prinsip ini diharapkan peneltani berusaha untuk melakukan

penelitian yang manfaat.

5. Prinsip justice

Prinsip ini diaplikasikan dengan memilih sampel berdasarkan alasan

masalah penelitian, bukan atas dasar subjektifitas atau kepentingan lain


4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Keadaan geologi Kota Sorong terdapat hamparan galian golongan

C seperti batu gunung, batu kaIi, sirtu, pasir, tanah uruk dan

kerikil.Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Sorong adalah tanah

latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung Kasuari dan tanah

fudsolik merah kuning yang terdapat dihamparan seluruh kawasan Distrik

Sorong Timur. Keadaan permukaan Kota Sorong yang terdiri dari gunung,

buki-bukit dan dataran yang rendah yang ditandai dengan jurang, dan

wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti sungai Rufei, sungai

Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Klawiki,

sungai Klasaman dan sungai Klabtin.

Kota Sorong beriklim hutan hujan tropis (Af) dengan suhu udara

minimum di Kota Sorong sekitar ±23 °C dan suhu udara maksimum

sekitar ±33 °C. Curah hujan tahunan tercatat berada pada kisaran 2.700

hingga 3.200 mm. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun serta tidak

terdapat bulan tanpa hujan dan banyaknya hari hujan setiap bulan antara

9–27 hari. Kelembaban udara rata-rata tercatat ±83%.Kota Sorong

.Kebutuhan air bersih untuk distrik sorong timur sampai tahun 2030
5

mencapai 122 ltr/det. Dan debit air baku dari sungai warsamson

berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan yang dilakukan oleh

2. Analisis Data kualitas air

a. Pengukuran Kualitas Air Di Jalan Victory Kota Sorong

Tabel 4.1 gambaran parameter air berdasrakan hasil fisik,kimia dan biologi, di
Distrik Sorong Timur
No Indicator Hasil Standar Baku Keterangan
1 Parameter Fisik    
  a.   Suhu Suhu udara +3  Tidak
29,8
memenuhi
  b.   Kekeruhan 25  Tidak
593 memenuhi
  c.   Bau dan Rasa tidak berasa Memenuhi  Memenuhi
dan tidak syarat
berbau
  d.   Daya hantar listrik 1000-10000 Tidak
88,1
(conductivity) memenuhi
  e.   Jumlah zat padat 1000  Tidak
427
terlarut (TDS) Memenuhi
2 Parameter kimia  
  a.   pH 6,80 6,5-8,5  Memenuhi
  b.  Desolved oxygen 64,3 6  Memenuhi
  c.   Sisa Klor (chlorine Dibawah 0,2 – 0,6  Memenuhi
Residual) 0,05
3 Parameter Biologis  
  a.     E.Coli 6,3 0  Tidak
Memenuhi
  b.     Total bakteri 1732,9 50  Tidak
coliform Memenuhi
Sumber Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil

Pemeriksaan sampel air sumur gali bahwa parameter fisik , biologi dan

kimia.hal ini menujukan bahwa air tersembut tidak memenuhi standar

baku mutu
6

b. Pengukuran Kualitas Air Di Kepualauan Doom Kota Sorong

Table 4.2. gambaran parameter air berdasrakan hasil fisik,kimia dan biologi
Kepulauaan Doom
No Indicator Hasil Standar Baku Keterangan
1 Parameter Fisik  
Tidak
33,3
  a.   Suhu Suhu udara +3 memenuhi
 Tidak
  b.   Kekeruhan 243 25 memenuhi
tidak berasa
dan tidak
  c.   Bau dan Rasa berbau Memenuhi syarat  Memenuhi
d.   Daya hantar listrik 1000-10000  Tidak
49,8
  (conductivity) Memenuhi
e.   Jumlah zat padat 1000
243
  terlarut (TDS)  Memenuhi
2 Parameter kimia  
  a.   pH 7,28 6,5-8,5  Memenuhi
6 Tidak
77,4
  b.  Desolved oxygen Memenuhi
c.   Sisa Klor (chlorine Dibawah 0,2 – 0,6  Tidak
  Residual) 0,05 Memenuhi
3 Parameter Biologis  
0  Tidak
  a.     E.Coli 3,1 Memenuhi
50  Tidak
  b.    Total bakteri coliform >2419,6 Memenuhi

Sumber Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil

Pemeriksaan sampel air sumur gali bahwa parameter fisik kimia dan

biologi, tidak memenuhi standar baku mutu


7

c. Pengukuran Kualitas Air Di Malanu Kota Sorong

Table 4.3. gambaran parameter air berdasrakan hasil fisik,kimia dan biologi di
Distrik Sorong Utara
No Indicator Hasil Standar Baku Keterangan
1 Parameter Fisik  
Tidak
32,4
a.   Suhu Suhu udara +3 memenuhi
b.   Kekeruhan 4,06 25  Memenuhi
tidak berasa Memenuhi syarat
dan tidak
c.   Bau dan Rasa berbau  Memenuhi
d.   Daya hantar listrik 1000-10000  Tidak
44,2
(conductivity) Memenuhi
e.   Jumlah zat padat 1000
210
terlarut (TDS)  Memenuhi
2 Parameter kimia  
a.   pH 7,10 6,5-8,5  Memenuhi
b.  Desolved oxygen 96,6 6  Memenuhi
c.   Sisa Klor (chlorine Dibawah 0,2 – 0,6  Tidak
Residual) 0,05 Memenuhi
3 Parameter Biologis  
0 Tidak
a.     E.Coli 1,0 Memenuhi
b.     Total bakteri 50  Tidak
coliform >2419,6 Memenuhi

Sumber Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil


Pemeriksaan sampel air sumur gali bahwa parameter fisik kimia dan
biologi, kualitas Fisik , tidak memenuhi standar baku mutu

B. Pembahasan

Kualitas air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi
8

cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air yang diukur dan atau diuji

berdasarkan parameter – parameter tertentu dan metode tertentu dalam

waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang

ditetapkan. Berdasrkan hasil penelitian ini dilakukan di daerah

kep.doom ,distrik sorong timut.distrk sorong utara pada parameter tidak

memenuhi syarat kualitas pada 3 titik di kota sorong yang meliputi

suhu,kekeruhan, dan jumlah zat padat terlalut.jumlah sampel yang

sebanyak 3 titik daerah kota sorong pemgambilan sampel tersembut sebagai

berikut

1.Parameter fisik di kota sorong di karenakan pada lokasinya bekas rawa-

rawa sehingga banyak factor tidak memungkinkan untuk masyarakat tidak

komsumsi MCK ( Mandi, Cuci, Kakus) yang dapat lihat secara kasat mata

maupun uji laboratium ,akan tetapi masyarakat tetap menggunakan air

tersebut untuk MCK masyarakat sangat kekurangan air bersih dengan

kendalah ekonomi dan kemampuan untuk mencakupi air bersih dan tidak

layak di gunakan.

2. Parameter biologi di kota sorong menunjukkan bahwa saluran air /

drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Karena saluran tersebut

tersumbat oleh sampah dan pembuangan air limbah dapur langsung ke

tanah mengakibatkan terjadinya pencemaran sumur gali sehingga sebagian

besar air sumur gali tercemar oleh bakteri Eschericia Coli dan bakteri

Coliform menunjukan bahwa sumur gali mudah terkontaminasi oleh bakteri


9

dari sumber pencemaran seperti limbah rumah tangga dan sisa pembuangan

manusia karena sumur gali tidak kedap air .


DAFTAR PUSTAKA

Aji, A. S. (2018). Survei Kepuasan Pelanggan Pdam Kota Balikpapan. Unimma


Press. Balikpapan

Andawayanti, U., Bisri, M., & Ainin, C. (2012). Studi Harga Air Di Pdam Kota
Malang. Jurnal Teknik Pengairan: Journal Of Water Resources
Engineering,1(2),5566.Https://Jurnalpengairan.Ub.Ac.Id/Index.Php/Jtp/Ar
ticle/View/101. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Afdaliah, N. (2019). Pemetaan Kualitas Air Sumur Bor Warga Kota Sorong.
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun.

Andika, B., Wahyuningsih, P., & Fajri, R. (2020). Penentuan Nilai Bod Dan Cod
Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (Ppks) Medan. Quimica: Jurnal Kimia Sains Dan
Terapan, 2(1), 14–22.
Https://Ejurnalunsam.Id/Index.Php/Jq/Article/View/2617. Diakses Tanggal
20 Juni 2021

Anton Silas Sinery. (2019). Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan.
Deepublish. Jakarta

Ardiatma, D., & Pangestu, D. (2020). Daur Ulang Air Reverse Osmosis Rejection
Di Pt. Kalbe Farma. Jurnal Teknologi Dan Pengelolaan Lingkungan,
7(01), 8–13.
Https://Jurnal.Pelitabangsa.Ac.Id/Index.Php/Jtpl/Article/View/598.
Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Arif Sumantri, S. K. M. (2017). Kesehatan Lingkungan—Edisi Revisi. Prenada


Media. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Atima, W. (2015). Bod Dan Cod Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku
Mutu Air Limbah. Biosel (Biology Science And Education): Jurnal
Penelitian Science Dan Pendidikan, 4(1), 83–93.
Https://Doi.Org/10.33477/Bs. V4i1.532. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Ermawati, R. (2018). Sistem Penyediaan Air Minum (Studi Kasus Kota Ambon).
Unimma Press. Balikpapa

1
1

Fitriyah, F., & Maulana, Z. (2018). Teknologi Pengolahan Air Bersih


Menggunakan Media Pac. Jurnalis: Jurnal Lingkungan Dan
Sipil,1(1),6273.Http://Ejournal.Lppmunbaja.Ac.Id/Index.Php/Jls/Article/V
iew/191. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Hartayu, R., Putra, D., & Zainal, A. (2019). Pembuatan Filter Air Sederhana.
Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen Dan Mahasiswa,
3(2), Article 2. Https://Doi.Org/10.30996/Abdikarya.V3i2. 3716. Diakses
Tangga L 20 Juni 2021

Hatmoko, W., Radhika, R., Firmansyah, R., & Fathoni, A. (2018). Ketahanan Air
Irigasi Pada Wilayah Sungai Di Indonesia. Jurnal Irigasi, 12(2), 65–76.
Https://Doi.Org/10.31028/Ji.V12.I2.65-76 . Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Jdih Bpk Ri. (2021). Permenkes No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum
[Jdih Bpk Ri]. Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Details/112092/
Permenkes-No-32-Tahun-2017. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Kencanawati, M., & Mustakim. (2017). Analisis Pengolahan Air Bersih Pada Wtp
Pdam Prapatan Kota Balikpapan. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Transukma
(Tanah Transportasi Struktur Manajemenkontruksi),2(2),103–
117.Https://Transukma.Uniba
Bpn.Ac.Id/Index.Php/Transukma/Article/View/51.Diakses Tanggal 20 Juni
2021

Kholif, M. A. (2020). Pengelolaan Air Limbah Domestik. Scopindo Media


Pustaka. Jakarta

Kodoatie, R. J. (2021). Tata Ruang Air Tanah. Penerbit Andi. Yogyakarta

Kumalajati, E., Sabarnudi, S., Budiadi, B., & Sudira, P. (2017). Analisis
Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Di Das Keduang
Jawatengah.Jurnalteknosains,5(1),9–19.
Https://Doi.Org/10.22146/Teknosains.26854 . Diakses Tanggal 20 Juni
2021

Kusdiyanto, K., & Riyardi, A. (2007). Air Pdam Dan Air Sulingan Dalam
Konsumsi Air Di Kotasurakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian
2

Masalah Ekonomi Dan Pembangunan, 8(1), 28–35.


Https://Doi.Org/10.23917/Jep.V8i1.3935. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Machdar, I. (2018). Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pencemaran Air,


Pencemaran Udara, Dan Kebisingan. Deepublish. Jakarta

Mardhia, D., & Abdullah, V. (2018). Studi Analisis Kualitas Air Sungai Brangbiji
Sumbawa Besar. Jurnal Biologi Tropis, 18(2), 182–189.
Https://Doi.Org/10.29303/Jbt.V18i2.860. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Matahelumual, B. C. (2010). Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta Tahun 2010.


Jurnal Lingkungandanbencanageologi,1(3),131–149.
Https://Doi.Org/10.34126/Jlbg.V1i3.11. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Meilya Farika Indah. (2020). Dampak Kualitas Aliran Sungai Terhadap Paparan
Merkuri (Hg) Pada Penambangan Emas. Deepublish. Jakarta

Paulus, J. J. H. (2020). Buku Ajar Pencemaran Laut. Deepublish. Jakarta

Rengganis, H., & Seizarwati, W. (2015). Strategi Dan Upaya Pemanfaatan


Sumber Air Umbulan Untuk Penyediaan Air Bersih Di Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Teknik Hidraulik, 6(1), 63–76.
Https://Doi.Org/10.32679/Jth.V6i1.513 . Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Rusdiana, O. (2001). Kondisi Dan Masalah Air Di Pulau Jawa. Jurnal


Manajemen
Hutantropika,7(1),Article1.Https://Journal.Ipb.Ac.Id/Index.Php/Jmht/Artic
le/View/2737.Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Sahubawa, L., & Puspita, I. D. (2021). Manajemen Limbah Industri Perikanan.


Ugm Press. Yogyakarta

Salilama, A. (2018). Analisis Kebutuhan Air Bersih (Pdam) Di Wilayah Kota


Gorontalo. Radial : Jurnal Peradaban Sains,
Rekayasadanteknologi,6(2),102–114.
Https://Doi.Org/10.37971/Radial.V6i2.169. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Santoso, D. H. (2015). Kajian Daya Dukung Air Di Pulau Bintan, Provinsi


Kepulauan Riau. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 7(1), 01–17.
3

Https://Doi.Org/10.20885/Jstl .Vol7.Iss1.Art1. Diakses Tanggal 20 Juni


2021

Soegianto, A. (2019). Ekologi Perairan Tawar. Airlangga University Press.


Surabaya

Sukartini, N. M., & Saleh, S. (2016). Akses Air Bersih Di Indonesia. Jurnal
Ekonomikuantitatifterapan.Https://Doi.Org/10.24843/Jekt.2017.V09.I02.P
01 . Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Suryani, A. S. (2020). Pembangunan Air Bersih Dan Sanitasi Saat Pandemi


Covid-19. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 11(2), 199–214.
Https://Doi.Org/10.46807/Aspirasi.V11i2.1757. Diakses Tanggal 20 Juni
2021

Triarmadja, R. (2019). Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan. Ugm Press.


Yogyakarta

Ummah, M., & Kusumah, R. I. (2020). Kajian Teoritis Water Governance Untuk
Pengelolaan Air Di Indonesia. Jisipol | Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik, 4(1), 29–51.
Https://Ejournal.Unibba.Ac.Id/Index.Php/Jisipol/Article/View/259.
Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Unicef, W. (2019). Drinking-Water. Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-


Sheets/Detail/Drinking-Wate R. Diakses Tanggal 20 Juni 2021

Wandrivel, R., Suharti, N., & Lestari, Y. (2012). Kualitas Air Minum Yang
Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus Padang
Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas, 1(3),
Article 3. Https://Doi.Org/10.25077/Jka.V1i3.84 . Diakses Tanggal 20 Juni
2021
4
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Judul penelitian : Gambaran parameter fisik dan biologi di kota sorong


Peneliti : Yunus Mustafa

NIM : 201701039

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parameter fisik dan

biologi air di kota sorong. Mahasiswa tingkat akhir di Stikes papua . mahasiswa

akan diberikan lembar pernyataan terkait dengan memilih salah satu jawaban

yang sesuai dengan responden. Jika mahasiswa bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini, maka mahasiswa diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan menjadi responden. Mahasiswa bisa menolak atau mengakhiri

keterlibatan dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun. Kerahasiaan

informasi akan dijaga dan tidak akan digunakan untuk hal diluar kepentingan

penelitian ini

11 September 2021

Yunus Mustafa Lampiran 2


NIM. 201701039

LEMBAR PERSETUJUAN
Judul penilitian : Gambaran Parameter fisik dan Biologi air di Kota Sorong

Penelitian : Nama : Yunus Mustafa


NIM : 201701039

Saya yang bertanda tanga di bawah ini menyantakan bahwa saya


memberikan persetujuan untuk menjadi respoden dalam penelitian ini. Saya
menetahui bahwa saya bagian dari peneltian dengan tujuan untuk mengetahui
kelayakan dan menerima instrumesn yang akan di pakai pada penelitian yang
akan di lakukan pada responden.
Saya mengetahui bahwa tidak ada resiko yang saya alami dan saya telah
diberitahu tentang adanaya jaminan kerasiaan informasi yang di berikan dan
saya juga memahami manfaat penelitian ini.

Saksi Sorong 2 Agustus 2021

Respoden
Yunus Mustafa
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

N Syarat Konstruksi Sumur Gali Yes No


O

1. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 1


meter dari permukaan tanah.
Mempunyai dinding sumur yang tingginya
2. sekurang-kurangnya 3 meter dari permukaan
tanah ke bawah.

3. Dinding dan bibir dibuat kedap air.

4. Lantai semen mengitari sumur mempunyai


jarak tidak kurang dari 1meter

5. Lantai sumur tidak mengalami kerusakan atau


keretakan yang
memungkinkan air merembes masuk ke
dalam sumur.

Mempunyai drainase yang dibuat dengan


6. menyambung parit agar tidak
terjadi genangan air.

Saluran pembuangan berfungsi dengan baik.


7.
8. Jarak antara sumber pencemar dengan sumur
adalah 10 meter.

Jumlah
PERMENKES NO.32 TAHUN 2017
Parameter Fisik

no Parameter wajib unit Standar baku mutu


(kadar maksimum)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCI 50
3 Zat padat terlarut Mg/1 1000
(total dissolved solid)
4 Suhu °c Suhu udara ± 3
5 Rasa Tidak berasa
6 Bau Tidak berbau

Parameter biologi
No Parameter wajib Unit Standar baku mutu
(kadar maksimum)
1 Total coliform CFU/100ml 50
2 E.coli CFU/100ml 0

Anda mungkin juga menyukai