Anda di halaman 1dari 143

1

PENERAPAN KONSUMSI PISANG AMBON SEBAGAI METODE MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA KELUARGA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADINGREJO
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :
YULIA PUTRI KESUMA DEWI
144012016043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

PENERAPAN KONSUMSI PISANG AMBON SEBAGAI METODE MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA KELUARGA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADINGREJO
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh :
YULIA PUTRI KESUMA DEWI
144012016043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

PENERAPAN KONSUMSI PISANG AMBON SEBAGAI METODE


MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA KELUARGA YANG
MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GADINGREJO TAHUN 2019

Yulia Putri Kesuma Dewi


92 hal + 11 lampiran + 20 tabel

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal.
Anggota keluarga yang mengalami Hipertensi belum mampu memodifikasi gaya
hidup yaitu seperti pengaturan pola makan sehat atau diet. Tujuan penelitian ini
untuk melaksanakan penerapan konsumsi pisang ambon sebagai metode
menurunkan tekanan darah pada keluarga yang mengalami Hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Gadingrejo tahun 2019.
Jenis penelitian ini dengan pendekatan studi kasus. Peneliti menggunakan 2
partisispan, berjenis kelamin perempuan dengan usia dibawah 50 tahun, dan
mengalami Hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga kali pertemuan pada
kedua Partisipan di dapatkan hasil pada Partisipan 1 mengalami penurunan
tekanan darah dari 170/110 mmHg menjadi 130/70 mmHg, Partisipan 2
mengalami penurunan tekanan darah yaitu 160/100 mmHg menjadi 110/70
mmHg setelah tiga hari konsumsi 2 buah pisang ambon.
Penerapan konsumsi pisang ambon ini menggunakan buah pisang ambon lumut
dengan cara dikonsumsi 2 buah dalam sehari pada waktu pagi dan sore hari
selama 3 hari. Dapat disimpulkan bahwa terapi diet pisang ambon memiliki
potensi sebagai terapi non farmakologi pada keluarga yang mengalami Hipertensi.

Kata kunci : Konsumsi Pisang Ambon, Keluarga, Hipertensi


Referensi : 24 referensi (2006-2018)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

THE APPLICATION OF AMBON BANANA CONSUMPTION AS A


METHOD LOWER BLOOD PRESSURE IN FAMILIES WITH
HYPERTENSION IN THE WORKING AREA OF THE
GADINGREJO HEALTH CENTER IN 2019

Yulia Putri Kesuma Dewi


92 things + 11 attachments + 20 tables

ABSTRACT

Hypertension is major cause of stroke, heart disease and kidney failure. Family
member who has hypertension not able to modify lifestyle that is like healthy
eating arrangements or diet. The purpose of this research is to implement the
application of ambon banana consumption as a method lower blood pressure in
families with hypertension in the working area of the Gadingrejo health center in
2019.
This type of research is a case study approach. This study used two participants,
female gender under 50 years old, and experiencing hypertension.
Based on the result of the study what has been done for three meetings in both
participants the results were obtained in participant 1 decreased blood preassure
from 170/110 mmHg to be 130/70 mmHg ,participant 2 experienced a decrease in
blood pressure that is 160/100 mmHg to be 110/70 mmHg after three days of
consumption 2 ambon bananas.
The application of ambon banana consumption uses ambon lumut bananas by
consuming 2 fruits in one day in the morning and evening for 3 days. It can be
concluded that diet therapy for ambon banana have potential as a non-
pharmacological therapy in families with hypertension.

Keywords : Consumption of ambon banana, Family, Hypertension


Reference : 24 reference (2006-2018)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji dihadapan


TIM Penguji KaryaTulis Ilmiah

Judul KTI : “PENERAPAN KONSUMSI PISANG AMBON


SEBAGAI METODE MENURUNKAN TEKANAN
DARAH PADA KELUARGA YANG MENGALAMI
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GADINGREJO TAHUN 2019”
Nama Mahasiswa : Yulia Putri Kesuma Dewi
NIM : 144012016043

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Fadhilah, M.Kes Elmi Nuryati, M.Epid


NBM. 927023 NBM. 927024

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan Tekanan


darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gadingrejo Tahun 2019

Karya Tulis Ilmiah pleh Yulia Putri Kesuma Dewi ini telah diperiksa dan

dipertahankan dihadapan TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus

pada tanggal : 05 Juli 2019

Penguji Utama : Ns. Rani Ardina., M.Kep (.........................)


NBM : 1156365

Penguji Anggota I : Nur Fadhilah., M.Kes (........................)


NBM : 927023

Penguji Anggota II : Elmi Nuryati., M.Epid (.........................)


NBM : 927024

Ketua Program Studi

Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J)


NBM : 1152420

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J)


NBM : 965246

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yulia Putri Kesuma Dewi


NIM : 144012016043
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Jenis Karya : KTI
Judul : Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode
Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gadingrejo Tahun 2019

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya tulis saya yang berjudul :

Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan Tekanan


Darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gadingrejo Tahun 2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini


berhak menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : Juli 2019

Yang menyatakan

(Yulia Putri Kesuma Dewi)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Yulia Putri Kesuma Dewi, dilahirkan pada tanggal 24 Juli 1997 di Talang Lebar,

anak pertama dari pasangan Bapak Suparjo dan Ibu Sumarni. Pendidikan dasar di

SD N 1 Negeri Agung, ditamatkan pada tahun 2009 dan SMP N 1 Talang padang

diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan berikutnya SMA N 1 Talang Padang di

tamatkan pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan

di STIKes Muhammadiyah Pringsewu sampai sekarang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

MOTTO HIDUP

Dunia ini ibarat bayangan. Kalau

(Yulia Putri Kesuma Dewi)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak, Ibu, Adik Tercinta, Saudara-saudaraku yang aku sayangi serta

yang selalu menemani, menyemangati dan menantikan keberhasilanku.

2. Bunda Nur Fadhilah, M.Kes, Bu Elmi Nuryati, M.Epid, Bu Ns.Rani

Ardina, M.Kep, yang telah membimbing penulis.

3. Taufik Amaludin orang terkasih yang selalu setia menemani dan

menyemangati serta selalu setia dan sabar mendengarkan keluh kesahku.

4. Teman terdekat sekaligus teman terbaik yang selalu ada: Adela Novemia

Riski, Yuli Fitriyana, Eka Oktaviani, Diah Wuri Octami, Sasa Pratiwi,

Resi Mayosa, Prilly Kesuma Sari, Shinta Aulia, Ayu Marantika, Dewi

Komala Sari dan Amrina Rifia Cahya.

5. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 21 yang saya sayangi.

6. Almamater Stikes Muhammadiyah Pringsewu yang saya cintai.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan KaryaTulis Ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan.
KaryaTulisI lmiah ini berjudul : “Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai
Metode Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo Tahun 2019”
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J., selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Pringsewu
2. Ns. Nuria Muliani, S,kep.,M.kep., Sp.Kep.J selaku ketua prodi DIII
Keperawatan
3. Nur Fadhilah, M.Kes., selaku pembimbing I
4. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku pembimbing II
5. Ns. Rani Ardina, M.Kep., selaku pembimbing III
6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7. Bapak, mamak, adik, dan Taufik terima kasih sudah menjadi
penyemangatku dan yang selalu menanti keberhasilanku.
8. Rekan-rekan seperjuangan angkatan ke-21 yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini kurang baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Wassalamu’alaikumWr. Wb

Pringsewu, Juli 2019

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PENELITIAN ................................................................ v
PENGESAHAN PENELITIAN .................................................................. vi
PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................... viii
MOTTO ...................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ...................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan Masalah................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan .............................................................................................. 6
E. Manfaat ............................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Keluarga ............................................................................... 9
B. KonsepHipertensi .............................................................................. 17
C. Pisang Ambon ................................................................................... 26
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi ............... 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .............................................................................. 53
B. Batasan Istilah ................................................................................... 53

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

C. Partisipan .......................................................................................... 54
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 54
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 54
F. Analisa Data ...................................................................................... 55
G. Etika Penelitian ................................................................................. 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran lokasi penelitian ............................................................... 60
B. Gambaran Subjek Studi Kasus ........................................................... 61
C. Pemaparan fokus studi ....................................................................... 75
D. Pembahasan ...................................................................................... 87

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 92
B. Saran ................................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi ................................................................... 18


Tabel 2.2. Klasifikasi Hipertensi ................................................................... 18
Tabel 2.3 Rencana keperawatan .................................................................... 41
Tabel 2.4 Intervensi keperawatan TUK I-V .................................................. 42
Tabel 3.1 BatasanIstilah ................................................................................ 53
Tabel 4.1 Identitas klien ................................................................................ 62
Tabel 4.2 Komposisi keluarga ...................................................................... 62
Tabel 4.3 Genogram ..................................................................................... 63
Tabel 4.4 Tipe keluarga................................................................................. 64
Tabel 4.5 Riwayat 6 bulan terakhir ................................................................ 64
Tabel 4.6 Pemeriksaan fisik .......................................................................... 65
Tabel 4.7 Riwayat kesehatan keluarga ........................................................... 67
Tabel 4.8 Lingkungan .................................................................................. 68
Tabel 4.9 Struktur keluarga ........................................................................... 69
Tabel 4.10 Fungsi keluarga ........................................................................... 70
Tabel 4.11 Masalah kesehatan spesifik .......................................................... 73
Tabel 4.12 Stress dan Koping keluarga ......................................................... 74
Tabel 4.13 Intervensi ................................................................................... 76
Tabel 4.14 Implementasi .............................................................................. 83
Tabel 4.15 Implementasi .............................................................................. 84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pra Survey


Lampiran 2 Surat Balasan Izin Pra Survey
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 5 Informed Consent
Lampiran 6 Lembar Format Evaluasi Pemberian Pisang Ambon
Lampiran 7 Lembar POA (Planning Of Action)
Lampiran 8 Leaflet Hipertensi
Lampiran 9 SOP Tekanan Darah
Lampiran 10 SOP Terapi Konsumsi Pisang Ambon
Lampiran 11 Lembar Konsul

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I
PENDAHULUAN

F. Latar Belakang

Saat ini indonesia mengalami transisi epidemiologi menyebabkan peningkatan

pravalensi dari penyakit menular menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM)

(Rahajeng K et al , 2010). Penyakit Tidak Menular juga dikenal sebagai

penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, memiliki durasi yang

panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat (Riskesdas, 2013).

Beberapa penyakit yang tergolong kedalam PTM antaralain; penyakit

kardiovaskuler (jantung, atherosclerosis, penyakit jantung koroner, stroke dan

Hipertensi. Hipertensi adalah suatu kondisi terjadinya peningkatan tekanan

darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90

mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,

tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf, ginjal, dan

pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya

(Nurarif & kusuma, 2015).

Hampir 1 miliar orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi.

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia.

Tahun 2010 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan hipertensi.

Hipertensi membunuh hampir 8 miliar orang setiap tahun di dunia dan hampir

1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar

sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita Hipertensi

(WHO, 2015). Hipertensi di Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 34,1%. Prevalensi tertinggi di Kalimantan

Selatan (44,1%), diikuti Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Timur

(29,6%), Jawa Barat (29,4%), Gorontalo (29,4%) dan Papua (22,2%). Menurut

data Riskesdas Tahun2018 pravelensi Hipertensi di Indonesia mengalami

peningkatan dari 25,8% menjadi 34,1% ( Riskesdas, 2018).

Hipertensi menjadi urutan ke-4 dari 10 besar penyakit di Provinsi Lampung

pada tahun 2015 yaitu mencapai 2063 kasus (12,85%). Bila dibandingkan

kasus Hipertensi di tahun 2016 jumlahnya mencapai 24,7%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kasus Hipertensi di Provinsi Lampung mengalami

peningkatan. Sementara itu data di Kabupaten Pringsewu di dapatkan dari

194.418 jumlah kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan terdapat 9.885

orang menderita Hipertensi (7,2%) (DinKes Kabupaten Pringsewu, 2018).

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan

tuberculosis di indonesia, yaitu mencapai 6,7%. Hipertensi disebut“the

silentkiller”karena tidak menampakan gejala yang khas. Jika tidak ditangani

akan mempengaruhi semua sistem organ dan dapat menyebabkan berbagai

komplikasi seperti gagal jantung kongestif, gagal ginjal, kebutaan mata dan

stroke (Sustrani, 2004). Beberapa masalah keperawatan yang timbul sebagai

akibat Hipertensi adalah Penurunan Curah Jantung, Nyeri Akut, Intoleransi

Aktivitas, Ketidakefektifan Koping, Resiko Cidera, Defisiensi Pengetahuan,

Ansietas, Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak, Kelebihan Volume

Cairan (Nurarif & Kusuma, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

Oleh karena itu untuk menangani kasus Hipertensi diperlukan penatalaksanaan

yang tepat. Adapun penatalaksanaan Hipertensi secara umum yaitu dengan

terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Salah satu terapi non

farmakologi yaitu dengan memodifikasi gaya hidup baik individu yang telah

mengalami Hipertensi maupun individu yang non Hipertensi. Salah satu

modifikasi gaya hidup yaitu pengaturan pola makan atau diet. Buah dan sayur

merupakan komponen yang sangat penting dari diet yang sehat (Sharrock &

Lusty, 2000).

Beberapa buah-buahan seperti mentimun dapat menurunkan tekanan darah,

kandungan pada mentimun diantaranya kalium (potassium), magnesium,

selain itu mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang

tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah (Dewi & Familia,

2010). Buah lainya seperti pisang menawarkan manfaat yang besar. Penelitian

di Amerika dan India membuktikan bahwa makanan kaya kalium seperti

pisang dapat menurunkan tekanan darah (Sharrock & Lusty, 2000).

Buah pisang yang memiliki kandungan kalium yang paling tinggi yaitu pisang

ambon, kandungan kaliumnya yaitu 435 mg dalam 100 gr pisang ambon dan

18 mg natrium, dan berat rata-rata satu buah pisang ambon kurang lebih 140

gr sehingga satu buah pisang ambon mengandung kalium kurang lebih 600

mg, sementara itu kandungan kalium dalam buah pisang biasa yaitu 500 mg,

kandungan kalium yang tinggi dalam buah pisang ambon inilah yang dapat

berperan dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu pisang ambon juga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

memiliki aktivitas Angiotensin Converting Enzim Inhibitor (ACE-I) di dalam

tubuh. Sesuai dengan namanya , zat ini menghambat kerja enzim angiostensin

pada proses peningkatan tekanan darah sehingga baik untuk penderita

Hipertensi ( Sarkar C, 1999).

Penelitian tentang “Pengaruh konsumsi pisang ambon (musa acuminate colla)

terhadap tekanan darah wanita dewasa pada “cold stress test”menunjukan

penurunan signifikan pada tekanan darah setelah makan satu buah pisang

ambon (Jo & Megawati 2010, Pandiangan 2009). Didukung oleh penelitian

Tryastuti et al. (2012) menginformasikan bahwa mengkonsumsi 2 buah pisang

ambon sehari dapat menurunkan tekanan darah, rata-rata 11,70 mmHg

sistolik dan 3,45 mmHg diastolik. Hal ini sejalan dengan penelitian di

Amerika oleh Frank et al, (2003) bahwa dengan mengkonsumsi 2 buah pisang

setiap hari akan terjadi penurunan tekanan darah sampai 10% dalam 3 hari.

Puskesmas Gadingrejo merupakan salah satu puskesmas yang berada di

Kabupaten Pringsewu. Salah satu program yang dijalankan adalah

Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM). Hipertensi merupakan salah

satu jenis penyakit yang banyak dialami oleh pasien di Puskesmas Gadingrejo.

Tahun 2017 pada bulan Desember jumlah kunjungan pasien hipertensi

mencapai 79 orang, lalu angka meningkat pada tahun 2018 terhitung dari

bulan Januari kunjungan pasien hipertensi yaitu sebanyak 142 orang dan bulan

Februari meningkat menjadi 252 orang. Selama ini petugas kesehatan hanya

melakukan pengukuran tekanan darah dan memberikan obat-obatan medis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

untuk menurunkan tekanan darah, belum ada upaya lain yang dilakukan

petugas kesehatan untuk menurunkan tekanan darah. Salah satu upaya yang

harus dilakukan yaitu dengan memanfaatkan lingkungan yang ada disekitar

keluarga. Salah satunya yaitu memanfaatkan buah pisang ambon yang

dipercaya dapat menurunkan tekanan darah pada penderita Hipertensi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap pasien Hipertensi dengan judul “Penerapan Konsumsi

Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga

Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo Tahun

2019”.

G. Batasan Masalah

Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan Tekanan

Darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Gadingrejo Tahun 2019.

H. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut “Apakah Dengan Mengkonsumsi Pisang

Ambon Dapat Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo Tahun 2019?”.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

I. Tujuan

1. Tujuan umum

Menggambarkan pelaksanaan Penerapan Tentang Konsumsi Pisang

Ambon Sebagai Metode Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Yang

Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo Tahun

2019.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi Dengan Mengkonsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode

Menurunkan Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo

Tahun 2019.

b. Menetapkan diagnosa keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi Dengan Mengkonsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode

Menurunkan Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskemas Gadingrejo

Tahun 2019.

c. Menyusun perencanaan keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi Dengan Mengkonsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode

Menurunkan Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo

Tahun 2019.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi Dengan Mengkonsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode

Menurunkan Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo

Tahun 2019.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

e. Melakukan evaluasi keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi Dengan Mengkonsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode

Menurunkan Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo

Tahun 2019.

J. Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian diatas manfaat penelitian ini yaitu :

1. Manfaat bagi perawat

Sebagai tambahan informasi untuk mengetahui dalam bidang praktik

keperawatan khususnya Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai

Metode Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Yang Mengalami

Hipertensi.

2. Manfaat bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi puskesmas sebagai

sumber informasi untuk menerapkan pengobatan non farmakologi dengan

Mengkonsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan Tekanan

Darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi.

3. Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan penelitian tentang Penerapan Konsumsi Pisang Ambon

Sebagai Metode Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Yang

Mengalami Hipertensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

4. Manfaat bagi masyarakat

Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengimplementasikan

Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan

Tekanan Darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

BAB II
TINJAUAN TEORI

E. Konsep Keluarga

1. Definisi

a. Menurut U.S Bureau of the Census Keluarga adalah yang berorientasi

tradisional yaitu sebagai keluarga yang terdiri atas individu yang

tergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi dan

tinggal di dalam suatu rumah tangga yang sama (Friedman, 2010).

b. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal

dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan

atau adopsi. Antara keluarga satu dan lainnya saling tergantung dan

berinteraksi (Mubarak, 2011).

c. Menurut Bailon dan Maglaya (1996) keluarga adalah kumpulan dua

orang atau lebih yang bergabungkarena hubungan darah, perkawinan,

atau adopsi yang hidup dalam satu rumah tanggasaling berinteraksi

satu sama lainnya dalam perannya dan mempertahankan suatu budaya

(Susanto, 2012).

2. Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti :

Keluarga inti terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang

ibu yang mengurus rumah tangga dan seorang anak.

9
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

b. Keluarga tanpa anak :

Sekitar 5% wanita memilih tidak memiliki anak terlebih dahulu atau

menunda kehamilan karena saat ini banyak wanita memilih pendidikan

dan karir.

c. Keluarga adopsi :

Adopsi merupakan cara lain membentuk keluarga, dengan

menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orang tua seterusnya

dari orang tua kandung keorang tua adopsi. Biasanya saling

menguntungkan bagi orang tua maupun anak.

d. Keluarga Asuh :

Anak di tempatkan dirumah yang terpisah dari salah satu orang tua

atau kedua orang tua kandung untuk menjamin keamanan dan

kesejahteraan fisik serta emosional mereka.

e. Keluarga orang tua tunggal :

Keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang bercerai,

ditelantarkan, atau berpisah.

f. Keluarga orang tua tiri :

Keluarga orang tua tiri atau keluarga campuran, keluarga seperti ini

biasanya dikenal sebagai keluarga yang menikah lagi.

g. Paruh baya atau tua :

Yaitu bentuk keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya

atau tua (Friedman, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

3. Ciri-ciri struktur keluarga

a. Terorganisasi

Setiap anggota keluarga telah memahami fungsi dan peran masing-

masing, sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.

b. Ada keterbatasan

Setiap orang memiliki keterbatasannya masing-masing, orang tidak

bisa melakukan berbagai peran sekaligus.Oleh sebab itu, didalam

keluarga masing-masing anggota sebaiknya tidak menggunakan peran

anggota lain, kecuali sudah disepakati bersama.

c. Perbedaan dan Kekhususan

Terkadang dibutuhkan perlakuan khusus terhadap anggota keluarga

karena belum bisa menjalankan peran dan tugasnya.

Struktur keluarga terdiri atas :

1) Pola dan proses komunikasi

2) Struktur peran

3) Struktur kekuatan dan struktur nilai

4) Norma

(Mubarak, 2011).

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a. Fungsi biologis

Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak serta

kebutuhan gizi keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

b. Fungsi psikologi

Memberikan kasih sayang dan rasa aman pada keluarga,

memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan

pribadi anggota keluarga serta memberikan identitas pada keluarga.

c. Fungsi sosialisasi

Pembinaan sosialisasi pada anak membentuk norma-norma tingkah

laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan

meneruskan nilai-nilai budaya.

d. Fungsi ekonomi

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dimasa yang akan datang.

e. Fungsi pendidikan

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

ketrampilan, membentuk prillaku anak sesuai dengan bakat dan

minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan

dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang

dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat

perkembangannya (Mubarak, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

5. Peran Keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing :

a. Ayah

Sebagai pemimpin keluarga, mencari nafkah, pendidik, perlindungan

atau pengayom dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga.

Selain itu sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu.

b. Ibu

Sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak,

pelindung keluarga dan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga,

selain itu sebagai anggota masyarakat.

c. Anak

Berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan

fisik, mental, sosial dan spiritual.

(Ali, 2010).

6. Tugas keluarga

Tugas keluarga ada beberapa pokok antara lain :

a. Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam

keluarga

c. Mengatur tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya

d. Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban

dan kehangatan para anggota keluarga

e. Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

f. Memelihara ketertiban anggota keluarga

g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

(Mubarak, 2011).

7. Peran perawat keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditunjukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan

keluarga.

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah

sebagaiberikut :

a. Pendidik

Perawat memberikan pengetahuan kepada klien dalam rangka

meningkatkan kesehatan, tentang tindakan keperawatan dan tindakan

medic yang diterima, sehingga klien atau keluarga dapat bertanggung

jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.Perawat memberikan

pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi,

kader kesehatan dan lain-lain.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

b. Koordinator

Perawat mengkoordinir seluruh pelayanan keperawatan, mengatur

tenaga keperawatan, yang akan bertugas, mengembangkan system

pelayanan keperawatan, dan memberikan informasi tentang hal-hal

yang terkait dengan pelayanan keperawatan disarana kesehatan.

c. Pelaksana

Dalam asuhan pelayanan keperawatan memberikan asuhan

keperawatan secara profesional, yang meliputi treatment keperawatan,

observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan treatment medikal.

d. Pembaharu / Perubah

Perawat mengadakan inovasi agar klien atau keluarga mempunyai cara

berfikir yang benar dalam mengatasi masalah, sehingga sikap dan

tingkah laku menjadi efektif, serta meningkatkan ketrampilan yang

diperlukan untuk hidup lebih sehat.

e. Advocat

Perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim

kesehatan lain, membela kepentingan klien dan membantu klien agar

memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh

tim kesehatan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat

membantu klien atau keluarga untuk mengambil keputusan

berdasarkan pemahaman informasi yang diberikan oleh

perawat.Perawat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan

masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

f. Konsultan

Perawat sebagai mediator antara klien dengan profesi kesehatan

lainnya.Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan perawat

mendampingi klien selama 24 jam.Perawat sebagai tempat konsultasi

terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk

diberikan.Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi

tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Kolaborasi

Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain dan keluarga

dalam menentukan rencana atau pelaksanaan asuhan keperawatan.

h. Pengelola

Perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang

diharapkan, sehingga pasien dan perawat mendapatkan kepuasan

karena asuhan keperawatan yang diberikan.Perawat mengelola

(merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengevaluasi)

pelayanan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dan

menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan

keperawatan komunitas.

i. Peneliti

Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian,

menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil

penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

pendidikan keperawatan.Perawat melakukan penelitian untuk

mengembangkan mutu pelayanan keperawatan.

F. KonsepHipertensi

1. Definisi

a. Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penyakit jantung, tetapi juga

menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh

darah dan semakin tinggi tekanan darah semakin besar resikonya

(Sylvia A.price) dalam (Nurarif, 2015).

b. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali

pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor

risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal (Wijaya & putri, 2013).

c. Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan

diastolik atau tekanan keduanya.Hipertensi dapat didefinisikan sebagai

tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg.Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan

tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2005).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

2. Klasifikasi Hipertensi

a. Klasifikasi berdasarkan derajat Hipertensi

1) Berdasarkan JNC VII :

Tabel 2.1.
Klasifikasi Hipertensi

Derajat Tekanan sistolik Tekanan Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <120 dan < 80
Pre-hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 -159 atau 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥160 atau ≥ 100

(Sumber: JNC VII, 2003)

2) Menurut European Society of Cardiology :

Tabel 2.2.
Klasifikasi Hipertensi

Kategori Kategori Tekanan dan/ Tekanan


Tekanan Darah Tekanan Darah Darah Sistol atau Darah
menurut JNC 7 menurut JNC 6 (mmHg) Diastol
(mmHg)
Normal Optimal < 120 Dan < 80
Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89
- Nornal < 130 Dan < 85
- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89
Hipertensi: Hipertensi:
Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99
Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100
- Tahap 2 160-179 atau 100-109
Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110
(Sumber: ESC, 2007)

3. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :

a. Hipertensi Primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebab.

Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

hiperaktivitas saraf simpatis system renin. Angiotensin dan

peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan

resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.

b. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Penyebab hipertensi dengan orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada :

1) Elastisitas dinding aorta menurun

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena

kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

4. Pathway Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok,


stress, kurang olahraga, genetic, alcohol,
konsentrasi garam, obesitas Beban kerja jantung ↑ Aliran darah semakin cepat
keseluruh tubuh sedangkan nutrisi
dalam sel sudah mencukupi
Kerusakan vaskuler HIPERTENSI Tekanan sistemik darah ↑ kebutuhan
pembuluh darah

Perubahan struktur Perubahan situasi Krisis situasional Metode Koping tidak efektif

Penyumbatan pembuluh Informasi yang minim Defisiensi Pengetahuan Ketidakefektifan koping


darah ansietas
Vasokonstriksi
Resistensi pembuluh darah
otak ↑ Nyeri Kepala
Gangguan sirkulasi
Suplai 02 ke otak ↓ Resiko ketidakefektifan perfusi
Gangguan sirkulasi Otak jaringan otak

Ginjal Retina Pembuluh darah

Spasme arteriol Sistemik Koroner

Resiko Cidera Vasokontruksi Iskemia Miokard


Vasokonstriksi pemb darah
ginjal
Penurunan curah jantung Afterload ↑ Nyeri
Blood flow darah
Kelebihan volume cairan Fatigue
Respon RAA
Intoleransi Aktivitas
Merangsang Aldosteron Edema

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Retensi Na
21

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tahanan perifer.Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya

normal adanya kelainan terutama pada peninggian tahanan

perifer.Ketahanan kenaikan perifer ini disebabkan oleh karena

vasikontriksi ateriol akibat naiknya tonus otot polos pada

pembuluh darah. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka

yang akan dijumpai adalah adanya perubahan-perubahan struktural

pada pembuluh darah ateriol berupa penebalan pada tunika interna

dan adanya hipertropi pada tunika media. Dengan adanya

hipertropi dan hiperplasi maka sirkulasi darah dalam otot jantung

tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoreksia relative.Keadaan

ini dapat diperbuat dengan adanya sklerosis koroner (Riyadi,

2011).

5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri

oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial

tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita Hipertensi yaitu :

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Epistaksis

8) Kesadaran menurun (Nurarif, 2015).

6. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap

volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan

faktor resiko seperti : hipokoagulabilitis, anemia.

2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi /

fungsi ginjal.

3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus Hipertensi)

dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi

ginjal dan ada DM.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

b. CT-Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit

jantung hipertensi

d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu

ginjal, perbaikan ginjal

e. Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

7. Komplikasi

Menurut Yahya (2005), komplikasi Hipertensi dapat terjadi pada

organ-organ sebagai berikut :

a. Jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal

jantung dan penyakit jantung koroner. Pada penderita

hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung

akan mengendor dan berkurangnya elastisitasnya, yang disebut

dekompensasi.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke,

apabila tdak diobati risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal,

tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan system

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

penyaringan didalam ginjal akibatnya lambat laun ginjal tidak

mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang

masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan didalam

tubuh.

d. Mata

Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati

hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan (Wijaya & Putri,

2013).

8. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologi

Penatalaksanaan Hipertensi dengan Nonfarmakologis terdiri

dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk

menurunkan tekanan darah yaitu :

1) Mempertahankan berat badan ideal

Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass

Index (BMI) dengan rentang 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan,

2006). BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan

dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan

meter. Mengatasi obesitas juga dapat dilakukan dengan

melakukan diet rendah kolesterol namun kaya dengan serat

dan protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan 2,5-

5 kg maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan

sebanyak 5 mmHg (Radmarrsy, 2007).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

2) Kurangi asupan natrium sodium

Dapat dilakukan dengan cara diet rendah garam yaitu tidak

lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr

garam/ hari) (Kaplan, 2006). Jumlah yang lain dengan

mengurangi asupan garam sampai kurang dari 2300 mg ( 1

sendok teh) setiap hari. Pengurangan konsumsi garam

menjadi ½ sendok teh/hari, dapat menurunkan tekanan

sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic sekitar 2,5

mmHg.

3) Batasi konsumsi alcohol

Radmassy (2007) mengatakan bahwa konsumsi alcohol

harus dibatasi karena monsumsi alcohol berlebihan dapat

meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat

mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih

besar dari pada mereka yang tidak minum-minuman

beralkohol.

4) Menghindari merokok

Merokok memang tidak berhubungan langsung dengan

timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat meingkatkan

risiko komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit

jantung dan stroke, maka perlu dihindari mengkonsumsi

rokok karena dapat memperberat hipertensi (Dalimartha,

2008).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

5) Penurunan stress

Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang

menetap namun jika episode stress sering terjadi dapat

menyebabkan kenaikan sementara yang sangat tinggi

(Sheps, 2005). Menghindari stress dengan menciptakan

suasana yang menyenangkan bagi penderita hipertensi dan

memperkenalkan berbagai metode relaksasi seperti yoga

atau meditasi yang dapat mengontrol system saraf yang

akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

6) Terapi massase (pijat)

Menurut Dalimartha (2008), pada prinsipnya pijat yang

dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk

memperlancar aliran energy dalam tubuh sehingga

gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat

diminimalisir, ketika semua jalur energi terbukadan aliran

energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot dan

hambatan lain pada resiko hipertensi dapat ditekan (Wijaya

& Putri, 2013).

G. Pisang Ambon

Pisang Ambon (Musa Acuminata Colla) adalah salah satu tumbuhan yang

paling banyak tumbuh di daerah tropis seperti di indonesia. Selain mudah di

dapat, pisang juga banyak manfaatnya. Daging buah, kulit buah, daun,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

pelepah, jantung, bahkan air pada batang pohon pisang dapat dimanfaatkan

(Idelia G. Glorioso, 2006).

Salah satunya yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah

yaitu daging buahnya, karena memiliki aktivitas Angiotensin Converting

Enzyme Inhibator (ACE-I) di dalam tubuh. ACE-I merupakan analog non

peptida angiotensin I dan beberapa senyawa lainnya, yang bekerja sebagai

inhibator kompetetif terhadap enzim pengubah (converting enzyme) .

Converting enzyme ini berfungsi mengubah angiotensin I menjadi angiotensin

II. Angiotensin II menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah , sehingga

meningkatkan tekanan darah. Dengan adanya ACE-I, produksi angiotensin II

dihambat sehingga jumlahnya menurun dan menyebabkan penurunan tekanan

darah (Omudhome Ogbru, Pharm.D, 2011).

Selain ACE-I, buah pisang ambon juga mengandung tinggi kalium. Kalium

merupakan ion terbanyak di intraseluler. Bersama natrium, kalium memegang

peranan penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta

keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi

saraf dan relaksasi otot. Peran ion kalium terhadap penurunan tekanan darah

antara lain sebagai vasodilator, karena kemampuannya menghambat kontraksi

otot polos pembuluh darah. Efek antihipertensi kalium juga berhubungan

dengan pengaruhnya dalam menghambat reabsorpsi natrium di tubulus ginjal.

Hilangnya natrium dari tubuh terutama menurunkan volume cairan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

ekstraseluler, sehingga tekanan arteri juga menurun (PDR Health. Potassium.

[internet] , 2007)

Pisang ambon memiliki kalium lebih tinggi dan natrium lebih rendah

dibandingkan dengan buah pisang lainnya, dalam 100 g pisang ambon

mengandung 435 mg kalium dan hanya 18 mg natrium, sedangkan berat rata-

rata satu buah pisang ambon ± 140 g, sehingga dalam satu buah pisang ambon

mengandung ± 600 mg kalium dengan demikian pisang ambon menjadi

alternatif dalam peningkatan asupan kalium (Almatsier, 2004).

H. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

1. Pengkajian keluarga

a. Definisi pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi

secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

(Mubarak dkk, 2009).

b. Model pengkajian

1) PengkajianKeluarga Model friedman

Asumsi yangmendasari adalah keluarga sebagai system,

merupakan kelompok kecil dari masyarakat.

Friedman memberikan batasan 6 katagori dalam memberikan

pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian :

a) Data pengenalan keluarga

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

c) Data lingkungan

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Koping keluarga

(Setiawati & darmawan, 2008).

2) Pengkajian Keluarga ModelCalgry

Pengkajian model calgry mengembangkan konsep dan teori

system, komunikasi dan konsep berubah.Teori system memberikan

kerangka kerja bahwa keluarga sebagian dari suprasistem

danterdiri dari subsistem.Komunikasi merupakan teori bagaimana

individu melakukan interaksi secara berkelanjutan. Konsep

berubah menjadikan kerangka kerja bahwa perubahan satu anggota

keluarga akan mempengaruhi kesehatan anggota keluarga yang

lainnya.

c. Taha-tahapan pengkajian

Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian,

dipergunakan istilah penjajakan.

1) Penjajakan 1

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan 1 antara lain :

a) Data umum

b) Riwayat dan tahapan perkembangan

c) Lingkungan

d) Struktur keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

e) Fungsi keluarga

f) Stress dan koping keluarga

g) Harapan keluarga

h) Data tambahan

i) Pemeriksaan fisik

2) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya

pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

diantaranya:

a) ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

b) ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

c) ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

d)ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

e) ketidakmampuankeluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

2. Pengkajian pada klien Hipertensi

a. Data biografi : Nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnose medis,

penanggung jawab,catatan kedatangan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama : biasanya pasien dating ke RS dengan keluhan

kepala terasa pusing, dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa

tidur.

2) Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pada saat dilakukan

pengkajian pasien masih mengeluh kepala terasa sakit dan berat,

penglihatan berkunang-kunang, tidak bisa tidur.

3) Riwayat kesehatan dahulu : biasanya penyakit hipertensi ini adalah

penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan

biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captopril.

4) Riwayat kesehatan keluarga : biasanya penyakit hipertensi ini

adalah penyakit keturunan.

c. Data dasar pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea

2) Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner, penyakit serebrovaskuler

Tanda : kenaikan TD , hipotensi postural, takhikardi, perubahan

warna kulit, suhu dingin.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

3) Intergritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,

euphoria, factor stress multiple.

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue

perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernafasan

menghela, peningkatan pola bicara.

4) Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.

5) Makanan / cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan

tinggi garam, lemak dan kolesterol.

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

6) Neurosensori

Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit

kepala, berdenyut, gaangguan penglihatan, episode epistaksis.

Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,

perubahan retinal optic.

7) Nyeri / ketidaknyamanan

Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala

oksipital berat, nyeri abdomen.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

8) Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,

ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa

sputum, riwayat merokok.

Tanda : distress respirasi / penggunaan otot aksesoris pernafasan,

bunyi nafas tambahan, sianosis.

9) Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural

10) Pembelajaran / penyuluhan

Gejala : faktor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit

jantung, DM, penyakit ginjal, faktor resiko etnik, penggunaan pil

KB atau hormone(Wijaya & Putri, 2013)

3. Analisa data

a. Definisi analisa data

1) Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam rangka

proses klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung

penegakkan diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.

2) Review data yang dapat menhubungkan antara penyebab dan

masalah yang ditegakkan.

3) Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada

munculnya suatu masalah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

4. Diagnosa Keperawatan

a. Definisi Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari

hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan

menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,

sampai masalah aktual.

b. Struktur diagnosa keperawatan

1) Problem / masalah

2) Etiologi / penyebab

3) Sign dan symptom / tanda dan gejala

c. Tipe Diagnosa keperawatan

1) Aktual

2) Resiko tinggi

3) Potensial

4) Sindrom

5) Kemungkinan

d. Tipe dan Komponen Diagnosa Keperawatan Keluarga

1) Masalah Keperawatan Aktual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang

mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi

2) Masalah Keperawatan Resiko Tinggi

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengaruh

pada timbulnya maslah kesehatan bila tidak segera ditangani.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

3) Masalah Keperawatan Pontensial / Sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkatkan lebih optimal.

e. Menetapkan Etiologi

Menetukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnose

keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari 5 tugas

keluarga antara lain :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah keperawatan

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas yang ada

f. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul menurut Nanda NIC

NOC (2015) :

1) Kelebihan volume cairan

2) Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi,

hipertrofi

3) Ansietas

4) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

5) Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia

6) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen

7) Ketidakefektifan koping

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

8) Resiko cidera

9) Defisiensi pengetahuan

5. Prioritas Masalah

Prioritas masalah didasar atas 3 komponen :

a. Kriteria Penilaian

1) Sifat masalah terdiri atas :

a) Actual dengan Nilai 3

b) Resiko tinggi dengan Nilai 2

c) Potensial dengan Nilai 1

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru

menunjukan tanda dan gejala atau bahkan dalam kondisi sehat.

2) Kemungkinana masalah diubah :

a) Mudah dengan Nilai 2

b) Sebagian dengan Nilai 1

c) Tidak dapat dengan Nilai 0

Pembenaran mengacu pada : masalah, sumber daya keluarga,

sumber daya perawat dan sumber daya lingkungan.

3) Potensial masalah untuk dicegah :

a) Tinggi dengan Nilai 3

b) Cukup dengan Nilai 2

c) Rendah nilai 1

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

Pembenaran mengacu pada : berat ringannya masalah, jangka

waktu terjadi masalah, tindakan yang akan dilakukan,

kelompok resiko tinggi yang bisa dicegah.

4) Menonjolnya Masalah :

a) Segera diatasi dengan Nilai 2

b) Tidak segera diatasi dengan Nilai 1

c) Tidak dirasakan ada masalah dengan Nilai 0

Pembenaran mengacu kepada : persepsi keluarga terhadap

masalah.

b. Bobot

1) Sifat masalah dengan bobot 1

2) Kemungkinan masalah untuk diubah dengan bobot 2

3) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1

4) Menonjol masalah dengan bobot 1

c. Pembenaran

1) Alasan penentuan subkriteria

2) Dampak terhadap kesehatan keluarga

3) Ditunjang dari data hasil pengkajian

d. Cara penghitungan

1) Skor/angka ertinggi dikalikan dengan bobot

2) Jumlahkan skor

3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

6. Intervensi

a. Definisi Intervensi

ANA (1995) mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan

perawat untuk kepentingan klien atau keluarga (Setiawati &

Dermawan, 2008).

b. Indikasi Intervensi

Wright dan Leahey dalam Setiawati dan Dermawan (2009),

menganjurkan bahwa intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan

pada :

1) Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota

keluarga lainnya

2) Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak

pada anggota keluarga lainnya

3) Anggota keluarga yang mendukung permasalahan kesehatan yang

muncul

4) Salah satu anggota keluarga yang menunjukan perbaikan atau

kemunduran dalam status kesehatan

5) Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali

6) Perkembangan anak atau remaja secara emosional

7) Keluarga degan penyakit kronik

8) Keluarga dengan penyakit mematikan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

c. Klasifikasi Intervensi

Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan klasifikasi

intervensi antara lain :

1) Suplemental

Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara

langsungpada keluarga sebagai sasaran.

2) Fasilitatif

Intervensi ini terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi

hambatan dari keluarga dalam memperoleh pelayanan medis,

kesejahteraan sosial dan transformasi.

3) Developmental

Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga

dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat

keluarga belajar mandiri) dengan kekuatan dan sumber pendukung

yang terdapat pada keluarga.

d. Menetapkan Tujuan Intervensi

1) Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada

pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari

yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan

kesehatan.Tujuan umum ini lebih mengarah kepada kemandirian

klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada

pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.

e. Menetapkan Intervensi

1) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan

masalah

2) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh

keluarga

3) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan

4) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan

5) Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus-menerus

oleh keluarga.

f. Domain Intervensi

Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi

(Calgary), yaitu :

1) Domain Kognitif

Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk memberikan

informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai

target asuhan keperawatan keluarga.

2) Domain Afektif

Intervensi ini ditunjukan membantu keluarga dalam berespon

emosional, sehingga dalam keluarga, terdapat perubahan sikap

terhadap masalah yang dihadapi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

3) Domain Psikomotor

Intervensi ini untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan

perilaku yang mengurangi ke perilaku yang menguntungkan.

g. Hambatan-hambatan Intervensi

Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang sering kali

dihadapi perawat keluarga saat melakukan intervensi keperawatan

adalah :

1) Kurang informasi yang diterima keluarga

2) Tidak menyuruhnya informasi yang diterima oleh keluarga

3) Informasi yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah

yang dihadapi

4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi

5) Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah

ada

6) Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga

7) Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan

h. Rencana tindakan yang sesuai dengan konsep penyakit Hipertensi

Tabel 2.3
Rencana keperawatan

Kelebihan volume cairan NOC NIC


: Peningkatan retensi cairan Kriteria Hasil: - Timbang popok/pembalut
isotonik - Terbebas dari jika diperlukan
Batasankarakteristik: edema, efusi, - Pertahankan catatan intake
Bunyi nafas adventisius anaskara dan output yang akurat
Gangguan elektrolit - Bunyi nafas bersih - Monitor vital sign
Anasarka tidak ada - Monitor indiksi retensi /
Ansietas dypneu/ortopneu kelebihan cairan
- Terbebas dari - Monitor status nutrisi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

Azotemia distensi vena - Kaji lokasi dan luas edema


Perubahan tekanan jugularis, reflek - Kolaborasi pemberian
darah hepatojugular (+) deuretik sesuai intruksi
Perubahan status mental - Memelihara tekanan - Kolaborasi dengan dokter
Perubahan pola vena sentral, tekanan jika tanda cairan berlebih
pernafasan kapiler paru, output muncul memburuk
Penurunan hematokrit jantung dan vital Fluid Monitoring
Penurunan hemoglobin sign dalam batas - Tentukan riwayat jumlah
Dispnea normal dan tipe intake cairan dan
- Terbebas dari eliminasi
Edema
kelelahan, - Tentukan kemungkinan
Peningkatan tekanan kecemasan atau faktor resiko dari
vena sentral kebingungan ketidakseimbangan cairan
Asupan melebihi - Menjelaskan (Hipertermia, terapi
haluruan indikator kelebihan diuretik, kelainan renal,
Distensi vena jugularis cairan gagal jantung, diaporesis,
Oliguria disfungsi hati, dll)
Ortopnea - Monitor berat badan
Efusi pleura - Monitor serum dan
Refleksi hepatojugular elektronik urine
positif - Monitor serum dan
Perubahan tekanan osmilalitas urine
arteri pulmunal - Monitor tejkanan darah
Kongesti pulmunal orthostatik dan perubahan
Gelisah irama jantung
Perubahan berat jenis - Minitor adanya distensi
urine leher, rinchi, eodem perifer
Bunyi jantung S3 dan penambahan BB
Penambahan berat - Monitor tanda dan gejala
badan dalam waktu eodem
sangat singkat
Faktor-faktor yang
berhubungan :
- Gangguan
mekanisme regulasi
- Kelebihan asupan
cairan
- Kelebihan asupan
natrium

Tabel 2.4
Intervensi keperawatan TUK I-V

Diagnosa Evaluasi
No Tujuan umum Tujuan khusus Intervensi
Kep. kriteria standar
1 Selama 7 hari 1. Selama 1x60
kunjungan menit keluarga
rumah, tekanan mampu
darah menurun mengenal
penyakit
Hipertensi pada
anggota

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

keluarga
dengan cara :
a. Menyebutkan Respon Hipertensi 1.1. Kaji
pengertian verbal adalah pengetahuan
keluarga tentang
Hipertensi tekanan
Hipertensi
darah tinggi 1.2. Jelaskan dengan
persisten keluarga
dimana pengertian
tekanan Hipertensi
sistoliknya dengan
140 mmHg menggunakan
dan tekanan leaflet dan
diastolik lembar balik
diatas 90 1.3. Tanyakan
kembali pada
mmHg.
keluarga
pengertian
Hipertensi
1.4. Berikan
reinforcement
positifatas
jawaban yang
benar
b. Menyebutkan Respon Menyebutka 2.1. Kaji pengetahuan
penyebab verbal n 2 dari 4 keluarga tentang
Hipertensi penyebab penyebab
Hipertensi: Hipertensi
2.2.Diskusikan
1. Faktor
bersama keluarga
genetik penyebab
2. Faktor Hipertensi
lingkung dengan
an menggunakan
3. Faktor leaflet
gaya 2.3.Motivasi keluarga
hidup dalam
yang menyebutkan
tidak kembali
penyebab
sehat
Hipertensi
4. Faktor 2.4.Berikan
usia reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga
c. Menyebutkan Respon Menyebutka 3.1. Kaji
tanda dan verbal n 3 dari 8 pengetahuan
gejala tanda dan keluarga
Hipertensi gejala tentang tanda
dan gejala
Hipertensi:
Hipertensi
1. Nyeri 3.2.Diskusikan
kepala bersama tanda
2. Lemas, dan gejala

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

kelelaha Hipertensi
n 3.3.Motivasi
3. Sesak keluarga untuk
nafas menyebutkan
kembali tanda
4. Gelisah
dan gejala
5. Mual Hipertensi
6. Muntah 3.4.Berikan
7. Epistaksi reinforcement
s positif atas
8. Kesadara usaha yang
n dilakukan
menurun keluarga

TUK II 2. Selama 1x60


menit
kunjungan
rumah,
keluarga
mampu
mengambil
keputusan
untuk
perawatan
anggota
keluarga yang
menderia
Hipertensi Respon Menyebutka 2.1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
dengan cara : verbal n 2 dari 4
akibat lanjut dari
a. Menyebutkan akibat lanjut Hipertensi jika
akibat lanjut dari tidak ditangani
dari Hipertensi 2.2. Jelaskan pada
Hipertensi apabila tidak keluarga tentang
jika tidak ditangani: akibat lanjut dari
ditangani 1. Dapat tidak
mengaki ditanganinya
batkan Hipertensi
gagal menggunakan
leaflet
jantung
2.3. Diskusikan
kongestif kepada keluarga
2. Dapat tentang akibat
mengaki lanjut dari tidak
batkan ditanganinya
gagal Hipertensi
ginjal 2.4. Motivasi
3. Dapat keluarga untuk
mengaki menyebutkan
batkan kembali akibat
dari tidak
kebutaan
ditanganinta
mata Hiprtensi dengan
4. Dapat baik
mengaki

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

batkan 2.5. Berikan


stroke reinforcement
positif atas
jawaban yang
diberikan
b. Memberi Respon Menyebutka 3.1.Kaji pengetahuan
beberapa verbal n 1 dari 2 keluarga tentang
alternatif cara alternatif
pemecahan alternatif pemecahan
masalah
masalah pemecahan
3.2.Diskusikan
masalah : dengan keluarga
1. Pelayana tentang beberapa
n alternatif
kesehata pemecahan
n masalah
2. Menggu 3.3.Motivasi kelarga
nakan untuk
terapi menyebutkan
non alternatif
pemecahan
farmakol
masalah
ogi
c. Memutuskan Non 1. Pelayana 4.1.Mendiskusikan
alternatif verbal/a n dengan keluarga
memecahkan fektif kesehata alternatif
masalah n pemecahan
masalah
2. Menggu
4.2.Memotivasi
nakan keluarga untuk
terapi memilih dalam
non pemecahan
farmakol masalah
ogi 4.3.Memberikan
reinforcement
positif atas
keperawatan yang
dipilih
TUK III 3. Selama 1x60
menit
kunjungan
rumah,
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
menderita 3.1. Kaji kemampuan
Hipertensi Respon Menyebutka keluarga
dengn cara : verbal n 2 dari 2 tentanng cara
a. Menyebut cara perawatan
kan cara perawatan menurunkan
tekanan darah
perawatan menurunkan
3.2. Diskusikan
menurunk tekanan dengan keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

an tekanan darah tentang


darah dirumah, perawatan
yaitu: menurunkan
1. Olahraga tekanan darah
3.3. Motivasi
secara
keluarga untuk
teratur menyebutkan
2. Kurangi cara perawatan
konsums menurunkan
i garam tekanan darah
berlebih 3.4. Berikan
3. Konsums reinforcemen
i makan positif atas usaha
makanan yang dilakukan
yang keluarga
sehat
seperti
pisang
ambon

b. Demonstra Respon 4.1. Mendemonstrasi


si cara verbal 1. Konsums kan pada
melakukan psikomo i 2 buah keluarga tentang
penerapan tor pisang cara melakukan
penerapan
konsumsi ambon
konsumsi pisang
pisang dalam ambon
ambon sehari 4.2. Berikan
2. Pisang kesempatan
mbon kepada keluarga
dikonsu untuk
msi saat mendemonstrasi
pagi dan kan penerapan
sore hari konsumsi pisang
ambon
4.3. Berikan
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukann
keluarga

TUK IV 3. Setelah 1 x 60
menit
kunjungan
rumah,
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
yang dapat
mendukung
perawatan pada Respon Menyebutka a. Jelaskan manfaat
anggota verbal n salah satu menciptakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

keluarga dan cara lingkungan yang


a. Menyebutk psikomo memodifikas mendukung
an tor i lingkungan perawatan
memodifik dengan cara: penderita
dirumah
asi Memanfaatk
b. Beri kesempatan
lingkungan an pada keluarga
keluarga lingkungan untuk
rumah menanyakan hal-
seperti hal yang belum
dihalaman dimengerti
rumah c. Tanyakan
ditanami kembali pada
obat-obatan keluarga
tradisional/he lingkungan yang
dapat
rbal
mendukung
proses perawatan
penderita sesuai
dengan
pemahaman
keluarga
d. Beri
reinforcement
positif atas
jawaba keluarga
e. Jelaskan manfaat
menciptakanling
kungan yang
sehat dirumah
f. Beri kesempatan
pada keluarga
untuk
menanyakan hal-
hal yang belum
dimengerti

1.1 Tanyakan
kembali pada
keluarga cara
menciptakan
lingkungan yang
dapat mendukung
proses perawatan
penderita sesuai
dengan
pemahaman
keluarga
1.2 Beri
reinforcement
positif atas
jawaban keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

b. Menyebutk Respon Menyebutka


an cara verbal n 1 dari 2
menciptaka cara
n menciptakan
lingkungan lingkungan
yang yang
mendukung mendukung
perawatan perawatan
dirumah
1.Menciptak
an
komunikasi
yang terbuka
seperti:
a)Membina
komunikasi
terbuka antar
anggota
keluarga
b)Mulai
berinteraksi
dengan
lingkungan
sekitar
c)Belajar
untuk
menceritakan
masalah
terhadap
orang lain
dalam hal ini
dengan
pasangan
atau anak
2.Menciptak
an suasana
yang damai
dan tenang
a)Lebih
mendekatkan
diri kepada
Allah SWT
TUK V 4. Setelah 1 x 60
menit
kunjungan
rumah,
keluarga
mampu
memanfaatkan
pelayanan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

kesehatan
dengan cara:
a. Menyebutk Respon Jenis-jenis 5.1 Kaji
an jenis- verbal pelayanan pengetahuan
keluarga tentang
jenis yang ada di
jenis-jenis
pelayanan sekitar: pelayanan
kesehatan 1.Puskesmas kesehatan
yang ada di 2.Bidan 5.2
sekitar 3.Rumah Mendiskusikan
Sakit kembali kepada
keluarga tentang
jeni-jenis
pelayanan
kesehatan yang
ada di sekitar
5.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan
jenis-jenis
pelayanan
kesehatan yang
ada di sekitar
5.4 Berikan
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga

b. Menyebutk Respon Manfaat 5.1 Kaji


an kembali verbal keluarga ke pengetahuan
manfaat pelayanan keluarga tentang
manfaat kesehatan manfaat
pelayanan
kunjungan 1.Mendapatk
kesehatan
ke fasilitas an pelayanan 5.2 Informasikan
kesehatan kesehatan mengenai
pengobatan dan
pendidikan
kesehatan yang
di dapat keluarga
di
klinik/puskesmas
5.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan
kembali hasil
diskusi
5.4 Beri
reinforcement
positif atas hasil
yang dicapai

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

7. Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga

antara lain :

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat

b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah

c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dansumber-

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.

d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk

tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

8. Evaluasi

a. Sifat Evaluasi

Evaluasi merupakantahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.

Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat

tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana perawatan.

Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada

beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :

1) Tujuan tidak realistis

2) Tindakan keperawatan tidak tepat

3) Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

b. Kriteria dan Standar

Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap

yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar telah

menunjukkan tingkat pelaksanaan yang di inginkan untuk

membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.

c. Evaluasi Kuantitatif Dan Kualitatif

Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau

kegiatan yang telah diberikan. Evaluasi kuantitatif kelemahannya

hanya mementingkan jumlah, padahal belum tentu banyaknya kegiatan

yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang memuaskan.

Evaluasi kuantitatif dapat dilihat pada :

1) Evaluasi Struktur

Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam

suatu kegiatan.

2) Evaluasi Proses

Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung

3) Evaluasi Hasil

Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan

d. Metode Evaluasi

1) Observasi langsung

2) Memeriksa laporan atau dokumentasi

3) Wawancara atau angket

4) Latihan stimulasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

e. Catatan Perkembangan

Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan indikator

keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan pada keluarga oleh

petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP

memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut :

1) Subjektif

Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang

perubahan yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran

setelah diberikan tindakan keperawatan.

2) Objektif

Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi, alpasi,

perkusi atau auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan atau

kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan

tindakan keperawatan.

3) Analisa

Pertanyaan yang menunjukan sejauh mana masalah keperawatan

dapat tertanggulangi.

4) Planning rencana yang ada dalam catatan perkembangan

merupakan rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau

tidak rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan

memodifikasi bagi perawat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

BAB III

METODE PENELITIAN

H. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk melakukan

suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma,

2011). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu

studi yang mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan

berbagai sumber informasi. Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi

masalah Penerapan Konsumsi Pisang Ambon Sebagai Metode Menurunkan

Tekanan Darah Pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Gadingrejo Tahun 2019.

I. Batasan Istilah

Definisi operasional adalah menjelaskan variabel penelitian meliputi variabel-

variabel yang diteliti, jenis variabel, definisi konseptual, dan operasional, serta

bagaimana melakukan pengukuran/penilaian terhadap variabel (Kelana, 2011).

Tabel 3.1
BatasanIstilah

Variabel BatasanIstilah TolakUkur


Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi Observasi,
persisten dimana tekanan sistoliknya wawancara,
diatas 140 mmHg dan tekanan pemeriksaan tanda-
diastolic diatas 90 mmHg. tanda vital
Konsumsi Konsumsi Pisang Ambon adalah salah Observasi,
Pisang Ambon satu cara terapi non farmakologi. wawancara
Memberikan buah pisang Ambon

53
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
54

sebanyak 2 buah dalam sehari untuk


dikonsumsi oleh pasien.
Penurunan Penurunan tekanan darah adalah suatu Observasi,
Tekanan Darah keadaan dimana terjadinya penurunan wawancara,
tekanan darah setelah mengkonsumsi pemeriksaan tanda-
2 buah pisang ambon. tanda vital.

J. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 partisipan dengan

diagnosa Hipertensi. Subyek yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini

adalah 2 keluarga yang mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Gadingrejo Tahun 2019.

K. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di rumah Partisipan masing-masing di desa

Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo yaitu pada keluarga Ny.S dan Ny.N

pada tanggal 17 juni sampai 19 juni 2019 dengan sasaran adalah keluarga

yang mengalami Hipertensi.

L. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu). Sumber data dari

klien, keluarga, dan perawat.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA : inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien. Dengan

menggunakan alat Tensimeter dan Stetoskop.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data

lainnya yang relevan).

M. Analisa Data

Definisi analisis data :

1. Analisa data merupakan kegiatan data dalam rangka proses klasifikasi dan

falidasi informasi untuk mendukung penegakan diagnosa keperawatan

keluarga yang akurat.

2. Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan masalah

yang ditegakan.

3. Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada

munculnya suatu masalah. (Setiawati & Dermawan, 2008).

Urutan dalam analisis data adalah :

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam

bentuk transkip (catatan terstuktur).

b. Meredukasi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data

subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dan dibandingkan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

c. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari klien.

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dibahas dan

dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara

teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan

dengan metode indukasi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data

pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

N. Etika Penelitian

Etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari:

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditanda tangani

oleh partisipan, kemudian peneliti menjelaskan kepada partisipan tentang

judul penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian partisipan

menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian, dan peneliti meminta

partisipan untuk menandatangani formulir persetujuan menjadi partisipan.

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti tidak menuliskan nama lengkap partisipan, melainkan peneliti

menuliskan nama partisipan dengan inisial untuk menjaga identitas

partisipan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menuliskan nama kedua partisipan menggunakan inisial. Sehingga

peneliti dapat merahasiakan identitas yang menyangkut privasi partisipan.

4. Beneficience (Berbuat baik)

Peneliti mengajarkan manfaat konsumsi pisang ambon untuk menurunkan

tekanan darah kepada partisipan, kemudian partisipan dapat menerapkan

konsumsi pisang ambon ini secara mandiri. Sehingga penerapan ini dapat

bermanfaat baik bagi kedua partisipan yang mengalami Hipertensi.

5. Justice (keadilan)

Peneliti memperlakukan kedua partisipan dengan adil tidak dibeda-

bedakan antara partisipan 1 dan partisipan 2. Peneliti sama-sama

mengajarkan manfaat konsumsi pisang ambon untuk menurunkan tekanan

darah pada kedua partisipan. Peneliti tidak melihat dari usia, status

ekonomi atau budaya dari kedua partisipan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Gambaran lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di komunitas tepatnya di wilayah kerja Puskesmas

Gadingrejo yaitu di desa Solokarto RT 001 RW 006 pekon Tulung Agung

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Desa Tulung Agung di bagi

menjadi 6 dusun yaitu dusun Tulung Rejo 1, Tulung Rejo 2, Tulung Rejo 3,

Tulung Agung 1, Tulung Agung 2, dan Solokarto. Desa Solokarto pekon

Tulung Agung merupakan desa binaan Puskesmas Gadingrejo. Jumlah KK

yang berada di desa Solokarto yaitu 230 dengan jumlah penduduk di desa

Solokarto mencapai 1270 jiwa. Rata-rata penduduk desa Solokarto

berpendidikan SD dan bekerja sebagai petani dan buruh. Pekon Tulung

Agung diketuai oleh Kepala pekon yaitu Wawan sejak bulan Maret tahun

2019 sampai saat ini.

F. Gambaran Subjek Studi Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses keperawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi

data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu diharapkan perawat

keluarga memahami betul lingkup, metode, alat bantu dan format

pengkajian yang digunakan (Santun & Agus, 2008)

60
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
59

Tabel 4.1
Identitas partisipan

Identitas partisipan Partisipan 1 Partisipan 2


Nama Ny.S Ny. N
Umur 49 Tahun 48 Tahun
Agama Islam Islam
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
Pendidikan SD SD
Pekerjaan IRT IRT
Status perkawinan Menikah Menikah
Alamat Desa Tulung Agung Desa Tulung Agung
Kecamatan Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo

Berdasarkan tabel 4.1 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

identitas keluarga antara partisapan 1 dengan partisipan 2 yaitu pada usia.

Terdapat bahwa partisipan 1 usianya lebih tua satu tahun dibandingkan

partisipan 2.

Tabel 4.2
Komposisi keluarga

Partisipan 1

Jenis Hubungan Status


Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
kelamin dgn KK kesehatan
Tn. M 55 thn Laki-laki Islam Suami SD Buruh Sehat
Ny. S 49 thn Perempuan Islam Istri SD IRT Sakit
Tn. A 25 thn Laki-laki Islam Anak SMA Buruh Sehat
Tn. H 16 thn Laki-laki Islam Anak SMA - Sehat

Partisipan 2

Jenis Hubungan Status


Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
kelamin dgn KK kesehatan
Tn. W 49 thn Laki-laki Islam Suami SD Petani Sehat
Ny. N 48 thn Perempuan Islam Istri SD IRT Sakit
Ny. A 26 thn Perempuan Islam Anak SMA IRT Sehat
Tn. A 23 thn Laki-laki Islam Anak SMA Buruh Sehat
Nn. R 15 thn Perempuan Islam Anak SMP - Sehat
An.A 5 thn Laki-laki Islam Cucu - - Sehat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

Berdasarkan tabel 4.2 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

komposisi keluarga partisipan 1 dengan partisipan 2 yaitu jumlah keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Dimana terdapat bahwa partisipan 2

memiliki jumlah keluarga yang tinggal dalam satu rumah lebih banyak

dibandingkan partisipan 1.

Tabel 4.3
Genogram

Partisipan 1 Partisipan 2
HT HT

Ny.S 49 Thn Ny.N 48 Thn

Berdasarkan tabel 4.3 menginformasikan bahwa partisipan 2 memiliki

riwayat keturunan Hipertensi dari kedua orang tuanya. Sedangkan pada

partisipan 1 tidak memiliki riwayat keturunan Hipertensi.

Keterangan :

: Laki-laki : Garis keturunan

: Perempuan : Garis perkawinan

: Pasien : Riwayat Hipertensi

: Meninggal : Riwayat Hipertensi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

Tabel 4.4
Tipe keluarga

Partisipan 1 Partisipan 2
Tipe keluarga Tipe keluarga Ny. S adalah Tipe keluarga Tn. W adalah
keluarga inti yang terdiri dari keluarga keluarga inti yang
Ayah, ibu, dan anak terdiri dari Ayah, ibu, dan anak

Latar belakang Keluarga Ny. S merupakan Keluarga Ny. N merupakan


budaya bersuku jawa, bahasa yang keluarga yang bersuku jawa,
digunakan sehari-hari adalah bahasa yang digunakan sehari-
bahasa jawa, tidak ada hari adalah bahasa jawa, tidak
kebiasaan suku yang ada kebiasaan suku yang
mempengaruhi kesehatan. mempengaruhi kesehatan.

Identifikasi Keluarga Ny.S menganut Keluarga Ny.N menganut


agama agama islam, tidak ada agama islam, tidak ada
perbedaan agama antar perbedaan agama antar
anggota keluarga, anggota anggota keluarga, anggota
keluarga saling mengingatkan keluarga saling mengingatkan
untuk menjalankan ibadah untuk menjalankan ibadah
seperti shalat. seperti shalat.

Rekreasi Keluarga tidak mempunyai Keluarga tidak mempunyai


keluarga kebiasaan rutin untuk rekreasi, kebiasaan rutin untuk rekreasi,
akan tetapi dalam sehari- akan tetapi dalam sehari-
harinya keluarga harinya keluarga
memanfaatkan waktu luang memanfaatkan waktu luang
untuk menonton TV bersama dengan berkunjung kerumah
suami dan anak-anaknya tetangga untuk bersosialisasi
atau menonton TV bersama
anak-anaknya

Berdasarkan tabel 4.4 menginformasikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada


tipe keluarga antara partisipan 1 dengan partisipan 2.

Tabel 4.5
Riwayat 6 bulan terakhir

Partisipan 1 Partisipan 2
Ny.S mengatakan keluhan yang Ny.N mengatakan keluhan yang
dirasakan yaitu nyeri pada bagian dirasakan yaitu nyeri pada tengkuk dan
tengkuk, nyeri seperti tertimpa benda jantungnya berdebar-debar, nyeri
berat. Ny.S mengatakan nyeri akan seperti tertusuk-tusuk. Ny.N
terasa hilang saat Ny.S istirahat tidur mengatakan nyeri akan hilang ketika

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

dan nyeri akan bertambah ketika Ny.S minum obat dan nyeri akan timbul
sedang beraktivitas. Nyeri yang ketika Ny.N sedang banyak pikiran.
dirasakan terus menerus, skala nyeri 7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul,
Nyeri akan timbul pada saat siang hari skala nyeri 5. Nyeri akan timbul pada
selama 10-20 menit. Keluhan penyerta waktu pagi menjelang siang hari, nyeri
yang dirasakan Ny.S adalah sakit kepala. dirasakan selama 10 menit. Keluhan
penyerta yang dirasakan Ny.N adalah
mudah kelelahan.

Berdasarkan tabel 4.5 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara


partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu pada skala nyeri. Terdapat bahwa
partisipan 1 skala nyerinya lebih tinggi dibandingkan partisipan 2.
Tabel 4.6
Pemeriksaan fisik

Observasi Partisipan 1 Partisipan 2


1. Pemeriksaan umum
- Kesadaran
- Tekanan darah - Composmentis - Composmentis
- Nadi
- Pernafasan - 170/110 mmHg - 160/100 mmHg
- Suhu - 100x/menit - 90x/menit
- 20x/menit - 22x/menit
- 36,8 C - 36,7
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
tidak ada tidak ada peradangan,
peradangan, tidak tidak ada nyeri
ada nyeri kepalatidak kepalatidak ada bekas
ada bekas luka. luka.

b. Rambut Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada


ketombe, rambut ketombe, rambut
berwarna hitam berwarna hitam disertai
disertai putih, mudah putih
rontok

c. Mata Bersih, sklera Bersih, simetris, sklera


anikterik, anikterik, konjungtiva
konjungtiva annemis, tidak ada
ananemis, tidak ada peradangan, pandangan
peradangan, terkadang kabur, tidak
pandangan jelas, menggunakan alat bantu
namun saat membaca kaca mata.
tulisan tidak jelas,
tidak menggunakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

alat bantu baca kaca


mata.

d. Hidung Bersih, simetris, Bersih, simetris, tidak


tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada
ada peradangan, peradangan, tidak ada
tidak ada keluhan. keluhan.
e. Telinga Bersih, simetris, Bersih, simetris, tidak
suara sedikit tidak ada penurunan fungsi
jelas terdengar, pendengaran.
berdengung.
f. Mulut Mulut dan gigi Mulut dan gigi bersih,
bersih, tidak ada tidak ada stomatitis,
stomatitis, tidak ada tidak ada peradangan.
peradangan.
g. Leher Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar kelenjar getah bening,
getah bening, nyeri nyeri pada tengkuk.
pada tengkuk.
h. Dada Normal, tidak merasa Normal, tidak merasa
nyeri, tidak ada nyeri, tidak ada terdapat
terdapat bekas luka, bekas luka, tidak ada
tidak ada terdapat terdapat benjolan.
benjolan.
i. Paru – paru Bunyi pernapasan Bunyi pernapasan
vesikuler, RR : vesikuler, RR :
20x/menit , tidak ada 22x/menit , tidak ada
keluhan. keluhan.
j. Jantung Bunyi lupdup, tidak Bunyi lupdup, tidak ada
ada suara tambahan, suara tambahan,
frekuensi nadi frekuensi nadi
100x/menit. 90x/menit.
k. Abdomen Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat
luka bekas operasi, luka bekas operasi,
bising usus 8x/menit, bising usus 10x/menit,
tidak terdapat nyeri tidak terdapat nyeri
tekan. tekan.
l. Ekstremitas atas Tidak terdapat Tidak terdapat
keterbatasan keterbatasan pergerakan,
pergerakan, bahu bahu kanan dan kiri
kanan dan kiri dapat dapat digerakkan,
digerakkan, pergelangan tangan dan
pergelangan tangan kiri dapat digerakan
dan kiri dapat fleksi, ekstensi,
digerakan fleksi, hiperektensi, abduksi,
ekstensi, duksi.
hiperektensi,
abduksi, duksi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

m. Ektremitas Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan


bawah pergerakan, tidak ada pergerakan, tidak ada
tanda-tanda fraktur, tanda-tanda fraktur, lutut
lutut dapat dapat digerakkan fleksi,
digerakkan fleksi, ekstensi, abduksi, rotasi
ekstensi, abduksi, internal, rotasi eksternal,
rotasi internal, rotasi pergelangan kaki kanan
eksternal, dan kiri dapat digerakan,
pergelangan kaki reflek patella positif,
kanan dan kiri dapat tidak menggunakan alat
digerakan, reflek bantu berjalan.
patella positif, tidak
menggunakan alat
bantu berjalan.

Berdasarkan tabel 4.6 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

pemeriksaan umum antara partisipan 1 dengan partisipan 2 yaitu pada

tekanan darah. Terdapat bahwa partisipan 1 tekanan darahnya lebih tinggi

dibandingkan partisipan 2.

Tabel 4.7
Riwayat kesehatan keluarga

Partisipan 1 Partisipan 2
Tahap Tahap perkembangan keluarga Tahap perkembangan keluarga
perkembangan Ny.S saat ini adalah melepas Ny.N saat ini adalah melepas
keluarga saat anak ke masyarakat, dimana anak ke masyarakat, dimana
ini tugas perkembangan tahap ini tugas perkembangan tahap ini
yaitu memperluas keluarga inti yaitu memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar, menjadi keluarga besar,
mempertahankan keintiman mempertahankan keintiman
pasangan, membantu anak pasangan, membantu anak
untuk mandiri dimasyarakat, untuk mandiri dimasyarakat,
penataan kembali peran dan penataan kembali peran dan
kegiatan rumah tangga. kegiatan rumah tangga.

Tugas Pada tahap perkembangan Pada tahap perkembangan


perkembangan keluarga ini semua tugas sudah keluarga ini semua tugas sudah
yang belum terpenuhi terpenuhi
dipenuhi

Riwayat Ny.S mengatakan pada saat Ny.N mengatakan pada saat


keluarga inti menikah dengan Tn.M menikah dengan Tn.W
atasdasar suka sama suka tidak atasdasar suka sama suka tidak
ada perjodohan dan tidak ada ada perjodohan dan tidak ada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

riwayat perceraian riwayat perceraian

Riwayat Ny.S mengatakan tidak Ny.N mengatakan memiliki


keluarga memiliki riwayat keturunan riwayat keturunan Hipertensi
sebelumnya Hipertensi. dari kedua orangtuanya.
Berdasarkan tabel 4.7 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

riwayat keluarga sebelumnya. Terdapat bahwa partisipan 2 kedua

orangtuanya memiliki riwayat Hipertensi.

Tabel 4.8
Lingkungan

Partisipan 1 Partisipan 2

Karakteristik Keluarga Ny.S dan Tn.M Keluarga Ny.N dan Tn.W


rumah mengatakan rumah dan tanah mengatakan rumah dan tanah
yang ditempatinya adalah yang ditempatinya saat ini
milik sendiri, tipe rumah adalah milik sendiri, tipe rumah
permanen dan berlantai permanen dan berlantai semen,
semen, luas rumah 6 x 9 m², luas rumah 6 x 9 m², terdapat 4
terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur, ruang tamu, ruang
ruang tamu, ruang nonton nonton TV, 1 ruang dapur, 1
TV, 1 ruang dapur, 1 kamar kamar mandi dan terdapat 6
mandi dan terdapat 7 jendela jendela pencahayaan, rumah
pencahayaan, rumah cukup cukup baik, jenis WC yang
baik, jenis WC yang digunakan leher angsa, sumber
digunakan leher angsa, air minum kleuarga
sumber air minum keluarga menggunakan air sumur yang
Ny.S menggunakan air direbus terlebih dahulu, atap
karawang, atap rumah tidak rumah tidak dipalpon,
di plapon, lingkungan rumah lingkungan rumah cukup bersih
kurang bersih dan udara dan udara tidak tercemar
tercemar polusi dari kandang dengan kotoran hewan
kambing yang berada peliharaanya, serta berjauhan
dibelakang rumah, dengan kandang ayam yang
dihalaman rumah terdapat dimilikinya, dihalaman rumah
sedikit pepohonan. terdapat banyak pepohonan.

Karakteristik Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan


fisik komunitas mayoritas sekitar rumah mayoritas sekitar rumah
dan tetangga bersuku jawa, antara rumah bersuku jawa, antara rumah
yang satu dengan rumah yang yang satu dengan rumah yang
lainnya berdekatan, lainnya berdekatan, komunikasi
komunikasi antara tetangga antara tetangga sangat baik,
sangat baik, Ny.S Ny.N mengatakan jika keluar
mengatakan jika keluar rumah senang berbincang-
rumah senang berbincang- bincang dengan tetangganya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

bincang dengan tetangganya

Mobilitas Keluarga Ny.S tinggal di Keluarga Ny.N tinggal di


geografis daerah tersebut sudah 30 daerah tersebut sudah 28 tahun
keluarga tahun semenjak menikah semenjak menikah dengan
dengan Tn.M , dan keluarga Tn.W , dan keluarga tidak
tidak ernah berpindah-pindah ernah berpindah-pindah tempat
tempat tinggal tinggal

Perkumpulan Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan


keluarga dan jika ada kegiatan sosial tidak jika ada kegiatan sosial maka
interaksi begitu rutin mengikuti sering mengikuti kegiatan
dengan kegiatan tersebut, seperti tersebut, seperti pengajian dan
masyarakat pengajian dan posyandu. posyandu, bahkan Ny.N sering
Begitu juga dengan anaknya mengajak cucu nya ke
tidak rutin mengikuti posyandu
kegiatan sosial didaerahnya
karena sibuk bekerja

Sistem Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan


pendukung mempunyai BPJS, tetapi mempunyai BPJS, tetapi Ny.N
keluarga Ny.S mengatakan BPJS jarang menggunakannya karena
miliknya sudah tidak bisa tidak mengerti cara memakai
dipakai lagi karena tidak kartu tersebut
pernah diisi

Berdasarkan tabel 4.8 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

mobilitas geografis keluarga, dan perkumpulan keluarga dan interaksi

dengan masyarakat. Pada mobilitas geografis keluarga partisipan 1 lebih

lama tinggal di daerah tersebut dibandingkan partisipan 2. Sedangkan pada

perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat partisipan 2 lebih

aktif dan rutin mengikuti kegiatan sosial dibandingkan partisipan 1.

Tabel 4.9
Struktur keluarga

Partisipan 1 Partisipan 2
Pola dan Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan
proses jika ada masalah selalu jika ada masalah selalu
komunikasi dibicarakan baik-baik bersama dibicarakan baik-baik bersama
keluarga suaminya. keluarga dan selalu terbuka.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

Struktur Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.S mengatakan


kekuatan jika ada masalah selalu jika ada masalah selalu
keluarga diselesaikan secara diselesaikan secara
musyawarah bersama suami musyawarah bersama suami
dan anak-anaknya dan anak-anaknya

Struktur peran Ny.S mengatakan Tn.M Ny.N mengatakan Tn.W


sebagai kepala rumah tangga, sebagai kepala rumah tangga,
bertanggung jawab mencari bertanggung jawab mencari
nafkah dan menjalankan peran nafkah dan menjalankan peran
sebagai suami dan sebagai sebagai suami dan sebagai
bapak dari anak-anaknya. bapak dari anak-anaknya.
Ny.S menjalankan perannya Ny.N menjalankan perannya
sebagai istri yang memenuhi sebagai istri yang memenuhi
kebutuhan suami dan sebagai kebutuhan suami dan sebagai
ibu rumah tangga. Tn.A ibu rumah tangga, Nn.A
sebagai anak yang membantu sebagai anak menjalankan
orang tua mencari nafkah. perannya sebagai anak yaitu
bersekolah dan belajar.

Berdasarkan tabel 4.9 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada


pola dan proses komunikasi keluarga. Terdapat bahwa partisipan 1 hanya
terbuka dengan suaminya tidak dengan anak-anaknya sedangkan
partisipan 2 lebih terbuka dengan keluarganya seperti suami dan anaknya.
Tabel 4.10
Fungsi keluarga

Partisipan 1 Partisipan 2
Fungsi Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan
afektif hubungan antara anggota hubungan antara anggota
keluarga tetap berjalan keluarga tetap berjalan
harmonis, anak-anaknya selalu harmonis, anak-anaknya selalu
memberikan kabar saat pergi memberikan kabar saat pergi
dari rumah, komunikasi antar dari rumah, komunikasi antar
keluarga baik, jarang ada keluarga baik, tidak ada
pertengkaran saat dirumah, pertengkaran saat dirumah,
selalu semua dibicarakan selalu semua dibicarakan secara
secara musyawarah musyawarah

Fungsi Ny.S mengatakan hubungan Ny.N mengatakan hubungan


sosialisasi dengan anggota keluarga baik, dengan anggota keluarga baik,
jika anak-anaknya sedang jika anak-anaknya sedang pergi
pergi Ny.S dan Tn.M selalu Ny.N dan Tn.W selalu
memantau lewat telfon, dan memantau lewat telfon,
juga banyak teman sebaya lingkungan keluarga mendukung
yang tinggal dilingkungan perkembangan cucunya yang
sekitarnya tinggal bersama Ny.N dan juga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

banyak teman sebaya yang


tinggal dilingkungan sekitarnya
Fungsi Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan
ekonomi penghasilan dari buruh penghasilan sebagai petani tidak
anyaman bambu sebulan menentu setiap bulannya ,
kurang lebih 400.000, kadang sebulan mendapatkan
sedangkan Tn.A anaknya kurang lebih 600.000 , Tn.A
membantu bekerja sebagai sebagai anaknya membantu
buruh dengan penghasilan mencari nafkah bekerja di
sebulan 500.000 , uang dipakai sekolah dengan gaji setiap bulan
untuk memenuhi kebutuhan 400.000 , uang dipakai untuk
sehari-hari memenuhi kebutuhan sehari-hari

Fungsi Ny.S mengatakan sudah tidak Ny.N mengatakan sudah tidak


reproduksi memakai alat kontrasepi sejak memakai alat kontrasepsi sejak
5 tahun yang lalu , sebelumnya 2 tahun yang lalu karena
Ny.S menggunkan KB suntik menderita Hipertensi,
setiap bulan sekali sebelumnya Ny.N menggunakan
pil KB

Fungsi Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan


pendidikan pendidikan sangatlah penting, pendidikan sangatlah penting,
Ny.S dan Tn.M hanya Ny.N dan Tn.W hanya
bersekolah sampai SD saja dan bersekolah sampai SD saja dan
berharap anak-anaknya bisa berharap anak-anaknya bisa
bersekolah sampai bersekolah sampai keperguruan
keperguruan tinggi tetapi tinggi tetapi karena faktor
karena faktor ekonomi yang ekonomi yang tidak mendukung
tidak mendukung anaknya anaknya bersekolah hanya
bersekolah hanya sampai SMA sampai SMA saja
saja

Fungsi
perawatan
kesehatan
keluarga
dalam bidang
kesehatan

1.Kemampua Ny.S mengatakan jika Ny.N mengatakan jika


n keluarga kebanyakan pikiran maka kebanyakan pikiran maka
mengenal mengakibatkan darah mengakibatkan darah tingginya
masalah tingginya naik, keluarga Ny.S naik, keluarga Ny.N mengatakan
mengatakan Hipertensi adalah Hipertensi adalah naiknya
naiknya tekanan darah yang tekanan darah yang
mengakibatkan darah tinggi mengakibatkan darah tinggi
pada Ny.S kambuh, keluarga pada Ny.N kambuh, keluarga
Ny.S mengatakan penyebab Ny.N mengatakan penyebab dari
dari Hipertensi adalah faktor Hipertensi adalah faktor
lingkungan dan gaya hidup lingkungan dan gaya hidup yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

yang tidak sehat, keluarga tidak sehat, keluarga Ny.N


Ny.S mengatakan tanda dan mengatakan tanda dan gejala
gejala Hipertensi adalah nyeri Hipertensi adalah nyeri pada
pada tengkuk, dan mudah tengkuk leher, lemas dan mudah
kelelahan kelelahan

2.Kemampua keluarga Ny.S mengatakan keluarga Ny.N mengatakan


n keluarga akibat lanjut dari Hipertensi akibat lanjut dari Hipertensi
mengambil yaitu bisa mengakibatkan yaitu bisa mengakibatkkan
keputusan stroke, sehingga jika Ny.S stroke, sehingga jika Ny.N
merasa banyak pikiran hingga banyak pikiran maka keluarga
darah tingginya naik maka langsung menyarankan untuk
keluarga menyarankan untuk istirhat tidur atau menyarankan
istirahat saja dan membelikan Ny.N untuk mengambil air
obat warung yaitu paramex wudhu agar lebih tenang
untuk meredakan nyerinya

3.Kemampua Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan jika


n keluarga jika ada anggota keluarga yang ada anggota keluarga yang sakit
merawat sakit maka membeli obat di maka keluarga memijit kepala
anggota warung dan beristirahat, Ny.N saat penyakitnya kambuh,
keluarga karena keluarga beranggapan karena keluarga beranggapan
yang sakit sakit disebabkan karena akan sembuh setelah memijat
kelelahan dan banyak pikiran , kepalanya, sehingga jika ada
sehingga jika ada anggota anggota keluarga lain yang sakit
keluarga yang sakit solusinya maka solusi nya membelikan
membelikan obat diwarung obat warung dan beristirahat
dan beristirahat

4.Kemampua Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan jika


n keluarga dilingkungan sekitar rumahnya dilingkungan sekitar rumahnya
memodifikas terdapat banyak anak-anak tidak banyak kebisingan karena
i lingkungan kecil bermain dan berlari-lari, letak rumah yang berdekatan
membuat suasana menjadi dengan kebun. Tetapi suasana
berisik dan tidak tenang ketika rumah yang mengakibatkan
anak-anak tersebut sedang berisik dan terganggu saat
bermain. Ny.S mengatakan cucunya sedang bermain
sering emosinya tidak dihalaman rumah dengan
terkontrol saat mendengar merusak tanaman yang ada
anak-anak sedang bermain dihalaman rumah yang membuat
dilingkungan rumahnya Ny.N sering emosi melihat
sehingga membuat Ny.S cucunya merusak tanaman yang
terganggu. Saat suasana berada disekitar rumah,
dilingkungan rumahnya berisik sehingga membuat tekanan
Ny.S merasa tertekan dan darah menjadi naik. Ny.N
terganggu membuat Ny.S mengatakan rajin menanam
menjadi emosi sehingga tanaman herbal yang bisa
mengakibatkan tekanan dimanfaatkan untuk kebutuhan
darahnya naik. Ny.S sehari-hari, yaitu seperti

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

mengatakan tidak pernah menanam kunyit dan jahe yang


menanam jenis obat-obatan berada dihalaman rumah.
herbal disekitar rumah karena
lahan yang sempit dan banyak
anak-anak yang bermain
disekitar halaman, takut dapat
merusak tanaman tersebut.
5.Kemampua Keluarga Ny.S mengatakan Keluarga Ny.N mengatakan
n keluarga tidak tahu cara menggunakan tidak tahu cara menggunakan
menggunaka kartu berobat dengan benar, kartu berobat, sehingga jika ada
n fasilitas keluarga Ny.S mendengar anggota keluarga yang sakit
pelayanan pengalaman dari tetangganya tidak menggunakan kartu
kesehatan yang berobat tidak kunjung berobat, keluarga Ny.N
sembuh dan memakan biaya mengatakan cukup sering pergi
yang banyak sehingga ke fasilitas kesehatan jika darah
keluarga Ny.S jarang berobat tingginya selalu naik dan tidak
ke fasilitas-fasilitas kesehatan turun-turun maka Ny.N akan
seperti puskesmas pergi ke fasilitas kesehatan
terdekat untuk berobat

Berdasarkan tabel 4.10 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

kemampuan keluarga memelihara lingkungan dan kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Terdapat bahwa partisipan 2

mampu memelihara lingkungan yang bersih dan baik dan juga mampu

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dibandingkan dengan

partisipan 1.

Tabel 4.11
Masalah kesehatan spesifik

Partisipan 1 Partisipan 2
Keluarga Ny.S mengatakan sudah tidak Ny.N mengatakan sudah tidak
berencana memakai alat kontrasepi sejak 5 memakai alat kontrasepsi
tahun yang lalu , sebelumnya sejak 2 tahun yang lalu karena
Ny.S menggunkan KB suntik menderita Hipertensi,
setiap bulan sekali sebelumnya Ny.N
menggunakan pil KB

Remaja Ny.S mempunyai anak yang Ny.N mempunyai anak yang


masih remaja yaitu Tn.H , Ny.S masih remaja yaitu Nn.A ,
mengatakan berkomunikasi Ny.N mengatakan
baik dengan Tn.H dan selalu berkomunikasi baik dengan
terbuka jika ada masalah Tn.H anaknya, sehingga jika Nn.A

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

selalu bercerita dengan Ny.S , sedang sedih atau mempunyai


Tn.H selalu memberi kabar saat masalah selalu bercerita
tidak berada dirumah. dengan Ny.N, Nn.A selalu
memberi kabar saat tidak
berada dirumah.

Berdasarkan tabel 4.11 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan pada

keluarga berencana. Terdapat bahwa partisipan 1 sudah lebih dulu tidak

memakai alat kontrasepsi sejak 5 tahun yang lalu dibandingkaan dengan

partisipan 2 yang baru 2 tahun tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Tabel 4.12
Stress dan Koping keluarga

Partisipan 1 Partisipan 2
Stress Ny.S mengatakan merasa Ny.N mengatakan banyak
tertekan dan stress jika pikiran sehingga Ny.N
banyak pikiran, stress yang merasa stress , stress yang
dialami adalah masalah dialami adalah masalah
keluarga seperti ekonomi keluarga seperti ekonomi
karena tidak cukup untuk karena pemasukan hanya
kebutuhan sehari-hari dan dari hasil berkebun saja dan
untuk sekolah anaknya hasilnya setiap bulan tidak
yang masih remaja, Tn.A menentu, Tn.A sebagai
sebagai anaknya hanya bisa anaknya tidak dapat
memberi sebagian uangnya memberikan uang gaji nya
hasil dari kerja buruh, Ny.S sepenuhnya ke Ny.S karena
mengatakan jika banyak Tn.A juga membutuhkan
yang dipikirkan maka untuk kebutuhannya.
darah tingginya akan naik Sehingga jika sedang
tertekan dan stress darah
tinggi Ny.N mudah
kambuh

Koping keluarga
a. koping Ny.S mengatakan jika ada Ny.N mengatakan jika ada
adaptif masalah yang dipikirkan masalah yang dipikirkan
meredakan dengan shalat meredakan dengan
dan berdzikir beristirahat tidur atau
bermain dengan cucunya

b. koping Ny.S mengatakan jika ada Ny.N mengatakan jika ada


maladaptif masalah selalu bercerita masalah selalu bercerita
dengan suami nya karena dengan suami nya dan
takut jika dipendam sendiri mencari jalan keluar
akan menambah pikiran bersama-sama, kadang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

dan stress sehingga takut Ny.N mengajak cucunya


darah tingginya kambuh bermain untuk
menenangkan pikirannya
sejenak

c. harapan Harapan keluarga Ny.S Harapan keluarga Ny.N


terhadap fasilitas pelayanan terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan adalah agar lebih kesehatan adalah agar lebih
meningkatkan pelayanan meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat kepada masyarakat

Berdasarkan tabel 4.12 menginformasikan bahwa terdapat perbedaan


koping adaptif yaitu jika ada masalah partisipan 1 meredakannya dengan
cara shalat dan berdzikir, sedangkan partisipan 2 jika ada masalah
meredakan dengan cara beristirahat atau bermain dengan cucunya.

G. Pemaparan fokus studi

1. Hasil pengkajian

Sebelum dilakukan penerapan konsumsi pisang ambon didapatkan hasil

pengkajian pada partisipan 1 dengan keluhan nyeri pada bagian tengkuk,

nyeri seperti tertimpa benda berat, nyeri akan terasa hilang saat istirahat

tidur dan nyeri akan bertambah ketika sedang beraktivitas. Nyeri yang

dirasakan terus menerus, skala nyeri 7. Nyeri akan timbul pada saat siang

hari selama 10-20 menit. Keluhan penyerta yang dirasakan adalah sakit

kepala. Dan didapatkan hasil observasi TD 170/110 mmHg, Nadi

100x/menit, Pernapasan 18x/menit. Partisipan 1 mengatakan kegiatan

sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan rumah

sendiri karena kedua anaknya laki-laki tidak bisa membantu pekerjaan

rumah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

Pada partisipan 2 didapatkan hasil pengkajian dengan keluhan yang

dirasakan yaitu nyeri pada tengkuk dan jantungnya berdebar-debar, nyeri

seperti tertusuk-tusuk, nyeri akan hilang ketika minum obat dan nyeri akan

timbul ketika sedang banyak pikiran. Nyeri yang dirasakan hilang timbul,

skala nyeri 5. Nyeri akan timbul pada waktu pagi menjelang siang hari,

nyeri dirasakan selama 10 menit, keluhan penyerta yang dirasakan adalah

mudah kelelahan. Dan didapatkan hasil observasi TD 160/100 mmHg,

Nadi 90x/menit, Pernapasan 22x/menit. Partisipan 2 mengatakan kegiatan

sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, dalam melakukan pekerjaan sehari-

hari dibantu oleh anaknya.

2. Intervensi

Dalam rangka memberikan penerapan konsumsi pisang ambon pada

partisipan 1 dan partisipan 2 yang mengalami Hipertensi, diharapkan

partisipan dapat mengalami penurunan tekanan darah setelah konsumsi 2

buah pisang ambon dalam sehari selama 3 hari.

Tabel 4.13
Intervensi

Diag Evaluasi
N Tujuan
nosa Tujuan khusus Kriteri standar Intervensi
o umum
Kep. a
1 Selama 3 1. Selama 2x60
hari menit
kunjunga keluarga
n rumah, mampu
tekanan mengenal
darah penyakit
menurun Hipertensi
pada anggota
keluarga
TUK I dengan cara :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

a. Menyebutkan Respon Hipertensi 1.1. Kaji pengetahuan


pengertian verbal adalah keluarga tentang
Hipertensi tekanan Hipertensi
darah tinggi 1.2. Jelaskan dengan
persisten keluarga
dimana pengertian
tekanan Hipertensi dengan
sistoliknya menggunakan
140 mmHg leaflet dan lembar
dan tekanan balik
diastolik 1.3. Tanyakan kembali
diatas 90 pada keluarga
mmHg. pengertian
Hipertensi
1.4. Berikan
reinforcement
positifatas jawaban
yang benar

b. Menyebutkan Respon Menyebutka 2.1. Kaji pengetahuan


penyebab verbal n 2 dari 4 keluarga tentang
Hipertensi penyebab penyebab
Hipertensi: Hipertensi
1.Faktor 2.2.Diskusikan bersama
genetik keluarga penyebab
2.Faktor Hipertensi dengan
lingkungan menggunakan
3.Faktor leaflet
gaya hidup 2.3.Motivasi keluarga
yang tidak dalam
sehat menyebutkan
4.Faktor usia kembali penyebab
Hipertensi
2.4.Berikan
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga

c. Menyebutkan Respon Menyebutka 3.1. Kaji pengetahuan


tanda dan verbal n 3 dari 8 keluarga tentang
gejala tanda dan tanda dan gejala
Hipertensi gejala Hipertensi
Hipertensi: 3.2.Diskusikan
1.Nyeri bersama tanda
kepala dan gejala
2.Lemas, Hipertensi
kelelahan 3.3.Motivasi keluarga
3.Sesak untuk
nafas menyebutkan
4.Gelisah kembali tanda
5.Mual dan gejala
6.Muntah Hipertensi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

7.Epistaksis 3.4.Berikan
8.Kesadaran reinforcement
menurun positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga

2 TUK II 1. Selama 2
x 60
menit
kunjunga
n rumah,
keluarga
mampu
mengam
bil
keputusa
n untuk
perawata
n
anggota
keluarga
yang
menderia
Hiperten
si dengan
cara:
a. Menyebu Respon Menyebutka 2.1 Kaji
tkan verbal n 2 dari 4 pengetahu
akibat akibat lanjut an
lanjut dari keluarga
dari Hipertensi tentang
Hiperten apabila tidak akibat
si jika ditangani: lanjut dari
tidak 1.Dapat Hipertens
ditangani mengaki i jika
batkan tidak
gagal ditangani
jantung 2.2 Jelaskan
kongesti pada
f keluarga
2.Dapat tentang
mengaki akibat
batkan lanjut dari
gagal tidak
ginjal ditangani
3.Dapat nya
mengaki Hipertens
batkan i
kebutaa menggun
n mata akan
4.Dapat leaflet
mengaki 2.3 Diskusika
batkan n kepada
stroke keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

tentang
akibat
lanjut dari
tidak
ditangani
nya
Hipertens
i
2.4 Motivasi
keluarga
untuk
menyebut
kan
kembali
akibat
dari tidak
ditangani
nta
Hiprtensi
dengan
baik
2.5 Berikan
reinforce
ment
positif
atas
jawaban
yang
diberikan

b. Memberi Respon Menyebutka 3.1.Kaji pengetahuan


beberapa verbal n 1 dari 2 keluarga tentang
alternatif cara alternatif
pemecah alternatif pemecahan
an pemecahan masalah
masalah masalah : 3.2.Diskusikan dengan
1.Pelaya keluarga tentang
nan beberapa alternatif
kesehata pemecahan
n masalah
2.Meng 3.3.Motivasi kelarga
gunakan untuk menyebutkan
terapi alternatif
non pemecahan
farmako masalah
logi
c. Memutus Non 1.Pelaya 4.1.Mendiskusikan
kan verbal/ nan dengan keluarga
alternatif afektif kesehata alternatif
memeca n pemecahan
hkan 2.Meng masalah
masalah gunakan 4.2.Memotivasi
terapi keluarga untuk
non memilih dalam
farmako pemecahan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

logi masalah
4.3.Memberikan
reinforcement
positif atas
keperawatan yang
dipilih
3 TUK III 1. Selama 2
x 60
menit
kunjunga
n rumah,
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang
menderit
a
Hiperten
si dengn
cara :
a. Menyebu Respon Menyebutka 3.5. Kaji kemampuan
tkan cara verbal n 2 dari 3 keluarga tentanng
perawata cara cara perawatan
n perawatan menurunkan
menurun menurunkan tekanan darah
kan tekanan 3.6. Diskusikan dengan
tekanan darah keluarga tentang
darah dirumah, perawatan
yaitu: menurunkan
1.Olahra tekanan darah
ga 3.7. Motivasi keluarga
secara untuk
teratur menyebutkan cara
2.Kuran perawatan
gi menurunkan
konsum tekanan darah
si garam 3.8. Berikan
berlebih reinforcemen
3.Konsu positif atas usaha
msi yang dilakukan
makan keluarga
makana
n yang
sehat
seperti
pisang
ambon

b. Demonst Respon Mengaja 4.4. Mendemonstrasika


rasi cara verbal rkan n pada keluarga
melakuk psikom klien tentang cara
an otor dan melakukan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

penerapa anggota penerapan


n keluarga konsumsi 2 buah
konsums cara pisang ambon
i pisang mendem 4.5. Berikan
ambon onstrasi kesempatan
kan kepada keluarga
penerap untuk
an mendemonstrasika
konsum n penerapan
si konsumsi pisang
pisang ambon
ambon: 4.6. Berikan
1. Konsum reinforcement
si 2 positif atas usaha
buah yang dilakukann
pisang keluarga
ambon
dalam
sehari
2. Pisang
mbon
dikonsu
msi saat
pagi dan
sore hari

4 TUK IV 1. Setelah 2
x 60
menit
kunjunga
n rumah,
keluarga
mampu
memodif
ikasi
lingkung
an yang
dapat
menduku
ng
perawata
n pada
anggota
keluarga
a. Menyebu Respon Menyebutka 2.1. Jelaskan
tkan verbal n salah satu manfaat
memodif dan cara menciptakan
ikasi psikom memodifikas lingkungan
lingkung otor i lingkungan yang
an dengan cara: mendukung
keluarga Memanfaatk perawatan
an penderita
lingkungan dirumah
rumah 2.2. Beri
seperti kesempatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

dihalaman pada keluarga


rumah untuk
ditanami menanyakan
obat-obatan hal-hal yang
tradisional/h belum
erbal dimengerti
2.3. Tanyakan
kembali pada
keluarga
lingkungan
yang dapat
mendukung
proses
perawatan
penderita
sesuai dengan
pemahaman
keluarga
2.4. Beri
reinforcement
positif atas
jawaba
keluarga
2.5. Jelaskan
manfaat
menciptakanli
ngkungan
yang sehat
dirumah
2.6. Beri
kesempatan
pada keluarga
untuk
menanyakan
hal-hal yang
belum
dimengerti

c. Menyebu Respon Menyebutka 1.3 Tanyakan kembali


tkan cara verbal n 1 dari 2 pada keluarga cara
mencipta cara menciptakan
kan menciptakan lingkungan yang
lingkung lingkungan dapat mendukung
an yang yang proses perawatan
menduku mendukung penderita sesuai
ng perawatan dengan
perawata dirumah pemahaman
n 1.Menciptak keluarga
an 1.4 Beri reinforcement
komunikasi positif atas jawaban
yang terbuka keluarga
seperti:
a)Membina
komunikasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

terbuka antar
anggota
keluarga
b)Mulai
berinteraksi
dengan
lingkungan
sekitar
c)Belajar
untuk
menceritaka
n masalah
terhadap
orang lain
dalam hal ini
dengan
pasangan
atau anak
2.Menciptak
an suasana
yang damai
dan tenang
a)Lebih
mendekatka
n diri kepada
Allah SWT

5 TUK V 1. Setelah 2
x 60
menit
kunjunga
n rumah,
keluarga
mampu
memanfa
atkan
pelayana
n
kesehata
n dengan
cara:
a.Menyebutkan Respon Jenis-jenis 5.1 Kaji
jenis-jenis verbal pelayanan pengetahuan
pelayanan yang ada di keluarga tentang
kesehatan yang sekitar: jenis-jenis
ada di sekitar 1.Puskesmas pelayanan
2.Bidan kesehatan
3.Rumah 5.2 Mendiskusikan
Sakit kembali kepada
keluarga tentang
jeni-jenis
pelayanan
kesehatan yang
ada di sekitar
5.3 Motivasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

keluarga untuk
menyebutkan
jenis-jenis
pelayanan
kesehatan yang
ada di sekitar
5.4 Berikan
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga

b.Menyebutkan Respon Manfaat 5.1 Kaji


kembali manfaat verbal keluarga ke pengetahuan
manfaat pelayanan keluarga tentang
kunjungan ke kesehatan manfaat pelayanan
fasilitas kesehatan 1.Mendapatk kesehatan
an pelayanan 5.2 Informasikan
kesehatan mengenai
pengobatan dan
pendidikan
kesehatan yang di
dapat keluarga di
klinik/puskesmas
5.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan
kembali hasil
diskusi
5.4 Beri
reinforcement
positif atas hasil
yang dicapai

3. Implementasi

Partisipan 1
Tabel 4.14
Implementasi

Hari ke 1
17-juni-2019
No Jam Tekanan darah Tekanan darah Selisih Rata-
sebelum konsumsi sesudah konsumsi tekanan rata
pisang ambon pisang ambon darah
1 09.00 wib 170/110 mmHg 170/100 mmHg 10 mmHg 170/100
diastole mmHg
2 15.00 wib 170/100 mmHg 160/100 mmHg 10 mmHg 165/100
sistole mmHg
Hari ke 2
18-juni-2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

1 09.00 wib 160/100 mmHg 150/100 mmHg 10 mmHg 155/100


sistole mmHg
2 15.30 wib 150/100 mmHg 140/90 mmHg 10 mmHg 145/90
sistole & mmHg
diastole
Hari ke 3
19-juni-2019
1 09.30 wib 140/80 mmHg 130/80 mmHg 10 mmHg 135/80
sistole mmHg
2 16.00 wib 130/80 mmHg 130/70 mmHg 10 mmHg 130/70
diastole mmHg

Partisipan 2
Tabel 4.15
Implementasi

Hari ke 1
17-juni-2019
No Jam Tekanan darah Tekanan darah Selisih Rata-rata
sebelum konsumsi sesudah konsumsi tekanan
pisang ambon pisang ambon darah
1 10.00 wib 160/100 mmHg 150/100 mmHg 10 mmHg 155/100
sistole mmHg
2 16.00 wib 150/100 mmHg 140/100 mmHg 10 mmHg 145/100
sistole mmHg
Hari ke 2
18-juni-2019
1 10.00 wib 140/90 mmHg 130/80 mmHg 10 mmHg 135/80
sistole & mmHg
diastole
2 16.30 wib 130/80 mmHg 120/80 mmHg 10 mmHg 125/80
sistole mmg

Hari ke 3
19-juni-2019
1 10.30 wib 120/80 mmHg 120/70 mmHg 10 mmHg 120/70
diastole mmHg
2 17.00 wib 120/70 mmHg 110/70 mmHg 10 mmHg 115/70
sistole mmHg

4. Evaluasi

Hari pertama kunjungan pukul 09.00 wib partisipan 1 dilakukan

pemeriksaan tekanan darah sebelum dilakukan terapi konsumsi

pisang ambon yaitu tekanan darah 170/110 mmHg, setelah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

dilakukan tindakan terapi konsumsi pisang ambon selama 15 menit

tekanan darah partisipan 1 yaitu 170/100 mmHg. Pada pukul 15.00

wib dilakukan pengukuran tekanan darah 170/100 mmHg, setelah

konsumsi pisang ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran

tekanan darah kembali dengan hasil 160/100 mmHg. Sedangkan

pada partisipan 2 pukul 10.00 wib dilakukan pemeriksaan tekanan

darah sebelum terapi konsumsi pisang ambon yaitu 160/100

mmHg, setelah dilakukan tindakan terapi konsumsi pisang ambon

selama 15 menit hasil tekanan darah yaitu 150/100 mmHg. Pada

pukul 16.00 wib dilakukan pengukuran tekanan darah kembali

sebelum konsumsi piang ambon yaitu 150/100 mmHg, setelah

konsumsi pisang ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran

tekanan darah dengan hasil 140/100 mmHg.

Hari kedua partisipan 1 dan partisipan 2 dilakukan tindakan terapi

konsumsi pisang ambon. Pada partisipan 1 pukul 09.00 wib

sebelum konsumsi pisang ambon tekanan darahnya yaitu 160/100

mmHg, setelah konsumsi pisang ambon selama 15 menit tekanan

darahnya yaitu 150/100 mmHg. Pada pukul 15.30 wib sebelum

konsumsi pisang ambon dilakukan pengukuran tekanan darah

kembali yaitu 150/100 mmHg, setelah konsumsi pisang ambon

selama 15 menit dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil

140/90 mmH. Sedangkan pada partisipan 2 pukul 10.00 wib

sebelum konsumsi pisang ambon tekanan darahnya yaitu 140/90

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

mmHg, setelah konsumsi pisang ambon selama 15 menit tekanan

darahnya yaitu 130/80 mmHg. Pada pukul 16.30 wib dilakukan

pengukuran tekanan darah yaitu130/80 mmHg, setelah konsumsi

pisang ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran tekanan

darah dengan hasil 120/80 mmHg.

Hari ketiga partisipan 1 dan partisipan 2 dilakukan tindakan terapi

konsumsi pisang ambon. Pada partisipan 1 pukul 09.30 wib

sebelum konsumsi pisang ambon tekanan darahnya yaitu 140/80

mmHg, setelah konsumsi pisang ambon selama 15 menit dilakukan

pengukuran darah dengan hasil 130/80 mmHg. Pada pukul 16.00

wib sebelum konsumsi pisang ambon dilakukan pengukuran

tekanan darah yaitu 130/80 mmHg, setelah konsumsi pisang

ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran tekanan darah

dengan hasil 130/70 mmHg. Sedangkan pada partisipan 2 pukul

10.30 wib sebelum konsumsi pisang ambon dilakukan pengukuran

tekanan darah 130/80 mmHg, setelah konsumsi pisang ambon

tekanan darahnya yaitu120/80 mmHg. Pada pukul 17.00 wib

dilakukan pengukuran tekanan darah kembali yaitu 120/80 mmHg,

setelah konsumsi pisang ambon dilakukan pengukuran tekanan

darah dengan hasil 120/70 mmHg.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

H. Pembahasan

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil penelitian saat pengkajian terdapat kesenjangan pada

kedua partisipan. Saat dilakukan wawancara dan observasi partisipan 1

Ny.S 49 tahun mengatakan nyeri pada bagian tengkuk, Ny.S mengatakan

nyeri seperti tertimpa benda berat dengan skala nyeri 7, nyeri dirasakan

pada waktu siang hari. Hasil pengukuran tekanan darah 170/110 mmHg,

partisipan menderita Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Partisipan 2 Ny.N

umur 48 tahun mengatakan nyeri dibagian tengkuk, Ny.N mengatakan

nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, Ny.N mengatakan nyeri

dirasakan pada waktu pagi menjelang siang. Hasil pengukuran tekanan

darah 160/100 mmHg, partisipan menderita Hipertensi sejak 2 tahun yang

lalu.

Menurut Maryusman (2012) menginformasikan bahwa hidup merupakan

faktor yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup tidak sehat

dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Pola makan yang salah

merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit

hipertensi. Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya

hipertensi. Memodifikasi gaya hidup memiliki peran penting bagi individu

non-hipertensi maupun individu yang telah mengalami hipertensi. Salah

satu modifikasi gaya hidup adalah dengan pengaturan pola makan atau

diet.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

Salah satu terapi non farmakologi yang dapat menurunkan tekanan darah

adalah pisang ambon. Konsumsi buah pisang ambon merupakan salah satu

cara non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi. Pisang ambon mengandung kalium yang tinggi yaitu 600 mg

kalium, kandungan kalium yang tinggi dalam buah pisang ambon inilah

yang dapat berperan dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu pisang

ambon juga memiliki aktivitas Angiotensin Converting Enzim Inhibitor

(ACE-I) di dalam tubuh. Sesuai dengan namanya , zat ini menghambat

kerja enzim angiostensin pada proses peningkatan tekanan darah sehingga

baik untuk penderita Hipertensi (Sarkar C, 1999).

2. Hasil penerapan

Pemberian terapi konsumsi 2 buah pisang ambon dilakukan pada pagi dan

sore hari selama 3 hari . Terapi konsumsi pisang ambon ini dilakukan pada

kedua partisipan dengan waktu yang berbeda dan dirumah masing-masing

partisipan. Kedua partisipan mengatakan merasa senang dan rileks setelah

konsumsi pisang ambon tekanan darah menjadi menurun dan nyeri

berkurang. Selain itu peneliti berkomunikasi dengan anggota keluarga

partisipan karena konsumsi 2 buah pisang ambon ini bisa dilakukan rutin

setiap hari sebagai pengobatan non farmakologi bagi yang menderita

Hipertensi.

Hari pertama kunjungan pukul 09.00 wib partisipan 1 dilakukan

pemeriksaan tekanan darah sebelum dilakukan terapi konsumsi pisang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

ambon yaitu tekanan darah 170/110 mmHg, setelah dilakukan tindakan

terapi konsumsi pisang ambon selama 15 menit tekanan darah partisipan 1

yaitu 170/100 mmHg. Pada pukul 15.00 wib dilakukan pengukuran

tekanan darah 170/100 mmHg, setelah konsumsi pisang ambon selama 15

menit dilakukan pengukuran tekanan darah kembali dengan hasil 160/100

mmHg. Sedangkan pada partisipan 2 pukul 10.00 wib dilakukan

pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi konsumsi pisang ambon yaitu

160/100 mmHg, setelah dilakukan tindakan terapi konsumsi pisang ambon

selama 15 menit hasil tekanan darah yaitu 150/100 mmHg. Pada pukul

16.00 wib dilakukan pengukuran tekanan darah kembali sebelum

konsumsi piang ambon yaitu 150/100 mmHg, setelah konsumsi pisang

ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil

140/100 mmHg.

Hari kedua partisipan 1 dan partisipan 2 dilakukan tindakan terapi

konsumsi pisang ambon. Pada partisipan 1 pukul 09.00 wib sebelum

konsumsi pisang ambon tekanan darahnya yaitu 160/100 mmHg, setelah

konsumsi pisang ambon selama 15 menit tekanan darahnya yaitu 150/100

mmHg. Pada pukul 15.30 wib sebelum konsumsi pisang ambon dilakukan

pengukuran tekanan darah kembali yaitu 150/100 mmHg, setelah

konsumsi pisang ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran tekanan

darah dengan hasil 140/90 mmH. Sedangkan pada partisipan 2 pukul 10.00

wib sebelum konsumsi pisang ambon tekanan darahnya yaitu 140/90

mmHg, setelah konsumsi pisang ambon selama 15 menit tekanan darahnya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


88

yaitu 130/80 mmHg. Pada pukul 16.30 wib dilakukan pengukuran tekanan

darah yaitu130/80 mmHg, setelah konsumsi pisang ambon selama 15

menit dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil 120/80 mmHg.

Hari ketiga partisipan 1 dan partisipan 2 dilakukan tindakan terapi

konsumsi pisang ambon. Pada partisipan 1 pukul 09.30 wib sebelum

konsumsi pisang ambon tekanan darahnya yaitu 140/80 mmHg, setelah

konsumsi pisang ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran darah

dengan hasil 130/80 mmHg. Pada pukul 16.00 wib sebelum konsumsi

pisang ambon dilakukan pengukuran tekanan darah yaitu 130/80 mmHg,

setelah konsumsi pisang ambon selama 15 menit dilakukan pengukuran

tekanan darah dengan hasil 130/70 mmHg. Sedangkan pada partisipan 2

pukul 10.30 wib sebelum konsumsi pisang ambon dilakukan pengukuran

tekanan darah 130/80 mmHg, setelah konsumsi pisang ambon tekanan

darahnya yaitu120/80 mmHg. Pada pukul 17.00 wib dilakukan

pengukuran tekanan darah kembali yaitu 120/80 mmHg, setelah konsumsi

pisang ambon dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil 120/70

mmHg.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan tekanan darah

sistolik dan diastolik pada anggota keluarga sesudah dilakuan intervensi

pemberian konsumsi pisang ambon. Pisang ambon merupakan satu diatara

pengobatan yang berupa bahan alamiah atau herbal yang dapat membantu

mengontrol dan menurunkan tekanan darah pada penderita Hipertensi.

Pisang ambon memiliki kandungan kalium yaitu 435 mg dalam 100 gr

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


89

pisang ambon dan 18 mg natrium, dan berat rata-rata pisang ambon kurang

lebih 140 gr sehingga satu buah pisang ambon memiliki kandungan kalium

kurang lebih 600 mg, sedangkan buah pisang biasa yaitu 500 mg,

kandungan kalium yang tinggi dalam buah pisang ambon inilah yang dapat

berperan dalam menurunkan tekanan darah (Evira, 2013).

Penelitian Tryastuti et al, (2012) menginformasikan bahwa mengkonsumsi

2 buah pisang ambon sehari dapat menurunkan tekanan darah, rata-rata

11,70 mmHg sistolik dan 3,45 mmHg diastolik. Hal ini sejalan dengan

penelitian di Amerika oleh Frank et al, (2003) bahwa dengan

mengkonsumsi 2 buah pisang setiap hari akan terjadi penurunan tekanan

darah sampai 10% dalam 3 hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


90

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Setelah dilakukan penerapan konsumsi 2 buah pisang ambon dalam sehari

selama 3 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo dapat disimpulkan

bahwa terdapat penurunan tekanan darah pada kedua partisipan yang

mengalami Hipertensi. Pemberian konsumsi pisang ambon yang diberikan

pada anggota keluarga yang mengalami Hipertensi memberikan efek terhadap

perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah konsumsi

pisang ambon. Oleh karena itu dapat disimpulkan pemberian konsumsi pisang

ambon berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik

pada anggota keluarga yang mengalami Hipertensi.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran dan harapan yang dapat peneliti berikan

untuk Penerapan konsumsi pisang ambon sebagai metode menurunkan

tekanan darah pada keluarga yang mengalami Hipertensi di Wilayah kerja

Puskesmas Gadingrejo antara lain :

1. Bagi institusi pendidikan

Mengingat bahwa penelitian membutuhkan banyak literatur yang

dibutuhkan, hendaknya institusi dapat memperbanyak literatur berkaitan

dengan pengobatan non farmakologi untuk Hipertensi.

2. Bagi puskesmas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


91

Untuk memaksimalkan Penerapan konsumsi pisang ambon pada penderita

Hipertensi di puskesmas sebaiknya tidak hanya memberikan terapi

farmakologi, bisa juga diberikan intervensi yang berupa terapi non

farmakologi seperti konsumsi pisang ambon, hendaknya puskesmas dapat

mensosialisasikan kepada masyaraat tentang penerapan konsumsi pisang

ambon sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah

pada Hipertensi.

3. Bagi peneliti lain

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan intervensi yang lain

yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

Hipertensi.

4. Bagi masyarakat

Hendaknya masyarakat dapat menggunakan terapi konsumsi pisang

ambon untuk menurunkan tekanan darah karena terapi ini mudah

dilakukan secara mandiri dan kapan saja bisa dilakukan khususnya bagi

penderita Hipertensi. Masyarakat juga dapat memanfaatkan lingkungan

sekitar untuk menanami tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk

kesehatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


92

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Almatsier, S. 2004. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

C Sarkar, dkk. Effect Of Banana On Cold Stress Test & Peak Expiratory Flow
Rate In Healthy Volunteers [internet]. Indian J Med Res. 1999 [diakses
tanggal 10 April 2016]

Dharma, KK. 2011. Metedologi Penelitian Keperawatan. Depok: TIM

Dinkes Kab. Pringsewu,. 2018. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu.

Dinkes Prov. Lampung,. 2015. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Efendi, H. 2016, Dukungan Keluarga Dalam Managemen Penyakit Hipertensi.


Fakultas Kedokteran: Universitas Lampung EGC

Friedman, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, & Praktik.
Jakarta: EGC

Idelia G. Glorioso. 2006. Potassium in banana helps regulate blood pressure


[internet] [diakses tanggal 10 April 2016].

Jo , S., & Megawati, R. 2010. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon (Mussa


Acuminata Colla) Terhadap Tekanan Darah Wanita Dewasa Pada Cold
Stress Test. Jurnal Medika Planta. Volume 1.

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta:


Salemba Medika

Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Media Action

Omudhome Ogbru, Pharm.D., 2011. FDA Prescribing Information Non steroidal


Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) [diakses tanggal 10 April 2016].

Pandiangan, Menti Juliana. 2012. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap


Tekanan Darah Pada Mahasiswa Prehipertensi Di Universitas Advent
Indonesia Bandung. Jurnal Keperawatan. Universitas Advent Indonesia
Bandung.

PDR Health. Potassium. [internet] 2007 [diakses tanggal 10 April 2016].

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


93

Rahajeng, K,. Tuminah, S,. 2010. Pravelensi Hipertensi Dan Determinannya Di


Indonesia. Jurnal Maj Kedokteran Indonesia, Volume: 59, nomor: 12
Desember 2010. Jakarta.

Riskesdas. 2013. Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI

Riyadi, S. 2011. Keperawatan Mdikal Bedah. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Sharrock, S & Lusty, C. 2000. Nutritive Value Of Banana. Montpellier: INIBAP.

Susanto, T. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori pada Praktik
Asuhan

Sustrani, Lanny, dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Triyastuti, D,. 2012. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S)


Terhada Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Sedang Di Panti
Sosial Tresna Werdhasabai Nan Aluih Sicincin. Padang: Jurnal. Program
Study Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Word Health Organization,. 2015. A global brief on hypertension: sillent killer,


global public health crisis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


94

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


95

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


96

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


97

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


98

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


99

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


100

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


101

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


102

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


103

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


104

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


105

PLANNING OF ACTION (POA)


KEPERAWATAN KELUARGA

Maret April Mei Juni


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul dan ACC judul Penelitian
2 Pengajuan Proposal KTI BAB I, II, III
3 ACC Proposal KTI BAB I, II, III
4 Pengajuan Surat Pra Survey
5 Balasan Surat Pra Survey
6 Jilid Proposal KTI BAB I, II, III
7 Sidang Proposal KTI BAB I, II, III
8 Perbaikan Proposal KTI BAB I, II, III
9 Pengambilan Data Partisipan
a. Pengkajian
b. Menentukan Diagnosa
c. Intervensi
d.Implementasi
e. Evaluasi
10 Pembuatan Laporan Penelitian
11 Penjilidan Laporan Penelitian
12 Sidang Hasil Penelitian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


HIPERTENSI Apa Penyebabnya???? Tanda dan Gejala
Apakahhh itu hipertensi??? 106
1.TD lebih dari normal
1. keturunan 2.Sakit Kepala/ Pusing
2. usia
3. Obesitas
4. Merokok
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan 3. Rasa berat ditengkuk leher
tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg 4.Sulit Tidur
atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 5.Penglihatan kabur
90 mmHg atau lebih. 5. Kurang olah raga 6.Mudah letih /kelelahan
Jenis jenis hipertensi 6. Alkohol
Komplikasi
 Ringan
140/90 - 159/99 mmHg 1. jantung
 Sedang 2. ginjal
160/100-179/109mmHg 7. Stress 3. stroke
 Berat 4. Gangguan Penglihatan
180/110-209/119 mmHg
 Sangat berat
≥ 210/120 mmHg

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


107

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


108

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


109

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


110

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


111

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


112

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


113

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


114

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


115

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


116

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


117

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


118

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


119

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


120

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


121

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


122

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


123

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


124

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


125

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


126

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


127

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


128

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai