Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP KEHAMILAN

( Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas )

Dosen Pengampu : WIWIK NORLITA, A.Kep, M.Kes

Disusun oleh : KELOMPOK 1

1 NOVALIA ROZA ( 190201100 )


2 LENI DARMIYATY ( 190201091 )
3 MUHAMMAD RIDWAN ( 190201093 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


PEKANBARU
2019/ 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu
awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk
pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum
pernah hamil dikenal sebagai gravida 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan
legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara
memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa
risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa
triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3
menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi
kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. Karena kemungkinan viabilitas janin
yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap
janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi. Kehamilan manusia terjadi selama
40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari
pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai
kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida
atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi
tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan
janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio
atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor
dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat
tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. Karena
kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari
hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi hidup
yang baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ?
2. Bagaimana Proses dari Kehamilan ?
3. Bagaimana Pembagian Usia Kehamilan ?
4. Bagaimana Pertumbuhan dari Janin ?
5. Bagaimana Diagnosa dari Kehamilan ?
6. Perubahan Fisiologis dan Psikologis apa saja yang terjadi pada kehamilan ?
7. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ?
8. Apa saja Kebutuhan pada Ibu Hamil ?
9. Apa Tujuan dari Asuhan Kehamilan ?
10. Bagaimana Program ANC (Antenatal Care - Kehamilan) ?
11. Bagaimana Proses dari Pencapaian Peran Ibu ?
12. Apa saja Standar dari Pelayanan Antenatal ?
13. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada Kehamilan ?

C. Tujuan
– Tujuan Umum :
Menjelaskan tentang Konsep Dasar Kehamilan
– Tujuan Khusus :
1. Menjelaskan tentang Pengertian Kehamilan
2. Menjelaskan tentang Proses Kehamilan
3. Menjelaskan tentang Pembagian Usia Kehamilan
4. Menjelaskan tentang Pertumbuhan Janin
5. Menjelaskan tentang Diagnosa Kehamilan
6. Menjelaskan tentang Perubahan Fisiologis dan Psikologis
7. Menjelaskan tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
8. Menjelaskan tentang Kebutuhan Ibu Hamil
9. Menjelaskan tentang Tujuan Asuhan Kehamilan
10. Menjelaskan tentang Program ANC (Antenatal Care - Kehamilan)
11. Menjelaskan tentang Proses Pencapaian Peran Ibu
12. Menjelaskan tentang Standar Pelayanan Antenatal
13. Menjelaskan tentang Pemeriksaan Penunjang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam
kasus kembar, atau triplet).
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
40).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan kehamilan normal adalah penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi dimana
embrio atau fetus terdapat pada tubuh seorang wanita yang berlangsung selama 40
minggu atau 9 sampai 10 bulan menurut kalender internasional.
a. Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Yang menandai awal
periode antepartum. (Varney, 2006)
b. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana dalam rahim seorang wanita terdapat
hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa) (Rustam Mochtar, 1998).
c. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat
sangat besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2007).

B. Proses Kehamilan
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan
sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Proses kehamilan menurut Rustam Mochtar (1998), adalah :
a. Ovum (Sel Telur)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi
digenital ridge.Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis):
1) Oogonia
2) Oosit pertama
3) Primary ovarian follicle
4) Liquar folliculi
5) Pematangan pertama ovum
6) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
b. Spermatozoa (Sel Mani)
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas 4 bagian yaitu kepala yang
berisi inti (nukleus), leher, bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat, urutan pertumbuhan sperma :
spermatogonium membelah dan spermatosit pertama membelah dua, spermatosit
kedua membelah dua, spermatid tumbuh menjadi spermatozoon.
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel
telur dituba fallopi.
Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat
melintasi zona pellusida masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida
mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan ini
dalam prosesnya diikuti oleh persatuan pronuklei, keduanya yang disebut zygot
yang terdiri dari atas acuan genetik dari wanita dan pria.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygot yang


berjalan lancar dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini
dengan urutan tetap bergerak ke arah rongga rahim. Hasil konsepsi sampailah
dalam kavum uteri dalam peringkat blastula.

d. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada pada masa sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang
banyak mengandung glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan
mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh
dan menutup lagi. Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding
depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel
lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk
sac. Sedang sel-sel yang lebih besar menjadi endoderm dan membentuk ruang
amnion. Maka terbentuklah lempeng embrional (embryonal plate) diantara
amnion dan yolk sac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic
membrane) yang telah menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan
yaitu sitotrofoblas yang disebelah dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah luar.
Villi korionik yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh
bercabang-cabang dan disebut korion profundus. Sedangkan yang berhubungan
dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya
menghilang disebut chorion leave.
e. Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena
pengaruh hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua
adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
1) Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasenta
terbentuk.
2) Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama kelamaan
bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi.
3) Desidua vera
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
C. Pembagian Usia Kehamilan
Usia kehamilan di bagi dalam 3 Trimaster, yaitu :
a. Trimaster I : 0-12 minggu
b. Trimaster II : 13-27 minggu
c. Trimaster III : 28-40 minggu
Tuanya kehamilan diperiksa atau ditentukan berdasarkan :
a. Lamanya amenorhoe
b. Tingginya fundus uteri (hanya berguna untuk letak kepala)
12 minggu : 3 jari diatas symphisis
16 minggu : ½ symphisis pusat
20 minggu : 3 jari di bawah pusat
24 minggu : setinggi pusat
28 minggu : 3 jari diatas pusat
32 minggu : ½ pusat dengan px
36 minggu : 3 jari dibawah px
Rumus mencari usia kehamilan menurut Mc. Donald
20 cm  5 bulan
23 cm  6 bulan
26 cm  7 bulan
30 cm  8 bulan
33 cm  9 bulan

D. Pertumbuhan Janin
Perubahan-perubahan dan organogenesis yang terjadi pada berbagai periode
kehamilan :
a. Umur kehamilan 4 minggu
Panjang fetus 7,5-10 cm, rudimental mata, telinga, dan hidung, kepalanya ½ dari
seluruh mudigah. Saluran yang akan menjadi jantung terbentuk dan sudah
berdenyut. Dasar-dasar traktus digestivus sudah nampak, permulaan kaki dan
tangan berbentuk tonjolan.
b. Umur kehamilan 8 minggu
Panjang fetus 2,5 cm, hidung, telinga, jemari, kepala menengkur ke dada.
Mukanya sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan
tungkai dengan jari tangan. Alat kelamin sudah nampak, walau belum dapat
ditentukan jenisnya.
c. Umur kehamilan 12 minggu
Panjang fetus 9 cm. Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai
berbentuk alat kandungan luar berbentuk namun belum terdiferensiasi. Sudah ada
pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada, ginjal sudah berbentuk sedikit air seni.
d. Umur kehamilan 16 minggu
Panjang fetus 16-18 cm. Genetalia eskterna terbentuk dan dapat dikenal kulit tipis
dan warna merah dibubuhi rambut halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin
sudah dapat dirasakan oleh ibu.
e. Umur kehamilan 20 minggu
Panjang fetus 25 cm. Kulit lebih tebal, rambut mulai tambah di kepala bunyi
jantung sudah dapat didengarkan
f. Umur kehamilan 24 minggu
Panjang fetus 30-32 cm, kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata, kulit
keriput kepala besar. Bila lahir dapat bernafas tetapi hanya bertahan hidup
beberapa jam saja.
g. Umur kehamilan 28 minggu
Panjang fetus 35 cm, kulit berwarna kemerahan ditutupi verniks kaseosa bila
lahir dapat bernafas, menangis pelan dan lemah, bayi imatur.
h. Umur kehamilan 32 minggu
Panjang fetus 40-32 cm, kulit merah dan keriput. Bila lahir kelihatan seperti
orang tua kecil.
i. Umur kehamilan 36 minggu
Panjang fetus 46 cm, muka berseri tidak keriput, bayi prematur.
j. Umur kehamilan 40 minggu
Panjang fetus 50-55 cm, bayi cukup bulan, kulit licin, verniks kaseosa banyak,
rambut kepala tumbuh baik, pada bayi laki-laki testis sudah turun dalam skrotum,
sedangkan pada wanita labia mayora berkembang baik.

E. Diagnosa Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa :
1. Tanda-tanda dugaan hamil adalah :
a. Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena umunnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid
terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan
diperkirakan akan terjadi.
b. Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini
disebut ”morning sickness”. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih
fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
yang biasa disebut hiperemesis gravidarum.
c. Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama
disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih, gejala ini
akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini
akan kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar (Rustam Mochtar, 1998).
e. Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit
pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma gravidarum. Areola
mammae menghitam. Pada linea alba tampak menjadi lebih hitam.
f. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid (Hanifa, 2005).
g. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama (Hanifa, 2005).
h. Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang
varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada
triwulan pertama (Hanifa, 2005).
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah :
a. Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di
dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan
terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek pada kehamilan). Pada
kehamilan 6 – 8 minggu dengan pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui
tanda hegar ini (Hanifa, 2005).
b. Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga
menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil
tumbuh cepat pada tempat implantasinya) (Armi, 2006).
c. Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi
yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya
kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan
ektopik (Armi, 2006).
d. Tanda ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih
banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong
uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang
disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).
e. Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu
(Hanifa, 2005).
3. Tanda-tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Gerakan janin dalam rahim
a) Terlihat atau teraba gerakan janin
b) Teraba bagian-bagian janin
b. Denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler.
b) Dilihat dengan ultrasonografi.
c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka
janin, ultrasonografi.

Untuk membantu membuat diagnosa kehamilan sedini-dininya dapat


dilakukan beberapa pemeriksaan berdasarkan adanya khoriogonadotropin
(human chorionic gonadotropin = HCG) yang dihasilkan oleh plasenta (Armi,
2006).

F. Perubahan Fisiologis dan Psikologis


a. Perubahan fisiologis ibu hamil
1) Rahim atau uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30gram akan menjadi
1000gram saat akhir kehamilan (Rustam Mochtar, 1998).
2) Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu.
4) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak,
areola payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin
menonjol.
5) Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah (volume darah) meningkat
sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (manuaba, 1998).
6) Berat badan ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Rustam
Mochtar, 1998).
b. Perubahan psikologis
1) Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi kadar harmon estrogen dan progesterone
kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya
payudara, ambivalen, takut, fantasi dan khawatir. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada
awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda
untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena
perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakannya
(PusDikNaKes, 2003).
2) Perubahan psikologis trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester
ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3) Perubahan psikologis trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa
dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan.

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan


Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan
kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau
poliklinik kebidanan. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang
sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan
menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita
anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada
janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak
yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi
berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
b. Faktor Psikologis
1) Stress
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan
emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu.
Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan., mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan dan masa nifas.
c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat,
fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup
yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan
kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada.
Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat
istiadat. Jika ada makanan yang di pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil,
maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah
penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan
dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra
yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang
sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya
secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan
persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik
sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan
dapat berjalan dengan baik.

H. Kebutuhan Ibu Hamil


a. Kebutuhan ibu hamil trimester I
1) Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan
makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu
pula nafsu makan yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas
sehari.
2) Pergerakan dan gerakan badan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan
terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang
dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
3) Hygiene dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk
menjamin pencernaan yang sempurna.
4) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika
dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan
karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang
mempunyai riwayat abortus, ibu dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai
dengan 16 minggu karena pada waktu itu plasenta telah terbentuk.
5) Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2

b. Kebutuhan ibu hamil trimester II


1) Pakaian dalam kehamilan
Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan
dan yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat.
Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak
tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.
2) Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka ibu dianjurkan
untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.
3) Ibu diberi imunisasi TT3.
c. Kebutuhan ibu hamil trimester III
1) Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat
a) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong
dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan
biaya persalinan.
b) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :
1. Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai
tempat tersebut.
2. Mempersiapkan donor darah.
3. Mengadakan persiapan financial.
4. Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan
pertama tidak ada ditempat.
2) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada servik.
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada
(Rustam Mochtar, 1998).

I. Tujuan Asuhan Kehamilan


Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal
Care (ANC) tersebut adalah :
a. Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun
dapat dipastikan keadaannya.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan
janinnya.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya.
d. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan
dengan lancar.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.

Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif
bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran dan memberikan pendidikan.

Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan (PusDikNaKes, 2003).

J. Program ANC (Antenatal Care - Kehamilan)


1. Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Trimester I Sebelum 14 minggu
a. Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
b. Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya)
c. Membangun hubungan saling percaya
d. Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
e. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu - Sama dengan trimester I ditambah :
a. Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu - Sama, ditambah :
a. Deteksi kehamilan ganda.
b. Setelah 36 minggu - Sama, ditambah :
c. Deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
2. Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat g
sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.m500 Pemberian selama 90
hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi
agar tidak mengganggu penyerapannya.
3. Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%
Dengan antenatal care harus diusahakan agar:
a. Wanita hamil sejak awal sampai akhir kehamilan kesehatan fisik maupun mental.
b. Mengurangi penyulit-penyulit atau kelainan fisik dan psikologis serta menemukan
dan mengobati secara dini.
c. Persalinan berlangsung tanpa kesulitan dan anak yang dilahirkan sehat serta ibu
dalam kondisi sehat pasca persalinan (Armi, 2006).

K. Proses Pencapaian Peran Ibu


Menurut teori Rubin mengenai pencapaian peran ibu ada suatu proses dari
aktivitas Taking On, Taking In, dan Letting Go yaitu:
a. Aktivitas Taking On: Mimicry/ meniru dan bermain peran/ role play
Mimicry adalah meniru perbuatan atau sikap orang lain yang menjadi role
model baginya (missal wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai
sumber tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (missal: apa yang aka terjadi
dan bagaimana rasanya melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal
setelah lahir), yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
b. Aktivitas Taking In: Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
Dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya:
akan seperti apa nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan ke bayinya,
hubungannya dengan suami dan anggota keluarga lain setelah persalinan. Fantasi
ini memungkinkan si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ia
kan berperilaku.
c. Aktivitas Letting Go: Griefwork
Mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran
diri sebelumnya dan melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak
memungkinkan lagi dilakukan. Pengalaman, hubungna interpersonal dan situasi
yang berkaitan dengan diri yang lalu dapat actual atau hanya harapan,
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini membantu melepaskan secara
perlahan-lahan kelekatannya dengan “mantan ” dirinya.

L. Standar Pelayanan Antenatal


Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal dari 25 standar
pelayanan kebidanan seperti berikut ini:
a. Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Pernyataan standar:
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini secara teratur.
b. Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar:
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV;
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugaas
terkit lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang
tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan. Mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 5: Palpasi Abdominal
Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamailan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masukna kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan sera melakukan rujukan tepat
waktu.
d. Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataaan standar:
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamialn sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
f. Standar 8: Persiapan Persalinan
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan
yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkanakan direncanakan
dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-
tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah
untuk hal ini. (Departemen Kesehatan RI, 1999)

M. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang kehamilan dapat dilakuakn dengan menggunakan tes
kehamilan sebagai berikut :
1. Tes ELISA
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan
segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih.
Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG
berlipat ganda setiap 2 hari.
2. Mendengarkan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG
Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar
pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler,
denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.
3. Merasakan pergerakan janin.
Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu. Wanita yang
sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.
4. Memeriksa rahim dengan USG.
Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu,
demikian juga halnya dengan denyut jantung janin
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional
yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga
mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi
asuhan (Enkin, 2000).
B. Saran
Setiap bidan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang
pentingnya kunjungan ANC dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk mencegah resiko
komplikasi pada persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Widyatun, Diah. 2012. “Materi konsep dasar kehamilan lengkap“ (online).


(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-
lengkap.html diunduh tanggal 23 Februari 2013).

Akbid, KTI. 2011. “Makalah Asuhan Kehamilan” (online). (http://kti-


akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-kehamilan.html, diunduh tanggal 24
Februari 2013)

Wong Wagoe, Oying. 2011. “Askep Kehamilan Normal” (online).


(http://oyingw.blogspot.com/2011/12/askep-kehamilan-normal.html, diunduh tanggal
24 Februari 2013)

Rina, Amelia. 2011. “Askep Kehamilan” (online).


(http://ameliarina.blogspot.com/2011/03/askep-kehamilan.html, diunduh tanggal 24
Februari 2013)

Anda mungkin juga menyukai