Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada karena

ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir dengan

diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat persiapan aktif

untuk menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Sofie R. 2008).

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat

berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh bidan untuk menapis

adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksial dini adanya komplikasi atau penyakit

yang mungkin terjadi selama hamil muda (Yuni Kusmiati, dkk :2009). Persiapan

persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang ditujukan untuk

meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan

laktasi (Manuaba, 1998 : 141).

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,sebuah

waktu yang menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling menebarkan.

Persalinan terasa akan menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling

mendebarkan. Persaliana terasa akan menyenangkan karena sikecil yang selama sembilan

bulan bersembunyi didalam perut anda akan muncul terlahir kedunia. Disisi lain

persalinan menjadi mendebarkan khusus bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses

persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak dan sebuah

perjuangan yang cukup melelahkan.

Munculnya perilaku untuk melakukan persiapan persalinan didukung oleh adanya

motivasi untuk melakukan persiapan persalinan, yaitu alasan atau dorongan dalam diri

manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Sunaryo, 2004 : 143).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan?

2. Apa yang dimaksud dengan kehamilan trimester III?

3. Apa saja kelainan yang dialami selama kehamilan?

4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan kehamilan trimester III?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang dapat dilakukan untuk ibu dengan

kehamilan Trimester Ketiga.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui definisi kehamilan

2. Untuk mengetahui definisi kehamilan trimester III

3. Untuk mengetahui kelainan selama kehamilan

4. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan kehamilan trimester III

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai sejak konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu, 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir.
(Saifudin, Abdul Basri, 2002:89)
Pembagian Trimester (Doenges, Marilyn, 2001:57)
1. TM I (usia kehamilan 0-12 minggu)
2. TM II (akhir UK 12 minggu-28 minggu)
3. TM III (akhir UK 28 minggu-40 minggu)

B. Kehamilan Trimester III


Periode tentang pada trimester kedua memfasilitasi suatu periode aktif, suatu
trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk orang tua yang menantikan
kelahiran anak. Ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ketiga.
Kekhawatiran orang tua yang berfokus pada defek kemampuan mental dan fisik anak
yang mungkin terjadi bercampur dengan khayalan tentang bayi yang akan lahir.
Perhatian ibu hamil biasanya mengarah ke keselamatan dirinya dan anaknya. Rasa takut
terhadap nyeri, mutilasi, dan kekhawatiran tentang perilakunya dan kemungkinan ia
kehilangan kendali diri selama persalinan merupakan isu-isu yang penting.
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ib. Dispnea,
peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises dialami oleh kebanyakan
wanita pada kehamilan tahap akhir. Peningkatan ukuran abdomen dan kejanggalan
mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi yang nyaman
lebih sulit didapat. Ibu hamil menjadi semakin tidak sabar menanti saat-saat semua
berlalu.
Bagi ayah yang menantikan anak, fase moratorium pada trimester kedua berganti
menjadi fase pemusatan. Aktivitas dan energi untuk mencipta dan mencapai sesuatu
mewarnai fase ini. Gaya keteerlibatan ayah bervariasi sesuai persepsi pria tersebut
tentang peran kejantanan dan menjadi ayah dalam kelompok sosialnya. Banyak ayah
yang menantikan kelahiran anak menjadi lebih terlibat dengan kehamilan. Mereka mulai

3
mendefinisi ulang hubungan mereka dengan janin dan diri mereka sebagai ayah.
Khayalan tentang peran ayah merupakan hal yang umum. Ayah yang menantikan
kelahiran bayi merasakan kekhawatiran yang sama dengan yang dirasakan pasangannya.
Namun, ia seringkali tidak mengungkapkan kekhawatiran ini kepada orang lain.
Keluarga yang menantikan kelahiran bayi memiliki banyak kebutuhan menjelang
kelahiran bayi. Saudara kandung dan kakek-nenek juga harus dipertmbangkan. Perawat
secara jelas berada pada posisi sentral dalam tim pemberi perawatan kesehatan untuk
membantu orang tua memenuhi kebutuhan selama trimester ketiga kehamilan. Jadwal
perawatan mencerminkan peningkatan kebutuhan. Sejak minggu ke-28 sampai minggu
ke-36, kunjungan dijadwalkan setiap 2 minggu, selanjutnya setiap minggu sampai bayi
lahir.
Trimester ini adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin Ibu sedang berada di
dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin bertambah besar sampai memenuhi
seluruh rongga rahim. Semakin besar janin maka akan semakin terasa seluruh
pergerakan yang dilakukan olehnya. Ibu harus menjaga asupan nutrisi yang bergizi
dan juga jaga asupan cairan untuk janin Ibu. Trimester terakhir ini akan diwarnai
dengan peningkatan frekuensi ke kamar mandi, sesak karena tekanan di diafragma,
dan heartburn. Berikut ini adalah tabel perubahan fisiologi ibu selama kehamilan dan
perkembangan janin selama kehamilan dari usia 27 minggu sampai 40 minggu.

1. Perubahan Fisiologis Ibu Selama Kehamilan

Sistem Perubahan

Reproduksi dan Payudara a. Aksis Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium

4
Selama hamil kadar esterogen dan progesterone
meningkat menkan sekresi follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).

b. Uterus

Selain bertambah besar, uterus juga mengalami


perubahan berat, bentuk, dan posisi.dinding-dinding
otot menguat dan menjadi lebih elastis. Rongga
uterus wanita tidak hamil mampu menampung
sekitar 10ml cairan. Selama hamil, kapasitasnya
meningkat 5 – 10L atau lebih.

c. Vagina dan Vulva

Selama masa hamil, pH sekresi vagina menjadi


lebih asam. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5.
Sedangkan struktur eksterna vulva membesar
selama masa hamil akibat peningkatan vaskulatur,
hipertrofi badan perineum, dan deposisi lemak.

d. Payudara

Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen,


terbentuk warna merah muda sekunder pada areola,
dan puting susu menjadi lebih erektil. Kolostrum,

5
cairan sebelum menjadi susu, yang berwarna krem
atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari puting
susu selama trimester ketiga.

Kardiovaskuler a. Tekanan Darah

Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan

6
sistolik dan diastolik menurun 5-10 mmHg.
Penurunan tekanan darah ini kemungkinan
disebabakan oleh vasodilatasi perifer akibat
perubahan hormonal selama masa hamil. Selama
trimester ketiga, tekanan darah ibu harus kembali ke
nilai tekanan darah selama trimester pertama.

b. Volume dan Komposisi Darah

Volume darah meningkat sekitar 1500 ml (nilai


normal: 8,5% – 9% berat badan). Peningkatan
terdiri atas 1000ml plasma ditambah 450ml sel
darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai
terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai ke-12,
mencapai puncak sekitar 30% – 50% di atas volume
tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-20, dan
menurun setelah minggu ke-3.

c. Curah Jantung

Curah jantung meningkat dari 30% – 50% pada


minggu ke-32 gestasi, kemudian menurun sampai
sekitar 20% pada minggu ke-40%. Curah jantung
pada kehamilan tahap lanjut jauh lebih tinggi saat
wanita dalam posisi rekumben lateral daripada
dalam posisi telentang. Pada posisi telentang, uterus
yang besar dan berat seringkali menghambat aliran
balik vena ke jantung.

7
d. Waktu Sirkulasi dan Waktu Koagulasi

Waktu sikulasi sedikit menurun pada minggu ke-32.


Waktu ini hampir kembali normal menjelang aterm.
Kecenderungan koagulasi lebih besar selama masa
hamil. Ini merupakan akibat peningkatan

8
berbagai faktor pembekuan. Aktivitas fibrinolitik
(pemecahan atau pelarutan bekuan darah)
mengalami depresi selama masa hamil dan
periode puerperium, sehingga wanita lebih rentan
terhadap thrombosis.

Pernapasan a. Fungsi paru


1) Volume tidal meningkat
2) Frekuensi napas sedikit meningkat
3) Hiperventilasi kehamilan
4) Dispnea saat tidur
b. Laju metabolism basal
BMR meningkat 15 – 20 % di akhir
1) kehamilan
2) Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas
kelenjar keringat untuk melepaskan kelebihan
panas
3) Aktivitas metabolik meningkat
c. Keseimbangan asam – basa
1) Tekanan CO2 menurun hingga 5 mmHg
2) Volume tidal meningkat
3) Terjadi asidosis metabolik ringan.

Ginjal a. Perbahan Anatomi


1) Disebabkan oleh adanya aktivitas hormonal
(esterogen dan progesterone) dan tekanan
akibat pembesaran uterus
2) Pelvis ginjal dan ureter berdilatasi

9
3) Uretra memanjang hingga 7,5 cm karena
uterus terkompresi.
b. Perubahan Fungsi Ginjal
1) Fungsi ginjal berubah akibat adanya
hormone kehamilan, peningkatan volume
darah, postur wanita, aktivitas, dan asupan
makanan.
2) GFR meningkat ……

10
3) RPF meningkat …..
c. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1) Reabsorbsi tubular meningkat
2) Hipovolemia berat dan penurunan perfusi
plasenta
3) Edema fisiologi pada tungkai akibat
akumulasi darah
4) Reabsorbsi glukosa di tubulus terganggu,
sehingga terjadi glukosuria pada waktu dan
tingkat berbeda – beda.

Integumen a. Peningkatan ketebalan kulit dan lemak


subdermal
b. Hiperpigmentasi
c. Percepatan aktivitas kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea
d. Linea nigra
e. Stria gravidum
f. Angioma atau telangiektasis
g. Mottling difus
h. Epulis

Muskoloskeletal a. Peningkatan distensi abdomen


b. Penurunan tonus otot perut
c. Diatasis recti abdominis
d. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan
e. Terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala
berlebihan)

11
Neurologi a. Kompresi saraf panggul
b. Lordosis dorsolumbar
c. Terjadi carpal tunnel syndrome
d. Terjadi akroestesia
e. Adanya masalah neuromuscular seperti kram
atau tetani akibat hipokalsemia

Pencernaan a. Mulut

12
1) Gusi hiperemi, berongga, bengkak, dan
mudah berdarah.

2) Tidak ada peningkatan sekresi saliva, tapi ada


keluhan ptialisme (kelebihan saliva)

b. Nafsu Makan

1) Pada trimester pertama, terjadi penurunan


nafsu makan akibat nausea dan atau vomiting.

2) Pada trimester kedua, nafsu makan meningkat


karena frekuensi vomiting menurun.

c. Esofagus, Lambung, dan Usus Halus

1) Pada 15 – 20 % wanita, terjadi hiatus


hernia,sering terjadi pada wanita multipara,
gemuk, dan lebih tua.

2) Penurunan sekresi Asam hidroklorid

3) Terjadi regugitasi esophagus akibat


penurunan tonus dan motilitas otot polos

4) Konstipasi akibat hipoperistaltis dan absorbsi


air di usus besar meningkat

d. Kandung Empedu dan Hati

13
1) Peningkatan waktu pengosongan dan
pengentalan empedu

2) Hiperkolesterolemia ringan akibat


peningkatan kadar progesterone

3) Terjadi pruritus gravidum

Endokrin a. Kelenjar tiroid


1) Pembesaran moderat kelenjar tiroid akibat
hyperplasia jaringan glandular dan
peningkatan vaskularitas.
b. Kelenjar paratiroid
1) Induksi hiperparatiroidisme sekunder ringan
2) Kadar prathormon plasma meningkat

14
c. Pankreas

1) Produksi hormone – hormone meningkat


seiring bertambahnya usia kehamilan

C. Kelainan Selama Kehamilan

1. Kelahiran prematur

Ketika bayi lahir antara minggu ke 38 – 42, maka disebut dengan bayi cukup
bulan (full term). Apabila bayi lahir dibawah 38 minggu kehamilan, maka disebut
dengan prematur dan memiliki risiko lebih tinggi. Apabila terjadi tanda persalinan
dini, bedrest total dapat membantu mengurangi gejala tersebut.

2. Nyeri abdomen pada kehamilan

Nyeri abdomen merupakan keluhan utama yang sering terjadi pada


kehamilan. Keluhan ini terjadi pada setiap wanita pada beberapa tahap. Perawat
harus mampu membedakan antara nyeri yang bersifat fisiologis, nyeri yang
sifatnya patologis tapi tidak berbahaya, atau juga nyeri yang patologis dan
berbahaya.
Perawat harus melakukan pengkajian riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik secara detail agar dapat mengambil keputusan tentang apakah dia akan
merujuk ibu atau tidak. Pengobatannya bergantung pada penyebab dari nyeri itu
sendiri, dan juga bergantung pada kondisi ibu dan janin.

Beberapa penyebab nyeri yang spesifik kehamilan terdapat pada kolom


etiologi dibawah. Sebagian besar kondisi terkadang nyeri abdomen tidak perlu

15
dihilangkan. Namun demikian, terkadang perawat juga perlu mengobservasi ibu
yang menderita nyeri abdomen dalam rangka memastikan hasil kehamilan yang
aman.

3. Disfungsi simfisis pubis


Disfungsi simfisis pubis merupakan suatu keadaan dimana terjadi pergeseran
pada sendi tulang simfisis pubis dan biasanya akan memburuk pada ibu hamil
sebagai manifestasi dari adanya penekanan yang tinggi dari janin.
Perawat harus mencatat apakan terdapat riwayat fraktur pelvic yang yang
kemungkinan memburuk dengan kehamilan. Jika tidak ada, maka perawat harus
menjelaskan pada ibu tentang penyebab dari kondisi ini dan menganjurkan untuk
beristirahat sebanyak mungkin sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan dan
meningkatnya distensi abdomen. Ibu juga harus menurunkan aktivitas
mengangkat beban yang terlalu berat dan menghindari gerakan mengangkang
yang akan menekuk pinggang seperti jongkok atau gerakan yang lain.

4. Antepartum Haemorrhage (APH)


Merupakan perdarahan yang terjadi pada saluran genital di akhir kehamilan,
biasanya setelah usia getasi mencapai 24 minggu dan sebelum awitan persalinan,
disebut juga perdarahan antepartum. Perdarahan ini dapat membahaykan
keselamatan ibu dan janin.

5. Plasenta previa
Merupakan suatu keadaan dimana plesenta terimplantasi sebagian atau
keseluruhan uterus bagian bawah, baik dinding anterior atau posterior. Lokasi
anterior tidak seserius posterior.
Bagian bawah uterus berkembang dan meregang secara cepat setelah
kehamilan 12 minggu. Pada minggu berikutnya, hal ini dapat menyebabkan
terpisahnya plesenta dan terjadi perdarahan. Perdarahan terjadi akibata
terputusnya trofoblas plasenta dan sinus darah vena ibu. Pada beberapa kasus,
perdarahan dapat dipicu akibat koitus.
a. Klasifikasi
1) Tipe 1

16
Sebagian besar dari plasenta terletak di segmen atas uterus.
Kelahiran pervaginal masih dapat dilakukan. Perdarahan biasanya ringan,
serta ibu dan janin masih berada dalam kondisi yang baik.
2) Tipe 2
Sebagaian plasenta terletak di uterus bagian bagian bawah dekat
tulang serviks internal (plesenta previa marginal). Kelahiran pervaginal
dapat dilakukan, terutama jika plasenta berada dibagian anterior.
Perdarahan yang terjadi biasanya sedang meskipun kondisi ibu dan janin
dapat bervariasi. Hipoksia janin lebih sering terjadi daripada syok
maternal.
3) Tipe 3
Plasenta terletak di atas tulang serviks internal, tapi bukan di tengah.
Perdarahan biasanya berat, terutama di akhir kehamilan ketika bagian
bawah meregang dan serviks mulai mengalami penipisan dan dilatasi.
Kelahiran pervaginal tidak dapat dilakukan karena plasenta berada di
depan janin.
4) Tipe 4
Plasenta terletak dibagian tengah di atas tulang serviks internal dan
dapat menyebabkan perdarahan hebat. Seksio sesaria perlu dilakukan
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janin.

6. Abrupsio plasenta
Merupakan suatu perdarahan yang diakibatkan oleh pelepasan prematur dari
pelepasan letak normal yang terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu. Abrupsio
plasenta ini terbagi dalam 3 klasifikasi, yaitu: abrupsio plasenta tingkat ringan,
sedang, dan berat.

7. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)


DIC adalah ketidaktepatan koagulasi di dalam pembuluh darah yang
menyebabkan digunakannya factor – factor pembekuan. Sebagai akibatnya,
pembekuan tidak dapat terjadi pada area yang mengalami perdarahan. DIC jarang
terjadi jika janin hidup dan biasanya mulai hilang dengan sendirinya saat bayi
lahir.

17
8. Ketuban Pecah Dini (KPD)
KPD merupakan pecahnya air ketuban sebelum usia kehamilan 37 minggu
yang terjadi tanpa diawali aktivitas uterus spontan yang menyebabkan dilatasi
serviks.
9. Polihidramnion
Polihidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban berada di
atas batas normal. Dikatakan polihidramnion jika AFP atau AFI lebih dari 8 cm,
atau hasil perhitungan AFI lebih dari 24 cm.
10. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah jumlah cairan amnion yang terlalu sedikit. Saat
kehamilan cukup bulan, jumlah cairan amnion adalah sekitar 300 – 500 ml, tetapi
jumlah tersebut dapat bervariasi dan bahkan dapat lebih sedikit dari jumlag
tersebut.

D. Konsep Asuhan Keperawatan


1. PENGKAJIAN
Selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang baru terjadi dalam keluarga
dan efeknya terhadap kehamilan dikaji, misalnya, respons kakek-nenek dan saudara
kandung terhadap kehamilan dan bayi yang akan lahir. Selain itu, ajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan tanggung jawab
baru menjadi orang tua, permusuhan saudara kandung, pemulihan dari
kehamilan dan melahirkan, dan penatalaksanaan fertilitas?
b. Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan dengan diet,
istirahat dan relaksasi, seksualitas, dan dukungan emosional?
c. Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan
kehamilan dan anak?
d. Sejauh mana kesiapan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah ibu
mengetahui dan memahami tanda bahaya dan cara serta kepada siapa ia harus
melapor?
e. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan prematur dan persalinan aterm?
f. Apakah pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan ibu terhadap dirinya
dan orang lain selama persalinan, serta apa yang harus dibawa ke rumah sakit?
g. Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi persalinan?

18
h. Kecemasan apa yang ibu dan keluarganya alami berkenaan dengan persalinan?
i. Apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman
selama persalinan?
j. Apakah ibu memiliki rencana untuk menghadiri salah satu kelas prenatal?
k. Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan janin dan metode untuk
mengkaji kesejahteraan janin?

Gunakan daftar pengkajian trimester ketiga untuk memastikan hal-hal yang penting
telah dikaji.
Pengkajian Maternal
Wawancara
Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan dengan tujuan
mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada saat itu. Pemusatan perhatian
pada wanita akan membantu kesiapannya untuk belajar dan membuat wanita itu yakin
bahwa perawat memperhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang
diutarakan pasien, keadaan wanita pada saat itu, dan hal-hal yang biasa dibutuhkan
kebanyakan wanita pada tahap akhir kehamilan, keputusan klinis perawat menjadi
pedomasn isi dan arah wawancara.
Tinjauan ulang sistem-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan. Setiap
tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji dengan mendalam. Identifikasi rasa
tidak nyaman yang mencerminkan adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaan -pertanyaan
khusus diajukan untuk mengkaji kemungkinan infeksi (contoh: saluran kemih, saluran
pernapasan). pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan keberhasilannya dan
terapi yang diresepkan dikaji. Respons psikososial terhadap kehamilan dan pendekatan
menjadi orang tua dikaji.

Pemeriksaan Fisik
Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi, pernapasan, tekanan
darah, dan berat dikaji dan dicatat. Tanda dan gejala yang mencurigakan dan ditemukan
selama wawancara dikaji. Keberadaan, lokasi, dan derajat edema didokumentasi dengan
cermat. Usia gestasi dikonfirmasi. Di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis mingguan
dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan sampai aterm, terutama untuk
memastikan bagian presentasi, stasiun, dan dilatasi dan effacement serviks. Pengkajian
risiko berlanjut sepanjang kehamilan.

19
Uji Laboratorium
Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan
protein albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine dilakukan jika diperlukan. Di beberapa
fasilitas kesehatan, pada setiap kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darah yang
diambil menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan tes untuk mendeteksi
sifilis; hitung darah lengkap meliputi hematokrit, hemoglobin, dan hitung diferensial;
skrining antibodi (Kell, Duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-rh, AIDS); sel sabit; dan
kadar asam folat jika ada indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal kehamilan maka
pada wanita berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan glukosa. Apusan serviks
dan vagina diulag pada minggu ke-32 atau sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya
organisme Chlamydiai, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2, dan streptokokus grup B.

Pengkajian Janin
Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun (engagement) janin
dengan bantuan manuver Leopoid dilakukan setiap minggu.
Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar (berat) uterus
dibandingkan dengan usia kehamilan yang sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi
dapat memperkirakan berat janin dengan ketepatan yang mengagumkan, perkiraan itu
umumnya tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin meningkat
keakuratannya melalui pengukuran diameter biparietal (biparietal diameter determation
[BPD]) pada pemeriksaaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan
janin, kehamilan kembar, dan ketidakuratan taksiran partus (TP) dapat diketahui melalui
pemeriksaan ultrasonografi.
Status kesehatan janin dievaluasi pada setiap kunjungan. Ibu diminta menjelaskan
gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia mengalami tanda komplikasi potensial yang perlu
dilaporkan, misalnya, perubahan gerakan janin, ketuban pecah.
a. Data Subyektif
1) Biodata
2) Keluhan Utama
Bertujuan untuk apakah penderita datang,untuk pemeriksaan kehamilan
ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
3) Riwayat Keluhan Utama

20
4) Riwayat Menstruasi
a) Menarche
b) Haid Teratur atau tidak dan siklus
c) Lamanya haid
d) Banyaknya darah
e) Sifatanya darah: cair atau berbeku-beku,warnanya dan baunya
f) Haid nyeri atau tidak
g) Haid yang terakhir

5) Riwayat Obstetri
a) Riwayat Kehamilan Sekarang
b) Riwayat Kehamilan Yang Lalu
c) Riwayat Ginekologi
d) Pola Kebiasaan Buruk Yang Mungkin Dilakukan: merokok, alkohol, obat
Terlarang

6) Latar Belakang Sosial-Budaya


7) Riwayat Psikososial
8) Pola Kebiasaan Fungsional Sehari-hari
a) Nutrisi
b) Eliminasi
c) Istirahat
d) Aktivitas
e) Personal hygiene
f) Seksual
9) Pengetahuan dan Kemampuan Ibu

b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
b) Berat badan dan tinggi badan
i. Dalam menimbang seseorang bukan berat badannya saja yang
penting tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu
memeriksakan diri.

21
ii. Berat badan dalam trimester III tak boleh lebih dari 1 kg,seminggu
atau 3 kg sebulan.
iii. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan
oleh penimbunan (retensi) air dan disebut praoedema.
iv. Kemungkinan resiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm,berat
badan 75 kg.
v. Untuk seorang ibu yang berat badannya normal sebelum hamil,
penambahan berat yang dianjurkan adalah 11,4-15,9 kg.
vi. Pola pertambahan berat bada

Trimester pertama : 1,6 – 2,3 kg

Trimester ke dua dan ke tiga : sekitar 0,5 kg/minggu

Peningkatan kalori : hanya 300 kkal per hari


c) Pengukuran TTV
1. Tekanan darah
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistol atau 90
diastolik. Juga perubahan 30 sistol dan 15 diastol di atas tensi
sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum.

- TD Normal : 140/90 mmHg.

- Suhu normal : 36 – 37,5 0C

- Pernapasan Normal : 12 -20 x/menit

- Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama masa hamil,tetapi
jarang melebihi 100 denyut per hari (dpm). Curigai
hipotiroidisme jika denyut nadi lebih dari 100 dpm. Periksa
adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai. Apabila
denyut nadi lebih dari 100 dpm,instruksikan melakukan T3 dan

22
T4 bebas. Hipertiroidisme tidak terjadi jika tidak terdapat
takikardia. Nadi normal : 60-100 x/menit.

2) Pemeriksaan fisik

- Inspeksi : Pigmentasi di linea alba,nampakkah gerakan janin kontraksi


uterus,adakah striae gravidarum.
- Palpasi : Pemeriksaan Leopold. PEMERIKSAAN EDEMA

3) Pemeriksaan penunjang
a) Air kencing (Protein unrin dan glukosa urine)
Terutama diperiksa glukosa,protein urin dan sedimen. Pada akhir
kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh
adanya laktase dalam air kencing. Protein positif dalam air kencing
pada nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari saluran kencing.
b) Darah
Dari darah perlu ditentukan Hb, 3 bulan sekali karena pada
orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
Hb Normal wanita hamil 11 g %
Klasifikasi anemia :
- Anemia ringan : 9 – 10 g %
- Anemia sedang : 7 – 8 g %
- Anemia berat : < 7 g %
Ibu hamil memiliki Hb 10,5 gr% dikatakan fisiologis,
dikarenakan ibu hamil mangalami Hemodilusi(pengenceran).
Akibatnya, plasma dalam darah meningkat dan kadar Hb munurun,
puncak hemodilusi pada TM II.
Selanjutnya perlu diperiksa reaksi serologis (WR) dan golongan
darah. Juga pemeriksaan kadar gula darah. Golongan darah
ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok
jika penderita memerlukannya. Kalu ibu golongan O maka
mungkin timbul ABO antagonisme.

23
2. DIAGNOSA
DIAGNOSA KEPERAWATAN: KETIDAKNYAMANAN
Dapat berhubungan dengan: Perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Kemungkinan dibuktikan oleh: Melaporkan tegang / nyeri punggung, kram
kaki, parestesia, pruritus, kontraksi uterus.
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: Melakukan aktifitas perawatan diri dengan
tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/dikontrol.
Mencari pertolongan medis dengan tepat.
*Catatan penulis : saat ini tidak terdapat label
diganosis NANDA yang menunjukkan isu-isu
kenyamanan dibawah tingkat nyeri (akut) atau
kronis. Meskipun label ketidaknyamanan
tidak diiakui, kami meyakini ini mengarah
langsung pada masalah yang diidentifikasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: KETIDAKNYAMANAN
Dapat berhubungan dengan: Perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Kemungkinan dibuktikan oleh: Melaporkan tegang / nyeri punggung, kram
kaki, parestesia, pruritus, kontraksi uterus.
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: Melakukan aktifitas perawatan diri dengan
tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/dikontrol.
Mencari pertolongan medis dengan tepat.
*Catatan penulis : saat ini tidak terdapat label
diganosis NANDA yang menunjukkan isu-isu
kenyamanan dibawah tingkat nyeri (akut) atau
kronis. Meskipun label ketidaknyamanan
tidak diiakui, kami meyakini ini mengarah
langsung pada masalah yang diidentifikasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: HARGA DIRI, SITUASIONAL RENDAH
RISIKO TINGGI TERHADAP

24
Faktor risiko dapat meliputi: Masalah mengenai kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kehamilan/kelahiran
anak.
Kemungkinan dibuktikan oleh: [ Tidak ada diterapkan, adanya tanda/gejala
untuk menegakkan diagnosa aktual. ]
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: Mendiskusikan reaksi-reaksi terhadap
perubahan citra tubuh dan impian-impian.
Mencari model peran positif dalam persiapan
untuk menjadi orangtua.
Mengungkapkan perasaan percaya diri
mengenai peran baru.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: CEDERA , RISIKO TINGGI TERHADAP,
ibu
Faktor risiko dapat meliputi: Adanya hipertensi, infeksi, penggunaan atau
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun,
profil darah abnormal, hipoksia jaringan,
Kemungkinan dibuktikan oleh: ketuban pecah dini (KPD)
[ Tidak ada diterapkan, adanya tanda/gejala
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: untuk menegakkan diagnosa aktual. ]
Mengungkapkan pemahaman tentang
faktor-faktor risiko individu yang potensial
Bebas dari komplikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN: ELIMINASI URINE, PERUBAHAN
Dapat berhubungan dengan: Pembesaran uterus, peningkatan tekanan
abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerulus (LFG).
Kemungkinan dibuktikan oleh: Frekuensi berkemih, dorongan; edema
dependen.
HASIL YANG DIHARAPKAN-KLIEN Menggunakan pemahaman tentang kondisi.
AKAN: Mengidentifikas cara untuk mencegah stasis
urinarisu dan/atau edema jaringan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN POLA SEKSUALITAS, PERUBAHAN
Dapat berhubungan dengan Perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan

25
[sesak napas, kelelahan, pembesaran
abdomen]. Salah pengertian /merasa takut.
Kemungkinan dibuktikan oleh Keluhan kesulitan, keterbatasan atau
perubahan pada perilaku seksual,
memperhatikan keamanan janin.

HASIL YANG DIHARAPKAN Mendiskusikan masalah yang berhubungan


KLIEN/PASANGAN AKAN dengan isu-isu seksual, seksual pada trimester
ketiga.
Mengekspresikan kepuasaan bersama dengan
hubungan seksual.

C. INTERVENSI

DIAGNOSA KEPERAWATAN: KETIDAKNYAMANAN


Dapat berhubungan dengan: Perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Kemungkinan dibuktikan oleh: Melaporkan tegang / nyeri punggung, kram
kaki, parestesia, pruritus, kontraksi uterus.
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: Melakukan aktifitas perawatan diri dengan
tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/dikontrol.
Mencari pertolongan medis dengan tepat.
*Catatan penulis : saat ini tidak terdapat label
diganosis NANDA yang menunjukkan isu-isu
kenyamanan dibawah tingkat nyeri (akut) atau
kronis. Meskipun label ketidaknyamanan
tidak diiakui, kami meyakini ini mengarah
langsung pada masalah yang diidentifikasi.

TINDAKAN /INTERVENSI

26
Mandiri
Kaji secar aterus menerus ketidaknyamanan klien dan metode untuk mengatasinya. (rujuk pada
MK: trimester ke-2, DK: ketidaknyamanan.)
Kaji status pernapasan klien. (rujuk pada MK: trimester ke-2, DK: pola menyusui, tidak efektif.)
Perhatikan adanya keluhan keteganggan pada punggung dan perubahan cara jalan. Anjurkan
penggunaan sepetu hak rendah, latihan pelvicrock, girdle, maternitas, penggunaan kompres
panas, sentuhan terapetik/stimulasi saraf elektikal transukatan (TENS) dengan tepat.
Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat
telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukkan susu, sering mengganti
posisi; dan menghindari berdiri/duduk lama.

RASIONAL
Data dasar terbaru unrtuk merencanakan perawatan.
Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea.
Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi
dalam kandungannya (keringanan) sampai awitan persalinan.
Lordosis dan reganggan otot disebabkan oleh pengaruh hormon (relaksin, progesteron) pada
sambunga pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus. Intervensi
multipel biasanya lebih membantu untuk menghilakanggan ketidaknyamanan.
Menurunkan ketidaknyaman berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ketidak seimbangan
kalsium-fosfor, atau karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang mensuplai
ekstermitas bawah.

TINDAKAN/ INTERVENSI
Mandiri
Kaji adanya/frekuensi kontraksi Braxton Hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktifitas
uterus.
Perhatikan parastesia jari kaki dan jari tangan. Anjurkan klien melepaskan perhiasan yang ketat,
pertahankan masukkan vitamin pranatal yang adekuat (mengkonsumsi suplemen vitamin B6
dengan jus jeruk/pisang), menggunakan postur yang tepat, latihan tungkai secara teratur
sepanjang hari, dan menghindari suhu ekstrem.
Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada kandung kemih. (rujuk pada DK: eliminasi
urinarius, perubahan.)
Kaji adanya konstipasi dan hemoroid.

27
Diskusikan bahayanya penggunaan pencahar selama bulan ke-9, dan anjurkan cara-cara lain
untuk mengatasi konstipasi, seperti diet tinggi serat. Perhatikan praktik budaya yang dapat
mempengaruhi prilaku. (rujuk pada MK: trimester ke-3, DK: ketidaknyamanan; konstipasi.)
Kaji adanya pirosis (nyeri uluhati). Tinjau pembatasan diet.
Perhatikan adanya leukorea dan pruritus. Anjurkan klien untuk sering mandi, menggunakan
celana dalam katun, pakaian longgar, dan menghindari duduk untuk waktu yang lama.
Kaji terhadap masalah yang berhubungan dengan diaforesis; anjurkan penggunaan pakaian yang
tipis, sering mandi dan lingkungan dingin.

RASIONAL
Kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester kedua
maupun ketiga. Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester
akhir, saat efek perlindungan progesteron pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin
meningkat.
Menurunkan efek postur lordotik ekstrem (yang merengangkan sarag brakial dan menekan akat
saraf dan vena femoral), edema, tekanan saraf terowongan/ligamen karpal,dan defisiensi vitamin
B6. (Catatan: beberapa sumber, melaporkan kontroversi terhadap penggunaan vitamin B6.)
Pembesaran uterus trimester ke-3 menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering
berkemih.
Pemingkatan pemindahan posisi usus memperberat masalah eliminasi.
Penggunaan pencahar dapat merangsang awitan persalinan awal. Beberapa budaya, seperti
hispanic, meyakini menggunakan pencahar menjamin kelancaran kelahiran anak laki-laki sehat.
Masalah sering terjadi pada trimester ke-2 dan dapat berlanjut, khususnya bila diet tidak
dimodifikasi.
Saat kadar estrogen tinggi, seksresi kelenjar revikal menghasilkan media asam yang mendorong
proliferasi organisme.
Peningkatan metabolisme dan suhu tubuh disebkan oleh aktivitas progesteron sedangan
penambahan berat badan berlebihan dapat membuat klien merasa panas terus menerus dan dapat
meningkatkan diaforesis.

TINDAKAN/INTERVENSI
Kolaborasi
Berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan jelly aluminium hidroksida
sesuai kebutuhan.

28
RASIONAL
Penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi masalah. Jelly dapat menurunkan kadar
fosfor, memperbaiki ketidakseimbangan kalsium-fosfor.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: KETIDAKNYAMANAN


Dapat berhubungan dengan: Perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Kemungkinan dibuktikan oleh: Melaporkan tegang / nyeri punggung, kram
kaki, parestesia, pruritus, kontraksi uterus.
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: Melakukan aktifitas perawatan diri dengan
tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/dikontrol.
Mencari pertolongan medis dengan tepat.
*Catatan penulis : saat ini tidak terdapat label
diganosis NANDA yang menunjukkan isu-isu
kenyamanan dibawah tingkat nyeri (akut) atau
kronis. Meskipun label ketidaknyamanan
tidak diiakui, kami meyakini ini mengarah
langsung pada masalah yang diidentifikasi.

TINDAKAN INTERVENSI
Mandiri
Berikan informasi tentangt perubahan fisik/psikologis normal berkenaan dengan trimester tiga.
Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan: bedakan antara
persalinan palsu dan benar. Diskusikan kapan memberi tahukan dokter atau pemberi layanan
kesehatan serta kapan meninggalkan rumah sakit/ rumah bersalin (RB). diskusikan tahap-tahap
persalinan/ kelahiran.
Berikan informasi verbal/tertulis te ntang perawatan bayi, perkembangan bayi, dan pemberian
makan ; berikan referensi yang tepat. Kaji keyakinan budaya.
Anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelhiran anak (bila belum mengikuti) dan melakukan
orientasi rumah sakit atau rumah bersalin (RB).

29
RASIONAL
Menguatkan pembelajaran sebelumnya dan atau memberikan informasi baru. Masalah paling
besar bagi pasangan trimester ini adalah bagaimana persiapan secara fisiologi dan psikologis
terhadap persalinan/kelahiran dan masalah- masalah sekitar perawatan bayi.
Pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurukan kecemasan dan membantu
meningkatkan penyesuaian aktifitas perawatan diri.
Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk menjamin tiba ke rumah sakit tepat
waktu, dan menangani persalinan/kelahiran.
Membantu menyiapkan pengambilan peran baru memerlukan barang-barang tertentu utnuk
perabot, pakaian, dan suplai ; membantu persiapan memberi makan secara menyusui dan atau
dengan menggunakan botol. Kurang persiapan mungkin berhubungan secara kultural, ditandai
dengan keyakian bahwa persiapan mungkin berkenaan dengan peningkatan risiko kematian bayi
karna “menentang keinginan tuhan.”
Menurunkan ansietas perkenaan dengan ketidaktahuan; meningkatkan mekanisme koping untuk
persalinan/kelahiran.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: HARGA DIRI, SITUASIONAL RENDAH


RISIKO TINGGI TERHADAP
Faktor risiko dapat meliputi: Masalah mengenai kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kehamilan/kelahiran
anak.
Kemungkinan dibuktikan oleh: [ Tidak ada diterapkan, adanya tanda/gejala
untuk menegakkan diagnosa aktual. ]
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: Mendiskusikan reaksi-reaksi terhadap
perubahan citra tubuh dan impian-impian.
Mencari model peran positif dalam persiapan
untuk menjadi orangtua.
Mengungkapkan perasaan percaya diri
mengenai peran baru.

30
TINDAKAN /INTERVENSI
Mandiri
Perhatikan isyarat verbal dan nonverbal klien/pasangan saat diskusi tentang masalah-masalah
perubahan tubuh dan harapan peran. (Rujuk pada MK : Trimester Pertama, DK: Koping
Keluarga: potensial terhadap pertumbuhan.)
Diskusikan sifat/frekuensi mimpi-mimpi.
Evaluasi adaptasi fisiologis klien/pasangan terhadap kehamilan.
Tentukan latar belakang budaya, termasuk nilai-nilai mengenai keluarga.
Berikan informasi kepada pasangan mengenai kenormalan introspeksi, perubahan alam perasaan,
dan rasa takut.
Berikan/tinjau ulang informasi tentang perubahan fisik normal pada trimester ketiga.
Dorong untuk berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak, bila belum terlibat.
Kaji ketersediaan dan sifat system pendukung, model peran, dan keyakinan budaya.

RASIONAL
Krisis situasi pada trimester akhir ini dapat mengakibatkan klien merasa cemas, ambivalen, dan
depresi akan tumbuhnya dan efek-efek kehamilan pada kemampuan/aktivitasnya. Ia mungkin
juga takut cedera terhadap diri dan janin serta rentan terhadap penolakan, kehilangan, atau
diabaikan.
Pada saat ini, mimpi-mimpi dan fantasi berhubungan dengan pengalaman melahirkan,
kemungkinan abnormalitas bayi baru lahir, dan perubahan peran yang berat.
Tugas normal trismester ketiga berfokus pada persiapan menjadi ibu/ayah, Bila klien dan/ atau
pasangannya mempunyai ego lemah dan tidak menyelesaikan tugas-tugas kehamilan, kesulitan
mengatasi stress persalinan dan kelahiran serta menjadi orangtua mungkin terjadi.
Masyarakat dan budaya mempengaruhi respons pasangan terhadap kehamilan dan perubahan
peran yang dibutuhkan melalui kelahiran bayi.
Memikirkan diri terus-menerus (preokupasi diri) dapat membingungkan, tetapi hal ini
memungkinkan klien untuk menilai, beradaptasi, dan meningkatkan kekuatan dari dalam diri
yang diperlukan untuk kelahiran anak, menjadi orangtua, dan perubahan peran, Mimpi-mimpi/
rasa takut tentang persalinan adalah umum.
Pendidikan/komunikasi tentang bagaimana perubahan tubuh normal dapat mempengaruhi secara
positif sikap dan persepsi yang memudahkan pemahaman dan apresiasi terhadap kehamilan pada
kedua anggota pasangan.

31
Memberikan kesempatan untuk pengembangan kelompok pendukung untuk berbagi reaksi emosi
pada kehamilan dan menyiapkan kelahiran yang berhasil.
Ketersediaan dukungan yang memadai membantu mengembangkan penyesuaian positif terhadap
kehamilan menjadi orangtua.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: CEDERA , RISIKO TINGGI TERHADAP,


ibu
Faktor risiko dapat meliputi: Adanya hipertensi, infeksi, penggunaan atau
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun,
profil darah abnormal, hipoksia jaringan,
Kemungkinan dibuktikan oleh: ketuban pecah dini (KPD)
[ Tidak ada diterapkan, adanya tanda/gejala
HASIL YANG DIHARAP – KLIEN AKAN: untuk menegakkan diagnosa aktual. ]
Mengungkapkan pemahaman tentang
faktor-faktor risiko individu yang potensial
Bebas dari komplikasi

TINDAKAN INTERVENSI
Mandiri
Periksa/evaluasi fakton-faktor risiko yang ada sebelumnya/baru (misalnya: kondisi jantung,
ginjal atau kondisi paru; kelainan genetik). pantau tekanan darah (TD). nadi. dan bunyi jantung
Periksa tanda-tanda hipertensi akibat kehamilan (HAK) seperti edema, albuminuria, dan
hipertensi.
Dapatkan kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit hubungan seksual (PHS) (mis..
Monillia. Trichomonas. gonorea, virus herpes simpleks tipe ll, Chlamydia, pruritus dan Iesi/kutil
yang dapat dilihat). Bila ada. rujuk pada tindakan yang tepat.
Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran sesaria dan jadwalkan prosedur. bila dalam 4 hari
kelahiran dan kultur vagina positif terrhadnp virus herpes simpleks. (Rujuk pada MK; Infeksi
Pranatal).
Dapatkan hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) pada gestasi minggu ke-28. Pastikan bahwa
klien mentaati masukan zat besi dan vitamin pranatal setiap hari. Periksa masalah genetik (mis.‚
sel sabit,talasemia) bila tidak dilakukan sebelumnya. (Rujuk pada MK: Kehamilan Risiko
tinggi).

32
Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terrhadap klien diabetik. Pada gestasi minggu
ke-28. dapatkan hasil tes toleransi glukosa. (Rujuk pads MK: Diabetes Melitus
Prakehamilan/Gestasi).
Berikan informasitentang tanda-tanda awitan persalinan tinjau ulang riwayat KPD atau
persalinan praterm
Tentukan penggunaan alkohol/obat-obatan lain.

RASIONAI.
Situasi potensial risiko tinggi sering menjadi masalah dan memerlukan intervensi segera. bila
kebutuhan sirkulasi dan membolik paling besar. Berbagai derajat masalah kardio vaskular
(vasokonstriksi. vasospasme) terjasi pada retensi natrium/air secara negatif mempengaruhi ginjal,
sirkulasi uterus. dan fungsi SSP.
Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati. menciptakan ketidaknyamanan berat pada. klien.
den risiko terhadap janin. baik transmisi melalui plasenta atau pada saat kelahiran.
Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran.
Mendeteksi anemia dengan hipoksemia atau anoksia potensial pada klien dan janin.
Wanita diabetik paling cenderung terhadap masalah trimester ketiga yang berhubungan dengan
abrupsi plaseta. infeksi saluran kemih (lSK). lahir mati, penuaan plaseta, dan ketoasidosis
Riwayat positif meningkatkan kemungkinan mnsalah serupa pada kehamilan berikutnya.
Penggunaan atau penyalahgunaan zat membuat klien berisiko terhadap persalinan prematur dan
janin sulit dilahirkan.
Adanya kedaruratan obstetrik dengan reduksi pada volume cairan dan penurunan kapasitas
pembawa oksigen menimbulkan ancaman pada organ organ ibu, sirkulasi plasenta dan sistem
janin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: ELIMINASI URINE, PERUBAHAN
Dapat berhubungan dengan: Pembesaran uterus, peningkatan tekanan abdomen,
fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus
(LFG).
Kemungkinan dibuktikan oleh: Frekuensi berkemih, dorongan; edema dependen.
Menggunakan pemahaman tentang kondisi.
HASIL YANG Mengidentifikas cara untuk mencegah stasis urinarisu
DIHARAPKAN-KLIEN AKAN dan/atau edema jaringan.

33
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ke-3.
Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur. Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
Berikan informasi mengenai perlunya masukkan cairan 6-8 gelas perhari, penurunan masukkan
2-3 jam sebelum beristirahat, dan penggunaan garam, makanan dan produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretik dan penghilangan natrium dari diet.

RASIONAL
Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia. Pembesaran
uterus trimester 3 menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih.
Perubahn posisi mempengaruhi fungsi ginjal sehingg posisi terlentang dan tegak, menurunkan
aliran darah ginjal sampai 50%, dan posisi berbaring miring kiri meningkatkan LFG dan aliran
darah ginjal.
Meningkatkan perfusi ginjal; memobilisasi bagian yang mengalami edema dependen. Edema
berkurng pada pagi hari pada kasus edema fisiologis.
Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan aliran vena.
Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, yang mengurangi natrium diet untuk
mempertahankan status isotonik.
Kehilangan/pembatasan natrium dapat sangat menekan regulator renin-angiotensin-aldosteron
dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.

TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
Tes urine midstream untuk memeriksa albumin. Perhatikan lokasi dan luasnya edema jaringan
dan haluaran urin.
Kolaborasi
Kaji ulang masalah-masalah medis yang ada sebelumnya (mis., penyakit ginjal, hipertensi,
penyakit jantung).

34
Kaji terhadap tanda-tanda dan gejala-gejala ISK; dapatkan urine untuk jumlah koloni, dan kultur
dan sensitifitas, bila jumlah lebih besar dari 100.000/ml.

RASIONAL
Dapat mengindikasikan spasme glomerulus atau penurunan perfusi ginjal berkenaan dengan
HAK.
Masalah-masalah yang mempengaruhi fungsi ginjal disertai dengan peningkatan volume cairan
dan stasis meningkatkan risiko klien terhadap masalah-masalah sirkulasi yang mempengaruhi
plasenta/janin.
Klien pranatal rentan tehadap stasis perkemihan/ISK karena efek fasodilatasi progesteron pada
ureter dan kompresi ureter dengan pembesaran uterus. Wanita dengan bakteriuria juga berisiko
tinggi pada persalinan praterm, KPD, dan korioamnionitis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN POLA SEKSUALITAS, PERUBAHAN


Dapat berhubungan dengan Perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan
[sesak napas, kelelahan, pembesaran
abdomen]. Salah pengertian /merasa takut.
Kemungkinan dibuktikan oleh Keluhan kesulitan, keterbatasan atau
perubahan pada perilaku seksual,
memperhatikan keamanan janin.

HASIL YANG DIHARAPKAN Mendiskusikan masalah yang berhubungan


KLIEN/PASANGAN AKAN dengan isu-isu seksual, seksual pada trimester
ketiga.
Mengekspresikan kepuasaan bersama dengan
hubungan seksual.

TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
Lanjutkan/mulai pengkajian seksual, cari perubahan pada pola dari trimester pertama dan kedua.
Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.
Anjurkan pasangan untuk berdiskusi, secara terpisah dan terhadap satu sama lain tentang
perasaan dan masalah yang berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual. Berikan
informasi tentang kenormalan perubahan.

35
Berikan informasi tentang metoda-metoda alternatif untuk mencapai kepuasan seksual dalam
pemenuhan kebutuhan keintiman/kedekatan.
Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi pria di atas (mis., miring atau posisi
wanita di atas).
Diskusikan pentingnya tidak meniup udara ke dalam vagina.
Anjurkan klien/pasangan untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan hasrat untuk
koitus.
Kolaborasi
Instruksikan klien untuk mendiskusikan keamanan koitus dalam minggu ke-6 sampai ke-8 akhir
dengan pemberi perawatannya.
Rujuk pada konseling bila masalah tidak teratasi.

RASIONAL
Penurunan minat pada aktivitas/koitus seksual seiring terjadi pada trimester ketiga, karena
perubahan/ketidaknyamanan fisiologis.
Kemampuan pasangan untuk mengindentifikasikan/mengungkapkan/menerima
perubahanseksual pada trimester pertama dapat mempengaruhi hubungan dan kemampuan
mereka untuk mendukung satu sama lain secara emosional.
Komunikasi antar pasangan adalah penting untuk pemecahan masalah yang konstruktif. Klien
dapat merasa ketertarikan seksual berkurang saat tubuhnya membesar, dan respons pria pada
perubahan klien dapat bervariasi dari peningkatan hasrat sampai tidak berminat atau penolakan.
Selain itu, klien lebih memperhatikan perubahan pengalaman orgasme dengan kontraksi tunggal
yang lama daripada kontraksi yang berirama.
Kebutuhan seksual dapat dipenuhi melalui masturbasi, kemesraan, membelai, dan sebagainya,
bila secara bersama diinginkan/dapat diterima. Klien dapat menemukan bahwa masturbasi
menciptakan orgasme yang lebih kuat daripada koitus.
Pembesaran abdomen klien memerlukan perubahan posisi untuk kenyamanan dan keamanan.
Kematian ibu karena embolisme udara telah dijumpai.
Kesalahan pengertian dan rasa takut bahwa koitus dapat mengakibatkan cedera janin, infeksi,
dan timbulnya persalinan dapat juga mempengaruhi hasrat seksual. Belum ditemukan bahwa
koitus dapat menyebabkan cedera janin, KPD, awitan persalinan, atau infeksi pada kebanyakan
wanita.
Instruksi khusus mungkin diperlukan bila terdapat riwayat komplikasi diantisipasi.

36
Mungkin diperlukan untuk meningkatkan adaptasi positif pada perubahan seksual.

D. IMPLEMENTASI

Tabel 4 : Pelaksanaan Tindakan

Respon Tanda
No Tgl/Jam Tindakan
klien Tangan

*) **) ***) ****) *****)

Keterangan :

*) :Diisi no urut diagnosa sesuai prioritas.

**) :Diisi tanggal dan waktu dilakukan tindakan keperawatan

dan medis.

***) :Diisi tindakan keperawatan / medis yang dilaksanakan

sesuai urutan prioritas.

****) :Diisi respon pasien ( subyektif dan obyektif ) setelah dilakukan

tidakan keperawatan dari masing – masing tindakan.

*****) :Diisi paraf dan nama terang mahasiswa.

Respon Tanda
No Tgl/Jam Tindakan
Klien Tangan

- Mengkaji terus

menerus
3/10/18
1 ketidaknyamanan klien
12.00
dan metode

mengatasinya

37
- Mengkaji status

pernapasan pasien

- Memperhatikan

adanya keluhan

ketegangan pada

punggung dan

perubahan cara jalan

- Memperhatikan

adanya kram pada kaki

-Pasien

-Memberikan informasi mengatakan

tentang perubahan siap untuk

fisik/psikologis normal persalinan/

berkenaan dengan kelahiran

trimester tiga bayi


3/10/18
2 - memberikan informasi -Pasien
14.15
tentang tanda-tanda mengatakan

awitan persalinan paham atas

-mendiskusikan perubahan

tahap-tahap tubuh yang

persalinan/kelahiran normal pada

trimester 3.

- mengevaluasi adaptasi

fisiologi klien /

3/10/18 pasangan terhadap


3
12.00 kehamilan

- memberikan informasi

kepada pasangan

38
mengenai kenormalan

interspeksi. Perubahan

alam perasaan, dan rasa

takut.

-mengkaji infeksi dan

penyakit hubungan
-pasien
seksual
mengatakan
-memantau tanda-tanda
paham
vital
tentang
03/10/18 -memeriksa
4 faktor-fakor Diana
15.00 hemoglobin dan
resiko
hematokrit pada gestasi
individu
minggu ke 28
yang aktual
-menjelaskan

faktor-faktor resiko

individu yang potensial

- Memberikan

informasi tentang

perubahan perkemihan

sehubungan dengan

trimester ke 3

03/10/18 - Menganjurkan klien

5 15.30 melakukan posisi

miring kiri saat tidur

- Menganjurkan klien

untuk menghindari

posisi tegak dalam

waktu yang lama

39
- Memberikan

informasi mengenai

perlunya masukan

cairan 6-8 gelas per hari

- Memberikan

informasi mengenai

bahaya menggunakan

diuretik dan penghilang

natrium dari diet

E. EVALUASI
F. Diagnosa Keperawatan Ketidaknyamanan
S : Melaporkan sudah tidak tegang / nyeri punggung, kram kaki, parestesia, pruritus,
kontraksi uterus. Dan ketidaknyamanan dapat diminimalkan/dikontrol.
O : Tampak melakukan aktifitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
A : Masalah telah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

G. Diagnosa Keperawatan Harga Diri, Situasional Rendah Risiko Tinggi


S : - Mendiskusikan reaksi-reaksi terhadap perubahan citra tubuh dan impian-impian.
- Mengungkapkan perasaan percaya diri mengenai peran baru.
O : Mampu untuk menyelesaikan tugas kehamilan/kelahiran anak.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

H. Diagnosa Keperawatan Cedera dan Risiko Tinggi Terhadap Ibu


S : Mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor risiko individu yang potensial.
O : Tidak ada hipertensi, infeksi, penggunaan atau penyalahgunaan zat, perubahan sistem
imun, profil darah abnormal, hipoksia jaringan, ketuban pecah dini (KPD).

40
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

I. Diagnosa Keperawatan Perubahan Eliminasi Urine


S : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
O : Dapat mencegah stasis urinarisu dan/atau edema jaringan.
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan.

J. Diagnosa Keperawatan Perubahan Pola Seksualitas


S : Mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan isu-isu seksual, seksual pada
trimester ketiga.
O : Mengungkapkan kepuasaan bersama dengan hubungan seksual.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

41
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada karena
ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir dengan
diri dan bayinya pada saat melahirkan. Persalinan merupakan hal yang paling
ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,sebuah waktu yang menyenangkan namun disisi lain
merupakan hal yang paling menebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan namun
disisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persaliana terasa akan
menyenangkan karena sikecil yang selama sembilan bulan bersembunyi didalam perut
anda akan muncul terlahir kedunia.
Periode tentang pada trimester kedua memfasilitasi suatu periode aktif, suatu
trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk orang tua yang menantikan kelahiran
anak. Ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ketiga. Kekhawatiran
orang tua yang berfokus pada defek kemampuan mental dan fisik anak yang mungkin
terjadi bercampur dengan khayalan tentang bayi yang akan lahir. Ketidaknyamanan fisik
dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ib. Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri
punggung, konstipasi, dan varises dialami oleh kebanyakan wanita pada kehamilan tahap
akhir. Peningkatan ukuran abdomen dan kejanggalan mempengaruhi kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi yang nyaman lebih sulit didapat.
Trimester ini adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin Ibu sedang berada di
dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin bertambah besar sampai memenuhi
seluruh rongga rahim. Semakin besar janin maka akan semakin terasa seluruh pergerakan
yang dilakukan olehnya
B. Saran
Bagi pembaca diharapkan agar makalah ini dapat menambah wawasan tentang
asuhan keperawatan ibu hamil triwulan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2000, Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. (1997). Diagnosa Keperawatan : buku saku. edisi 6.

Jakarata : EGC

Doengoes, A. Marylin, 2000, Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, Jakarta : EGC

Ganong. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi: 17. Jakarta: EG

Hamilton., 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC Manuaba,

2001. Keperawatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Rineka Cipta Sondakh,

2006. Ilmu Keperawatan Maternitas. Jakarta :Salemba Medik

43
44

Anda mungkin juga menyukai