Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATARAK

Disusun Oleh :

Nadia Novita Yusup

Megawati Hasania

Kelas IIIB

PRODI D-III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN KATARAK
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
      Nama : Ny. W
      Umur : 50 th
      Jenis Kelamin : Perempuan
      Agama : islam
      Status Perkawinan : kawin
      Suku Bangsa : Indonesia
      Pendidikan : SMA
      Pekerjaan : swasta
      Tgl masuk RS : 01 Januari 2020
      No. Register : 15665

Penanggung Jawab
      Nama : Tn. F
      Umur : 56 th
      Pekerjaan : swasta
      Alamat : Hibrida 10

2. Keluhan utama
Klien mengalami penglihatan kabur. Klien mengalami penglihatan kabur, kesulitan melihat dari
jarak jauh ataupun dekat.
3. Riwayat Kesehatan
  Riwayat kesehatan Sekarang
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada
kabut serta terkadang pasien merasa silau saat melihat cahaya. Klien juga mengalami kesulitan
melihat pada jarak jauh atau dekat, pandangan ganda, susah melihat pada malam hari. Setelah
dilakukan pengkajian pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil, nucleus pada lensa menjadi
coklat kuning, lensa menjadi opak, retina sulit dilihat, terdapat gangguan keseimbangan pada
susunan sel lensa oleh factor fisik dan kimiawi sehingga kejernihan lensa berkurang.klien
disarankan oleh dokter untuk dilakukan tindakan pembedahan atau dikoreksi dengan dilator
pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari.klien jg
mengalami hiperglikemia karena panyakit diabetis yang dideritanya.
  Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu.
  Riwayat Penyakit Keluarga
Ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus /gejala-gejala yang sama
seperti yang diderita oleh pasien saat ini.

4. Pemeriksaan Fisik
a.    Pola fungsi kesehatan
1)      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Keuarga klien takut akan penyakit yang diderita klien, dan berharap agar bisa cepat sembuh
Penggunaan tembakau (bungkus/hari, pipa, cerutu, berapa lama, kapan berheti) : tidak
menggunakan tembakau
Alkohol : tidak mengkonsmsi alkohol
Alergi (obat-obatan, makanan, plster dll) : makanan
2)      Pola nutrisi dan metabolisme
Diet/suplemen khusus : tidak ada
Nafsu makan : menurun
Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis : mual muntah
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/turun) : turun
Kesulitan menelan (disfagia) : disfagia
Gigi : Lengkap
Frekuensi makan : 1-2x sehari
Jenis makanan : nasi, sayur, buah-buahan
Pantangan/alergi : ikan
3)      Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : lebih dari 3x sehari
Warna : kuning
Waktu : tidak teratur
Konsistensi : cair
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : inkontinensia
BAK :
Frekuensi : lebih dari 8x perhari jika dalam keadaan kejang
Kesulitan : inkotinensia
4)      Pola aktivitas dan latihan
Kekuatan otot : penurunan kekuatan/tonus otot secara menyeluruh
Kemampuan ROM : ada keterbatasan rentang gerak
Keluhan saat beraktivitas : mudah lelah, dan lemas saat berktivitas
5)      Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 4-6 jam sehari
Waktu : malam
6)      Pola kognitif dan persepsi
Status mental : penurunan kesadaran
Bicara : aphasia ekspresif
Kemampuan memahami : tidak
Tingkt ansietas : berat
Penglihatan : pandangan kabur
Ketidaknyamanan/nyeri : nyeri kronik
7)      Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : klien merasa malu dan minder
8)      Pola peran hubungan
Pekerjaan : swasta
Sistem pendukung : keluarga
9)      Pola koping dan toleransi aktivitas
Hal yang dilakukan saat ada masalah : cerita dengan orang terdekat atau keluarga
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari : tegang
10)  Keyakinan dan kepercayaan
Agama : islam
Pengaruh agama dalam kehidupan : segala sesuatu dalam kehidupannya diserahkan pada
agamanya
1.      Pemeriksaan fisik
1)      Keadaan umum : tampak gelisah dan bingung
Penampilan umum : bersih dan rapi
Kliean tampak sehat/sakit/sakit berat : sakit
Kesadaran :
BB : 50 kg
TB : 155 cm
2)      Tanda-tanda vital
TD : 150/ 110mmHg
ND : 90 x/i
RR :22 1x/i
S : 36,5º C
3)      Kulit
Warna kulit : tidak sianosis
Kelembapan : kering
Turgor kulit : elastic berkurang
Ada/tidaknya oedema : ada oedema
4)      Kepala
Inspeksi : rambut bersih

Palpasi :tidak Ada benjolan

5)      Mata
Inspeksi : kekeruhan, berkabut atau opak pada lensa mata. Pada inspeksi visual
katarak Nampak abu-abu atau putih susu. Pada inspeksi pada lampu senter, tidak timbul refeksi
merah.
Fungsi penglihatan : gangguan penglihatan
Ukuran pupil : pupil dilatasi
Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
6)      Telinga
Fungsi pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran
Kebersihan : bersih
Sekret : tidak ada
7)      Hidung dan sinus
Fungsi penciuman : baik
Pembegkakan : tidak ada Perdarahan : tidak ada
Kebersihan : bersih secret : tidak ada
8)      Mulut dan tenggokan
Membran mukosa : kering kebesihan mulut : bersih
Keadaan gigi : lengkap
Tanda radang : Lidah
Trismus :tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada, disfagia tidak ada
9)      Leher
Trakea : simetris
Kelenjar limfe : ada
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
10)  Thorak/paru
Inspeksi : dada simetris dan tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Perkusi :tidak ada massa, dengan tidak adanya peningkatan produksi mukus
Auskulktasi : pernafasan stridor (ngorok)
11)  Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat
12)  Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
13)  Ekstremitas
Ekstremitas atas : pergerakan normal
Ekstremitas bawah : pergerakan normal
ROM :
Kekuatan otot : penurunan kekuatan tonus otot
14)  Neurologis
Kesadaran (GCS) : 14
Status mental : penurunan kesadaran
Motorik : kejang
Sensorik : gangguan pada sistem penglihatan,mata kabur ,pengelihatan silau dan
gangguanpendengaran
Refleks fisiologis : mengalami penurunan terhadap respon stimulus

5. KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


DS:
- klien mengatakan pusing dan
penglihatannya kabur, penglihatan kabur
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang
lalu.
-klien mengatakan bahwa dokter
menyarakan untuk dilakukan tindakan yaitu
dikoreksi dengan dilator pupil.
DS:
-klien mengatakan kesulitan melihat pada
jarak jauh atau dekat, pandangan ganda,
susah melihat pada malam hari.
-klien mengatakan bahwa dia juga mnderita
penyakit diabetis mellitus
DS: DO:
-klien mengatakan mengalami penglihatan - pupil berwarna putih dan ada dilatasi
kabur. pupil, nucleus pada lensa menjadi coklat
-Klien mengatakan mengalami penglihatan kuning, lensa menjadi opak, retina sulit
kabur, kesulitan melihat dari jarak jauh dilihat
ataupun dekat

6. ANALISA DATA

DS dan DO PENYEBAB DIAGNOSA


Data Subjektif Lensa mejadi opak RISIKO CEDERA
- klien mengatakan pusing
Cahaya akan di pancarkan dan
dan penglihatannya kabur, bukan ditransmisikan
penglihatan kabur dirasakan
Sebuah bayangan yg terfokus
sejak kurang lebih 1 tahun pada retina
yang lalu. Penurunan ketajaman mata
- klien mengatakan bahwa
dokter menyarakan untuk Risiko Cedera
dilakukan tindakan yaitu
dikoreksi dengan dilator
pupil.
Data Subjektif Di rencanakan operasi RISIKO INFEKSI
-klien mengatakan kesulitan
Penurunan kesehatan
melihat pada jarak jauh atau
dekat, pandangan ganda, Post op

susah melihat pada malam Tindakan pembedahan dan


mengganti lensa mata
hari.
-klien mengatakan bahwa Risiko infeksi
dia juga mnderita penyakit
diabetis mellitus
Data Subjektif Pupil seperti mutiara keabuan GANGGUAN PRESEPSI
-klien mengatakan SENSORI
Retina tidak tampak dengan
mengalami penglihatan oftailmaskop
kabur.
Lensa menjadi opak
-Klien mengatakan
mengalami penglihatan Cahaya hanya dapat di
kabur, kesulitan melihat dari pancrkan tidak di transmisikan
jarak jauh ataupun dekat
Data Objektif Gangguan presepsi sensori
- pupil berwarna putih dan
ada dilatasi pupil, nucleus
pada lensa menjadi coklat
kuning, lensa menjadi opak,
retina sulit dilihat

7. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Risiko cedera di tandai dengan
b. Risiko infeksi di tandai dengan Penyakit kronis
c. Gangguan presepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan di tandai dengan
Data Subjektif :
-klien mengatakan mengalami penglihatan kabur.
-Klien mengatakan mengalami penglihatan kabur, kesulitan melihat dari jarak jauh
ataupun dekat
Data Objektif :
- pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil, nucleus pada lensa menjadi coklat
kuning, lensa menjadi opak, retina sulit dilihat.

8. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


Risiko cedera Setelah di lakukan pengkajian Manajemen Kesehatan
selama 2x24 jam, di harapkan Lingkungan
Tingkat Cedera Menurun Observasi
dengan kriteria hasil : - Identifikasi kebutuhan
- Toleransi aktivitasm keselamatan
meningkat - Monitor perubahan
- Toleransi makanan, status keselamatan
meningkat lingkungan
- Kejadian cedera, Terapeutik
menurun - Hilangkan bahaya
- Luka/lecet, menurun keselamatan
- Ketegangan otot, lingkungan, jika
menurun memungkinkan
- Perdarahan, menurun - Modifikasi lingkungan
- Ekspresi wajah untuk meminimalkan
kesakitan, menurun bahaya dan risiko
- Agitas, menurun - Sediakan alat bantu
- Iritabilitas, menurun keamanan lingkungan
- Gangguan mobilitas, - Gunakan perangkat
menurun lingkungan yang sesuai
- Gangguan kognitaf, dengan masalah
menurun - Fasilitasi relokasi
- Tekanan darah, kelingkungan aman
membaik - Lakukan program
- Pola istrahat tidur, skrining bahaya
membaik lingkungan
Edukasi
- Ajarkan individu,
keluarga dan kelompok
risiko tinggi bahaya
lingkungan.

Risiko Infeksi Setelah dilakukan pengkajian Pencegahan Infeksi n


selama 2x24 jam, maka di Observasi
harapkan Tingkat Infeksi - Monitor tanda dan
menurun, dengan kriteria gejala infeksi local dan
hasil : sistemik
- Kebersihan tangan, Terapeutik
meningkat - Batasi jumlah
- Kebersihan badan, pengunjung
meningkat - Berikan perawatan kulit
- Kemerahan, menurun pada area edema
- Bengkak, menurun - Cuci tangan sebelum
- Vesikel, menurun dan sesudah kontak
- Cairan berbau busuk dengan pasien dan
menurun lingkungan pasien
- Gangguan kognitif, - Pertahankan tekhnik
menurun aseptic pada pasien
- Kadar sel darah putih, beresiko tinggi
membaik Edukasi
- Kultur darah, membaik - Jelaskan tanda dan
- Kultur urin, membaik gejala infeksi
- Kultur area luka, - Ajarkan cara mencuci
membaik tangan dengan benar
- Kultur feses, membaik - Ajarkan etika batuk
- Nafsu makan, - Ajarkan cara
membaik memeriksa kondisi luka
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatan
asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaboran pemberian
imunisasi jika perlu
Gangguan presepsi sensori Stelah di lakukan pengkajian Minimalis Rangsangan
selama 2x24 jam, maka di Observasi
harapkan fungsi sensori, - Periksa status mental,
meningkat dengan kriteria hasil status sensori dan
: tingkat penangnanan
- Ketajaman Terapeutik
penglihatan, - Diskusikan tingkat
meningkat toleransi terhadap
- Presepsi stimulus kulit, beban sensori
meningkat - Jadwalkan aktivitas
- Perbedaan bau, harian dan waktu
meningkat istrahat
- Perbedaan rasa, - Kombinasikan
meningkat prosedur/ tindakan
dalam satu waktu
sesuai kebutuhan
Edukasi
- Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/ tindakan
- Kolaborasi pemberian
obat yang
mempengaruhi presepsi
stimulus

9. Implementasi Keperawatan

Diagnose Implemntasi Evaluasi


Risiko cedera - Mengidentifikasi
kebutuhan keselamatan
- Memonitor perubahan
status keselamatan
lingkungan
- Menhilangkan bahaya
keselamatan
lingkungan, jika
memungkinkan
- Memodifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan bahaya
dan risiko
- Menyediakan alat
bantu keamanan
lingkungan
- Menggunakan
perangkat lingkungan
yang sesuai dengan
masalah
- Memfasilitasi relokasi
kelingkungan aman
- Melakukan program
skrining bahaya
lingkungan
- Mengajarkan individu,
keluarga dan kelompok
risiko tinggi bahaya
lingkungan.

Risiko infeksi - Memonitor tanda dan


gejala infeksi local dan
sistemik
- Membatasi jumlah
pengunjung
- Memberikan perawatan
kulit pada area edema
- Mencuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
- Mempertahankan
tekhnik aseptic pada
pasien beresiko tinggi
- Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Mengjarkan cara
mencuci tangan dengan
benar
- Mengajarkan etika
batuk
- Mengajarkan cara
memeriksa kondisi luka
- Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Menganjurkan
meningkatan asupan
cairan
- Mengkolaborasikan
pemberian imunisasi
jika perlu
Gangguan prsepsi sensori - Memerikskan status
mental, status sensori
dan tingkat
penangnanan
- Mendiskusikan tingkat
toleransi terhadap
beban sensori
- Menjadwalkan
aktivitas harian dan
waktu istrahat
- Mengkombinasikan
prosedur/ tindakan
dalam satu waktu
sesuai kebutuhan
- Mengajarkan cara
meminimalisasi
stimulus
- Mengkolaborasikan
dalam meminimalkan
prosedur/ tindakan
- Mengkolaborasikan
pemberian obat yang
mempengaruhi presepsi
stimulus

Anda mungkin juga menyukai