Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR MANDIBULA

PADA AN. K DI RUANG FRANSISKUS RS GUNUNG MARIA


TOMOHON

OLEH:
VERENT VANDA NONTJE KOROMPIS

DOSEN PEMB: HENNY PONGANTUNG,.NS.,MSN.,DN,SC

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STELLA MARIS
MAKASSAR
2020/2020
KASUS
An. K berusia 18 tahun dilarikan ke RS oleh teman-temannya pada Minggu
16 Agustus 2020 pukul 15.30 setelah mengalami kecelakaan dijalan raya Tomohon
Timur. Pasien masuk rumah sakit dengan kesadaran compos mentis.

Ditemukan pasien mengalami fraktur mandibular di rahang kiri bawah.


Selain fraktur tersebut pasien memiliki luka robek pada bagian dagu dan rahang
kiri bawah serta ada goresan pada tangan kanannya.

Pasien kemudian di operasi reposisi terbuka Wiring Mandibula yaitu untuk


melakukan fiksasi dengan pemasangan kawat stainless steel pada patah tulang
mandibular pada pukul 19.00 setelah mendapat persetujuan dari keluarga. Pasien
terpasang NGT sebagai jalur masuknya nutrisi, dan infus NaCl 20tpm. Pasien
mengalami nyeri akut dengan intepretasi (R) Waktu dikaji Pasien mengatakan
nyeri pada rahang bawah (P) nyerinya akibat luka post operasi fraktur mandibular
akibat kecelakaan (Q) sensasi nyerinya seperti tertusuk (S) skala yang ditunjukkan
5, (T) Nyeri yang dirasakan hilang timbul. TD: 120/90mmHg, N: 80x/mnt R:
20x/menit dan SB: 36,5°C.
KAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: Verent Korompis NIM:

Unit : Fransiskus Autoanamnese : Ya

Kamar : 108 A Alloanamnese : Ya

Tanggal masuk RS : 16 Agustus 2020

Tanggal pengkajian : 17 Agustus 2020

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : An. K

Umur : 18 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama/ suku : Kristen

Warga negara : WNI

Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Siswa

Alamat rumah : Tomohon timur

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. R

Umur : 46 Tahun

Alamat : Tomohon Timur

Hubungan dengan pasien : Orang Tua (ibu)

II. DATA MEDIK


Diagnosa medik

Saat masuk : Fraktur Mandibula

Saat pengkajian : Post Op. Reposisi Terbuka Fraktur Mandibula

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit sedang
Alasan: Pasien tampak lemah, Pasien tampak meringis kesakitan, terdapat luka
operasi pada mandibular, pasien tampak terpasang NGT, terpasang infus NaCl 20
tpm.

B. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif): Compos Mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)

a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata : 4
Jumlah: 15

Kesimpulan : Pasien tidak koma

2. Tekanan darah :120/80mmHg


MAP :93,33 mmHg

Kesimpulan : berada dalam batas normal

3. Suhu :36,90C di Axilla


4. Pernapasan: 22x/menit
Irama : Teratur

Jenis : Dada

5. Nadi :80x/menit
Irama : Teratur

C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : …………….cm
2. Tinggi badan : 168cm
3. Berat badan : 50kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 17,73
Kesimpulan : Berat badan kurang

D. GENOGRAM
Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Pasien
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga mengatakan pasien baru lulus SMA dan masih sementara mencari
pekerjaan, keluarga pasien mengatakan pasien jarang sakit, bila sakit hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli diwarung, pasien belum pernah di
rawat dirumah sakit
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri dirahang bawah

b) Riwayat keluhan utama :


Keluarga mengatakan pasien dilarikan di rumah sakit oleh teman-
temannya setelah mengalami kecelakaan di pusat kota Tomohon,
pasien kemudian mendapat penanganan dirumah sakit di operasi
pada bagian rahang kiri bawah untuk pemasangan kawat dan di
jahit dibagian rahang bawah tepatnya pada dagu terdapat 7 jahitan
sedangkan di rahang sebelah kiri 3 jahitan.
(R) Waktu dikaji Pasien mengatakan nyeri pada rahang bawah
(P) nyerinya akibat luka post operasi fraktur mandibular akibat
kecelakaan
(Q) sensasi nyerinya seperti tertusuk
(S) skala yang ditunjukkan 5,
(T) Nyeri yang dirasakan hilang timbul
Menurut Skala Intensitas Numerik : 5
Menurut Agency for Health Care Policy and Research: intensitas
nyeri yang dimiliki merupakan intensitas nyeri sedang. Bisa
dikatakan nyeri sedang sesuai dengan dekripsi seperti berikut:
- Pasien terkadang tampak menyeringai menahan nyeri
- Pasien nampak gelisah
- Pasien mampu sedikit berpartisipasi dalam perawatan
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit, kalau
sakit hanya batuk pilek biasa dan pasien belum pernah di rawat di rumah sakit
sebelumnya
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien mengatakan ayah pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi.

5. Pemeriksaan fisik :
a) Kebersihan rambut : Bersih dan mudah rontok
b) Kulit kepala : Tampak bersih dan tidak terdapat ketombe
c) Kebersihan kulit : Kulit bersih namun terdapat luka dan goresan
d) Higiene rongga mulut :Tidak terkaji karena pasien sulit membuka
mulut
e) Kebersihan genetalia : Bersih dan tidak terdapat lesi
f) Kebersihan anus : Bersih dan tidak terdapat hemoroid
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien
makan 3-4x sehari dengan menu nasi ikan dan sayur dan selalu dihabiskan.
Pasien mengkonsumsi air putih 6-8 gelas perhari dan selalu dihabiskan
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien mengkonsumsi makanan, minuman dan
obat-obatan lewat selang, karena sulit mengkonsumsi makanan melalui
mulut dan kadang pasien meminta mulutnya di basahi dengan air minum
karena terasa kering

3. Observasi : Pasien tampak terpasang selang NGT no 16, dengan asupan nutrisi
200cc/6jam
4. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : Rambut warna hitam, tidak ada uban dan
mudah rontok
b) Hidrasi kulit : Setelah dilakukan fingerprint pada dahi pasien,
kulit dapat kembali <3detik, sehingga pasien tidak hidrasi.
c) Palpebra/conjungtiva : Normal tidak anemis
d) Sclera : Normal, tidak icterus
e) Hidung : Letak paten, tidak ada pembesaran, tidak
terdapat lesi atau luka, bersih dan tidak ada tonjolan.
f) Rongga mulut : Tidak terkaji karena pasien sulit membuka
mulut dan rahangnya
g) Gigi : Tidak terkaji karena pasien sulit membuka
mulut dan rahangnya
h) Kemampuan mengunyah keras : Pasien tidak dapat mengunyah karena
sulit menggerakkan rahang akibat terjadinya fraktur pada mandibula
i) Lidah : Tidak dapat dikaji karena pasien sulit membuka
mulut dan rahangnya
j) Abdomen :
 Inspeksi : Perut tampak datar
 Auskultasi : Terdengar suara thympani
 Palpasi : Teraba lunak dan tidak ada nyeri tekan
 Perkusi :
k) Kulit :
 Edema : Terdapat edema di sekitar bagian luka post operasi
 ikterik : Tidak terdapat tanda-tanda kulit ikterik
 Tanda-tanda radang : Tidak terdapat peradangan
l) Lesi : Terdapat goresan luka pada tangan kanan pasien
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1-2x setiap hari dan
BAK 4-5x sehari.

2. Keadaan sejak sakit :


Keluarga pasien mengatakan pasien belum BAB selama di rawat, pasien BAK
3-4x sehari di tempat tidur dengan menggunakan pispot.
3. Observasi :
Perut pasien teraba lembek, dan kandung kemih tidak penuh
4. Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 10x/menit
b) alpasi kandung kemih : Tidak penuh
c) Nyeri ketuk ginjal : Tidak terdapat nyeri tekan
d) Anus :
 Peradangan : Tidak terdapat peradangan
 Hemoroid : Tidak terdapat hemoroid
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien merupakan seorang anak dirumah,
pasien saat ini baru tamat SMA dan sementara mencari pekerjaan. Sambil
menunggu mendapat pekerjaan, pasien sering membantu ayahnya yang
bekerja sebagai tukang bangunan

2. Keadaan sejak sakit :


Keluarga pasien mengatakan pasien hanya berbaring karena sakit, dan
aktivitas pasien dibantu sebagian, seperti ke makan ataupun ke toilet.

3. Observasi :
Aktivitas pasien tampak dibantu sebagian

a) Aktivitas harian : 0 : mandiri


 Makan :3
1 : bantuan dengan alat
 Mandi :2
 Pakaian :2 2 : bantuan orang
 Kerapihan :2
3 : bantuan alat dan orang
 Buang air besar :2
 Buang air kecil :3 4 : bantuan penuh
 Mobilisasi di tempat tidur : 3
b) Postur tubuh : Baik
c) Gaya jalan : Baik
d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
4. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring : 120/90mmHg
Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Negatif

b) HR : 76x/menit
c) Kulit : Turgor kulit baik
d) Perfusi pembuluh kapiler kuku : Normal
e) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : Terlihat simetris

 Palpasi :
Vocal premitus: Teraba sama kiri dan kanan

Krepitasi : Tidak terdapat krepitasi

 Perkusi : Sonor
 Auskultasi :
Suara napas : Vesikuler

g) Jantung

 Inspeksi :
Ictus cordis : Terlihat iktus kordis pada interkostalis ke V.

 Palpasi :
Ictus cordis : Teraba iktus kordis pada interkostalis ke V, 2 cm
dari midklavikularis kiri

 Perkusi :
Batas atas jantung : Ruang ICS ke-3 linea parasternal
kanan s.d ICS ke-3 linea parasternal kiri.

Batas bawah jantung : Ruang ICS ke-5 linea parasternal


kanan s.d. ruang ICS ke-5 linea axillaries anterior kiri.

Batas kanan jantung : Ruang ICS ke-3 s.d. 5 pada linea


parasternal kanan.

Batas kiri jantung : Ruang ICS ke-3 linea parasternal kiri


s.d. ruang ICS ke-5 linea axillaries anterior kir

h) Lengan dan tungkai

 Atrofi otot : Positif Negatif


 Rentang gerak : Rentang gerak aktif
Kaku sendi : Tidak terdapat kekakuan sendi

Nyeri sendi : Tidak ada nyeri sendi

Fraktur : Fraktur pada mandibular (rahang bawah)


Parese : Tidak ada parese

Paralisis : Tidak ada paralisis

 Uji kekuatan otot


Kanan Kiri

Tangan 5 5

Kaki 5 5

Keterangan :

Nilai 5 : kekuatan penuh

Nilai 4 : kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain

Nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan


tekanan

Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan


akan jatuh

Nilai 1 : tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan

Nilai 0 : tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak

 Refleks fisiologi : Positif


 Refleks patologi :
Babinski, Kiri : Positif

Kanan : Positif

 Clubing jari-jari : Tidak terdapat clubbing finger


 Varises tungkai : Tidak ada varises tungkai
i) Columna vetebralis:

 Inspeksi : Normal
 Palpasi : ………………………………………………………………………
Kaku kuduk : Tidak ada kaku kuduk

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien istirahat kurang
lebih 7-8 jam sehari, pasien juga suka tidur siang selama 1 jam jika tidak ada
kegiatan
2. Keadaan sejak sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien sulit tidur karena
nyeri pada area yang mengalami fraktur. Keluarga pasien mengatakan pasien
sering meringis kesakitan saat tidur, serta mengeluh sulit untuk menguap.
3. Observasi :
Pasien tampak menahan nyeri pada bagian yang mengalami fraktur sehingga
sulit untuk istirahat

Ekspresi wajah mengantuk : Positif

Banyak menguap : Negatif

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan baru sekali mendapat dan mengikuti sosialisasi tentang
kesehatan dan keselamatan berkendara.

2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan bahwa ia mengetahui kecelakaan


yang dialaminya telah menyebabkan patah tulang rahang. Pasien
mengatakan ia bodoh karena tidak mentaati aturan lalu lintas.
3. Observasi :
Pasien tampak mengerti penyebab dari kejadian yang dialami, pasien tampak
menyalahkan diri atas apa yang terjadi

4. Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
 Kornea : Baik
 Pupil : Dilatasi pupil normal
 Lensa mata : Pasien tidak mengalami mines dan gangguan pada lensa
 Tekanan intra okuler (TIO) : Teraba kenyal kiri dan kanan
b) Pendengaran
 Pina : Normal
 Kanalis : Normal
 Membran timpani : Normal
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien adalah anak yang suka membantu orang
tua dirumah, penuh tanggung jawab. Pasien mengatakan percaya diri dan
tidak minder dengan kehidupannya

Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan pasien bersalah terhadap dirinya


sendiri, pasien mengatakan telah mengecewakan orang tuanya, pasien
mengatakan ia bodoh karena tidak mentaati aturan lalu lintas

Observasi : Pasien tampak menyalahkan diri sendiri, pasien tampak sedikit


menghindar ketika ditanya tentang kejadian yang dialaminya

a) Kontak mata : Pasien tampak menghindari kontak mata


dengan perawat
b) Rentang perhatian : Memberi perhatian dengan baik
c) Suara dan cara bicara : Suara dan cara berbicara kurang jelas karena
pasien sulit menggerakkan mulut dan rahangnya.
d) Postur tubuh : Baik
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan memiliki keluarga yang selalu ada, dan memiliki teman
yang cukup banyak di lingkungannya maupun saat bersekolah

2. Keadaan sejak sakit :


Pasien mengatakan merasa tidak di perhatikan oleh teman-temannya,
terlebih yang bersama dengannya saat terjadi kecelakaan

3. Observasi :
Pasien tampak butuh dukungan dan perhatian dari teman dan orang tuanya

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien belum menikah

2. Keadaan sejak sakit :


Tidak dikaji

3. Observasi :
Tidak dikaji

4. Pemeriksaan fisik :
Tidak dikaji
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan jika mengalami stress pasien akan berkumpul atau jalan-
jalan dengan teman-teman ataupun keluarga untuk sekedar berbagi cerita
dan masalah.

2. Keadaan sejak sakit :


Pasien mengatakan mendapat dukungan dari orang tua, namun kurang
perhatian dari teman-temannya, sehingga untuk menghindari stress pasien
bermain handphone atau menonton TV

3. Observasi :
Pasien tampak menunggu teman-temannya.

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan menganut agama Kristen, dan
rajin mengikuti kegiatan pemuda dan remaja di jemaatnya.
2. Keadaan sejak sakit :
Kelurga pasien mengatakan walaupun dirawat dirumah sakit pasien tetap
berdoa dan membaca Alkitab terlebih berdoa untuk kesembuhannya.
3. Observasi :
Pasien tampak rajin mengikuti kegiatan agama, tampak ada alkitab di sisi
tempat tidur.

V. UJI SARAF KRANIAL


Saraf Kranials Jenis Fungsi Fungsi

- I Olfaktorius Sensorik Pasien dapat membedakan bau minyak


wangi dan minyak kayu putih

- II Optikus Tidak ada gangguan penglihatan


Sensorik

- III Okulomotor
Motorik Dilatasi reaksi pupil normal, terjadi
pengecilan pupil ketika ada pantulan
cahaya.
- IV Troklearis
Tidak ada gangguan dalam pergerakan
Motorik bola mata.

Sensorik Pasien dapat menunjukkan tempat


- V Trigeminalis
gesekan kapas oleh perawat

Motorik Ada hambatan mengunyah karena fraktur


mandibula

Pasien dapat menggerakkan bola mata ke


- VI Abdusens Motorik
semua arah

Pasien dapat mengangkat alis sebelah


- VII Fasiali Motorik
kanan
Sensorik

Sensorik
- VIII Tidak ada gangguan pendengaran
Vestibulokoklear
- IX Glosofaringeus Sensorik Letak uvula berada ditengah
Motorik

- X Vagus
Sensorik
Tidak ada dikaji
Motorik

- XI Asesorius Spinal Pasien dapat mengangkat bahu kiri dan


Sensorik
kanan dengan baik

Tidak terkaji
- XII Hipoglosus
Motorik

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboraturium tanggal : 16-08-2020
Darah lengkap
1. Leukosit : 16,38 ( N : 3.500 - 10.000 / μL )
2. Eritrosit : 4, 02 ( N : 1,2 juta - 1,5 juta / μL )
3. Trombosit : 262 ( N : 150.000 - 350.000 / μL )
4. Hemoglobin : 15,20 ( N : 11,0 - 16,3 gr / dl )
5. Haematokrit : 40,80 ( N : 35,0 - 50 gr / dl )

VII. TERAPI
1. Infus cairan NaCl 20 tpm
2. Inj. Keterolac 2x30 mg
3. Rawat Luka pada mandibula dengan Gentamicin salep.
A. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah


1. DS: Agen pencedera fisik Nyeri akut berhubungan
-Pasien mengeluh nyeri pada (D0077)
rahang bawah
- (R) Waktu dikaji Pasien
mengatakan nyeri pada
rahang bawah
- (P) nyerinya akibat luka post
operasi fraktur mandibular
akibat kecelakaan
- (Q) sensasi nyerinya seperti
tertusuk
- (S) skala yang ditunjukkan 5,
- (T) Nyeri yang dirasakan
hilang timbul
DO:
-Pasien tampak meringis
kesakitan
-Pasien tampak mengalami
nyeri intensitas sedang
-Pasien tampak sulit istirahat
karena nyeri pada luka
operasi
-Terdapat luka operasi pada
mandibular
- TTV:
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9

2. DS: Ketidakmampuan mencerna Defisit Nutrisi (D0019)


-Keluarga pasien makanan
mengatakan pasien
mengkonsumsi lewat selang
-Pasien mengatakan sulit
menggerakkan mulut dan
rahang
-Pasien mengatakan sulit
mengkonsumsi makanan
melalui mulut
- kadang pasien meminta
mulutnya di basahi dengan
air minum karena terasa
kering
DO:
- Pasien tidak dapat
mengunyah karena sulit
menggerakkan rahang akibat
terjadinya fraktur pada
mandibula
-Pasien tampak sulit
membuka mulut karena
terdapat fraktur pada rahang
-Pasien terpasang NGT no 16
-Pasien diberi asupan nutrisi
200cc/6jam melalui NGT
- Terdapat luka operasi pada
mandibular
- IMT (Indeks Massa Tubuh) :
17,73
Kesimpulan : Berat badan
kurang
-TTV:
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9

3. DS: Terjadinya kecelakaan lalu lintas Sindrom pasca trauma


- Pasien mengatakan pasien
bersalah terhadap dirinya
sendiri,
-Pasien mengatakan telah
mengecewakan orang
tuanya,
-Pasien mengatakan ia
bodoh karena tidak mentaati
aturan lalu lintas
DO:
-Pasien tampak menyalahkan
diri sendiri
- pasien tampak sedikit
menghindar ketika ditanya
tentang kejadian yang
dialaminya
-Pasien tampak menghindari
kontak mata dengan perawat
-TTV:
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
Diagnosa:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
3. Sindrom pasca trauma berhubungan dengan terjadinya kecelakaan

B. Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI


Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1.Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 -Identifikasi lokasi,
fisik jam, maka diharapkan: karakteristik, durasi,
-Tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
Keluhan nyeri intensitas nyeri
dipertahankan di skala 3 -Identifikasi skala nyeri
dan di tingkatkan ke skala -Berikan teknik
4 nonfarmakologis untuk
Meringis dipertahankan mengurangi rasa nyeri
diskala 3 dan ditingkatkan -Kontrol lingkungan yang
ke skala 4 memperberat rasa nyeri
-Ajarkan strategi
meredakan nyeri
-Jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
-Kolaborasi untuk
pemberian analgesik
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 -Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan jam, maka diharapkan: -Monitor berat badan
mencerna makanan Berat badan: -Berikan makanan tinggi
(D0019) Dipertahankan di skala 3 serat untuk mencegah
dan ditingkatkan ke skala 4 konstipasi
-Monitor asupan makanan
Pemberian makanan
enternal:
-Monitor tetesan makanan
pada pompa setiap jam
-Tinggikan kepala tempat
tidur 30-45 derajat selama
pemberian makanan
-kolaborasi pemilihan jenis
dan jumlah makanan
enternal
Sindrom pasca trauma Setelah dilakukan tindakan Dukungan perasaan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 bersalah
terjadinya kecelakaan jam, maka diharapkan: -Identifikasi adanya
(D0104) Status Kenyamanan keyakinan tidak rasional
-Menyalahkan diri sendiri -Fasilitiasi mengidentifikasi
dipertahankan pada skala situasi perasaan muncul
3 dan ditingkatkan ke skala dan respons terhadap
4 situasi
-Dukungan sosial dari -Fasilitasi memahami rasa
teman ditingkatkan dari bersalah sebagai reaksi
skala 3 ke skala 4 umum terhadap trauma
kecelakaan
-Bimbing untuk mengakui
kesalahan diri sendiri
-Ajarkan menggunakan
teknik menghentikan
pikiran dan substitusi
pikiran saat pikiran rasa
bersalah terus muncul
dengan relaksasi otot
Manajemen Lingkungan
-Izinkan keluarga dan
teman untuk
mendampingi pasien
C. Implementasi
1. Diagnosa: Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal Paraf


Senin/ 17-08-2020 Selasa/ 18-08-2020 Rabu/ 19-08-2020
Waktu Implementasi Waktu Implementasi Waktu Implementasi
08.00 Mengkaji nyeri 08.00 Mengkaji nyeri 14.00 Mengkaji nyeri
pasien: pasien: pasien:
(R) Waktu dikaji (R) Waktu dikaji (R) Waktu dikaji
Pasien mengatakan Pasien mengatakan Pasien mengatakan
nyeri pada rahang nyeri pada rahang nyeri pada rahang
bawah bawah bawah
(P) nyerinya akibat (P) nyerinya akibat (P) nyerinya akibat
luka post operasi luka post operasi luka post operasi
fraktur mandibular fraktur mandibular fraktur mandibular
akibat kecelakaan akibat kecelakaan akibat kecelakaan
(Q)sensasi nyerinya (Q)sensasi nyerinya (Q)sensasi nyerinya
seperti tertusuk seperti tertusuk seperti tertusuk
(S) skala yang (S) skala yang (S) skala yang
ditunjukkan 5, ditunjukkan 5, ditunjukkan 5,
- (T) Nyeri yang - (T) Nyeri yang - (T) Nyeri yang
dirasakan hilang dirasakan hilang dirasakan hilang
timbul timbul timbul

08.10 Memonitor TTV 08.15 Memonitor TTV 14.30 Memonitor TTV


TD: 120/90 TD: 120/80 TD: 170/90
N: 76x/menit N: 76x/menit N: 80x/menit
SB: 36,9°C SB: 37°C SB: 36,2°C
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit

08.45 Memberikan 08.45 Memberikan teknik 15.10 Memberikan teknik


teknik nonfarmakologis nonfarmakologis
nonfarmakologis untuk mengurangi untuk mengurangi
untuk mengurangi nyeri: nyeri:
nyeri: Melakukan teknik Melakukan teknik
Melakukan teknik relaksasi napas relaksasi napas
relaksasi napas dalam dalam
dalam

08.50 Mengontrol 08.50 Mengontrol 15.30 Mengontrol


lingkungan yang lingkungan yang lingkungan yang
memperberat rasa memperberat rasa memperberat rasa
nyeri: nyeri: nyeri:
Mengurangi Mempertahankan Mempertahankan
pengunjung dan lingkungan yang lingkungan yang
menganjurkan tenang tenang
keluarga pasien
untuk tidak ribut

08.55 Mengajarkan 08.55 Mengajarkan pasien 15.35 Mengajarkan pasien


pasien untuk untuk mengalihkan untuk mengalihkan
mengalihkan pikiran saat nyeri pikiran saat nyeri
pikiran saat nyeri muncul, misalnya muncul, misalnya
muncul, misalnya membayangkan membayangkan hal-
membayangkan hal-hal yang hal yang menarik
hal-hal yang menarik atau atau mendengarkan
menarik atau mendengarkan music yang disukai
mendengarkan music yang disukai
music yang disukai
09.00 Mengingatkan 09.00 Mengingatkan 15.40 Mengingatkan
kembali penjelasan kembali penjelasan kembali penjelasan
tentang penyebab tentang penyebab tentang penyebab
dan pemicu dan pemicu dan pemicu
terjadinya nyeri terjadinya nyeri terjadinya nyeri
12.10 Kolaborasi 12.10 Kolaborasi 18.10 Kolaborasi
pemberian obat pemberian obat pemberian obat
analgesik analgesik analgesic:
Keterolac 1x30mg
2. Deficit Nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan

Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal Paraf


Senin/ 17-08-2020 Selasa/ 18-08-2020 Rabu/ 19-08-2020
Waktu Implementasi Waktu Implementasi Waktu Implementasi
08.05 Mengidentifikasi 08.05 Mengidentifikasi 14.05 Mengidentifikasi
status nutrisi status nutrisi status nutrisi

08.07 Memonitor berat 08.07 Memonitor berat 14.25 Memonitor berat


badan badan badan
08.10 Memonitor TTV 08.10 Memonitor TTV 14.30 Memonitor TTV
TD: 120/90 TD: 120/80 TD: 110/80
N: 76x/menit N: 76x/menit N: 80x/menit
SB: 36,9°C SB: 37°C SB: 36,2°C
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit

11.30 Memberikan 11.30 Memberikan 17.45 Memberikan


makanan tinggi makanan tinggi makanan tinggi serat
serat untuk serat untuk untuk mencegah
mencegah mencegah konstipasi
konstipasi konstipasi

11.32 Meninggikan 11.32 Meninggikan kepala 17.47 Meninggikan kepala


kepala tempat tempat tidur 30-45 tempat tidur 30-45
tidur 30-45 derajat derajat selama derajat selama
selama pemberian pemberian pemberian makanan
makanan makanan
11.45 Memonitor asupan 11.45 Memonitor asupan 17.50 Memonitor asupan
makanan makanan makanan

11.47 Memonitor 11.47 Memonitor tetesan 17.57 Memonitor tetesan


tetesan makanan makanan pada makanan pada
pada pompa setiap pompa setiap jam pompa setiap jam
jam

12.20 Kolaborasi 12.20 Kolaborasi 18.20 Kolaborasi


pemilihan jenis dan pemilihan jenis dan pemilihan jenis dan
jumlah makanan jumlah makanan jumlah makanan
enternal enternal enternal
3. Sindrom pasca trauma berhubungan dengan terjadinya kecelakaan
(D0104)

Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal Paraf


Senin/ 17-08-2020 Selasa/ 18-08-2020 Rabu/ 19-08-2020
Waktu Implementasi Waktu Implementasi Waktu Implementasi
08.10 Memonitor TTV 08.10 Memonitor TTV 14.30 Memonitor TTV
TD: 120/90 TD: 120/80 TD: 110/80
N: 76x/menit N: 76x/menit N: 80x/menit
SB: 36,9°C SB: 37°C SB: 36,2°C
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit

09.30 Mengindentifikasi 09.30 Mengindentifikasi 15.00 Mengindentifikasi


adanya keyakinan adanya keyakinan adanya keyakinan
tidak rasional tidak rasional tidak rasional
09.35 Memfasilitiasi 09.35 Memfasilitiasi 15.05 Memfasilitiasi
mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
situasi perasaan situasi perasaan situasi perasaan
muncul dan muncul dan respons muncul dan respons
respons terhadap terhadap situasi terhadap situasi
situasi
09.40 Memfasilitasi 09.40 Memfasilitasi 15.10 Memfasilitasi
memahami rasa memahami rasa memahami rasa
bersalah sebagai bersalah sebagai bersalah sebagai
reaksi umum reaksi umum
reaksi umum
terhadap trauma terhadap trauma
terhadap trauma kecelakaan kecelakaan
kecelakaan
09.45 Bimbing untuk 09.45 Bimbing untuk 15.15 Bimbing untuk
mengakui mengakui kesalahan mengakui kesalahan
kesalahan diri diri sendiri diri sendiri
sendiri

09.50 Mengajarkan 09.50 Mengajarkan 15.20 Mengajarkan


menggunakan menggunakan menggunakan teknik
teknik teknik menghentikan
menghentikan menghentikan pikiran dan
pikiran dan pikiran dan substitusi pikiran
substitusi pikiran substitusi pikiran saat pikiran rasa
saat pikiran rasa saat pikiran rasa bersalah terus
bersalah terus bersalah terus muncul dengan
muncul dengan muncul dengan relaksasi otot
relaksasi otot relaksasi otot
10.00 Mengizinkan 10.00 Mengizinkan 15.30 Mengizinkan
keluarga dan keluarga dan teman keluarga dan teman
teman untuk untuk mendampingi untuk mendampingi
mendampingi pasien pasien
pasien
D. Evaluasi Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisik

Hari/ Tanggal Waktu Evaluasi Paraf


Diagnosa
Senin/17-08-2020 14.00 S:
-Pasien mengeluh nyeri pada rahang bawah
Nyeri Akut b/d Agen - (R) Waktu dikaji Pasien mengatakan nyeri pada
Pencedera Fisik rahang bawah
- (P) nyerinya akibat luka post operasi fraktur
mandibular akibat kecelakaan
- (Q) sensasi nyerinya seperti tertusuk
- (S) skala yang ditunjukkan 5,
- (T) Nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
-Pasien tampak meringis kesakitan
-Pasien tampak mengalami nyeri intensitas
sedang
-Pasien tampak sulit istirahat karena nyeri pada
luka operasi
-Terdapat luka operasi pada mandibular
- TTV:
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
A:
Masalah belum teratasi
Nyeri pasien masih dengan intensitas sedang
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Infus cairan NaCl 20 tpm
2. Inj. Keterolac 2x30 mg
3. Rawat Luka pada mandibula dengan
Gentamicin salep.
Selasa/18-08-2020 14.00 S:
-Pasien mengeluh nyeri pada rahang bawah
Nyeri Akut b/d Agen - (R) Waktu dikaji Pasien mengatakan nyeri pada
Pencedera Fisik rahang bawah
- (P) nyerinya akibat luka post operasi fraktur
mandibular akibat kecelakaan
- (Q) sensasi nyerinya seperti tertusuk
- (S) skala yang ditunjukkan 5,
- (T) Nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
-Pasien tampak meringis kesakitan
-Pasien tampak mengalami nyeri intensitas
sedang
-Pasien tampak sulit istirahat karena nyeri pada
luka operasi
-Terdapat luka operasi pada mandibular
- TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
SB: 37
A:
Masalah belum teratasi
Nyeri pasien masih dengan intensitas sedang
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Infus cairan NaCl 20 tpm
2. Inj. Keterolac 2x30 mg
3. Rawat Luka pada mandibula dengan
Gentamicin salep.
Rabu/19-08-2020 20.00 S:
-Pasien mengeluh nyeri pada rahang bawah
Nyeri Akut b/d Agen - (R) Waktu dikaji Pasien mengatakan nyeri pada
Pencedera Fisik rahang bawah
- (P) nyerinya akibat luka post operasi fraktur
mandibular akibat kecelakaan
- (Q) sensasi nyerinya seperti tertusuk
- (S) skala yang ditunjukkan 4,
- (T) Nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
-Pasien tampak meringis kesakitan
-Pasien tampak mengalami nyeri intensitas
sedang
-Terdapat luka operasi pada mandibular
- TTV:
TD: 110/80 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
A:
Masalah teratasi sebagian
Nyeri pasien masih dengan intensitas sedang
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Infus cairan NaCl 20 tpm
2. Inj. Keterolac 2x30 mg
3. Rawat Luka pada mandibula dengan
Gentamicin salep.

2. Deficit Nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan

Hari/ Tanggal Waktu Evaluasi Paraf


Diagnosa
Senin/17-08-2020 14.00 S:
-Keluarga pasien mengatakan pasien
mengkonsumsi lewat selang
Deficit Nutrisi b/d
-Pasien mengatakan sulit menggerakkan mulut
ketidakmampuan mencerna dan rahang
-Pasien mengatakan sulit mengkonsumsi
makanan
makanan melalui mulut
- kadang pasien meminta mulutnya di basahi
dengan air minum karena terasa kering
O:
-Pasien terpasang NGT no 16
-Pasien diberi asupan nutrisi 200cc/6jam
melalui NGT
- Terdapat luka operasi pada mandibular
- IMT (Indeks Massa Tubuh) : 17,73
Kesimpulan : Berat badan kurang
-TTV:
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
A:
Masalah belum teratasi
Nutrisi pasien belum terpenuhi
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Selang NGT no 16
2. Asupan nutrisi 200cc/6jam
Selasa/18-08-2020 14.00 S:
-Keluarga pasien mengatakan pasien
Deficit Nutrisi b/d mengkonsumsi lewat selang
ketidakmampuan mencerna -Pasien mengatakan sulit menggerakkan mulut
makanan dan rahang
-Pasien mengatakan sulit mengkonsumsi
makanan melalui mulut
- kadang pasien meminta mulutnya di basahi
dengan air minum karena terasa kering
O:
-Pasien terpasang NGT no 16
-Pasien diberi asupan nutrisi 200cc/6jam
melalui NGT
- Terdapat luka operasi pada mandibular
- IMT (Indeks Massa Tubuh) : 17,73
Kesimpulan : Berat badan kurang
-TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
SB: 37
A:
Masalah belum teratasi
Nutrisi pasien belum terpenuhi
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Selang NGT no 16
2. Asupan nutrisi 200cc/6jam

Rabu/19-08-2020 20.00 S:
-Keluarga pasien mengatakan pasien
Deficit Nutrisi b/d mengkonsumsi lewat selang
ketidakmampuan mencerna -Pasien mengatakan sulit menggerakkan mulut
makanan dan rahang
-Pasien mengatakan sulit mengkonsumsi
makanan melalui mulut
- kadang pasien meminta mulutnya di basahi
dengan air minum karena terasa kering
O:
-Pasien terpasang NGT no 16
-Pasien diberi asupan nutrisi 200cc/6jam
melalui NGT
- Terdapat luka operasi pada mandibular
- IMT (Indeks Massa Tubuh) : 17,73
Kesimpulan : Berat badan kurang
-TTV:
TD: 110/80 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
A:
Masalah belum teratasi
Nutrisi pasien belum terpenuhi
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Selang NGT no 16
2. Asupan nutrisi 200cc/6jam

3. Sindrom pasca trauma berhubungan dengan terjadinya kecelakaan

Hari/ Tanggal Waktu Evaluasi Paraf


Diagnosa
Senin/17-08-2020 14.00 S:
- Pasien mengatakan pasien bersalah terhadap
dirinya sendiri,
Sindrom pasca trauma
-Pasien mengatakan telah mengecewakan
berhubungan dengan
orang tuanya,
terjadinya kecelakaan
-Pasien mengatakan ia bodoh karena tidak
mentaati aturan lalu lintas
O:
-Pasien tampak menyalahkan diri sendiri
- pasien tampak sedikit menghindar ketika
ditanya tentang kejadian yang dialaminya
-Pasien tampak menghindari kontak mata
dengan perawat
-TTV:
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
A: Masalah belum teratasi
Pasien masih menyalahkan diri
P: Intervensi dilanjutkan
Selasa/18-08-2020 14.00 S:
- Pasien mengatakan pasien bersalah terhadap
Sindrom pasca trauma dirinya sendiri,
berhubungan dengan -Pasien mengatakan telah mengecewakan
terjadinya kecelakaan orang tuanya,
O:
-Pasien tampak menyalahkan diri sendiri
- pasien tampak tidak menghindar ketika
ditanya tentang kejadian yang dialaminya
-Pasien tampak berkomunikasi baik dengan
perawat
-TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
SB: 37
A: Masalah teratasi sebagian
Pasien masih trauma dengan kejadian yang
dialami
P: Intervensi dilanjutkan

Rabu/19-08-2020 20.00 S:
- Pasien mengatakan pasien bersalah terhadap
Deficit Nutrisi b/d dirinya sendiri,
ketidakmampuan mencerna -Pasien mengatakan telah mengecewakan
makanan orang tuanya,
O:
- pasien tampak tidak menghindar ketika
ditanya tentang kejadian yang dialaminya
-Pasien tampak berkomunikasi baik dengan
perawat
-TTV:
TD: 110/80 mmHg
N: 76x/menit
R: 20x/menit
SB: 36,9
A: Masalah teratasi sebagian
Pasien mulai menerima kejadian yang
menimpanya
P: Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai