Anda di halaman 1dari 125

77

LAPORANPENGALAMANLAPANGANINDUSTRI

Pekerjaan:
TAMBANGBATUBARAPT.MANDIRIINTIPERKASA(MIP)
DesaSesayap,KecamatanSembakung,KabupatenNunukan, Provinsi
Kalimantan Utara.

(Topik Bahasan: “Pengaruh Spontaneous Combustion Terhadap Kualitas


BatubaraDenganJarak±30cmdariTitikBatubarayangTerbakarPadaROM
Intermediate-1 PT. Mandiri Intiperkasa (MIP), Kabupaten Nunukan,
KalimantanUtara”)

Diajukan SebagaiSalahSatuSyarat
Dalam MenyelesaikanProgramD-3TeknikPertambangan

Oleh:
ANGGUNGITAPUTRI
BP/NIM:2016/16080010

Konsentrasi :TambangUmum
Program Studi :D-3TeknikPertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITASNEGERIPADANG
2019
LEMBARPENGESAHAN
LAPORANPENGALAMANLAPANGANINDUSTRI

mandirkoa
Fl.2-ingiomom.1w·

Laporanlni
DisampaikanUntukMemenuhiSebagianDariPersyaratanPenyelesaian
KegiatanKerjaP;aktek lndustriPT.Mandiri Intiperkasa (MIP),Desa
Sesayap,Kecamatan Sembakung, KabupatenNunukan, Provinsi
Kalimantan Utara,
YangdilaksanakanDariTanm,>al31Januaris/d5April2019

Oleh:

ANGGUNGITAPUTRI
'.?016/16080010

Mengetahui,

Opera.<iionalManager
PTMandiri lntiperk:lsa

.
Krishna Blassmarn
NP1049

ii
LEMBARPENGESAHAN
KEGIATANPLI

Laporan ini DisampaikanUntuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Pengalaman Lapaogan lndustri (PLI)Ff-UNP Padang
Semester Januari-Juni 2019

Oleh:

Nama
:AnggunGitaPutri
BP/NIM
:2016/16080010
Konsentrasi :TambangUmum
ProgramStudi
:D-3TekoikPertambangan

Dipcriksadandisyabkanoleh:

NIP.195412301982031003

a.oDekanFT-UNP

ii
80

BIODATA
I. Data Diri
NamaLengkap :AnggunGita Putri
No. Buku Pokok :2016/16080010
Tempat / Tanggal lahir :Sasak,12Juli1997
Jenis Kelamin :Perempuan
Nama Bapak :BangunSugito
NamaIbuk :Yuliasni
Jumlah Bersaudara :3 Bersaudara
AlamatLengkap :Kej.Ps.lamo,Kec.SasakRanahPasisie,
Kab.Pasaman Barat,Prov.SumateraBarat

II. Data Pendidikan


Sekolah Dasar :SD N 05 Sasak Ranah Pasisie
Sekolah Lanjutan Pertama :SMPN01SasakRanahPasisie
Sekolah Lanjutan Atas :SMA N 01 Luhak Nan Duo
Perguruan Tingi :Universitas Negeri Padang

III. PraktekLapangan Industri


TempatPLI :PT.Mandiri Intiperkasa(MIP)
TanggalPLI :30 Januari– 5 April 2019
Topik PLI : “Pengaruh Spontaneous Combustion

TerhadapKualitasBatubaraDenganJarak

±30 cm dari Titik Batubara yang Terbakar

Pada ROM Intermediate-1 PT. Mandiri

Intiperkasa (MIP), Kabupaten Nunukan,

Kalimantan Utara”

iii
81

RINGKASAN

Pengaruh Spontaneous Combustion Terhadap Kualitas Batubara Dengan

Jarak±30cmdariTitikBatubarayangTerbakarPadaROMIntermediate-1 PT.

Mandiri Intiperkasa (MIP), Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara

(Anggun Gita Putri, 16080010, 2019, 115 Halaman)

Batubara merupakan bahan bakar padat organik yang berasal daribatuan


sediment yang terbentuk dari sisa bermacam-macam tumbuhan purba dan
menjadipadatyangdisebabkankarenatetimbun lapisandiatasnya.Semakinlama
batubara yang terekspos dengan udara, maka semakin besar kemungkinan
batubara tesebut mengalami oksidasi yang berarti semakin besar kemungkinan
terjadinya Spontaneous combustion (swabakar).
Spontaneous combustion atau Self combustion adalah proses terbakar
dengan sendirinya batubara akibat reaksi oksidasi eksotermis yang terus
menyebabkan kenaikan temperatur. Fenomena yang terjadi pada batubara pada
waktu batubara tersebut disimpan atau di stock di storage / stockpile dalam
jangka waktu tertentu. Di PT Mandiri Intiperkasa tidak ada tindakan langsung
mengenai masalah Spontaneous Combustion tersebut. Dari hasil sampel yang
penulis ambil dari lapangan dan melakukan analisis proximate untuk mengetahui
kualitas batubara yang terbakar tersebut, dengan pembanding data batubarayang
masih fresh dari tambang. Dari hasil analisa sampel batubara yangterbakar
tersebut terjadinya deviasi dari kualitas batubara yang masih fresh. Parameter
kualitas yang penulis ambil yaitu Nilai TM (Total Moisture), NilaiASH (Kadar
Abu), dan Nilai CV (Calori Value).

KataKunci : Spontaneous Combustion, Analisis Proximate

iv
82

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman
Lapangan Industri di PT. Mandiri Intiperkasa (MIP). Penyusunan laporan dibuat
untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Pengalaman Lapangan Industri yang
dilaksanakan pada 31 Januari s/d 5 April Semester Januari-Juni 2019.
Dalam proses penyusunan laporan, dilakukan berdasarkan data hasil
pengamatan dan tinjauan langsung yang dilakukan di PT. Mandiri Intiperkasa
(MIP). selain itu juga berdasarkan referensi pustaka dari perusahaan, serta buku
panduan Laporan Pengalaman Lapangan Industri di Universitas Negeri Padang.
Dalam menyelesaikan semua kegiatan ini, penulis di bantu oleh beberapa pihak,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas fasilitas, saran, serta bimbingannya dengan penghargaan setinggi-
tingginya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikamat berupa kesehatan

dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan

baik dan lancar.

2. Teristimewa kepada Ibu dan Ayah yang selalu bersemangat, tidak pernah

bosan, dan telah memberikan dukungan, dorongan serta doa yang ikhlas

kepada penulis untuk meyelesaikan Laporan Pengalaman Lapangan

Industri.

3. Bapak Drs.Raimon Kopa., M. T dan Heri Prabowo., S.T., M.T selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Ansosry, ST., MT selaku Ketua Prodi D3 Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

v
83

5. Bapak Ali Basrah Pulungan., S.T.,M.T selaku Kepala Unit Hubungan

Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

6. Bapak Dr. Yunasril M.T selaku Dosen Pembimbing Jurusan Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

7. Bapak M Robert Boro selaku Kepala Teknik Tambang/General Manager

PT Mandiri Intiperkasa site Krassi yang telah memberikan kesempatan

untuk bisa melaksanakan kegiatan Pengalaman Lapangan Industri.

8. Bapak Edi Marlon sebagai General Manager OperasionalPT Mandiri

Intiperkasa yang telah memberikan kesempatan untuk bisa melakukan

kegiatan pengalaman Lapangan Industri.

9. Pak Rochmad selaku DeputySite Manager yang telah memberikan arahan

dan saran selama kegiatan Kerja Praktek.

10. Pak Krishna Blassmara selaku Manager Operasional yang telah banyak

memberikan saran, arahan, masukan dan semangat dalam kegiatan di PT

Mandiri Intiperkasa.

11. Ibu Damania Putri selaku HRD site PT Mandiri Intiperkasa yang telah

memberikan Kesempatan Untuk melakukan Kegiatan Pengalaman

Lapangan Industri

12. Pak Fahriadi dan Pak Maulid selaku pembimbing Lapangan yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama kegiatan kerja praktik

PT Mandiri Intiperkasa.

13. Bapak Toni F, Bapak Mike, Bapak Hasan, Bapak Alex, Bapak Laode,

BapakAgung,PakArdi,PakRijal,PakIwan,PakIyan,PakLubis,Pak

vi
vi
84

Gilang, Pak Muis, Pak Toni Irawan, Pak Teddy, Pak Haris, Pak Kama,

Bang Madin, Bang Wisnu, BangRifai, BangDiki, BangAzwal, Kak Fitri,

Kak Viola, Kak Rani, Kak Chiko, Kak Sari, Kak Devina, Pak Agus, Pak

Eko, Pak Syamsudin, Pak Didik, Pak Hasim, Pak Adit, Pak Mumun, Pak

Andi, Bapak Herdi, atas ilmu, bantuan, keramahan serta kebersamaannya

selama kegiatan Pengalaman Lapangan Industri.

14. SeluruhKaryawanPTMandiriIntiperkasayangtelahpedulidanbaik selama

saya kerja praktek di PT Mandiri Intiperkasa.

15. Teman-temanFamilyyangtelahmensupportlancarnyapenulisdalam

membuat laporan.

16. Semua pihak yangtelah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktek

Lapangan Industri ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan,bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Laporan
Pengalaman Lapangan Industri ini bermanfaat terutama untuk penulis sendiri,
perusahaan dan bagi yang membaca.

Padang,Maret2019
Penulis

AnggunGita Putri

vii
85

DAFTARISI
Halaman
HALAMANJUDUL------------------------------------------------------------------i
HALAMANPENGESAHAN-------------------------------------------------------ii
BIODATA------------------------------------------------------------------------------iii
RINGKASAN--------------------------------------------------------------------------iv
KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------v
DAFTARISI---------------------------------------------------------------------------viii
DAFTARGAMBAR------------------------------------------------------------------x
DAFTARTABEL---------------------------------------------------------------------xiii
DAFTARLAMPIRAN---------------------------------------------------------------xiv

BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------1
A. LatarBelakangPLI 1
1. TujuanPLI 2
2. ManfaatPelaksanaanPLI 2
B. Deskripsi Perusahaan 3
1. SejarahPerusahaan 3
2. Struktur Organisasi 3
3. Visidan Misi 4
4. TenagaKerja 5
5. JamKerja 5
C. LokasidanKesampaianDaerah 6
1. WilayahPenambangan 8
2. KeadaanGeologi 9
3. Keadaan IklimdanCurahHujan------------------------------------------------17
4. PenyebaranEndapan Batubara 18
D. DeskripsiKegiatandi Lapangan 25
1. SistemPenambangan 25
2. QualityControl (KontrolKualitas)---------------------------------------------45
3. Environment(Lingkungan) 49

viii
86

4. Safety(Keselamatan Kerja) 55
5. CommunityDevelopment 58
E. PeralatanPenambangan 61
1. AlatTambangUtama 61
2. AlatPenunjangTambang 64
F. PerencanaanKegiatanPLI 67
G. PelaksanaanKegiatanPLI 68
1. TahapPraPLI 68
2. KegiatanOrientasi Lapangan 69
H. Hambatandan Penyelesaian 71
I. Temuan Menarik 71

BABIITOPIK BAHASAN----------------------------------------------------------76
A. LatarBelakangPemilihan Topik 76
B. KajianTeoritis 78
1. Spontaneous Combustion 78
2. PengukuranTemperatur 79
3. AnalisaSampelBatubara 79
4. KompisitKualitasBatubara 80
5. ManajementStockpile 81
6. FungsiManajementStockpile 82
C. PembahasandanPengolahanData-------------------------------------------------83
1. Pembahasan 83
2. PengolahanData 86

BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------91


A. Kesimpulan 91
B. Saran 92

DAFTARPUSTAKA-----------------------------------------------------------------93
LAMPIRAN---------------------------------------------------------------------------94

ix
87

DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar1.StrukturOrganisasiPerusahaanMIP--------------------------------------4

Gambar2.PetaIndeks LokasiMIP 7

Gambar3.PetaLokasidanKesampaianDaerahMIP---------------------------------8

Gambar4.PetaPembagianBlockWilayahPenambanganMIP----------------------9

Gambar5.KolomStratigrafiCekunganTarakan-------------------------------------14

Gambar6.PetageologiwilayahPKP2B MIP-----------------------------------------16

Gambar7.StratigrafiFormasi PembawaBatubara MIP-----------------------------21

Gambar8.Kagiatanpemboran diblock BJobsiteMIP-------------------------------27

Gambar9. HasilCoring diblockBJobsite MIP--------------------------------------28

Gambar10.Alur Kegiatan TeamSurveyMIP----------------------------------------30

Gambar11.Up datesituasimingguanMIP--------------------------------------------31

Gambar12.AlurkegiatanGeotek MIP------------------------------------------------32

Gambar13. Alurkegiatan Mineplan MIP--------------------------------------------34

Gambar14.KegiatanMaintenestareaOpenchannel---------------------------------35

Gambar15.AreayangsudahdilandclearingMIP-------------------------------------36

Gambar16.Loading OBdi Pit PT. MKP---------------------------------------------37

Gambar17.LoadingBatubaradiSeamA2PT. RML----------------------------------39

Gambar18.Collectdirty coal HitachiPC 200-279----------------------------------40

Gambar19.AlurProsesPengolahanBatubara----------------------------------------41

Gambar20.ProsesPengolahanBatubara----------------------------------------------42

Gambar21. AlurProsesBarging 44

Gambar22.ProsespengisianTongkangCPP 1---------------------------------------44

x
88

Gambar23.DeskripsiCutting Hasil Pemboran--------------------------------------46

Gambar24.HasilDataKualitas Pemboran Seam A2PT. MIP---------------------46

Gambar25.PengambilanSampelTest Pit--------------------------------------------47

Gambar26.Areayangsudah direklamasi---------------------------------------------50

Gambar27.Nursery Environment 51

Gambar28.PengukuranPHairdanpemberiantawasdiSPdomestik-----------------54

Gambar29.KegiatanInspeksi 56

Gambar30.PengecekanPos-Pos Ceker----------------------------------------------56

Gambar31.Pemantauan aktivitasunityangberoperasi------------------------------57

Gambar32.Indetifikasi Unit yangamblas--------------------------------------------57

Gambar33.KegiatanRutinMingguanSafetyTalk------------------------------------58

Gambar34.KegiatanpenanamanpadidiDesa Menjelutung------------------------60

Gambar35. Komatsu PC 400-289 61

Gambar36.DumpTruckScania-1066-------------------------------------------------62

Gambar37.Hight Dump TruckKomatsu-198---------------------------------------63

Gambar38.Articulated DumpTruckKomatsu-4142--------------------------------63

Gambar39.Belt Conveyor CPP 2 64

Gambar40. BulldozerKomatsu 375A-151------------------------------------------65

Gambar41.MottorGrader Komatsu-525--------------------------------------------65

Gambar42.PompaMulti Flow-7120--------------------------------------------------66

Gambar43.FuelTruckScania-625 67

Gambar 44. Kondisi Batubara yang Terbakar pada ROM Intermediate-1

dengan Asap Tebal dan Hitam serta Berbau Belerang------------72

xi
89

Gambar45. Komatsu PC 400-289 72

Gambar46.Collect Dirty Coal FloorA4 PTRMLdenganUnit Hitachi

PC200-271 73

Gambar47.WashingPlantyangterdapatpadaareaROM----------------------------73

Gambar48.Timbunan Batubaradirtycoalyangtelahmelewatiproses

WashingPlant 74

Gambar49.Kegiatan PenjahitanKarpetGeotekstil areaCPP 3--------------------74

Gambar50.ProsesAlurTerjadinyaSpontaneousCombustion----------------------79

Gambar51.IlustrasiAngindenganTumpukanBatubara-----------------------------85

xii
77

DAFTARTABEL

Halaman

Tabel1.JumlahManPowerMIP 5

Tabel2. JamMasuk KerjaShiff 1 6

Tabel3. JamMasuk KerjaShiff 2 6

Tabel4.TrenHujan10TahunanPT.MandiriIntiperkasa (MIP)---------------------17

Tabel5.Kisarankualitas batubaramasing-masing SeamBlokB-------------------23

Tabel6 Jumlah Unit PCPT. MKP 38

Tabel7. Jumlah Unit PCPT. RML 38

Tabel8.Jenis TumbuhanReklamasidenganRevegetasiPT.MIP-------------------51

Tabel9.PelaksanaanKegiatanPraktik Lapangan Industri--------------------------67

Tabel10.Pengukuran Temperatur 79

Tabel11.Pengukuran Temperatur 84

Tabel12.HasilPengukuranTemperaturTumpukanBatubara

ROMIntermediate-1 85

Tabel13 .Komposit HasilTestpit SeamA2 SubpitA2 utara-----------------------85

Tabel14.KompositHasilAnalisaSampelBatubarayangmengalami

SpontaneousCombustionsertaSuhu Batubara--------------------------89

xiii
78

DAFTARLAMPIRAN

Halaman

LAMPIRANA.TimescheduleKegiatanPLI-----------------------------------------94

LAMPIRANB.AlurProsesKegiatanPenambanganPT.MIP-----------------------95

LAMPIRANC.DokumentasiKegiatanPLI------------------------------------------96

LAMPIRAND.SuratKeteranganTelahSelesaiPLI---------------------------------104

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Magang 2

Magang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap

mahasiswa program studi D3 dan S1 Jurusan Teknik Kimia Uki Paulus untuk

menyelesaikan program studi. Magang merupakan mata kuliah wajib pada

semester akhir dengan bobot 4 sks, dimana pelaksanaannya meliputi tiga

kegiatan pokok yaitu: kegiatan pengalaman lapangan dan penyusunan laporan

ilmiah serta diseminasi.

Tujuan umum dari Magang adalah untuk mendapatkan/menggali

pengetahuan dan pengalaman praktis di lapangan/industri, memupuk sikap dan

etos kerja mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja,

serta mampu membahas suatu topik yang ditemui di lapangan melalui metode

analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu laporan Magang.

PT. Mandiri Intiperkasa salah satu industri pertambangan yang bergerak

dalam penambangan terbuka batubara yang terletak di Desa Sesayap,

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.

Sebagai salah satu perusahaan pemegang PKP2B (Perjanjian Kontrak

Penambangan Batubara) Generasi II No. 008/PK/PTBA/1994. Luas area

PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa adalah 9.240 Ha.

1
2

1. Tujuan Magang

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Magang ini sebagai berikut :

a. Meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri penulis dalam memasuki

dunia kerja nantinya

b. Mengaplikasikan ilmu yang sudah penulis peroleh selama dibangku

perkuliahan dan pada saat di dunia kerja

c. Melihat, mengamati, dan mempraktekkan secara langsung berbagai

kegiatan penambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan

d. Membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan dimasa

mendatang dengan penuh tanggung jawab

e. MenyusunsebuahlaporansebagaisyaratuntukmelengkapikegiatanPLI.

2. Manfaat Magang

Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan Magang ini sebagai berikut :

a. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh

penulis selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri.

b. Memberikan pemahaman empiris tentang dunia industri secara umum dan

segala hal.

c. Tumbuhnya rasa kedisiplinan yang tinggi bagi penulis dalam berbagai

aspek.

d. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung dalam dunia industri

melalui aktifitas dan pemahaman yang di temukan di industri.


3

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT.Mandiri Intiperkasa merupakan perusahaan batubara yang berdiri pada

tanggal 15 angustus 1994 dengan Perjanjian Karya Pengusahaan

Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi II No. 008/PK/PTBA/1994.

Penggunaan APL (area penggunaan lain/non kehutanan) diatur oleh

KepMenHut No.79/kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001. Dan untuk kegiatan

produksi diatur oleh SK Mentri ESDM No. 241.K/40.00/DJG/2004 tanggal05

Juni 2004, berlaku hingga 04 Juni 2034. PKP2B PT Mandiri Intiperksa

berada di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan dan Kecamatan

Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara. Luasarea

PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa adalah 9.240 Ha dengantarget produksi

batubara tahun 2019 sebesar 3.500.000 ton batubara.

2. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sebuah wadah atau tempat berkumpulnya

sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis,

terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam rangka mengoptimalkan

kekuatan yang dimiliki dan menangkap peluang yang ada, diperlukan suatu

struktur organisasi yang dinamis dan adaptif dalam menghadapi persaingan

usaha yang semakin kompetitif. Struktur organisasi PT. Mandiri Intiperkasa

disusun sedemikian rupa agar mampu mengantisipasi kebutuhan dan

perkembangan organisasi baik untuk saat ini maupun untuk masa depan.
4

Sumber:Dept. SafetyPT. MandiriIntiperkasa(MIP)


Gambar1.StrukturOrganisasiPT.Mandiri Intiperkasa (MIP)

3. Visidan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi produsen batubara kelas dunia dengan sistem penambangan

berkualitas, aman dan lindung lingkungan.

b. Misi Perusahaan

1) Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan

jaminan kualitas, tepat waktu dan berkelanjutan.

2) Optimalisasi sumberdaya manusia yang unggul dan menjamin

kemitraan yang saling menguntungkan dengan para pemangku

kepentingan.
5

4. Tenaga kerja

Jumlah Man Power PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) yang bekerja pada

Jobsite PT.Mandiri Intiperkasa (MIP) sebanyak2.047 orang, terdiri dari:

No Perusahaan JumlahManPower

1 MIP 222

2 MKP 864

3 RML 574

4 MHA 153

5 ABP 22

6 Praba 16

7 MPM 2

8 GMS 3

9 MBE 1

10 SCI 31

11 CAS 128

12 BKR 39

Sumber: Dept. Safety PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)


Tabel1. Jumlah ManPower PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)
6

5. Jam Kerja

Jadwal kegiatan penambangan pada Jobsite PT.Mandiri Intiperkasa (MIP)

terdiri dari 2 Shiff dengan lama kerja 12 jam kerja sebagai berikut :

Tabel2.JamMasuk Kerja Shiff 1


Senin-Minggu Jum'at
Kegiatan Waktu Durasi Kegiatan Waktu Durasi
KerjaProduktif1 06.00-12.00 6jam KerjaProduktif1 06.00-11.30 5,5jam
Istirahat 12.00-13.00 1jam Istirahat 11.30-13.30 2jam
KerjaProduktif2 13.00-18.00 5jam KerjaProduktif2 13.30-18.00 4,5jam
TotalWaktuKerjaProduktif 11jam TotalWaktuKerjaProduktif 10jam

Tabel 3.JamMasuk KerjaShiff 2


Senin-Minggu Jum'at
Kegiatan Waktu Durasi Kegiatan Waktu Durasi
KerjaProduktif1 18.00-00.00 6Jam KerjaProduktif1 18.00-00.00 6Jam
Istirahat 00.00-01.00 1Jam Istirahat 00.00-01.00 1Jam
KerjaProduktif2 01.00-06.00 5Jam KerjaProduktif2 01.00-06.00 5Jam
TotalWaktuKerjaProduktif 11Jam TotalWaktuKerjaProduktif 11Jam

Sumber: Dept. Safety PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)

C. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif lokasi PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) berada

di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan dan Kecamatan Sesayap

Hilir, Kabupaten Tanah Tidung, Provinsi Kalimantan Utara. Lokasi tambang

berdekatan dengan Desa Manjalutung yang terletak di sebelah Selatan

tambang. Batas-batas administrasi wilayah penambangan batubara. Luas

PKP2B PT MIP adalah 9.240 Ha dengan batas koordinat geografis paling

Selatan adalah 3º37’12” LU, paling Utara 3º43’54” LU, paling Timur

117º16’6” BT, dan paling Barat 117º11’0” BT.


7

Sumber:Dept. Engineering PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)


Gambar2.Peta Indeks Lokasi PT.Mandiri Intiperkasa (MIP)

Lokasi PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) dapat dicapai dari Kota Padang dengan
rute perjalanan sebagai berikut :
1. Dari Bandara Internasional Minang Kabau Padang menuju Bandara
Internasional Soekarno-Hatta Jakarta dengan pesawat udara ditempuh dalam
waktu 1,5 jam, dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta menuju
Bandara Juwata Tarakan dengan pesawat udara ditempuh dalam waktu 4 jam.
2. Dari Tarakan menuju lokasi tambang PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) dengan
menggunakan speed boat dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam.
Rute yang dilalui adalah Tarakan – Sungai Tibi – Tanah Merah – Sungai
Limuangkayam – Sungai Lagup.
3. Perjalanan menuju bagian Selatan lokasi tambang PT. Mandiri Intiperkasa
(MIP) dengan menggunakan speed boat dan ditempuh dalam waktu kurang
lebih 1,5 – 2 jam. Jalur yang dilalui menuju bagian selatan lokasi tambang
adalah Tarakan – Sungai Sesayap Selatan – Desa Manjalutung.
8

Sumber: Dept.Engineering PT.Mandiri Intiperkasa (MIP)


Gambar3.Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT.Mandiri Intiperkasa (MIP)

1. Wilayah Penambangan PKP2BPT.Mandiri Intiperkasa (MIP)

Wilayah penambangan PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) dibagi

menjadi 3 blok penambangan dengan luas 9.240 Ha. Blok A terletak di

sebelah utara wilayah tersebut, Blok B terletak di sebelah timur wilayah

tersebut sedangkan Blok C terletak di sebelah selatan wilayah tersebut. Pada

Blok A sudah selesai ditambang sehingga tidak ada lagi aktivitas

penambangan di Blok A. Pada Blok B saat ini dilakukan aktivitas

penambangan yang dibagi menjadi beberapa pit penambangan yaitu Pit B

Utara, Pit B Tengah, Pit B Barat, Pit B Selatan dan Pit B Rawa Seribu. Pada

tahun 2015 aktivitas penambangan hanya dilakukan pada Pit B Rawa Seribu
9

karena pit penambangan yang lain sudah selesai ditambang. Pada Blok C

belum mulai ditambang namun hanya ada aktivitas eksplorasi.

Sumber:Dept.Engineering PT.Mandiri Intiperkasa(MIP)


Gambar4. Peta Pembagian Block Wilayah Penambangan PT.Mandiri
Intiperkasa (MIP)

2. KeadaanGeologi

a. Geomorfologi

Daerah Sesayap merupakan bagian dari Cekungan Tarakan, Sub

Cekungan Tarakan, yang terbentuk pada Zaman Miosen Tengah hingga

Miosen akhir. Cekungan Tarakan ini di bagian barat dibatasi olehTinggian

Kucing, bagian utara dibatasi oleh Tinggian Sampurna, bagian selatan

dibatasi oleh Pegunungan Mangkalihat, dan membuka kearah Timur

hingga ke Selat Makassar. Cekungan Tarakan berupa cekungan berbentuk

busur yang terbuka ke Timur ke arah Selat Makassar dan terus meluas ke

Utara hingga zona subduksi dengan cekungan Tinggian.


10

Sampurna di bagian Utara Pulau Kalimantan. Cekungan Tarakan terbagi

menjadi empat sub cekungan, yaitu Sub-Cekungan Tarakan, Sub-

Cekungan Tidung, Sub-Cekungan Berau, dan Sub-Cekungan Muara.

Morfologi pada daerah kajian berupa dataran rendah yang sebagian

besar merupakan daerah rawayang cukup luas dengan elevasi antara50-

100 mdpl. Daerah perbukitan tedapat di sebelah Barat dari lokasi

penelitian. Sungai yang mengalir pada lokasi penelitian berpola dendritik

dengan sungai terbesar yaitu Sungai Sesayap. Sungai Sesayap dan sungai

kecil di daerah penelitian bermuara di Teluk Makassar.

b. Stratigrafi Regional

Stratigrafi regionaldari daerah penelitian terdiri dari sedimen pra-

tersier, tersier, dan kurter. Stratigrafi pada daerah penelitian termasuk

stratigrafi Seminggaris Sesayap. Batuan tersier tertua dinamakan Formasi

Danau yang tersusun atas batuan yang mengalami tektonik kuat danbatuan

metamorf. Di atas Formasi Danau terdapat Formasi Sembakung yang

tersedimentasi pada zaman Eosen Tengah. Formasi Sembakung terdiri dari

atas batupasir merah dan konglomerat pada bagian bawah dan batulumpur

yang kaca karbon dan fosil pada bagian atas. Formasi Danau dan

Sembakung merupakan batuan dasar dari Cekungan Tarakan.

Stratigrafi di atas Formasi Danau dan Sembakung dibagi menjadi 5 siklus

berdasarkanwaktu pembentukannya yaituEosen akhir-Oligosenawal, Miosen

awal-Miosen tengah, Miosen tengah-Miosen akhir, Pliosen, dan Kuarter.


11

1) Siklus Eosen Akhir-Oligosen

Pada masa ini formasi yang terbentuk adalah Formasi Sujau, Formasi

Seilor, dan Formasi Mangkabua.

a) FormasiSujau

Formasi Sujau terdiri dari batuan klastik kasar yang merupakan

batuan konglomerat, batupasir, maetiral vulkanik di bagian bawah,

dan serpih dengan sisipan batupara, serta batugamping dengan

interkalasi napal di bagian atas. Formasi ini memiliki ketebalan 1000

meter.

b) Formasi Seilor

Formasi Seilor terdiri dari batugamping dan diendapkan di

lingkungan laut dengan ketebalan 100-150 meter

c) Formasi Mangkabua

Terdiri dari batuserpih laut dan napal yang diendapkan ke arah

cekungan di atas Formasi Seilor.

2) Siklus Oligosen Akhir-Miosen Tengah

Pada masa ini formasi yang terbentuk adalah Formasi Tempilan,

Formasi Tabalar, dan Formasi Birang.

a) FormasiTempilan

Formasi Tempilan terdiri dari batuan klastik basal dengan perlapisan

batupasir, tuf, serpih, dan sisipan batubara.

b) FormasiTabalar

FormasiTabalarterdiridaribatugampingmicrititicdan napal.
12

c) Formasi Birangdan Naintupo

Formasi Birang terdapat di Sub- Cekungan Muara dan ekuivalen

dengan Formasi Naintupo di Sub-Cekungan Tarakan. Kedua formasi

ini terdiri dari perselingan batupasir-batuserpih, napal dengan lapisan

batugamping. Ketebalan formasi ini meningkat dari 200 meter

menjadi 800 meter ke arah cekungan

3) Siklus Miosen Tengah-Miosen Akhir

Formasi yang terbentuk pada masa ini adalah Formasi Meliatatau

Lati, Formasi Tabu, Formasi Santul, dan Formasi Manumbar

a) Formasi Meliat atau Latih

Formasi Latih terdapat pada Sub-Cekungan Muara. Pada Sub-

Cekungan Muara, formasi ini terdiri dari batupasir kasar dan batuan

serpih karbonan. Formasi Meliat terdapat di Sub-Cekungan Tarakan.

Pada formasi ini terdiri dari batupasir kasar, serpih karbonan, dan

batugamping tipis.

b) Formasi Tabul

Pada Sub-Cekungan Tarakan terdapat formasi Tabul yang

terendapkan di atas formasi Meliat. Formasi Tabul terdiri dari

batupasir, batulanau, dan serpih dengan sedikit gamping dan lapisan

batubara yang tipis.Formasi Tabul memiliki ketebalan 1.500 meter

hingga 3.500 meter.


13

c) Formasi Santul

Formasi Santul terendapkan pada masa Miosen akhir yang tediri dari

batupasir, batulanau, dan batu lempung yang berinteraksi dengan

batubara.

d) Formasi Manumbar

Di atas formasi Latih pada Sub-Cekungan Muara terdapat formasi

Menumbar yang terdiri dari batulempung, karbonatan, napal, dan

batugamping yang menjari. Formasi ini ekuivalen dengan Formasi

Tabul dan Formasi Santul di bagian Utara Cekungan Tarakan.

4) Siklus Pliosen

Formasi yang terbentuk pada masa ini adalah Formasi Tarakan dan

Formasi Domaring.

a) FormasiTarakan

Formasi ini terdapat pada Sub-Cekungan Tidung dan Sub-Cekungan

Tarakan. Formasi Tarakan terdiri dari batu pasir, serpih, batu

lempung, batu lanau dan lapisan batubara.

b) Formasi Domaring atau Sajau

Formasi Dormaring terdapat pada Sub-cekungan Muara dan Sub-

Cekungan Berau bagian Barat yang terdiri dari batugamping. Pada

bagian Timur Sub-Cekungan Muara dan Berau formasi ini disebut

Formasi Sajau yang terdiri daribatu napal dan serpih.


14

5) Siklus Kuarter/Pleistosen

Formasi yang terbentuk pada masa ini adalah Formasi Bunyu dan

Formasi Waru.

a) FormasiBunyu

Formasi ini terendapkan di atas Formasi Tarakan selama fase

transgresi. Litologi Formasi Bunyu terdiri dari batupasir tebal dan

kasar, batupasir konglomeratan, batu lempung, batu serpih, dan

batubara lignit.

b) FormasiWaru

Formasi ini terdapat di Sub-Cekungan Muara dan Berau yang terdiri

dari batu gamping, batu napal, dan batu pasir.


15

Sumber: Achmaddan Samuel,1984; Lentinidan Darman, 1996


Gambar 5.Kolom Stratigrafi Cekungan Tarakan

c. Struktur Geologi

Struktur geologi pada daerah kajian adalah lipatan dan sesar yang

umumnya berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Struktur

geologi yang terdapat pada daerah kajian merupakan sesar-sesar turun dan

mendatar serta lipatan. PadaCekungan Tarakan terdapat 5 busur atau

antiklin besar terutama di bagian Barat.Busur-busur tersebut merupkan

tekukan menunjam yang berarah tenggara dan didibentuk oleh transpresi

timurlaur –baratdaya.
16

Struktur geologi pada daerah tambang sangat dipengaruhi oleh adanya

sesar mendatar, sesar turun, dan lipatan. Endapan batubara terbagi dua

berdasarkan struktur geologi yang mempengaruhinya. Pada batu bara

sebelah Barat dipengaruhi oleh patahan dan batubara sebelah Timur

dipengaruhi oleh lipatan berupa sinklin dan antiklin. Di sebelah Barat

endapan batubara mempunyai jurus perlapisan berarah Utara Selatan dengan

arah kemirin ganke Barat. Disebelah Timur endapatan batu bara mempunyai

arah Barat Laut – Tenggaradengan arah kemiringan batu bara Utara Selatan.

BatasPitTahun2016, 2017,

BatasPitTahun2016, 2017,

Sumber:Dept. Engineering PT.Mandiri Intiperkasa(MIP)


Gambar6. Peta geologi wilayah PKP2BPT. Mandiri Intiperkasa (MIP)
17

3. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Wilayah Penambangan PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) Daerah

Desa Krassi – Sesayap, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memiliki

iklim yang sama dengan iklim di daerah Indonesia pada umumnya, yaituiklim

tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi. Seperti kebanyakan daerah

Nunukan memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi,

yaitu berkisan antara 22o C sampai dengan 36o C. Dengan metode

penambangan terbuka seluruh aktivitas pekerjaan berhubungan langsung

dengan udara bebas, sehingga iklim yang ada berdampak langsung pada

operasional. Daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau danmusim

hujan.

TrenHujan10Tahunan

(2008-2018)

Jumlah Rainfall (mm) Avg Tahunan (mm)


Bulan
(2008-2018) (2008-2018)

Januari 2279,59 227,959

Februari 1875,22 187,522

Maret 1949,73 194,973

April 2128,45 212,845

Mei 2409,29 240,929

Juni 2117,91 211,791

Juli 2539,43 253,943

Agustus 2743,38 274,338


18

September 2388,73 238,873


Oktober 2334,55 233,455

November 2104,09 210,409

Desember 2393,31 239,331

Sumber:Dept.EnvironmentPT.Mandiri Intiperkasa(MIP)
Tabel4.Tren Hujan10 Tahunan PT.Mandiri Intiperkasa (MIP)

4. Penyebaran Endapan Batubara

a. Penyebaran Lapisan Batubara Blok B

Sebaran lapisan batubara Blok B diketahui berdasarkan data dari 214

singkapan dan 727 penampang lubang bor. Pada Blok B dijumpaisebanyak

13 Seam, yaitu Seam A1, Seam A2, Seam A3, Seam A4, SeamA5, Seam

A6, Seam A7, Seam A8, Seam A9, Seam A10, Seam A11, SeamA12 dan

Seam A13.

Perincian masing-masing seam yang terdapat pada blok ini adalah

sebagai berikut :

1) Seam A1

Penyebaran seam ini dari Blok A menerus ke arah Selatan di Blok

B, diidentifikasi 211 datapemboran.Seam A1 adalah seam paling

muda (berada paling atas) dalam urutan stratigrafi lokal. Ketebalan

seam ini berkisar antara > 0,4 – 1,94 meter.

2) Seam A2

Seam ini diidentifikasikan dengan 148 data pemboran. Ketebalan

seamini berkisar antara>0,30–5,4 meter.Data yang menunjukkan


19

ketebalan Seamini > 1,00 meter adalah 97 data titik bor. Seam A2

penyebaran dan kemenerusannya juga dijumpai pada Blok A.

3) Seam A3

Seam ini diidentifikasikan dengan 74 data pemboran. Ketebalan

Seam ini berkisar antara > 0,25 – 3,2 meter. Data yangmenunjukkan

ketebalan Seam ini > 1,00 meter adalah 38 data bor.

4) Seam A4

Seam ini diidentifikasikan dengan 224 data pemboran dan

pengamatan singkapan. Ketebalan Seam A4 berkisar antara 0,20 –

6,0 meter. Data yang menunjukkan ketebalan Seam ini > 1,00 meter

adalah pada 129 bor.

5) Seam A5/TC-2

Seam ini diidentifikasikan dengan 100 data pemboran. Ketebalan

Seam ini berkisar antara > 0,20 – 2,36 meter. Data yang

menunjukkan ketebalan > 1,00 meter adalah pada 23 titik bor.

6) SeamA6/TC-1

Seam ini diidentifikasikan dengan 69 data bor dan data pengamatan

singkapan. Ketebalan Seam ini berkisar antara 0,35 - 1,65 meter.

Data yang menunjukkan ketebalan Seam > 1,00 meterpada 21 titik

bor .
20

7) Seam A7/TB

Seam TB dapat diidentifikasikan dari 156 data bor. Ketebalan

Seamini berkisar antara 0,30 – 3,5 meter. Data yang menunjukkan

ketebalan Seam > 1,00 meter pada 52 titik bor.

8) Seam A8/TA

Seam ini diidentifikasikan dengan 211 data bor. Ketebalan Seam ini

berkisar antara > 0,50 – 3,55 meter. Data yang menunjukkan

ketebalan Seam > 1,00 meter adalah pada 96 titik.

9) SeamA9/TAL1

Seam ini teridentifikasi dari 115 data bor dan pengamatan

singkapan. Ketebalan lapisan batubara yang dijumpai > 1,00 meter

pada 57 titik bor. Kisaran ketebalan secara keseluruhan adalah 0,40

– 2,84 meter.

10) Seam A10/TAL2

Seam ini diidentifikasikan dengan 38 data bor dan pengamatan

singkapan. Secara umum Seamini memiliki ketebalan>1,00meter.

Ketebalan Seam ini berkisar antara > 0,60 – 3,45 meter.

11) Seam A11/TAL3

Seam ini diidentifikasikan dengan 36 data bor. Secara umum

Seamini memiliki ketebalan > 1,00 meter. Kisaran ketebalan Seam

ini 0,40 – 2,0 meter.


21

12) Seam A12/TAL4

Seam ini diidentifikasikan dari 18 titik bor. Ketebalan pada

singkapan berkisar antara > 0,20 – 1,04 meter.

13) Seam A13/TAL5

Seam ini diidentifikasikan dari 51 data pemboran dan pengamatan

singkapan. Secara umum ketebalan Seam ini > 1,00 meter. Kisaran

ketebalan Seam ini > 0,20 – 5,1 meter.

Sumber: Dept.Engineering PT.Mandiri Intiperkasa(MIP)


Gambar7. Stratigrafi Formasi Pembawa Batubara di PT.MandiriIntiperkasa
(MIP)
22

b. Kualitas Endapan Batubara Block B

Dari hasil analisis yang telah dilakukan di laboratoium menunjukkan

bahwa kualitas batubara di wilayah PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)

bervariasi, menunjukkan perincian kualitas masing-masing seam yang

terdapat pada Blok B. Pengklasifisikaan Batubara bertujuan untuk

mengentahui standar kualitas variasi dan mutu batubara. Klasifikasi batubara

diPT.Mandiri Intiperkasa (MIP) menggunakan klasifikasi ISO (International

Standar Organization) dan ASTM ( American Sosiety of Testing Materials )

berdasarkan rank.

Klasifikasi ini didasarkan atas Analisa Proximat batubara, yaitu

berdasarkan derajat perubahan selama proses pembatubaraan mula dari lignit

sampai antrasit. Untuk itu diperlukan Kadar Lengas (moisture) data karbon

tertambat (fixedcarbon), dan zat terbang (volatilematter). Dalam perhitungan

hasil analisa batubara menggunakan Basis. Basis dalam perhitungan hasil

analisa batubara adalah dasar yang dipakai untuk menyatakan nilai dari suatu

parameter dan menginterpretasikan nilai tersebut pada kondisi tertentu

batubara. Interpretasi dari basis tersebut sesuai dengan istilah basis tersebut,

misalkan seperti basis basis di bawah ini ( Arief S.Sudarsono 2003:ITB) :

1) As received/as sampled basis (ar) = semua hasil analisis dihitung

mundur dengan memasukan kadar lengas total dari sampel.

2) Air dried basis (adb) = sampel batubara yang di analisis di tempatkan

di udara terbuka, kadar lengasnya secara perlahan akan mencapai

keseimbangan dengan kelembaban udara.


23

3) Dry basis (db) = dalam keadaan kering maka kadar lengasnya adalah

nol.

4) Dry ash free basis (daf) = analisa dilakukan dengan mengabaikan

kadar abu dan kadar lengas yang ada didalam sampel, artinya kadar

abu dan kadar lengasnya adalah nol.

5) Dry mineral matter free basis (dmmf) = analisa ini diperlukan untuk

memberikan gambaran mengenai komposisi organik murni.

KISARANKUALITASBATUBARA

SEAM TM IM Ash VM FC TS CV

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (kkal/kg)

(ar) (adb) (adb) (adb) (adb) (adb) (adb)

A0 28,60 18,40 2,00 36,00 43,60 0,26 5987

25,50 11,28 - 2,70 - 34,80 - 47,20 - 0,40 - 6399 -


-
A1
29,80 15,00 3,70 36,00 47,50 0,60 6654

17,40 6,23 - 0,90 - 35,50 - 42,80 - 0,30 - 6089 -


-
A2
25,40 17,60 5,10 41,30 53,64 1,22 7120

14,00 3,80 - 1,00 - 21,80 - 23,30 - 0,31 - 5930 -


-
A3
30,30 19,10 11,90 46,20 52,70 1,33 7317

A4/ 18,30 5,54 - 2,73 - 34,80 - 41,00 - 0,40 - 5575 -


-
TC1 23,40 15,10 14,36 40,81 50,77 1,91 7282

A5/ 16,9 6,10 - 2,20 - 36,40 - 41,40 - 0,48 - 5820 -


0-
24

TC2 23,30 16,80 5,40 41,00 50,50 1,08 7349

7,60 - 2,00 - 1,60 - 27,30 - 34,00 - 0,28 - 4725 -


A6
29,00 17,60 8,80 46,40 49,90 2,05 7975

7,70 - 2,80 - 0,90 - 30,20 - 32,40 - 0,30 - 4835 -


A7
26,60 17,90 22,80 51,30 52,50 2,20 7900

11,20 - 5,40 - 0,50 - 25,60 - 39,30 - 0,24 - 5621 -


A8
26,10 16,80 18,90 42,90 50,70 2,66 7350

4,82 - 2,16 - 0,70 - 28,20 - 30,90 - 0,18 - 4337 -


A9
26,50 12,50 31,30 59,32 55,50 3,50 7902

9,60 - 4,50 - 0,60 - 34,80 - 34,80 - 0,48 - 5014 -


A10
31,00 20,60 18,60 44,00 50,70 4,03 7452

10,70 - 6,90 - 1,60 - 35,50 - 36,50 - 0,42 - 5390 -


A11
20,20 10,60 18,30 40,20 50,50 2,57 7070

22,60 - 5,70 - 3,40 - 27,70 - 31,70 - 1,02 - 4295 -


A12
24,70 10,00 3,50 38,90 47,70 1,84 6711

16,40 - 6,80 - 1,22 - 32,20 - 39,00 - 0,20 - 5461 -


A13
29,80 21,40 2,80 40,50 40,20 3,03 6997

Sumber:Dept. Engineering PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)


Tabel5. Kisaran kualitas batubara masing-masing Seam Blok B
25

D. Deskripsi Kegiatan Industri

Kegiatan Praktek Lapangan Industri ini terdiri dari pengamatan seluruh

kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Mandiri Intiperkasa (MIP).Dalam

kegiatan tahapan penambangan PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) sangat unik selain

semua area penambangannya merupakan rawa-rawa, dalam alur kegiatan

penambangan sangat berbeda dengan tahapan kegiatan penambangan pada

umumnya. sebagai berikut :

1. Sistem Penambangan

Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. MIP adalah open pit

mining. Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan yang dilakukan secara

umum menggunakan metode konvensional yaitu kombinasi antara

excavator PC 400 kapasitas Bucket 3.2 BCM sebagai alat gali muatdan DT

Scania/Volvo kapasitas 30 ton sebagai alat angkut dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu :

a. Eksplorasi

Sebelum melakukan penambangan, PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)

melakukan kegiatan eksplorasi (pencarian deposit) untuk mengetahui

daerah yang layak untuk ditambang. Melalui kegiatanini didapatkan data

sebaran dan kualitas suatu bahan galian di bawah permukaan. Tahapan

eksplorasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pemetaan Geologi (Mapping)

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan

informasi-informasi geologi permukaan yang menghasilkan suatu


26

bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan

gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan

batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologiyang

mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah

tersebut.

2) Pengeboran (Drilling)

Pengeboran merupakan suatu kegiatan yang dilakuan dengan

cara membuat suatu lubang terbuka dipermukaan tanah dengan

kedalaman tertentu. Untuk kegiatan pegeboran di PT. Mandiri

Intiperkasa dilakukan oleh PT. Global Mining Service (GMS).

Pengeboran Bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang

endapan batubara, mengenai:

a) Bentuk, ukuran serta letak dan kedudukan perlapisan batubara

b) Penentuan besarnya dan mutu (kualitas) cadangan

c) Sifat fisik batubara dan batuan sekelilingnya guna

mengungkap keberadaan barubara.

Beberapa kegiatan pemboran yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Indentifikasi litologi

b) Penentuan ketebalan dan kedalaman lapisan batubara

c) Pengambilan data geotek dan hidrogeologi

d) Pengambilan sampel batubara


27

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar8. Kagiatan pemboran di block B JobsitePT. MIP

Jenis pemboran yang dilakukan PT.Global Mining Service(GMS) pada

Jobsite PT.Mandiri Intiperkasa (MIP) sebagaiberikut:

1) Open Hole (lubang terbuka)

Pengeboran Open Hole merupakan pengeboran yang dilakukan

untuk mendapatkan data-data bawah permukaan tanah sehingga

menjadi data geologi. Hasil dari kegiatan ini adalah berupa material

hasil gerusan (cutting) mata bor yang keluar bersama dengan air.
28

2) Touch Coring

Touch Coring adalah tenik pengeboran yang awalnya dilakukan

dengan metode Open Hole dan ketika mata bor menyentuh batubara

(indikasi dari lubang bor keluarnya sample cutting batubara dan air

berwarna hitam akibat batubara tergerus serta insting dari juru bor

waktu proses pengeboran), maka akan di stop putaran bornya.

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar9. Hasil Coring diblock B Jobsite PT.MIP

3) Geological Database

Geological database adalah kegiatan mengumpulkan dan

menyesuaikan data logbor dan logging guna menentukan top dan

bottom seam batubara. Evaluasi logbor dan logging data, reconsile

top dan bottom lapisan batubara dan rekapituliasi data litologi.

4) Geological Modeling

Geological modelling adalah kegiatan membuat gambaran atau

model dari dimensi setiap perlapisan batubara dan mengungkap


29

keberadaanya sebagai acuan proses penambangan validasi dan

rekonsiliasi data yang di peroleh dari hasil pengeboran, kemudian

dibuatkan laporan daily drilling report, logbor nya beserta

rekapitulasi drilling database yang kemudian akan digunakan

sebagai input data untuk pemodelan geologi.

Berikut pekerjaan dalam Geological Modeling:

a) Penamaan Seam batubara

b) Pembuatan kontur/model

c) Menghitung jumlah cadangan batubara yang ada

d) Membuat plant bor

b. Team Survey

Pada kegiatan survey, yang dilakukan adalah pengukuran

ketinggian pada lokasi tertentu. Alat yang digunakan adalahTotal Station

dengan menggunakan tripod sebagai dudukan dan menggunakan titik

patok sebagai acuan yang tidak boleh berubah posisinya. Berikut

dibawah ini merupakan alur proses kegiatan team survey :


30

TopoLIDAR

Survey
Topografi

Situasi Kemajuan Tambang

Gambar10.Alur Kegiatan Team Survey

Cara kerja total station :

Total station diset posisi sesuai dengan patok, kemudian pemegang

prisma menempatkan prisma sesuai posisi yang akan dicari ketinggiannya.

Setelah itu total station akan mengunci posisi prisma dan ketinggian

permukaan akan otomatis terkoreksi dengan tinggi alat, tinggi tongkat

prisma. Penggunaan total station ini tidak lagi menggunakan perhitungan

manual seperti theodolit, semua data akan ter-record pada memory total

station. Memory tersebut kemudian dibawa ke pos survey untuk diberikan

kepada tim engineering untuk dilakukan pembuatan peta kondisimingguan

/ bulanan / tahunan. Dari data tersebut juga dapat dihitung volume tanah

atau batuan yang terpindahkan. Selain itu, tim survey juga bertugas

memberikan pita-pita pada pit untuk memberi tanda bagi operator atau

pengawas mengenai batasan-batasan yang telah ditentukan oleh mine plan

engineering.
31

Output dari kegiatan Survey:

a) Peta Topografi

b) Acuan penambangan

c) Updatesituasi/kemajuan tambang

d) Perhitungan aktual volume (OB dan Batubara)

Tugas lain dari survey adalah untuk crosscheck jumlah batubara pada

stockpile dengan ritase dumptruck scania yang masuk pada jembatan timbang.

Pemegang prisma akan naik ke puncak stockpile, dikaki stockpile dan menyebardi

titik lainnya untuk diambil data ketinggian serta titik koordinatnya. Semua data

tersebut akan dipetakan menjadi tumpukan kerucut kemudian volume akan

dihitung dengan pendekatan volume kerucut. Hasil dari kegiatan surveiadalah

dalam bentuk peta, baik itu peta situasi bulanan maupun tahunan sehingga

perubahan-perubahan baik topografi jalan, pit daerah penambangan, dan keadaan

muka air tanah dapat diawasi dan dipantau.

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar11.Up datesituasi mingguan
32

c. Geoteknik

PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) memiliki Sub-Dept. Engineering

Geoteknik yang memiliki tugas untuk mengkaji masalah teknis mengenai

karakteristik sifak fisik maupun sifak mekanik batuan yang ada pada

daerah penambangan PKP2B PT. Manidiri intiperkasa (MIP) yang

nantinya digunakan untuk mencegah pontensi kegagalan ataupun

terjadinya longsoran tanah maupun batuan. Untuk lebih jelas mengenai

kegiatan geotek berikut di bawah ini merupakan alur proses kegiatan

geotek sebagai berikut :

Pemboran
Geotek

Untukmengetahuisifat fisik dan sifat mekanik dari


FullCoring

MINE PLAN MelakukanKajian

Pemantauan langsungke lapangan


Menggunakanalat monitoring

Monitoring

Gambar12. Alur kegiatan Geotek


33

Selain mengkaji sifat fisik dan sifat mekanik dari batuan yang pada

daerah penambangan PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) sub-dept. geotek

juga melakukan pemboran geotek yang dikerjakan oleh PT. Global

Mining Service (GMS) untuk melakukan perekaman data bawah

permukaan guna interpretasi dan pengujian sifat fisik dan mekanik dari

tanah dan batuan di area penambangan. Pengujian sifat fisik dan sifak

mekanik batuan dilakukan dengan mengirim samplecore hasil pemboran

coring ke laboratoium.

d. Mine Plan (Perencanaan Tambang)

Setalah dimensi area tambang tersebut sudah di nyatakan amanoleh

Geotek, maka Mine Plan membuat design area yang akan ditambang.

Mine Plan terdiri dari dua Sub-Dept. yaitu :

1) Long term, membuat perencanaan sampai umur tambang itu

habis

2) Short term, melakukan monitoring

Lingkup kerja mine plan sebagai berikut:

a) Membuat pit design

b) Area disposal

c) Plan dewatering

d) Infrastruktur tambang termasuk jalan tambang


34

Dalam membuat design tambang mineplan juga harus mengkaji

tiga aspek yaitu :

a) Teknis

b) Ekonomi

c) Lingkungan

Berikut dibawah ini merupakan alur proses kegiatan Mine Plan dalam

melakukan design tambang sebagai berikut :

DataEsplorasi,Survey, GeomodeldanGeotek

Shortterm
Longterm Design Geotek

Operasional

Gambar13. Alur kegiatan Mineplan

e. Open Channel

Pada site Krassi PT. Mandiri Intiperkasa (MIP), sebagian besar

merupakan daerah rawa-rawa (80% rawa dan 20% daratan), sehingga

tahapan kegiatan penambangannya sedikit berbeda dengan penambangan

open pit batubara pada umumnya. Sebelum di lakukan pembersihan lahan

akan di tambang, PT. Mandiri Intiperkasa(MIP)melakukan tahapan yang

dinamakan Open Channel (membukasaluran). Dalam kegiatan open


35

channel alat yang biasa di gunakan yaitu : Komatsu PC 400 Standar

danKomatsu PC 400 Long arm (amfibi).

Sumber:Sub.Dept.Geotek
Gambar14.Kegiatan Maintenest area Openchannel

f. Kegiatan Pembersihan Lahan (LandClearing) dan

Penggerukan Tanah Pucuk (Topsoil)

Land Clearing Suatu aktivitas pembersihan lahan tambang

batubara dari material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar

sampai alang-alang. Sebelum dilakukan kegiatan penambangan, lahanyang

akan di tambang harus di bersihkan terlebih dahalu dari hutanbelukar dan

pepohonan. Alat yang di gunakan PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) dalam

kegiatan Land Clearing adalah : Bulldozer Komatsu D85, Excavator PC

200 dan PC 400 dan Mesin chainsaw.


36

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar15. Area yang sudah di land clearing

Setelah kegiatan land clearing dilakukan maka kegiatan

selanjutnya pengupasan dan pemindahan tanah pucuk (topsoil).

Pengupasan tanah pucuk dilakukan dengan Volvo EC460, kemudian

diangkut dengan menggunakan Volvo Artic Dump Truck ke dumping

area(tempat timbunan topsoil) .

g. Kegiatan Pengupasan dan Pengangkutan Overburden (OB)

Overburden (OB) merupakan lapisan tanah penutup yang bersifat

tidak humus yang menutupi lapisan batubara, sedangkan interburden

merupakan lapisan batuan diantara dua seam batubara. Jadi proses

selanjutnya setelah selesai pekerjaan land clearing dan pengupasan tanah

pucuk, maka dilakukan pekerjaan pengupasan tanah penutup(overburden),

dan kemudian diangkut ke tempat penimbunan yang telah ditentukan yang

disebut dengan disposal area. Seiring dengan penggalian overburden, juga

dilakukan pembuatan jenjang-jenjang (bench) pada


37

lereng (slope) untuk mencegah terjadinya longsor seiring dengan

bertambahnya kedalaman tambang.

Untuk mendapatkan lapisan batubara perlu dilakukan pengupasan

tanah penutup, jumlah 1 BCM lapisan tanah penutup yang harus dikupas

untuk mendapatkan satu ton batubara disebut stripping rasio. Jumlah

overburden yang harus dikupas dan jumlah batubara yang didapatkan

direncanakan oleh pihak mineplan dalam peta rencana bulanan atau

monthly plan. Di PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) terdapat 2 kontraktor

yang melakukan aktivitas OB Removal yaitu PT. Mandala Karya Prima

(MKP) dan PT.Riung Mitra Letari (RML).

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar16. Loading OB di Pit PT. MKP
38

Berikut ini jumlah unit PC yang digunakan oleh masing-masing site

Penambangan kontraktor pada Jobsite PT.MIP antara lain:

1. Jumlah unit PC pada Site Penambangan PT.Mandala Karya Prima (MKP)

No JenisAlat Berat Material Dumping


1 PC 1200 -220 Lumpur Disposal 1
2 PC 1200 -221 OB Disposal 1
3 PC 1250 -242 OB Disposal2 dan Disposal 1
4 PC 1900 -229 OB Disposal 2
5 PC 1900 -238 OB Disposal 2
7 PC 2000 -231 OB Disposal 2
8 PC 2000 -232 Lumpur Disposal 1
9 PC 2000 -233 OB Disposal 2
10 PC 2000 -224 OB Disposal 3
11 PC 2000 -228 Lumpur Disposal 3
12 PC 2000 -223 Lumpur Disposal 3
13 PC 2000 -279 Lumpur Disposal 3
14 PC 2000 -294 Lumpur Disposal 3
15 PC 2000 -2104 Lumpur Disposal 3
16 PC 2000 -2105 Lumpur Disposal 3
Sumber: Dept. Produksi PT. MIP
Tabel 6.Jumlah Unit PCPT.MKP
2. Jumlah unit PC pada Site Penambangan PT.Riung Mitra Lestari (RML)

No JenisAlat Berat Material Dumping


1 PC 1250 -1201 BD Breakdown
2 PC 1250 -1204 BD Breakdown
3 PC 1250 -1203 OB Akses Jalan
4 PC 1250 -1206 BD Breakdown
5 PC 1900 -239 Gambut Disposal A5
7 PC 1900 -234 OB Akses jalan dan Disposal A5
39

No JenisAlat Berat Material Dumping


8 PC 1900 -249 BD Disposal A2
9 PC 2000 -2103 Gambut Disposal A5
10 PC 2000 -290 Gambut Disposal A2
11 PC 2000 -286 OB Disposal A2
Sumber: Dept. Produksi PT. MIP
Tabel 7. Jumlah Unit PCPT.RML

h. Penambangan Batubara(Coal Getting)

Untuk melakukan penambangan batubara (coal getting) itu sendiri,

terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Maksud dari kegiatan

coal cleaning ini adalah untuk membersihkan pengotor yang berasal dari

permukaan batubara (face coal) yang berupa material sisa tanah penutup

yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang berupa agen

pengendapan(airpermukaan,airhujan,longsoran).Selanjutnyadilakukan

kegiatan coal getting hingga pemuatan ke alat angkutnya, untuk lapisan

batubara yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggaruan. Dalam

kegiatan coal getting PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)menggunakan unit PC

400 sebagai alat gali muat dan Dump Truck Scania/Volvo sebagai alat

angkut.
40

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar17. Loading Batubara di Seam A2 PT.RML

Dalam kegiatan penambangan batubara yang akan dijadikan

sebagai produk PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) juga melakukan Collect

DirtyCoal. Batubara yang masih disisa dibagian floor seam dikumpulkan

untuk dijadikan sebagai dirty coal yang mana nantinya akan dijadikan

sebagai produk dengan melewati proses pencucian (washing plant)terlebih

dahulu. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan dirty coal yaitu unit

PC 200.
41

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar18. Collect dirtycoal Hitachi PC 200-279

i. Pengolahan Batubara (CoalProcessing)

Untuk proses pengolahan batubara di PT. Mandiri Intiperkasa

(MIP) sedikit berbeda dengan tambang-tambang batubara umumnya, PT.

Mandiri Intiperkasa (MIP) merupakan tambang batubara terbuka yang

memilik washing plant untuk pencucian batubara dirty coal. Terdapatdua

jenis batubara dari front penambangan yaitu batubara produk dan dirty

coal. Dirty coal terlebih dahulu melewati proses pencucian sebelum

nantinya akan di blending. Sedangkan untuk batubara produk langsung

dumping ke ROM Intermediate atau ROM CPP apabila ROM

Intermediate sudah penuh.Untuk lebih jelas mengenai proses pengolahan

batubara yang ada di PT.Mandiri Intiperkasa (MIP) berikut dibawah ini

alur proses pengolahan batubara sampai menuju stokpile sebagai berikut :


42

BATUBARA
DARI FRONT

ROM DIRTY WASHING


(Intermediate 1,2,3) PRODUK COAL PLANT

ROM
CRUSHING

STOCKPILE

Gambar19. Alur Proses Pengolahan Batubara

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar 20. Proses Pengolahan Batubara
43

Batubara dari ROM Intermediate akan di hauling dengan menggunakanDT

Scania/Volvo menuju CPP untuk di crushing dengan menggunakan alat

chuser.Terdapat dua CPP, yaitu CPP1 dan CPP2. Jarak kedua tempat

pengolahan tersebut tidaklah jauh, hanya berjarak ±1km. Perbedaan antara

CPP 1 dan CPP 2 antara lain :

1) Kapasitas CPP 1 lebih besar dibanding CPP 2 (CPP 1 = 190.000

ton/jam, dan CPP 2 = 120.000 ton/jam)

2) Pada CPP 1 menggunakan alat tripper untuk mengatur tumpukan

batubara pada stockpile, sehigga dapat disesuaikan tumpukan tmpukan

dengan kualitas tertentu.

3) Pada CPP 2 menggunakan belt conveyor biasa yang dapat berputar

120° sehingga tumpukan terlihat seperti bukit membentuk setengah

lingkaran.

4) Pada CPP 1 terdapat lubang drawdone pada stockpile, sehingga

memungkinka untuk mem-blending batubara dengan sistem buka

tutup drawdone. Pada CPP 2 tidak terdapat drawdone, sehingga

blending dilakukan langsung dikapal.

5) Kapasitas crushing pada CPP1=600ton/jam Kapasitas crushing

Pada CPP 2 =400 ton / jam.

j. Barging (pengapalan)

Barging adalah proses pemindahan batubara dari stockpile menuju

kapal tongkang menggunakan barge loader conveyor. Terdapat dua tempat

barging yaitu dermaga 1 dan dermaga 2.Dermaga 1 terhubung


44

Dengan CPP1, sementara dermaga 2 terhubung dengan CPP2, dengan

kapasitas sebagai berikut :

1. CPP1 memiliki kapasitas barging sebesar1.000–1.200ton/jam

2. CPP2 memiliki kapasitas barging sebesar800 ton/jam

Pada saat penulis melakukan kunjungan siang hari, proses barging

tengah berlangsung di dermaga 1 yang tehubung dengan CPP 1. Kapal

tongkang bermuatan 8.100 ton, dan membutuhkan waktu ±8 jam sampai

proses pemuatan selesai. Alur kegiatan pengapalan batubara di PT.Mandiri

Intiperkasa (MIP) sebagai berikut :

STOCKPILE

BELT
CONVEYOR

TONGKANG

Gambar21. Alur Proses Barging


45

Sumber: Dokumentasi Lapngan


Gambar22. Proses pengisian Tongkang CPP1

2. Quality Control (KontrolKualitas)

Kegiatan lapangan bersama Dept. Quality Control yaitu Pengambilan

sampel test pit pada area bukaan baru (ekspos) untuk menentukan kualitas

batubara dari data bor dengan hasil test pit, serta mengontrol dan

memonitoring proses dari kegiatan loading batubara di PT. Mandiri

Intiperkasa (MIP) hingga ke pengapalan (barging). Adapun Proses

Management Quality Control sebagai berikut :

a. Geologi Model

Geologi Model adalah salah satu bagian dari Engineering yang

bertugas untuk membuat/memodelkan bentuk struktur dan penyebaran

batubara, menentukan nama seam, dan menghitung jumlah cadangan.


46

Kegiatan Geologi Model :

1) Mapping

2) Merencanakan dan mengadakan pengeboran

3) Olah data hasil pengeboran seperti penentuan jenis batuan

4) Penyebaran batubara

5) Qualitas dan kuantitas batubara

Dari kegiatan Geo Model yang didapatkan adalah :

1) Nama Seam

2) Jumlah Lapisan

3) Data Kualitas Batubara dari Kegiatan Pemboran

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar 23. Deskripsi Cutting Hasil Pemboran
47

Sumber: Sub. Dept EksplorasiPemboran PT. MIP


Gambar24.Hasil Data Kualitas Pemboran Seam A2 PT.MIP

b. Test Pit

Test Pit adalah Pengambilan sampel batubara di front penambangan

dan kemudia untuk di uji kualitasnya. Tujuan dari kegiatan Test Pitadalah

Untuk memastikan kualitas bukaan pertama dari kegiatan penambangan.

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar25. Pengambilan Sampel Test Pit
48

c. Coal Getting

Untuk melakukan penambangan batubara (coal getting) itu sendiri,

terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Kegiatancoal

cleaningsebagai berikut :

1) Untuk membersihkan pengotor yang berasal dari permukaan

batubara (face coal) yang berupa material sisa tanah penutup yang

masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang berupa agen

pengendapan (air permukaan, air hujan, longsoran).

2) Semua jenis pengotor dipisahkan agar tidak terikut pada Saat

batubara di loading ke dumptruck. Selanjutnya dilakukan

kegiatancoal getting hingga pemuatan ke alat angkutnya.Untuk

lapisan batubara yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan

penggaruan.

d. Coal Hauling

Setelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan adalah

pengangkutan batubara (coalhauling) dari lokasi tambang (pit) menuju

ROM Intermediate atau ROM CPP apabila ROM Intermediate sudah

penuh. Kegiatan Coal Hauling dari lokasi tambang di angkut oleh unit

DT Scania dengan kecepatan 40 km/jam, dengan jarak dari lokasi

loading hingga dumping di stockpile ± 12 – 15 km.

e. ROM (Run Of Mine)

ROM merupakan tempat penyimpanan sementara barubara dari front

penambangan
49

f. ROM Coal ProssesingPlant (CPP)

ROM CPP merupakan tempat penyimpanan sementara batubara dari

front penambangan apabila area ROM Intermediate sudah penuh.

g. Stockpile

Stockpile merupakan tempat penumpukan/penyimpanan batubara

yang sudah melewati proses crusher/sudah dihancurkan berdasarkan

ukuran batubara yang di inginkan oleh Buyer (pembeli). Stockpile juga

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara antara pengiriman

danproses, sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat

jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai

proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan

kualitas yang dipersyaratkan.

3. Environment (Lingkungan)

Departement lingkungan atau Environment merupakan salah satu

departement yang berfungsi untuk menata daerah yang terganggu akibat

aktivitas penambangan, serta menjaga keseimbangan lingkungan.

Departement ini terbagi menjadi dua sub-dept, antara lain :

a. Reklamasi dengan Revegetasi

1) Reklamasi

Reklamasi adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan

kembali lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha

pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan


50

peruntukannya (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Departemen Kehutanan, 1997).

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang usaha

pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas

lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai

peruntukannya. (Menurut Undang-undang No 4 tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).

2) Revegetasi

Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan

vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan

pada lahan bekas penggunaan kawasan hutan.

Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan

bekas tambang (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Departemen Kehutanan, 1997).

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar26.Area yang sudah direklamasi
51

Departement Environment PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) memiliki tempat

pembibitan tanaman (Nursery). Pembibitan bertujuan untuk pengadaan bibit-bibit

tanaman yang akan ditanam di area revegetasi. Bibit yang didapat untuk nursery

berasal dari bibit-bibit yang jatuh dari pohon indukan sesuai dengan musimnya.

Bibit-bibit tersebut kemudian diambil dan dimasukan dalam nursery bag untuk

ditumbuhkan hingga cukup besar untuk dilakukan penanaman pada wilayah

terbuka yang sebelumnya sudah diatur sedemikian rupa untuk top-soilnya.

Sumber: Dokuemtasi Lapangan

Gambar27. Nursery Environment


52

Berikut adalah daftar jenis-jenis tumbuhan yang digunakan untuk

reklamasi dengan revegetasi pada site Krassi :

No JenisTumbuhan NamaTumbuhan
1 TumbuhanPioneerGambut KayuPutih,Eucaliptus
TumbuhanPioneerSoil KayuPutih,Eucaliptus
2 TumbuhanSisipanGambut Resak,KapurNaga,Jelutung
3 TumbuhanSisipanSoil Meranti,Ulin,Tengkawang,Pelaju
4 TumbuhanBuah Rambutan,Terap,Mangga,Sirsak,Cempedak,Sawo
5 TumbuahanCoverCrop LCCPije,LCCSeruni, Turi

Tabel8.Jenis Tumbuhan Reklamasi dengan Revegetasi PT. MIP

Setelah bibit yang ditumbuhkan pada nursery siap untuk ditanam, maka

bibit akan ditumbuhkan pada daerah reklamasi yang sudah dilakukan spreading

topsoil. To soil pada daerah reklamasi disini umumnya memiliki ketebalan 50 cm,

termasuk sedikit dibandingkan topsoil natural yang rata rata memiliki tebal 1

meter. Hal tersebut dikarenakan sulit untuk mendapatkan topsoil pada daerah

tambang tersebut.

b. Pemantauan dan Pengukuran

Penanaman yang telah dilakukan oleh Sub-dept.reklamasi dengan

revegetasi akan dipantau oleh Sub-dept.pengukuran dan pemantauan

beberapa parameter yang dipantau adalah kesuburan tanaman, faktor

pengganggu tanaman, jarak antar tanaman, pertumbuhan tanaman

(diameter dan ketinggian).


53

1) Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan

a) Tanah

(1)Pengkuran PH tanah

b) Air

(1) Pemantauan Kualitas Air Sungai

(2) Pemantauan dan Pengelolaan Air Limbah Tambang

(3) Pemantauan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik

(4) Pemantauan Kualitas Oil Trap

(5) Pemantauan Kualitas Air Genangan

c) Udara

(1) Udara Ambien

Udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer

yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia,

makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.

(2) Emisi Sumber Tidak Bergerak (Genset)

(3) Emisi Sumber Bergerak (Kendaraan)

(4) Pengelolaan Limbah B3

Jenis-jenis lb3: oli bekas, grease bekas, accu/battery

bekas, filter bekas, hose bekas, sarung tangan dan majun

yang terkontaminasi oli, limbah medis, produk farmasi

kadaluarsa.
54

2) Periode Pemantauan

a) Tanah:1 kali dalam 3 bulan

b) Air

(1) Air Sungai (1kali dalam 3 bulan),

(2) Air LimbahTambang (Harian),

(3) Air Limbah Domestik (Harian),

(4) Oil Trap (Harian),

(5) Air Genangan (1kalidalam3 bulan)

c) Udara

(1) Udara Ambien (1kali dalam 3 bulan),

(2) Emisi Sumber Tidak Bergerak (Genset) (1 kali dalam 1

tahun),

(3) Emisi Sumber Bergerak(Kendaraan) (1kali dalam 6

bulan)
55

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar28. Pengukuran PH air dan pemberian tawas di SP domestik

4. KeselamatanKerja (Safety)

Divisi K3 atau kesehatan dan keselamatan kerja memiliki peranan penting

dalam melakukan pencegahan, penanggulangan dan pengawasan terhadap

kesehatan dan keselamatan pekerja dalam melakukan kegiatan

pekerjaannya.dan juga memiliki peranan penting dalam menangani keadaan

darurat. Dalam hal menilai suatu risiko kecelakaan divisi K3 PT. Mandiri

Intiperkasa(MIP)membuat formulir IBPR (Identifikasi Bahaya Dan Penilaian

Risiko) untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin terjadi pada suatu

kegiatan dan menilai dampak dari risiko yang timbul akibat kecelakaan yang

terjadi. Dalam membuat formulir IBPR pihak divisi K3 bekerja sama dengan

berbagai pihak yang terkait atau bersangkutan dalam menganalisa suatu

kegiatan atau list pekerjaan.

Dalam membuat IBPR terlebih dahulu membuat matriks penilaian risiko

dan dampak yang ditimbulkan akibat dari kecelakan yang terjadi dengan

memperhatikan konsekuensi aspek-aspek kesehatan, keselamatan, kerugian


56

atau kerusakan harta benda, produksi dan lingkungan penilaian berdasarkan

nomor satu sampai dengan lima dan juga kekerapan atau intensitasny dalam

sekala priode tertentu.

Identifikasibahaya Komunikasidan partisipasi Inspeksi


Pemenuhanperaturanpemerintah Kontroloperasional Audit Evaluasi dan Monitoring
ProgramK3 Tanggapdarurat Investigasi kecelakaan PerformaK3

Berikut dibawah ini kegiatan Keselamatan kerja (Safety) yang diikuti

selamat Kegaitan Praktek Lapangan Industri di PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) :

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar29.Kegiatan Inspeksi
57

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar30. Pengecekan Pos-Pos Ceker

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar31.Pemantauan aktivitas unit yang beroperasi
58

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar32.Indetifikasi Unit yang amblas

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar33.Kegiatan Rutin Mingguan Safety Talk
59

5. Community Development

Pedoman kerja Community Development di sebuah pertambangan ada di

Kepmen ESDM 1824 th 2018. Program kerja yang ada di PT Mandiri

Intiperkasa sebagai berikut :

a. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar perusahaan

b. Menjalin hubungan baik dengan pemerintah daerah dengan

pemerintah pusat.

c. Membuat perencanaan, pelakasanaan, memonitoring dan evaluasi

program pengembangan dan perkembangan masyarakat.

Ruang Lingkup Program Kerja dengan Pemberdayaan Masyarakat

1) Bidang pendidikan

a) Memberi siswa bantuan beasiswa

b) Memberi bantuan sarana dan prasarana sekolah

c) Memberibantu anintensive guru-guru honor

2) Bidang kesehatan

a) Memberikan sarana dan prasarana puskesmas desa

b) Memberikan penyuluhan masyarakat

c) Pengadaan air bersih

3) Bidang ekonomi

a) Program pendampingan desa

b) Pemberian bantuan berupa pupuk pertanian

c) Menjalin kemitraan antara perusahaan dengan kelompok usaha

masyarakat
60

4) Bidang sosial dan budaya

a) Memberikan bantuan-bantuan kepemudaan dan olahraga

b) Memberikan bantuan kegiatan dihari-hari besar (israkmi’raj)

5) Bidang infrastruktur untuk penunjang program pengembangan

pemberdayaan masyarakat.

a) Jalan usahatani di desa plaju

b) Dermaga apun di desa tepia untuk meningkatkan ekonomi desa

tepian.

Desa Lingkar Tambang

1) Ring1

Wilayah atau daerah yang berdekatan dengan perusahaan dan

paparan operasional PT MIP berdampak langsung ke daerah tersebut.

Desa yang termasuk dalam wilayah Ring 1 yaitu Desa menjelutung.

2) Ring2

Wilayah atau daerah yang dampak paparan nya berdampak

langsung dengan mata pencarian hidup masyarakat tersebut. Desa yang

termasuk dalam wilayah Ring 2 yaitu Desa tepian, Desa plaju, Desa

tagul.
61

Sumber:Dept.Comdev
Gambar34. Kegiatan penanaman padi diDesa Menjelutung

Contoh program yang sudah di jalankan oleh PT. Mandiri Intiperksa(MIP)

Pengembangan dan Pemberdayaan masyarakat (Kegiatan Penanaman padi di Desa

Menjelutung).
62

E. PeralatanPenambangan

1. Alat Tambang Utama

Adapun alat tambang utama yang digunakan adalahsebagai berikut:

a. Hydraulic Excavator

Hydraulic Excavator merupakan alat yang berfungsi untuk

menggali atau memuat material. Disamping itu alat ini juga berfungsi

untuk pembersihan lahan, dan pembuatan saluran. Jenis Excavator yang

digunakan adalah Komatsu PC 200, PC400, PC1200, PC1250, PC1900,

PC 2000.

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar35. Komatsu PC 400-289
63

b. Dump Truck Scania

Dump Truck merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut dan

memindahkan batubara dari tempat loading ke lokasi penumpukan

batubara sementara (ROM Intermediate atau ROM CPP).

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar36. Dump Truck Scania-1066

c. HightDuty Truck(HD)

Hight Duty Truck merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut

dan memindahkan material overburden atau lumpur kelokasi penimbunan

(disposal).
64

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar37.Hight Dump Truck Komatsu-198

d. ArticulatedDumpTruck

Articulated Dump Truck mempunyai fungsi yang sama dengan High

Dump Truck yaitu alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau

memindahkan material overburden ke lokasi penimbunan (disposal).

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar38.Articulated Dump Truck Komatsu-4142
65

e. Belt Conveyor

Belt Conveyor merupakan alat digunakan untuk memundahkan

material dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan intensitas tinggi.

Sumber: Dokumetasi Lapangan


Gambar39.Belt Conveyor CPP2

2. Alat Penunjang Tambang

Adapun alat tambang utama yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Bulldozer

Bulldozer adalah alat yang digunakan untuk pembukaan lahan, hal ini

dikarenakan sebelum proses penambangan dimulai, area yang akan

ditambang itu sudah ditumbuhi pepohonan dan semak belukar.


66

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar40. Bulldozer Komatsu 375A-151

b. Mottor Grader

Mottor Grader adalah digunakanuntuk meratakan permukaan tanah,ini

digunakan sebagai alat pendukung untuk memudahkanmobilisasi dump

truck.

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar41. Mottor Grader Komatsu-525
67

c. Pompa

Pompa merupakan Peralatan yang digunakan untuk memindahkan zat

cair atau fluida yang berada dikolam areal penambangan menuju kolam

pengendapan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar42. Pompa Multi Flow-7120

d. Fuel Truck

Fuel Truck merupakan truk pengangkut fuel berfungsi untuk mengisi

ulang fuel alat-alat berat yang berada di front penambangan.


68

Sumber:DokementasiLapangan
Gambar43.FuelTruck Scania-625

F. Perencanaan Magang

Kegiatan Magang ini dilaksanakan kurang lebih selama 65 hari, yaitu dari

tanggal 31 Januari – 5 April 2023. Lokasi penelitian merupakan wilayah

PKP2B PT Mandiri Intiperkasa yang berada di daerah Kabupaten Nunukan

dan Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara

Februari April
Rencana Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4

Studi Pustaka

Pengambilan Data
Lapangan
Pengolahan Data

Pebuatan Laporan

Presentasi Hasil
Penelitian
Tabel9. Pelaksanaan Kegiatan Magang
69

G. Pelaksanaan Kegiatan Magang

Kegiatan Magang terdiri dari rangkaian kegiatanyang berhubungan antara

satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampaipada tahap penyusunan

laporan. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra-Magang

Pada tahap ini penulis memulai kegiatan dengan mempersiapkan berbagai

hal yang diperlukan untuk mengikuti program Magang yaitu:

a. Mengikuti Coaching atau pembekalan tentang Kegiatan Magang.

Pada pelaksanaan Coaching atau pembekalan tentang Kerja Praktek,

diberi pembekalan apa yang harus dilakukan ketika berada diperusahaan.

Etika sebagai mahasiswa ketika berada langsung di perusahaan dan

bagaimana menjaga nama baik jurusan terutama universitas.

h. Memiliki tabungan sks sebanyak 80 sks untuk program S1.

i. Meminta surat permohonan kepada koordinator Magang di jurusan

sekaligus menunjuk dosen pembimbing.

j. Membawa surat tersebut kepada Unit Hubungan Industri (UHI) untuk

pembuatan surat permohonan pelaksanaan Magang.

k. Kantor UHI membuat surat permohonan keperusahaan/industri.

l. Penulis mengirim surat permohonan ke perusahaan/industri.

m. Perusahaan menerima penulis untuk melaksanakan Kegiatan Magang.

n. Penulis melapor dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum

berangkat ke perusahaan
70

2. Kegiatan Orientasi Lapangan

a. Pengenalan Perusahaan

Hari pertama memulai aktivitas di PT Mandiri Intiperkasa, penulis

mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mengikuti induksi K3,

kemudian penulis menyiapkan dokumen untuk di serahkan ke

Departement HRD, tujuannya untuk melaporkan diri bahwa penulis

akan melaksanakan Kegiatan PLI. Setelah semua dokumen penulis

serahkan, penulis di kenalkan ke masing-masing Departement PT

Mandiri Intiperkasa. Di PT Mandiri Intiperkasa terdapat tujuh

Departement, yaitu : Dept. Engineering, Dept. Produksi, Dept. Quality

Control, Dept. Enviroment, Dept. Safety, Dept. Community

Development.

1) Safety Induksi/Induksi K3

Kegiatan Induksi K3 di lakasanakan di Office PT Mandiri

Intiperkasa yang di sampaikan oleh Divisi Safety dan Divisi

Environment. Pada kegiatan ini diikuti oleh seluruhkaryawan yangbaru

balik dari cuti maupun mahasiswa yang ingin melakasakan kerja

praktek. Kegiatan Induksi K3 tujuannya supaya mahasiswa praktek

maupun karyawan nantinya paham mengenai keselamatan dan

kesehatan kerja lingkungan. Adapun alat pengaman yang dibutuhanoleh

setiap mahasiswa praktek dan karyawan di perusahaan seperti helm,

safety shoes, jacket pengaman, masker, dan sebagainya.


71

2) Departement Engineering

Orientasi pada Dept.Engineering menjelaskan mengenai tahapan-

tahapan sebelum dilakukannya penambangan. Seta mengenai data-data

yang diperlukan Engineering untuk bisa membuat perencanaantambang

untuk kedepanya.

3) DepartementProduksi

Orientasi pada Dept. Produksi menjelaskan mengenai proses dalam

penambangan serta alat yang digunakan dari mulai kegiatan land

clearing sampai penggalian batubara.

4) Departement Quality Control

Menjelaskan mengenai perlunya memperhatikan kebersihan pada

saat loading batubara hingga sampai pengapalan agar kualitas batubara

tersebut agar tetap terjaga.

5) Departement Environment

Menjelaskan perlunya tetap menjaga lingkungan, khususnya

lingkungan tambang itu sendiri, agar kegiatan penambangan tersebut

tetap ramah lingkungan. Serta selalu mengacu kepada undang-undang

dalam kegiatan penambangan tersebut.

6) Departement Safety

Menjelaskan mengenai agar tetap memperhatikan kesehatan dan

keselamatan kerja dalam kegiatan penambangan serta perlunya selalu

menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahayanya.


72

7) Departement Community Development

Menjelaskan mengenai perlunya selalu menjalin hubungan baik

dengan masyarakat sekitar area penambangan, dan membantu

masyarakat sekitar perusahaan baik itu dalam bidang pendidikan,

kesehatan maupun ekonomi

H. Hambatan dan Penyelesaian

Hambatan penulis dalam Kegiatan Magang ini yaitu sering terjadi demo

oleh masyarakat dari Desa Manjelutung pada bulan Februari 2023 sehingga

penulis kesulitan untuk mengambil data ke lapangan, karena pada saat demo

semua kegiatan penambangan diberhentikan.Untuk mengantisipasi kendala

tersebut agar waktu Kegiatan Magang penulis tidak banyak yang kosong,

maka penulis memanfaatkan waktu untuk menyusun laporan.

I. Temuan Menarik

Adapun temuan menarik yang penulis temukan selama kegiatan Magang

di PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) yaitu sebagai berikut :

1. Adanya terdapat titik-titik batubara yang terbakar pada tanggal 11 Maret

2023 pada ROM Intermediate-1. Batubara yang terdapat pada ROM

Intermediate-1 di tumpuk pada tanggal 14 Februari 2023.


73

Sumber:DokumentasiLapangan
Gambar44. Kondisi Batubara yang Terbakar pada ROM Intermediate-1
dengan Asap Tebal dan Hitam serta Berbau Belerang

2. Wilayah PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) merupakan area rawa-

rawa yang dikenal dengan Rawa Seribu.

Sumber: Dokementasi Lapangan


Gambar45. Komatsu PC400-289
74

3. Batubara sisa pada lapisan floor Seam batubara atau disebut dengan dirty

coal masih dimanfaatkan dan dijadikan sebagai produk clean coal dengan

melewati proses washing plant terlebih dahulu.

Sumber:Dokumentasi Lapangan
Gambar46. Collect Dirty Coal Floor A4 PT. RML dengan Unit Hitachi PC 200-
271

Sumber: Dokuemtasi Lapangan


Gambar47. Washing Plant yang terdapat pada area ROM
75

Sumber:DokuemtasiLapangan
Gambar48. Timbunan Batubara dirtycoal yang telah melewati proses
WashingPlant

4. Pada area CPP 3 ada pembuatan Karpet Geotekstil digunakan sebagai

penguat jalan arah CPP 3, pemasangan Karpet Geotekstil digunakankarena

seluruh area PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) merupakanarea

gambut.

Sumber: Dokumentasi Lapangan


Gambar49. Kegiatan Penjahitan Karpet Geotekstilarea CPP 3
76

Berdasarkan temuan menarik yaitu, adanya terdapat titik-titik batubara

yang terbakar pada tanggal 11 Maret 2023 pada ROM Intermediate-1.

Batubara yang terdapat pada ROM Intermediate-1 di tumpuk pada tanggal 14

Februari. Belum dalam waktu 1 bulan batubara yang di tumpuk dari

frontpenambangan pada area ROM Intemediate-1 sudah mengalami

spontaneous combustion (swabakar) maka penulis tertarik untuk mengangkat

topikbahasan mengenai “Pengaruh Spontaneous Combustion Terhadap

Kualitas Batubara Dengan Jarak ±30 cm dari Titik Batubara yang

Terbakar Pada ROM Intermediate-1 PT. Mandiri Intiperkasa (MIP),

Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara”


77

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pemilihan Topik

PKP2B PT Mandiri Intiperkasa merupakan perusahaan tambang batubara

yang berlokasi di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, dan

Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan

Utara. Batubara yang terdapat di PT Mandiri Intiperkasa terdiri dari 2 jenis

spek batubara yaitu batubara dengan spek Low danMedium. Kualitasbatubara

untuk spek Low ± 4700 – 4900 Kcal/Kg (adb), sedangkan kualiats batubara

untuk spek Medium ± 5200 Kcal/Kg (adb). Di PT. Mandiri Intiperkasa

terdapat tiga ROM Intermediate yaitu ROM Intermediate-1, ROM

Intermediate-2, ROM Intermediate-3 untuk penyimpanan sementaranbatubara

produk dari tambang, satu ROM untuk batubara dirty coal, satu ROM untuk

batubara dirty coal yang telah melewati proses pencucian, dan dua ROM CPP

yaitu ROM CPP 1 dan ROM CPP 2 apabila batubara yangdari tambang sudah

penuh diarea ROM Intermediate.

Selama kegiatan Magang di PT. Mandiri Intiperkasa (MIP)penulis mengamati

banyak terdapat titik-titik swabakar pada tumpukan batubara di masing-

masing area ROM intermediate maupun di area stockpile. Pada tumpukan

ROM Intermediate-1, karena tumpukan batubara yang terdapat pada ROM

Intermediate 1 tersebut belum dalam 1 bulan sudah mengalami swabakar.

Pada area ROM Intermediate-2, batubara yang di tumpuk pada area tersebut

sudah tercampur antar batubara speklow dengan batubara spek medium yang

77
78

akan menyulitkan dalam menentukan kualitas batubara yang ada pada area

tumpukan tersebut. Tumpukan area ROM Intermediate-3 batubara di area

tersebut sudah banyak tertumpuk selama 4 bulan terdapat titik-titik swabakar.

Penulis lebih mengamati swabakar yang terjadi pada area ROM intermediate-

1, karena kurang dari 1 bulan tumpukan batubara tersebut sudah banyak

mengalami titik swabakar. Batubara yang ditimbun pada area ROM

Intermediate-1 tersebut di tumpuk pada tanggal 14 Februari 2023 yang

merupakan batubara dengan spek L (Low).

Batubara yang terbakar tersebut tidak langsung dilakukan pemadaman

karena keterbatasan dari unit Loader dan PC untuk selalu stand by di area

ROM, serta jumlah man power dari Dept.QC (Quality Kontrol)kurang

memadai sehingga tidak ada monitoring yang berkelanjutan di area ROM

ataupun area Stockpile. Di PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) batubara yang

mengalami swabakar abu dari titik swabakar tersebut di ambil dengan

menggunakan PC 400 kemudian dibuang titik abunya. Sisa batubara yang

belum jadi abu nantinya akan dijual dengan cara mencampurka (blending)

dengan kualitas batubara yang bagus sesuai dengan keinginan pembeli

(buyer). Menurut (Mirza Nurul Filah, dkk,2016:) “Apabila swabakar tersebut

tidak ditangani akan mengakibatkan terjadinya deviasi dari kualitas batubara

serta dapat mengkontamianasi batubara yang belum terbakar pada timbunan

tersebut”. Untuk menegetahui terjadinya deviasi kualiatas dari batubara

tersebut penulis melakukan analisa batubara yang terdapat pada timbunan

ROM Intermediate-1. Analisa dari kualitas batubara PT.Mandiri Intiperkasa


79

(MIP) dilakukan oleh Laboratorium PT.Sucofindo dengan Analisa Proximate

dan Analisa Ultimate. Unit Pelayanan Sesayap hanya menggunakan Analisa

Proximate, karena keterbatasan dari alat analisa tersebut, sedangkan untuk

Analisa Ultimate sampel batubara harus dikirim ke kota Tarakan. Untuk itu

penulis tertarik untuk membahas mengenai “Pengaruh Spontaneous

Combustion Terhadap Kualitas Batubara Dengan Jarak ±30 cm dari Titik

Batubara yang Terbakar Pada ROM Intermediate-1 PT. Mandiri

Intiperkasa (MIP), Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara”

B. Kajian Teoritis

1. Spontaneous Combustion

Menurut (Mirza Nurul Filah,2016:2) “Spontaneous Combustion

(swabakar) adalah proses terbakar dengan sendirinya batubara akibat reaksi

oksidasi eksotermis yang terus menyebabkan kenaikan temperatur. Menurut

(Eddy Ibrahim,2016:2) “Sistem penumpukan dan pola penimbunan batubara

harus diatur sedemikian rupa agar segregasi atau pemisahan stockberdasarkan

perbedaan kualitas dapat dilakukan dengan baik dan juga tumpukan tesebut

dapat meminimalkan resiko terjadinya swabakar di stockpile. Aliran angin

dan kecepatan angin dapat menyebabkan batubara mengalami swabakar

dimana udara berfungsi sebagai transfer perpindahan panas”. Menurut

(Yunita Bayu Ningsih,2016:2) “Geometri area timbunan berperan penting

untuk terjadinya peristiwa swabakar dimana tumpukan yang terlalu tinggi

akan menyebabkan semakin banyak panas yang terserap”.


80

Berikut dibawah ini merupakan digram alir terjadinya spontaneous

combustion:

TUMPUKANBATUBARA

OKSIDASIPERMUKAAN BATUBARA

SELFHEATING

SPONTANEOUSCOMBUSTION

Gambar 50. Diagram Alir Terjadinya Spontaneous Combustion


2. Manajemen Stockpile

Menurut (Aliyusra JolO,2017:8) “Penimbunan batubara merupakan salah

satu tahapan penting dari kegiatan penanganan batubara. Management

Stockpile batubara merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran

secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai

sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang telah ada

dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan perencanaan.Dalam

kaitan management stockpile dengan fungsi dari stockpile batubara sebagai

tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem management stockpile

yang tepat. Apabila sistem penimbunan kurang memadai dalam hal

pembuatan drainage untuk area stockpile, maka dapat mengganggu kegiatan


81

pembongkaran timbunan batubara di tempat penimbunan, terutama bagi

batubara yang mudah terbakar dengan sendirinya. Sehingga dengan adanya

upaya perbaikan manajemen timbunan, upaya menghindari gejala swabakar

dan upaya menghindari dan mengatasi timbulnya genangan air, proses

terjadinya swabakar dan genangan air pada penimbunan batubara dapat

dicegah sekecil mungkin. Dalam proses penyimpanan diharapkan jangka

waktunya tidak terlalu lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas

batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses

oksidasi dan faktor alam. Prinsip dasarpengelolan stockpile adalah penerapan

sistem FIFO ( First In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk,

harus dikeluarkan terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut”:

a) Kontrol Temperatur dan Swabakar

b) Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping

c) Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara

d) Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan

3. Fungsi Manajement Stockpile Batubara

Menurut (Aliyusra JolO, 2017:9)“ Management Stockpile berfungsi

sebagai tempat penyimpanan sementara antara pengiriman dan proses,

sebagai sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau

jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan

atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.

Disamping tujuan diatas distockpile juga digunakan untuk mencampur


82

batubara supaya homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu

tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusiukuran

disamakan”.

4. Pencegahan Spontaneous Combustion

Penulis melakukan kajian teoritis mengenai pencegahan terjadinya

spontaneous combustion pada tumpukan batubara. Penulis mengambil jurnal

ilmiah “Prevention of spontaneous combustion in coal stockpiles:

Experimental Results in Coal Storage Yard” yang ditulis oleh Fierro dkk.

(1999) dan dipublikasikan dalam Fuel Processing Technology 59 (1999) 23-

34. Pada penelitian yang dilakukan Fierro dkk. (1999), dilakukan

penumpukan batubara dengan beberapa perlakuan yang berbeda. Pada Pile A

sebagai referensi atau tumpukan batubara tidak dilakukan perlakuaan apapun.

Sementara sebagai pembanding, Pile B dilakukan pemadatan berkala pada

tumpukan batubara, pada Pile C tumpukan batubara dipergunakan slope

rendah, Pile PBV diberi penangkal angin (tumpukan batubara dikelilingi

papan yang disangga dengan besi dengan tinggi yang sama dengan tinggi

tumpukan batubara), dan Pile PCB dengan perlakuan dilapisi cairan kimia.

Kelima tumpukan tersebut dibiarkan selama 190-270 hari dan dilakukan

pengecekan temperatur.
83

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Pile A (tumpukan tanpaperlakuan)

terjadi kenaikan temperatur yang sangat drastis pada hari ke 100 dengan

temperatur maksimal 170˚C.Sementara Pile B (dilakukan pemadatan berkala)

dan Pile C (slope rendah) kenaikan temperaturnya lebih stabil dibandingkan

Pile A dengan temperatur maksimalnya 150 ˚C untuk Pile Bdan 110 ˚C untuk

Pile C. Untuk Pile PBV (diberi penagkal angin) dan Pile PCE (dilapisi cairan

kimia) kenaikan temperaturnya tidak signifikan dengan temperatur maksimal

sebesar 60 ˚C.

Gambar 51.Grafik kenaikan temperatur terhadap waktu. Fierro, dkk (1999)

Pile A mengalami kenaikan temperatur yang sangat drastis, hal ini

dikarenakan pada Pile A tidak dilakukan perlakuan apapun artinya pada PileA

oksigen dengan mudah dapat masuk ke dalam tumpukan batubara melalui

rongga-rongga tumpukan dan oksigen tersebut mengoksidasi permukaan

batubara dengan menghasilkan panas. Panas yang tinggi dapat

mengnyebabkan oksidasi lebih lanjut dan mengakibatkan spontaneous


84

combustion. Sementara pada Pile B (dilakukan pemadatan secara berkala)

kenaikan temperaturnya tidak sedrastis pada Pile A. Pemadatan berkala

mengakibatkan rongga antar batubara semakin mengecil sehingga

mempersulit udara atau oksigen untuk menembus masuk kedalam tumpukan

batubara (oksidasi batubara lebih sulit unuk terjadi). Penggunaan sloperendah

pada Pile C mengakibatkan jumlah udara atau oksigen yang masuk kedalam

tumpukan batubaraberkurangsehingga mengurangi potensi oksidasi batubara.

Gambar52. Ilustrasi Angin dengan Tumpukan Batubara

Pada Pile PBV digunakan papan yang mengelilingi tumpukan batubara.Papan

tersebut dapat menghalangi angin atau udara yang masuk kedalam tumpukan

batubara sehingga tumpukan batubara akan sukar teroksidasi karena

minimnya jumlah oksigen dalam tumpukan batubara.

Gambar53.Ilustrasi Aliran Angin dengan Tumpukan Batubara Yang Diberi


Penangkal Angin.
85

Pada Pile PCB, tumpukan batubara dilapisi campuran fly ash dan air. Prinsip

kerja campuran fly ash dan air adalah menangkal masuknya oksigen ke

permukaan batubara sehingga oksidasi batubara berkurang. Melihat kondisi

ROM dan Stockpile CPP serta ROM Intermediate-1 di PT. Mandiri

Intiperkasa (MIP) dan berdasarkan eksperimen yang dilakukan Fierro, dkk.

(1999) perlu dilakukan perlakuan khusus pada tumpukan batubara di ROM

CPP dan ROM Intermediate-1. Perlakuan khusus yang memungkinkan yang

dapat dilakukan oleh PT. Mandiri Intiperkasa (MIP) untuk mencegah

terjadinya spontaneous combustion adalah melakukan pemadatan berkala

pada tumpukan batubara di ROM dan Stockpile CPP serta ROMIntermediate-

1. Perusahaan harus mengalokasikan minimal 1 unit PC 400 khusus untuk

melakukan pemadatan berkala pada tumpukan batubara di area ROM dan

Stockpile CPP serta ROM Intermediate-1.

5. Pengukuran Temperatur Tumpukan ROM Intermediate-1

Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui perubahan suhu batubara

yang mengalami spontaneous combustion yang terjadi pada tumpukan

batubara ROM Intermediate-1 dengan menggunakan alat Thermometer.

pengukuran suhu dilakukan dalam rentang waktu 11 Maret 2023 – 20 Maret

2023 sebagai berikut :


86

Tabel 10. Pengukuran Temperatur


No Pengukuran Suhu Tanggal
1 Pengukuran 1 11 Maret 2023
2 Pengukuran 2 13 Maret 2023
3 Pengukuran 3 15 Maret 2023
4 Pengukuran 4 17 Maret 2023
5 Pengukuran 5 19 Maret 2023
6 Pengukuran 6 20 Maret 2023

6. Analisa Sampel Batubara

Batubara yangdi sampling merupakan batubara yangberjarak ±30 cm dari

titik terjadinya swabakar. Perbandingan dilakukan dengan data kualitas

batubara yang berasal dari Testpit. Penyemplingan dilakukan oleh penulis

bersama dengan pembimbing lapangan. Sampel tersebut nantinya akan

dibawa ke laboratorium PT. Sucofindo. Data kualitas yang diamati

perubahannya adalah Total moisture, Ash content, dan Calori Value.

Pengamatan ke-3 kualitas tersebut merupakan penentuan kualitas batubara

yang bagus untuk pembeli (buyer). Berikut dibawah ini penjelasan mengenai

data kualitas yang di amati perubahanya sebagai berikut:

a. Total Moisture

Menurut (Sukandarrumidi, 2005 : 42)“ Jumlah total kandungan

batubara yang merupakan penjumlahan dari free moisture dan

inherentmoisture”.
87

b. Ashcontent

Menurut (Sukandarrumidi,2005:49) “Komposisi dari batubara yang

bersifat heterogen, terdiri dari unsur organik (berasal dari tumbuh-

tumbuhan) dan senyawa anorganik, yang merupakan hasil rombakan

batuan yang ada di sekitarnya, bercampur selama proses transportasi,

sedimentasi dan proses pembatubaraan (coalification)”.

c. CaloricValue(CV)

Menurut (Sukandarrumidi,2005:77) “Salah satu nilai penting dari

batubara adalah panas yang dihasilkan, apabila batubara tersebut

terbakar”.

7. Perubahan Kualitas Batubara yang Mengalami Spontaneous

Combustion

a. Total Moisture

Pada batubara yang terjadi proses spontaneous combustion, akan

terjadi kenaikan temperatur. Free moisture (kadar air yang berada di

permukaan batubara) akan mengalami penguapan sehingga

mengakibatkan nilai Total Moisure (TM) akan turun.

b. Kadar Abu (Ash)

Sumber abu pada batubaraberasal dari pengotor dari luar (berasal dari

area front loading batubara seperti overburden, pasir, gambut) dan

hasil pembakaran mineral atau senyawa anorganik yang terkandung

dalam batubara (seperti Natrium (Na), Kalium (K), Ferrum (Fe),

Magnesium (Mg)) .Padakondisibatubarayangterbakar,mineralatau


88

senyawa anorganik yang terkadung dalam batubara akan mengalami

pembakaran dan membentuk senyawa oksida (Na2O, K2O, FeO, MgO,

CaO) yang tetap tinggal dalam batubara sehingga kadar abu dalam

batubara yang terbakar akan naik.

c. Calori Value (CV)

Pada batubara terbakar akan terjadi kenaikan temperatur. Adanya

panas/kalor menandakan adanya perpindahan energi dari energi

potensial batubara menjadi energi panas. Artinya ada sejumlah energi

yang dilepas/hilang dari batubara yang terjadi swabakar.

8. Komposit Kualitas Batubara

Untuk meningkatan mutu batubara, diperlukan pencampuran dengan

menggunakan rumus (Jodi Williansyah,2017:55) :

()()()
())

Keterangan:

KC :Kualitas Hasil Blending

K1 :Kualitas Batubara 1 (kcal/kg)

K2 :Kualitas Batubara 2 (kcal/kg)

Kn :Kualitas Batubara ke-n (1,2,3,4,5,6) (kcal/kg)

W1 : Berat Batubara 1 (Kg)

W2 :Berat Batubara 2 (Kg)

Wn :Berat Batubaran (Kg)


89

C. Pembahasan dan Pengolahan Data

1. Pembahasan

a. Proses terjadinya Spontaneous Combustion Pada Tumpukan

Batubara ROM Intermediate-1

Berikut dibawah ini merupakan proses terjadinya spontaneous

combustion pada timbunan batubara ROM Intermediate-1sebagai berikut:

(a) (b)
Batubara akan menyerap Terjadi self heating (pemanasan
oksigen dari udara kemudian sendirinya)
temperatur akan naik

(d)
Batubara yang terbakar

(c)
Munculnya banyak titik asap
yang tebal (berbau belerang) dan
api
b. Hasil Pengukuran Temperatur Tumpukan Batubara ROM

Intermediate-1 yang Mengalami Spontaneous Combustion

Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui suhu batubara yang

mengalami spontaneous combustion yangterjadi padatumpukan batubara

ROM Intermediate-1 dengan menggunakan alat Thermometer.


90
Pengukuran suhu tersebut dilakukan pada jarak ±30cm kearah kanan dari
91

titik swabakar. Pada waktu pengukuran temperatur pukul 14.00 WITA

angin berhembus dari arah utara menuju selatan (dari arah kiri menuju

kanan). Pada jarak ± 30 cm kondisi batubara tersebut panas dan sedikit

muncul asap dari titik tersebut. Pengukuran temperatur dilakukandalam

rentang waktu 11 Maret 2023 – 20 Maret 2023. Berikut di bawah ini

Tabel 11. Dibawah ini menunjukan keterangan waktu serta suhu dari

pengkuran tumpukan tersebut sebagai berikut :

Tabel 11.Hasil Pengukuran Temperatur pada Area ROM Intermediate-1


Pengukuran Pukul Temperatur
No Tanggal
Suhu (WITA) (˚C)
1 Pengukuran 1 11 Maret 2023 14.00 75
2 Pengukuran 2 13 Maret 2023 14.00 77
3 Pengukuran 3 15 Maret 2023 14.00 178
4 Pengukuran 4 17 Maret 2023 14.00 129
5 Pengukuran 5 19 Maret2023 14.00 210
6 Pengukuran 6 20 Maret 2023 14.00 194

c. Hasil Analisa Sampel Tumpukan Batubara ROM Intermediate-1

Pengambilan sampel batubara ±30 cm dari titik batubara yang

mengalami swabakar, dimana batubara tersebut berasal dari seam A2

Subpit A2 utara. Berikut ini Tabel 12. Dibawah menunjukkan hasil

analisa kualitas sampel batubara :


92

Tabel12. Hasil Analisa Sample ROM Intemediate-1


Massa TM Ash CV
No SampleCode
Sample (Kg) % (ar) % (adb) Kcal/Kg (adb)
1 Sampel Senin 5,72 20,8 12,6 5334
2 Sampel Rabu 6,89 28,2 9 5288
3 Sampel Jumat 4,72 26,6 6,3 5561
4 Sampel Minggu 5,68 26,3 5 5792
5 Sampel Senin 5,1 25,4 8,3 5504
6 Sampel Rabu 6,15 25 8 5635

d. Hasil Analisa Kualitas Test pit Seam A2 Subpit A2 Utara

Tabel 13. Dibawah ini merupakan hasil analisa kualitas sampel

batubara dari seam A2 Subpit A2 utara :

Tabel13 . Komposit Hasil Test pit SeamA2 Sub pit A2 utara


TM Ash CV
No SampelCode
% (ar) % (adb) Kcal/Kg(adb)
1 SeamA2 28 4 5750

2. Pengolahan Data

a.Komposit Sampel Tumpukan Batubara ROM Intermediate-1

1) Total Moisture (ar)

Diketahui :
W1 = Sampel senin 5,72 kg

W2 = Sampel Rabu 6,89 kg

W3 = Sampel Jumat 4,72 kg

W4 = Sampel Minggu 5,68 kg

W5 = Sampel Senin 5,1 kg


93

W6 = Sampel Rabu 6,15 kg

K1 = TM 20,8 ar

K2 = TM 28,2 ar

K3 = TM 26,6 ar

K4 = TM 26,3 ar

K5 = TM 25,4 ar

K6 = TM 25 ar

KC =(5.72x20.8)+(6.89x28.2)+(4.72x26.6)+(5.68x

26.3)+(5.1 x25.4)+(6.15 x25)

(5.72+6.89 +4.72+5.68 +5.1 + 6.15)

=118.976+194.298+125.552+149.384+129.54+

153.74

34.26

=871.481

34.26

=25.437 %

2) Kadar Abu (adb)

Diketahui :

W1 = Sampel senin 5,72 kg

W2 = Sampel Rabu 6,89 kg

W3 = Sampel Jumat 4,72 kg

W4 = Sampel Minggu 5,68 kg

W5 = Sampel Senin 5,1 kg


94

W6 = Sampel Rabu 6,15 kg

K1 = Ash 12,6 adb

K2 = Ash 9 adb

K3 = Ash 6,3 adb

K4 = Ash 5 adb

K5 = Ash 8,3 adb

K6 = Ash 8 adb

KC=(5.72x12.6)+(6.89x9)+(4.72x6.3)+(5.68x5)+

(5.1x8.3)+(6.15 x8)

34.26

=289.938

34.26

= 8.258 %

3) Calori Value

Diketahui:

W1 = Sampel senin 5,72 kg

W2 = Sampel Rabu 6,89 kg

W3 = Sampel Jumat 4,72 kg

W4 = Sampel Minggu 5,68 kg

W5 = Sampel Senin 5,1 kg

W6 = Sampel Rabu 6,15 kg

KC = CV 5334 kcal/kg (adb)

KC = CV 5288 kcal/kg (adb)


95

KC = CV 5561 kcal/kg (adb)

KC = CV 5792 kcal/kg (adb)

KC = CV 5504 kcal/kg (adb)

KC = CV 5635 kcal/kg (adb)

KC =(5.72x5334)+(6.89x5288)+(4.72x5561)+(5.68x

5792)+(5.1 x5504) +(6.15 x5635)

(5.72+6.89 +4.72+5.68 +5.1 + 6.15)

=30510.48+36434.32+26247.92+32898.56+28070.4

+38960.25

34.26

= 5511.29 Kcal/kg

Berikut dibawah ini merupakan tabel hasil Komposit dari masing-masing

hasil analisa sampel kualitas batubara ROM Intermediate-1 sebagai berikut :

Massa
TM ASH CV
No SampleCode Sample
Kg % (ar) % (adb) Kcal/kg (adb)
1 Sampel Senin 5,72 20,8 12,6 5334
2 Sampel Rabu 6,89 28,2 9 5288
3 Sampel Jumat 4,72 26,6 6,3 5561
4 Sampel Minggu 5,68 26,3 5 5792
5 Sampel Senin 5,1 25,4 8,3 5504
6 Sampel Rabu 6,15 25 8 5635
Komposit 34,26 25,44 8,28 5511,29
Tabel 14. Komposit Hasil Analisa Sampel Batubara yang mengalami
Spontaneous Combustion serta Suhu Batubara
96

Berdasarkan Komposit hasil dari analisa sampel batubara yang megalami

spontaneous combustion sudah di pastikan batubara pada tumpukan ROM

Intermediate-1 kualitasnya menurun. Untuk memenuhi permintaan pembeli

(buyer) menginginkan kualitas batubara yang bagus, PT. Mandiri Intiperkasa

melakukan pencampuran (blanding) dengan kualitas yang lebih bagus.


96

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Darianalisayangtelahdilakuakan,penulisdapatmenyimpulkan:

1. Batubarayangditumpuktanpaadanyapenanganatautindakanakan mudah

menyerap oksigen di udara kemudian dapat menaikan temperatur.

2. Setelah terjadinya kenaikan temperatur, batubara akan mengalami

pemanasan dengan sendirinya (self heating)

3. Setelahterjadinyaselfheating munculnyatitikasaptebaldanapi

4. Hasil pengamatan mengenai Spontaneous Combustion menunjukkan

bahwa batubara ROM Intermediate-1 mulai terbakar pada suhu 75˚C dan

menyebabkan penurunan kualitas, yaitu :

a. PenurunanTMsebesar 2.56%(ar)

b. KenaikanASHsebesar 4.28%(adb)

c. PenurunanCVsebesar238.71kcal(adb)

96
97

Saran

PencegahanSpontaneousCombustion

1. PenerapansistemFIFO(firstInFirstOut)

2. Kontroltemperaturdanswabakar

3. Pemadatansecara berkala

Mengalokasikan PC yang dikhususkan untuk melakukan pemadatan

berkala pada tumpukan batubara di area ROM dan Stockpile CPP serta

ROM Intermediet-1.

4. Mengaturslopetimbunan

Melakukan kajian dan studi mengenai aplikasi slope rendah pada

tumpukan batubara di ROM dan Stockpile CPP serta ROM Intermediet-1.

Tumpukan batubara dengan slope rendah akan membutuhkan area yang

lebih besar.

5. Pemasanganwindbarrier/windscreen

Perlu kajian khusus untuk menghitung cost untuk pengaplikasian metode

penangkal angin sebagai pencegahan spontaneous combustion.

6. Penyiramandenganlarutan kimia

Perlu kajian khusus untuk menghitung cost dan dampak lingkungan untuk

pengaplikasian metode penyiraman dengan larutan kimia sebagai

pencegahan spontaneous combustion.


98

DAFTARPUSTAKA

Abd Razak Kadir, dkk (2017).ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS

BATUBARADIKECAMATANTANAHGROGOTKABUPATENPASER

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Muslim Indonesia .

Fierro, V. Dkk. (1999). Prevention of spontaneous combustion in coal stockpiles:

Experimental Results in Coal Storage Yard. Fuel Processing Technology 59

(1999) 23-34.

SudarsonoArief S. (2003). Pengantar Preparasi dan Pencucian Batubara.

Departemen Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

Mirza Nurul Filah, dkk (2016). ANALISIS TERJADINYA SWABAKAR DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS BATUBARA PADA AREA

TIMBUNAN100/200PADASTOCKPILEKELOKSDIPT.KUANSINGINTI

MAKMUR. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,

UniversitasSriwijaya.

JolOAliyusra (2017). MANAJEMEN STOCKPILE UNTUK MENCEGAH

TERJADINYASWABAKARBATUBARADIPT.PLN(PERSERO)TIDORE.

Dosen Fakultas Teknik Pertambangan, Universitas

MuhammadiyahMalukuUtara.
99
94

LAMPIRANA

TimeScheduleKegiatan PraktekLapangan IndustriPT.Mandiri Intiperkasa(MIP)


95

LAMPIRANB

AlurProsesKegiatanPenambanganPT.Mandiri Intiperkasa(MIP)

EKSPLORASI SURVEY GEOMODEL GEOTEK

MINEPLAN

COALGETTING
OBREMOVAL LAND CLEARING OPENCHANNEL

PROCESSING BARGING
LAMPIRANC

DokumentasiKegiatan NurseryPT.MandiriIntiperkasa

Gambar51.PenyiramanTanaman

Gambar52.Kegiatanpenyepihan tanaman
Gambar53.Kegiatanpengumpulankardusbekas dibanksampahPT.MIP

Gambar54.Pembuatangeluntukpupuk tanaman
Gambar55.KegiatanKunjungankeTPS PT. MIP

Gambar56.KegiatanJumatHijau PT.MIP
DokumentasiKegiatanBersama Dept.Safety

Gambar57.KegiatanInspeksidiLapangan

Gambar58.KegiatanFotoBersamasetelahkegiatan Inspeksi
Dokumentasi

KegiatanPengambilanSampelBatubarayangmengalamiSpontaneousCombustion

Gambar59.PengukuranTemperatur batubara

Gambar60.PengambilanSampel
Gambar61.KegiatanPreparasipengahalusansampelbatubara

Gambar62.Penimbangansampelyangtelahdihaluskan
Gambar63.Pengovenansampel yangtelahdilakukanPreparasi

Gambar64. Sampelyangtelahdiovendiequilibrium
Gambar65. Balancesampelbatubara

Gambar66.Sampelyangsudah ditimbangkemudiandioven

Anda mungkin juga menyukai