Anda di halaman 1dari 171

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Pekerjaan :
TAMBANG TERBUKA BATUBARA
PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA, RANTAU,
KALIMANTAN SELATAN, INDONESIA

Topik Bahasan :
“Analisis Fuel Consumption Alat Angkut Komatsu HD465 dan Komatsu
HD785 di Pit Agatis Utara dan Pit Mahoni Utara Pada Pengupasan
Overburden Tambang Batubara di PT. Kalimantan Prima Persada
Job Site Rantau, Provinsi Kalimantan Selatan”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Program S1 Teknik Pertambangan

Oleh:

DIAN NUR IKHSAN


TM/NIM : 2015/15137034

Konsentrasi : Pertambangan Umum


Program Studi : S1 Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Laporan ini disampaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan


penyelesaian kegiatan Praktek Lapangan Industri
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Semester Juli – Desember 2018

Oleh:
Nama : Dian Nur Ikhsan
NIM : 15137034
Jurusan : Teknik Pertambangan
Program Studi : S1 Teknik Pertambangan

Rantau, 18 Agustus 2018


Diperiksa dan Disahkan Oleh:
Pembimbing Lapangan

Supervisor Departement Produksi

Mengetahui,
Superintendent Departement Produksi
PT. Kalimantan Prima Persada

Production & ccp Dept. Head

ii
LEMBAR PENGESAHAN
KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Laporan Ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI)
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Semester Juli – Desember 2018

Diperikasa dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembimbing:

Drs. Bambang Heriyadi, M.T.


NIP. 19641114 198903 1 002

a.n. DEKAN FT UNP


Kepala Unit Hubungan Industri

iii
BIODATA

I. Data Diri
Nama Lengkap : Dian Nur Ikhsan
No. Buku Pokok : 15137034/2015
Tempat / Tanggal Lahir : Bengkulu / 20 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Bapak : Zarhadi
Nama Ibu : Suryani
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga)
Alamat Tetap : Perumnas Villa Raya No.40 RT.009 RW.003
Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.
Telp./HP : 085357224697
II. Data Pendidikan
Sekolah Dasar : SD Negeri 71 Kota Bengkulu
Sekolah Lanjutan Pertama : SMP Negeri 11 Kota Bengkulu
Sekolah Lanjutan Atas : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang
III. Laporan PLI
Tempat PLI : PT. Kalimantan Prima Persada Job Site Rantau
Tanggal PLI : 17 Juli 2018 s/d 27 Agustus 2018
Topik PLI : Analisis Fuel Consumption Alat Angkut Komatsu
HD465 dan Komatsu HD785 di Pit Agatis
Utara dan Pit Mahoni Utara pada
Pengupasan Overburden Tambang Batubara
di PT. Kalimantan Prima Persada Job Site Rantau,
Provinsi Kalimantan Selatan.
Tanggal Desiminasil : 1 Oktober 2018
Padang, 31 Agustus 2018

Dian Nur Ikhsan


NIM. 15137034

iv
RINGKASAN

Indonesia memiliki sumber cadangan sumberdaya alam yang sangat


melimpah baik itu mineral dan batubara. Cadangan batubara yang cukup besar dan
tersebar hampir di seluruh wilayah nusantara. PT. Kalimantan Prima Persada
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontraktor
pertambangan batubara. PT. Kalimantan Prima Persada kontraktor pertambangan
yang dipercaya oleh PT. Bhumi Rantau Energi selaku pemegang IUP OP (Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi). kegiatan penambangan batubara yang
terletak di Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
PT. Kalimantan Prima Persada menggunakan metode penambangan
tambang terbuka yaitu metode open Pit mining yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi kegiatan pengupasan tanah penutup (overburden) dan
kegiatan penambangan batubara. Pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan pada
lapisan overburden berupa material keras (clay), batu pasir (sandstone), batu
lempung dan lumpur (mud). Untuk menghasilkan batubara yang siap untuk di jual
perlunya pengupasan tanah penutup (overburden removal) terlebih dahulu.
Overburden removal dilakukan setelah proses land clearing dan pengupasan top
soil atau tanah yang memiliki zat hara (tanah berharga). Dan selanjutnya dilakukan
kegiatan pembongkaran tanah penutup.
Semua proses dan alat saling berhubungan dalam proses overbarden removal.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain efisiensi kerja alat yang
dipengaruhi oleh jam hambatan kerja, kombinasi alat gali-muat dan alat angkut
serta keserasian kerja alat mekanis yang dipengaruhi oleh waktu edar, vertical
distance dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi fuel. Oleh karena iu,
perlunya melihat diantara kombinasi alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP
dengan alat angkut Komatsu HD785 dan alat angkut Komatsu HD465 yang mana
lebih menguntungkan dan efisien dari segi penggunaan konsumsi fuel.

kata kunci : Overburden, excavator Komatsu PC1250-SP, Komatsu HD465,


Komatsu HD785, konsumsi fuel.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Praktek Lapangan Industri (PLI) yang berjudul:

“Analisis Fuel Consumption Alat Angkut Komatsu HD465 dan Komatsu

HD785 di Pit Agaratis Utara dan Pit Mahoni Utara Pada Pengupasan

Overburden Tambang Batubara di PT. Kalimantan Prima Persada Job Site

Rantau, Provinsi Kalimantan Selatan”. Kegiatan Praktek Lapangan Industri

dilaksanakan di Rantau, Kalimantan Selatan pada tanggal 17 Juli – 27 Agustus

2018.

Laporan Praktek Lapangan Industri ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi kurikulum yang ada pada Fakultas Teknik Program Studi S1

Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang. Laporan ini disusun berdasarkan

pengamatan dilapangan, laporan hasil penelitian sebelumnya, literatur dari berbagai

referensi yang ada kaitannya dengan pertambangan dan masukan berupa saran,

kritik yang membangun dari segala pihak.

Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan, dan

memperlancar pengerjaan dan penyelesaian laporan ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga penulis yang senantiasa memberi doa dan dukungan

baik secara moril dan materi dan memberikan pengaruh besar dalam

terlaksananya kegiatan Praktek Lapangan Industri Penulis.

vi
2. Bapak Ali Basrah Pulungan, ST., MT. selaku Kepala Unit Hubungan Industri

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

3. Bapak Drs. Raimon Kopa M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Dr. Murad MS, M.T. selaku Koordinator Praktek Lapangan Industri

Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

5. Bapak Mulya Gusman, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing akademik

penulis.

6. Bapak Drs. Bambang Heriyadi, M.T. selaku Dosen Pembimbing Praktek

Lapangan Industri, yang selalu membimbing dan memberikan masukan untuk

penulis menyelesaikan laporan ini.

7. Pak Hery Purnomo selaku Project Manager di PT. Kalimantan Prima persada

job site Rantau.

8. Pak Eko Candra Widodo dan tim dari Departemen Engineering

PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau.

9. Pak Lay Agus R., selaku Departemen Head Production dan Pak Sarmadi,

selaku Section Head Production serta Pak Darmansyah, selaku Grup Leader

Drilling and Blasting PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau.

10. Pak Bayu Hermawan Wicaksono, selaku pembimbing penulis selama

melakukan kegiatan Praktek Lapangan Industri.

11. Pak Oktaviansyah, Pak Iwan Abdi, selaku mentor penulis selama melakukan

kegiatan Praktek Lapangan Industri.

vii
12. Seluruh Staff dan Karyawan/i Departemen Produksi PT. Kalimantan Prima

Persada di kantor pusat (KPHO) dan job site Rantau.

13. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Kalimantan Prima Persada.

14. Asep Triyanda teman Praktek Lapangan Industri dan seluruh teman-teman dari

Universitas lain yang melakukan Praktek Lapangan Industri juga

di PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau.

15. Yuliana Safitri yang selalu memberikan motivasi dan semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Lapangan Industri dengan baik.

16. Senior dan teman-teman angkatan 2015 yang telah membantu dalam penulisan

laporan ini.

Penulis sangat menyadari bahwa Laporan Praktek Lapangan Industri ini

masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis sangat menerima

kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat bermanfaat bagi yang

membaca.

Padang, 31 Agustus 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN DARI PERUSAHAAN ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN DARI KAMPUS ........................................... iii

BIODATA ........................................................................................................ iv

RINGKASAN .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Lapangan Industri ........................................... 1

B. Deskripsi Perusahaan ............................................................................ 7

C. Deskripsi Kegiatan Industri/Perusahaan ............................................... 25

D. Rencana Kegiatan Praktek Lapangan Industri ...................................... 43

E. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri ................................ 44

F. Hambatan dan Penyelesaian .................................................................. 58

G. Temuan Menarik ................................................................................... 59

BAB II TOPIK BAHASAN

A. Latar Belakang Topik Bahasan ............................................................. 61

B. Kajian Teoritis ....................................................................................... 63

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan ................................................................ 83

ix
D. Pembahasan dan Analisis Data ............................................................. 86

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 119

B. Saran ..................................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 121

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Rencana Kegiatan Penulis ................................................................... 43

Tabel 2. Nilai Swell Faktor dan Density untuk berbagai macam material ........ 73

Tabel 3. Bucket Fill Faktor ............................................................................... 74

Tabel 4. Waktu Edar Excavator Komatsu PC1250-SP (2011)


dengan Komatsu HD465 di Pit Agatis Utara ...................................... 95

Tabel 5. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD465 di Pit


Agatis Utara ........................................................................................ 96

Tabel 6. Waktu Edar Excavator Komatsu PC1250-SP (2011)


dengan Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara ...................................... 99

Tabel 7. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD785 di Pit


Agatis Utara ........................................................................................ 100

Tabel 8. Waktu Edar Excavator Komatsu PC1250-SP (2005)


dengan Komatsu HD465 di Pit Mahoni Utara .................................... 104

Tabel 9. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD465 di Pit


Mahoni Utara .................................................................................... 105

Tabel 10. Waktu Edar Excavator Komatsu PC1250-SP (2005)


dengan Komatsu HD785 di Pit Mahoni Utara ................................. 106

Tabel 11. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD785 di Pit
Mahoni Utara .................................................................................... 108

Tabel 12. Perhitungan Produktivity alat gali-muat Excavator Komatsu


PC1250-SP dan alat angkut Komatsu HD465 dan HD785............... 110

Tabel 13. Perbandingan efesiensi produktivitas alat gali-muat


dan alat angkut .................................................................................. 111

Tabel 14. Analisis Penggunaan Fuel dalam liter/km ........................................ 118

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Logo PT. Kalimantan Prima Persada .............................................. 8

Gambar 2. Slogan budaya kerja PT. Kalimantan Prima Persada ...................... 10

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. Kalimantan Prima Persada


jobsite Rantau .................................................................................. 11

Gambar 4. Peta lokasi PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau ............ 15

Gambar 5. Map project PT. Kalimantan Prima Persada


di Pulau Kalimantan ........................................................................ 16

Gambar 6. Peta topografi PT. Kalimantan Prima Persada


job site Rantau ................................................................................. 17

Gambar 7. Diagram alir busness PT. Kalimantan Prima Persada ..................... 18

Gambar 8. Grafik data curah hujan rata-rata tahun 2017 .................................. 19

Gambar 9. Statigrafi Cekungan Barito .............................................................. 22

Gambar 10. Perlapisan bahan perselingan parallel bedding antara batubara,


Batu pasir, batu lempung (clay) dan batu lanau yang
tersingkap ...................................................................................... 24

Gambar 11. Batubara yang terdapat pada PT. Kalimantan Prima Persada
job site Rantau. .............................................................................. 24

Gambar 12. Survey menggunakan Total Station .............................................. 26

Gambar 13. Hasil Pelaksanaan Land Clearing ................................................. 27

Gambar 14.Pengupasan tanah pucuk (top soil) dengan excavator PC200........ 28

Gambar 15. Pengupasan tanah penutup (overburden) ...................................... 29

Gambar 16. Proses loading overburden Excavator dan HD785 ....................... 30

Gambar 17. Proses hauling overburden menuju disposal ................................ 30

Gambar 18. Proses dumping hauler di disposal................................................ 31

xii
Gambar 19. Proses loading batubara dilihat dari luar ....................................... 33

Gambar 20. Proses hasil crushing (pengecilan ukuran) batubara


DAFTAR GAMBAR
yang berada pada belt conveyor dari crusher ................................ 33
Halaman
Gambar 21. Reklamasi ...................................................................................... 34

Gambar 22. Excavator Komatsu PC1250-SP.................................................... 35

Gambar 23. Excavator Komatsu PC300 ........................................................... 36

Gambar 24. Excavator Komatsu PC200 ........................................................... 36

Gambar 25. High Dump Truck Komatsu HD465 .............................................. 37

Gambar 26. High Dump Truck Komatsu HD785 .............................................. 37

Gambar 27. Dump Truck Scania LD ................................................................. 38

Gambar 28. Dump Truck batubara Hino tipe FM 260 JD ................................. 38

Gambar 29. Motor grader Komatsu .................................................................. 39

Gambar 30. Bulldozer Komatsu ........................................................................ 40

Gambar 31. Tower lamp .................................................................................... 40

Gambar 32. Water truck .................................................................................... 41

Gambar 33. Compactor ..................................................................................... 41

Gambar 34. Fuel truck ...................................................................................... 42

Gambar 35. Mobil sarana .................................................................................. 43

Gambar 36. Mine & Port Permit....................................................................... 46

Gambar 37. Pelaksanaan induksi Keselamatan & Kesehatan Kerja


dan Lingkungan Hidup (K3LH) .................................................... 47

Gambar 38. Pelaksanaan orientasi di lapangan (crusher) ................................. 47

Gambar 39. Pelaksanaan orientasi di lapangan (tambang) ............................... 47

Gambar 40. Pelaksanaan safety talk mingguan (setiap hari rabu) .................... 49

xiii
Gambar 41. Pelaksanaan P5M setiap pagi dan malam hari sebelum
mengawali shift ............................................................................ 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 42. Review hasil ketercapaian di akhir shift ........................................ 49
Halaman
Gambar 43. Hasil survey cek lokasi dan evaluasi aktual .................................. 50

Gambar 44. Tampak gambar top soil dan sub soil tanah yang telah dibuka ..... 51

Gambar 45. Pengupasan tanah penutup (overburden) secara langsung ............ 52

Gambar 46. Pengupasan tanah penutup (overburden) dengan ripping


bantuan bulldozer .......................................................................... 52

Gambar 47. Pengupasan tanah penutup (overburden) dengan blasting ............ 53

Gambar 48. Proses menunggu antrian pemuatan batubara ............................... 55

Gambar 49. Proses hauling batubara menuju stockpile .................................... 55

Gambar 50. Batubara di stockpile ..................................................................... 55

Gambar 51. Proses Crushing (pengecilan ukuran) batubara ............................. 56

Gambar 52. Terdapat setting fleet campuran antara HD785 dan HD465
dengan loader excavator PC1250-SP ........................................... 60

Gambar 53. Pola pemuatan bench loading/top loading .................................... 65

Gambar 54. Pola pemuatan bottom loading ...................................................... 66

Gambar 55. Metode pemuatan double beanch loading .................................... 67

Gambar 56. Dimensi dan ukuran jalan lurus ..................................................... 68

Gambar 57. Dimensi dan ukuran jalan menikung ............................................. 70

Gambar 58. Cara melihat dan menghitung nilai bucket fill faktor .................... 74

Gambar 59. Matching fleet ideal menurut standard operasional


pertambangan PT. Kalimantan Prima Persada .............................. 81

Gambar 60. Diagram proses pengumpulan data ............................................... 86

Gambar 61. Peta lokasi pengambilan data Excavator PC1250 –SP


dengan HD465 di Pit Agatis Utara................................................ 87
xiv

Gambar 62. Peta lokasi pengambilan data Excavator PC1250 –SP


dengan HD785di Pit Agatis Utara................................................. 87
Gambar 63. Peta lokasi pengambilan data Excavator PC1250 –SP
dengan HD465 HD785 di Pit Mahoni Utara ................................. 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 64. Job efisiensi untuk excavator Komatsu ......................................... 88
Halaman
Gambar 65. Job efisiensi untuk Highway Dump Truck Komatsu ..................... 89

Gambar 66. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD465 ............ 89

Gambar 67. Diagram efisiensi kerja HD465 ..................................................... 90

Gambar 68. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD785 ............ 91

Gambar 69. Diagram efisiensi kerja HD785 ..................................................... 91

Gambar 70. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD465 ............ 92

Gambar 71. Diagram efisiensi kerja HD465 ..................................................... 93

Gambar 72. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD785 ............ 94

Gambar 73. Diagram efisiensi kerja HD785 ..................................................... 94

Gambar 74. Grade resistance .......................................................................... 112

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran A. Peta Topografi PT. Kalimantan Prima Persada
Job site Rantau ............................................................................. 122

Lampiran B. Spesifikasi Alat Gali-Muat Excavator


Komatsu PC1250-SP .................................................................... 123

Lampiran C. Spesifikasi Alat Angkut Komatsu HD785 ................................... 124

Lampiran D. Spesifikasi Alat Angkut Komatsu HD465-7 ............................... 125

Lampiran E. Cycle Time Excavator PC1250-SP Dengan Komatsu HD465 ..... 126

Lampiran F. Efisiensi Excavator PC1250-SP Dengan Komatsu HD465 .......... 127

Lampiran G. Cycle Time Komatsu HD465 Dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP.................................................................... 128

Lampiran H. Effisiensi Komatsu HD465 dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP ................................................................... 130

Lampiran I. Cycle Time Excavator PC1250-SP dengan Komatsu HD785 ....... 131

Lampiran J. Efisiensi Excavator PC1250-SP dengan Komatsu HD785 ........... 132

Lampiran K. Cycle Time Komatsu HD785 dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP.................................................................... 133

Lampiran L. Effisiensi Komatsu HD785 dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP ................................................................... 135

Lampiran M. Cycle Time Excavator PC1250-SP dengan Komatsu HD465 ..... 136

Lampiran N. Efisiensi Excavator PC1250-SP dengan Komatsu HD465 .......... 137

Lampiran O. Cycle Time Komatsu HD465 dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP.................................................................... 138

Lampiran P. Effisiensi Komatsu HD465 dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP .................................................................... 140

Lampiran Q. Cycle Time Excavator PC1250-SP dengan Komatsu HD785...... 141

Lampiran R. Efisiensi Excavator PC1250-SP dengan Komatsu HD785 .......... 142

xvi
Lampiran S. Cycle Time Komatsu HD785 dengan Excavator
Komatsu PC1250-SP.................................................................... 143

Lampiran T. Effisiensi Komatsu HD785 dengan Excavator


Komatsu PC1250-SP .................................................................... 145

Lampiran U. Fuel Consumption Aktual ............................................................ 146

Lampiran V. Fuel Consumption Menurut Handbook Komatsu Edition 30 ...... 149

Lampiran W. Time Frame ................................................................................. 150

Lampiran X. Lembar Kartu Bimbingan Praktek Lapangan Industri ................. 152

Lampiran Y. Surat Keterangan Telah Selesai Praktek Lapangan Industri ........ 154

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan PLI

Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) merupakan sebuah program

yang diadakan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI) serta merupakan

sebuah mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa yang

sudah memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh pihak Unit

Hubungan Industri. Syarat-syaratnya yaitu untuk jenjang pendidikan S1 harus

sudah menyelesaikan Satuan Kredit Semester (SKS) sebanyak 120 SKS.

Kegiatan Praktek Lapangan Industri dilaksanakan sebagai salah satu

syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa Program Studi S1 Jurusan

Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang dalam

menyelesaikan program studinya. Tujuan umum dari Praktek Lapangan

Industri (PLI) adalah untuk mendapatkan atau menggali pengetahuan dan

pengalaman praktis di lapangan atau industri, menumbuhkan sikap disiplin di

dalam dunia kerja dan etos kerja mahasiswa sebagai calon tenaga kerja

profesional yang siap kerja, serta mampu membahas suatu topik yang ditemui

di lapangan melalui metode analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu laporan

Praktek Lapangan Industri (PLI). Kegiatan pengalaman lapangan dilaksanakan

pada perusahaan-perusahaan pertambangan dan bergerak dibidang

pertambangan.

Setiap mahasiswa harus memiliki persiapan yang matang dalam

menghadapi dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Salah satunya adalah bidang ilmu teknik pertambangan yang harus dipahami

1
2

oleh setiap mahasiswa jurusan teknik pertambangan. Ilmu teknik

pertambangan merupakan suatu ilmu yang bersifat aplikatif, dimana dalam

pengembangannya membutuhkan percobaan dan penelitian yang berulang

secara langsung di lapangan.

Melalui program Praktek Lapangan Industri mahasiswa diharapkan

mampu memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak

diperoleh pada Perguruan Tinggi. Program ini juga diharapkan mampu

mewadahi kebutuhan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di

kampus dalam permasalahan langsung yang ada di lapangan. Dengan demikian

terjadi sinkronisasi antara perkembangan pada dunia industri dengan

perkembangan kurikulum pendidikan diperkuliahan, sehingga lulusan yang

dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan standar industri saat ini.

Dalam laporan ini, penulis melakukan kegiatan Praktek Lapangan

Industri di PT. Kalimantan Prima Persada Job Site Rantau, Kalimantan Selatan.

PT. Kalimantan Prima Persada merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

jasa kontaraktor pertambangan baik mining service, hauling service dan port

service. PT. Kalimantan Prima Persada adalah anak perusahaan dari

PT. Pamapersada Nusantara. PT. Pamapersada Nusantara sendiri tergabung

dalam PT. Astra Grup. PT. Kalimantan Prima Persada Job Site Rantau,

Kalimantan Selatan berkerja sama dengan owner yaitu

PT. Bhumi Rantau Energi (PT. BRE).


3

1. Tujuan Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI)

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Praktek Lapangan Industri

(PLI) ini, yaitu:

a. Meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri penulis dalam

menghadapi dan memasuki dunia kerja nantinya.

b. Mengaplikasikan ilmu yang telah penulis peroleh selama bangku

perkuliahan pada saat di dunia kerja.

c. Dapat menyerap ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaru dalam

dunia industri yang tidak diperoleh dibangku kuliah.

d. Dapat memberikan suatu sumbangan pikiran bagi perusahaan atau

industri dari permasalahan yang ditemui.

e. Melatih disiplin dengan mematuhi peraturan yang berlaku pada

perusahaan/industri tempat mahasiswa praktek.

f. Mampu menulis suatu laporan kegiatan Praktek Lapangan Industri

sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan Praktek Lapangan Industri

(PLI) serta mempresentasikannya di depan dosen dan mahasiswa.

2. Peserta Kegiatan PLI

Berdasarkan surat balasan dari PT. Kalimantan Prima Persada

tanggal 29 Juni 2018 dengan nomor surat A25-0786KPHO/VI-18/EX

mengenai Izin Praktek Lapangan Industri, perusahaan bersedia menerima

saya untuk mengikuti Praktek Lapangan Industri di perusahaan yang

bersangkutan.
4

3. Tempat Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

Tempat pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan Indudstri ditentukan

dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Perusahaan atau industri dalam melaksanakan kegiatan atau operasinya

memerlukan tenaga kerja dan tenaga ahli dibidang teknik atau kejuruan.

b. Perusahaan harus memiliki badan hukum yang bergerak di bidangnya.

c. Perusahaan atau industri sedapat mungkin memiliki pusdiklat atau

memiliki tenaga ahli yang bisa memberikan bimbingan atau informasi

kepada mahasiswa selama mengadakan Praktek Lapangan Industri.

d. Memiliki kegiatan atau operasi yang dilakukan oleh perusahaan, agar

mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

meningkatkan pengetahuan yang diperolehnya di bangku perkuliahan.

Berdasarkan syarat tempat pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

tersebut, maka PT. Kalimantan Prima Persada layak untuk dijadikan sebagai

tempat Praktek Lapangan Industri bagi mahasiswa, dengan mengajukan

proposal terlebih dahulu dan selanjutnya diproses oleh perusahaan.

4. Langkah-Langkah Pelaksaaan Praktek Lapangan Industri

Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri harus melalui serangkaian

kegiatan yang saling menunjang, mulai dari mengusulkan proposal

pelaksanaan praktek lapangan industri, sampai tersusunnya sebuah laporan

tentang kegiatan yang dilakukan di tempat praktek tersebut. Adapun

aktifitas – aktifitas yang dilakukan antara lain adalah:


5

a. Orientasi

Mahasiswa praktek dengan lingkungan kerjanya yang baru,

tentang bagaimana aturan-aturan yang ada dan berlaku pada

PT. Kalimantan Prima Persada, masa ini disebut juga dengan masa

adaptasi.

b. Praktek

Praktek adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa dilibatkan

langsung dalam pelaksanaan proses kerja yang terdapat pada perusahaan

yang bersangkutan. Sehingga mahasiswa dapat membandingkan teori

yang terdapat pada bangku kuliah dengan yang terjadi dilapangan.

Dalam hal ini pembimbing berperan penting tentang apa yang mesti

dilakukan oleh mahasiswa praktek, dan bagaimana solusi terhadap

permasalahan yang ditemui.

c. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dari serangkaian kegiatan praktek yang dilakukan dan hasil

konsultasi dan wawancara dengan pembimbing dan beberapa orang

karyawan maka penulis mendapatkan data-data dan permasalahan

berserta solusinya, dan selanjutnya data ini diolah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, seperti penggunaan referensi dan literatur

lainnya yang berguna sebagai bahan pertimbangan.


6

d. Penyusunan Laporan

Data-data yang sudah terkumpul kemudian disusun dalam bentuk

laporan yang nantinya digunakan sebagai pertanggungjawaban

mahasiswa praktek.

5. Manfaat Praktek Lapangan Industri

a. Untuk Mahasiswa

Kegiatan Praktek Lapangan Industri yang dilaksanakan pada

perusahaan/industri banyak membawa manfaat bagi mahasiswa, karena

mahasiswa dapat melihat langsung keterkaitan antara teori yang

dipelajari dibangku kuliah dengan tempat Praktek Lapangan Industri, dan

juga memberi pengalaman bagi mahasiswa tentang aktifitas di industri

sehingga dengan Praktek Lapangan Industri dapat mempersiapkan diri

untuk menghadapi dunia kerja.

b. Untuk Universitas

Sesuai dengan buku pedoman Praktek Lapangan Industri Fakultas

Teknik Universitas Negeri Padang bahwa untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan dibidang teknologi dan kejuruan maka

mahasiswa perlu dilibatkan langsung didalam berbagai kegiatan

perusahaan, dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

menggunakan alat-alat yang mungkin tidak terdapat di workshop jurusan.


7

c. Untuk Pihak Perusahaan

Dengan saran-saran yang diberikan diharapkan perusahaan

mendapat suatu masukan guna lebih memacu atau meningkatkan kualitas

dan produktifitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumennya.

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan PT. Kalimantan Prima Persada

PT. Kalimantan Prima Persada adalah anak perusahaan dari

PT. Pamapersada Nusantara yang didirikan pada tanggal 9 September 2003,

berdasarkan akte notaris No. 57 yang dikeluarkan kantor notaris Noor

Hasanah, S.H dan berdomisili di Banjarbaru.

Komposisi kepemilikan saham PT. Kalimantan Prima Persada antara

lain 99,99% dimilik oleh PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) dan 0,01%

oleh PT. United Tractors Pandu Engineering (UTE).

Pada tanggal 11 Desember 2006 Anggaran Dasar Perseroan

mengalami perubahan karena adanya tambahan nilai atas modal disetor.

Scope of business PT. Kalimantan Prima Persada saat ini meliputi Mining

Contraktor, Hauling, dan Port Service.

Pada awal pendirian PT. Kalimantan Prima Persada dimaksudkan

sebagai second layer PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) untuk menjawab

adanya kebutuhan customer skala menengah akan jasa mining contractor

yang bonafit dan profesional. Sebagai nilai tambahannya dari induk

perusahaan yang membuatnya, PT. Kalimantan Prima Persada dilahirkan

dengan mengusung ide segar yang ditujukan untuk menerapkan suatu


8

konsep Mining Developer yakni sebuah pelayanan jasa di bidang

pertambangan batubara yang bergerak mulai dari proses awal hingga selesai

(A-Z). Mulai dari proses Mine Predevelopment (Feasibility study &

eksplorasi) hingga proses penjualan (Marketing & Sales). Dalam perjalanan

waktu konsep Mining Developer berubah menjadi Integrated mining

services dengan 3 bisnis utama, yaitu jasa Kontraktor pertambangan, Jasa

Pelabuhan dan Pengelolaan Jalan Angkut.

Dalam kedudukannya sebagai salah satu anggota dari ASTRA

Affiliated Company (Affco), KPP berasal dari rumpun industri ASTRA

Heavy Equipment Mining & Energy Group yang pada awalnya diprakasai

oleh PT. United Tractors (UT). Selain berasal dari PAMA, saham

kepemilikan KPP dimiliki pula oleh PT. United Tractors Engineering.

2. Data Umum Perusahaan

a. Nama Perusahaan : PT. Kalimantan Prima Persada

b. Alamat : Job Site Rantau, PT. Bhumi Rantau Energi,

Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan

c. Website : http://www.kppmining.com

d. Logo :

Gambar 1. Logo PT. Kalimantan Prima Persada


9

3. Visi, Misi dan Budaya Kerja PT. Kalimantan Prima Persada

a. Visi

Menjadi Perusahaan Jasa Pertambangan Terintegrasi yang terbesar di

Indonesia melalui CARES:

1) Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman produk yang tepat waktu.

2) Kepedulian terhadap kualitas hidup karyawan dan masyarakat sekitar.

3) Kemampuan rekayasa tambang yang dapat diandalkan.

4) Manajemen tambang yang efektif dan efisien.

5) Kesadaran terhadap keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan

hidup (K3LH).

b. Misi

1) Memberikan pelayanan dalam industri pertambangan melalui jasa

kontraktor tambang, manajemen pelabuhan dan manajemen jalan

angkut, pengolahan batubara dan dengan kualitas terbaik, harga yang

kompetitif, dan ketepatan pengiriman.

2) Meningkatkan penciptaan nilai bagi pemegang saham

3) Membangun kompetensi dan rasa memiliki dalam diri karyawan

melalui lingkungan yang cerdas.

4) Menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan para

pemangku kepentingan

5) Membangun perilaku kerja yang mengutamakan Keselamatan,

Kesehatan kerja, dan Lingkungan hidup.


10

c. Budaya Kerja

1) Competence

Dapat diandalkan dengan semangat menjadi yang terbaik untuk

memberikan nilai tambah terhadap semua pihak.

2) Integrity

Dapat dipercaya dengan prinsip memegang teguh kejujuran, tanggung

jawab, keterbukaan dan kedisiplinan.

3) Synergy

Dapat bekerja sama, menghargai perbedaan dengan menyatukan

keunggulan masing-masing sebagai sebuah kekuatan yang

mengutamakan kebersamaan serta kegembiraan untuk mencapai hasil

yang berlipat ganda.

4) Safety

Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, peduli lingkungan

hidup, dan memberdayakan masyarakat sekitar.

Sumber : PT. Kalimantan Prima Persada


Gambar 2. Slogan budaya kerja PT. Kalimantan Prima Persada
11

4. Struktur Organisasi

Project Manager

Plant Departement HCGS Departement FAT Departement SM Departement SHE Departement

Produktion Departement Engineering Departement

Departemen Head

Section Head

CPP GL Pit Service GL Production GL Drilling & Road and MPIS GL Commodity
Blasting maintenance GL Handling GL

Sumber : PT. Kalimantan Prima Persada


Gambar 3. Struktur organisasi PT. Kalimantan Prima Persada Job Site Rantau
12

Pada job site Rantau, PT. Kalimantan Prima Persada memiliki

struktur organisasi perusahaan yang dipimpin oleh satu orang Project

Manager yaitu Bapak Heri Purnomo. Di bawah kepemimpinan beliau,

terdapat 7 buah departemen yang dipimpin oleh seorang Department Head,

sebagai berikut:

a. Supply Management (SM) Department

Departemen ini dipimpin oleh Bapak Didik. Bertugas baik itu

penyimpanan, pembelian, dan pengawasan semua kebutuhan seperti

bahan peledak, unit, dan bahan bakar, serta mengelola hubungan dengan

subcontractor.

b. Finance, Accounting, and Taxes (FAT) Department

Departemen ini dipimpin oleh Bapak Tri. Bertugas untuk

mengawasi pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan, pembayaran

pajak kepada negara, dan asset validation.

c. Human Capital and General Services (HCGS) Department

Departemen ini dipimpin oleh Bapak Askur. Bertugas untuk

mengurus kontrak karyawan hingga karyawan tersebut resign atau PHK,

memberikan gaji kepada karyawan, jasa keamanan (security), melakukan

training terhadap karyawan, sarana dan prasarana untuk karyawan, serta

hubungan dengan masyarakat sekitar.

d. Safety, Health, and Environtment (SHE) Department

Departemen ini dipimpin oleh Bapak Hartobi. Bertugas untuk

membuat dan memastikan setiap pekerjaan yang dilakukan sudah


13

memenuhi Standard Operasional Pekerjaan (SOP) keselamatan yang

baik, mengadakan inspeksi kesehatan kepada karyawan baik itu makanan

ataupun jam tidur, serta memastikan industri pertambangan yang

dilakukan tidak mencemarkan lingkungan.

e. Production Department

Departemen ini dipimimpin oleh Bapak Lay Agus R. sebagai

Departement Head bertugas untuk memastikan pekerjaan yang

dilakukan setiap harinya dapat memenuhi target produksi. Mengeksekusi

setiap pekerjaan yang dirancang oleh bagian engineering departement,

jika terdapat kendala maka akan dilakukan cara lain untuk tetap

memenuhi target produksi overbarden dan batubara setiap harinya.

Departemen ini bekerja selama 24 jam non stop dengan dibagi menjadi

2 shift, masing-masing shift bekerja selama 12 jam. Untuk mengejar

target produksi baik batubara maupun overbarden yang telah ditetapkan

oleh owner yaitu dengan ketentuan Stripping Ratio SR 1:3. Departemen

ini memiliki Section Head produksi yaitu Pak Idam Sarmadi, dan Grup

Leader Man Power yaitu Pak Bayu Hermawan Wicaksono,

Pak Oktavianto, Pak Iwan Abdi, dan masih banyak lagi Grup Leader

yang lain serta Grup Leader drill and blast yaitu Pak Darmansyah, dalam

tim drilling and blasting terdapat kurang lebih 15 orang anggota. Serta

terdiri dari 200 lebih operator yang dibawah naungan departemen ini.
14

f. Engineering Department

Departemen ini dipimpin oleh Bapak Eko Chandra Widodo dan

membawahi tiga divisi. Pertama, monitoring and controlling yang

bertugas untuk menganalisa data dengan melakukan pengawasan dan

mengevaluasi hasil kinerja dari engineer dan produksi setiap harinya.

Kedua, mine plan yang bertugas untuk mendesain setiap kegiatan di

tambang. Mulai dari menerima rancangan tahunan yang didesain oleh

personil engineering di Head Office Jakarta, diolah menjadi rancangan

bulanan hingga rancangan harian. Mine plan juga memiliki pimpinan

langsung di bawah Pak Eko, yaitu Pak Tono. Terdapat beberapa orang di

divisi ini, yaitu yang bertugas menjadi plan engineer, drill and blast

engineer, dan mine infrastructure engineer. Ketiga, survey bertugas

untuk melakukan peninjauan lapangan dan memastikan plan yang telah

dibuat oleh mine plan dapat terlaksana.

g. Plant Department

Departemen ini dipimpin oleh Bapak Herianto. Bertugas untuk

menyediakan service untuk unit-unit alat berat dan melakukan

controlling terhadap keadaan semua unit.

5. Kesampaian Daerah

Lokasi wilayah IUP OP (Izin Usaha Pertambangan Operasi

Produksi) PT. Bhumi Rantau Energi dengan No.1425/30/DJB/2004 yang

diterbitkan pada tanggal 1 September 2004. Secara administratif terletak di

Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.


15

Lokasi wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP)

PT. Kalimantan Prima Persada yang merupakan sebagian wilayah

IUP OP PT. Bhumi Rantau energi dapat dicapai dari Kota Padang dengan

menggunakan rute perjalanan sebagai berikut :

a. Dari bandara Internasional Minangkabau di Padang menuju bandara

Soekarno-Hatta di Jakarta menggunakan transportasi udara yaitu

pesawat ditempuh dalam waktu 1 jam 50 menit.

b. Dari bandara Soekarno-Hatta di Jakarta menuju bandara Syamsudin

Noor di Banjar Baru dengan menggunakan transportasi udara yaitu

pesawat ditempuh dalam waktu 1 jam 50 menit.

c. Dari Banjar Baru menuju bagian timur memasuki Kabupaten Tapin,

lokasi tambang PT. Bhumi Rantau Energi dengan menggunakan

transportasi darat dengan menggunakan mobil selama 3 jam

perjalanan.

Sumber : PT. Kalimantan Prima Persada


Gambar 4. Peta lokasi PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau
16

6. Lokasi Kerja PT. Kalimantan Prima Persada

PT. Kalimantan Prima Persada atau biasa disingkat menjadi

PT. Kalimantan Prima Persada, adalah perusahaan yang menjalankan bisnis

kontraktor pertambangan di Indonesia. Anak perusahaan dari

PT. Pamapersada Nusantara ini tengah menjalani 8 proyek yang tersebar di

seluruh Pulau Kalimantan (Gambar 5). Proyek tersebut antara lain:

Kalimantan Selatan (HJUR, SPUT, MASS), Kalimantan Utara (BDMA),

Kalimantan Tengah (PABB, PDRO), Kalimantan Timur (INDE, SJAL).

Daerah Praktek Lapangan Industri terkhusus dilakukan pada job site

tambang HJUR, pada Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Rantau,

Kalimantan Selatan. Dapat dilihat pada Gambar 6 peta topografi

penambangan PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau (HJUR).

Sumber : website PT. Kalimantan Prima Persada


Gambar 5. Map project PT. Kalimantan Prima Persada
di Pulau Kalimantan
17

Sumber : Departement Engineering, 2018


Gambar 6. Peta topografi PT. Kalimantan Prima Persada
job site Rantau

Adapun, PT. Kalimantan Prima Persada merupakan kontraktor industri

pertambangan, yang bergerak pada proses mulai dari eksplorasi, eksploitasi

batubara, transportasi, hingga pengelolaan pelabuhan untuk proses

pengiriman terhadap pembeli. Untuk memahami lebih dalam business

process PT. Kalimantan Prima Persada bisa kita lihat pada Gambar 7 diagram

alir sebagai berikut:


18

sumber : PT. Kalimantan Prima Persada


Gambar 7. Diagram alir business process
PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau

Pada PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau terdapat tiga buah

pit yang masih beroperasi, yaitu Pit Agatis Utara, Pit Mahoni Utara

dan Pit Mahoni Selatan. Dengah shift kerja dua kali yaitu

pukul 07.00 – 19.00 WITA dan pukul 19.00 – 07.00 WITA,

PT. Kalimantan Prima Persada melaksanakan pekerjaan mulai dari land

clearing yaitu membersihkan lahan, overbarden removal yaitu

menghilangkan batuan-batuan penutup materi yang ingin diambil, coal

getting yaitu mengeksploitasi batubara itu sendiri, coal hauling

pengangkutan batubara dari tambang menuju ke crusher, proses crushing

batubara agar terpecah menjadi batu yang lebih kecil, sampai kepada proses

crushed coal hauling yaitu mengangkut batubara dari ROM ke pelabuhan

tempat batubara akan dikirim. Namun, proses bisnis seperti di atas tidak

dilakukan oleh semua proyek PT. Kalimantan Prima Persada. Setiap proyek
19

memiliki kontrak bisnis hasil persetujuan dengan owner-nya masing-

masing.

7. Iklim dan Curah Hujan

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Rantau dan sekitarnya

beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau dan

musim hujan. Musim hujan terjadi pada bulan November sampai dengan

bulan April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai

dengan bulan Oktober. Daerah Rantau memiliki curah hujan yang lumayan

tinggi dan sedang. Dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.

Data Curah Hujan Rata-rata


Tahun 2017
CURAH HUJAN (mm)

600 514 507


500 396
400
300 224,5 206,5
160,8 130,6 127,7
200 111
87,6 74,6
100 30,6
0

BULAN

Sumber : Departement Engineering, 2018


Gambar 8. Grafik data curah hujan rata-rata tahun 2017

8. Keadaan Geologi dan Morfologi

Daerah penelitian secara morfografi terdiri dari perbukitan. Secara

morfometri memiliki kelerengan antara 16% - 40% (berdararkan klasifikasi

dari Zuindam (1983) termasuk dalam curam menengah) dengan ketinggian

antara 40 – 150 meter.


20

Daerah secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua) satuan morfologi

yaitu Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang dan Satuan Morfologi

Pedataran. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang berupa perbukitan

homoklin, tinggian, dan punggungan yang membentuk perbukitan dengan

ketinggian berkisar antara 35 meter – 150 meter di atas permukaan laut

(dpl).

Batuan penyusunnya terdiri dari batu lempung, batu pasir kuarsa, batu

lanau dengan sisipan batubara. Pola aliran sungai yang berkembang adalah

pola aliran dendritik yang mencerminkan ketahanan batuan terhadap erosi

seragam, termasuk dalam stadium erosi menjelang dewasa sampai dewasa.

Secara keseluruhan daerah berupa dataran dan perbukitan akibat dari

tenaga endogen dan eksogen. Perbukitan terjadi akibat gaya pengangkatan

dari bawah permukaan, sedangkan pada dataran bekerja erosi yang sangat

kuat oleh sungai. Sehingga untuk batuan yang resisten terhadap erosi dan

pelapukan lebih kuat, membentuk perbukitan dan batuan yang irestisten

sehingga cenderung membentuk dataran karena mengalami orogenesa.

9. Statigrafi dan Ganesa Bahan Galian

a. Statigrafi

1) Batuan Pra Tersier

Koolhoven (1935), menyebutkan bahwa batuan Pra Tersier

yang tertua adalah batuan metamorf sekis kristalin yang telah

diendapkan pada Zaman Pra Mesozoikum.


21

2) Formasi Tanjung

Formasi Tanjung umumnya disusun berupa konglomerat, batu

pasir, serpih, batu lanau, dan batubara yang merupakan bagian bawah

dari formasi ini. Secara umum satuan batuan bagian bawah

menunjukkan penghalusan ke atas. Pada batu pasir sering dijumpai

mineral berat berupa garnet dan epidote dan diendapkan pada

lingkungan fluviatil sampai delta Formasi Berai

3) Formasi Warukin

Formasi Warukin secara litologi terdiri dari batu pasir,

batulanau dan batubara yang diendapkan pada lingkungan fluviatil,

rawa sampai delatik. Ketebalan dari formasi ini mencapai 2.500 meter

di lapangan minyak Tanjung, pada bagian bawah ditemukan fosil

Flosculina bontangensis yang menunjukkan Kala Miosen tengah.

4) Formasi Dohor

Formasi Dohor dicirikan oleh litologi berupa batu lempung

pasiran, warna abu-abu kecoklatan dengan sisipan batu pasir dan

batubara terkadang dijumpai sleeping oksida besi yang membentuk

bidang perlapisan. Ketebalan formasi ini bervariasi bahkan kadang

hilang.
22

Sumber : Departement Engineering, 2010


Gambar 9. Statigrafi Cekungan Barito
b. Ganesa Bahan Galian

Batuan yang tersingkap di daerah penyelidikan terdiri dari Formasi

Warukin Atas. Litologi di formasi ini terdiri dari perselingan antara

batulempung dan batulanau dengan sisipan batu pasir dan batubara.

Berikut adalah karakteristik umum dari litologi penyusun:

1) Batu Lempung

Batu lempung, abu-abu kecoklatan sampai coklat keputihan,

lunak-padu, menyerpih, mengandung sisipan-sisipan batubara,

struktur massif, dengan ketebalan dari beberapa sentimeter sampai

3,2 meter.
23

2) Batu Lanau

Batu lanau, abu-abu muda sampai abu-abu tua, lunak-keras,

padu, kadang menyerpih, berserat karbon, struktur sedimen parallel

laminasi dan masif. Material penyusun berupa pasir dalam massa

kuarsa yang tersemenkan oleh silica, dengan ketebalan lapisan

beberapa sentimeter sampai 2,7 meter.

3) Batu Pasir

Batu pasir, abu-abu muda sampai abu-abu keputihan, berbutir

halus-kasar, membundar-menyudut tanggung, mudah hancur-keras,

berlapis dengan ketebalan 0,25 meter - 15 meter, komponennya kuarsa

kadang mengandung coal chip dengan semen silika dan oksida besi.

Struktur sedimen yang berkembang berupa parallel laminasi, ripple

dan reverse graded bedding.

4) Batubara

Batubara, hitam, kusam, bagian bawah agak mengkilap,

pecahan menyudut, mengotori tangan, ketebalan dari beberapa

sentimeter sampai 45,93 meter. Arah jurusan perlapisan Formasi

Warukin Atas berkisar dari N18°E - N217°E dan kemiringan berkisar

dari 25°-45°.

Berdasarkan variasi litologi yang terdapat pada daerah telitian yang

berupa data singkapan maka daerah ini tersusun oleh satuanbatulempung.

Untuk analisis petrografi didapatkan penamaan batuan berupa Quartz

Wacke (Klasifikasi Gilbert, 1954). Dapat diihat pada Gambar 10 berikut.


24

Gambar 10. Perlapisan batuan perselingan parallel bedding antara


batubara, batu pasir, batu lempung, dan batu lanau yang tersingkap

10. Kualitas Batubara

Kualitas batubara yang terdapat di PT. Kalimantan Prima Persada job

site Rantau yaitu berjenis sub bituminus dengan berwarna hitam, kusam,

bagian bawah agak mengkilap, pecahan menyudut. Memiliki kandungan

kalori 3.800 sampai dengan 4.200. Dengan Striping Rasio 1 : 3 dan target

produksi overburden 1.350.000 bcm/bulan dan target produksi batubra

450.000 ton/bulan. Batubara di PT. Kalimantan Prima Persada dapat dilihat

pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11. Batubara yang terdapat pada


PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau
25

C. Deskripsi Kegiatan Industri/Perusahaan

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan batubara serta lapisan

penutupnya, metode yang diterapkan adalah open pit dimana lapisan penutup

akan digali kemudian dipindahkan ke lokasi penimbunan menggunakan High

dump truck. Operasi penambangan yang dilakukan meliputi penggalian bebas,

penggaruan, pemuatan dan pengangkutan.

1. Survey lapangan

Untuk merencanakan dan mempengaruhi daerah yang akan di

tambang ataupun sedang ditambang, perlu dilakukannya kegiatan survey

dan pengukuran, data yang diperoleh hasil survey dan pengukuran ini

berguna nantinya untuk memetakan front penambangan.

Survey yang dilakukan secara continue dan berkelanjutan untuk

memantau sejauh mana kemajuan suatu tambang dan melihat apakah yang

dikerjakan pada tambang sudah sesuai dengan yang direncanakan. Survey

dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari yang dilakukan team survey

dari Departemen Engineering. Survey bertujuan untuk memberi tanda pada

patok yang telah ada berapa elevasi saat ini dari elevasi yang diinginkan dari

Departemen Engineering. Data dari survey langsung diserahkan

ke Departemen Engineering untuk terus melihat hasil actual

dilapangan perkembangan pit tambang. Kegiata survey

di PT. Kalimantan Prima Persada dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.


26

Gambar 12. Survey menggunakan Total Station

2. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Kegiatan Land Clearing adalah proses pembersihan lahan dari

pepohonan maupun semak-semak sebelum aktivitas penambangan.

Sebelum dilakukan land clearing harus dilakukan dokumentasi. Land

clearing hanya boleh dilakukan pada siang hari. Land clearing hanya bisa

dilakukan setelah tim survey memberikan batas yang jelas daerah land

clearing. Tanda batas tersebut berupa patok kayu dengan pita berwarna.

Batas land clearing harus berada diluar batas penggalian dengan jarak

25 meter.

Bulldozer adalah alat yang cocok untuk melakukan pekerjaan land

clearing dengan kondisi lantai kering dan keras dengan ukuran diameter

tumbuhan maksimal 30 sentimeter. Bila ukuran diameter tumbuhan lebih

besar dari 30 sentimeter maka untuk menumbangkannya dipakai gergaji .

Hasil kegiatan land clearing di PT. Kalimantan Prima Persada dapat dilihat

pada Gambar 13 berikut.


27

Gambar 13. Hasil pelaksanaan land clearing

3. Pengupasan Top soil

Setelah dilakukan land clearing, maka selanjutnya pengupasan tanah

pucuk atau top soil ketebalan 0,5 meter - 1 meter yang berada pada bagian

paling atas. Pengupasan top soil dilakukan sampai batas lapisan sub soil,

yaitu pada kedalaman dimana telah sampai dilapisan batuan penutup (tidak

mengandung unsur hara). Pengupasan dan pemuatan top soil dilakukan

dengan menggunakan excavator berjenis Komatsu PC200. Dan selanjutnya

akan diangkut menggunakan Scania Dump Truck LD. Tanah pucuk

dikumpulkan pada bank soil. Tanah pucuk yang terkumpul untuk

selanjutnya akan dipergunakan sebagai lapisan teratas pada lahan disposal

yang telah berakhir dan memasuki tahapan reklamasi. Proses kegiatan

pengupasan tanah pucuk (top soil) di PT. Kalimantan Prima Persada dapat

dilihat pada Gambar 14 berikut.


28

Gambar 14. Pengupasan tanah pucuk (top soil) dengan Excavator


PC200
4. Pengupasan Overburden

Overburden (OB) merupakan lapisan penutup yang bersifat tidak

memiliki humus yang menutup lapisan batubara yang tidak memiliki nilai

ekonomis. Pengupasan lapisan overburden dilakukan perblok. Sedangkan

Interburden merupakan lapisan batuan diantara dua seam batubara.

Pengupasan overburden di PT. Kalimantan Prima Persada sendiri lebih

dikenal sebagai proses overburden removal dimana proses ini adalah proses

loading overburden yang belum mendapatkan batubara. Kegiatan ini

menggunakan excavator. Pengupasan lapisan batuan penutup ini dilakukan

dengan menggunakan Excavator Komatsu PC1250SP, Excavator Komatsu

PC750, dan Hitachi EX1200. Jika material sedikit keras dan tidak mampu

menggunakan excavator, maka harus diripping dahulu dengan

menggunakan Bulldozer yang memiliki ripper dibelakangnya. Jika material

overburden sangat keras maka perlu dilakukan peledakan untuk

membongkar overburden tersebut. Kegiatan pengupasan overburden

di PT. Kalimantan Prima Persada dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.


29

Gambar 15. Pengupasan overburden

5. Pemuatan Loading Overburden

Kegiatan pemuatan tanah penutup merupakan kegiatan untuk memuat

material hasil pengupasan ke alat angkut dengan alat mekanis excavator

yang juga berfungsi sebagai alat gali-muat. Metode pemuatan (loading) ada

berbagai cara yaitu top loading (bench loading), double bench loading dan

bottom loading. Akan Tetapi yang sering diterapkan adalah top loading

(bench loading), dimana posisi alat muat lebih tinggi dibandingkan dengan

posisi alat angkutnya. Metode ini memiliki keuntungan diantaranya operator

excavator lebih leluasa menempatkan material yang hendak diangkut pada

vessel alat angkutnya. Selain itu waktu siklus untuk alat muat pun juga akan

semakin singkat. Loading Overburden sendiri menggunakan Excavator

Komatsu PC1250SP, Hitachi EX1200, Excavator Komatsu PC750.

Kegiatan pemuatan overburden di PT. Kalimantan Prima Persada dapat

dilihat pada Gambar 16 berikut.


30

Gambar 16. Proses loading overburden Excavator PC1250-SP dan


HD785

6. Pengangkutan (Hauling) Overburden

Kegiatan pengangkutan lapisan tanah penutup (overburden/

interburden) dilakukan dengan menggunakan alat angkut tipe Komatsu

HD785 yang berkapasitas 100 ton atau 45 bcm dan HD465 berkapasitas

50 ton atau 22,5 bcm. Overburden diangkut oleh hauler menuju

ke disposal/waste dump area. Kegiatan hauling overburden

di PT. Kalimantan Prima Persada dapat dilihat pada Gambar 17 berikut.

Gambar 17. Proses hauling overburden menuju disposal


31

7. Tahap Penimbunan Overburden

Tahapan penimbunan atau yang lebih dikenal dengan dumping

merupakan kegiatan yang dilakukan pasca pengangkutan. Material tanah

penutup akan dibawa ke disposal area yang telah direncanakan sebelumnya.

Sebuah disposal area harus dirancang dengan baik yaitu mulai dari sistem

pengaliran airnya. Perlu diperhatikan jarak lokasi dumping dengan beberapa

area yang penting seperti : area tambang yang aktif, sungai ataupun fasilitas

infrastruktur lainnya di PT. Kalimantan Prima Persada.

Pada kegiatan pengakutan overburden dari pit menuju disposal

di PT. Kalimantan Prima Persada terdapat bulldozer yang merapikan.

Bulldozer yang bekerja terdapat 3 unit dengan merk Komatsu, selain itu

tinggi jenjang pada disposal yang dirancang setinggi 5 meter. Proses

dumping overburden di PT. Kalimantan Prima Persada dapat dilihat pada

Gambar 18 berikut.

Gambar 18. Proses dumping hauler di disposal


32

8. Penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan Batubara

Kegiatan penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara

merupakan kegiatan penambangan yang dilakukan setelah berbagai tahapan

sebelumnya telah terlaksana. Sebelum mendapatkan batubara dilakukan

proses penggalian, Proses penggalian overburden lebih dikenal dengan

proses overbarden removal.

Setelah proses overbarden removal, kemudian dilakukan proses

expose, dimana proses expose adalah kegiatan membuka overburden untuk

membuka batubara. Setelah dilakukan maka batubara bisa diambil

menggunakan excavator Komatsu PC400 yang memiliki kuku untuk seam

batubara yang tebal, sedangkan yang tipis menggunakan excavator Komatsu

PC300. Lalu dimuat dengan menggunakan excavator yang sama ke dalam

Dump Truck.

Kemudian batubara diangkut dengan menggunakan DT (Dump Truck)

tipe Hino FM 260 JD. Proses pengangkutan batubara dilakukan

oleh sub kontraktor (subkon) yang bekerja sama dengan

PT. Kalimantan Prima Persada. Sub kontraktor tersebut antara lain:

PT. Semarang Setia Persada (SSP) dan PT. RA. Setelah proses loading

batubara selanjutnya tahap hauling batubara, kemudian batubara dibawa

menuju timbangan untuk ditimbang agar dapat mengetahui volume batubara

sesampainya di timbangan, setelah ditimbang batubara kemudian langsung

dibawa menuju crusher yaitu tempat memperkecil ukuran batubara sesuai

dengan permintaan konsumen dan stockpile yaitu tempat penyimpanan


33

sementara batubara sebelum dibawa menuju pelabuhan. Proses pemuatan

batubara dan batubara di stockpile dapat dilihat pada Gambar 19 dan 20.

Gambar 19. Proses pemuatan (loading) batubara

Gambar 20. Proses hasil crushing (pengecilan ukuran) batubara yang


berada pada belt conveyor dari crusher

9. Reklamasi

Merupakan kegiatan penanaman kembali wilayah bekas tambang

setelah dilakukan rangkaian kegiatan penambangan yang bertujuan untuk

mengembalikan rona awal berupa hutan dengan berbagai jenis tanaman

yang tumbuh dilokasi tersebut. Kegiatan reklamasi dapat dilihat

pada Gambar 21. Kegiatan tersebut dilakukan antara lain:


34

Tahap Spreading adalah tahap dilakukan dengan menggunakan Scania LD

untuk mengangkut top soil dari bank soil menuju wilayah bekas tambang

yang akan dilakukan reklamasi, selanjutnya dilakukan tahap pemerataan top

soil dengan menggunakan bulldozer untuk membentuk permukaan dengan

lapisan top soil setebal 0,5 meter – 1 meter agar dapat dilakukan penanaman

kembali, selanjutnya tahap penanaman dilakukan dengan menggunakan

bibit pohon sengon. Pohon sengon digunakan karena pertumbuhan pohon

sengon cepat. Reklamasi di IUP PT. Kalimantan Prima Persada dilakukan

oleh owner yaitu PT. Bhumi Rantau Energi.

Gambar 21. Reklamasi

10. Peralatan Tambang

Peralatan tambang sangat dibutuhkan baik itu alat tambang utama

atau alat tambang penunjang. Dengan semakin majunya dan

berkembangnya teknologi sehingga penggunaan tenaga manusia dikurangi,

maka digunakan mesin dan alat berat untuk memudahkan, mempercepat,

dan mendapatkan hasil produksi yang lebih banyak dari pada jika dilakukan
35

oleh tenaga manusia. Adapun alat-alat yang digunakan oleh

PT. Kalimantan Prima Persada adalah:

a. Alat Utama

1) Excavator

Excavator merupakan alat yang digunakan untuk menggali

(loading), memuat material ke truk (loading), mengangkat

material (liftitng), mengikis tebing dan pembuatan jenjang,

serta meratakan (grading). Ada beberapa jenis excavator

yang digunakan dalam aktifitas penambangan

di PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau antara lain:

Excavator Komatsu PC1250-SP, PC750, PC400, PC300, PC200,

Excavator Hitachi EX1200. Excavator yang digunakan dapat dilihat

pada Gambar 22, 23, dan 24.

a) Excavator Komatsu PC1250-SP

Gambar 22. Excavator Komatsu PC1250-SP


36

b) Excavator Komatsu PC300

Gambar 23. Excavator Komatsu PC300

c) Excavator Komatsu PC200

Gambar 24. Excavator Komatsu PC200


2) High Dump Truck
High dump truck berfungsi untuk mengangkut atau

memindahkan material overburden dan interburden keluar lokasi

tambang. Jenis high dump truck yang digunakan

di PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau antara lain:

Komatsu HD465 dan Komatsu HD785. High Dump Truck yang

digunakan dapat dilihat pada Gambar 25 dan 26.


37

a) High Dump Truck (HD465)

Gambar 25. High dump truck Komatsu HD645

b) High Dump Truck (HD785)

Gambar 26. High dump truck Komatsu HD785

3) Dump Truck LD

Dump truck berfungsi untuk mengangkut atau

memindahkan material top soil keluar area asal menuju bank soil

yang telah disediakan. Jenis high dump truck yang digunakan

di PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau antara lain:

Scania LD seperti Gambar 27 berikut.


38

Gambar 27. Dump truck Scania LD

4) Dump Truck Batubara

Dump truck batubara berfungsi untuk mengangkut atau

memindahkan material batubara yang ditambang keluar dari pit

tambang menuju disposal. Dump truck batubara yang digunakan di

PT. Kalimantan Prima Persada job site Rantau antara lain:

Hino tipe FM 260 JD seperti Gambar 28 berikut.

Gambar 28. Dump truck batubara Hino


b. Alat Penunjang

Untuk membantu kelancaran alat-alat tambang utama, maka

dibutuhkan alat lainnya yang bersifat sebagai penunjang operasi dan


39

produksi tambang yang dikenal sebagai alat penunjang tambang. Berikut

alat penunjang tambang yang ada di area penambangan

PT. Kalimantan Prima Persada:

1) Motor Grader

Motor grader adalah alat yang berfungsi untuk membuat dan

membentuk jalan, meratakan jalan, dan finishing. Selain itu motor

grader juga berfungsi untuk mengupas tanah basah dan menepikan

material ringan yang terserak di jalan ketika hujan sehingga alat

angkut dapat beroperasi kembali. Dapat dilihat pada Gambar 29

berikut.

Gambar 29. Motor grader Komatsu

2) Bulldozer

Bulldozer merupakan alat dorong dan alat gali yang dapat

membantu pekerjaan alat gali-muat (excavator). Alat ini juga

berfungsi untuk memberai dengan menggunakan kuku yang berada

pada bagian belakangnya, mendorong dan meratakan tanah. Jenis

bulldozer yang digunakan di PT. Kalimantan Prima Persada adalah

Komatsu.
40

Gambar 30. Bulldozer Komatsu

3) Tower Lamp

Tower lamp merupakan sarana penerangan minimum yang

diadakan untuk membantu operasional dalam melaksanakan aktivitas

dimalam hari. Karena penerangan sangatlah penting dalam

pengoperasian unit di dalam kawasan tambang. Tower lamp ini

digunakan pada malam hari dan dipasang disemua tempat yang

dianggap diperlukan penerangan. Dapat dilihat pada Gambar 31

berikut.

Gambar 31. Tower lamp


41

4) Water Truck

Water Truck merupakan truk pengangkut air yang berfungsi

untuk penyiraman di jalan tambang yang bertujuan untuk mengurangi

debu pada saat musim panas dan kondisi jalan yang berdebu. Water

truck melakukan penyiraman secara terus putus-putus seperti

Gambar 32 berikut.

Gambar 32. Water truck

5) Compactor

Compactor merupakan alat pemadat jalan yang berfungsi untuk

memadatkan jalan setelah perbaikan jalan oleh motor grader dan

penyiraman yang dilakukan water truck selanjutnya penambahan

material sehingga jalan menjadi lebih bagus dan kompak serta nyaman

untuk dilalui. Compactor dapat dilihat seperti Gambar 33 berikut.

Gambar 33. Compactor


42

6) Fuel Truck

Fuel truck merupakan truk pengangkut bahan bakar yang telah

difilterasi ke lokasi unit yang membutuhkan penambahan fuel,

sehingga dapat membantu optimalisasi penambangan. Fuel truck

dapat dilihat pada Gambar 34 berikut.

Gambar 34. Fuel truck

7) Lowboy

Merupakan alat penunjang yang berfungsi untuk mengangkut

dan memindahkan alat berat dengan jarak yang jauh seperti dozer,

bulldozer, excavator, dan lain-lain.

8) Mobil Sarana

Mobil sarana berfungsi sebagai transportasi karyawan dari

kantor/mess/parkiran kendaraan untuk ke lokasi penambangan,

sebagai transportasi yang memudahkan tim departemen produksi

berpindah-pindah tempat di lokasi penambangan untuk melakukan

pengawasan dan keperluan selama pekerjaan/kegiatan di lapangan.

Mobil sarana ini dapat dilihat pada Gambar 35 berikut.


43

Gambar 35. Mobil sarana

D. Perencanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Kegiatan Praktek Lapangan Industri yang dilakukan penulis di

penambangan batubara PT. Kalimantan Prima Persada sesuai dengan proposal

yang diajukan penulis ke perusahaan sebagai referensi. Diantara rangkaian

kegiatan Praktek Lapangan Industri yang dilakukan penulis di lapangan ialah

kegiatan pengamatan dan pengambilan data, ikut serta dalam kegiatan yang ada

di lapangan dan pengambilan data mengenai topik yang penulis temukan di

lapangan.

Adapun rincian rencana kegiatan penulis selama Praktek Lapangan

Industri adalah:

Tabel 1. Rencana Kegiatan Praktek Lapangan Industri

No. Tanggal Kegiatan Catatan

1 16 Juli 2018 Kedatangan di perusahaan job site


Tanggal dan
2 17 Juli s/d 19 Juli Orientasi lapangan dan
lama kegiatan
2018 pengenalan.
44

3 20 Juli s/d 07 Kegiatan pengambilan ini dapat


Agustus 2017 data dan ikut serta dalam aktivitas
berubah sesuai
penambangan dilapangan.
kondisi di
4 08 Agustus s/d Penyusunan laporan
17 Agustus 2018 perusahaan
5 18 Agustus 2018 Presentasi hasil laporan

6 27 Agustus 2017 Kembali ke kampus

E. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) terdiri dari rangkaian kegiatan

yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampai

pada tahap penyusunan laporan. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan

yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pra-Praktek Lapangan Industri

Pada tahap ini penulis memulai kegiatan dengan mempersiapkan

berbagai hal yang diperlukan untuk mengikuti program Praktek Lapangan

Industri (PLI) yaitu:

a. Mengikuti Coaching atau pembekalan Praktek Lapangan Industri (PLI)

di Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang dan di Jurusan Teknik

Pertambangan Universitas Negeri Padang.

b. Memiliki tabungan SKS sebanyak 100 SKS untuk program Sarjana (S1).

c. Meminta surat permohonan kepada koordinator Praktek Lapangan

Industri (PLI) di jurusan sekaligus perekomendasian dosen pembimbing.


45

d. Menyerahkan surat tersebut kepada Unit Hubungan Industri (UHI) untuk

pembuatan surat permohonan pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

(PLI).

e. Pihak Unit Hubungan Industri (UHI) membuat surat permohonan ke

perusahaan/industri.

f. Penulis mengirim surat permohonan ke perusahaan/industri.

g. Perusahaan menerima penulis untuk melaksanakan Praktek Lapangan

Industri.

h. Penulis melapor dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum

berangkat ke perusahaan.

i. Komunikasi dengan pihak KPHO tentang keberangkatan. Pada tanggal

09 Juli – 15 Juli 2018 dikantor PT. Kalimantan Prima Persada (KPHO)

untuk jadwal keberangkatan menuju site.

2. Tahap Pelaksanaan di Lapangan

Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri dimulai dari tanggal 17 Juli

2018 – 27 Agustus 2018. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan penulis

di lapangan tempat melaksanakan Praktek Lapangan Industri adalah sebagai

berikut:

a. Kegiatan Orientasi

1) Pada tanggal 16 Juli 2018 penulis sampai di mess bypass

PT. Kalimantan Prima Persada.

2) Pada tanggal 17 Juli 2018 penulis sampai di kantor office Rantau

PT. Kalimantan Prima Persada. Selanjutnya melakukan


46

pendaftaran induksi Keselamatan & Kesehatan Kerja dan

Lingkungan Hidup (K3LH), dikarenakam jadwal induksi

di PT. Kalimantan Prima Persada hari senin dan kamis sedangkan

penulis datang hari selasa jadi penulis menunggu jadwal induksi hari

kamis. Selanjutnya penulis bertemu Produksi Departement head

untuk perkenalan diri. Siang harinya penulis mengikuti kegiatan

Departement Enginnering selama 2 hari sesuai dengan time frame

yang telah penulis buat.

3) Pada tanggal 19 Juli 2018 penulis baru mengikuti induksi

Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

seperti Gambar 37, selanjutnya mendapat Mine & Port Permit dan

Alat Pelindung Diri (APD). kegiatan dapat dilihat pada Gambar 36.

Gambar 36. Mine & Port Permit


47

Gambar 37. Pelaksanaan induksi Keselamatan & Kesehatan


Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

4) Selanjutnya penulis mengikuti kegiatan orientasi lapangan yang

diarahkan oleh supervisor/pembimbing lapangan selama tiga hari.

Kegiatan orientasi dilapangan dapat dilihat pada Gambar 38 dan 39.

Gambar 38. Pelaksanaan orientasi dilapangan (crusher)

Gambar 39. Pelaksanaan orientasi dilapangan (tambang)


48

b. Pada hari-hari selanjutnya, penulis ikut serta dalam kegiatan yang

dilakukan Departemen Produksi, baik itu dalam kegiatan yang

dilaksanakan dikantor maupun kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.

1) Kegiatan Safety Talk dan P5M

Kegiatan safety talk adalah kegiatan yang rutin dilakukan setiap

hari rabu pukul 06.30 WITA dan dipimpin oleh Safety and Health

Environment (SHE) Department. Kegiatan ini dilakukan oleh semua

karyawan kantor dan lapangan. Keselamatan di area tambang adalah

suatu hal yang paling utama maka dengan komitmen yang tinggi

PT. Kalimantan Prima Persada, melakukan berbagai cara untuk

meminimalkan kejadian kecelakaan di area pertambangan. Kegiatan

safety talk adalah penyampaian materi tentang isu-isu kesahatan dan

juga membahas kecelakaan kerja yang terjadi di tambang sebagai

bahan pembelajaran agar hal yang sama tidak terjadi kembali, dan

juga kegiatan safety talk ini merupakan tempat dimana para pekerja

dapat saling melaporkan kegiatan tidak aman dan bertanya tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH).

Kegiatan P5M hampir sama seperti safety talk tetapi P5M

dilaksanakan setiap awal shift bertujuan untuk mengingatkan tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH).

Berikut kegiatan safety talk dan P5M dapat dilihat pada Gambar 40

dan 41.
49

Gambar 40. Pelaksanaan safety talk mingguan (setiap hari rabu)

Gambar 41. Pelaksanaan P5M setiap pagi dan malam hari


sebelum mengawali shift

2) Kegiatan review hasil ketercapaian diakhir shift

Kegiatan review hasil ketercapaian merupakan salah satu cara

menggevalusi hasil dan hal-hal apa saja yang telah dilaksanakan

selama 1 shift dan hambatan apa saja yang terjadi serta bagaimana

pemecahan masalah hambatan pada shift tersebut. kegiatan review

shift dapat dilihat pada Gambar 42 berikut.

Gambar 42. Review hasil ketercapaian di akhir shift


50

3) Kegiatan Survey

Kegiatan survey merupakan rangkaian kegiatan dari survey dan

MOCO bagian Engineering Department. Pada kegiatan ini penulis

dan tim Survey melakukan pengukuran elevasi actual pada pit untuk

mengecek apakah sudah sesuai dengan request level (RL) yang

ditetapkan oleh owner. Kegiatan survey dapat dilihat pada Gambar 43.

Gambar 43. Hasil survey cek lokasi dan elevasi aktual

4) Kegiatan Pengamatan Pengupasan Tanah Pucuk (Top soil)

Setelah dilakukan land clearing, maka selanjutnya pengupasan

tanah pucuk atau top soil ketebalan 0,5 meter - 1 meter yang berada

pada bagian paling atas. Pengupasan top soil dilakukan sampai batas

lapisan sub soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai dilapisan

batuan penutup (tidak mengandung unsur hara). Untuk top soil

berwarna kecoklatan pekat yang agak sedikit berbeda dengan tanah

pucuk pada umumnya. Dimana tanah pucuk pada umumnya berwarna

agak kemerah-merahan tetapi di sini tanah pucuk berwarnah coklat

dan tanah agak kemerahan merupakan sub soil. Seperti Gambar 44

berikut.
51

Top

Sub

Gambar 44. Tampak gambar top soil dan sub soil tanah yang
telah dibuka

5) Kegiatan Pengamatan Pengupasan Tanah Penutup (Overburden)

Kegiatan pengupasan overburden dimulai dari kegiatan

stripping. Stripping merupakan kegiatan pengupasan overburden

dimana lapisan overburden tersebut masih jauh dari lapisan batubara.

Setelah distripping maka kegiatan selanjutnya adalah kegiatan expose

batubara. Expose merupakan kegiatan pengupasan overburden untuk

membuka lapisan batubara. Kegiatan ini dilakukakan dengan

menggunakan Excavator Komatsu PC1250-SP dengan kapastitas

6,7 m3 dan Excavator Hitachi EX1200. Selanjutnya dimuat ke HD

type Komatsu HD465 bercapasitas 22,5 bcm dan HD785 berkapasitas

45 bcm kemudian diangkut dan didumping ke disposal. Dengan

kapasitas tersebut, Excavator melakukan 4 sampai 5 kali tuang untuk

mengisi penuh satu HD465 dan 8 sampai 10 kali tuang untuk mengisi

penuh HD785. Jika material sedikit keras dan tidak mampu

menggunakan excavator, maka harus diripping dahulu dengan


52

menggunakan Bulldozer. Jika material overburden sangat keras maka

perlu dilakukan peledakan untuk membongkar overburden tersebut.

seperti Gambar 45, 46, dan 47. Pengupasan overburden

di PT. Kalimantan Prima Persada terbagi atas:

a) Pengupasam Overburden Langsung (tanpa ripping and blasting)

Gambar 45. Pengupasan overburden secara langsung

b) Pengupasan Overburden dengan ripping

Gambar 46. Pengupasan overburden dengan ripping bantuan


Bulldozer
53

c) Pengupasan Overburden dengan Blasting

Prepare lokasi Proses drilling lobang ledak Lubang ledak Papan informasi di area blasting

Proses mengeluarkan bahan Proses pengambilan handak Lokasi blasting dan papan
handak yang telah diambil tanda dilarang masuk

Bahan Peledak (Dinamit)


dan delay inhole yang
dipakai

Proses pengisian ANFO(Ammonium Nitrat and Fuel Oil) Proses peledakan Hasil Peledakan

Gambar 47. Proses pengupasan overburden dengan blasting


54

6) Kegiatan Penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan Batubara

Kegiatan penambangan yang dilakukan setelah berbagai

tahapan yang sebelumnya telah terlaksanakan. Sebelum mendapatkan

batubara dilakukan proses penggalian overbarden removal. Setelah

proses overbarden removal, kemudian dilakukan proses expose,

dimana proses expose adalah kegiatan membuka overburden untuk

membuka batubara. Setelah dilakukan maka batubara bisa diambil

menggunakan excavator Komatsu PC400 yang memiliki kuku untuk

seam batubara yang tebal, sedangkan yang tipis menggunakan

excavator Komatsu PC300. Lalu dimuat dengan menggunakan

excavator yang sama ke dalam Dump Truck. Kemudian batubara

diangkut dengan menggunakan DT (Dump Truck) tipe Hino FM 260

JD. Proses pengangkutan batubara dilakukan oleh sub kontraktor

(subkon) yang bekerja sama dengan PT. Kalimantan Prima Persada.

Sub kontraktor tersebut antara lain: PT. Semarang Setia Persada (SSP)

dan PT. RA. Setelah proses loading batubara selanjutnya tahap

hauling batubara, kemudian batubara dibawa ke timbangan untuk

ditimbang agar dapat mengetahui volume batubara sesampainya di

timbangan, setelah ditimbang batubara kemudian langsung dibawa

menuju crusher yaitu tempat memperkecil ukuran batubara sesuai

dengan permintaan konsumen dan stockpile yaitu tempat

penyimpanan sementara batubara sebelum dibawa menuju pelabuhan.

Dapat dilihat pada Gambar 48, 49 dan 50 berikut.


55

Gambar 48. Proses menunggu (loading) antrian pemuatan


batubara

Gambar 49. Proses hauling batubara menuju stockpile

Gambar 50. Batubara di stockpile

Pada saat di stockpile batubara diproses oleh cruser untuk

memperkecil ukuran batubara yang dari tambang dengan sesuai


56

permintaan dari konsumen. Proses crushing seperti Gambar 51

dilakukan di cruser I milik PT. Bhumi Rantau Energi. Setelah

ukurann batubara di crushing sesuai permintaan konsumen

selanjutnya dibawa menggunakan dump truk tipe Hino dan trailer

truck tipe Scania menuju port (pelabuhan).

Gambar 51. Proses crushing (pengecilan ukuran) batubara

7) Mengumpulkan Data Cycle Time dan Ikut Kegiatan Operasional

Alat Gali-Muat dan Alat Angkut

Cycle Time yaitu waktu yang deperlukan oleh alat berat untuk

melakukan satu siklus kerja. Pada kegiatan ini penulis mengambil data

cycle time alat gali-muat dan alat angkut pada pengupasan

overburden. Alat gali-muat yang digunakan yaitu Excavator Komatsu

PC1250-SP dan alat angkut Komatsu HD465 dan HD785. Sebelum

kelapangan untuk mengumpulkan data cycle time, penulis terlebih

dahulu mengikuti P5M (Pembicaraan 5 Menit) oleh Departemen

Produksi. Adapun siklus alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-

SP pada pengupasan overburden dan batubara yaitu waktu menggali,


57

waktu swing isi, waktu menumpahkan material ke alat angkut, waktu

swing kosong, waktu menggali, dst. Siklus angkut Komatsu HD465

dan HD785 antara lain waktu muat, waktu angkut, manuver dumping,

dumping, kembali kosong, manuver loading, waktu muat, dst. Pada

waktu muat alat angkut, dihitung pula jumlah bucket untuk mengisi

penuh muatan. Rata-rata untuk memuat overburden ke DT yaitu

sebanyak 5 kali tuang untuk HD465 dan untuk HD785 adalah

sebanyak 10 kali tuang. Disamping aktivitas-aktivitas tersebut

terdapat pula waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian

ataupun hambatan-hambatan yang mengganggu berjalannya siklus.

e. Penulis memulai menulis laporan kegiatan Praktek Lapangan Industri

(PLI) selama melaksanakan kegiatan di perusahaan. Dalam penulisan

laporan, penulis dibimbing oleh pembimbing di lapangan/supervisor.

f. Penulis melakukan persiapan presentasi laporan Praktek Kerja Lapangan

di PT. Kalimantan Prim Persada.

3. Tahap Pasca Praktek Lapangan Industri

Adapun kegiatan yang harus dilakukan pasca Praktek Lapangan

Industri (PLI) adalah sebagai berikut:

a. Setelah selesai melaksanakan Praktek Lapangan Industri (PLI) penulis

kembali ke kampus dan melapor kepada dosen pembimbing bahwa

baru selesai melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI).

b. Penulis menyerahkan laporan Praktek Lapangan Industri (PLI) dan

formulir penilaian Praktek Lapangan Industri kepada dosen pembimbing


58

dan menujukan catatan harian selama kegiatan Praktek lapangan Industri.

c. Melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing mengenai laporan

Praktek Lapangan Industri (PLI) yang telah dibuat.

d. Selanjutnya penulis akan mempresentasikan laporan kegiatan Praktek

Lapangan Industri (PLI) di Jurusan Teknik Pertambangan FT-UNP.

F. Hambatan dan Penyelesaian

1. Hambatan

Adapun hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan adalah:

a. Jalan area (ramp) penambangan yang tidak rata dan terdapat material

yang terbuang pada jalan sehingga menghambat proses pengangkutan

material.

b. Terdapatnya jalan hauling tambang yang memotong jalan warga

sehingga hauler harus menunggu jika ada yang lewat karena warga yang

diutamakan.

c. Ketika pengambilan data dilapangan, sering terdapat debu yang

beterbangan sehingga jarak pandang penulis terganggu untu mengambil

data di lapangan.

d. Faktor cuaca merupakan yang sangat berpengaruh dalam kegiataan

penambangan tambang terbuka seperti hujan sehingga jalan tambang

akan licin untuk dilewati.

2. Penyelesaian

Dari hambatan yang ditemukan ada beberapa penyelesaian (solusi)

yang dilakukan untuk mengatasinya, yaitu sebagai berikut:


59

a. Jalan tambang yang tidak rata dan material yang tumpah ke badan jalan

diupayakan dan di optimalkan untuk di bersihkan dengan Motor Grader

dan bulldozer agar kegiatan hauling material tidak terhambat.

b. Menunggu hingga giliran atau tidak ada warga yang melintas baru bisa

melewati jalan itu.

c. Untuk pengambilan data seharusnya penulis menggunakan safety

lengkap termasuk kacamata dan masker sehingga penulis dapat

mengambil data dengan nyaman, serta untuk penyiraman dioptimalkan.

d. Dibutuhkan waktu untuk merapikan jalan yang licin terkena air hujan

agar tidak membuat alat angkut tergelincir dalam proses hauling.

G. Temuan Menarik

Selama penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI)

di PT. Kalimantan Prima Persada, penulis menemukan beberapa temuan

menarik diantaranya:

1. Adanya jalan warga (perkampungan) yang dilewati secara memotong

sehingga warga terhambat dan hauler terhambat jika ada warga yang lalu

lalang karena warga diutamakan untuk lewat. Pada persimpangan tersebut

terdapat security untuk mengatur dan mengamankan persimpangan untuk

selalu mendahulukan warga untuk lewat. Pemotongan jalan itu telah

disepakati oleh pihak warga dan perusahaan bahwa pembuatan jalan hauling

memotong jalan warga tidak apa-apa asalkan warga yang diutamakan untuk

lewat. Jadi jalan yang memotong itu selalu aman untuk dilewati oleh warga

dan kendaraan hauling perusahaan.


60

2. Adanya setting fleet pada loader dan hauler pengupasan overbarden yang

dipasangkan variasi (beda kapasitas High Dump Truck) padahal berbeda

kapasitasnya, sehingga untuk menghitung produktivitas alat gali-muat

sedikit susah. Dapat dilihat pada Gambar 52 berikut.

Gambar 52. Terdapat setting fleet campuran antara HD785 dan


HD465 dengan loader excavator PC1250-SP

Dari beberapa temuan menarik diatas, dapat dilihat bahwa ada

pencampuran alat angkut Komatsu HD465 dan Komatsu HD785 terhadap alat

gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP yang secara teori antara Komatsu

HD465 dan Komatsu HD785 terpisah. Oleh karena itu penulis ingin

mengetahui diantara kedua alat angkut Komatsu HD465 dan Komatsu HD785

yang lebih efisien dalam penggunaan fuel comsuptionnya dan faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi penggunaan fuel comsuption tersebut. Selanjutnya

penulis akan melakukan pembahasan mengenai “Analisis Fuel Consumption

Alat Angkut Komatsu HD465 dan Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara dan Pit

Mahoni Utara Pada Pengupasan Overburden Tambang Batubara

di PT. Kalimantan Prima Persada Job Site Rantau, Kalimantan Selatan”.


BAB II
TOPIK BAHASAN

A. Latar Belakang Pemilihan Topik

Indonesia memiliki sumber cadangan sumberdaya alam yang sangat

melimpah baik itu mineral dan batubara. Cadangan batubara yang cukup besar

dan tersebar hampir di seluruh wilayah nusantara. Oleh karena itu, izin usaha

pertambangan terbanyak datang dari perusahaan pertambangan batubara.

PT. Kalimantan Prima Persada merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dibidang jasa kontraktor pertambangan batubara.

PT. Kalimantan Prima Persada kontraktor pertambangan yang dipercaya oleh

PT. Bhumi Rantau Energi selaku pemegang IUP OP (Izin Usaha Pertambangan

Operasi Produksi) untuk melakukan kegiatan penambangan batubara yang

terletak di Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan

Selatan. PT. Bhumi Rantau Energi sendiri memiliki 3 kontaktor didalamnya

yaitu PT. Kalimantan Prima Persada, PT. Hasnur Riung Sinergi,

PT. Global Makata Teknik.

Secara garis besar, tahapan penambangan yang dilakukan oleh

PT. Kalimantan Prima Persada adalah dimulai dari eksplorasi, pemboran

eksplorasi yang semuanya itu di lakukan oleh owner, sedangkan pemodelan

geologi, desain Pit, land clearing, top soil removal, overburden removal, coal

mining, coal preparation, pengapalan, hingga dilakukan reklamasi dilakukan

oleh PT. Kalimantan Prima Persada. Eksplorasi dan pemodelan geologi

menjadi dasar utama dalam pembuatan desain pit dan disposal tambang.

PT. Kalimantan Prima Persada menggunakan metode penambangan tambang

61
62

terbuka yaitu metode open pit mining yang secara umum dapat dikelompokkan

menjadi kegiatan pengupasan tanah penutup (overburden) dan kegiatan

penambangan batubara. Pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan pada

lapisan overburden berupa material keras (clay), batu pasir (sandstone), batu

lempung dan lumpur (mud). Untuk menghasilkan batubara yang siap untuk

dijual perlunya pengupasan tanah penutup (overburden removal) terlebih

dahulu. Overburden removal dilakukan setelah proses land clearing dan

pengupasan top soil atau tanah yang memiliki zat hara (tanah berharga). Dan

selanjutnya dilakukan kegiatan pembongkaran tanah penutup (overburden).

Dalam kegiatan pembongkaran lapisan penutup (overburden),

PT. Kalimantan Prima Persada menggunakan kombinasi alat mekanis yaitu alat

gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP dengan perubahan pada kapasitas

bucket menjadi 6,7 m3 dan menggunakan alat angkut Komatsu HD465 dan

Komatsu HD785. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan kajian

terhadap kinerja alat mekanis pada pembongkaran dan pengangkutan lapisan

penutup agar dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan yaitu

600 bcm/jam. Permasalahan yang terjadi di PT. Kalimantan Prima Persada

adalah terdapat kombinasi alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP dan

alat angkut Komatsu HD785 dengan alat gali-muat Excavator Komatsu

PC1250-SP dan alat angkut Komatsu HD465 yang pada teorinya matching

fleetnya alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP lebih cocok dengan alat

angkut Komatsu HD465. Tetapi pada aktual di lapangan alat gali-muat

Komatsu PC1250-SP dikombinasikan dengan alat angkut Komatsu HD785.


63

Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan produktivitas masing-masing alat

gali-muat dan alat angkut untuk mendapatkan hasil analisis penggunaan

konsumsi fuel dan faktor yang mempengaruhi konsumsi fuel alat angkut dari

Pit menuju disposal.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam masalah ini antara lain

efisiensi kerja alat yang dipengaruhi oleh jam hambatan kerja, kombinasi alat

gali-muat dan alat angkut serta keserasian kerja alat mekanis yang dipengaruhi

oleh waktu edar, vertical distance dan faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi fuel. Oleh karena iu, perlunya melihat diantara kombinasi alat gali-

muat Excavator Komatsu PC1250-SP dengan alat angkut Komatsu HD785 dan

alat angkut Komatsu HD465 yang mana lebih menguntungkan dan efisien dari

segi penggunaan konsumsi fuel sehingga penulis tertarik mengangkat judul

“Analisis Fuel Consumption Alat Angkut Komatsu HD465 dan Komatsu

HD785 di Pit Agaratis Utara dan Pit Mahoni Utara Pada Pengupasan

Overburden Tambang Batubara di PT. Kalimantan Prima Persada Job

Site Rantau, Provinsi Kalimantan Selatan” sebagai laporan Praktek

Lapangan Industri.

B. Kajian Teoritis

Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada kegiatan penambangan

adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan material hasil

penggalian ke tempat pengolahan (crusher) dengan menggunakan alat-alat

mekanis. Sebelum mendapatkan bahan galian berharga perlunya pengupasan

tanah penutup (overburden). Pengupasan overburden dilakukan setelah


64

dilaksanakannya land clearing dan pengupasan tanah pucuk (top soil).

Kondisi di lapangan sangat mempengaruhi kemampuan produksi alat muat

dan alat angkut yang digunakan.

1. Analisis Tempat Kerja

Medan kerja sangat berpengaruh, karena apabila medan kerja buruk

akan mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan

secara optimal.

a. Kodisi Front Kerja

Tempat kerja tidak hanya harus memenuhi syarat bagi pencapaian

sasaran produksi tetapi juga harus aman bagi penempatan alat beserta

mobilitas pekerja yang berada disekitarnya. Tempat kerja (front) yang

luas akan memperkecil waktu edar alat karena ada cukup tempat

untuk berbagai kegiatan, seperti keleluasaan tempat untuk berputar,

mengambil posisi sebelum melakukan kegiatan sebelum pemuatan

maupun untuk tempat penimbunan sehingga kondisi tempat kerja

menentukan pola pemuatan yang akan diterapkan.

b. Pola Muat

Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut

ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat angkut,

apakah kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi atau kedudukan

kedua-duanya sama tinggi.

1) Top Loading/Bench Loading

Top loading adalah pola pemuatan dimana excavator berdiri


65

diatas sebuah bench sehingga kedudukan excavator menjadi sejajar

dengan vessel truk. Dalam top loading, excavator menggali bench

yang digunakan sebagai tempat berpijak sehingga tinggi bench harus

disesuaikan dengan kemampuan keterjangkauan sebuah excavator

dalam menggali material serta ketinggian dari alat angkut. Top

loading bisa disebut juga bench loading.

Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak (vessel) truk jungkit

(alat muat berada di atas tumpukan material atau berada di atas

jenjang). Cara ini hanya dipakai pada alat muat excavator backhoe.

Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat bak dan menempatkan

material, dapat dilihat pada Gambar 53 di bawah ini:

Sumber: Handbook Komatsu


Gambar 53. Pola muat bench loading/top loading

PT. Kalimantan Prima Persada menggunakan pola muat bench

loading dengan alat kombinasi Komatsu PC1250-SP dengan Komatsu

HD465 dan Komatsu PC1250-SP dengan Komatsu HD785 untuk

mengangkut overburden dari pit menuju disposal.


66

2) Bottom Loading

Bottom loading merupakan salah satu metode penggalian

dimana kedudukan excavator sama atau hampir sama dengan

kedudukan truk pada saat melakukan pemuatan. Dengan metode ini

kerja excavator akan mengalami sedikit hambatan dengan

diperlukannya waktu untuk mengangkat bucket lebih tinggi untuk

menjangkau bak (vessel) truk. Metode pemuatan bottom loading

dapat dilihat pada Gambar 54 dibawah ini:

Sumber : (Putra, 2015)


Gambar 54. Pola muat bottom loading

3) Double Bench Loading

Double bench loading yaitu metode pemuatan dimana

kedudukan excavator tersebut berada diatas sebuah bench sekaligus

berada didepan face bench ataupun permukaan material yang akan

digali. Sehingga penggalian dilakukan terhadap bench tempat

excavator tersebut berpijak sekaligus menggali face bench yang

berada didepan excavator tersebut. Metode pemuatan double bench

loading dapat dilihat pada Gambar 55 berikut.


67

Sumber : (Putra, 2015)


Gambar 55. Metode pemuatan double bench loading

Metode pemuatan berdasarkan cara manuver dan penempatan

truk terhadap excavator dibagi menjadi :

1) Frontal Cut yaitu alat gali-muat didepan jenjang dan menggali ke

permukaan kerja (lurus) lalu ke samping. Pada pola pemuatan ini

alat muat melayani dahulu alat angkut sebelah kiri atau tergantung

operator. Kemudian dilanjutkan oleh alat muat yang lain. Swing

angle bervariasi antara 10˚-110˚.

2) Drive By Cut yaitu alat muat bergerak memotong dan sejajar dengan

muka penggalian. Cara ini lebih efisien untuk alat muat dan alat

angkut walaupun swing angel lebih besar dari frontal cut.

3) Parallel Cut yaitu metode pemuatan dilakukan dengan posisi alat

angkut berada disamping alat muat. Alat angkut mendekati alat

muat dari belakang dan mengatur posisi agar tepat membelakangi

alat muat, kemudian alat muat akan memuat.


68

c. Keterampilan dan pengalaman operator (skill operator)

Keterampilan dan pengalaman seorang operator mempengaruhi

produktivitas. Semakin baik kemampuan operator maka akan

memperkecil waktu edar dari peralatan tersebut.

2. Keadaan Jalan Angkut

a. Lebar Jalan Angkut

Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi

kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan

pengangkutan. Beberapa geometri yang perlu diperhatikan agar tidak

menimbulkan gangguan/hambatan yang dapat mempengaruhi

keberhasilan kegiatan pengangkutan. Perhitungan lebar jalan angkut

didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin

lebar jalan angkut yang digunakan maka operasi pangangkutan akan

semakin aman dan lancar, dapat dilihat pada Gambar 56 berikut.

Sumber: Handbook Komatsu


Gambar 56. Dimensi dan ukuran jalan lurus
69

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai untuk jalur ganda atau

lebih menurut “AASHTO Manual Rural High-Way Design” adalah:

L = n. Wt + (n + 1) (0,5. Wt)

Keterangan:

L = Lebar jalan angkut minimum (meter)

n = Jumlah jalur

Wt = Lebar truk jungkit (meter)

Lebar jalan angkut minimum pada tikungan selalu lebih besar dari

pada jalan angkut pada jalan lurus. Pada Gambar 57 merupakan contoh

gambar suatu lebar jalan angkut pada tikungan, untuk melakukan

perhitungannya, rumus yang digunakan untuk menghitung lebar jalan

angkut minimum pada belokan adalah:

1) Lebar jejak ban.

2) Lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang saat kendaraan

belok.

3) Jarak antar kendaraan saat bersimpangan.

4) Jarak dari kedua tepi jalan.


70

Sumber: Handbook Komatsu


Gambar 57. Contoh dimensi jalan tikungan pada tambang

W min = 2 (U+Fa+Fb+Z) + C
Z = (U+Fa+Fb)/2

Keterangan:

U = Lebar jejak roda (center to centertires), m

Fa = lebar juntai (overhang) depan, m

Fb = lebar juntai belakang, m

Z = lebar bagian tepi jalan, m

C = jarak antar kendaraan yang bersimpangan (clearance), m

b. Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan atau grade jalan angkut berhubungan langsung dengan

kemampuan alat angkut, baik dari pengereman maupun dalam mengatasi

tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen

(%). Dalam pengertiannya, kemiringan () 1 % berarti jalan tersebut naik

atau turun 1 m atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 m atau
71

100 ft. Dalam modul pembelajaran Peralatan Tambang dan Penanganan

Material (Sumarya, 2012), kemiringan jalan angkut dapat dihitung

dengan persamaan sebagai berikut:

h
Grade () =  x (100%)

Keterangan:

 h : beda tinggi antara dua titik yang diukur.

 x : jarak datar antara dua titik yang diukur.

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui

dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 8% - 10%. Akan

tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit lebih aman kemiringan

jalan maksimum sebesar 8% atau 4,6o. Kemampuan suatu alat angkut

dalam mengatasi tanjakan (gradeability) sangat tergantung pada gaya

tarik maksimum yang bisa disediakan oleh mesin untuk menarik beban

(berat) yang ada pada alat angkut tersebut.

Suatu gaya tarik maksimum yang bisa disediakan oleh mesin

disebut rimpull, merupakan suatu istilah yang hanya diterapkan pada

peralatan yang beroda ban (rubber tired equipment). Bagian tikungan

jalan perlu diberi super elevasi, yakni dengan meninggikan jalan pada

sisi luar tikungan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari/mencegah

kendaraan tergelincir ke luar jalan atau terguling. Untuk setiap kombinasi

jari-jari tikungan dan kecepatan kendaraan, terdapat super elevasi

spesifik yang dapat mengimbangi besarnya gaya sentrifugal. Gaya


72

sentrifugal bekerja di atas permukaan jalan melalui titik berat kendaraan

dan menimbulkan momen guling pada titik pertemuan roda luar dan

lapisan perkerasan.

3. Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)

Faktor pengembangan material merupakan perbandingan volume

material dalam keadaan insitu dengan volume batuan dalam keadaan loose.

Material dialam ditemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan

baik,dimana bagian yang kosong merupakan rongga-rongga pemisah antar

butir mineral yang sangat kecil. Tetapi apabila suatu material tersebut

diberaikan dan digali dari keadaan awalnya, maka akan tampak terjadi

penambahan volume yang disebabkan terbentuknya rongga-rongga baru

yang lebih besar dari sebelumnya.

Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui,

sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah

volume dalam kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam.

Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan material, volume yang

dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah

mengembang sehingga volumenya bertambah besar.

Bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor pengembangan

material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi

sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain

dengan alat pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi

berkurang. Hal ini disebabkan karena material menjadi benar-benar padat,


73

jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan, maka volumenya

menjadi sekitar 0,9 m3, tanah mengalami penyusutan sekitar 10%. Nilai

swell factor untuk berbagai macam material dapat dilihat pada Tabel 2

dibawah ini.

Tabel 2. Nilai Swell factor dan Density Insitu untuk Berbagai Macam
Material

Sumber : Purtanto, 2005

4. Bucket Fill Faktor

Besarnya nilai faktor isian mangkuk (bucket fill faktor) tergantung

dengan jenis materil yang akan digali. Untuk faktor bucket excavator

diperoleh berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 58 berikut.


74

Tabel 3. Bucket Fill Faktor

Sumber : slideshare.com/menghitung bucket fill faktor


Gambar 58. Cara melihat dan menghitung nilai bucket fill faktor

5. Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar adalah waktu yang diperlukan alat berat untuk

menyelesaikan suatu proses gerakan : mulai dari gerakan awal hingga akhir

dan kembali kesemula atau awal (menggali, memuat, mengangkut,

membuang, manuver, kembali).


75

a. Pembagian Waktu Edar

Waktu edar (Cycle Time) merupakan waktu yang diperlukan oleh

alat untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat,

maka produksinya semakin tinggi.Waktu edar dibagi dua:

1) Waktu Tetap (Fixed Time)

Waktu tetap adalah waktu yang diperlukan untuk gerakan-gerakan

tetap, seperti: memuat, menumpahkan dan manuver.

2) Waktu Tidak Tetap (Variable Time)

Waktu tidak tetap adalah waktu yang berubah-ubah tergantung dari

jarak dan kondisi lapangan.

Waktu Siklus = Waktu Tetap + Waktu Tidak Tetap ................ (1)


Sumber: Sumarya, 2012

b. Mengurangi Waktu Edar

Untuk memperbesar produksi alat berat perjam, yaitu dengan

memperkecil waktu edar sehingga trip/rit dalam jam menjadi besar.

Beberapa cara untuk mengurangi waktu edar, sebagai berikut:

1) Mengurangi Waktu Tetap

Mengurangi waktu tetap dapat dilakukan dengan:

a) Pemuatan material oleh alat diusahakan merupakan pemuatan

kebawah dan jangan keatas.

b) Sesuaikan jumlah alat pengangkutan dengan kemampuan alat

pemuat sehingga tidak ada alat pengangkut yang menunggu untuk

dimuat material.
76

2) Mengurangi Waktu Tidak Tetap

Mengurangi waktu tidak tetap dapat dilakukan dengan:

a) Menentukan jalur/route kerja betul dan ekonomis dari beberapa

alternative.

b) Pemeliharaan jalan kerja secara teratur/rutin dan jangan sampai

rusak karena menunggu operasional kerja.

c. Menghitung Waktu Siklus

Berikut ini cara untuk menghitung waktu siklus:

1) Waktu edar yang dibutuhkan oleh alat gali-muat (excavator)

Ctm = T1+T2+T3+T4 (2)


Sumber: Handbook Komatsu Edition 30

Keterangan:

Ctm = Waktu edar alat muat

T1 = Waktu gali

T2 = Waktu swing isi

T3 = Waktu tumpah

T4 = Waktu swing kosong

2) Waktu edar yang dibutuhkan oleh alat angkut (dump truck)

Cta = T1+T2+T3+T4+T5+T6 (3)


Sumber: Handbook Komatsu Edition 30

Keterangan:

Cta = Waktu edar alat angkut

T1 = Waktu ambil posisi untuk dimuat

T2 = Waktu diisi muatan


77

T3 = Waktu mengangkut muatan

T4 =Waktu mengambil posisi untuk membuang muatan

T5 = Waktu untuk membuang muatan

T6 = Waktu untuk kembali

6. Ketersediaan Alat Mekanis

Ketersediaan alat mekanis juga sering disebut dengan availability

suatu alat mekanis. Beberapa jenis availability alat yang dapat menunjukkan

keadaan alat mekanis dan keefektifan penggunaannya antara lain:

a. Mechanical Availability

Mechanical Availability adalah faktor availability yang

menunjukkan kesiapan (available) suatu alat dari waktu suatu alat yang

hilang dikarenakan kerusakan atau gangguan alat (mechanical reason)

(Indonesianto, 2014)

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
MA = 𝒉𝒉𝒉𝒉% (4)
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉+𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Sumber : Yanto Indonesianto, 2014


Keterangan:

Hours worked = waktu yang dimulai dari operator berada di dalam suatu

alat dimana alat tersebut dalam keadaan siap dipakai.

Repair hours = merupakan waktu yang hilang dikarenakan menunggu

perbaikan alat juga termasuk waktu untuk penyediaan

suku cadang dan waktu perawatan preventif.

b. Physical Availability
Physical Availability adalah faktor availability yang menunjukkan

berapa jam (waktu) suatu alat dipakai selama jam total kerjanya
78

(schedule hours). Jam kerja total meliputi working hours + repair hours

+ standby hours.

Standby hours adalah waktu dimana alat siap pakai atau tidak

rusak, tetapi karena satu dan lain hal tidak dipergunakan ketika operasi

penambangan sedang berlangsung. Perlu diingat bahwa off shift tidak

diperhitungkan sebagai standby hours. Schedule hours adalah waktu

dimana tambang dikerjakan (the Pit is worked). Dan hal ini meliputi

hours worked + repair hours + standby hours.

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉+𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉


PA = 𝒉𝒉𝒉𝒉% (5)
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
Sumber :Yanto Indonesianto, 2014
Physical availability akan menunjukkan catatan sejarah alat dan

menunjukkan apa yang sudah dilakukan selama selang waktu yang

lampau. Physical availability merupakan faktor availability penting

untuk menyatakan unjuk kerja mechanical alat dan juga sebagai petunjuk

terhadap efisiensi mesin dalam program penjadwalan. Nilai physical

availability biasanya lebih besar daripada nilai mechanical availability,

tetapi nilai keduanya bisa sama, apabila standby hours sama dengan 0.

Jika nilai physical availability mendekati nilai mechanical availability,

berarti efisiensi operasi meningkat.

c. Use of Availability

Dari use of availability (UA) akan dapat diketahui apakah suatu

pekerjaan berjalan dengan efisien atau tidak. Selain itu dapat juga

diketahui apakah pengelolaan alat berjalan dengan baik atau tidak.


79

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
UA=
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉+𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉𝒉% (6)

Sumber : Yanto Indonesianto, 2014

d. Effective Utilization

Effective utilization merupakan angka yang menunjukkan berapa

persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk

kerja produktif. Nilai EU inilah yang digunakan sebagai efisiensi kerja

suatu alat.

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
EU = x100% (7)
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
Sumber : Yanto Indonesianto, 2014
7. Sinkronisasi Alat Muat dan Alat Angkut (Match Factor)

Keserasian kerja yang dimaksud ini adalah bahwa keserasian antara

alat muat yang berkerjasama dengan alat angkut, yang diharapkan adalah

efisiensi 100%. Hal ini berarti alat muat maupun alat angkut tidak pernah

menunggu tanpa rencana.

Sinkronisasi alat muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan

dapat diketahui dengan cara menghitung besarnya match factor (faktor

keserasian) alat muat dan alat angkut. Besarnya nilai match factor adalah:

a. MF < 1, berarti faktor kerja alat muat lebih kecil dari 100% dan faktor

kerja alat angkut 100% atau dengan kata lain kemampuan alat angkut

lebih besar dari pada kemampuan alat muat sehingga akan terjadi waktu

tunggu bagi alat muat.

b. MF = 1, berarti faktor kerja alat muat dan alat angkut sama, sehingga

tidak ada waktu tunggu lagi bagi kedua alat mekanis tersebut.
80

c. MF > 1, berarti faktor kerja alat muat 100% dan faktor kerja alat angkut

kurang dari 100% atau kemampuan alat muat lebih besar dari

kemampuan alat angkut, akibatnya waktu tunggu alat angkut besar

Besarnya match factor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 𝒉𝒉𝒉
MF = (8)
𝒉𝒉 𝒉 𝒉𝒉𝒉
Sumber: Sumarya, 2012

Keterangan:

nH = Jumlah alat angkut (unit)

n = Banyak pengisian bucket hingga vessel penuh

Ctm = Waktu edar alat muat (menit)

nM = Jumlah alat muat (unit)

Cth = Waktu edar alat angkut (menit)

8. Matching Fleet

Matching fleet adalah kesesuaian kombinasi antara alat gali-muat dan

alat angkut dalam operasi penambangan. Matching fleet memiliki tujuan

antara lain memberikan panduan bagi Grup Leader untuk menentukan

kombinasi kerja alat yang optimal dan memastikan operasional berjalan

dengan optimal, produktif, dan aman.

Berdarkan Gambar 59 terdapat suatu matching fleet yang dianjurkan

untuk Excavator Komatsu PC1250-SP yaitu Komatsu HD465. Terdapat

pasangan alat muat yang dinyatakan matching terhadap alat angkutnya.


81

Sumber : Buku Pelatihan Dasar Pengawas Operasional (PDPO)


PT. Pamapersada Nusantara
Gambar 59. Matching fleet ideal menurut standard operasional
pertambangan PT. Kalimantan Prima Persada

9. Efesiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja produktif

dengan waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Efisiensi

kerja ini akan mempengaruhi kemampuan produksi dari suatu alat.

Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi kerja

adalah sebagai berikut :

We = Wt – (Wtd+Whd) ....................................................................... (9)

Ek = (We/Wt) x 100% ....................................................................... (10)


Sumber : Indonesianto, 2005

Keterangan:

We = Waktu kerja efektif

Wt = waktu kerja tersedia (menit)


82

Whd = Jumlah alat muat

Wtd = Cycle Time alat angkut (menit)

Ek = Cycle Time alat angkut (menit)

10. Produksi Alat Muat dan Alat Angkut

a. Produktivity Excavator

Q = q x 𝒉𝒉𝒉𝒉 x E………………………………………….....…… (11)


𝒉𝒉

q = q1 x k……………………………………………………........ (12)
sumber : Komatsu, edition 28

Keterangan:

Q = Produktivitas (Bcm/jam)

q1 = Kapasitas Bucket (m³)

k = Bucket Fill Factor

Cm = Cycle Time (Detik)

E = Efisiensi Kerja

b. Produktivity Dump Truck

1) Estimasi jumlah dump truck yang diperlukan (M)

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉


M= = …………………….… (13)
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉𝒉𝒉

Sumber : Komatsu, edition 28

Keterangan:

M = Jumlah dump truck yang dioperasikan

N = Jumlah bucket yang diperlukan loader mengisi dump truck

Cms = Waktu edar loader (menit)

Cmt = Waktu edar dump truck (menit)


83

2) Estimasi produktivitas dump truck

P = C x 𝒉𝒉 x Et x M……………………………………. (14)
𝒉𝒉𝒉
Sumber : Komatsu, edition 28

Keterangan:

P = Produktivitas Dump Truck

C = Produksi per siklus ( C = n x q1 x k)

Cmt = Waktu Siklus (Cycle Time) Dump Truck

Et = Efisiensi Dump Truck

M = Jumlah dump truck yang dioperasikan

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan penulis

di PT. Kalimantan Prima Persada yaitu :

1. Studi Literatur

Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan materi yang akan

dibahas di lapangan melalui buku-buku, laporan penelitian dan literatur dari

internet mengenai produktivitas alat gali-muat dan alat angkut.

2. Pengamatan Langsung di Lapangan

Pengamatan langsung di lapangan meliputi orientasi lapangan

bersama karyawan perusahaan untuk langkah awal pengerjaan dan

penentuan objek yang diamati.

3. Penulis melakukan proses pengumpulan data


84

Dalam proses pengumpulan data tersebut, penulis melakukan

2 tahapan dalam pengumpulan data,antara lain:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil

pengamatan dilapangan, adapun data-data yang diambil, antara lain :

1) Waktu Edar (Cycle Time)

Diperoleh dengan megukur waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat

untuk menyelesaikan satu siklus kegiatan dengan memperhatikan

waktu hambatan yang terjadi, dalam hal ini Excavator Komatsu

PC1250-SP dengan Komatsu HD785 dan Excavator Komatsu

PC1250-SP dengan Komatsu HD465.

2) Banyak pengisian bucket excavator terhadap High Dump truck.

3) Waktu hambatan yang terjadi dalam pengambilan data.

b. Data Sekunder

Berupa data pendukung yang berhubungan dengan pengamatan hasil

observasi orang lain, laporan-laporan teknik, maupun hasil publikasi

terdahulu. Adapun data-data tersebut, antara lain:

1) Curah Hujan

2) Geologi

3) Literatur

4) Data jam kerja Dump truck

5) Topografi

6) Grade jalan
85

7) Report hasil produksi

8) Spesifikasi alat gali-muat dan alat angkut

9) Kecepatan alat angkut

10) Konsumsi fuel alat angkut Komatsu HD465 dan HD785

4. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mendapat hasil dari data yang sudah

didapat baik data sekunder maupun data primer. Adapun data yang didapat

dari pengolahan data antara lain:

a. Produktivitas alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP.

b. Produktivitas alat angkut Komatsu HD785 dan Komatsu HD465.

c. Ketersediaan alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP dan alat

angkut Komatsu HD465 dan Komatsu HD785.

d. Keserasian alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP dan alat

angkut Komatsu HD465 dan Komatsu HD785.

e. Konsumsi fuel alat angkut Komatsu HD465 dan Komatsu HD768.

f. Analisis yang mempengaruhi konsumsi fuel alat angkut Komatsu HD465

dan Komatsu HD785.

5. Menarik Kesimpulan dan Memberi Saran

Menarik kesimpulan dari topik bahasan yang diambil dan

membandingkan antara kombinasi alat gali-muat Excavator Komatsu

PC1250-SP dan alat angkut Komatsu HD465 dengan alat gali-muat

Excavator Komatsu PC1250-SP dan alat angkut dan Komatsu HD785 dan
86

selanjutnya memberi saran. Diagram proses pengumpulan data dapat dilihat

pada Gambar 60 dibawah ini.

Aktivitas Penambangan di Pit Agatis Utara dan Pit


Mahoni Utara PT. Kalimantan Prima Persada

Batubara Overburden Removal

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer


1. Curah hujan
2. Geologi 1. Cycle Time alat gali-muat
3. Literatur dan alat angkut
4. Data jam kerja Komatsu HD465 2. Banyak isian bucket
dan HD785 terhadap vessel HD
5. Topografi 3. Waktu hambatan yang
6. Konsumsi fuel Komatsu HD465 terjadi dalam
dan HD785 pengambillan data
7. Grade jalan
8. Spesifikasi alat gali-muat dan
alat angkut Pengolahan Data
9. Kecepatan alat angkut
10. Report hasil produksi
Laporan

Gambar 61. Diagram proses pengumpulan data

D. Pembahasan dan Analisis data

Sebanyak 30 kali pengamatan di dapat waktu siklus alat gali-muat dan

alat angkut beserta produktivitasnya sebagai berikut:


87

1. Lokasi Pengambilan Data Lapangan

a. Lokasi 1 (Gambar 61) Pit Agatis Utara Excavator Komatsu PC1250-SP

(No.2011) dengan Komatsu HD465 jarak dari disposal 1.200 meter

Sumber : Dokumentasi Departemen Engineering, 2018


Gambar 61. Peta lokasi pengambilan data excavator PC1250-SP
dengan HD465 di Pit Agatis Utara

b. Lokasi 1 (Gambar 62) Pit Agatis Utara Excavator Komatsu PC1250-SP

(No.2011) dengan Komatsu HD785 jarak dari disposal 1.500 meter

Sumber : Dokumentasi Departemen Engineering, 2018


Gambar 62. Peta lokasi pengambilan data excavator PC1250-SP
dengan HD785 di Pit Agatis Utara
88

c. Lokasi 2 (Gambar 63) Pit Mahoni Utara Excavator Komatsu PC1250-SP

(No.2005) dengan Komatsu HD465 dan HD785 jarak dari disposal

2.700 meter.

Sumber : Dokumentasi Departemen Engineering, 2018


Gambar 63. Peta lokasi pengambilan data excavator PC1250
dengan HD465 dan HD785
2. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan

atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja

(waktu kerja efektif) dengan waktu kerja yang tersedia dan dinyatakan

dalam persen. Dapat dilihat pada Gambar 64 dan 65 untuk efisiensi kerja

alat gali muat dan alat angkut.

Eff x 100%

Sumber : Handbook Komatsu Edition 30, 2009


Gambar 64. Job efisiensi untuk excavator Komatsu
89

Sumber : Handbook Komatsu Edition 30, 2009


Gambar 65. Job efisiensi untuk highway dump truck Komatsu

a. Efisiensi Kerja Excavator PC1250 (No.2011) dengan HD4655 di Pit

Agatis Utara

Berdasarkan Lampiran F dan dapat dilihat pada Gambar 66 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 47,00 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat gali-muat 100%

47,00
= x 100% = 78,33 %
60,00

EFF EXCA PC1250 Waktu tunggu Waktu


Waktu manuver alat angkut Perbaikan front
alat angkut 4% 3%
7% Waktu manuver
alat gali-muat
2%
Keperluan
Waktu Effektif Operator
79% 5%

Waktu manuveralat angkut Waktu tunggu alat angkut


Waktu Perbaikan front Waktu manuver alat gali-muat
Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 66. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD645

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

Excavator halaman 2A-105. Job efisisiensi dari Excavator PC1250-SP

terhadap Komatsu HD465 adalah average karena nilai dari efisiensinya

78,33 %.
90

b. Efisiensi Kerja Komatsu HD465 di Pit Agatis Utara

Berdasarkan Lampiran H dan dapat dilihat pada Gambar 67 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 44,70 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat angkut 100%

44,70
= x 100% = 74,50 %
60,00

Waktu tunggu Waktu tunggu


EFF HD465 muat damping
15% 2%

Waktu
Perbaikan front
4%

Keperluan
Waktu Effektif Operator
74% 5%

Waktu tunggu muat Waktu tunggu damping Waktu Perbaikan front


Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 67. Diagram efisiensi kerja HD465

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

High Dump Truck halaman 4A-64. Job efisisiensi dari Komatsu HD465

adalah poor karena nilai dari efisiensinya 74,50 %.

c. Efisiensi Kerja Excavator PC1250 (No.2011) dengan HD785 di Pit

Agatis Utara

Berdasarkan Lampiran J dan dapat dilihat pada Gambar 68 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 47,13 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat gali-muat 100%

47,13
= x 100% = 78,65 %
60,00
91

Waktu manuver Waktu tunggu Waktu


EFF PC1250 alat angkut alat angkut Perbaikan front
9% 3% 2%
Waktu manuver
alat gali-muat
2%

Keperluan
Waktu Effektif Operator
78% 6%
Waktu manuver alat angkut Waktu tunggu alat angkut
Waktu Perbaikan front Waktu manuver alat gali-muat
Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 68. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD785

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

Excavator halaman 2A-105. Job efisisiensi dari Excavator PC1250-SP

terhadap Komatsu HD785 adalah average karena nilai efisiensinya

78,65 %.

d. Efisiensi Kerja HD785 di Pit Agatis Utara

Berdasarkan Lampiran L dan dapat dilihat pada Gambar 69 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 47,34 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat angkut 100%

46,23
= x 100% = 77,06 %
60,00

Waktu tunggu Waktu tunggu


EFF HD785 muat damping
Waktu
10% 3%
Perbaikan front
5%

Keperluan
Operator
5%
Waktu Effektif
77%
Waktu tunggu muat Waktu tunggu damping Waktu Perbaikan front
Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 69. Diagram efisiensi kerja HD785


92

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

High Dump Truck halaman 4A-64. Job efisisiensi dari HD785 adalah

rather poor karena nilai efisiensinya 77,06 %.

e. Efisiensi Kerja Excavator PC1250 (No.2005) dengan HD465 di Pit

Mahoni Utara

Berdasarkan Lampiran N dan dapat dilihat pada Gambar 70 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 47,67 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat gali-muat 100%

47,67
= x 100% = 79,44 %
60,00

Waktu manuver Waktu tunggu


EFF EXCA alat angkut alat angkut
Waktu
Perbaikan front
PC1250 7% 4% 5%

Waktu manuver
alat gali-muat
2%
Keperluan
Waktu Effektif Operator
79% 3%
Waktu manuver alat angkut Waktu tunggu alat angkut
Waktu Perbaikan front Waktu manuver alat gali-muat
Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 70. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan H46D5

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

Excavator halaman 2A-105. Job efisisiensi dari Excavator PC1250-SP

terhadap Komatsu HD465 adalah average karena nilai efisiensinya

79,44 %.
93

f. Efisiensi Kerja HD465 di Pit Mahoni Utara

Berdasarkan Lampiran P dan dapat dilihat pada Gambar 71 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 45,17 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat angkut 100%

45,17
= x 100% = 75,28 %
60,00

Waktu tunggu Waktu tunggu


EFF HD465 muat damping
9% 4%
Waktu Perbaikan
front
7%

Waktu Effektif Keperluan


Operator
75
5%

Waktu tunggu muat Waktu tunggu damping Waktu Perbaikan front


Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 71. Diagram efisiensi kerja HD465

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

High Dunp Truck halaman 4A-64. Job efisisiensi dari High Dump

Truck Komatsu HD465 adalah rather poor karena nilai efisiensinya

75,28 %.

g. Efisiensi Kerja Excavator PC1250 (No.2005) dengan HD785 di Pit

Mahoni Utara

Berdasarkan Lampiran R dan dapat dilihat pada Gambar 72 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 48,00 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat gali-muat 100%

48,00
= x 100% = 80,00 %
60,00
94

Waktu manuver Waktu tunggu Waktu


EFF EXCA alat angkut alat angkut Perbaikan front
6% 4% 6%
PC1250
Waktu manuver
alat gali-muat
2%
Keperluan
Waktu Effektif Operator
80% 2%
Waktu manuver alat angkut Waktu tunggu alat angkut
Waktu Perbaikan front Waktu manuver alat gali-muat
Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 72. Diagram efisiensi Excavator PC1250-SP dengan HD785

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

Excavator halaman 2A-105. Job efisisiensi dari Excavator PC1250-SP

terhadap Komatsu HD785 adalah average karena nilai efisiensi 80 %.

h. Efisiensi Kerja HD785 di Pit Mahoni Utara

Berdasarkan Lampiran T dan dapat dilihat pada Gambar 73 berikut.

Waktu kerja rata-rata per jam = 46,23 menit


Waktu kerja tersedia per jam = 60,00 menit

Efisiensi Kerja alat angkut 100%

46,23
= x 100% = 77,06 %
60,00

Waktu tunggu Waktu tunggu


EFF HD785 muat damping Waktu
10% 3% Perbaikan front
6%

Keperluan
Operator
4%
Waktu Effektif
77%

Waktu tunggu muat Waktu tunggu damping Waktu Perbaikan front


Keperluan Operator Waktu Effektif

Gambar 73. Diagram efisiensi kerja HD785


95

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, job efisiensi

High Dump Truck halaman 4A-64. Job efisisiensi dari High Dump

Truck Komatsu HD785 adalah rather poor karena nilai efisiensinya

77,06 %.

3. Waktu Edar dan Produktivitas Excavator Komatsu PC1250-SP

(N0.2011) dengan Komatsu HD465 di Pit Agatis Utara

a. Produktivitas Excavator Komatsu PC1250-SP dan Komatau HD465

dengan Menggunakan Rumus

1) Perhitungan waktu edar dan produktivitas Excavator Komatsu

PC1250-SP (No.2011) dengan Komatsu HD465 di Pit Agatis Utara

Tabel 4. Waktu edar Excavator Komatsu PC 1250-SP (No.2011)


dengan Komatsu HD465 di Pit Agatis Utara

CT alat Gali – Muat Detik Menit


Waktu Gali Material 7.66 0,12
Waktu Putar Isi 5,65 0,09
Waktu tumpah 3,36 0,05
Waktu Putar Kosong 5,34 0,08
Cycle Time alat Gali – Muat 22,01 0,37
Pengisian Bucket 5 kali isi

Cycle Time = Waktu Gali Material + Waktu Putar Isi + Waktu

Tumpah + Waktu Putar Kosong

Cycle Time = 7.66 detik + 5,65 detik + 3,36 detik + 5,34 detik

= 22,01 detik

= 0,37 menit
96

Waktu Pemuatan = Cycle Time Alat gali-muat X Banyaknya pengisian

Waktu Pemuatan = 0.37 menit X 5

= 1,85 menit

Produktivitas Excavator PC1250-SP (No.2011) dengan HD465 di Pit

Agatis Utara

Dik : Kapsitas bucket = 6,7 m3

Swell Factor = 0,85 (clay)

Faktor bucket = 0,85 (Material Blasting)

Efisien kerja = 78,33 %

Cycle Time = 22,01 detik


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 3600 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉
𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉
6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 3600 𝒉 0,7833
𝒉𝒉𝒉
Q=
22,01 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 620,18 bcm/jam

2) Perhitungan waktu edar dan produktivitas High Dump Truck Komatsu

HD465 di Pit Agatis Utara

Tabel 5. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD465 di Pit


Agatis Utara

CT Alat Angkut Detik Menit


Waktu Manuver Muat 14,95 0,24
Waktu Muat 99,33 1,66
Waktu Angkut 190,38 3,17
Waktu Manuver Tumpah 18,76 0,31
Waktu Tumpah 19,67 0,33
Waktu Kembali 176,76 2,95
Cycle Time Alat Angkut 519,85 8,66
Pengisian Bucket 5 kali isi
97

Cycle Time HD465 = Waktu Manuver Muat + Waktu Muat + Waktu

Angkut + Waktu Manuver Tumpah + Waktu

Tumpah + Waktu Kembali

= 14,95 detik + 99,33 detik +190,38 detik +

18,76 detik + 19, 67 detik + 176,76 detik

= 519, 85 detik

= 8,66 menit

Produktivitas Komatsu HD465 di Pit Agatis Utarai diperoleh data

sebagai berikut:

n (banyak pengisian bucket) = 5

Swell Facktor = 0,85 (clay)

Kapasitas Bucket = 6,7 m3

k (faktor bucket) = 0,85 (material balasting)

Ct = 8,66 menit

Efisiensi kerja = 75,65 %


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 60 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉

𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉
5 𝒉 6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 60 𝒉 0,7565
𝒉𝒉𝒉
Q=
8,66 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 124,93 bcm/jam

b. Produktivitas Excavator Komatsu PC1250-SP dengan Komatsu HD465

Menggunakan Hitung Langsung di Lapangan


98

1) Perhitungan produktivitas Excavator Komatsu PC1250-SP (No.2011)

dengan Komatsu HD4655 di Pit Agatis Utara

Produktivitas Exca = Banyak isian bucket X Capasitas bucket X Swell

faktor X Jumlah ritasi HD dalam 1 jam

= 5 X 6,7 m3 X 0,85 X 22

= 626,45 bcm/jam

2) Perhitungan produktivitas High Dump Truck Komatsu HD465 di Pit

Agatis Utara

Produktivitas HD465 = Banyak ritasi 1 HD dalam 1 jam X Capasitas

vessel HD

= 5 X 22,5 bcm

= 112,5 bcm/jam

c. Kebutuhan Alat Hauler

MF = 1

n x nH x Ctm
MF =
nM x Cth

5 x nH x 0,37
1 =
1 x 8,66

8,66
nH =
1,85
= 6,61 unit ≈ 5 unit

jadi, dari rumus match faktor jumlah High Dump Truck HD465 yang

diperlukan untuk Matching fleet adalah 5 unit.

d. Match Faktor berdasarkan Matching Fleet Aktual

Jumlah high dump truck aktual dilapangan ada 5 unit Komatsu HD465.

n x nH x Ctm
MF =
nM x Cth
99

5 x 5 x 0,37
MF =
1 x 8,66
9,25
MF = = 1,06
8,66

Jadi, hasil perhitungan matching fleet dapat dilihat bahwa antara alat

hauler yang dibutuhkan dan matching fleetnya sesuai dan sama. Tidak

terjadi waktu tunggu karena nilai MF nya 1,06 mendekati 1.

4. Perhitungan Waktu Edar dan Produktivitas Excavator Komatsu

PC1250-SP (No.2011) dengan Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara

a Produktivitas Excavator Komatsu PC1250-SP dan Komatsu HD785

dengan Menggunakan Rumus

1) Perhitungan waktu edar dan produktivitas Excavator Komatsu

PC1250-SP (No.2011) dengan Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara

Tabel 6. Waktu edar Excavator Komatsu PC 1250-SP (No.2011)


dengan Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara

CT Alat Gali – Muat Detik Menit


Waktu Gali Material 7.70 0,12
Waktu Putar Isi 5,62 0,09
Waktu tumpah 3,46 0,05
Waktu Putar Kosong 5,33 0,08
Cycle Time alat Gali – Muat 22,10 0,37
Pengisian Bucket 10 kali isi

Cycle Time = Waktu Gali Material + Waktu Putar Isi + Waktu

Tumpah + Waktu Putar Kosong

Cycle Time = 7.66 detik + 5,65 detik + 3,36 detik + 5,34 detik

= 22,01 detik

= 0,37 menit
100

Waktu Pemuatan = Cycle Time Alat gali-muat X Banyaknya

pengisian

Waktu Pemuatan = 0.37 menit X 10

= 3,7 menit

Produktivitas Excavator PC1250-SP (No.2011) dengan HD785 di

Pit Agatis Utara

Dik : Kapsitas bucket = 6,7 m3

Swell Factor = 0,85 (clay)

Faktor bucket = 0,85 (material blasting)

Efisien kerja = 78,65 %

Cycle Time = 22,10 detik


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 3600 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q= 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 3600 𝒉 0,7865
𝒉𝒉𝒉
Q=
22,10 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 620,18 bcm/jam

2) Perhitungan waktu edar dan produktivitas High Dump Truck

Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara

Tabel 7. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD785 di Pit


Agatis Utara

CT Alat Angkut Detik Menit


Waktu Manuver Muat 17,02 0,28
Waktu Muat 222,59 3,70
Waktu Angkut 204,20 3,40
Waktu Manuver Tumpah 22,52 0,38
Waktu Tumpah 23,03 0,38
Waktu Kembali 194,18 3,23
Cycle Time Alat Angkut 683,54 11,39
Pengisian Bucket 10 kali isi
101

Cycle Time HD785 = Waktu Manuver Muat + Waktu Muat +

Waktu Angkut + Waktu Manuver Tumpah +

Waktu Tumpah + Waktu Kembali

= 17,02 detik + 222,59 detik + 204,20 detik +

22,52 detik + 23,03 detik + 194,18 detik

= 683,54 detik

= 11,39 menit

Produktivitas Komatsu HD785 di Pit Agatis Utarai diperoleh data

sebagai berikut:

n (banyak pengisian ) = 10

Swell Factor = 0,85 (clay)

Efisiensi kerja = 77,06 %

Ct = 11,39 menit

k (faktor bucket) = 0,85 (material blasting)

Kapasitas Bucket = 6,7 m3


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 60 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
10 𝒉 6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 60 𝒉 0,7706
𝒉𝒉𝒉
Q=
11,39 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 196,50 bcm/jam

b Produktivitas Excavator Komatsu PC1250-SP dengan Komatsu HD785

Menggunakan Hitung Langsung di Lapangan


102

1) Perhitungan produktivitas Excavator Komatsu PC1250 (No.2011)

dengan Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara

Produktivitas Exca = Banyak isian bucket X Capasitas bucket X

Swell faktor X Jumlah ritasi HD dalam

1 jam

= 10 x 6,7 m3 X 0,85 x 11

= 626,45 bcm/jam

2) Perhitungan produktivitas High Dump Truck Komatsu HD785 di Pit

Agatis Utara

Produktivitas HD785 = Banyak ritasi 1 HD dalam 1 jam X

Capasitas vessel HD

= 4 X 45 bcm

= 180 bcm/jam

c Kebutuhan Alat Hauler

MF = 1

n x nH x Ctm
MF =
nM x Cth

10 x nH x 0,37
1 =
1 x 11,39

11,39
nH =
3,7
= 3,078 unit ≈ 3 unit

jadi, dari rumus match faktor jumlah High Dump truck HD785 yang

diperlukan untuk Matching Fleet adalah 3 unit.


103

d. Match Faktor berdasarkan Matching Fleet Aktual

Jumlah High Dump truck aktual dilapangan ada 3 unit Komatsu HD785.

n x nH x Ctm
MF =
nM x Cth

10 x 3 x 0,37
MF =
1 x 11,39
11,1
MF = = 0,974
11,39

Jadi, hasil perhitungan matching fleet dapat dilihat bahwa antara alat

hauler yang dibutuhkan dan matching fleetnya sesuai dan sama. Tidak

terjadi waktu tunggu karena nilai MF nya 0,974 mendekati 1.

5. Perhitungan Waktu Edar dan Produktivitas Excavator Komatsu

PC1250-SP (No.2005) dengan Komatsu HD465 di Pit Mahoni Utara

a. Produktivitas Excavator Komatsu PC-1250-SP (No.2005) dan Komatsu

HD465 dengan Menggunakan Rumus

1) Perhitungan waktu edar dan produktivitas Excavator Komatsu

PC1250-SP (No.2005) dengan Komatsu HD465 di Pit Mahoni Utara

Tabel 8. Waktu edar Excavator Komatsu PC 1250-SP (No.2005)


dengan Komatsu HD465 di Pit Mahoni Utara

CT alat Gali – Muat Detik Menit


Waktu Gali Material 10,66 0,18
Waktu Putar Isi 5,63 0,09
Waktu tumpah 3,22 0,05
Waktu Putar Kosong 5,05 0,08
Cycle Time alat Gali – Muat 24,56 0,41
Pengisian Bucket 4 kali isi
104

Cycle Time = Waktu Gali Material + Waktu Putar Isi + Waktu

Tumpah + Waktu Putar Kosong

Cycle Time = 10.66 detik + 5,63 detik + 3,22 detik + 5,05 detik

= 24,56 detik

= 0,41 menit

Waktu Pemuatan = Cycle Time Alat gali-muat X Banyaknya isian

Waktu Pemuatan = 0.41 menit X 4

= 1,64 menit

Produktivitas Excavator PC1250-SP (No.2005) dengan HD465 di

Pit Mahoni Utara

Dik : Kapsitas bucket = 6,7 m3

Swell Factor = 0,85 (clay)

Faktor bucket = 0,85 (material blasting)

Efisien kerja = 79,44 %

Cycle Time = 24,54 detik

k (faktor bucket)= 0,9


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 3600 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 3600 𝒉 0,7944
𝒉𝒉𝒉
Q=
24,56 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 563,67 bcm/jam

2) Perhitungan waktu edar dan produktivitas High Dump Truck

Komatsu HD465 di Pit Mahoni Utara


105

Tabel 9. Waktu Edar High Dump truck Komatsu HD465 Di Pit


Mahoni Utara

CT Alat Angkut Detik Menit


Waktu Manuver Muat 14,67 0,24
Waktu Muat 98,18 1,64
Waktu Angkut 360,93 6,01
Waktu Manuver Tumpah 19,85 0,33
Waktu Tumpah 17,43 0,29
Waktu Kembali 347,79 5,80
Cycle Time Alat Angkut 858,81 14,31
Pengisian Bucket 4 kali isi

Cycle Time HD465 = Waktu Manuver Muat + Waktu Muat +

Waktu Angkut + Waktu Manuver Tumpah +

Waktu Tumpah + Waktu Kembali

= 14,67 detik + 98,15 detik + 360,93 detik +

19,85 detik + 17,43 detik + 347,79 detik

= 858,81 detik

= 14,31 menit

Produktivitas Komatsu HD465 di Pit Mahoni Utara diperoleh data

sebagai berikut:

n (banyak pengisian bucket) = 4

Swell Factor = 0,85 (clay)

Efisiensi kerja = 75,28 %

Ct = 14,31 menit

k (Faktor bucket) = 0,85 (material blasting)

Kapasitas Bucket = 6,7 m3


106

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 60 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
4 𝒉 6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 60 𝒉 0,7528
𝒉𝒉𝒉
Q=
14,31 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 64,71 bcm/jam

b. Kebutuhan Alat Hauler

MF = 1

n x nH x Ctm
MF =
nM x Cth

4 x nH x 0,40
1 =
1 x 14,31

14,31
nH =
1,64
= 8,74 unit ≈ 9 unit

jadi, jumlah High Dump Truck yang diperlukan untuk Matching Fleet

adalah 9 unit.

6. Perhitungan Waktu Edar dan Produktivitas Excavator Komatsu

PC1250-SP (No.2005) dengan Komatsu HD785 di Pit Mahoni Utara

a. Produktivitas Excavator Komatsu PC-1250-SP (No.2005) dan Komatsu

HD785 dengan Menggunakan Rumus

1) Perhitungan waktu edar dan produktivitas Excavator Komatsu PC1250-


SP (No.2005) dengan Komatsu HD785 di Pit Mahoni Utara
Tabel 10. Waktu edar Excavator Komatsu PC 1250-SP (No.2005)
dengan Komatsu HD785 di Pit Mahoni Utara

CT alat Gali – Muat Detik Menit


Waktu Gali Material 10,99 0,18
Waktu Putar Isi 5,68 0,09
Waktu tumpah 3,43 0,05
Waktu Putar Kosong 4,95 0,08
Cycle Time alat Gali – Muat 25,06 0,42
Pengisian Bucket 8 kali isi
107

Cycle Time = Waktu Gali Material + Waktu Putar Isi + Waktu

Tumpah + Waktu Putar Kosong

Cycle Time = 10,99 detik + 5,68 detik + 3,43 detik + 4,95 detik

= 25,06 detik

= 0,42 menit

Waktu Pemuatan = Cycle Time Alat gali-muat X Banyaknya

pengisian

Waktu Pemuatan = 0.42 menit X 8

= 3,36 menit

Produktivitas Excavator PC1250-SP (No.2005) dengan HD785 di Pit

Mahoni Utara

Dik : Kapsitas bucket = 6,7 m3

Swell Factor = 0,85 (clay)

Faktor bucket = 0,85 (material blasting)

Efisien kerja = 80,00 %

Cycle Time = 25,06 detik

k (faktor bucket) = 0,9


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 3600 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 3600 𝒉 0,8
𝒉𝒉𝒉
Q=
25,06 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 556,32 bcm/jam
108

2) Perhitungan waktu edar dan produktivitas High Dump Ttruck

Komatsu HD785 di Pit Mahoni Utara

Tabel 11. Waktu Edar High Dump Truck Komatsu HD785 di Pit
Mahoni Utara

CT Alat Angkut Detik Menit


Waktu Manuver Muat 18,13 0,30
Waktu Muat 206,08 3,43
Waktu Angkut 359,10 5,98
Waktu Manuver Tumpah 22,59 0,38
Waktu Tumpah 23,03 0,38
Waktu Kembali 353,15 5,87
Cycle Time Alat Angkut 982,02 16,37
Pengisian Bucket 8 kali isi

Cycle Time HD465 = Waktu Manuver Muat + Waktu Muat +

Waktu Angkut + Waktu Manuver Tumpah +

Waktu Tumpah + Waktu Kembali

= 18,13 detik + 206,08 detik + 2359,10 detik +

22,59 detik + 23,03 detik + 353,15 detik

= 982,08 detik

= 16,37 menit

Produktivitas Komatsu HD785 di Pit Mahoni Utara diperoleh data

sebagai berikut:

n (banyak isian bucket) = 8

Swell Factor = 0,85 (clay)

Efisiensi kerja = 77,06 %

Cycle Time = 16,37 menit


109

k (Faktor bucket) = 0,85 (material blasting)

Kapasitas Bucket = 6,7 m3


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 𝒉𝒉 𝒉 𝒉 𝒉 60 𝒉𝒉
𝒉𝒉𝒉
Q=
𝒉𝒉

𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
8 𝒉 6,7 𝒉 0,85 𝒉 0,85 𝒉 60 𝒉 0,75
𝒉𝒉𝒉
Q=
16,37 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Q = 109,38 bcm/jam

b. Kebutuhan Alat Hauler

MF = 1

n x nH x Ctm
MF =
nM x Cth

8 x nH x 0,42
1 =
1 x 16,37

16,37
nH = = 4,87 unit ≈ 5 unit
3,36

jadi, jumlah High Dump Truck yang diperlukan untuk Matching Fleet

adalah 5 unit.
110

Tabel 12. Perhitungan Produktivity alat gali-muat Excavator Komatsu PC1250-SP dan alat angkut Komatsu HD465 dan HD785

Cycle Time n banyak


Q E Produktivity Produktivity
Exca HD SF K isian ke jarak
m3 % bcm/jam bcm/km/jam
(detik) (menit) vessel
Agatis Utara

22,01 - 6,7 m3 0,85 0,85 78,33 5 620,18 1,2 -


2011 & HD465
- 8,66 6,7 m3 0,85 0,85 74,50 5 124,94 km 149,92

22,10 - 6,7 m3 0,85 0,85 78,65 10 620,18 1,5 -


2011& HD785
- 11,39 6,7 m3 0,85 0,85 77,06 10 196,560 km 294,75

Mahoni Utara

24,56 - 6,7 m3 0,85 0,85 79,44 4 563,67 2,7 -


2005 & HD465
- 14,31 6,7 m3 0,85 0,85 75,28 4 64,71 km 174,72

25,06 - 6,7 m3 0,85 0,85 80 8 556,32 2,7 -


2005 & HD785
- 16,37 6,7 m3 0,85 0,85 77,06 8 109,38 km 295,32
111

Tabel 13. Perbandingan Efisiensi Produktivitas alat gali-muat PC1250-SP dengan alat angkut HD465 dan HD785

Parameter 465 785


Lokasi
Rumus Hitung Langsung OCR Rumus Hitung Langsung OCR
Agatis Utara
Produktivity Excavator PC1250-SP (bcm/jam) 620,18 626,45 629,99 620,18 626,45 625,99
Produktivity HD (bcm/jam) 124,93 112,5 107,47 196,50 180,45 107,47
Jarak (km) 1,2 1,5
Konsumsi Fuel (liter/jam) 48,91 59,86
Speed (km/jam) 21,74 23,49
Matching Fleeet 1 Excavator PC1250-SP dan 5 HD465 1 Excavator PC1250-SP dan 3 HD785

Mahoni Utara
Produktivity Excavator PC1250-SP (bcm/jam) 563,67 - - 556,32 - -
Produktivity HD (bcm/jam) 60,22 - - 109,3 - -
Jarak (km) 2,7 2,7
Konsumsi Fuel (liter/jam) 60,3 74,5
Speed (km/jam) 22,38 28,77
Matching Fleeet 1 Excavator PC1250-SP dan 9 HD465 1 Excavator PC1250-SP dan 5 HD785
112

7. Grade Resistance dan Vertical Distance

Grade resistance adalah usaha yang dibutuhkan untuk melawan gaya

beban truck. Dalam menghitung grade resistance secara sederhana dapat

dituliskan dengan mengalikan GVW dengan persentase kemiringan. Beban

yang lebih besar pada jalan miring tajam mempunyai grade resistance yang

lebuh besar pula. Grade (derajat) kemiringan dituliskan dengan

menggunakan persent, untuk menghitung grade resistance adalah dengan

membagi antara tinggi kemiringan dengan panjang lereng kemudian

dikalikan 100%.

Vertical distance (jarak vertikal) adalah jarak terpendek anatara

2 bidang datar (bidang nivo) yang melalui dua titik tersebut. jarak vertikal

(vertical distance) itu tegal lurus dengan jarak datar (horizontal distance).

Dapat dilihat pada Gambar 74 berikut.

Grade Resistance
Vertical Distance

Jarak

Gambar 74. Grade resistance

Menghitung Grade Resitance

a. Pit Agatis Utara

Elevasi tertinggi disposal = 61 meter

Elevasi disposal saat dumping = 54 meter

Elevasi terendah Pit = -3 meter

Elevasi Pit ketika ambil data = 49 meter


113

Jarak Pit HD465 ke disposal = 1.200 meter

Jarak Pit HD785 ke disposal = 1.500 meter

Vertikal distance = Elevasi disposal saat dumping – elevasi Pit ketika

pengambilan data

= 54 meter – 49 meter = 5 meter


𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
Grade resistance = x 100 %
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
5 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
= x 100 % = 0,417 %
1200 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Jadi, nilai vertical distance adalah 5 meter, dan grade resistance Pit

HD465 yang terdapat pada Pit pengambilan data hingga ke disposal

adalah 0,417 %
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
Grade resistance = x 100 %
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
5 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
= x 100 % = 0,333 %
1500 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Jadi, nilai vertical distance adalah 5 meter, dan grade resistance Pit

HD785 yang terdapat pada Pit pengambilan data hingga ke disposal

adalah 0,333 %

b. Pit Mahoni Utara

Elevasi tertinggi disposal = 61 meter

Elevasi disposal saat dumping = 54 meter

Elevasi terendah Pit = -1 meter

Elevasi Pit ketika ambil data = 40

Jarak Pit HD465 ke disposal = 2.700 meter

Jarak Pit HD785 ke disposal = 2.700 meter


114

Vertikal distance = Elevasi disposal saat dumping – elevasi Pit ketika

pengambilan data

= 54 meter – 40 meter
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
Grade resistance = x 100 %
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
14 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
= x 100 % = 0,518 %
2700 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Jadi, nilai vertical distance adalah 14 meter, dan grade resistance Pit

HD465 yang terdapat pada Pit pengambilan data hingga ke disposal

adalah 0,518 %
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
Grade resistance = x 100 %
𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
14 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉
= x 100 % = 0,518 %
2700 𝒉𝒉𝒉𝒉𝒉

Jadi, nilai vertical distance adalah 14 meter, dan grade resistance Pit

HD785 yang terdapat pada Pit pengambilan data hingga ke disposal

adalah 0,518 %.

8. Analisis Konsumsi Fuel

a. Pemakaian fuel

1) Pit Agatis Utara

a) Konsumsi Fuel Komatsu HD465 dengan jarak 1.200 meter =

48,91 liter/jam

Konsumsi Fuel Komatsu HD465 adalah 58,692 liter/jam/km

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, fuel

consumption halaman 15-12. Fuel Komatsu HD465 dengan jarak

1.200 meter adalah 48,91 liter/jam termasuk dalam medium.


115

b) Konsumsi Fuel Komatsu HD785 dengan jarak 1.500 meter =

59,86 liter/jam

Konsumsi Fuel Komatsu HD785 adalah 89,79 liter/jam/km

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, fuel

consumption halaman 15-12. Fuel Komatsu HD785 dengan jarak

1.500 meter adalah 59,86 liter/jam termasuk dalam medium.

2) Pit Mahoni Utara

a) Konsumsi Fuel Komatsu HD465 dengan jarak 2.700 meter =

60,3 liter/jam

Konsumsi Fuel Komatsu HD465 adalah 162,81 liter/jam/km

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, fuel

consumption halaman 15-12. Fuel Komatsu HD465 dengan jarak

2.700 meter adalah 60,3 liter/jam termasuk dalam high.

b) Konsumsi Fuel Komatsu HD785 dengan jarak 2.700 meter =

74,5 liter/jam

Konsumsi Fuel Komatsu HD785 adalah 201,15 liter/jam/km

Berdasarkan buku Handbook Komatsu Edition 30, fuel

consumption halaman 15-12. Fuel Komatsu HD785 dengan jarak

2.700 meter adalah 74,5 liter/jam termasuk dalam medium.


116

b. Perbandingan Konsumsi Fuel untuk mencari yang mana yang lebih

effisien berdasarkan jumlah alat dalam 1 fleet

1) Pit Agatis Utara

a) Fleet 465 (1 Excavator PC1250-SP dan 5 HD465)

Konsumsi Fuel = 5 X 48,91 liter/jam

= 244,55 liter/jam

b) Fleet 785 (1 Excavator PC1250-SP dan 3 HD785)

Konsumsi Fuel = 3 X 59,86 liter/jam

= 179,58 liter/jam

Selisih penggunaan fuel = fuel HD465 - fuel HD785

= 244,55 liter/jam – 179,58 liter/jam

= 64,97 liter/jam

2) Pit Mahoni Utara

a) Fleet 465 (1 Excavator PC1250-SP dan 9 HD465)

Konsumsi Fuel = 9 X 60,3 liter/jam

= 542,7 liter/jam

b) Fleet 785 (1 Excavator PC1250-SP dan 5 HD785)

Konsumsi Fuel = 5 X 74,5 liter/jam

= 372 liter/jam

Selisih penggunaan fuel antara HD465 dengan HD785

Selisih penggunaan fuel = fuel HD465 - fuel HD785

= 542,7 liter/jam – 372 liter/jam

= 170,7 liter/jam
117

Berdasarkan analisis konsunsi fuel Komatsu HD465 di Pit Agatis

Utara dan Pit mahoni Utara memiliki selisih sebesar 11,39 liter/jam.

Sedangkan Konsunsi fuel Komatsu HD785 di Pit Agatis Utara dan Pit

mahoni Utara memiliki selisih sebesar 14,64 liter/jam. Dan berdasarkan

perbandingan konsumsi fuel dalam 1 fleet, konsumsi fuel HD465 dengan

HD785 dari Pit Agatis Utara Pit Mahoni Utara dapat dilihat HD785 lebih

sedikit dalam menggunakan fuel dengan selisih pada Pit Agatis Utara adalah

64,97 liter/jam, sedangkan selisih pada Pit Mahoin Utara adalah

170,7 liter/jam. Dari selisih penggunaan fuel alat angkut yang sama pada Pit

yang berbeda ada beberapa faktor yang mempengaruhinya perbedaan

konsumsi fuel, antara lain:

a. Jarak Pit menuju disposal

Semakin jauh jarak Pit maka penggunaan konsumsi fuel akan semakin

besar juga. Dapat dilihat pada Tabel 15 berikut bahwa jarak

mempengaruhi konsumsi fuel semakin jauh jarak maka nilai

penggunaan fuel dalam 1 kilometer semakin kecil karena semakin besar

faktor pembagi dari jarak (pulang-pergi) menuju disposal.


118

Tabel 14. Analisis Penggunaan Fuel dalam liter/km


Jarak Total
Konsumsi ritasi
Jarak (Jarak Fuel Fuel
Fuel per
(km) dalam 1 liter/km km/liter
(liter/jam) jam
jam)
Agatis Utara
465 48,91 1,2 5 7,20 6,79 0,15
785 59,86 1,5 4 9,00 6,65 0,15
Mahoni Utara
465 60,30 2,7 4 29,16 2,07 0,48
785 74,50 2,7 3 21,87 3,41 0,29

b. Produktivitas alat angkut

Semakin tinggi produktivitas (ritasi) dalam satu jam maka konsumsi fuel

semakin besar juga. Produktivitas bergantung jarak menuju disposal.

c. Grade resistance dan vertikal distance

Semakin tinggi persentase grade resistance maka usaha yang harus

dilakukan alat angkut juga semakin besar sehingga menyebabkan

konsumsi fuel juga semakin besar pula. Dimana grade resistance untuk

di Pit Agatis Utara untuk HD465 dengan jarak 1.200 meter adalah

0,417 %, Pit Agatis Utara untuk HD785 dengan jarak 1.500 meter adalah

0,333 % dan Pit Mahoni Utara untuk HD465 dan HD785 dengan jarak

2.700 meter adalah 0,518 %. Pada grade resistance sendiri beberapa hal

yang mempengaruhi adalah vertical distance dan jarak.

d. Banyak alat angkut dalam 1 fleet

Semakin banyak alat angkut dalam 1 fleet maka semakin banyak

konsumsi fuel yang di pakai.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan dan

pembahasan dari bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas penambangan di PT. Kalimantan Prima Persada menggunakan

sistem tambang terbuka (open pit mining) dengan menggunakan metode

kombinasi alat gali muat dan alat angkut. Sistem panambangannya meliputi

kegiatan land clearing, pengupasan lapisan penutup (top soil), penggaruan

(ripping), drilling dan blasting, pemuatan (loading), pengangkutan

(hauling), penimbunan disposal (dumping), loading batubara, hauling

batubara dan dumping batubara, hauling batubara ke port.

2. Pada kegiatan pengupasan overburden digunakan kombinasi alat gali-muat

dan alat angkut. Dari hasil perhitungan didapatkan produktivitas alat gali

muat Excavator Komatsu PC1250-SP dengan HD465 di Pit Agatis Utara

adalah 620,18 bcm/jam dan produktivitas HD465 adalah 149,92 bcm/km.

Sedangkan Excavator Komatsu PC1250-SP dengan HD785 di Pit Agatis

Utara adalah 620,18 bcm/jam dan produktivitas HD785 adalah

294,75 bcm/km. Excavator Komatsu PC1250-SP dengan HD465 di Pit

Mahoni Utara adalah 563,67 bcm/jam dan produktivitas HD465 adalah

174,72 bcm/km. Sedangkan Excavator Komatsu PC1250-SP dengan

HD785 di Pit Mahoni Utara adalah 556,32 bcm/jam dan produktivitas

HD785 adalah 295,32 bcm/km.

119
120

3. Berdasarkan analisis konsunsi fuel Komatsu HD465 di pit Agatis Utara dan

pit mahoni Utara memiliki selisih sebesar 11,39 liter/jam. Sedangkan

Konsunsi fuel Komatsu HD785 di pit Agatis Utara dan pit mahoni Utara

memiliki selisih sebesar 14,64 liter/jam. Dan berdasarkan perbandingan

konsumsi fuel dalam 1 fleet, konsumsi fuel HD465 dengan HD785 dari pit

Agatis Utara pit Mahoni Utara dapat dilihat HD785 lebih sedikit dalam

menggunakan fuel dengan selisih pada pit Agatis Utara adalah

64,97 liter/jam, sedangkan selisih pada pit Mahon Utara adalah

170,7 liter/jam.

4. Dari selisih penggunaan fuel alat angkut yang sama pada pit yang berbeda

ada beberapa faktor yang mempengaruhinya perbedaan konsumsi fuel,

antara lain:

e. Jarak pit menuju disposal

f. Produktivitas alat angkut

g. Grade resistance dan vertikal distance, grade resistance sendiri beberapa

hal yang mempengaruhi adalah vertical distance dan jarak.

h. Banyak alat angkut dalam 1 fleet

B. Saran

Pentingnya melakukan setting fleet yang menggunakan satu jenis alat

angkut yang sama, karena dapat menaikan produktivitas overburden yang

diangkut ke disposal. Untuk lebih mengefisienkan terhadap konsumsi fuel.


DAFTAR PUSTAKA

Aulia Siregar, Amrina. 2018. Laporan Kerja Praktek Lapangan Industri:


Optimalisasi Produktivitas dan Keserasian Alat Gali-Muat Komatsu
PC2000-8 Kapasitas Bucket 14 m3 dan Alat Angkut Komatsu HD785-7
Pada Pembongkaran Overburden Tambang Batubara PT. Mandala
Karya Prima Jobsite PT. Mandiri Intiperkasa Provinsi Kalimantan
Utara. Padang: Teknik Pertambangan FT-UNP.

Indonesianto, Yanto . 2012 . Pemindahan Tanah Mekanis . Yogyakarta: Teknik


Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Komatsu. 2009. Specificaton & Application Handbook Edition 30. Jepang:


Komatsu, Ltd.

Partanto, Prodjosumarto. 1995. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung.

Putra, Wicaksana Okky. 2015. Analisis Kebutuhan Alat Gali-Muat dan Alat Angkut
Pada Tambang Batubara Blok B Pit B Rawa Seribu
PT. Mandiri Intiperkasa. Tugas Akhir, Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan Dan Perminyakan,
Institut Teknologi Bandung. Bandung: Teknik Pertambangan dan
Perminyakan FTTM-ITB.

Rifky, Ihsanul. 2017. Laporan Kerja Praktek Lapangan Industri: Perhitungan


Keserasian Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut di Area 242 Ha
Penambangan Clay PT. Semen Padang. Padang: Universitas Negeri
Padang FT-UNP.

Sumarya. 2012. Bahan Ajar Pemindahan Tanah Mekanis. Padang: Universitas


Negeri Padang.

Sumarya. 2014. Peralatan Tambang dan Penanganan Material. Padang:


Universitas Negeri Padang.

Tim Penyusun. 2014. Buku Pedoman Pengalaman Lapangan Industri Mahasiswa


FT UNP. Padang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

121
LAMPIRAN
LAMPIRAN A

PETA TOPOGRAFI PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA JOB SITE

RANTAU

122
LAMPIRAN B

SPESIFIKASI ALAT GALI-MUAT KOMATSU PC1250-SP

Excavator Komatsu PC1250-SP

1. Operating Weight : 110700 kg


2. Horse Power (Netto) : 502/1800 RPM
3. Bucket Capacity Range (SAE) : 6.7 m3
4. Performance
a. Swing Speed : 5.5 RPM
b. Max Travel Speed : 3.2 km/jam
c. Low Travel Speed : 2.1 km/jam
5. Dimension :
a. Overall length : 14790 mm
b. Overall width : 6265 mm
c. Overall height : 3470 mm
6. Engine :
a. Komatsu Model : SAA6D170E-5
b. No. Of cylinders- 6
c. Bore x stroke : 170 x 170 mm
d. Piston displacement : 23.15 liter
7. Hydraulic System :3x
a. Variable Hydraulic pump : Piston
b. Max. Oil flow : 1588 liter
c. Max. Oil Pressure : 320 kg/cm2
8. Capacity :
a. Fuel Tank : 1360 liter
b. Hydraulic oil tank : 670 liter
9. Machine Spec :
a. Boom : 7800 mm
b. Arm : 3400 mm
c. Bucket : 6.7 m3

123
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT ANGKUT KOMATSU HD785

Alat angkut Komatsu HD785


1. Weight
a. Empty Vehicle Weight : 72000 Kg
Distribution (Front) : 33840 Kg
(Rear) : 38160 Kg
b. Gross Vehicle Weight : 163080 Kg
Distribution (Front) : 51370 Kg
(Rear) : 111710 Kg
c. Max. Gross Vehicle Weight : 166000 Kg
d. Gross Horse Power : 895 KW / 1200 HP / 1900 RPM
e. Net Horse Power : 879 KW / 1178 HP / 1900 RPM
3
2. Hauling Capacity (m )
a. Maximum Load : 91000 Kg
b. Heaped Capacity (2:1) : 60 Kg
3. Performance
a. Maximum Speed : 65 Km/h / 40.4 MPH
b. Turning Radius : 10.1 m / 33’2” (ft.in)
4. Engine
a. Model : Komatsu SAA12V140E-3
b. No. of Cylinders 12
c. Bore x Stroke : 140 x 165 mm / 5.51 x 6.50 in
d. Displacement : 30.48 L
5. Dimentions
a. Overall Length : 10290 mm
b. Fa : 2150 mm
c. Fb : 3190 mm
d. Overall Widht : 6453 mm
e. Overall Height : 5050 mm

124
LAMPIRAN D
SPESIFIKASI ALAT ANGKUT KOMATSU HD465

1. Weight
a. Empty Vehicle Weight : 43100 Kg
Distribution (Front) : 22843 Kg
(Rear) : 20257 Kg
b. Gross Horse Power : 551 KW / 739 HP
c. Net Horse Power : 533 KW / 715 HP
2. Hauling Capacity (m3)
a. Maximum Load : 91000 Kg
b. Heaped Capacity (2:1) : 60 Kg
3. Performance
a. Maximum Speed : 70 Km/h / 43.5 MPH
4. Engine
a. Model : Komatsu SAA6D170E-5
b. No. Cylinder 6
c. Displacement : 23.2 L
5. Dimentions
a. Overall Length : 9355 mm
b. Overall Widht : 4235 mm
c. Overall Height : 4400 mm

125
LAMPIRAN E
CYCLE TIME EXCAVATOR PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD465
Lokasi : Pit Agatis Utara
TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 01 Agustus 2018

waktu gali swing isi waktu tumpah swing kosong cycle time CT
No
detik detik detik detik detik dalam jam
1 6,50 5,60 4,00 5,50 21,60 0,36
2 6,50 5,50 3,60 5,20 20,80 0,35
3 7,10 6,90 3,00 7,20 24,20 0,40
4 6,70 6,00 3,10 6,50 22,30 0,37
5 8,40 6,00 3,00 4,50 21,90 0,37
6 8,10 5,50 2,90 5,40 21,90 0,37
7 9,10 5,00 3,50 4,90 22,50 0,38
8 7,20 5,80 3,80 5,50 22,30 0,37
9 7,80 5,00 3,40 4,80 21,00 0,35
10 8,20 5,00 3,10 6,00 22,30 0,37
11 8,00 5,20 3,00 5,00 21,20 0,35
12 6,50 5,10 3,40 5,00 20,00 0,33
13 6,80 5,20 3,30 5,00 20,30 0,34
14 8,00 6,00 3,00 5,50 22,50 0,38
15 9,00 5,80 3,50 5,30 23,60 0,39
16 7,00 5,10 3,00 5,00 20,10 0,34
17 8,10 6,10 2,90 5,50 22,60 0,38
18 7,70 6,20 3,05 4,30 21,25 0,35
19 7,40 6,20 3,10 5,50 22,20 0,37
20 7,30 6,00 3,20 4,50 21,00 0,35
21 7,50 5,30 3,70 5,00 21,50 0,36
22 8,00 5,50 3,50 5,00 22,00 0,37
23 7,50 5,50 3,60 6,00 22,60 0,38
24 8,90 5,20 3,40 5,00 22,50 0,38
25 7,50 5,80 4,70 5,50 23,50 0,39
26 8,00 5,90 3,50 6,00 23,40 0,39
27 7,50 5,90 3,60 5,00 22,00 0,37
28 8,00 5,90 3,00 5,80 22,70 0,38
29 7,70 6,00 3,20 5,50 22,40 0,37
30 7,90 5,40 3,60 5,20 22,10 0,37
Rata-rata
7,66 5,65 3,36 5,34 22,01 0,37

126
LAMPIRAN F
EFISIENSI EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD465

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 01 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;
E = Keperluan Operator (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D E Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
1 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 5,00 2,00 3,00 1,70 2,00 60,00 46,30 77,17
1 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 6,00 2,00 2,00 1,30 1,00 60,00 47,70 79,50
1 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 4,00 3,00 2,50 1,50 2,00 60,00 47,00 78,33

Jumlah 15,00 7,00 7,50 4,50 5,00 180,00 141,00 235,00


Rata- rata 5,00 2,33 2,50 1,50 1,67 60,00 47,00 78,33

127
LAMPIRAN G
CYCLE TIME KOMATSU HD465 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 01 Agustus 2018
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
1 17,30 98,50 149,60 19,80 20,60 120,00 425,80 7,10 0,12
2 13,50 109,10 200,40 17,80 18,40 172,40 531,60 8,86 0,15
3 14,90 95,70 210,00 15,80 15,90 178,30 530,60 8,84 0,15
4 12,90 98,10 199,00 20,00 21,00 170,00 521,00 8,68 0,14
5 15,20 98,50 185,00 15,30 22,20 177,50 513,70 8,56 0,14
6 14,00 95,10 205,00 16,30 18,50 190,20 539,10 8,99 0,15
7 15,10 106,60 215,00 13,40 17,90 193,70 561,70 9,36 0,16
8 16,80 93,50 220,00 14,80 19,00 196,20 560,30 9,34 0,16
9 13,50 100,80 235,00 15,70 20,10 214,20 599,30 9,99 0,17
10 10,40 96,00 185,30 15,90 18,50 160,30 486,40 8,11 0,14
11 15,50 97,60 180,00 16,00 17,50 166,50 493,10 8,22 0,14
12 17,70 108,40 195,00 13,80 17,00 184,20 536,10 8,94 0,15
13 20,00 96,90 160,20 17,70 16,90 155,20 466,90 7,78 0,13
14 18,10 106,20 189,00 14,90 19,80 176,30 524,30 8,74 0,15
15 16,00 101,50 210,00 15,00 18,90 196,10 557,50 9,29 0,15

128
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
16 15,50 109,00 187,00 14,00 19,70 174,30 519,50 8,66 0,14
17 16,00 95,90 175,35 17,80 18,50 168,35 491,90 8,20 0,14
18 14,00 96,10 189,05 24,90 21,00 185,05 530,10 8,84 0,15
19 13,50 96,70 186,00 30,00 24,00 175,00 525,20 8,75 0,15
20 15,10 93,80 187,00 25,10 19,90 180,00 520,90 8,68 0,14
21 13,90 105,20 179,10 23,80 20,00 176,10 518,10 8,64 0,14
22 14,00 95,90 165,45 29,00 21,10 159,45 484,90 8,08 0,13
23 15,00 94,00 173,40 22,20 22,00 167,40 494,00 8,23 0,14
24 13,70 103,00 180,40 19,90 19,30 177,40 513,70 8,56 0,14
25 16,50 96,20 187,50 25,00 19,50 160,00 504,70 8,41 0,14
26 13,20 113,20 188,00 18,00 20,00 175,00 527,40 8,79 0,15
27 13,10 92,90 186,00 14,90 22,00 182,10 511,00 8,52 0,14
28 14,00 96,10 199,40 18,40 19,90 197,30 545,10 9,09 0,15
29 17,10 95,40 199,00 16,00 20,00 188,00 535,50 8,93 0,15
30 13,10 94,10 190,30 21,50 21,00 186,20 526,20 8,77 0,15
Rata-rata
14,95 99,33 190,38 18,76 19,67 176,76 519,85 8,66 0,14

129
LAMPIRAN H
EFFISIENSI KOMATSU HD465 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 01 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
1 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 26,50 3,90 6,50 9,00 180,00 134,10 223,50
1 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 8,83 1,30 2,17 3,00 60,00 44,70 74,50
1 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 26,50 3,90 6,50 9,00 180,00 134,10 223,50

Jumlah 26,50 3,90 6,50 9,00 180,00 134,10 223,50


Rata- rata 8,83 1,30 2,17 3,00 60,00 44,70 74,50

130
LAMPIRAN I
CYCLE TIME EXCAVATOR PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD785

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Kamis, 02 Agustus 2018

Waktu Gali Swing Isi Waktu Tumpah Swing Kosong Cycle Time CT
No
detik detik Detik detik detik dalam jam
1 8,00 6,00 3,10 5,50 22,60 0,38
2 9,20 7,10 2,80 5,50 24,60 0,41
3 5,70 5,90 3,70 5,20 20,50 0,34
4 7,00 5,70 2,80 5,00 20,50 0,34
5 8,70 7,20 3,70 4,70 24,30 0,41
6 7,80 5,30 3,50 5,20 21,80 0,36
7 7,90 5,10 3,70 5,00 21,70 0,36
8 7,50 5,00 3,80 4,80 21,10 0,35
9 7,00 6,10 3,20 5,50 21,80 0,36
10 7,70 5,30 3,20 5,20 21,40 0,36
11 7,50 5,50 4,00 4,30 21,30 0,36
12 7,00 6,30 2,70 6,00 22,00 0,37
13 7,60 7,00 2,90 6,50 24,00 0,40
14 7,70 5,30 3,70 5,00 21,70 0,36
15 9,60 5,00 2,90 4,80 22,30 0,37
16 7,50 5,00 3,40 5,90 21,80 0,36
17 7,70 5,70 3,80 6,60 23,80 0,40
18 8,50 5,50 3,20 4,50 21,70 0,36
19 7,00 5,70 3,00 5,50 21,20 0,35
20 8,10 5,00 3,70 4,50 21,30 0,36
21 7,30 5,50 3,40 5,20 21,40 0,36
22 7,10 6,00 4,00 5,10 22,20 0,37
23 9,10 5,10 3,70 5,40 23,30 0,39
24 7,00 5,30 4,40 7,00 23,70 0,40
25 8,00 5,00 5,00 6,00 24,00 0,40
26 7,50 5,20 3,90 4,90 21,50 0,36
27 8,00 5,30 3,10 5,00 21,40 0,36
28 7,20 6,00 3,00 5,50 21,70 0,36
29 7,00 5,00 3,40 5,50 20,90 0,35
30 8,00 5,50 3,00 5,00 21,50 0,36
Rata-rata
7,70 5,62 3,46 5,33 22,10 0,37

131
LAMPIRAN J
EFISIENSI EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD785

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Kamis, 02 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;
E = Keperluan Operator (menit) ;
Waktu Waktu Effisien
Tanggal Waktu A B C D E Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
2 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 4,90 1,50 1,50 1,00 2,00 60,00 49,10 81,83
2 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 5,00 1,20 2,00 1,00 5,00 60,00 45,80 76,33
2 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 4,50 1,40 2,00 1,50 2,50 60,00 48,10 80,17
2 – 8 - 2018 13.30 – 14.30 3,00 1,30 3,00 1,20 6,00 60,00 45,50 75,83

Jumlah 17,40 5,40 8,50 4,70 15,50 240,00 188,50 314,17


Rata- rata 4,35 1,35 2,13 1,18 3,88 60,00 47,13 78,54

132
LAMPIRAN K
CYCLE TIME KOMATSU HD465 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Kamis, 02 Agustus 2018

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle


No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
1 13,00 202,10 200,00 21,60 25,00 187,40 649,10 10,82 0,18
2 20,40 215,30 185,00 23,00 23,30 173,70 640,70 10,68 0,18
3 14,60 219,10 199,00 23,30 22,00 185,70 663,70 11,06 0,18
4 14,70 220,60 175,00 25,00 24,00 166,00 625,30 10,42 0,17
5 14,00 225,50 225,00 22,00 21,00 212,00 719,50 11,99 0,20
6 19,80 198,20 180,00 21,20 21,90 160,90 602,00 10,03 0,17
7 23,10 214,40 295,00 21,00 22,60 281,40 857,50 14,29 0,24
8 18,00 260,20 270,00 20,00 22,90 257,10 848,20 14,14 0,24
9 21,70 234,40 175,00 19,00 23,90 157,10 631,10 10,52 0,18
10 18,40 231,70 200,00 19,50 24,00 196,50 690,10 11,50 0,19
11 15,00 251,70 199,00 21,50 25,60 188,90 701,70 11,70 0,19
12 13,90 220,50 190,00 22,00 24,80 183,20 654,40 10,91 0,18
13 15,00 215,20 185,00 22,30 23,00 174,70 635,20 10,59 0,18
14 20,00 210,40 182,00 22,10 22,30 173,60 630,40 10,51 0,18
15 19,00 193,30 205,00 20,00 21,00 194,00 652,30 10,87 0,18

133
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
16 17,00 230,90 170,00 18,00 20,00 162,00 617,90 10,30 0,17
17 15,00 223,20 195,00 19,00 26,00 180,00 658,20 10,97 0,18
18 13,00 200,10 180,00 25,00 25,00 160,00 603,10 10,05 0,17
19 20,00 220,90 250,00 24,40 24,00 241,60 780,90 13,02 0,22
20 11,00 195,20 185,00 25,50 20,00 179,50 616,20 10,27 0,17
21 15,00 220,90 189,00 25,90 22,40 182,70 655,90 10,93 0,18
22 18,00 227,80 220,00 27,00 21,90 211,10 725,80 12,10 0,20
23 20,00 221,70 240,00 24,80 21,50 233,70 761,70 12,70 0,21
24 17,00 230,90 245,00 25,90 23,30 235,80 777,90 12,97 0,22
25 15,00 240,00 190,00 25,00 23,20 181,80 675,00 11,25 0,19
26 18,00 210,00 210,00 19,90 22,30 197,80 678,00 11,30 0,19
27 18,00 232,00 200,00 21,00 21,00 188,00 680,00 11,33 0,19
28 15,00 230,70 197,00 22,50 24,00 186,50 675,70 11,26 0,19
29 18,00 230,80 180,00 23,60 25,00 171,40 648,80 10,81 0,18
30 20,00 250,00 210,00 24,70 24,00 221,30 750,00 12,50 0,21
Rata-rata
17,02 222,59 204,20 22,52 23,03 194,18 683,54 11,39 5,70

134
LAMPIRAN L
EFISIENSI KOMATSU HD785 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT AGATIS UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Kamis, 02 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
2 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 7,50 2,00 3,50 1,50 60,00 45,50 75,83
2 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 5,00 1,50 2,00 3,80 60,00 47,70 79,50
2 - 8 - 2018 13.30 - 14.30 6,50 2,00 3,00 3,00 60,00 45,50 75,83

Jumlah 19,00 5,50 8,50 8,30 180,00 138,70 231,17


Rata- rata 6,33 1,83 2,83 2,77 60,00 46,23 77,06

135
LAMPIRAN M
CYCLE TIME EXCAVATOR PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD465
LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA
TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Kamis, 08 Agustus 2018
waktu gali swing isi waktu tumpah swing kosong cycle time CT
No
Detik detik detik detik detik dalam jam
1 7,60 6,00 3,00 4,50 21,10 0,35
2 11,00 6,10 2,90 4,20 24,20 0,40
3 12,20 6,90 3,60 4,70 27,40 0,46
4 13,00 5,00 3,00 5,00 26,00 0,43
5 8,60 5,80 3,20 5,20 22,80 0,38
6 10,30 6,00 3,50 5,60 25,40 0,42
7 10,00 5,90 2,70 6,30 24,90 0,42
8 12,80 5,50 3,00 5,00 26,30 0,44
9 11,70 6,30 2,70 4,80 25,50 0,43
10 11,30 6,00 3,30 5,70 26,30 0,44
11 9,60 6,00 3,10 5,80 24,50 0,41
12 9,90 6,30 3,10 6,00 25,30 0,42
13 10,50 5,90 3,50 5,70 25,60 0,43
14 12,30 6,00 3,80 5,40 27,50 0,46
15 12,50 6,00 3,30 5,40 27,20 0,45
16 11,40 5,50 3,10 5,00 25,00 0,42
17 9,90 5,00 3,00 4,90 22,80 0,38
18 13,60 6,00 3,50 5,50 28,60 0,48
19 9,80 5,50 3,00 4,80 23,10 0,39
20 10,70 6,10 3,60 5,30 25,70 0,43
21 10,30 4,90 2,90 4,30 22,40 0,37
22 9,50 5,00 4,00 4,50 23,00 0,38
23 9,90 5,50 3,50 5,00 23,90 0,40
24 9,20 4,50 3,00 4,30 21,00 0,35
25 9,90 5,00 2,80 4,70 22,40 0,37
26 11,00 5,60 3,00 5,00 24,60 0,41
27 11,00 5,50 2,90 5,10 24,50 0,41
28 10,00 6,00 4,00 5,40 25,40 0,42
29 9,30 4,80 2,60 4,20 20,90 0,35
30 11,10 4,30 4,00 4,20 23,60 0,39
Rata-rata
10,66 5,63 3,22 5,05 24,56 0,41

136
LAMPIRAN N
EFFISIENSI EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD465

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 08 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;
E = Keperluan Operator (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D E Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
8 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 5,00 3,00 2,00 1,00 0,00 60,00 49,00 81,67
8 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 4,50 1,50 4,50 1,00 3,00 60,00 45,50 75,83
8 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 4,00 2,00 3,00 1,50 1,00 60,00 48,50 80,83

Jumlah 13,50 6,50 9,50 3,50 4,00 180,00 143,00 238,33


Rata- rata 4,50 2,17 3,17 1,17 1,33 60,00 47,67 79,44

137
LAMPIRAN O
CYCLE TIME KOMATSU HD465 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 08 Agustus 2018
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
1 15,30 92,60 435,00 19,80 17,50 427,70 1007,90 16,80 0,28
2 15,50 100,37 525,00 17,80 17,00 520,20 1195,87 19,93 0,33
3 13,90 93,60 405,00 15,00 16,90 403,10 947,50 15,79 0,26
4 12,90 90,00 375,00 14,00 19,80 371,20 882,90 14,72 0,25
5 14,20 87,90 345,00 17,80 18,90 338,30 822,10 13,70 0,23
6 12,00 101,70 315,00 19,90 15,00 310,10 773,70 12,90 0,21
7 13,10 106,10 375,00 25,00 13,00 367,00 899,20 14,99 0,25
8 15,80 93,50 350,00 18,00 14,00 338,00 829,30 13,82 0,23
9 13,50 95,00 350,00 14,90 13,00 342,10 828,50 13,81 0,23
10 11,40 111,00 349,00 18,40 12,00 340,60 842,40 14,04 0,23
11 14,90 105,00 318,00 16,00 15,00 311,00 779,90 13,00 0,22
12 15,12 126,30 375,00 21,50 14,20 369,30 921,42 15,36 0,26
13 14,89 91,80 348,00 15,00 13,80 343,20 826,69 13,78 0,23
14 14,34 88,50 350,00 12,00 12,60 345,40 822,84 13,71 0,23
15 16,78 104,00 345,00 24,90 15,00 335,10 840,78 14,01 0,23

138
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
16 15,00 87,60 400,00 30,00 19,70 390,30 942,60 15,71 0,26
17 13,00 91,50 340,00 25,10 18,50 336,40 824,50 13,74 0,23
18 14,00 88,20 370,00 23,80 21,00 365,20 882,20 14,70 0,25
19 11,00 101,50 375,00 29,00 24,00 172,00 712,50 11,88 0,20
20 12,00 99,00 370,00 22,20 19,90 367,90 891,00 14,85 0,25
21 15,50 97,20 283,00 21,00 20,60 275,40 712,70 11,88 0,20
22 17,70 109,00 400,00 26,00 18,40 395,60 966,70 16,11 0,27
23 20,00 99,00 373,00 25,00 15,90 366,10 899,00 14,98 0,25
24 18,10 98,00 312,00 20,00 21,00 307,00 776,10 12,94 0,22
25 16,00 90,00 325,00 23,00 22,20 319,80 796,00 13,27 0,22
26 15,50 100,00 330,00 17,00 18,50 324,50 805,50 13,43 0,22
27 16,00 93,00 350,00 15,30 17,90 336,80 829,00 13,82 0,23
28 14,00 105,00 345,00 14,80 19,00 341,20 839,00 13,98 0,23
29 13,50 98,00 345,00 13,70 20,10 341,20 831,50 13,86 0,23
30 15,10 100,00 350,00 19,60 18,50 331,90 835,10 13,92 0,23
Rata-rata
14,67 98,15 360,93 19,85 17,43 347,79 858,81 14,31 0,24

139
LAMPIRAN P
EFFISIENSI KOMATSU HD465 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 08 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;
E = Keperluan Operator (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
8 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 3,00 2,50 2,00 1,00 60,00 51,50 85,83
8 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 3,00 2,00 5,00 1,50 60,00 45,00 75,00
8 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 4,50 3,00 3,00 1,00 60,00 47,50 79,17

Jumlah 16,50 7,00 11,50 9,50 180,00 135,50 225,83


Rata- rata 5,50 2,33 3,83 3,17 60,00 45,17 75,28

140
LAMPIRAN Q
CYCLE TIME EXCAVATOR PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD785
LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA
TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Kamis, 08 Agustus 2018
Waktu Gali Swing IsiWaktu Tumpah Swing Kosong Cycle Time CT
No
Detik Detik detik detik detik dalam jam
1 7,70 5,00 3,60 4,80 21,10 0,35
2 8,00 6,10 3,20 5,00 22,30 0,37
3 8,00 5,00 3,10 5,00 21,10 0,35
4 9,60 5,90 4,10 5,50 25,10 0,42
5 8,70 6,20 3,10 5,80 23,80 0,40
6 10,70 5,00 2,90 4,50 23,10 0,39
7 12,00 6,10 3,00 4,00 25,10 0,42
8 10,50 6,20 3,50 4,80 25,00 0,42
9 11,40 6,00 3,10 5,00 25,50 0,43
10 11,00 4,90 3,00 4,70 23,60 0,39
11 12,70 5,10 3,40 5,00 26,20 0,44
12 9,90 5,20 3,60 4,90 23,60 0,39
13 14,00 6,50 3,10 5,50 29,10 0,49
14 8,10 5,10 4,50 3,80 21,50 0,36
15 10,30 6,00 4,00 5,30 25,60 0,43
16 12,50 4,90 4,00 5,30 26,70 0,45
17 9,10 6,20 3,60 5,10 24,00 0,40
18 10,20 5,20 4,70 6,00 26,10 0,44
19 12,20 5,00 3,00 4,50 24,70 0,41
20 9,50 5,70 3,90 4,60 23,70 0,40
21 13,10 5,50 3,40 5,00 27,00 0,45
22 11,00 4,80 3,60 5,00 24,40 0,41
23 12,00 5,50 3,20 6,00 26,70 0,45
24 13,00 5,80 3,30 5,10 27,20 0,45
25 12,90 7,30 3,50 4,50 28,20 0,47
26 10,60 7,30 3,40 5,00 26,30 0,44
27 12,00 5,50 3,00 5,00 25,50 0,43
28 13,00 6,00 3,30 4,50 26,80 0,45
29 14,00 6,00 3,00 4,40 27,40 0,46
30 12,00 5,50 2,90 5,00 25,40 0,42
Rata-rata
10,99 5,68 3,43 4,95 25,06 0,42

141
LAMPIRAN R
EFISIENSI EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP DENGAN KOMATSU HD785

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 08 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;
E = Keperluan Operator (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D E Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
8 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 3,00 2,50 2,00 1,00 0,00 60,00 51,50 85,83
8 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 3,00 2,00 5,00 1,50 3,50 60,00 45,00 75,00
8 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 4,50 3,00 3,00 1,00 1,00 60,00 47,50 79,17

Jumlah 10,50 7,50 10,00 3,50 4,50 180,00 144,00 240,00


Rata- rata 3,50 2,50 3,33 1,17 1,50 60,00 48,00 80,00

142
LAMPIRAN S
CYCLE TIME KOMATSU HD785 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 08 Agustus 2018
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
1 15,00 220,20 328,00 19,50 20,00 322,50 925,20 15,42 0,26
2 17,00 205,00 345,00 21,50 26,00 342,50 957,00 15,95 0,27
3 20,00 209,00 350,00 22,00 25,00 345,00 971,00 16,18 0,27
4 16,00 220,00 280,00 22,30 24,00 273,70 836,00 13,93 0,23
5 17,00 190,00 340,00 22,10 20,00 332,90 922,00 15,37 0,26
6 19,00 187,00 385,00 21,20 21,90 381,90 1016,00 16,93 0,28
7 23,10 210,00 520,00 21,00 22,60 516,40 1313,10 21,89 0,36
8 20,00 215,00 490,00 20,00 22,90 487,10 1255,00 20,92 0,35
9 21,70 201,40 385,00 19,00 23,90 382,10 1033,10 17,22 0,29
10 21,00 197,30 340,00 25,00 24,00 331,00 938,30 15,64 0,26
11 17,00 214,80 370,00 19,90 22,30 367,80 1011,80 16,86 0,28
12 19,00 189,80 280,00 21,00 21,00 278,00 808,80 13,48 0,22
13 18,00 220,00 333,00 22,50 24,00 330,50 948,00 15,80 0,26
14 20,00 215,00 305,00 23,60 25,00 296,40 885,00 14,75 0,25
15 19,00 199,00 380,00 25,90 24,00 370,10 1018,00 16,97 0,28

143
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Cycle Cycle Cycle
No Manuver Muat Angkut Manuver Tumpah Kembali Time Time Time
Muat (Detik) (Detik) (Detik) Tumpah (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Menit) (Jam)
16 17,00 200,00 300,00 27,00 25,60 292,40 862,00 14,37 0,24
17 15,00 215,00 435,00 17,00 24,80 423,20 1130,00 18,83 0,31
18 19,00 205,00 340,00 23,00 23,00 334,00 944,00 15,73 0,26
19 20,00 188,00 370,00 24,40 22,30 363,30 988,00 16,47 0,27
20 15,00 200,00 310,00 25,50 21,00 303,50 875,00 14,58 0,24
21 13,00 220,00 320,00 19,00 22,40 318,60 913,00 15,22 0,25
22 18,00 210,00 340,00 25,00 21,90 333,10 948,00 15,80 0,26
23 20,00 200,00 350,00 24,80 21,50 343,70 960,00 16,00 0,27
24 17,00 209,00 322,00 25,90 23,30 317,80 915,00 15,25 0,25
25 19,00 210,00 340,00 21,60 23,20 335,20 949,00 15,82 0,26
26 18,00 189,00 370,00 23,00 25,00 362,00 987,00 16,45 0,27
27 16,00 218,00 400,00 23,30 23,30 393,40 1074,00 17,90 0,30
28 15,00 213,00 375,00 25,00 22,00 358,00 1008,00 16,80 0,28
29 19,00 200,00 370,00 22,00 24,00 364,00 999,00 16,65 0,28
30 20,00 212,00 400,00 24,70 21,00 394,30 1072,00 17,87 0,58
Rata-rata
18,13 206,08 359,10 22,59 23,03 353,15 982,08 16,37 0,28

144
LAMPIRAN T
EFISIENSI KOMATSU HD785 DENGAN EXCAVATOR KOMATSU PC1250-SP

LOKASI PENGAMBILAN DATA : PIT MAHONI UTARA


TANGGAL PENGAMBILAN DATA : Rabu, 08 Agustus 2018

Efisiensi kerja alat gali-muat dapat dipengaruhi oleh:


A = Waktu manuver alat angkut (menit) ;
B = Waktu tunggu alat angkut (menit) ;
C = Waktu Perbaikan front (menit) ;
D = Waktu manuver alat gali-muat (menit) ;

Waktu Waktu Effisien


Tanggal Waktu A B C D Tersedia Effektif
Kerja (%)
(Menit) (Menit)
8 - 8 - 2018 09.00 - 10.00 5,50 2,50 2,00 3,00 60,00 47,00 78,33
8 - 8 - 2018 10.00 - 11.00 6,00 1,50 5,00 2,50 60,00 45,00 75,00
8 - 8 - 2018 11.00 - 12.00 7,00 1,30 3,00 2,00 60,00 46,70 77,83

Jumlah 18,50 5,30 10,00 7,50 180,00 138,70 231,17


Rata- rata 6,17 1,77 3,33 2,50 60,00 46,23 77,06

145
LAMPIRAN U
FUEL CONSUMPTION AKTUAL

Data Fuel tanggal 1 Agustus 2018

146
147

Data Fuel tanggal 2 Agustus 2018


148

Data Fuel tanggal 8 Agustus 2018


LAMPIRAN W
TIME FRAME KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI (PLI) / KERJA PRAKTEK (KP)
PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA
JOB SITE RANTAU (HJUR) –KALIMANTAN SELATAN
JULI 2018 – AGUSTUS 2018
BULAN
No KEGIATAN JULI 2018 AGUSTUS 2018
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Orientasi Lapangan
a. Induksi SHE (Safety Healt Enviroment)
b. Perkenalan Pimpinan dan Departemen
yang ada di perusahaan
1) Perkenalan Project Manager
2) Perkenalan MD
3) Perkenalan Kepala Bagian Produksi
4) Perkenalan Kepala Bagian Engginering
5) Perkenalan Kepala Bagian FAT
(Finance Accounting T)

2 Pengamatan Lapangan
a. Mengikuti kegiatan departemen
1) Mengikuti kegiatan dari pit sampai ROM
2) Departemen Engineering (Perencanaan)
3) Mengikuti drilling and blasting
b. Eksekusi Lapangan
1) Guidance di lapangan
2) Persiapan Front
3) Aktivitas loading
4) Aktivitas hauling
5) Aktivitas disposal
6) Disposal manajemen

150
151

BULAN
No KEGIATAN JULI 2018 AGUSTUS 2018
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
3 Pengumpulan Data
a. Penentuan judul laporan
Pengalaman Lapangan Industri (PLI) /
Kerja Praktek (KP)
b. Pengambilan data laporan
c. Pengolahan data laporan

4 Penyusunan Laporan
a. Menulis Laporan Lapangan Industri (PLI)
/ Kerja Praktek (KP)

5 Presentasi Laporan
a. Mempresentasikan hasil penulisan
laporan dari data yang telah diambil
b. Menarik kesimpulan dari hasil penulisan
laporan
c. Memperbaiki isilaporan dari masukan atau
masukan atau tambahan pada presentasi
d. Melengkapi administrasi laporan

6 Pulang Menuju Jakarta

Keterangan:

Hari Minggu

151
LAMPIRAN X
LEMBAR KARTU BIMBINGAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

152
153
LAMPIRAN Y
SURAT KETERANGAN TELAH SELESAI PRAKTEK LAPANGAN
INDUSSTRI

154

Anda mungkin juga menyukai