Anda di halaman 1dari 10

03.

DESTINATION SCHEDULING
SEJARAH PERBAIKAN

Tanggal Versi Keterangan Penulis


Nov 2015 1.0 Manual Awal Widya
Pembaharuan manual. Telah
March 2016 2.0 diperiksa oleh Tanty, Aditya dan Arif
Ida.

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 2 / 10


DAFTAR ISI

SEJARAH PERBAIKAN ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
1. PENDAHULUAN & SETUP ............................................................................ 4
1.1. Konseptual ....................................................................................... 4
1.2. Penerapan ........................................................................................ 4
2. DESTINATION PATHS ................................................................................. 6
2.1. Konseptual ....................................................................................... 6
2.2. Penerapan ........................................................................................ 6
3. PRIORITIES ................................................................................................ 7
3.1. Konseptual ....................................................................................... 7
3.2. Penerapan ........................................................................................ 8
4. DEPENDENCIES .......................................................................................... 8
4.1. Konseptual ....................................................................................... 8
4.2. Penerapan ........................................................................................ 8
5. CONSTRAINTS ............................................................................................ 9
5.1. Konseptual ....................................................................................... 9
5.2. Penerapan ...................................................................................... 10

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 3 / 10


1. Pendahuluan & Setup

1.1. Konseptual
Pada pembahasan sebelumnya (Scheduling Pit) membahas tentang bagaimana
mengatur skenario dan menjalankan skenario penggalian dimulai dari pengaturan
Processes, Equipment, Source Path, Depedencies, Constraints, Delay. Untuk melakukan
Destination Scheduling, sebelumnya anda harus sudah memiliki sebuah Schedule Pit.

Konsep sederhananya adalah Destination Scheduling memindahkan material yang


berasal dari lapisan pada Tabel Source dan menempatkannya ke dalam lapisan pada
Tabel Destination. Sejumlah material yang dipindahkan disebut dengan Destination
Quantity dan jumlahnya tidak selalu sama dengan Source Quantity yang terkait, hal ini
disebabkan adanya swell factor (pengembangan material) dari pit ke disposal.

Perbedaan yang mendasar diantara Destination Scheduling dan SchedulingPit adalah


cara bekerjanya path. Pada Scheduling Pit, user mengontrol masing-masing equipment
yang produktif sehingga setiap equipment memiliki task atau Source Path masing-
masing. Pada Destination Scheduling, dapat ditentukan dari equipment tertentu, area
tertentu, berasal dari proses tertentu dan periode waktu tertentu.

1.2. Penerapan

Untuk melakukan Destination Scheduling, centang pilihan Destination Scheduling pada


Tab Skenario. Setelah dicentang user diminta untuk menentukan Destination Tabel
dan Destination Quantity (Capacity).

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 4 / 10


Set Default Destination Quantity Field untuk masing-masing proses yang akan
diberlakukan Destination Scheduling.

Untuk masing-masing Process dan Equipment yang akan diberlakukan Destination


Scheduling juga diberlakukan hal yang sama.

Untuk membuat Destination Path, Klik- kanan “Destination Paths” dan pilih Add  New
Destination Path. Lalu tentukan Equipment, Source Range, Process dan Date Limit.

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 5 / 10


Equipment : Pilih equipment tempat material berasal
Source Range : Pilih range tempat material berasal
Processes : Proses apa yang diperbolehkan untuk dump pada suatu disposal
Date Limited : Pembatasan waktu jika diperlukan
Priority : Pengaturan prioritas disposal. Set 1 jika user menginginkan suatu
disposal menjadi tujuan pertama untuk dilakukan pembuangan, dan
seterusnya.

2. Destination Paths

2.1. Konseptual

Jika user sudah memahami konsep Source path pada pembahasan Scheduling Pit, akan
lebih mudah memahami destination path. Destination Path memiliki lebih sedikit
pilihan.

2.2. Penerapan

Destination Path dapat terdiri dari banyak baris. Masing-masing baris tersebut akan
menambahkan langkah pada destination path.

The Basics

Destination Path yang paling simple adalah dengan menggunakan wildcard (‘*’).
Karakter ini memerintahkan equipment untuk bekerja dari index paling bawah ke index
tertinggi (mengacu pada Destination Tabel Setup Level) dan semua sub level sudah
dikerjakan sebelum berpindah ke index yang selanjutnya.
Contoh Path Line : *

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 6 / 10


Path di bentuk oleh struktur yang mirip dengan range dengan masing-masing level dari
Tabel dipisahkan oleh garis miring atau slashes (‘/’ atau ‘\’). Untuk masing-masing
level, dapat melakukan penulisan dalam bentuk range (contoh ‘BL01-BL05’), individual
(contoh ‘B01, B02, B03, B04, B05’) atau kombinasi keduanya (contoh ‘B01-B02, B03,
B04-B05’)
Contoh Path Line : WD3\B19-B05\S01-S06\*

Order : “Node Order”

Node Order menentukan urutan schedule melalui tingkat urutan level untuk
menghasilkan individual task yang harus dikerjakan oleh equipment yang digunakan.
Node order harus memiliki penamaan yang sama dengan yang sudah tersedia pada
Tabel dan dipisahkan oleh “\”. Tidak semua level harus digunakan, tetapi masing-
masing level hanya dapat digunakan satu kali.

Percentage ‘()’ :

Menentukan besaran porsi suatu area untuk dilakukan scheduling.


Contohnya : WD3\*\S01-S06\* (50%)
Artinya pada area di atas, hanya 50% yang akan dilakukan scheduling sehingga
volume output juga hanya 50%.

Path Arrays :

Path Arrays memungkinkan user untuk menggunakan multiple lines untuk di


kombinasikan dengan single line. Array ini di cirikan {} dengan delimiting entries (;).
Contoh :
WD3\{B07-B09;B10,B11;B13}\S01-S04\{P020;P040;P060}-{P030;P050;P070} ;
WD1\{B05;B06,B07}\S12-S14\{P040;P050;P060}

3. Priorities

3.1. Konseptual

Prioritas dibutuhkan jika user memiliki lebih dari satu Destination Path dan memiliki
beberapa instruksi yang berbeda pada sebuah equipment. Jika tidak menggunakan
fungsi prioritas, urutan pembuangan mengikuti urutan index pada Destination Tabel.
Index terendah akan dijadikan tujuan pertama pembuangan. Bila user ingin merubah
hal ini, user dapat menggunakan fungsi Priorities pada SPRY dengan terlebih dahulu
menentukan skala prioritas dari semua Destination Path yang ada.

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 7 / 10


3.2. Penerapan

Contoh jika user memiliki tiga disposal outpit dump (WD1, WD3) dan satu disposal inpit
(Inpit1). User menginginkan urutan prioritas pembuangan overburden diawali oleh
WD3 lalu setelah WD3 terisi penuh, akan otomatis pindah ke WD1, setelah WD1 terisi
penuh, akan dilanjutkan ke Inpit1. Hal ini terjadi beriringan dengan stok batubara
menuju ROM. Pengaturan prioritasnya seperti gambar di bawah ini.

4. Dependencies

4.1. Konseptual

Bagian ini merupakan pengembangan dari bagian Depedencies pada Scheduling Pit,
namun yang berbeda dependencies ini berlaku juga di dump.

4.2. Penerapan

Range Dependencies

Terdapat beberapa tipe Dependencies yang berkaitan dengan dump, yaitu :


 Destination Waits on Source: Destination Task yang mulai dikerjakan setelah
Source Task tertentu selesai dikerjakan.

Pengertiannya,
“Disposal WD2 blok 17 tidak boleh dilakukan proses pembuangan sebelum Pit blok
15 selesai dikerjakan”

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 8 / 10


Kemudian begitu seterusnya sampai baris paling akhir:
“Disposal WD2 blok 11 tidak boleh dilakukan proses pembuangan sebelum Pit blok
09 selesai dikerjakan”.
 Source Wait on Destination: Source Task yang mulai dikerjakan setelah
Destination Task tertentu selesai dikerjakan

Pengertiannya:
“Pit blok 11 tidak boleh dikerjakan sebelum disposal WD3 blok 19 selesai dilakukan
proses pembuangan”
kemudian begitu seterusnya sampai baris paling akhir:
“Pit blok 05 tidak boleh dikerjakan sebelum disposal WD3 blok 13 selesai dilakukan
proses pembuangan”
 Destination Wait on Destination : Destination Task yang mulai dikerjakan
setelah Destination Task tertentu selesai dikerjakan

Pengertiannya,
“Disposal WD2 blok 13 tidak boleh dikerjakan sebelum disposal WD2 blok 17
selesai dilakukan proses pembuangan”.
Kemudian begitu seterusnya sampai baris paling akhir:
“Disposal WD2 blok 11 tidak boleh dikerjakan sebelum disposal disposal WD2 blok
12 selesai dilakukan proses pembuangan”.

5. CONSTRAINTS

5.1. Konseptual

Bagian ini merupakan pengembangan dari bagian constraint pada Scheduling Pit,
namun yang berbeda yaitu constraint ini berlaku di dump.
Proximity Constraint Dump, membatasi jumlah alat (truk) yang dapat dumping pada
satu waktu bersamaan.

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 9 / 10


5.2. Penerapan

Proximity Constraint

Klik-kanan “Constraints” dan pilih “Add”  New Proximity Constraint


Contoh Proximity Constraint Dump:

03 Destination V2 Confidential © Mitrais 10 / 10

Anda mungkin juga menyukai