Anda di halaman 1dari 14

DIMENSI JENJANG DAN

JALAN TAMBANG

KELOMPOK 4
Maria Goretti T (03)
Nuning Safitri (14)
Rio Dwi Altrian (23)
Yudhi Pramudya A.T (31)
DIMENSI JENJANG
Elemen-elemen suatu jenjang terdiri dari tinggi, lebar dan kemiringan yang penentuan
dimensinya dipengaruhi oleh:
(1) Alat-alat berat yang dipakai (terutama alat gali dan angkut)
(2) Kondisi geologi
(3) Sifat fisik batuan
(4) Selektifitas pemisahan yang diharapkan antara bijih dan buangan
(5) Laju produksi dan
(6) Iklim
Tinggi jenjang adalah jarak vertikal diantara level horisontal pada pit; lebar jenjang
adalah jarak horisontal lantai tempat di mana seluruh aktifitas penggalian, pemuatan
dan pengeboran-peledakan dilaksanakan; dan kemiringan jenjang adalah sudut lereng
jenjang.
JALAN TAMBANG

 Jalan Tambang/Produksi adalah jalan yang terdapat di dalam area pertambangan


yang digunakan dan dilalui oleh alat-alat pertambangan
 Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain
lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian,
perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah
penambangan
RAMBU – RAMBU PERTAMBANGAN
 Rambu-rambu jalan tambang adalah salah satu perlengkapan jalan yang dapat
berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan atau perpaduan diantaranya
sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
 Jenis rambu berdasarkan fungsinya :
1. Rambu Peringatan adalah rarnbu yang digunakan untuk rnenyatakan
peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depat pemakai
jalan.
2. Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk rnenyatakan
perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.
3. Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk rnenyatakan perintah
yang wajib dilakukan oleh pernakai jalan.
4. Rambu Petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk
mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan
lain-lain bagi pemakai jalan.
Contoh Rambu-rambu Pertambangan
JARAK PANDANG

 Jarak pandang yang aman


Jarak pandang yang aman (safe sight distance) diperlukan oleh pengemudi
(operator) untuk melihat ke depan secara bebas pada suatu tikungan. Jika
pengemudi melihat suatu penghalang yang membahayakan, pengemudi dapat
melakukan antisipasi untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. Jarak
pandang minimum sama dengan jarak berhenti.
 Jarak pandang terdiri dari
(1) Jarak Pandang Henti (Jh)
(2) Jarak Pandang Mendahului (Jd)
GEOMETRI JALAN TAMBANG
 1. Lebar Jalan Angkut
disesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan di atas jalan tersebut. Hal
ini tentu bisa berbeda-beda setiap pembuatan jalan tambang karena
fungsi jalan pun berbeda. Termasuk untuk perhitungan lebar jalan pada
kelokan atau tikungan yang harus lebih lebar dibandingkan jalan lurus.
Pada kelokan, kendaraan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar
untuk melewatinya.
 2.Jari-Jari Tikungan
disesuaikan dengan kontruksi alat angkut yang akan melewatinya.
Caranya dengan menghitung jarak horizontal antar poros roda depan
dan belakang.
 3. Kemiringan Jalan
Kemiringan pada jalan tambang tentu sangat penting agar kemampuan
alat angkut dapat berfungsi maksimal pada saat pengereman pada
turunan dan melaju pada tanjakan. Pada pengukuran jalan tambang,
kemiringan diukur dalam bentuk persentase (%). Jalan tambang
maksimum yang bisa dilewati oleh truk berkisar antara 10% - 15% atau
berupa 6º - 8,5º. Sedangkan untuk jalan naik atau turun bukit
maksimum memiliki kemiringan 8%. Untuk itu jika lebih dari 8% maka
harus dibuat kelokan agar kemiringan bisa berkurang.
JALUR PENGELAK UNTUK MENGHINDARI
KECELAKAAN
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin tenjadi karena kendaraan slip,rem
blong atau sebab lain, maka pada jalur angkut perlu dibuat jalur pengelak (runaway
precaution). Ditinjau dan daerah datar sepanjang jalur memanjang yang tersedia,
terdapat dua cara membuat jalur pengelak. Untuk daerah yang sempit, misalnya jalan
dibuat antara tebing dan jurang, maka dibuat lajur khusus untuk mengelakkan
kendaraan.
JALUR PENGELAK UNTUK DAERAH
YANG LUAS
KURVA HORIZONTAL

Kurva vertikal dapat dikonversikan sebagai kurva horizontal, dimana dua buah truk yang
akan bertabrakan berada dalam satu kurva dan dilihat dari atas
Jarak kurva horizontal yang terlalu kecil menyebabkan benda di depan akanterhalang
oleh lereng (gambar1), untuk mengatasinya, pada kondisi ini memungkinkanharus ada
pemotongan lereng, sehingga jarak pandang dapat diperpanjang.
Kurva vertikal
Jarak pandang haruslah lebih besar dari jarak pengereman. Sering kali jarak
pandang ini dibatasi oleh kelengkungan jalan secara vertikal atau kelengkungan
jalan secara horizontal. Kelengkungan vertikal akan mempengaruhi jarak pandang
terhadap bahaya di depan kendaraan secara vertikal (lihat gambar 2) Untuk
mengatasi masalah ini maka kelengkungan harus diperbesar sehingga bahaya di
depan dapat terlihat sebelum dilakukan pengereman.

Anda mungkin juga menyukai