Jalan tambang
antara front penambangan dengan daerah disposal, stock-ROM, stock pile, crushing plant,
Jalan pada area penambangan sebenarnya belum ada klasifikasinya, namun secara
umum dapat dibagi menjadi : jalan hauling (akses ke inpit menuju port atau stockpile)
dan jalan tambang (jalan di sekitar area penambangan). Kedua jalan tersebut memiliki
konstruksi yang hampir sama dengan jalan raya pada umumnya tetapi yang
membedakannya hanya pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang dilapisi aspal
atau beton. Hal tersebut dikarenakan jalan tambang sering dilalui oleh alat mekanis berat.
Beberapa pertimbangan dalam desain jalan tambang dan jalan hauling yaitu letak jalan
Pada dasarnya, jalan tambang sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang
khas terletak pada permukaan jalannya yang sangat jarang dilapisi aspal atau beton, karena
jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya
bulldozer, excavator, CRD, track loader dan sebagainya. Alat angkut atau truk-truk tambang
umumnya berdimensi lebih lebar, panjang dan lebih berat dibanding kendaraan angkut yang
bergerak di jalan raya. Oleh sebab itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat
angkut yang digunakan agar alat angkut tersebut dapat bergerak leluasa pada kecepatan
Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya pada
umumnya, yaitu: Lebar jalan angkut, Jari-jari tikungan dan super-elevasi, kemiringan jalan,
cross slope
superelevasi, )
Secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin lebar jalan angkut maka akan semakin
lancar dan aman lalulintas yang melalui jalan tersebut. Akan tetapi, perlu dilakukan
perencanaan lebar jalan angkut minimum yang sesuai dengan ukuran alat angkut yang
melalui jalan tersebut. Perhitungan lebar jalan angkut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat ilustrasi penampang melintang (cross
section) dari rancangan lebar jalan angkut yang umum digunakan pada tambang open-pit
dengan dua jalur. Seperti dapat dilihat, ada tiga komponen yang sangat menentukan, yaitu :
lebar jalur (travel lane width), safety berm dan saluran air (drainage ditch).
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa pada penentuan lebar minimum jalan lurus di
tambang sangat ditentukan oleh lebar kendaraan terbesar yang direncanakan melintas pada
jalan tersebut. AASHTO Manual for Rural Highway Design mengemukakan bahwa pada jalan
digunakan dan ukuran aman masing-masing kendaraan di sisi kanan-kiri jalan. Dari formula
di atas, dapat dibuat tabel faktor pengali lebar kendaraan berdasarkan jumlah jalur yang
direncanakan.
Adapun ilustrasi desain jalan dengan multi-jalur digambarkan di bawah ini (lebar truk
Selanjutnya lebar jalan tambang minimum yang disarankan untuk beberapa lebar
kendaraan ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Untuk lalulintas 2 arah (two-way traffic)
yang umumnya terdapat di tambang open pit, Couzens (1979) memberikan rule of thumb
bahwa lebar jalan tidak boleh lebih kecil dari empat kali lebar truck, atau :
Lebar minimum jalan pada tikungan akan selalu lebih lebar daripada lebar jalan yang
lurus. Untuk jalan dengan dua jalur, lebar jalan minimum pada tikungan ditentukan berdasar
o Lebar juntai atau tonjolan (over-hang) alat angkut bagian depan dan belakang
Perhitungan lebar jalan angkut pada tikungan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Dengan:
n = Jumlah jalur
= 2 jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan (m)
= 4.95 m
. = 1.17 m
= Jarak as roda belakang dengan bagian belakang unit alat x sin sudut
.= 1,737 m
Maka:
= 0,5 (U + Fa + Fb)m
= 3.928 m
=C
= 3.928 m
= 13.3245m
= 27.498 m
= 27.5 m
Radius tikungan jalan merupakan jari-jari lintasan kurva yang dibentuk oleh alat angkut
pada saat menikung, besarnya dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan dan superelevasi
jalan. Besarnya radius tikungan minimum pada jalan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
yang terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena
perbedaan kemiringan. Tujuan dibuat superelevasi pada daerah tikungan jalan angkut yaitu
untuk menghindari atau mencegah kendaraan tergelincir keluar jalan atau terguling.
Superelevasi berguna untuk mengimbangi gaya sentrifugal (gaya yang mendorong keluar
dari pusat/keluar dari radiusnya) sewaktu kendaraan melintasi tikungan, dan menambah
kecepatan. Penguraian besarnya resultan gaya yang bekerja pada kendaraan di lintasan
harga maksimum yaitu 60 mm/m sedangkan pada kondisi jalan penuh lumpur atau licin nilai
Secara matematis kemiringan tikungan jalan angkut merupakan perbandingan antara tinggi
jalan dengan lebar jalan. Besarnya kemiringan tikungan jalan dihitung berdasarkan
kecepatan rata-rata kendaraan dengan koefisien friksinya (e). Persamaan yang digunakan
Keterangan :
R : radius tikungan
G : gravitasi bumi = 9,8 m/s2
Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan salah satu faktor penting yang harus diamati
secara detil dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang. Halini dikarenakan
kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik
dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya
dinyatakan dalam persen (%) yang dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai
berikut:
(I.5)
Keterangan :
- Cross Slope
Jalan tambang biasanya dibuat sedikit meninggi di bagian tengah as jalan, hal ini dilakukan
agar jalan tidak digenangi hujan. Hal mi penting karena air yang menggenang pada
permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat dan mempercepat
kerusakan jalan. Umumnya cross slope yang disarankan adalah 0,25 sampai 0,5 inchi
ketinggian per ft lebar jalan. Agar lebih jelas, perhatikan ilustrasi berikut.
- Kemiringan Jalan dan Tahanan Kemiringan
Kemiringan (grade) jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut
dalam pengereman atau mengatasi tanjakan. Biasanya kemiringan jalan dinyatakan dalam
persen (%). Kemiringan jalan angkut dapat dihitung dengan rumus berikut :
Kemiringan (grade) jalan angkut maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh dump-truck
berkisar 10 15%, akan tetapi untuk jalan naik / turun pada bukit akan lebih aman bila
kemiringan jalan maksimum 8 %. Pengaruh yang akan timbul bila kemiringan terlalu tinggi
antara lain :
besarnyua gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan yang disebabkan
oleh kemiringan jalan yang dilewatinya. Nilai tahanan / bantuan kemiringan ini bergantung
o besarnya kemiringan
o berat kendaraan
Di samping faktor di atas, dalam penentuan radius tikungan jalan angkut, hal yang perlu
diperhatikan adalah faktor keamanan. Faktor keamanan yang dimaksud dalam hal ini adalah
jarak pandang pengemudi pada saat melewati tikungan, baik horizontal maupun vertikal
terhadap kedudukan suatu penghalang yang diukur dari kedudukan / mata pengemudi.
Adapun faktor yang mempengaruhi keselamatan dan keamanan pengangkutan antara lain :
o kemiringan jalan
o jarak berhenti
3. safety
Jarak pandang adalah jarak antar pengemudi dengan daerah yang dapat dilihat olehnya.
Keamanan dan kenyamanan pengemudi untuk melihat dengan jelas dan menyadari situasi
di sekitarnya tergantung pada jarak yang dapat dilihat dari tempat kedudukannya. Jarak
pandang aman adalah jarak yang diperlukan pengemudi untuk melihat bebas ke depan pada
Jarak pandang vertikal diartikan sebagai jarak dimana pengemudi dapat memandang
dengan bebas kendaraan yang berlawanan arah maupun di depannya di daerah tanjakan.
Sedangkan jarak pandang horizontal adalah jarak bebas pandangan pengemudi untuk dapat
melihat kendaraan yang berlawanan arah maupun yang berada di depannya di daerah
tikungan.
2. Desain structural