Seperti pada tandem roller dan roller Iainnya, berat pneumatic roller dapat
ditingkatkan clengan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda
biasanya 9 sampai 19 buah, 9 buah (4 rada depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5 roda
depan dan 6 roda belakng), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda belakang), 15 buah (7 roda
depan dan 8 roda belakang).
91
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
2. Grader
Alat ini ada yang menyebut motor grader, adapula yang menyebut road grader
atau road patrol. Grader (gambar 3.76) berfungsi sebagai alat untuk finishing dari suatu
pekerjaan PTM (misal pekerjaan urugan, pembuatan jalan, dsb).
Dalam kegiatan kerjanya gerakan dari grader adalah maju, blade menghadap ke front
tyres. Namun bila diperlukan dapat pula bergerak mundur, misal untuk spreading atau
smothing dan material, jadi dalam gerakan mundur ini, punggungan blade yang berfungsi.
Blade dapat dinaik turunkan, dan dapat berputar 1800, perputaran ini dimungkinkan
karena blade dipasang pada suatu circle.
Kemampuan grader antara lain untuk meratakan (planning), pada pekerjaan ini
blade dibuat menyudut 30 dari arah sumbu roda, dan blade diturunkan sedikit (1-2 in)
masuk pada tanah yang diratakan.
3. Ban (Tires)
Beranekaragamnya ukuran dan kapasitas alat angkut (hauling equipment), akan
membutuhkan ukuran (size) rubber tires yang bervariasi pula. Beberapa tipe dari peralatan
yang dipakai saat ini membutuhkan ukuran ban diatas 36.00 x 41 dengan ketinggian ban lebih
dan 9 ft. Jenis-jenis ban ini biasanya dibuat untuk dioperasikan pada jalan yang tak
dikeraskan (unpaved surface), dengan demikian ban tersebut disebut off the road tired
(gambar 3.77),
Bergantung pada :
1. Dimana ban akan dipakai
2. Macam kembangannya (tread)
92
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
v. Treads radius
Merupakan jari-jari lengkungan telapak, cekungan dan unloaded ban.
94
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
vi. Loaded section
Merupakan lebar ban yang melebar (nyelempet) karena pembebanan diukur pada widest
section.
vii. Rim diameter
Merupakan diameter rim baik mendasarkan flat base dan trapered bead rims.
viii. Rim width
Lebar yang diukur antara pemukan paralel bagian dalam dan rim flanges.
ix. Section height
Jarak antara bagian luar rim dengan sisi diameter dan cekungan benang pengikat ban.
x. Gross contact area
Merupakan luas bidang kontak antara ban dan permukaan jalan yang kers atau kaku.
xi. Deflection
Merupakan perbedaan antara cekungan, benang pengikat, dan beban ban karena ditekan
beban, dimana ini akan menyebabkan kontak dengan tanah.
xii. Ply rating
Merupakan suatu istilah untuk menunjukkan kemampuan ban terhadap pembebanan pada
specifik type of service. ini adalah suatu index dan kekuatan ban dan tidak menunjukkan
kekuatan lapisan benang pada ban.
xiii. Inflation pressure
Merupakan penggunaan meriurut tabel, didasarkan pada temperatur atmosfir. Sesudah
kendaraan selesai beroperasi, tekanan akan bertambah karena panas dan ban (gambar 3.79).
Contoh :
Apabila diketahui berat kendaraan yang dipindahkan pada ban 3,000 Ib, dan tekanan ban 30
lb/sq in
a. Berapa permukaan jalan atau tanah yang akan menupu ban tersebut (bearing area)?
95
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
b. Berapa bearing capacity-nya?
Jawab :
0.90 x 3,000 lb
a. Bearing area = 90 sq in.
30 lb/sq in
Jadi luas jalan yang menumpu ban adalah 90 sq in.
30 lb/sq in
Sehingga bearing area = =1
30 lb/sq in
Artinya apabila tekanan ban sama dengan bearing capacity maka tidak akan terjadi
penetrasi dan ban terhadap permukaan jalan. Hal tersebut diatas dengan catatan apabila
adanya faktor sustaining value terhadap side wall diabaikan.
Perlu diperhatikan bahwa peralatan yang menggunakan ban karet, apabila peralatan
besar tersebut mempunyai sistem roda ban depan dan belakang yang berurutan dan satu jalur,
maka penetrasi ban belakang terhadap permukaan jalan akari Iebih kecil dibandingkan
dengan penetrasi ban depannya. Dengan demikian RR roda ban belakang lebih kecil daripada
RR roda ban depan.
- Apabila digunakan pada jalan yang sangat berbatu-batu, dipakai kembangan ban jenis the
hard lug rock tire.
Untuk kembangan ban jenis lainnya bisa dilihat pada catalog pabrik pembuat ban, serta
kegunaanya.
Pelebaran (penyelempetan) ban pada permukaan jalan akibat menahan bebannya tergantung
pada :
- Berat yang ditahannya
- Tekanan udara dalam ban
Berat atau beban merupakan gaya (tekanan udara pada ban x luas bidang kontak antara ban
dengan permukaan jalan ban ). Jadi gaya bekerja pada permukaan jalan (dari
ban) sama dengan pembebanan pada ban tersebut.
Apabila berat yang dibebankan pada ban 5,000 lb, tekenan udara dalam ban =
= 500 psi (50 lb/sq in), maka ban tersebut akan kotak dengan permukaan jalan dengan bidang
kontak seluas
5,000 lb
= lOOsqin
50 lb/sq in
Prinsip agar benda/ban tetap stabil maka gaya aksi = gaya reaksi (hokum
kesetimbangan Newton). Gaya aksi = 5,000 lb akan diteruskan oleh udara ban 50 psi
(tekanan = gaya/satuan luas), jadi setiap sq in akan bekerja gaya sebesar 50 lb. agar
ban dapat meneruskan pembebanan 5,000 lb pada permukaan tanah, maka diperlukan
= = lOsqin
50 lb/sq in .
Hal di atas dengan mengabaikan adanya supporting resistance yang timbul antara
Sekarang, apabila tekanan udara tersebut menjadi 40 psi, maka bidang kontaknya
5,000 lb ,
menjadi = 125 sq in
. 40 lb/sq in .
Jadi tuas bidang kontak dan ban yang mengalami pembebanan sama (5,000 lb).
Apabila tekanan udara dalam ban 50 psi, maka tuas bidang kontak = 100 sq in
Apabila tekanan udara dalam ban 40 psi, maka tuas bidang kontak = 125 sq in.
3. BACK HOE
Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali pant atau saluran-saluran.
Gerakan bucket atau dipper dar back hoe pada saat menggali arahnya
adalah kearah bedan (body) back hoe tu sendiri. Jadi tidak seperti
power shovel, dimana arah penggaliannya menjauhi badan (body) power
shovel.
3.1. Spesifikasi back hoe .
Spesifikasi back hoe dapat dilihat pada gambar 3.40.
Berdasarkan dan possi truck untuk dimuati hasil galian back, hoe (pola
galian muat), maka terdapat 2 pola; yaitu:
1. Bottom Loading
Dimana posisi back hoe dan truck pada satu level (sama-sama diatas
jenjang), lihat gambar 3.44c.
2. Top Loading
Dimana posisi back hoe di atas jenjang dan truck berada di bawah
jenjang (gambar 3.44d).
104
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
2. I-shape loading
Dalam pola pemuatan ini gerakan dan wheel loader hanya maju mundur,
sedangkan gerakan dan DT juga maju mundur tetapi memotong arah
gerakan dan wheel loader. Gerakan yang dilakukan membentuk huruf r
(lihat gambar 3.44g.).
3. Cross loading
Dimana gerakkan dan wheel loader hanya maju dan mundur, sedangkan
gerakkan dan trucknya adalah maju dan memotong arah gerakkan dan
wheel loader (lihat gambar 3.44h.).
4. Chain loading
Dirnana gerakan dan alat muat maju mundur, sedangkan gerakan dan
truck setelah dilakukan pengisian bergerak maju secara terus-menerus.
Biasanya diterapkan pada tambang terbuka dengan produks per han yang
relatif tinggi (lihat gamba 3.44 i)
106
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
4 DRAGLINE
Dragline adalah alat yang cocok untuk:
menggali loose material
1. menggali di bawah working level dimana dragline berada
2. menggali material-material di bawah air.
Selain itu dragline sangat cocok untuk menggali soft material, dengan
syarat ukuran track dan dragline harus :
- lebih lebar
- lebih panjang daripada ukuran semestinya
hal ini dimaksudkan untuk menghindari amblasnya dragline pada daerah yang
terdiri dan soft material. Perlu diingat bahwa dragline ini bekerja
secara overcasting yaitu menumpahkan
material, dengan dernkian :
- ukuran bucket-nya harus lebih besar daripada dipper pada kapasitas
yang sama
- waktu mengeruk, bucket tidak boleh terlalu munjung sebab material akan
tumpah pada saat diayun ke atas.
Ukuran boom dan bucket dar dragline tergantung pada jenis material
yang akan digali. Apabila materialnya lunak dan ringan maka ukuran bucket
boleh lebih besar.
Kapasitas dan clam shell dredge tidak dapat ditentukan karena tidak
ada dasar yang dapat diambil sebagai dasar perhitungan. Clam shell dredge
108
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
setiap saat dapat mengubah pengangkatan dan pengerukan serta daerah
putaran.
b.1 Kapal keruk darat
Ialah kapal yang operasi pengerukannya dekat dengan darat, misal
sungai atau pada daerah rawa atau pada danau-danau. Umumnya ukuran kapal
keruknya kecil. Misal kapal keruk backhoe/dipper dan kapal keruk grab.
b.2 Kapal keruk laut
lalah kapal keruk yang beroperasi diperairan iuas/laut. Ukuran
kapal keruknya besar dan kapalnya diberi penahan angin (angin laut). Kapal
keruk laut memerlukan keleluasaan
yang lebih luas agar dapat ber manuever dengan aman.
Peralatan pencucian dan konsentarsi yang terdapat pada Kapak keruk ialah:
a. Saringan putar ( Trommol screen)
b. Alat pembagi (Splitter)
c. Jig- jig (classifier jig)
d. Saluran saluran
e. Pompa
1. Truck
Truck dipakai untuk menangani/mengangkut tanah, aggregate
(bongkahan bongkahan), batuan (rock), bijh (ore), batubara (coal), dan
material-material lain. Alat angkut ini dibuat untuk mengangkut material
dengan keuntungan sebagai berikut :
- capacity yang cukup besar
- kecepatan yang cukup tinggi
- ongkos angkut rendah
- memiliki fleksibitas yang bik high degree of flexibility.
Hampir semua jenis truck membutuhkan kondisi jalan yang firm
dan smooth dengan tanjakan (grade) yang tidak terlalu curam agar dapat
beroperasi dengan baik. Ada beberapa jenis truck dengan ukuran sedemikian
rupa sehingga tidak boleh berjalan pada jalan raya (off highway truck).
Biasanya truck dengan ukuran demikian digunakan untuk :
- mengangkut material dengan tonage yang besar
- pada proyek PTM yang besar
- apabila dinginkan penghematan ongkos angkut.
GAMBAR 3.61
SINGLE-AXLE DUAL WHEEL REAR-DUMP TRUCK
113
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Misal
- Earth atau sandy clay boleh dimuatkan dengan kemunjungan 1:1 (gambar
3.59).
1.3 Pemilihan kapasitas alat angkut disesuaikan dengan ukuran alat gali
Apabila alat gali yang dipakai sebagai loading unit adalah power
shovel, back hoe, dozer shovel, dragline, atau belt loader maka
sangat perlu untuk memilih alat angkut dengn kapasitas yang seimbang dengan
produksi (out put) dan excavator-nya. Apabila penyesuaian pemilihan
kapasitas alat angkt dengan out put excavator tidak seimbang maka
kombinasi biaya excavating dan hauling material akan lebih tinggi
dibanding dalam keadaan yang seimbang pada unit yang dipakal. Dalam
kaitannya kombinasi alat PTM yaitu kombinasi alat muat dengan alat angkut,
dikenal dengan istilah mama: - Match Factor, atau Factor Keserasian.
3. BACK HOE
Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali pant atau saluran-saluran.
Gerakan bucket atau dipper dar back hoe pada saat menggali arahnya
adalah kearah bedan (body) back hoe tu sendiri. Jadi tidak seperti
power shovel, dimana arah penggaliannya menjauhi badan (body) power
shovel.
3.1. Spesifikasi back hoe .
Spesifikasi back hoe dapat dilihat pada gambar 3.40.
Berdasarkan dan possi truck untuk dimuati hasil galian back, hoe (pola
galian muat), maka terdapat 2 pola; yaitu:
3. Bottom Loading
Dimana posisi back hoe dan truck pada satu level (sama-sama diatas
jenjang), lihat gambar 3.44c.
4. Top Loading
Dimana posisi back hoe di atas jenjang dan truck berada di bawah
jenjang (gambar 3.44d).
122
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
38
5. I-shape loading
Dalam pola pemuatan ini gerakan dan wheel loader hanya maju mundur,
sedangkan gerakan dan DT juga maju mundur tetapi memotong arah
gerakan dan wheel loader. Gerakan yang dilakukan membentuk huruf r
(lihat gambar 3.44g.).
6. Cross loading
Dimana gerakkan dan wheel loader hanya maju dan mundur, sedangkan
gerakkan dan trucknya adalah maju dan memotong arah gerakkan dan
wheel loader (lihat gambar 3.44h.).
7. Chain loading
Dirnana gerakan dan alat muat maju mundur, sedangkan gerakan dan
truck setelah dilakukan pengisian bergerak maju secara terus-menerus.
Biasanya diterapkan pada tambang terbuka dengan produks per han yang
relatif tinggi (lihat gamba 3.44 i)
124
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
CL =
Keuntungannya:
a. Truck dengan kapasitas kecil lebih fleksibel dalam manuver, yang akan
sangat menguntungkan pada jarak angkut yang pendek.
b. Biasanya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi.
c. Pengaruh menurunnya produksi yang diangkut oleh armada truck ni
sangat kecil apabila ada kerusakan pada salah satu truck di jalan.
d. Dengan menggunakan truck kapasitas kecil, lebih mudah menyeimbangkan
banyaknya truck dengan out put dan excavator, sehingga akan
mengurangi waku tunggu (time - lost) dan truck atau excavator.
Kerugiannya:
Pada penentuan ukuran truck yang akan dipakai untuk melayani excavator, maka
digunakan pedoman dengan memilih truck dengan kapasitas 4 5 kali kapasitas bucket
atau dipper dan alat galinya.
Adanya ketergantungan antara ukuran truck terhadap kapasitas alat gall akan diberikan contoh
soal di bawah.
Contoh:
Akan dilakukan kombinasi (sinkronisasi) antara shovel dengan
truck. Material yang akan digali/diangkUt adalah jenis good common
earth. Power shovel yang akan dipakai mempunyai ukuran dipper 3/4 cu
yd, angle swing-nya 900, shovel tersebut mempunyai cycle time 21
detik. Jika dipper dan truck bekerja dengan heaped capacity, maka
karena swelling effect dan tanah akan berubah menjadi struck capacity,
yang dinyatakan dalam cu yd bank measure.
Untuk pekerjaan pelayanan power shovel tersebut dipersilahkan
memilih truck dengan ukurandan harga sebagai berikut:
a. truck 3 cu yd, $ 3,000.-
b. truck 6 cu yd, $ 5,000.-
c. truck 15 cu yd, $ 10,000 (ukuran truck mendasarkan struck
capacity).
126
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Dianggap bahwa waktu untuk travel cycle dan ketiga macam truck
tersebut sama (travel cycle disini tidak termasuk waktu untuk loading).
Catatan : Jika waktu untuk travel cycle setiap jenis truck tidak sama,
maka harus dihitung dulu travel cycle setiap truck. Waktu yang
diperlukan untuk travel cycle adalah 6 menit (termasuk traveling to the
dump, dumping, dan kembali ke shovel).
Pertanyaanya :
Pilihlah truck dengan kapasitas berapa dan berapa jumlahnya harus dibeli
untuk rnelayani cu yd power shovel (berikan alasan-alasannya).
Penyelesaian:
a. Untuk truck 3 cu yd
Banyaknya dipper dan power shovel untuk memuatkan isinya pada truck
adalah:
3 cu yd : cu ydldipper = 4 dipper.
Cycle time dan power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang diperlukan
shovel untuk mengisi penuh truck adalah:
4 x 21 = 84 detik
84 detik : 60 detik/renit = 1.4 menit.
Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah: = 6 menit+ 1.4 menit = 7.4 menit.
Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani 3/4 cu yd shovel adalah:
7.4 menit: 1 .4 rnenitftruck = 5.3 truck, misal dipilih 6 truck.
Waktu yang diperlukan untuk memuati I truck adalah 1 .4 menit, maka
apabila ada 6 truck dibutuhkan waktu:
6 truck x 1.4 menit/truck = 8.4 menit.
Round-trip cycle truck adalah 7,4 menit, berarti kehilangan waktu (lost
time) untu setiap truck adalah: 8.4 menit 7.4 menit = I menit.
Operating factor truck = (7.4 : 8.4) x 100 % =88%. .
Lost time setiap truck = 1/8.4 x 100 ... =12 %. . . ,. .
Operating factor shovel = 100 %.
Operating factor merupakan faktor pengukur apakah suatu alat PTM bekerja
secara terus menerus atau tidak. Apabila nilai operating factor suatu
alat PTM 100 %, maka aat PTM tersebut bekerja terus menerus selama waktu
kerjanya.
Untuk truck 6 Cu yd
Banyaknya dipper dan power shovel untuk memuatkan isinya pada truck
adalah:
6 cu yd : 3/4 Cu ydldipper = 8 dipper.
127
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Cycle time dan power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang diperlukan
shovel untuk mengiSi penuh truck adalah : 8 x 21 = 168 detik
= 168 detik : 60 detik/menit 2.8 menit.
Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah :
= 6 menit+ 2.8 menit = 8.8 menit.
Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani 3/4 cu yd shovel adalah :
8.8 menit 2.8 menitftruck = 3.15 truck.
Dalam hal demikian, maka akan lebih menguntungkan apabila dipilih atau
dipakai 3 truck saja dan membiarkan power shovel menunggu kedatangan
truck. , Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 truck adalah 2.8 menit,
maka apabila ada 3 truck dibutuhkan waktU : 3 truck x 2.8 menitltruck
8.4 menit.
Round-trip cycle truck adalah 8.8 menit, berarti kehilangan waktu (lost
time) untuk setiap truck adalah :
8.8 menit 8.4 menit = 0.4 menit (untuk memuati setiap 3 truck).
Jadi lost time shovel adalah 0.4 menit.
Lost time shovel = (0.4 : 8.8) X 100 %
= 4.5 %
Operating factor shovel = (8.4 : 8.8) X 100 % .
= 95.5 %
Operating factor truck = (8.8 : 8.8) X 100 %
=100%
Apabila truck 6 Cu yd yang dipakal tidak 3 buah melainkan 4 buah, maka
waktu yang dibutuhkan oleh shovel untuk memuati 4 buah truck adalah:
4 truck x 2.8 menitltruck = 11.2 menit.
(waktu yang dibutuhkan oleh shovel untuk mengisi penuh satu truck
adalah 2.8 menit) Waktu round-trip cycle untuk satu truck adalah 8.8
menit, maka lost time untuk setiap satu truck adalah 11 .2 8.8 = 2.4
menit.
Sehingga:
Lost time truck =(2.4: 11 .2) x 100 %
=21.4% .
A =Jumlah Truck
B = Waktu muat N Truck
C = Shovel menunggu Truck
D = MF =
keterangan :
R = jari-jari tikungan
WB = jarak antara poros roda depan dan belakang
= sudUt penyimpangan depan ().
Gamar 3.61 Menggambarkan sudut penyimpangan maksimum roda kendarean.
GAMBAR 3.65
SUDUT PENYIMPANGAN MAKSIMUM RODA KENDARAAN
1.5 Angkut (TRUCK)
Beberapa faktor penunjang dalam mengoperasikan alat angkut (truck) adalah
dimefl1 jalan yang meliputi lebar, panjang, besarnya tikungan maupun
kemiringan dari pada jalan angkut serta konstruksi jalan yang digunakan.
1.5.1 Geometri jalan tambang
pada pengertiannya, geometni jalan tambang yang mmenuhi syarat
adalah bentuk ukuran-Ukuran dan jalan tambang tersebut sesuai dengan tipe
(bentuk, ukuran dan sifik1) alat angkut yang digunakan dan kondisi medan
yang ada sehingga dapat penjamin serta menunjang segi keamanan dan
keselamatan operasi pengangkutan.
Geomet1i jalan tersebut merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi.
131
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
AdaPun faktor-faktor yang merupakan geometri pentingyang akan
mempengaruhi Readal jalan angkut adalah lebar jalan, jan-jan tikungan dan
keminingan jalan.
i. Lebar jalan angkut
a. Lebar pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada
rule of thumb yang dikemukakan Aasho Manual Rural Highway Design
adalah:
keterangan:
L = lebar jalan angkut minimum, meter
N = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut (total), meter.
Perumusan di atas hanya digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n),
fluai 0.5 di smi artinya yaitu lebar terbesar dan truck yang digunakan
dan ukuran aman rnasiflg-maSiflg kendaraan di tep kanan kid tepi jalan.
TABEL 111.8
DAYA DUKUNG MATERIAL
137
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Sumber: Kaufman,W. Walter, Vesign Of Surface Mme Hallage Road Manual 1977
2. Belt Conveyor
Adalah alat angkut (transportation equipment) yang bisa dipakai untuk jarak
pendek (kurang dan 500 feet), sehingga biasa disebut belt loader atau
belt dumper, namun biasa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh (lebih
dan 1,500 meter). Bahkan, sekarang sudah ada belt conveyor sebagai
transportation equipment untuk jarak jauh yang melebihi 20 mile (30 km)
Biasanyatelt conveyor dipilih, apabila tonase material yang akan diangkut
per satuan waktu adalah besar (banyak).
Belt conveyor jenis portable ini dilihat dan tipe mounting-nya ada 6
macam, yait:
a. Frame
Adalah kerangka besi (beam) yang dirangkai membentuk atau membentuk steel
truss. Frame ini harus kuat, stabil dan berfungsi sebagai dudukan
engine, drive pulley, tail pulley, idler dan return idler.
Frame harus kuat menyangga beban :
- dead load
- wind load
- live/dynamic load.
I. Dead load
Adalah beban mati yang terdiri dan berat steel column atau berat steel
truss, ditambah berat drive pulley, tail pulley, idler, return
idler, engine, berat belt-nya, dan counter weight-nya (kalau ada).
b. Engine
Adalah motor/mesin sebagai sumber tenaga penggerak roda drive pulley,
mesinnya bisa motor listrik atau IC Engine (Internal Combustion Engine).
Besar/kecilnya mesin dinyatakan dengan HP tergantung pada:
1. beban material yang akan diangkut di atas belt
2. kecepatan belt
3. lebar dan macam belt
140
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
4. diameter roda drive pulley dan roda tail pulley
5. luas bidang kontak antara roda drive pulley dengan belt-ny.
I. Grid Roller
Adalah anyaman teralis baja yang dibuat melingkar sehingga menjadi
roller, alat ini cocok untuk memadatkan lapisan tanah dan bahan
granuler/non kohesif dan batu-batu belah yang tidak terlalu keras.
142
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
b. Tandem Roller
Karena pada three wheel roller hasil pemadatannya masih belum benar-benar
rata, karena roda-rodanya yang tidak lebar, maka dibuat roler dengan
roda-roda yang lebih lebar sehingga dalam satu pass didapatkan lebar
permukaan yang cukup besar yang terpadatkan dengan rata. Kontruksi roller
ini biasanya memiliki dua buah roda yang dipasang dalam susunan tandem
(berurutan depan belakng) sehingga dinamakan tandem roller (gambar 3.69).
jenis dan tandem roller ada yang berporos dua (two axle) dan ada juga yang
berporos tiga (three axle tandem roller). Penggunaan dan penggilas ini
umumnya untuk memadatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada
penggilasan aspal beton dan lain-lain. tandem roller mi memberikan
lintasan-lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8
sampai 14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair
(balasting) berkisar antara 25 sampai 60 % dan berat penggilas. Untuk
mendapatkan penambahan kerapatan pada pekerjaan penggilasan biasanya
digunakan three axle tandem roller.
144
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Dengan lebarnya roda tandem roller ini, bidang singgung antara permukaan
tanah dengan roda semakin besar dan tekanan per satu satuan luas permukaan
tanah menjadi semakin kecil sehingga semakin tidak menguntungkan apabila
dipergunakan sebagal alat memadatkan tanah.
c. Vibration Roller
Versi lain dan tandem roller adalah vibration roller (penggilas getar).
Vibration roller (gambar 3.70) mempunyai efisiensi pemadatan yang sangat
baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis
pekerjaan pemadatan.
Efek yang diakibatkan vibration roller adalah gaya dinamis terhadap
tanah. Butir butir tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang
terdapat di antara butir butirnya, sehingga akibat getaran ini tanah
menjadi padat, dengan susunan yng lebih kompak.
Jenis roller ini diusahakan untuk menambah takanan statis roller dengan
muatan dinamis yang berupa gaya sentrifugal oleh sebuah bobot yang
diletakkan pada sumbu eksentrik. RPM yang tinggi yang diberikan kepada
sumbu eksentrik ini menimbulkan tenaga angkatan pada saat bobot mencapai
titik tertinggi, dengan demikian maka akan terjadi getaran (vibration) pada
roller. Tinggi jarak terangkatnya roller oleh gaya eksentrik dan
permukaan tanah dinamakan amplitude dan getaran dan besarnya merupakan
fungsi dan frekuensi pada getaran. Semakin besar RPM tersebut semakin besar
pula amplitude itu.
Tekanan getar oleh roller menimbulkan reaksi getar pula oleh lapisan
tanah yang melindasnya, hal ini disebabkan oleh karena daya mampu tanah
untuk melawan usaha pemampatan yang diberikan kepadanya, baik oleh adanya
kohesi, elastis suatu massa tanah, yang menyebabkan reaksi getar tersebut.
145
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Sifat elastis tanah ini berbeda-beda untuk masing-masing jenisnya, dan
demikian pula reaksi getarnya, yaitu frekuensi dan amplitude-nya.
Cara kerja roller jenis ini adalah dengan menariknya dengan suatu prime
mover yang biasanya adalah sebuah bulldozer (crawler mounted). Maksudnya
adalah agar kecepatan geraknya tidak terlalu besar (maksimum 6 km/jam)
sedang bulldozer-nya sendiri dapat meratakan tanah di depannya sebelum
dilindas oleh roller yang ditarik di belakngnya. Pada pass pertama di
atas tanah fill tu, dan jenis tanah yang digunakan untuk bahan fill.
Biasanya tebal lapisan tanah yang perlu dipadatkan diambil setebal tinggi
kaki ( 20 cm) dan pada tiap pass, penetrasi memadatkan 5 cm tanah
(sampai optimal)
Sheep foot roller ini biasanya hanya memberikan 10 % coverage, artinya
bahwa pada setiap pass hanya 10 % dan permukaan mendapatkan giliran
dipadatkan,sehingga untuk melintasi seluruh permukaan mendapatkan giliran
dipadatkan, sehngga untuk melintasi seluruh permukaan diperlukan 10 kali
lintasan (pass). Kalau pada setiap lintasan dipadatkan 5 cm, maka untuk
memadatkan seluruh tebal lapisan diperlukan 4
pass Jadi, agarsampai pada tahap terakhir pemadatan tanah (sampai kaki-kaki roller terangkat ke
luar dan dalam lapisan), maka pada setiap jalur lapisan memerlukan paling sedikit 10 kaH 4 pass
atau 40 pass.