Anda di halaman 1dari 58

90

BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS


ALAT BANTU KERJA MEKANIS

iii. Roller dengan roda ban angin (Pneumatic Tyred Roller)


Roda-roda penggilas dan jenis ini terdiri dan atas roda-roda ban karet yang dipompa
(pneumatic). Susunan roda muka dan roda belakang berselang-seling sehingga bagiang yang
tidak tergilas oleh roda muka akan tergilas oleh bagian belakangnya.
Roda-roda ni menghasilkan apa yang dinamakan kneading action (tekanan)
terhadap tanah sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberkan roda
terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Sernakin
besar tekanan ban semakin besar pula tekanan pada tanah.
Sumbu dan roda dapat bergoyang mengikuti perubahan permukaan tanah, hal ini
dapat memperbesar kneading action tadi.
Pneumatic tyred roller (gambar 3.75) sangat baik digunakan pada pekerjaan
penggilasan bahan yang granular, juga baik digunakan pada penggilasan hot mix
sebagai penggilas antara.

Seperti pada tandem roller dan roller Iainnya, berat pneumatic roller dapat
ditingkatkan clengan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda
biasanya 9 sampai 19 buah, 9 buah (4 rada depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5 roda
depan dan 6 roda belakng), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda belakang), 15 buah (7 roda
depan dan 8 roda belakang).
91
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
2. Grader
Alat ini ada yang menyebut motor grader, adapula yang menyebut road grader
atau road patrol. Grader (gambar 3.76) berfungsi sebagai alat untuk finishing dari suatu
pekerjaan PTM (misal pekerjaan urugan, pembuatan jalan, dsb).
Dalam kegiatan kerjanya gerakan dari grader adalah maju, blade menghadap ke front
tyres. Namun bila diperlukan dapat pula bergerak mundur, misal untuk spreading atau
smothing dan material, jadi dalam gerakan mundur ini, punggungan blade yang berfungsi.

Blade dapat dinaik turunkan, dan dapat berputar 1800, perputaran ini dimungkinkan
karena blade dipasang pada suatu circle.
Kemampuan grader antara lain untuk meratakan (planning), pada pekerjaan ini
blade dibuat menyudut 30 dari arah sumbu roda, dan blade diturunkan sedikit (1-2 in)
masuk pada tanah yang diratakan.

3. Ban (Tires)
Beranekaragamnya ukuran dan kapasitas alat angkut (hauling equipment), akan
membutuhkan ukuran (size) rubber tires yang bervariasi pula. Beberapa tipe dari peralatan
yang dipakai saat ini membutuhkan ukuran ban diatas 36.00 x 41 dengan ketinggian ban lebih
dan 9 ft. Jenis-jenis ban ini biasanya dibuat untuk dioperasikan pada jalan yang tak
dikeraskan (unpaved surface), dengan demikian ban tersebut disebut off the road tired
(gambar 3.77),
Bergantung pada :
1. Dimana ban akan dipakai
2. Macam kembangannya (tread)
92
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Maka ban diklasifikasikan dalam :


1. earth moving rubber tires
2. rock service lug rubber tires
3. sand rubber tires
4. mining rubber tires
5. grader tires
Pembahasan khusus tentang ban dan rim diberikan oleh tire and rim association, Akron,
Ohio.

3.1 Dimensi dan Nomenclature


Dimensi ban menunjukkan :
- lebar minimum dan section dalam inchi
- diameter dar rim yang juga dinyatakan dalam inchi
Jadi apabila ban rnempunyai ukuran (dimensi) 21.00 x 24 berarti :
- lebar ban = 21 inchi (section width)
- diameter rim 24 inchi
Gambar 3.78 menunjukkan dimensi dan penampang melintang dan ban.
93
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Penjelasan dan dimensi ban adalah sebagal berikut :


i. Section width (ukuran lebar)
Merupakan lebar ban yang diukurkan pada ban yang baru, termasuk normal size
walls. Tetap tidak termasuk :
- protective ribs
- bars
- dan decoration.

ii. Over all tire width


Merupakan lebar ban yang diukurkan pada ban yang baru termasuk :
- protective size ribs
- bars
- dan decorations.

iii. Out side diameters


Merupakan jarak diameter terbesar antara ermukaan benang pengikat, cekungan dan
unloaded ban yang menentukan rencana pemakaian.

iv. Static load roads


Merupakan jarak radius (jan-jan) yang diukurkan pada titik pusat roda sampai
permukaan ban yang terbenam.

v. Treads radius
Merupakan jari-jari lengkungan telapak, cekungan dan unloaded ban.
94
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
vi. Loaded section
Merupakan lebar ban yang melebar (nyelempet) karena pembebanan diukur pada widest
section.
vii. Rim diameter
Merupakan diameter rim baik mendasarkan flat base dan trapered bead rims.
viii. Rim width
Lebar yang diukur antara pemukan paralel bagian dalam dan rim flanges.
ix. Section height
Jarak antara bagian luar rim dengan sisi diameter dan cekungan benang pengikat ban.
x. Gross contact area
Merupakan luas bidang kontak antara ban dan permukaan jalan yang kers atau kaku.
xi. Deflection
Merupakan perbedaan antara cekungan, benang pengikat, dan beban ban karena ditekan
beban, dimana ini akan menyebabkan kontak dengan tanah.
xii. Ply rating
Merupakan suatu istilah untuk menunjukkan kemampuan ban terhadap pembebanan pada
specifik type of service. ini adalah suatu index dan kekuatan ban dan tidak menunjukkan
kekuatan lapisan benang pada ban.
xiii. Inflation pressure
Merupakan penggunaan meriurut tabel, didasarkan pada temperatur atmosfir. Sesudah
kendaraan selesai beroperasi, tekanan akan bertambah karena panas dan ban (gambar 3.79).

3.2 Bearing area (sustaining area/ contact area)


Bearing area tergantung pada :
- berat kendaraan yang dipindahkan pada ban (lb)
- Tekanan pada ban
0.90 x weight on tire in pounds
Rumus bearing area adalah :
Pressure in tire
Jika bearing power (kekuatan Itenaga penyarigga) bisa diketahul, maka bias
dihitung berapa tekanan ban yang baik, agar ban tidak amblas apabila berat kendaraan yang
dipindahkan pada ban diketahul. Apabila ban amblas berarti bearing area besar, kalau
sebaliknya berarti bearing area kecil.

Contoh :
Apabila diketahui berat kendaraan yang dipindahkan pada ban 3,000 Ib, dan tekanan ban 30
lb/sq in
a. Berapa permukaan jalan atau tanah yang akan menupu ban tersebut (bearing area)?
95
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
b. Berapa bearing capacity-nya?

Jawab :
0.90 x 3,000 lb
a. Bearing area = 90 sq in.
30 lb/sq in
Jadi luas jalan yang menumpu ban adalah 90 sq in.

Berat pembebanan pada ban


b. Bearing capactynya adalah =
bearing area
3,000 Ib
= = 33.33 Ib/sqin .
90 sq in
Jadi bearing capacity-nya adalah 33.33 Ib/sqin.

Apabila suatu kendaraan beroda ban mempunyai :


- tekanan ban (pressure in tire) = 30 lb/sq in
- dan bearing capacity = 30 lb/sq in

berat pembebanan pada ban


Maka bearing area =
Bearing capacity

30 lb/sq in
Sehingga bearing area = =1
30 lb/sq in

Artinya apabila tekanan ban sama dengan bearing capacity maka tidak akan terjadi
penetrasi dan ban terhadap permukaan jalan. Hal tersebut diatas dengan catatan apabila
adanya faktor sustaining value terhadap side wall diabaikan.
Perlu diperhatikan bahwa peralatan yang menggunakan ban karet, apabila peralatan
besar tersebut mempunyai sistem roda ban depan dan belakang yang berurutan dan satu jalur,
maka penetrasi ban belakang terhadap permukaan jalan akari Iebih kecil dibandingkan
dengan penetrasi ban depannya. Dengan demikian RR roda ban belakang lebih kecil daripada
RR roda ban depan.

3.3 Pemilihan macam kembangan ban .


Macam kembangan ban yang akan dipakai harus sesuai dengan dimana ban tersebut akan
dipakai, misalnya :
- Dipergunakan pada daerah yang soft ground, maka dipitih ban dengan kembangan jenis
self cleaning directional bar type tire. Karena jenis ini akan memberikan maksimum
traction. , . . .
96
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
- Digunakan pada roda yang berfungsi sebagai free rolling wheels atau trailing wheels,
maka dipilih keuntungan ban jenis the button type tire.

- Apabila digunakan pada jalan yang sangat berbatu-batu, dipakai kembangan ban jenis the
hard lug rock tire.

Untuk kembangan ban jenis lainnya bisa dilihat pada catalog pabrik pembuat ban, serta
kegunaanya.

3.4 Pemilihan macam dan ukuran ban


Dengan melakukan pemilihan macam ukuran ban dan selalu mengontrol atau
memberikan tekanan udara padadalam ban yang tepat, akan dapat, memperkecil harga RR
yang ditimbulkan oleh ban :

Pelebaran (penyelempetan) ban pada permukaan jalan akibat menahan bebannya tergantung
pada :
- Berat yang ditahannya
- Tekanan udara dalam ban

Berat atau beban merupakan gaya (tekanan udara pada ban x luas bidang kontak antara ban
dengan permukaan jalan ban ). Jadi gaya bekerja pada permukaan jalan (dari
ban) sama dengan pembebanan pada ban tersebut.

Apabila berat yang dibebankan pada ban 5,000 lb, tekenan udara dalam ban =
= 500 psi (50 lb/sq in), maka ban tersebut akan kotak dengan permukaan jalan dengan bidang
kontak seluas

5,000 lb

= lOOsqin

50 lb/sq in

Prinsip agar benda/ban tetap stabil maka gaya aksi = gaya reaksi (hokum

kesetimbangan Newton). Gaya aksi = 5,000 lb akan diteruskan oleh udara ban 50 psi

(tekanan = gaya/satuan luas), jadi setiap sq in akan bekerja gaya sebesar 50 lb. agar

ban dapat meneruskan pembebanan 5,000 lb pada permukaan tanah, maka diperlukan

bidang kontak seluas =


97
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
5,000 lb

= = lOsqin

50 lb/sq in .

Hal di atas dengan mengabaikan adanya supporting resistance yang timbul antara

side wall dengan ban. .

Sekarang, apabila tekanan udara tersebut menjadi 40 psi, maka bidang kontaknya

5,000 lb ,

menjadi = 125 sq in

. 40 lb/sq in .

Jadi tuas bidang kontak dan ban yang mengalami pembebanan sama (5,000 lb).

Apabila tekanan udara dalam ban 50 psi, maka tuas bidang kontak = 100 sq in

Apabila tekanan udara dalam ban 40 psi, maka tuas bidang kontak = 125 sq in.

Ban yang dipakai didasarkan pada kemampuan untuk apa la diperlukn,misalnya:


2.1. Spesifikasi dozer shovel
Spesifikasi dozer shovel dapat dilihat pada gambar 3.35.

2.2. Ukurari dozer shovel


Ukuran dan bucket bervaniasi antara 1/4 cu yd sampai dengan 25 cu
98
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
yd kapasitas munjung yang terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak
adalah dozer shovel dengan ukuran bucket 5 eu yd.
Loader bucket sifatnya lebih permanen dipasang pada tractor
dari pada blade bulldozer, tentu saja dengan memperhatikan perbandingan
yang proporsional antara ukuran bucket dengan ukuran tractor, sehingga
pada saat dozer shovel bekerja dengan kapasitas penuh pada keadaan
ekstrim (suatu posisi dengan posisi bucket tertinggi) tidak sampai
terjungkal ke depan.
Pembuat biasanya memberikan angka keamanan 2 untuk mengimbangi
terjungkalnya dozer shovel ke depan, artinya perbandingan berat imbang
dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan ekstrim adalah dua
kali.
Untuk memperbesar angka keamanan terhadap tergulingnya dozer
shovel maka berat tractor biasanya diperbesar 40 sampal 60% lebih besar
dan kapasitas muatan terguling (tipping load capacity), dengan demikian
ukuran bucket dan tractor harus betul-betul cocok satu sama lain.

2.3. Macam-macam dozer shovel


Dilihat dan roda penggeraknya ada dua macam dozer shovel, yaitu:
a. Crawler mounted dozer shovel, penggeraknya roda rantai (gambar 3.36).
b. Wheel mounted dozer shovel (wheel loader), penggeraknya roda ban
(gambar m3.37)
99
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

2.4. Cara kerja dan penggunaan dozer shovel


Cara kerja dozer shovel dapat dilihat pada gambar 3.38. Jika
daerah sekitar materia! yang dgaIi adalah datar, maka dozer shovel dapat
bekerja dengan leluasa dalam posisi yang menyenangkan.
GAMBAR 3.36
100
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Dozer shovel sangat cocok dipakai untuk:


a. Membuat basement.
b. Mendorong onggokan material atau tanah kemudian dimuatkan pada truck.
c. Pekerjaan penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya satu level
dengan dozer shovel tu sendiri.
d. Sangat baik dan ekonomis apabila dozer shovel ini digunakan untuk
pekerjaan pemuatan pada truck dengan jarak onggokan dan truck tidak
lebih dan 15 feet (mempersingkat waktu).
e. Sebaiknya dozer shovel jangan melayani pemuatan truck dengan
melakukan pemutaran lebih dan 900. Semakin kecil sudut pemutaran, body
dozer shovel akan semakin baik. Dozer shovel (sering disebut LOADER)
dalam melakukan pekerjaan gali dan muat keates truck; maka truck harus satu
level dengan dozer shovel. Ada beberapa posisi penempatan truck terhadap
dozer shovel yang demikian mi disebut POLA MUAT. Pole muat untuk A
sampal dengan D (Gambar 3.39) adalah pola dimana truck setelah menempatkan
din untuk dimuatia adala berhenti. Pola muat dengan posisi E adalah pole
dimana truck bergerak maju mundur untuk dimuati dozer shovel.

3. BACK HOE
Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali pant atau saluran-saluran.
Gerakan bucket atau dipper dar back hoe pada saat menggali arahnya
adalah kearah bedan (body) back hoe tu sendiri. Jadi tidak seperti
power shovel, dimana arah penggaliannya menjauhi badan (body) power
shovel.
3.1. Spesifikasi back hoe .
Spesifikasi back hoe dapat dilihat pada gambar 3.40.

3.2 Macam-macam back hoe


101
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Macam- macam back hoe berdasarkan penggerak dipper-nya, terdiri atas :
Hydraulically operated hoe :
- Crawler mounted Hydraulically operated hoe (gambar3.41)
- Wheel mounted Hydraulically operated hoe (gambar 3.42)

Cable operated hoe (gambar 3.40)


102
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
3.3. Cara kerja back hoe
Cara kerja back hoe dapat dilihat pada gambar 3.43

Back hoe melakukan penggalian (cutting) dengan menempatkan dirinya diatas


jenjang (bench). Setelah dipper terisi penuh, boom diangkat kernudian
memutar (swing) kearah truck yang menempatkan pada posisi untuk dimuati dan
dipper menumpahkan galiannya pada bak truck (dump to truck). Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 3.43.

Secara umum pola pemuatan ada 4 kelompok besar, yaitu:


1. Berdasarkan dan jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati
terhadap posisil back hoe
2. Berdasarkan dan posisi truck untuk dimuati hasil galian back hoe
3. Berdasarkan cara manuvemya
4. Berdasarkan posisi penggalian alat muat.

Berdasarkan dan jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati terhadap


posisi back hoe(blasa disebut pola gall muat), maka ada 3 pola (gambar
3.44a dan 3.44b); yaitu:
1. Single Back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
2. Double Back Up
Truck memposisikan din untuk dimuati pada dua tempat
3. Triple Back Up
Truck memposisikan din untuk dimuati pada tiga tempat.
103
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Berdasarkan dan possi truck untuk dimuati hasil galian back, hoe (pola
galian muat), maka terdapat 2 pola; yaitu:
1. Bottom Loading
Dimana posisi back hoe dan truck pada satu level (sama-sama diatas
jenjang), lihat gambar 3.44c.
2. Top Loading
Dimana posisi back hoe di atas jenjang dan truck berada di bawah
jenjang (gambar 3.44d).
104
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Berdasarkan cara manuvemya, pola muat dapat dibedakan menjadi (gambar


3.44e):
1. Frontalcut
Back Hoe berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada
pola ini alat muat memuat pertama kali pada truk sebelah kin sampai
penuh, kemudian dilanjutkan pemuatan pada truk sebelah kanan. Sudut
putar Back Hoe antara 10-1100.
2. Parallel Cut With Drive By
Badk Hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola
ini diterapkan apabila lokasi pemuatan memiliki 2 (dua) akses dan
berdekatan dengan lokasi penimbunan. Memki efesiensi tinggi untuk
alat muat dan angkutnya walaupun rata-rata sudut putar alat muat
lebih besar dibandingkan frontal cut.

Berdasarkan posisi penggalian alat muat, pemuatan dibagi menjadi 4 pola:


1. V-shape loading
Untuk menggali, maka harus di dorong ke arah permukaan kerja. Jika mangkuk
telah penuh prime mover : mundur dan mangkuk diangkat ke atas untuk
selanjutnya material diangkut kesuatu tempat penimbunan atau dimuatkan k
atasm alat angkut. Gerakan yang dilakukan membentuk huruf V (lihat gambar
344f.).
105
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

2. I-shape loading
Dalam pola pemuatan ini gerakan dan wheel loader hanya maju mundur,
sedangkan gerakan dan DT juga maju mundur tetapi memotong arah
gerakan dan wheel loader. Gerakan yang dilakukan membentuk huruf r
(lihat gambar 3.44g.).

3. Cross loading
Dimana gerakkan dan wheel loader hanya maju dan mundur, sedangkan
gerakkan dan trucknya adalah maju dan memotong arah gerakkan dan
wheel loader (lihat gambar 3.44h.).

4. Chain loading
Dirnana gerakan dan alat muat maju mundur, sedangkan gerakan dan
truck setelah dilakukan pengisian bergerak maju secara terus-menerus.
Biasanya diterapkan pada tambang terbuka dengan produks per han yang
relatif tinggi (lihat gamba 3.44 i)
106
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
4 DRAGLINE
Dragline adalah alat yang cocok untuk:
menggali loose material
1. menggali di bawah working level dimana dragline berada
2. menggali material-material di bawah air.
Selain itu dragline sangat cocok untuk menggali soft material, dengan
syarat ukuran track dan dragline harus :
- lebih lebar
- lebih panjang daripada ukuran semestinya
hal ini dimaksudkan untuk menghindari amblasnya dragline pada daerah yang
terdiri dan soft material. Perlu diingat bahwa dragline ini bekerja
secara overcasting yaitu menumpahkan
material, dengan dernkian :
- ukuran bucket-nya harus lebih besar daripada dipper pada kapasitas
yang sama
- waktu mengeruk, bucket tidak boleh terlalu munjung sebab material akan
tumpah pada saat diayun ke atas.
Ukuran boom dan bucket dar dragline tergantung pada jenis material
yang akan digali. Apabila materialnya lunak dan ringan maka ukuran bucket
boleh lebih besar.

4.1 Spesifikasi Dragline


Spesifikasi dragline dapat dilihat pada gambar 3.45

4.2 Ukuran dragline


Ukuran dragline (size of dragline) didasarkan atas ukuran bucket-nya,
dan dinyatakan dengan cu yd (cubic yard). Meskipun sebenarnya bucket dan
dagline dapat diganti-ganti. Penggantian macam dan ukuran bucket
bergantung pada:
- panjang boom
- macam material yang digali.

Ukuran dragline adalah:


- ukuran kecil, memiliki bucket 1,4 - 2 cu yd
107
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
- ukuran sedang, memiliki bucket 2 8 cu yd
- ukuran besar, memiliki bucket 8 35 cu yad atau lebih. .

Bucket dengan ukuran sama mungkin mempunyai berat bucket yang


berlainan, ini tergantung pada material atau batuan yang akan digali.
4.3 Macam-macam dragline
Didasarkan pada mounted-nya, dragline digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu :

1. crawler mounted dragline (gambar 3.46 )


2. wheel mounted dragline (gambar 3.47 )
3. truck mounted dragline. (gambar 3.48 )

Kapasitas dan clam shell dredge tidak dapat ditentukan karena tidak
ada dasar yang dapat diambil sebagai dasar perhitungan. Clam shell dredge
108
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
setiap saat dapat mengubah pengangkatan dan pengerukan serta daerah
putaran.
b.1 Kapal keruk darat
Ialah kapal yang operasi pengerukannya dekat dengan darat, misal
sungai atau pada daerah rawa atau pada danau-danau. Umumnya ukuran kapal
keruknya kecil. Misal kapal keruk backhoe/dipper dan kapal keruk grab.
b.2 Kapal keruk laut
lalah kapal keruk yang beroperasi diperairan iuas/laut. Ukuran
kapal keruknya besar dan kapalnya diberi penahan angin (angin laut). Kapal
keruk laut memerlukan keleluasaan
yang lebih luas agar dapat ber manuever dengan aman.

c.3 Kapal dismountable


Ialah kapal keruk yang konstruksi pontoon nya dapat dirangakai
(dilepas atau dipasang untuk ditambah dengan segmen pontoon/kompartemen
lain). tn dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan area perairan dimana kapal
tersebut akan beroperasi (bekerja). Umumnya kapal keruk darat merupakan
kapal keruk dismountabie.
c.4 Kapal non dismountable
Ialah kapal keruk yang konstruksi pontoon nya tidak dapat dirubah-
rubah. Kapal keruk aut biasanya merupakan kapal keruk non dismountable.
3.2 PERALATAN PADA KAPAL KERUK
3.2.1 Pontoon
Pontoon adalah suatu alat apung yang terdapat di air untuk menopang
bangunan kontruksi kapal keruk dan semua perlengkapannya. Pontoon terdiri
atas sejumlah kompartemen baja yang kedap air, dimana antara satu ruangan
dengan ruangan lainnya tidak saling berhubungan. Dengan sistern pompa,
kompartemen nl diisi air maksudnya. untuk menyeimbangkan kapal. Hal ini
dimaksudkan apabila terjadi kebocoran tidak akan mengalir kebagian lain.
Untuk keamanan kapal keruk biasanya di bagian belakang dilengkapi dengan
pompa tetap (fixed deck pump ) dan sebuah pompa portable yang selalu slap
sedia. Ponton terbagi atas tangki pengaman boom, tangki ballast, tangki
109
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
utama, tangki bahan bakar, tangki air tawar, tangki pengaman samping dan
bak penyaring.
Pada pontoon biasanya terdapat lima kawat tambat , yaitu satu kawat
tambat haluan ( Head line ) yang berguna untuk kapal jalan maju mundur, dua
kawat tambat samping ( Side line ) kanan dan kin yang berfungsi membantu
kapal keruk bergerak kekiri dan kekanan.

3.2.2 Peralatan Penggalian


Peratatan penggalian yang terdapat pada kapat keruk bergantung pada
jenis kapal keruk, apabila jenis kapal keruk nya adalah ladder dredge (atau
continuous bucket dredge) maka peralatan penggalian adalah:
a. Mangkoklember ( Bucket)
Mangkok merupakan wadah yang berfungsi sebagai alat gall untuk
memindahkan tanah yang digali ke unit konsentrasi, selain tu juga
mangkok dirangkai dengan menggunakan pen yang dilengkapi bus,
digunakan untuk mengelitingi suatu tangga mangkok. Arah perputaran
dan atas kebawah keatas (gerak maju ) metalui kedua poros di ujung
tangga, yaitu berupa pembalik bawah (bottom tumbler ) dan pembalik
atas (top tumbler).
b. Tangga Mangkok ( Ladder)
Tangga mangkok berfungsi sebagai penyangga dan lintasan rangkaian
piangkok yang terbuat dan konstruksi baja. Kedalaman penggatian dapat
dilihat pada depth indicator yaitu dengan menaikkan atau menurunkan
tangga mangkok. Untuk memperlancar putaran mangkok, disepanjang
bagian atas tangga dipasang ladder roller, sedangkan untuk mengatur
jumlah bibir mangkok yang menyentuh tanah pada bagian bawah tanah
dipasang alat berupa caterpillar trays,roller idler.
c. Pembalik Atas (Top Tumbler)
Yaitu berupa poros yang berbentuk segi enam berfungsi untuk
menggerakkan atau memutar rangkaian mangkok dan posisi menggali
(digging ) ke posisi mengosongkan ( dumping ). Pembalik atas ni
berbentuk segi enam, hal dimaksudkan agar pada saat mangkok
metewatinya terjadi hentakan, sehingga si tanah yang berada
didalamnya tumpah ke dalam bak tadah. Pembalik atas ni terdapat di
bagian ujung atas tangga mangkok, dan digerakkan oleh main
drive/bucket drive.
d. Pembalik Bawah (Bottom Tumbler)
Yaitu berupa poros yang berbentuk silinder yang pada bagian ujungnya
terdapat sayap guna menjaga agar rantai mangkok tidak keluar dan
poros.
e. Bak Tadah (Drop chute/hopper & save all)
110
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Di dalam bak tadah terdapat alat pembagi ( scuttle) yang berbentuk
segitiga yang berfungsi untuk memecahkan tanah dan kemudian dialirkan
ke saringan putar (trommot screen ) dan ke saturan - saturan jig
primer yang melewati splitter host ( penggalian tanah bertimah ), dan
dialirkan ke saturan over burden chute ( penggaliap tanah penutup).

3.2.3. Peralatan Pencucian dan konsentalaSi


Apabila kapal keruk dioperasikan pada kegiatan tambang aluvial,
maka dilengkapi dengan peralatan pencucian dan konsentrasi. Namun apabila
kapal keruk tersebut tidak dipergunakan untuk penambangan endapan aluvial
atau endapan placer, maka kapal nya tidak dilengkapi dengan peralatan
pencucian dan konsentrasi.

Peralatan pencucian dan konsentarsi yang terdapat pada Kapak keruk ialah:
a. Saringan putar ( Trommol screen)
b. Alat pembagi (Splitter)
c. Jig- jig (classifier jig)
d. Saluran saluran
e. Pompa

3.2.4. Peralatan Mekanik


Adapun perlatan mekanik yang digunakan pada semua kapal keruk
(kapal keruk untuk menambang endapan aluvial maupun kapal keruk untuk
memperdalam alur sungai atau pelabuhan) adaah:
a. Derek pusat ( Mooring winch)
b. Derek tangga ( Ladder winch)
c. Blok kerekan tangga ( Ladder hoist block)
d. Mesin penggerak bucket ( Bucket drive)
e. Pesawat derek ( Crane ) dan deck winch
f. Kompresor udara (Air compresor)
g. Inclometer
h. Penyembur udara ( Blower )
i. Motor-motor
111
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
D. ALAT-ALAT ANGKUT

1. Truck
Truck dipakai untuk menangani/mengangkut tanah, aggregate
(bongkahan bongkahan), batuan (rock), bijh (ore), batubara (coal), dan
material-material lain. Alat angkut ini dibuat untuk mengangkut material
dengan keuntungan sebagai berikut :
- capacity yang cukup besar
- kecepatan yang cukup tinggi
- ongkos angkut rendah
- memiliki fleksibitas yang bik high degree of flexibility.
Hampir semua jenis truck membutuhkan kondisi jalan yang firm
dan smooth dengan tanjakan (grade) yang tidak terlalu curam agar dapat
beroperasi dengan baik. Ada beberapa jenis truck dengan ukuran sedemikian
rupa sehingga tidak boleh berjalan pada jalan raya (off highway truck).
Biasanya truck dengan ukuran demikian digunakan untuk :
- mengangkut material dengan tonage yang besar
- pada proyek PTM yang besar
- apabila dinginkan penghematan ongkos angkut.

1.1 Macam-maCam truck dan spesifikasinya


Klasifikasi atau macam-macam truck didasarkan pada:
a. ukuran dan tipe mesinnya : gasoline, diesel, butane, propane
b. jumlah gear yang dimiliki
c. jumlah roda yang langsung digerakkan oleh mesin (kind of drive): two
wheel drive, four wheel drive, six wheel drive
d. jumlah susunan sumbu dan roda penggeraknya : single-axle dual-wheel
e. metode penumpahan muatan : rear dump, side dump, bottom dump
truck
f. macam material yang diangkut : earth, rock, coal, ore
g. kapasitas truck (dinyatakan dalam ton atau cu yd)
h. sumber tenaga gerak (macam mekanisme) untuk penumpahan muatan pada
rear/side/bottom dump truck : hydraulic, cable.
112
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Contoh macam-macam truck adalah:
20 ton single-axle dual wheel rear-dump truck (Gambar 3.57)

GAMBAR 3.61
SINGLE-AXLE DUAL WHEEL REAR-DUMP TRUCK
113
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Misal
- Earth atau sandy clay boleh dimuatkan dengan kemunjungan 1:1 (gambar
3.59).

Untuk menentukan berapa heaped capacity yang dapat dimuatkan pada


truck, maka terlebih dahulu harus diketahui:
1. struck capacity truck tersebut
2. ukuran panjang dan lebar bak truck
3. sudut kemiringan dimana material tetap akan stabil sewaktu truck
tersebut berjalan.
4. keadaan jalan lintasnya. Pada jalan tintas yang lurus, firm dan
smooth/rata (tidak rusak), memungkinkan memperbesar heaped capacity
dibanding apabila berjalan pada jalan tintas yang banyak tikungannya
dan keadaan jalan rusak/berlubang-tubang.

Kapasitas berat (weight capacity) akan membatasi volume ma{eriat


yang akan dimuatkan pada truck, khususnya untuk heavy material. Tetapi
apabila yang akan diangkut adalah light material maka untuk memenuhi
kapasitas berat yang mampudiangkut bisa dilakukan dengan heaped capacity,
atau kalau pertu bak truck tersebut ditambah dengan sideboard
Biasanya apabila muatan yang disikan pada truck dipenuhi secara maksimum
(masih bisa diangkut), akan menyebabkan:
114
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
1. mempertinggi biaya operasi per jam (hourly cost of operating)
2. memperbesar konsumsi kebutuhan bahan bakar
3. memperpendek umur ban
4. kemungkinan kerusakan onderdil pada axle, gear, brake, dan
clutches (kopling) akan lebih sering, sehingga akan memperbesar
biaya perawatan (maintenance costs).
Meskipun demikian, jika nilai tambah (dalam rupiah) material yang
diangkut lebih besar daripada jumlah total biaya operasi kendaraan (truck)
maka adanya over loading (pemuatan yang berlebihan) dibenarkan.

1.3 Pemilihan kapasitas alat angkut disesuaikan dengan ukuran alat gali
Apabila alat gali yang dipakai sebagai loading unit adalah power
shovel, back hoe, dozer shovel, dragline, atau belt loader maka
sangat perlu untuk memilih alat angkut dengn kapasitas yang seimbang dengan
produksi (out put) dan excavator-nya. Apabila penyesuaian pemilihan
kapasitas alat angkt dengan out put excavator tidak seimbang maka
kombinasi biaya excavating dan hauling material akan lebih tinggi
dibanding dalam keadaan yang seimbang pada unit yang dipakal. Dalam
kaitannya kombinasi alat PTM yaitu kombinasi alat muat dengan alat angkut,
dikenal dengan istilah mama: - Match Factor, atau Factor Keserasian.

Contoh, suatu excavator digunakan untuk memuat material (earth)


ke dalam truck, maka ukuran truck yang dipakai harus memperhatikan
beberapa faktor yang akan mempengaruhi biaya dan ongkos produksi penanganan
material tersebu.

Match Factor (MF)


Sejum!ah alat angkut (truck) bekerja melayani sejumlah alat muat, serasi
apabila: produksi alat muat produksi alat angkut (Truk)
115
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
116
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
2.1. Spesifikasi dozer shovel
Spesifikasi dozer shovel dapat dilihat pada gambar 3.35.

2.2. Ukurari dozer shovel


Ukuran dan bucket bervaniasi antara 1/4 cu yd sampai dengan 25 cu
yd kapasitas munjung yang terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak
adalah dozer shovel dengan ukuran bucket 5 eu yd.
Loader bucket sifatnya lebih permanen dipasang pada tractor
dari pada blade bulldozer, tentu saja dengan memperhatikan perbandingan
yang proporsional antara ukuran bucket dengan ukuran tractor, sehingga
pada saat dozer shovel bekerja dengan kapasitas penuh pada keadaan
ekstrim (suatu posisi dengan posisi bucket tertinggi) tidak sampai
terjungkal ke depan.
Pembuat biasanya memberikan angka keamanan 2 untuk mengimbangi
terjungkalnya dozer shovel ke depan, artinya perbandingan berat imbang
dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan ekstrim adalah dua
kali.
Untuk memperbesar angka keamanan terhadap tergulingnya dozer
shovel maka berat tractor biasanya diperbesar 40 sampal 60% lebih besar
dan kapasitas muatan terguling (tipping load capacity), dengan demikian
ukuran bucket dan tractor harus betul-betul cocok satu sama lain.

2.3. Macam-macam dozer shovel


Dilihat dan roda penggeraknya ada dua macam dozer shovel, yaitu:
a. Crawler mounted dozer shovel, penggeraknya roda rantai (gambar 3.36).
b. Wheel mounted dozer shovel (wheel loader), penggeraknya roda ban
(gambar m3.37)
117
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

2.4. Cara kerja dan penggunaan dozer shovel


Cara kerja dozer shovel dapat dilihat pada gambar 3.38. Jika
daerah sekitar materia! yang dgaIi adalah datar, maka dozer shovel dapat
bekerja dengan leluasa dalam posisi yang menyenangkan.
GAMBAR 3.36
118
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Dozer shovel sangat cocok dipakai untuk:


a. Membuat basement.
b. Mendorong onggokan material atau tanah kemudian dimuatkan pada truck.
c. Pekerjaan penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya satu level
dengan dozer shovel tu sendiri.
d. Sangat baik dan ekonomis apabila dozer shovel ini digunakan untuk
pekerjaan pemuatan pada truck dengan jarak onggokan dan truck tidak
lebih dan 15 feet (mempersingkat waktu).
e. Sebaiknya dozer shovel jangan melayani pemuatan truck dengan
melakukan pemutaran lebih dan 900. Semakin kecil sudut pemutaran, body
dozer shovel akan semakin baik. Dozer shovel (sering disebut LOADER)
dalam melakukan pekerjaan gali dan muat keates truck; maka truck harus satu
level dengan dozer shovel. Ada beberapa posisi penempatan truck terhadap
dozer shovel yang demikian mi disebut POLA MUAT. Pole muat untuk A
sampal dengan D (Gambar 3.39) adalah pola dimana truck setelah menempatkan
din untuk dimuatia adala berhenti. Pola muat dengan posisi E adalah pole
dimana truck bergerak maju mundur untuk dimuati dozer shovel.

3. BACK HOE
Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali pant atau saluran-saluran.
Gerakan bucket atau dipper dar back hoe pada saat menggali arahnya
adalah kearah bedan (body) back hoe tu sendiri. Jadi tidak seperti
power shovel, dimana arah penggaliannya menjauhi badan (body) power
shovel.
3.1. Spesifikasi back hoe .
Spesifikasi back hoe dapat dilihat pada gambar 3.40.

3.2 Macam-macam back hoe


119
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Macam- macam back hoe berdasarkan penggerak dipper-nya, terdiri atas :
Hydraulically operated hoe :
- Crawler mounted Hydraulically operated hoe (gambar3.41)
- Wheel mounted Hydraulically operated hoe (gambar 3.42)

Cable operated hoe (gambar 3.40)


120
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
3.3. Cara kerja back hoe
Cara kerja back hoe dapat dilihat pada gambar 3.43

Back hoe melakukan penggalian (cutting) dengan menempatkan dirinya diatas


jenjang (bench). Setelah dipper terisi penuh, boom diangkat kernudian
memutar (swing) kearah truck yang menempatkan pada posisi untuk dimuati dan
dipper menumpahkan galiannya pada bak truck (dump to truck). Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 3.43.

Secara umum pola pemuatan ada 4 kelompok besar, yaitu:


5. Berdasarkan dan jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati
terhadap posisil back hoe
6. Berdasarkan dan posisi truck untuk dimuati hasil galian back hoe
7. Berdasarkan cara manuvemya
8. Berdasarkan posisi penggalian alat muat.

Berdasarkan dan jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati terhadap


posisi back hoe(blasa disebut pola gall muat), maka ada 3 pola (gambar
3.44a dan 3.44b); yaitu:
1. Single Back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
2. Double Back Up
Truck memposisikan din untuk dimuati pada dua tempat
3. Triple Back Up
Truck memposisikan din untuk dimuati pada tiga tempat.
121
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Berdasarkan dan possi truck untuk dimuati hasil galian back, hoe (pola
galian muat), maka terdapat 2 pola; yaitu:
3. Bottom Loading
Dimana posisi back hoe dan truck pada satu level (sama-sama diatas
jenjang), lihat gambar 3.44c.
4. Top Loading
Dimana posisi back hoe di atas jenjang dan truck berada di bawah
jenjang (gambar 3.44d).
122
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
38

Berdasarkan cara manuvemya, pola muat dapat dibedakan menjadi (gambar


3.44e):
3. Frontalcut
Back Hoe berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada
pola ini alat muat memuat pertama kali pada truk sebelah kin sampai
penuh, kemudian dilanjutkan pemuatan pada truk sebelah kanan. Sudut
putar Back Hoe antara 10-1100.
4. Parallel Cut With Drive By
Badk Hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola
ini diterapkan apabila lokasi pemuatan memiliki 2 (dua) akses dan
berdekatan dengan lokasi penimbunan. Memki efesiensi tinggi untuk
alat muat dan angkutnya walaupun rata-rata sudut putar alat muat
lebih besar dibandingkan frontal cut.

Berdasarkan posisi penggalian alat muat, pemuatan dibagi menjadi 4 pola:


1. V-shape loading
Untuk menggali, maka harus di dorong ke arah permukaan kerja. Jika mangkuk
telah penuh prime mover : mundur dan mangkuk diangkat ke atas untuk
selanjutnya material diangkut kesuatu tempat penimbunan atau dimuatkan k
atasm alat angkut. Gerakan yang dilakukan membentuk huruf V (lihat gambar
344f.).
39
123
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

5. I-shape loading
Dalam pola pemuatan ini gerakan dan wheel loader hanya maju mundur,
sedangkan gerakan dan DT juga maju mundur tetapi memotong arah
gerakan dan wheel loader. Gerakan yang dilakukan membentuk huruf r
(lihat gambar 3.44g.).

6. Cross loading
Dimana gerakkan dan wheel loader hanya maju dan mundur, sedangkan
gerakkan dan trucknya adalah maju dan memotong arah gerakkan dan
wheel loader (lihat gambar 3.44h.).

7. Chain loading
Dirnana gerakan dan alat muat maju mundur, sedangkan gerakan dan
truck setelah dilakukan pengisian bergerak maju secara terus-menerus.
Biasanya diterapkan pada tambang terbuka dengan produks per han yang
relatif tinggi (lihat gamba 3.44 i)
124
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
CL =

CL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 (satu) bak Truk

II. Perbandingan truck yang berkapasitas kecil dengan truck


berkapasitas besar

Keuntungannya:

a. Truck dengan kapasitas kecil lebih fleksibel dalam manuver, yang akan
sangat menguntungkan pada jarak angkut yang pendek.
b. Biasanya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi.
c. Pengaruh menurunnya produksi yang diangkut oleh armada truck ni
sangat kecil apabila ada kerusakan pada salah satu truck di jalan.
d. Dengan menggunakan truck kapasitas kecil, lebih mudah menyeimbangkan
banyaknya truck dengan out put dan excavator, sehingga akan
mengurangi waku tunggu (time - lost) dan truck atau excavator.
Kerugiannya:

a. Akan mempersulit alat gali (excavator) untuk memuatkan material pada


truck.
b. Waktu penempatan (spotting) truck untuk dimuati akan banyak yang
hilang, karena jum lah truck yang digunakan lebih banyak.
c. Dibutuhkan lebih banyak operator (driver).

d. Karena jumlah truck banyak, akan mempercepat rusaknya jalan di


sekitar pit atau sepanjang jalan angkut. Selain itu kemungkinan
terjadinya tabrakan semakin besar.
e. Investasi alat pada peralatan pengangkutan akan lebih besar karena
jumlah truck lebih banyak. Selain tu biaya perawatan, reparasi,
dan penyediaan stok suku cadang lebih besar.

III. Perbandingan truck kapasitas besar dengan truck kapasitas kecil


Keuntungannya:
a. Jumlah truck yang digunakan dalam armada angkut akan lebih kecil,
dengan demikian akan memperkecil investasi total alat pada unit
pengangkutan, dan mengurangi biaya perawatan dan reparasi.

b. Dibutuhkan operator (driver) yang lebih sedikit. ,

c. Karena jumlah truck sedikit maka akan memudahkanuntuk


mensinkronkan dengan excavating equipment, selain tu resiko
125
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
tabrakan akan semakin kecil khususnya pada long haul,

d. Truck kapasitas besar akan memperbesar target pemuatan excavator.

e. Truck ukuran besar memperkecil frekuensi spotting.

f. Biasanya mesin menggunakan bahan bakar yang lebih sedikit.


Kerugiannya:

a. Waktu yang dibutuhkan oleh excavator untuk memuatkan material pada


truck ini lebih lama (khususnya untuk small excavator). .
b. Memperbesar ongkos pemeliharaan jalan angkut, sebab pemuatan yang
besar dan berat akan lebih cepat merusakkan jalan angkut.

c. Lebih sukar dalam penyeimbangan antara jumlah truck dengan out


put dan excavator.
d. Suku cadang mungkin Iebh sukar didapatkan di pasaran.
e. Akan lebih sulit membawa truck ini ke jalan raya karena harus ada
lin dan instansi terkait (DLLAJR).

Pada penentuan ukuran truck yang akan dipakai untuk melayani excavator, maka
digunakan pedoman dengan memilih truck dengan kapasitas 4 5 kali kapasitas bucket
atau dipper dan alat galinya.

Adanya ketergantungan antara ukuran truck terhadap kapasitas alat gall akan diberikan contoh
soal di bawah.

Contoh:
Akan dilakukan kombinasi (sinkronisasi) antara shovel dengan
truck. Material yang akan digali/diangkUt adalah jenis good common
earth. Power shovel yang akan dipakai mempunyai ukuran dipper 3/4 cu
yd, angle swing-nya 900, shovel tersebut mempunyai cycle time 21
detik. Jika dipper dan truck bekerja dengan heaped capacity, maka
karena swelling effect dan tanah akan berubah menjadi struck capacity,
yang dinyatakan dalam cu yd bank measure.
Untuk pekerjaan pelayanan power shovel tersebut dipersilahkan
memilih truck dengan ukurandan harga sebagai berikut:
a. truck 3 cu yd, $ 3,000.-
b. truck 6 cu yd, $ 5,000.-
c. truck 15 cu yd, $ 10,000 (ukuran truck mendasarkan struck
capacity).
126
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Dianggap bahwa waktu untuk travel cycle dan ketiga macam truck
tersebut sama (travel cycle disini tidak termasuk waktu untuk loading).

Catatan : Jika waktu untuk travel cycle setiap jenis truck tidak sama,
maka harus dihitung dulu travel cycle setiap truck. Waktu yang
diperlukan untuk travel cycle adalah 6 menit (termasuk traveling to the
dump, dumping, dan kembali ke shovel).

Pertanyaanya :
Pilihlah truck dengan kapasitas berapa dan berapa jumlahnya harus dibeli
untuk rnelayani cu yd power shovel (berikan alasan-alasannya).
Penyelesaian:

a. Untuk truck 3 cu yd
Banyaknya dipper dan power shovel untuk memuatkan isinya pada truck
adalah:
3 cu yd : cu ydldipper = 4 dipper.
Cycle time dan power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang diperlukan
shovel untuk mengisi penuh truck adalah:
4 x 21 = 84 detik
84 detik : 60 detik/renit = 1.4 menit.
Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah: = 6 menit+ 1.4 menit = 7.4 menit.
Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani 3/4 cu yd shovel adalah:
7.4 menit: 1 .4 rnenitftruck = 5.3 truck, misal dipilih 6 truck.
Waktu yang diperlukan untuk memuati I truck adalah 1 .4 menit, maka
apabila ada 6 truck dibutuhkan waktu:
6 truck x 1.4 menit/truck = 8.4 menit.
Round-trip cycle truck adalah 7,4 menit, berarti kehilangan waktu (lost
time) untu setiap truck adalah: 8.4 menit 7.4 menit = I menit.
Operating factor truck = (7.4 : 8.4) x 100 % =88%. .
Lost time setiap truck = 1/8.4 x 100 ... =12 %. . . ,. .
Operating factor shovel = 100 %.
Operating factor merupakan faktor pengukur apakah suatu alat PTM bekerja
secara terus menerus atau tidak. Apabila nilai operating factor suatu
alat PTM 100 %, maka aat PTM tersebut bekerja terus menerus selama waktu
kerjanya.

Untuk truck 6 Cu yd
Banyaknya dipper dan power shovel untuk memuatkan isinya pada truck
adalah:
6 cu yd : 3/4 Cu ydldipper = 8 dipper.
127
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Cycle time dan power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang diperlukan
shovel untuk mengiSi penuh truck adalah : 8 x 21 = 168 detik
= 168 detik : 60 detik/menit 2.8 menit.
Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah :
= 6 menit+ 2.8 menit = 8.8 menit.
Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani 3/4 cu yd shovel adalah :
8.8 menit 2.8 menitftruck = 3.15 truck.
Dalam hal demikian, maka akan lebih menguntungkan apabila dipilih atau
dipakai 3 truck saja dan membiarkan power shovel menunggu kedatangan
truck. , Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 truck adalah 2.8 menit,
maka apabila ada 3 truck dibutuhkan waktU : 3 truck x 2.8 menitltruck
8.4 menit.
Round-trip cycle truck adalah 8.8 menit, berarti kehilangan waktu (lost
time) untuk setiap truck adalah :
8.8 menit 8.4 menit = 0.4 menit (untuk memuati setiap 3 truck).
Jadi lost time shovel adalah 0.4 menit.
Lost time shovel = (0.4 : 8.8) X 100 %
= 4.5 %
Operating factor shovel = (8.4 : 8.8) X 100 % .
= 95.5 %
Operating factor truck = (8.8 : 8.8) X 100 %
=100%
Apabila truck 6 Cu yd yang dipakal tidak 3 buah melainkan 4 buah, maka
waktu yang dibutuhkan oleh shovel untuk memuati 4 buah truck adalah:
4 truck x 2.8 menitltruck = 11.2 menit.
(waktu yang dibutuhkan oleh shovel untuk mengisi penuh satu truck
adalah 2.8 menit) Waktu round-trip cycle untuk satu truck adalah 8.8
menit, maka lost time untuk setiap satu truck adalah 11 .2 8.8 = 2.4
menit.
Sehingga:
Lost time truck =(2.4: 11 .2) x 100 %
=21.4% .

Operating factor truck = (8.8: 11.2) X 100 % = 78.6 %


Operating factor shovel 100 %
b. Untuk truck 15 u yd
Banyaknya dipper dan power shovel untuk memuatkan isinya pada truck
adalah:
15 cu yd : 34 Cu ydldipper = 20 dipper.
Cycle time dan power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang diperlukan
shovel untuk mengisi penuh truck adalah:
128
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
20x21 =420detik
= 420 detik : 60 detik/menit = 7 menit.
Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah :
6 menit+ 7 menit = 13 menit.
Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani 3/4 Cu yd shovel adalah:
13 menit : 7 menit/truck = 1 .85 truck 2 truck.
Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 truck adaiah 1 .4 menit, maka
apabile ada 2 truck dibutuhkan waktu:
2 truck x 7 menititruck = 14 menit.
(ini merupakan waktu yang diperiukan power shovel untuk memuati 2 truck
tersebut).
Operating factor truck = (13 : 14) x 100 %
= 93%.
Lost time setiap truck = 1/14 x 100 % = 7 %.
Operating factor shovel 100 %.
Dari penyelesaian a, b, dan c di atas maka:
1. Apabiia dipakai truck 3 cu yd, akan didapatkan operating factor
truck 88 %, operating factor shovel 100 %, dan dibutuhkan 6 buah
truck.
2. Apabila dipakai truck 6 cu yd, dengan jumiah 3 buah truck, make
akan diperoleh operating factor truck 100 %, dan operating factor
shovel 95%.
3. Apabila dipakai truck 6 cu yd, dengan jumlah 4 buah truck, maka
akan diperoleh operating factor truck 78.6 %, dan operating factor
shovel 100%.
4. Apabila dipakai truck 15 cu yd, maka akan diperoleh operating
factor truck 93 %, operang factor shovel 100 %, dan dibutuhkan 2
buah truck.
Kalau harga truck adalah: .
a. truck 3 cu yd, $ 3,000.- .
b. truck 6 cu yd, $ 5,000.-
c. truck 15 cu yd, $ 10,000.-
Make mendasarkan operating factor truck, akan dipilih truck dengan
kapasitas 3 cu yd,untuk ini dibeli 6 truck dengan investasi 6 x $ 3,000 =
$ 18,000.
Apabila dipakai truck kapasitas 6 cu yd dengan jumlah 3 truck memang
operating factor truck tersebut 100 %, dan investasi untuk pembelian
truck lebih murah (3 x $ 5,000 = $ 15,000), tetapi karena pada truck
tersebut tidak ada waktu nganggur (operating factor truck 100%), sehingga
kemungkinan kerusakan lebih besar, dan biaya perawatan relative lebih
besar.
129
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Apabila dipilih 4 buah truck 6 cu yd, maka operating factor truck
tersebut 78.6 %, investasi pembelian truck 4 x $ 5,000 = $ 20,000.

Apabila dipilih 2 buah truck 15 cu yd, maka operating factor truck


tersebut 93 %, investasi pembelian truck 2 x $ 10.000 $ 20,000.
Dalam hal ini berdasarkan perhitungan di atas, sebaiknya dipakai atau
dipilih truck dengan ukuran 6 cu yd sebanyak 4 buah, dengan alasan:
1. Penanaman modalnya tidak terlalu besar dengan mempertimbangkan biaya
perawatan yang relatif kecil.
2. Biaya perawatan yang relatif kecil ni disebabkan pemakaian truck
yang tida4c terus menerus (operating factor 78.6 %).
3. Suku cadangnya (spare parts) mudah didapatkan di pasaran
(dbandingkan dengan truck 15 cu yd).

iv. Grafik Match Faktor dan Faktor Kerja


Power Shovel Cu Yd satu unit dan CT per Bucket = 21 detik
Dump Truck 6 Cu Yd; CT tanpa loading = 6 menit Waktu untuk mengisi 1 Truck
=

Waktu 1 Round Trip Time Truck = 6 + 2.8 = 8.8 men it / truck

A =Jumlah Truck
B = Waktu muat N Truck
C = Shovel menunggu Truck

D = MF =

E = Faktor kenja Truck


130
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

1.4 Radius putar Truck


Z Jan-jan tikungan (belokan) berhubungan dengan bentuk dan konstruksi alat
angkut yang digunakan, di smi digunakan ukuran alat angkut maksimum. Dalam
penerapaflflYa jan-jan Iingkaran yang dijalani oeh roda belakang dan roda
depan berpotongan di pusat C dengan sudut yang sama terhadap penyimpangan
roda.
penentuan besarnya Jari-Jari tikungan, rumus yang dipakai adalah:

keterangan :
R = jari-jari tikungan
WB = jarak antara poros roda depan dan belakang
= sudUt penyimpangan depan ().
Gamar 3.61 Menggambarkan sudut penyimpangan maksimum roda kendarean.

GAMBAR 3.65
SUDUT PENYIMPANGAN MAKSIMUM RODA KENDARAAN
1.5 Angkut (TRUCK)
Beberapa faktor penunjang dalam mengoperasikan alat angkut (truck) adalah
dimefl1 jalan yang meliputi lebar, panjang, besarnya tikungan maupun
kemiringan dari pada jalan angkut serta konstruksi jalan yang digunakan.
1.5.1 Geometri jalan tambang
pada pengertiannya, geometni jalan tambang yang mmenuhi syarat
adalah bentuk ukuran-Ukuran dan jalan tambang tersebut sesuai dengan tipe
(bentuk, ukuran dan sifik1) alat angkut yang digunakan dan kondisi medan
yang ada sehingga dapat penjamin serta menunjang segi keamanan dan
keselamatan operasi pengangkutan.
Geomet1i jalan tersebut merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi.
131
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
AdaPun faktor-faktor yang merupakan geometri pentingyang akan
mempengaruhi Readal jalan angkut adalah lebar jalan, jan-jan tikungan dan
keminingan jalan.
i. Lebar jalan angkut
a. Lebar pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada
rule of thumb yang dikemukakan Aasho Manual Rural Highway Design
adalah:

keterangan:
L = lebar jalan angkut minimum, meter
N = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut (total), meter.
Perumusan di atas hanya digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n),
fluai 0.5 di smi artinya yaitu lebar terbesar dan truck yang digunakan
dan ukuran aman rnasiflg-maSiflg kendaraan di tep kanan kid tepi jalan.

b. Lebar pada jalan tikurigan


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dan pada lebar
pada jalan lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung
dengan mendasarkan pada:
1. lebar jejak ban
2. lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok
3. jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan
4. jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan.
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan
dapat menggunakan rumus:
W=n (U + Fa + Fb + Z) +C
C = Z = Y2 (U + Fa + Fb)
Keteranqan:
W = lebar jalan angkut pada tikungan, meter
N =jumlah jalur
U = jarak jejak roda kendaraan, meter
Fa = lebarjuntai depan, meter (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda
depan)
Fb =lebarjuntai belakang, meter (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda
depan)
Ad = jarak as roda depan dengan bagian depan truck, meter
Ab = jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck, meter
= sudut penyimpangan (belok) roda depan
132
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
C = jarak antara dua truck yang akan bersimpangan, meter .
Z = jarak sisi luar truck ke tepi jalan, meter
Gambar 3.62 menggambarkan lebar jalan pada tikungan.

ii. Kemiringan jalan


a. Kemiringan jalan pada tikungan (super elevasi)
Super elevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk
oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena
perbedaan ketinggian. Berdasarkan teori dan T. Atkinson D.I.C pada kondisi
jalan yng kering, nilai super elevasi merupakan harga maksimum 90 mm/rn
sedangkan kondisi jalan yang penuh lumpur atau licin nilal super elevasi
terbesar 60 mm/m.
Bagaian tikungan jalan perlu diberi super elevaSi, yakni ciengan
cara rneninggikafl jalan pada sisi luar tikungan. Hal tersebut bertujuan
untuk ghindafl/mencegah kendaraan tergetincir ke luar jalan atau terguling.
Untuk setiap kombiflaSi jan-jan tikungan dan kecepatan kendaraan, terdapat
super elevas1 spesifik yang dapat mengimbangi besarnya gaya sentrifugal.
Gaya sentrifugal bekenja di atas permukaafl jalan melalui titik berat
kendaraan dan menimbulkan mornen guling pada ttik pertemUafl roda luar dan
lapisafl perkeraSan. Momen perlaWanannya stabillizing moment (momen
stabilisaSi) yang timbul akibat titik berat kendaraan yang rnengarah ke
bawah ke titik pusat bumi. Kendaraan akan terguling apabila momen guling
lebih besar dan momen stabilisasi.
Kemiringan jalan mi secara maternatiS merupakan perbandingan antara
kenaikan tinggi jalan dengan lebar jalan. Untuk menentukan besarflya
Kemiringan tikungan jalan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata
kendaraan yang rnelalUinya dan koefiSien fniksiflya. Seperti tenlihat pada
gambar gaya N mempUnyai kompOnen vertikal yang besarflya Ncos dan komponen
horizontal yang besarnYa N sin O yang mengarah ke pusat sebagai gaya
sentripetal. Jika V merupakan kecepatan dan R jan-jan tikungan, maka sudut
miring O sebagai super elevasi jika dapat dihitung sebagai benikut:
N sin O = (m.V2): R
karena tidak ada percepatan vertikal maka N cos O = W, sehingga dan kedua
persamaan tersebut besarnYa super elevas1 adalah:
Tan 0 = v2 ; (R.g), m/m atau mm/m
133
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
keterangan
V =kecePatan rencana km/jam
R =radius tikungan, rn
G = GravitaSi bumi, 9.8 rn/det2.
Sehingga dengan mendasarkan nurnus tersebut maka untuk menghindani
tenjadiflya slip, pada tikungafl dibuat super elevasi sebesar 0.20 rn/rn
atau 20 mm/m.
b. Kemiririgan jalan angkut
Keminingan atau grade jalan angkut merupakan satu faktor penting
yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian tenhadaP kondisi
jalan tambang tersebut. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut
benhubUngan Iangsung dengan kemamPuan alat angkut, balk dan pengereman
rnaupun dalam mengatasi tanjakan.
Keminiflgafl jalan angkUt biasanYa dinyatakan dalam persen (%).
Dalam pengertianflya. kemiriflgan (a) I % berarti jalan tersebUt naik atau
turun 1 meter
atau 1 ft untuk setiap jarak rnendatar sebesar 100 meter atau 100 ft.
Kemiringan (grade) dapat dihitung dengan menggunakafl rums sebagal
benikut grade (a) =
134
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar
8 % atau 450
1.5.2 Konstruksi jalan pengangkutan
Konstruksi jalan adalah suatu lapisan penyusun jalan yang tersusun dan
bahan bahan perkerasan dan diletakkan di atas tanah dasar atau sub grade.
Secara umum perkerasan jalan angkut harus cukup kuat untuk memenuhi dua
syarat, yaitu:
1. Secara keseluruhan harus mampu untuk menahan berat atau beban
kendaraanmaksimum yang berada di atasnya. Sehingga apabila daya
dukung jalan yang ada tidak dapat menahan beban yang diterima, maka
kondisi jalan akan mengalami penurunan dan pergeseran jalan maupun
tanah dasarnya yang selanjutnya berakibat jalan akan bergelombang dan
banyak cekungan-cekungan.
2. Permukaan jalan harus mampu untuk menahan gesekan roda kendaraan,
pengaruh air dan hujan. Jika hal ini tidak terpenuhi untuk permukaan
jalan (rod surface) akan mengalami kerusakan yang pada muianya
terjadi lubang-lubang kecil, semakin besar dan kemudian akan menjadi
rusak berat.
Tujuan utama dalam konstruksi perkerasan jalan angkut adalah
membangun dasar jalan yang memungkinkan, dimana dalam pengangkutan muatan,
pemindahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan pondasi
tidak melampaui daya dukung tanah dasar (sub grade).
1.5.3 Daya Dukung Material .
Kemampuan material untuk mendukung alat yang berada diatasnya.
Suatu alat yang ditempatkan diatas matrial akan memberikan ground
pressure. Perlawanan yang diberikan material itulah yang disebut daya
dukung material. Untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan jalan angkut
terhadap beban kendaraan dan muatan yang melaluinya perlu diketahui daya
dukung material dan beban kendaraan. Beban pada roda untuk setiap kendaraan
dap diketahui berdasarkan spesifikasi dan pabrik pembuatnya, sedang untuk
menghitung luas bidang kontak (contact area) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagal berikut:

Setelah luas bidang kontak antera roda kendaraan dengan permukaan


jalan diketahui, maka besarnya beban kendaraan yang diterima oleh permukaan
jalan dapat dihitung dengan persamaan sebagal berikut:

Dalam setiap perhitungan,beban roda yang terbesar yang digunakan


sebagai dasar penentuan kesesuaian daya dukung tanah dengan beban yang
135
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
melintas di atasnya. Jika tanah dasar sudah mampu mendukung beban pada roda
yang terbesar make beban pada roda yang lebih kecil tidak perlu
diperhitungkan lagi (Gambar 3.63).

Untuk mengetahui macam kekuatan pengeras jalan angkut terhadap


beban kendaraan yang akan melaluinya, perlu dibandingkan dan hash
perhitungan beban yang diterima oleh permukaan jalan dengan berbagai
material. Besar daya dukung dan macam-macam material dapat dilihat pada
tabel 111.6
136
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

TABEL 111.8
DAYA DUKUNG MATERIAL
137
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Sumber: Kaufman,W. Walter, Vesign Of Surface Mme Hallage Road Manual 1977

2. Belt Conveyor
Adalah alat angkut (transportation equipment) yang bisa dipakai untuk jarak
pendek (kurang dan 500 feet), sehingga biasa disebut belt loader atau
belt dumper, namun biasa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh (lebih
dan 1,500 meter). Bahkan, sekarang sudah ada belt conveyor sebagai
transportation equipment untuk jarak jauh yang melebihi 20 mile (30 km)
Biasanyatelt conveyor dipilih, apabila tonase material yang akan diangkut
per satuan waktu adalah besar (banyak).

2.1 Macam-macam belt conveyor dan spesifikasinya


Belt conveyor yang dipergunakan untuk mengangkutlmemifldahkan material
yang sangat dekat dan bisa dipin1dah-Pindahkafl disebut PORTABLE
CONVEYOR. Portable conveyor memiliki panjang antara 33 feet sampai
dengan 60 feet, dengan lebar belt 18 in, 24 in dan ada yang berukuran 30
in. .

Belt conveyor jenis portable ini dilihat dan tipe mounting-nya ada 6
macam, yait:

1. Portable conveyor tipe mast truck mounting with power hoist


2. Portable conveyor tipe y truck mounting with hydraulic hoist
3. Portable conveyor tipe horizontal four caster . . ,,
4. Portable conveyor tipe horizontal 4 wheel or caster adjustable
discharge height
5. Portable conveyor tipe rigid axle 4 wheel for shuttle instalation
6. Portable conveyor tipe two wheel mounting .
Berikut ini adalah gambar dan ke-6 macam tipe portable conveyor tersebut.
138
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Material-material yang bisa diangkut dengan belt conveyor adalah : tanah


(earth),pasir, kerikil (gravel), crushed stone, bongkah-bongkah bijih
hasil penambangan, semen dan adonan beton (concrete).
Belt conveyor merupakan alat angkut jenis menerus (continuous) dalam
mengangkut material dengan kecepatan angkut yang cukup tinggi, sehingga
belt conveyor memiliki kapasitas (kemampuan) angkut yang besar pula.
Kadang-kadang, belt conveyor didesain tidak untuk mengangkut dengan
tujuan untuk memperoleh kapasitas yang besar, tetapi didesain untuk dapat
memberi umpan (feeding) yang kontinyu. Belt conveyor yang demikian
disebut feeder belt conveyor (atau cukup disebut feeder), yang sarigat
diperlukan pada kegiatan kerja processing plant.
Bagian-bagian belt conveyor dapat dilihat pada gambar 3.65
139
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Ada juga belt conveyor yang dipergunakan untuk memindahkan loose
material yang dekat (33 feet sampai dengan 60 feet) namun tidak portable,
alat ini disebut STATIONARY MOUNTING BELT CONVEYOR (gambar 3.66).

a. Frame
Adalah kerangka besi (beam) yang dirangkai membentuk atau membentuk steel
truss. Frame ini harus kuat, stabil dan berfungsi sebagai dudukan
engine, drive pulley, tail pulley, idler dan return idler.
Frame harus kuat menyangga beban :
- dead load
- wind load
- live/dynamic load.

I. Dead load
Adalah beban mati yang terdiri dan berat steel column atau berat steel
truss, ditambah berat drive pulley, tail pulley, idler, return
idler, engine, berat belt-nya, dan counter weight-nya (kalau ada).

II. Wind load


Adalah beban pada frame yang disebabkan oleh angin. Besar kecilnya
beban angin ini bergantung pada kecepatan angin. Diasumsikan angin yang
menerpa frame dan arah horisontal.

III. Live/dynamic load


Adalah beban yang disebabkan oleh material yang dimuatkan pada belt
conveyor-nya.

b. Engine
Adalah motor/mesin sebagai sumber tenaga penggerak roda drive pulley,
mesinnya bisa motor listrik atau IC Engine (Internal Combustion Engine).
Besar/kecilnya mesin dinyatakan dengan HP tergantung pada:
1. beban material yang akan diangkut di atas belt
2. kecepatan belt
3. lebar dan macam belt
140
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
4. diameter roda drive pulley dan roda tail pulley
5. luas bidang kontak antara roda drive pulley dengan belt-ny.

c. Roda drive pulley


Berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin untuk mernutar belt. HP dan
tenaga mesin bisa dipergunakan sepenuhnya atau tidak, ditentukan oleh
koefisien gesek antara belt dengan permukaan roda pulley. Koefisien
gesek bias diperbesar dengan memperbesar luas bidang kontak antara roda
pulley dengan belt-nya atau dengan menegangkan belt-nya (belt menjadi
kencang).

3. LORI GANTUNG (CABLE WAY)


Adalah flexible cable dimana diatasnya merupakan .tempat
menggantung/berjalan suatu cage carriage. Tegangan maximum dan kabel
terjadi pada penyangga (support) pada saat carriage berada di tengah-
tengah rentangan kabel (lihat gambar 3.67)

E. ALAT BANTU KERJA MEKANIS


1, Roller .
Salah satu sifat soil material adalah dapat mengembang
(swelling/expansion) atau mengkerut (shrinkage). Factor yang dapat
mempengaruhi mengembang atau mengkerutnya tanah adalah kelembaban (moisture
content) dan tanah itu sendiri.

1.1 Latar Belakang Stabilisasi Tanah


Dengan adanya sifat-sifat tanah seperti di atas maka tanah perlu
distabilkan agar dapat mendukung suatu beban.
Ada beberapa metode atau cara untuk menstabilkan tanah, antara lain :
1. dengan cara blending dan mixing
2. dengan menebarkan hydrate lime
3. dengan mencampur tanah dengan aspal (asphalt)
141
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
4. dengan menebar semen pada tanah (cement soil stabilization)
5. dengan memadatkan tanah (compacting the soil)
Di sini yang akan dibahas adalah cara menstabilkan tanah dengan memadatkan
tanah sian.
Seberapa jauh, tanah akan dipadatkan tergantung untuk keperluan apa tanah
tersebut setelah dipadatkan. Semakin padat suatu tanah (berarti void-nya
semakin sedikit) maka ikatan butir satu dengan lainnya semakin balk atau
semakin rapat, maka tanah tersebut semakin kuat mendukung suatu beban.
Agar butir-butir soil material semakin rapat, maka perlu diberikan energi
(desakan atau tekanan) ke dalam soil material tersebut. Cara pemberian
energi ke dalam tanah ada beberapa cara, yaitu: .
1. Kneading action : adalah cara pemadatan tanah dengan cara menusuk-
nusuk tanah tersebut.
2. Static weight : adalah cara pemadatan tanah dengan cara membebani
tanah tersebut dengan beban statis.
3. Vibration : adalah cara pemadatan tanah dengan memberikan gaya vibrasi
atau getaran pada permukaan tanah.
4. Impact : adalah cara pemadatan tanah dengan cara memberikan pukulan
(impact) pada perm ukaan tanah yang akan dipadatkan.

1.2 Peralatan Pemadatan yang Digunakan


ii. Sheeps Foot Roller
Sheeps Foot Roller dapat ditarik oleh tractor atau mempunyai mesin
sendiri (self propelled sheeps foot roller). Alat pemadat ini terdiri dan
hollow steel drum yang pada permukaannya mempunyai gerigi-gerigi baja
dengan panjang gerigi 5 sampai 7 inchi.
Gerigi-gerigi ini ditarik atau bergerak sendiri sehingga menusuk tanah
menjadi padat, dengan demikian prinsip kerja pemadatan dengan alat ini
adalah kneading action. Dalam melakukan pemadatan, sheeps foot roller
berjalan atau menggelinding berulang ulang pada lintasan yang sama sampal
gerigi-geriginya tidak dapat menusuk tanah lagi. Ini berarti tanah sudah
padat (kompak), tetapi belum rata. Untuk meratakan permukaan tanah dibantu
dengan menggunakan smooth steel wheel roller.
Tidak semua tanah dapat dikompakkan dengan Sheeps Foot Roller, misalnya
pasir (sand) atau kerikil (gravel). Alat ini hanya cocok untuk tanah yang
bertempung atau lempung pas Iran.

I. Grid Roller
Adalah anyaman teralis baja yang dibuat melingkar sehingga menjadi
roller, alat ini cocok untuk memadatkan lapisan tanah dan bahan
granuler/non kohesif dan batu-batu belah yang tidak terlalu keras.
142
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

iii. Smooth Steel Wheel Roller


Adalah alat pemadat tanah yang cara kerjanya menggunakan prinsip static weight. Roller yang
digunakan merupakan steel drum yang diisi air atau pasir yang bertujuan untuk menambah
beratroller-nya. Berat setiap roller berkisar dan 14 sampai 20 ton. Alat pemadat ini cocok untuk
memadatkan tanah berkerikil atau pasir kerikilan.

iv. Manually Operated Rammer dan Vibrating Drum Type Roller


Adalah alat pemadat tanah yang cara kerjanyanya menggunakan prinsip
vibration.

1.3 Pengaruh Bentuk Permukaari Roda Pada Pemadatan


Alat-alat yang digunakan dalam pemadatan tanah biasanya dibedakan atas
dasar bentuk permukaan rodanya, sesuai dengan jenis dan keadaan tanah yang
akan dipadatkan.
i. Roller dengan roda baja permukaan halus (Smooth Steel Roller)
Smooth Steel Roller adalah jenis penggilas dengan permukaan roda yang
terbuat dan baja rata. Umumnya digerakkan dengan power unit yang bersatu
(shelf propelled). Jika ditinjau dan segi design pengaturan/penempatan
rodanya, ada beberapa macam, yaitu :
a. Three Wheel Roller
Roller jenis ini juga dinamakan Macadam Roller (lihat gambar 3.68),
sesuai dengan tujuan rencana pembuatannya, yaitu untuk menggilas padat,
material yang berbutir kasar di dalam suatu lapisan kontruksi yang disebut
kontruksi macadam.

Pelindasan efektif dikerjakan oleh roda-roda belakang, karena kecuali


konsentresi berat alat sebagian besar diberikan kepadanya, juga lebar roda
relatif adalah kecil sehingga luas bidang singgung dengan tanah menjadi
kecil pula. Pada kebanyakan roller jenis ini, roda-roda belakang dapat
diperberat lagi dengan mengisi muatan tambahan (ballast) yang berupa minyak
143
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
bekas ataupun pasir biasa. Umumnya berat penggilas ini berkisar antara 6
sampai 12 ton, penambahan muatan tambahan pada roda dapat meningkatkan
beratnya 15 sampai 35 %. Tekanan yang besar ini diperlukan untuk menekan
masuk butir-butir batu pecah ke dalam lapisan kontruksi yang dikerjakan.
Geseran antara butir batu-batu pecah memang cukup besar, dan emang itulah
sifat yang dikendaki oleh kontruksi macadam. Konsentrasi berat roler
serta bidang singgung antara roda dan permukaan lapisan batu-batu yang
tidak terlalu padat susunannya akan

menyebabkan bahwa tekanan diberikan seolah-olah pada masing-masing butir


batu yang terkena permukaan roda-roda roller, yang relatif besar.
Berbeda pada kenyataarinya, kalau roller ini dipergunakan untuk melindas
padat tanah yang kohesif (tanah Hat) hasilnya akan kurang menguntungkan,
karena setelah beberapa pass, lapisan bawah kurang intensitas
pemadatannya sehingga kepadatannya semakin kurang daripada lapisan yang
dekat permukaan.

b. Tandem Roller
Karena pada three wheel roller hasil pemadatannya masih belum benar-benar
rata, karena roda-rodanya yang tidak lebar, maka dibuat roler dengan
roda-roda yang lebih lebar sehingga dalam satu pass didapatkan lebar
permukaan yang cukup besar yang terpadatkan dengan rata. Kontruksi roller
ini biasanya memiliki dua buah roda yang dipasang dalam susunan tandem
(berurutan depan belakng) sehingga dinamakan tandem roller (gambar 3.69).
jenis dan tandem roller ada yang berporos dua (two axle) dan ada juga yang
berporos tiga (three axle tandem roller). Penggunaan dan penggilas ini
umumnya untuk memadatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada
penggilasan aspal beton dan lain-lain. tandem roller mi memberikan
lintasan-lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8
sampai 14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair
(balasting) berkisar antara 25 sampai 60 % dan berat penggilas. Untuk
mendapatkan penambahan kerapatan pada pekerjaan penggilasan biasanya
digunakan three axle tandem roller.
144
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Dengan lebarnya roda tandem roller ini, bidang singgung antara permukaan
tanah dengan roda semakin besar dan tekanan per satu satuan luas permukaan
tanah menjadi semakin kecil sehingga semakin tidak menguntungkan apabila
dipergunakan sebagal alat memadatkan tanah.

c. Vibration Roller
Versi lain dan tandem roller adalah vibration roller (penggilas getar).
Vibration roller (gambar 3.70) mempunyai efisiensi pemadatan yang sangat
baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis
pekerjaan pemadatan.
Efek yang diakibatkan vibration roller adalah gaya dinamis terhadap
tanah. Butir butir tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang
terdapat di antara butir butirnya, sehingga akibat getaran ini tanah
menjadi padat, dengan susunan yng lebih kompak.

Jenis roller ini diusahakan untuk menambah takanan statis roller dengan
muatan dinamis yang berupa gaya sentrifugal oleh sebuah bobot yang
diletakkan pada sumbu eksentrik. RPM yang tinggi yang diberikan kepada
sumbu eksentrik ini menimbulkan tenaga angkatan pada saat bobot mencapai
titik tertinggi, dengan demikian maka akan terjadi getaran (vibration) pada
roller. Tinggi jarak terangkatnya roller oleh gaya eksentrik dan
permukaan tanah dinamakan amplitude dan getaran dan besarnya merupakan
fungsi dan frekuensi pada getaran. Semakin besar RPM tersebut semakin besar
pula amplitude itu.

Tekanan getar oleh roller menimbulkan reaksi getar pula oleh lapisan
tanah yang melindasnya, hal ini disebabkan oleh karena daya mampu tanah
untuk melawan usaha pemampatan yang diberikan kepadanya, baik oleh adanya
kohesi, elastis suatu massa tanah, yang menyebabkan reaksi getar tersebut.
145
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Sifat elastis tanah ini berbeda-beda untuk masing-masing jenisnya, dan
demikian pula reaksi getarnya, yaitu frekuensi dan amplitude-nya.

Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang optimal, maka secara teoritis


seharusnya frekuensi dan amplitude getaran roller beresonansi dengan
getaran reaksi tanah yang bersangkutan (gam bar 3.71).

ii. Roller dengan permukaan roda bergigi (ramping Roller)


Roller roda baja dengan permukaan halus seperti telah diuraikan di atas,
pada umumnya kurang dapat mengatasi perlawanan tanah yang akan dipadatkan,
khususnya pada lapisan-lapisan di bawah. Mengingat bahwa sebab utama dan
kurang berhasilnya pemadatan oleh roller roda baja tersebut adalah karena
luasnya bidang singgung (contact area), maka orang berusaha menguranginya
dengan memusatkan tekanan berat roller kepada permukaan-permukaan yang
kecil-kecil. Jenis roller dan kategori
tamping roller ni antara lain adalah :

a. Sheep Foot Roller


Salah satu cara untuk memperkecil bidang singgung antara permukaan roda
roller dengan permukaan tanah adalah dengan menggunakan sheep foot
roller (gambar 3.72). gagasan sheep foot roller (pelindas kaki kambing)
ini timbul dan orang yang memperhatikan akibat injakan-injakan kaki kambing
pada tanah di tepian kolam. Tanah yang becek itu, setelah mengalami injakan
kaki kambing (dalam jumlah yang banyak)ternyata mengalami pemadatan yang
sangat efektif. Ukuran sheep foot roller ini bertingkat-tingkat sesuai
denan keperluan yang dipergunakan sebagai dasar bagi perencanaannya, ukuran
diameter roll antara 1 .20 sampai 2.0 m.
146
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS
Panjang masing-masing kaki juga berbeda sesuai denan diameter rolier, dan
15 sampai 20 cm, demikian pula luas dan ujung kaki (bearing surface) dibuat
agar dapat membenikan tekanan kepada permukaan tanah sebesar yang
dikehendaki.

Cara kerja roller jenis ini adalah dengan menariknya dengan suatu prime
mover yang biasanya adalah sebuah bulldozer (crawler mounted). Maksudnya
adalah agar kecepatan geraknya tidak terlalu besar (maksimum 6 km/jam)
sedang bulldozer-nya sendiri dapat meratakan tanah di depannya sebelum
dilindas oleh roller yang ditarik di belakngnya. Pada pass pertama di
atas tanah fill tu, dan jenis tanah yang digunakan untuk bahan fill.
Biasanya tebal lapisan tanah yang perlu dipadatkan diambil setebal tinggi
kaki ( 20 cm) dan pada tiap pass, penetrasi memadatkan 5 cm tanah
(sampai optimal)
Sheep foot roller ini biasanya hanya memberikan 10 % coverage, artinya
bahwa pada setiap pass hanya 10 % dan permukaan mendapatkan giliran
dipadatkan,sehingga untuk melintasi seluruh permukaan mendapatkan giliran
dipadatkan, sehngga untuk melintasi seluruh permukaan diperlukan 10 kali
lintasan (pass). Kalau pada setiap lintasan dipadatkan 5 cm, maka untuk
memadatkan seluruh tebal lapisan diperlukan 4
pass Jadi, agarsampai pada tahap terakhir pemadatan tanah (sampai kaki-kaki roller terangkat ke
luar dan dalam lapisan), maka pada setiap jalur lapisan memerlukan paling sedikit 10 kaH 4 pass
atau 40 pass.

b. Segmented Wheel Rollers


Prinsip kerja roller ni adalah seperti pada sheep foot roller.
Perbedaarinya terletak pada kecepatan segmented wheel roller (gambar
3.73) yang mencapai 20 km/jam, berat total 25 ton, dan memberikan tekan
static sebesar 12 kg/cm2. Coverage mencapai 60 % luas lintasan dan dapat
dipergunakan untuk tanah-tanah kohesif atau setengah kohesif.
ApabiLaroller dijalankan pada kecepatan 20 km/jam, maka ditambah dengan
efek tumbukan pada tamping pads (kaki-kaki segmented wheel roller),
makalapisan tanah blasa setebal 20 cm dapat dipadatkan hanya dalam 5 atau 6
pass.
147
BAB III. ALAT-ALAT MEKANIS
ALAT BANTU KERJA MEKANIS

Untuk bahan yang granular/non kohesif, pemakaian rollerini tidak dapat


berhasil dengan balk, hal ini disebabkan kecepatannya yang tinggi sehingga
lapisan-lapisan akan teracak berantakan dan usaha pemadatan tidak ssual
dengan yang diharapkan. Apabila bahan yang dipadatkan berupa batu-batu
pecah bergradasi, khususnya yang tidak terlalu keras dan dapat menghasilkan
debu batu kalau dilindas, maka hasilnya adalah sangat baik. Kecepatan
pemadatan dimulai dan yang rendah dan dinaikan sesuai dengan derajat
pemadatan yang telah dicapal.

c. Mesh Grid Rollers


Roller jenis ni khusus digunakan untuk memadatkan lapisan-lapisafl dan
bahan granular/non kohesif, bahkan batu-batu belah dan jenis yang tidak
terlalu keras, dapat dilindas remuk oleh roller ini.
Roda-roda mesh grid roller (gambar 3.74) dibuat dan anyaman batang-batang
baja khusus berdiameter 4 sampal 5 cm dengan ukuran mesh (lubang-lubang)
sekitar 8 x 8 cm2 dan ukuran batang grid 12 cm. Berat roller ni
sekitar 18 ton, dan tekanan pada satu satuan luas bidang singgung dapat
mencapai 60 kg/cm2.

Anda mungkin juga menyukai