Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Penyelesaian Studi Sarjana Teknik Program
Studi Teknik Pertambangan, Universitas Negeri Padang
Oleh :
Alfi Rahman
2013/ 1302663
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan sumber energi. Sampai saat ini, sebagian besar tambang batubara
sehingga untuk menambang batubara yang lebih dalam perlu diterapkan sistem
metode ini yaitu dengan melakukan penambangan sebagian pilar batubara pada
area yang sudah selesai ditambang dengan arah kemajuan sebaliknya, disebut
lubang bukaan pada tambang bawah tanah dengan sistem room & pillar. Hal
dari kemungkinan keruntuhan (failure) atap lubang bukaan dan pilar itu sendiri.
2
PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) merupakan salah satu perusahaan
pada proses kegiatan tambang bawah tanahnya. Saat ini PT. AIC Jaya
akhir penggalian menurut perencanaan awal (Block I dan block II). Sehingga
Penambangan Mundur (Retreat Mining) Metoda Room & Pillar, Studi Kasus :
B. Identifikasi Masalah
pada metoda penambangan room & pillar tambang bawah tanah PT. AIC
Jaya.
5. Belum adanya penentuan jumlah dan dimensi pilar yang ideal untuk
keekonomisannya (recovery).
C. Batasan Masalah
sebagai berikut :
tunnel I.
4
melalui uji Point Load Test & uji Uniaxial Compressive Strength.
berbentuk bujursangkar.
D. Rumusan Masalah
bawah tanah metoda room and pillar berdasarkan analisa kestabilan lubang
E. Tujuan Penelitian
(safety factor).
F. Manfaat Penelitian
adalah :
1. Bagi penulis penelitian ini adalah sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang
perusahaan kedepannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
limited dari Australia dengan PT. Mitra Abadi Sakti (PT.MAS) dari
oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1975 dan 1983. Kegiatan eksplorasi
dilanjutkan oleh PT.AIC dalam tahun 1985 dan 1998. Setelah kegiatan
terbuka yang bekerjasama dengan divisi alat berat United Tractors dalam
Pada tahun 2008 PT.Allied Indo Coal berubah nama menjadi PT.
Allied Indo Coal Jaya (PT.AICJ) yang merupakan Izin Walikota berupa
Kuasa Penambangan dengan luas area 327,40 Ha, yang kemudian pada
perusahaan yang kini dimiliki oleh pengusaha asal Talawi. Saat ini
Barat.
8
46’48” – 1000 48’ 47” BT dan 000 35’ 34” – 000 36’ 59” LS, dengan batas
a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Desa Batu Tanjung dan Desa
b. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Jorong Bukit Bual dan Koto
berjarak kurang lebih 148 km dari Kota padang dan dapat ditempuh
daerah Parambahan, Desa Batu Tanjung dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
9
suhu udara panas pada siang hari dan cukup dingin pada malam hari,
dengan suhu udara rata-rata antara 270 C – 320 C. Dari pengamatan curah
hujan yang dilakukan oleh PT. AICJ, diperoleh data curah hujan seperti
Tabel 2.1. Data Curah Hujan Wilayah Parambahan (mm) Selama 10 Tahun
Terakhir
4. Keadaan Topografi
500 dan ketinggian daerah antara 250-530 meter dari permukaan laut.
sejajar dengan sistem sesar Sumatera. Gerak- gerak aktif mendatar itu
berlingkungan darat.
dengan luas kurang lebih 1500 km2. Tatanan Tersier ini secara resmi
a. Formasi Brani
b. Formasi Sangkarewang
yang berumur tersier awal. Formasi ini terdiri dari serpih berlapis tipis
struktur sedimen laminasi halus dan hadirnya fosil ikan air tawar
c. Formasi Sawahlunto
banyak jumlahnya.
d. Formasi Sawahtambang
setiap siklus dibatasi oleh bidang erosi pada bagian dasarnya dan
14
e. Formasi Ombilin
endapan laut.
15
f. Formasi Ranau
formasi berupa tufa (Van Bemmelen, 1949) yang disebut sebagai Tuff
6. Kualitas Batubara
subbituminus. Dari hasil penelitian yang telah dikaukan oleh PT. AICJ,
B. Tinjauan Pustaka
yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua blok
Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan
lapisan yang cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai
Menurut Rochsyid (2017), ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara
lain :
a. Produktivitas rendah
terjadi swabakar
Ada beberapa klasifikasi dari metode Room ad pillar yang umum, yaitu :
pilar.
(ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi terdapat jalan yang
penghubung.
Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar antara lain:
plow (plough).
yang diambil sebagai room. Pada metode ini penambangan batubara sudah
jumlah batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan batubara karena
mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut
bukaan dari ambrukan baik dari atap atau dinding adalah prioritas utama.
terhadap tegangan yang timbul pada batuan. (Made Astawa Rai, dkk,
2012)
a. Analisis tegangan-regangan
1) Tegangan (σ) merupakan gaya yang bekerja (P) pada suatu media
per satuan luas (A). Dalam hal ini gaya yang bekerja tersebar merata
dirumuskan:
σ = P/A
dirumuskan :
ε = ΔL/L
mula yaitu :
bumi
σo = γ H
22
Keterangan:
γ = density batuan
kondisi tegangan.
yaitu:
yang sangat besar akan terjadi pada sisi bagian luar dari lubang bukaan.
Jika tegangan ini terjadi pada pillar, maka pillar akan mengalami
Kuat tekan batuan utuh dapat diperoleh dari uji kuat tekan
Point Load Test (PLI). UCS menggunakan mesin tekan untuk menekan
sampel batuan dari satu arah (uniaxial). Sampel batuan yang diuji dalam
dalam contoh batu secara teoritis adalah searah dengan gaya yang
dikenakan pada contoh tersebut, karena ada pengaruh dari plat penekan
𝑙
mempengaruhi nilai kuat tekan batuan, untuk perbandingan (D) = 1,
maka kondisi tegangan triaksial saling bertemu (Made Astawa Rai, dkk,
2012). Sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan. Untuk uji
𝑙
kuat tekan digunakan 2 < < 2,5. Semakin besar perbandingan
D
panjang terhadap diameter, kuat tekan akan semakin kecil dapat dilihat
5 – 25 Lemah (weak)
= 54 mm).
kosong (room) pada lapisan batubara di dalam tanah. Ruang kosong itu
a. Kekuatan batubara
batubara yang ada. Keras atau lemahnya batubara juga terkandung pada
maka batubara semakin lunak. Sebaliknya, jika nilai HGI rendah maka
b. Standar Pillar
penambangan room and pillar merupakan salah satu hal yang sangat
Pillar harus kuat dan mampu menahan beban dalam jangka waktu
dengan baik.
dibatasi oleh kualitas masa batuan, oleh karena itu dalam kenyataannya
menetukan dimensi pillar, baik panel pillar maupun barrier pillar yang
dapat digunakan mulai dari sistem non mekanis (gancu, sekop) sampai
pillar bergantung pada perbandingan luas total yang digali dengan luas
layout pada metode room and pillar yang umum digunakan pada
σp = Pz (1 + Wo/Wp)2 = γz (1 + Wo/Wp)2
permukaan bumi, Wo danWp adalah lebar dari lubang bukaan dan lebar
masing-masing pillar.
27
1) Rib Pillars
σp = γz (1 + Wo/Wp)
2) Square pillars
σp = γz (1 + Wo/Wp)2
3) Rectangular pillars
σp = γz (1 + Wo/Wp) (1 + Lo/Lp)
4) Irregular pillars
𝑅𝑜𝑐𝑘 𝑐𝑜𝑙𝑢𝑚𝑛 𝑎𝑟𝑒𝑎
σp = γz . 𝑃𝑖𝑙𝑙𝑎𝑟 𝑎𝑟𝑒𝑎
proyek terowongan dangkal. Metode ini telah dikenal luas dan banyak
ini dapat diperoleh baik dari data lubang bor maupun dari pemetaan
batuan kuat (hard rock) kestabilan lereng, kestabilan pondasi, dan untuk
menyebabkan jenis massa batuan yang sama dibagi juga menjadi seksi
time. Selain itu, menurut metode RMR, yang tergantung pada kondisi
Kuat tekan batuan utuh dapat diperoleh dari uji kuat tekan
Point Load Test (PLI). UCS menggunakan mesin tekan untuk menekan
sampel batuan dari satu arah (uniaxial). Sampel batuan yang diuji dalam
dalam contoh batu secara teoritis adalah searah dengan gaya yang
dikenakan pada contoh tersebut, karena ada pengaruh dari plat penekan
𝑙
mempengaruhi nilai kuat tekan batuan, untuk perbandingan (D) = 1,
memperbesar nilai kuat tekan batuan. Untuk uji kuat tekan digunakan 2
30
𝑙
< < 2,5. Semakin besar perbandingan panjang terhadap diameter,
D
digunakan mudah dibawa – bawa, tidak begitu besar dan cukup ringan,
= 54 mm).
presentase dari bagian inti yang utuh dengan panjang lebih dari 100mm
volume, dimana jumlah kekar per meter untuk masing masing set kekar
Keterangan :
nilai RQD dengan jarak antar bidang diskontinyu yang ada didalam
massa batuan atau joint spacing (Js) dengan persamaan sebagai berikut:
sembarang.
1) Kemenerusan (persistence/continuity)
kemenerusan.
2) Bukaan/rekahan (separation/aperture)
biasanya diisi oleh material lainnya atau bisa juga diisi oleh air.
33
tersebut.
4) Infiling (gouge)
5) Pelapukan (weathering)
tingkat pelapukan.
geologi.
Sumber : Bieniawski, tahun 1990 (dalam Made Astawa Rai, tahun 2012)
Bobot 15 10 7 4 0
Sumber : Bieniawski, tahun 1990 (dalam Made Astawa Rai, tahun 2012)
bawah tanah, serta tambang adalah stand up time dan span batuan
muka dan posisi terdekat dengan penyangga, jika jarak tersebut lebih
batuan (stand up time) adalah rentang waktu lamanya massa batuan di atap
37
lubang bukaan tidak runtuh (lubang bukaan tetap stabil), baik tanpa
konsep dasar stand up time Luffer (1958). Keakuratan dari stand up time
metode klasifikasi RMR. Oleh karena itu grafik ini hanya untuk tujuan
perbandingan semata.
thickness) dan tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga
pada zona-zona low grade maupun material barren, dengan tujuan untuk
evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi juga
dengan tujuan kontrol kadar (quality control) dan monitoring front kerja
(kadar pada front kerja yang aktif, kadar pada bench open pit, atau kadar
lain :
42
conto.
representatif.
a. Bulk Sampling
untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk
sampling ini juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan
b. Grab Sampling
b. Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi
c. Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk
c. Channel Sampling
teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara
sampling per tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat
sisipan pengotor).
d. Chip Sampling
yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit,
terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa),
jika ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada
1) Pembuatan Percontohan
45
lebih kecil maupun lebih besar dari ukuran yang disebut diatas
diameternya.
(2012)
900),
46
Perbandingan antara berat air asli yang ada dalam batuan dengan
h) Derajat Kejenuhan
i) Porositas
j) Void Ratio
𝐷
Dengan F = (50)0.45
σc = 23Is
7. Kriteria Hoek-Brown
Dimana:
kedalam persamaan 2.
49
X = σ3
A = σc 2
B = m σc
C. Kerangka Konseptual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh, baik dari studi literatur maupun dari
primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan
datanya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Tambang Bawah Tanah PT. Allied Indo Coal
C. Tahapan Penelitian
1. Persiapan
perusahaan
2. Studi Literatur
3. Observasi di Lapangan
sesungguhnya.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
penelitian yang sesuai dengan perencanaan awal. Penelitian ini terdiri dari
Bieniawski (1968).
dalam draft laporan sesuai dengan format dan kaidah penulisan tugas
Negeri Padang.
55
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
1. Menguji sifat fisik dan mekanik batuan
2. Menganalisa kekuatan Pillar/dimensi pillar.
3. Menganalisa kestabilan lubang bukaan/dimensi
lubang bukaan.
4. Menentukan nilai faktor keamanan
5. Menentukan dimensi pilar batubara yang ideal
ditinjau dari aspek keamanan dan aspek
ekonominya (produksi)
Pembahasan
1. Mendapatkan data uji sifat fisik dan mekanik batuan.
2. Mendapatkan kekuatan batuan pada pillar
3. Mendapatkan tegangan dan dimensi pillar.
4. Mendapatkan nilai faktor keamananpada lubang bukaan.
5. Mendapatkan jumlah batubara yang dapat diambil
Kesimpulan
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
56
E. Jadwal Penelitian
September 2018 di PT. Allied Indo Coal Jaya, Kota Sawahlunto, Provinsi
Sumatera Barat. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
1.
Orientasi Lapangan
Pengamatan Lapangan
2.
dan Pengumpulan data-
data
3. Pengumpulan dan
pengolahan Data
4. Penyusunan draft
penelitian