Anda di halaman 1dari 7

BATU BARA METALURGI

Berdasarkan penggunaannya:
1. Batubara termal (thermal/steaming coal) yang biasa digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik.
2. Batubara metalurgi (metallurgical coal) yang digunakan sebagai salah satu
bahan utama dalam industri metalurgi. Dibedakan menjadi dua jenis yaitu
batubara kokas (coking coal) dan batubara PCI (pulverized coal injection).

Pembagian kelompok kualitas batubara di Indonesia didasarkan pada nilai


kalorinya:
- Batu bara kalori rendah
- Batu bara kalori sedang
- Batu bara kalori tinggi bittuminous (berpotensi sebagai batu bara
- Batu bara kalori sangat tinggi metalurgi)

Klasifikasi batu bara metalurgi dalam perdagangan (Platss):


- Premium Hard Coking Coal
- Hard Coking Coal
- Semi Soft Coking Coal Metalurgi
- Low Volatile PCI
- High Volatile PCI termal

Batu Bara Kokas


- Batubara kokas adalah batubara yang ketika dipanaskan pada temperatur
yang cukup tinggi melewati tahap plastis sementara, kemudian batubara
tersebut melunak, mengembang, dan resolidifikasi menjadi suatu unit kokas
 Digunakan dalam industri metalurgi untuk membantu mereduksi bijih besi.
 Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji
besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas
karbon monoksida (CO).
 Untuk mendapatkan bijih besi diperlukan proses reduksi dimana proses
reduksi ini terbagi menjadi dua yaitu reduksi langsung dan tidak langsung.
Reduksi langsung (direct reduction) meggunakan gas reduktor seperti gas
hidrogen atau gas CO untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron)
atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Reduksi
tidak langsung menggunakan tungku pelebur yang biasa disebut tanur tinggi
(blast furnace). Besi hasil proses tanur tinggi ini disebut juga besi kasar (pig
iron).
 Reduktor yang dapat digunakan dapat berupa C, CO atau H2 seperti yang
ditunjukkan pada reaksi berikut:
 Reaksi reduksi besi(III) oksida/hematite menggunakan reduktor karbon:

Reaksi akhir: Fe2O3(g) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)


- Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi
sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO
yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk menimbulkan proses pembakaran
maka ke dalam tanur tersebut ditiupkan udara dengan menggunakan
blower (gambar 5) sehingga terjadi proses oksidasi sebagai berikut :

- Gas CO yang terjadi dapat menimbulkan reaksi reduksi terhadap biji yang
dimasukkan ke dalam tanur tersebut. Sedangkan panas yang ditimbulkan
berguna untuk mencairkan besi yang telah tereduksi
tersebut.
- Untuk mengurangi kotoran-kotoran (impuritas) dari logam cair, ke dalam
tanur biasanya ditambahkan sejumlah batu kapur (limestone). Batu kapur
tersebut akan membentuk terak (slag) dan dapat mengikat kotoran-
kotoran yang ada didalam logam cair. Karena berat jenis terak lebih
rendah dari berat jenis cairan besi maka terak tersebut berada
dipermukaan logam cair sehingga dapat dikeluarkan melalui lubang terak

Permasalahan: menghasilkan emisi CO2 relatif tinggi yang dinilai berbahaya bagi lingkungan,
menjadikan industri besi dan baja sebagai salah satu penghasil CO2 terbesar di dunia

 Material penahan berat bijih selama proses coking berlangsung.


Proses Coking: Selama proses tersebut batubara melunak, mengembang dan memadat
kembali untuk membentuk material porous yang kuat yang disebut kokas.
Coking: kemampuan untuk melunak, mengembang dan mengeras kembali ketika dipanaskan
 Tidak semua batubara secara alamiah memiliki karakteristik untuk digunakan
dalam pembuatan kokas. Sesuai dengan proses pembentukannya,
kemampuan alamiah tersebut dimiliki oleh sebagian batubara peringkat
bituminus

- Batu bara kokas di indonesia:


kebutuhan batubara kokas untuk industri dalam negeri, masih mengandalkan
impor.

Batu Bara PCI/cheap coke

Batubara PCI adalah batubara yang digunakan dalam teknologi pulverized coal injection
pada blast furnace dalam proses pembuatan besi baja.

- Dapat menggantikan kokas sebagai sumber panas dan pada tingkat injeksi
yang tinggi dapat bertindak sebagai reduktan dalam metode atau teknologi
Pulverised Coal Injection (PCI).
- Sebagai bahan bakar tambahan pada blast furnace.

Keunggulan:
- Memperpanjang umur baterai oven kokas yang sudah ada,
- Mengurangi biaya pembuatan besi secara keseluruhan
- Mengurangi gas rumah kaca serta emisi lain yang terkait dengan pembuatan
kokas.
KARAKTERISASI POTENSI BATUBARA METALURGI DI INDONESIA

METODOLOGI

Kriteria parameter untuk evaluasi batubara metalurgi:

Parameter Nilai yang diharapkan


Nilai Kalori (Calorific Value / CV) Min. 6100 cal/gr adb
Total Moisture (TM) Max. 12% ar
Total Sulfur (TS) Max. 1% adb
Abu/ash Max 12% adb

EVALUASI DATA
Data neraca sumber daya batu bara: formasi pembawa batu bara di
SEKUNDER
berbagai pulai di indonesia
Data parameter analisis kualitas batu bara di tiap lokasi untuk
menentukan prioritas lokasi pengambilan sampel
Verifikasi data dan due diligent

PENGELOMPOKAN DATA DALAM


PENGAMBILAN
KLASIFIKASI BATU BARA METALURGI Sampel batu baraada lokasi
SAMPEL
(PLATTS) indikasi
Sampel batu bara metalurgi
pada pabrik pembuatan kokas
sebagai patokan kualitas

ANALISIS
LABORATORIUM
Kesimpulan:
Terdapat 23 lokasi batubara metalurgi terkonfirmasi yang tersebar di tujuh area dan
sebagian besar berada pada formasi pembawa batubara berumur neogen. Jumlah
sumber daya batubara metalurgi Indonesia adalah 2,51 milyar ton dan cadangannya
0,51 milyar ton.

PENGEMBANGAN BIOKOKAS DI INDONESIA

Terbatasnya sumber daya Problem emisi CO2 dalam


batubara kokas industri pengguna kokas

Penggunaan batubara Penggunaan biomassa


peringkat rendah sebagai material additif

BIOKOKAS

Mursito dkk (2020)


Yustanti dkk (2021)
Das dkk., 2002

TUJUAN:
1. mengetahui potensi pengembangan biokokas dari berbagai tipe batubara
peringkat rendah Indonesia
2. mendapatkan data karakteristik batubara peringkat rendah dan biomassa
yang tepat untuk digunakan dalam pengembangan biokokas,
3. teknologi pembuatan biokokas serta delineasi wilayah prospek untuk
pengembangan lebih lanjut

MANFAAT:
Membantu memenuhi kebutuhan batubara kokas untuk industri metalurgi dalam
negeri dan juga mengurangi impor.

METODOLOGI:
Waktu: 2021 – 2025

Pirolisis:
- Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro yang berarti panas dan lysis berarti
penguraian atau degradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa
karena panas pada suhu lebih dari 150 oC.
- Pada saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga
molekul karbon yang kompleks terurai, sebagian besar menjadi karbon atau
arang.
- Istilah lain dari pirolisis adalah “destructive distillation” atau destilasi kering,
dimana merupakan proses penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan
organik yang disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan
dengan udara luar.
- Apabila biomassa dipanaskan tanpa berhubungan dengan udara dan diberi
suhu yang cukup tinggi maka akan terjadi rangkaian reaksi penguraian dari
senyawa-senyawa kompleks yang menyusun tempurung dan menghasilkan
zat dalam tiga bentuk yaitu padatan, cairan dan gas.
- proses yang mengubah biomassa menjadi biofuel dengan menghancurkan
material organik menjadi substansi yang lebih ringan pada kondisi
nonoksidasi
- proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau
dengan udara terbatas
- pirolisis yang berlangsung lambat disebut karbonisasi.

Research needed:
- karakteristik batu bara kalori rendah?
- Formula campuran batu bara + biomassa?
- proses coking yang mampu menghasilkan biokokas dengan kemampuan
mekanis dan reaktifikas yang dapat mendukung proses dalam blast furnace
seperti halnya batubara kokas alami.
Kolaborasi dengan UGM

Proses
batu bara Batu bara Biomassa
karbonisasi
kalori rendah (mendekati) kokas
berbagai jenis
kandungan abu kayu, limbah
tinggi (32%) dan kelapa sawit,
kandungan cangkang kelapa,
hidrogen rendah tebu
(3%).

Anda mungkin juga menyukai