Anda di halaman 1dari 4

hai cofriends pada soal ini kita akan membahas mengenai sabun yang merupakan bagian dari materi

terigliserida/lemak.

Jadi, apakah sabun itu? Sabun jika dilihat dari struktur kimia nya merupakan suatu senyawa garam alkali
(Na/K) dari asam2 lemak.

Reaksi pembentukan lemak ini disebut dengan reaksi saponifikasi/reaksi penyabunan.

Jadi sabun terbentuk dari pemecahan molekul trigliserida (lemak/minyak) oleh suatu senyawa basa
(NaOH/KOH), dengan perbandingan molekulnya itu 1:3, jadi 1 molekul trigliserida dipecah oleh 3
molekul NaOH, struktur trigliserida seperti ini jadi ada 3 rantai C ester, yang jika bereaksi dengan 3 NaOH
disini, bagian ini akan terputus, OH disini masing2 akan berikatan dengan 3 atom C, kemudian masing2 3
Na ini akan berikatan dengan masing O disini, sehingga hasilnya adalah senyawa gliserol, dan suatu
natrium karboksilat/garam natrium, jadi kalau gugus asam karboksilat kan RCOOH, tapi H nya disini
diganti Na. Nah natrium karboksilat ini lah yang merupakan molekul sabun.

Kita tahu bahwa lemak/minyak itu sukar larut air/sifatnya hidrofobik. Tapi jika direaksikan dengan NaOH
membentuk natrium karboksilat/molekul sabun, nah molekul sabun ini memiliki sifat amfifilik, yaitu
suatu molekul yang memiliki dua bagian dalam molekulnya yang memiliki sifat yang berbeda terhadap
air. ada gugus hidrofob/bagian yang sukar larut dalam air dan ada gugus hidrofil/bagian yang mudah
larut dalam air.

Kita lihat pada struktur molekul sabun disini rumusnya RCOONa, nah bagian gugus R atau Rantai
hidrokarbon disini sifatnya cenderung nonpolar yah/sifatnya hidrofobik/sukar larut dalam air, sedangkan
gugus karboksil disini sifatnya hidrofilik atau bisa larut dalam air, sederhanyanya biasanya molekul sabun
kita gambarkan seperti ini, ada bagian ekor dan ada bagian kepala, dimana yang bagian kepala ini
sifatnya hdrofil, dan yg bagian ekor sifatnya hidrofob. Karena sifat molekulnya yg amfifilik ini, sehingga
molekul sabun ini digunakan sebagai surfaktan dalam detergen/produk2 sabun lainnya untuk
menghilangkan noda minyak/lemak pada pakaian dan barang2 rumah tangga lainnya. Jadi molekul
sabun ini adalah surfaktan/atau molekul yang memiliki dua gugus hidrofobik dan hidrofilik sekaligus
dalam 1 molekulnya. Bagaimana molekul sabun/surfaktan ini membentuk misel? dan apa itu misel?

Jadi, ketika kita mencuci, kan detergen dicampurkan dengan air, nah di dalam larutan sabun ini, jika
konsentrasi surfaktannya tinggi atau jumlah molekul sabunnya banyak pada konsentrasi tertentu, maka
akan terbentuk misel, misel ini adalah gabungan dari molekul2 surfaktan, jadi ketika kita ingin
menghilangkan noda minyak/lemak misalnya pada pakaian, misalnya ini noda minyaknya, maka
surfaktan sabun ini akan membentuk suatu misel atau kumpulan surfaktan disekeliling lemak/minyak
tsb, dimana bagian kepala nya bagian kepalanya yang bersifat polar dan hidrofilik tadi akan berinteraksi
dengan air, yang bersifat polar juga, sementara yang bagian ekornya ini, rantai hidrokarbon yang
bersifat nonpolar /hidrofobik tadi akan menghadap ke kotoran lemak ini, yang mana kita tahu lemak
atau minyak ini sifatnya nonpolar juga, sehingga bagian molekul sabun yang ekornya ini akan mudah
melerutkan/mengangkat noda lemak tsb.

Jadi, semakin tinggi konsentrasi surfaktannya didalam suatu detergen atau sabun maka pembentukan
misel akan semakin mudah terjadi dan semakin baik daya produk sabun tersebut untuk menghilangkan
noda lemak/minyak melalui mekanisme yang dijelaskan tadi.
Hai cofriends pada soal ini kita akan membahas mengenai materi biomolekul lipid/lemak. Jadi, lipid atau
lemak itu adalah suatu makromolekul atau molekul yang ukurannya besar, kita ingat di pelajaran biologi
pada materi sistem pencernaan, lemak dapat dipecah molekulnya atau dihidrolisis oleh enzim lipase
menjadi molekul2 yang lebih kecil yaitu asam2 lemak + gliserol agar lebih mudah dicerna. Tetapi
ternyata tidak semua jenis lipid atau lemak ini dapat dihidrolisis oleh enzim lipase.

Lipid secara umum dibagi ada beberapa kelas, ada lipid yang berupa trigliserida, ada fosfolipid, dan ada
steroid. Lipid2 yang bisa terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol adalah lipid2 yang memiliki
struktur dasar ester. Nah, yang memiliki struktur dasar ester disini hanya dua yaitu trigliserida dan
fosfolipid, jadi misalnya struktur trigliserida disini strukturnya seperti ini, jadi kita ingat strutur umum
ester itu adalah RCOOR, struktur trigliserida disini seperti 3 ester yang digabungkan makanya bisa juga
disebut triester, nah jika molekulnya terhidrolisis/terpecah oleh enzim akan menjadi asam lemak/ asam
karboksilat dengan rumus umumnya RCOOH dan gliserol yaitu senyawa alkohol tapi OH nya disini ada 3,
denga strukturnya seperti ini. Sementara untuk steroid, memiliki struktur dasar siklik (yang mana terdiri
dari 4 cincin dengan 17 atom C seperti ini, nah kolesterol termasuk dalam kelompok steroid ini, struktur
kolesterol seperti ini.

Kolesterol biasanya terkandung dalam bahan2 makanan berlemak. Nah didalam darah kolesterol ini
diangkut oleh suatu protein, nah gabungan antara protein pengangkut dan kolestrol ini disebut dengan
lipoprotein. Semakin banyak proteinnya dibandingkan kolesterol yang diangkut maka semakin baik dan
stabil molekul lipoprotein tsb, jika seperti ini maka liporotein yang terbentuk disebut dengan kolesterol
baik/HDL (High Density Lipoprotein) yang mana kolesterol baik ini dapat membantu mengurangi lemak2
yang menempel pada pembuluh darah, tetapi jika kolestrol dalam tubuh lebih banyak dan menumpuk
dibandingkan dengan proteinnya maka yang terbentuk adalah LDL (low density lipoprotein)/kolestrol
jahat. Nah kolesterol jahat inilah yang berbahaya dan kadang menempel dalam pembuluh darah dan
menngganggu aliran darah sehingga menimbulkan berbagai penyakit jantung dan hipertensi atau darah
tinggi.

Pada pemeriksaan di lab rumah sakit kita dapat mengetahui kadar HDl dan LDl ini. Semakin tinggi kadar
HDL/kolestrol baikn maka semakin bagus dan menurunkan resiko penyakit jantung, kadar HDL minimal
60 mg/dl pada usia dewasa, kebalikannya kadar LDL/kolesterol jahat sebaiknya berada tingkat rendah
yaitu kurang dari 100 mg/dl. Kadar kolesterol total yang normal adalah <200 mg/dL.

Dalam metode pengukuran kadar kolesterol ini pada laboratorium RS atau klinik tentunya bersifat
kuantitatif dan metodenya lebih kompleks yangmemerlukan alat2 yang lebih canggih. Jadi disini kita
akan mempelajari metode yang bersifat kualitatif saja dengan prinsip kalorimetri atau berdasarkan
perubahan warna, yang bisa dilakukan di lab.sekolah, yg mana metode kualitatif tidak dapat
menunjukkan angka kadar yang tepat kolesterol dalam darah/suatu sampel, tetapi hanya sebatas
menunjukkan apakah dalam sampel darah tersebut ada mengandung kolestrol atau tidak.

Metode yang biasa digunakan adalah metode lieberman-Burchard, prinsipnya adalah mengidentifikasi
kolesterol dengan penambahan H2SO4 dan anhidrida asetat ke dalam sampel. Jadi misalnya 10 mL
larutan sampel terlebih dahulu ditambahkan asam asetat anhidrat yang berfungsi sebagai pelarut untuk
mengekstrak kolesterol dari sampel. Kemudian penambahan H2SO4 disini akan mengoksidasi kolesterol
sehingga membentuk senyawa asam 3-aseto-5-kolesterol sulfonat. Hasil positif mengandung kolesterol
yaitu terbentuk warna hijau pada larutan uji.
Halo, cofriends pada soal ini kita dijabarkan suatu reaksi kimia, dimana pada reaksi ini ada suatu larutan
yang tidak berwarna, kita simbolkan senyawa nya dengan S, larutan senyawa S ini dialiri gas klor, artinya
ditambahkan gas klor/Cl2, ternyawa larutannya berubah menjadi warna cokelat, artinya menghasilkan
suatu senyawa yang wujudnya berwarna cokelat, kita simbolkan dia sebagai senyawa T. Senyawa Y ini
ditambahkan lagi dengan CCl4, hasil reaksinya ternyata membentuk suatu campuran dengan dua lapisan
yang berbeda warna yang dibawah warnanya ungu, dan di atas berarti tak berwarna, kita simbolkan
sebagai senyawa U, nah pertanyaannya dari beberapa klue dari hasil reaksinya ini kita diminta untuk
mengidentifikasi spesi halogen apakah yang terdapat pada larutan awal tadi, yaitu larutan S.

Apa itu halogen, jadi halogen biasanya disimbolkan dengan X, adalah unsur2 yang terdapat pada gol.vii A
di SPU, yaitu F, Cl, Br, dan I) unsur2 halogen ini biasanya terdapat bebas di alam dalam wujud gas
sebagai gas F2, Cl2, Br2, dan I2, dari sifat fisiknya warnanya juga berbeda2, fluorin berwarna kuning
pucat, klorin berwarna kuning kehijauan, Bromin berwarna kecokelatan, dan iodine berwarna ungu
kehitaman. Jadi, dari wujud warnanya ini berdasarkan klue pada reaksinya kita bisa asumsikan bahwa
senyawa T ini merupakan bromin atau Br2. Dari sini kita bisa simpulkan bahwa senywa S disini mengikat
bromin/Br dimana reaksinya dengan Cl2 membuat senyawa S melepaskan 2 Br yang diikatnya tsb.
Berarti kita sudah mengetahui bahwa spesi halogen yang dikandung pada larutan awal atau yang
terdapat pada senyawa S adalah Br/Brom.

Nah skrg kita mau tahu senyawa X ini adalah senyawa apa, agar kita bisa menuliskan reaksi lengkapnya.
Klue nya lagi kita lihat disini Br2 ini direaksikan dengan CCl4, nah biasanya reagen CCl4 ini digunakan
bersama dengan Br2 untuk mengidentifikasi senyawa2 hidrokarbon, berarti senyawa X ini merupakan
senyawa hidrokarbon yang mengikat 2 atom Br. Senyawa hidrokarbon yang dapat bereaksi dengan
unsur halogen bebas seperti Cl2 disini dan menghasilkan halogen bebas juga adalah senyawa
hidrokarbon haloalkana/ alkil halida, alkil halida dengan rumus umumnya R-X adalah senyawa
hidrokarbon yang mengikat atom halogen, jadi krn X atau unsur halogen yang diikat disini adalah
Brom/Br, maka senyawa S disini adalah senyawa alkil bromida, atom Br yang diikat oleh gugus R atau
alkil disini haruslah jumlahnya 2 krn pada hasil reaksinya dihasilnkan Br2. Jadi kurang lebih strukturnya
bisa seperti ini contohnya kalau gugus alkilnya disini ada 2 atom C, terus masing2 C disini mengikat 1
atom Br, jadi strukturnya kurang lebih bisa seperti ini, kemudian ketika direaksikan dengan Cl2, maka
akan terjadi reaksi subtitusi atau pergantian gugus, dimana dua Cl disini akan menggantikan posisi dua
taom Br pada haloalkana sehingga akan terlepas Br2 yang berwarna cokelat. Kemudian Br2 jika bereaksi
dengan CCl4 maka, CCl4 yang merupakan larutan tidak berwarna, ketika menangkap bromin maka akan
membentuk dua lapisan yang mana lapisan atas berwarna bening, dan yang lapisan bawah berwarna
ungu. Jadi, Br2 di dalam CCl4 akan membentuk lapisan berwarna ungu.

Anda mungkin juga menyukai