TKP 492014
2. Emas
Rumus
Mineral SG Hardness Magnetivity Conductivity
Kimia
Utama
Calaverite (Au, Ag) Te 9,24 2,5-3,0 Non Yes
Ikutan
3. Tembaga
4. Nikel
5. Besi
Mineral Rumus Kimia SG Hardness Magnetivity Conductivity
Utama
Pyrit FeS2 5,0 5,0-6,0 Yes Con
Ilmenite FeTiO3 4,7 5,0-6,0 Mag Con
Magnetite Fe3O4 5,2 5,5-6,5 High Mag Con
Siderite FeCO3 3,9 3,5- 4,0 Mag Non
Ikutan
Monasit (Ca, La, Y, Th) PO4 5,1 5,0-5,5 Mag Non
Malasite (Cu2 (CO3)2 (OH)2 3,5-4,0 3,6 Non Yes
5.2. PENGOLAHAM BAHAN GALIAN
Secara garis besar pengolahan bahan galian dapat dilakukan dengan
tiga tahapan, yaitu,
1. Preparasi,
2. Konsentrasi,
3. Dewatering,
4. Material Handling (Penanganan).
gape
1
2
5
3 4
Keterangan : (1) fixed jaw, (2) movable jaw, (3) togel depan, (4) togel belakang,
(5) pitman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi crusher antara
lain,
Luas discharge opening pada open set,
Sifat-sifat batuan,
Moisture content,
Throw,
Frequency of swing jaw,
Nip angle,
Bentuk dan sifat permukaan jaw plate,
Cara feeding,
Size reduction.
Gaya-gaya yang bekerja
Gaya tekan dihasilkan gerakan swing jaw yang bergerak
bergerak mendekati fixed jaw untuk menekan batuan.
Gaya gesek gaya yang bekerja pada swing jaw maupun fixed
jaw terhadap batuan, dan juga sesama batuan.
Gaya gravitasi gaya pada batuan yang dipengaruhi gerak jatuh ke
bawah (gravitasi).
Gaya tahan gaya yang dimiliki oleh batuan akibat adanya gaya
yang ditimbulkan oleh swing jaw terhadap fixed jaw.
Faktor-faktor yang mempengaruhi effesiensi jaw crusher
Lebar lubang bukaan,
Ukuran umpan,
Variasi dari throw,
Kecepatan,
Reduction ratio.
b. Gyratory crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).Sebuah crushing head
yang berbentuk kerucut berputar di dalam sebuah funnel shaped casing
yang membuka ke atas. Crushing head tersebut berfungsi memcahkan
umpan yang masuk.
Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan
jaw crusher. Gerakan alat ini adalah kontinyu karena crushing head dari alat
ini bergerak dan bergoyang. Alat ini tidak sesuai dengan material yang
lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya
lebih besar dibandingkan dengan jaw.
Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher, adalah,
Ukuran butir
Kandungan air dari feed
Kecepatan putaran
Gape
Mekanisme kerja Gyratory Crusher
Gyratory Crusher dipakai untuk memecah batuan berbentuk
bongkah besar maupun kecil, yaitu sebagai Primary Crushing dan
Secondary crushing mempunyai kapasitas lebih besar disbanding Jaw
crusher.
Gyratory Crusher terdiri dari 2 conical shell (dinding) berbentuk
kerucut terpacung yang berdiri vertical, dinding luar (outer shell) yang diam
tidak dapat bergerak dengan puncak kerucut sebelah bawah, sendang
dinding dalam (inner shell) dengan puncaknya sebelah atas dapat berkisar
sambil berputar pada as nya. Dinding luar dan dinding dalam (shells) dibuat
dari besi atau baja cord an dilapisi dengan besi alloy yang dapat diganti-
ganti (mantle). Permukaan yang berhadapan dari 2 shells yang dipasang
terbalik satu sama lain adalah merupakan crushing-surface dari Gyratory
Crusher.
Pada Gyratory Crusher crushing action (penghancuran) berjalan terus
menerus selama inner shell (dinding dalam) berkisar atau berputar pada as
nya, sedang pada Jaw crusher crushing action hanya terjadi pada saat
Swing Jaw mendekat pada fixed jaw. Alat Gyratory Crusher dikembangkan
terus sampai sekarang, sehingga dengan tenaga yang lebih kecil diperoleh
kapasitas yang lebih besar disbanding Jaw Crusher.
Kapasitas Gyratory Crusher dapat dinyatakan dengan rumus :
T = 0,75 So (L-G)
Keterangan, T = Kapasitas (Ton/jam)
So = Open Setting (inci)
L = Panjang Keliling dinding luar (inci
G = Keliling dinding dalam pada gape (inci)
2. Secondary Crushing
Jauh lebih ringan dari primary crusher, yang digunakan untuk pengecilan
ukuran mulai dari 20 Cm – 25 Cm, yaitu material yang telah diremuk oleh
primary crusher.
Alat Yang digunakan yaitu,
c. Cone Crusher
Digunakan dalam industri metalurgi, konstruksi pembangunan jalan, kimia
dan insdustri fosfat. Selain itu cone crusher dapat juga digunakan pada
batuan dan bijih keras dan setengah keras. Seperti besi, tembaga, batu
kapur, kuarsa, granit dan lain-lain.
Gambar Cone crusher
𝒎𝒗𝟐
= 𝒎. 𝒈. 𝐜𝐨𝐬 ∝
𝒓
Dimana,
m = Masa dari ball (bola) dalam gram
r = Jari–jari mil dalam cm
g = percepatn gravitasi
v = kecepatan linear = 2лrn
cos α = 4л2/g n2r
n = kecepatan dalam RPM
Ball akan mencapai kecepatan kritis apabila ball tersebut menempel
pada dinding pada saat dinding berputar. Hal tersebut disebabkan oleh
keadaan yang mengakibatkan gaya sentrifugal.
Menurut perumusan yang di kemukan oleh “Fahrenwald” bahwa :
𝟓.𝟒𝟐
N =
√𝑺−𝒔
Dimana :
s = Jari-jari Mill
S = Jari-jari Boil
N = Kecepatan Kritis
Jika kecepatan lebih kecil dari pada kecepatan kritisnya maka akan
terjadi dua kemungkinan “cascading speed”, di dalam keadaan ini
pengaruh yang terbesar adalah abrasi sedangkan “impact” : terhadap
feed kecil, dan
sebagai pedoman jika kecepatan lebih dari 80% dari kecepatan kritisnya
maka dikatakan sebagai “caseading speed”, “caseading speed”
merupakan suatu keadaan dimana kecepatan kritis dan kecepatan
“caseading” dimana keadaan ini pengaruh yang terbesar adalah impact.
Dengan kecepatan untuk “pebble mill” lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan “ball mill” yaitu 85% sampai 100% kecepatan kritisnya.
2. Road Mill
Berupa batang-batang baja yang dimasukan dalam alat dengan ukuran
<4/3 inchi dengan produk yang dihasilkan sebesar 14-18 mesh.
Mekanisme road mill yaitu dengan cara diputarkan batangan baja akan
terngkat lalu jatuh dan material yang ada dalam road mill tertimpa sehingga
akan hancur.
Umpan yang digunakan berbentuk kecil karena bila materialnya terlalu
besar akan mengakibatkan baja menjadi patah.
3. Hammer Mill
Penggilingan yang menggunakan alat ini mempunyai sebuah retor yang
berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing yang berbentuk
silinder.
Umpan masuk dari bagian atas casing dan dihancurkan, selanjutnya
dikeluarkan melalui bukaan pada dasar casing.
Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang berada pada piring
motor, kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate didalam sebuah
casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Berdasarkan bentuk,
Silinder
Silinder conical.
5.2.1.2. Sazing (Sampling dan Analisa Ayakan)
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
Sieving atau Screening (Penyaringan atau Pengayakan)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
Ukuran yang lebih kecil dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Penyaringan atau pengayakan hasil peremukan atau penghancuran
bertujuan,
Mencegah masuknya undersize ke peremuk sehingga dapat meningkatkan
kapasitas dan efisiensinya.
Mencegah oversize masuk ke tahap berikutnya pada operasi sirkit tertutup
peremukan dan penggerusan
Mempersiapkan umpan yang berselang ukuran kecil untuk proses konsentrasi
Menghasilkan produk dalam kelompok-kelompok ukuran tertentu, misalnya:
pada industri pasir dan batu.
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
Hand sieve
Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
Sieve shaker / rotap
Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
Stationary grizzly
Roll grizzly
Sieve bend
Revolving screen
Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
Shaking screen,
Rotary shifter
Umpan
Pengayak + Oversize
Undersize
Sieve series Sieve Shaker, ROTAP
Gambar jig tampak atas diafragma pada saat pulsion dan suction
5.3.1. Pyrometallurgy
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang
dicapai ada yang hanya 50°C – 250°C (proses Mond untuk pemurnian nikel),
tetapi ada yang mencapai 2.000°C (proses pembuatan paduan baja), yang
umum dipakai hanya berkisar 500°C – 1.600°C ; pada suhu tersebut kebanyakan
metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam
fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat
juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic). Sumber energi panas dapat berasal dari, yaitu,
Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik),
Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi,
Energi listrik,
Energi terselubung atau tersembunyi (conserved energy = sensible heat),
panas buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai dalam proses pemurnian logam antara
lain disebut,
Tanur tiup (blast furnace),
Reverberatory furnace.
Jenis-jenis peralatan yang biasanya dipakai untuk proses pemurnian logam
antara lain,
Pierce-Smith converter.
Bessemer converter.
Kaldo cenverter.
Linz-Donawitz (L-D) converter.
Open hearth furnace.
5.3.2. Hydrometallurgy
Hidrometalurgi merupakan proses ekstraksi metal dengan larutan reagen
encer (< 1 gramol) dan pada suhu < 100°C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya
yang sangat selektif, artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan
bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak diinginkan.
Kondisi-kondisi yang baik untuk proses Hidrometalurgi agar didapatkan
hasil yang baik adalah,
Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah,
Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah
dan murah,
Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya,
Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai,
Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang,
Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya,
Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang umumnya digunakan dalam proses Hidrometalurgi antara
lain,
Electrolysis / electrolytic cell.
Bejana pelindian (leaching box).
5.3.3. Electrometallurgy
Elektrometalurgi merupakan suatu proses ekstraksi logam yang memakai
teknik elektro-kimia, misalnya, baterai dan elektrolisa (electrolysis =
electrorefining). Pada proses ini kecuali diperlukan arus listrik sebagai sumber
energi juga diperlukan elektroda (electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda yang baik harus memiliki sifat-sifat yang dapat membantu proses
pemurnian, yaitu,
Konduktor listrik yang baik.
Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk
campuran yang dapat mengganggu proses elektrolisa.
Bila elektroda dalam bentuk padat, harus memiliki syarat tambahan agar proses
elektrolisa berlangsung memuaskan, yaitu,
Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.
Tahan korosi dalam zat larut.
Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to abrasion).
Harus murah harganya.
Sedangkan Elektrolitnya harus memiliki sifat-sifat,
Memiliki daya hantar ion yang tinggi.
Tidak mudah terurai atau bereaksi (high chemical stability).
Memiliki daya larut yang tinggi bagi metal yang diinginkan.
Peralatan yang biasa dipakai electric arc furnace.