Anda di halaman 1dari 7

DEWATERING

DEWATERING

Dewatering merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah


kosentrat didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsur), Filtering
(Pemilihan), Drying (Pengeringan).

Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :

1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)

Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian


yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer
atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous).

Peralatan yang biasa dipakai adalah :

1. Rake thickener.

2. Deep cone thickener.

3. Free flow thickener.

2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)

Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat
dipisahkan padatan dari airnya.

Peralatan yang dipakai adalah :

Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :

1. intermitten, misalnya Moore leaf filter.

2. Continuous ada beberapa tipe, yaitu antara lain :


a. bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.

b. bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.

c. bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.

d. bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.

3. Pengeringan (Drying)

Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).

Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:

a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).

b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :

1. tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran


silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).

2. rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah.

2.4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)


Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang
diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
2.4.1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat
mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir
di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus
(continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.

2.4.2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)


Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat dari
pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah air
yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :

1. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :

- intermitten, misalnya Moore leaf filter.


- Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
* bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
* bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
* bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.

1. Pressure filter, misalnya :

- Merrill plate and frame filter


- Kelly pressure filter
- Burt revolving filter
2.4.3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat
dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :

1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :

- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal
yang dialiri udara panas (80o – 100o).
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada
posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.

1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap
air (steam). Jarang dipakai.
2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ;
material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang
dipakai.

2.5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)


Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan
seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas
(tailing).
2.5.1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di tempat
yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran penyaliran
(drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam
gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih lanjut.
2.5.2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka dapat
segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak kotor
(middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.
2.5.3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :

1. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang
ditambang.
2. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
3. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera dilakukan,
sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh sebab itu
pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang
meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang.
C. DEWATERING
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu:
1. Thickening
Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas kecepatan
mengendap partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang biasanya digunakan adalah
thickener.
Tahapan yang dilakukan dalam thickening adalah:
a. Flocculating
Didalam pengendap partikel-partikel yang halus seringkali mengalami kesukaran
karena partikel sangat kecil. Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu, dengan
demikian partikel akan membentuk gumpalan yang relative akan lebih cepat mengendap.
Untuk menggumpalkan perlu ditambahkan reagent yaitu “flocculation agent”.
b. Sedimentasi
Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk. Kecepatan
pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk, densitas dan jenis partikel. Padatan yang
mempunyai densitas yang lebih tinggi akan lebih cepat mengendap karena gaya berat
(gravitasi) lebih besar. Untuk yang memiliki ukuran bahan yang kecil dan memiliki densitas
yang rendah, cara pengendapannya dilakukan dengan mengelompokan partikel-partikel yang
terlarut menjadi satu kesatuan (flokulasi) sehingga mempunyai densitas yang lebih besar baru
kemudian diendapkan. Flokulasi dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia
seperti tawas atau dengan cara melakukan pengadukan secara perlahan-lahan.
c. Compaction
Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap pada
dasar thickener.

d. Elemination
Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena telah
bebas dari solid dan dikeluarkan sebagai overflow melalui bagian atas dan underflow
dikeluarkan melalui bagian bawah
2. Filtarsi
Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair. Pada filtrasi
secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam suatu filter maka material
tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan filter.
Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini dapat berupa gaya
gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan memerlukan perlakukan
khusus bila padatan yang akan dipisahkan mulai terdeformasi dan akan sukar tertahan pada
medium penyaringnya.
Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang dihasilkan
sebagai “porous cake” dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu maupun diskontinyu.
Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air pulp
akan mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada perbedaan tekanan
dari kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama mengalir. Pori-pori dari filter lebih
besar daripada butir partikel dan akan membentuk jembatan sehingga akan membentuk pori-
pori baru yang merupakan “cake”. Akibatnya semakin lama jalannya filtrasi akan semakin
lambat.
Kapasitas filter tergantung pada:
- Area filter
- Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter
- Penampang rata-rata dari pori
- Jumlah pori tiap unit area filter
- Tebal filter cake area
Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:
- Gravity filter
- Suction Filter
- Batch Vacum filter
- Centrifugal filter
- Pressure filter
Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutan-larutan tertentu
(produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini disebabkan campuran tersebut
merupakan fluida yang sangat non-newtonian dimana cake yang terbentuj sangat
compressible, sehingga cake dapat dengan mudah terdeformasi menjadi lapisan yang tidak
permiabel. Oleh sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses filtrasi perlu mendapat
perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi ataupun diadsorpsi terlebih dahulu
3. Drying
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga
padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya dilakukan dengan cara
penguapan (evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari liquid
besar karena “specific heat” dan “laten heat” penguapan air besar sehingga sering membuat
kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.
Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:

a. Flash Drying
b. Rotary drying
c. Rubble-hearth drying

Anda mungkin juga menyukai