1
IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 11180980000029
2
IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 11180980000030
3
IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 11180980000036
4
IDENTITAS UNIVERSITAS
Rektor Universitas
: Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,
M.A.
5
IDENTITAS PERUSAHAAN
Alamat
: Jl. Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03
Desa Neglasari, Kec. Nyalindung, Kab. Sukabumi
Jawa Barat 43196
Website : http://gbp-quarry.com/
6
ABSTRAK
PT Gunung Bumi Perkasa beroperasi di daerah Desa Neglasari, Sukabumi, Jawa Barat
yang mana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan bahan
galian batu andesit dengan menggunakan metode penambangan open pit mining quarry.
Kerja praktek dilakukan dengan mengamati kegiatan operasi penambangan dari hulu ke
hilir. Kegiatan penambangan meliputi pembersihan lahan (Land Clearing), pengupasan
lapisan tanah penutup (Overburden), penambangan batu andesit yang meliputi drilling dan
blasting, pemuatan batu andesit (Loading), pengangkutan (Hauling) menuju crushing
plant, pengolahan berupa reduksi ukuran menggunakan crusher, penimbunan dan
penumpukan hasil crushing. Pada tiap kegiatan, dilakukan pengambilan beberapa jumlah
sample data guna dilakukan pengamatan yang mana selanjutnya data tersebut diolah.
PT Gunung Bumi Perkasa menghasilkan 5 produk untuk dipasarkan yaitu batu split,
screening, abu batu, pasir m-sand dan basecourse. Produk tersebut dipasarkan dengan
daerah cakupan pemasaran Jabodetabek yaitu Jakarta, Bogor, Sentul, Tangerang, dan
Bekasi. Adapun konsumen dari PT Gunung Bumi Perkasa antara lain, PT. Waskita Beton
Precast Plant Cigombong, PT. Pioner Plant Lido, Proyek MNC Lido, PT. Fresh Beton
Indonesia Sukabumi, dan Proyek Tol PT Waskita beton Precast seksi Cibitung – Cilincing.
Kata Kunci: PT Gunung Bumi Perkasa, Batu Andesit, Kegiatan Operasi Penambangan
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan
Laporan Kerja Praktek dengan judul “Kegiatan Operasi Produksi Batu Andesit
Bulan Juli Tahun 2021 Pada Site Plant Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa”. Adapun
tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah
Kerja Praktek pada program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli
Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan ini tentu tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan
ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ambran Hartono, M.Si, Ketua Prodi Teknik Pertambangan UIN Syarif
2. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud, Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
3. Bapak Nanang Trisnadi, S.T Selaku Kepala Teknik Tambang di Quarry PT. Gunung
Bumi Perkasa yang telah memberikan kesempatan, banyak ilmu serta bantuan
5
4. Bapak Abas Besar selaku Kepala Gudang Handak dan Bapak Kostaman selaku
Kepala Blasting & HSE di PT. Gunung Bumi Perkasa yang telah banyak
5. Seluruh staff dan pegawai PT. Gunung Bumi Perkasa yang telah memberikan
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu sebagai bekal penulis
7. Teman satu kelompok kerja praktek yang telah bekerjasama dan saling memberikan
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu,
saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun
agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan ini bermanfaat
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. 7
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. 10
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 12
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 14
1.4 Manfaat................................................................................................................... 15
BAB II .............................................................................................................. 17
7
3.1 Andesit ..................................................................................................................... 9
8
BAB V .............................................................................................................. 32
6.2 Saran....................................................................................................................... 62
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Produk yang dihasilkan dari perusahaan Gunung Bumi Perkasa ................. 19
Gambar 2. 2 Peta Administrasi ........................................................................................ 5
Gambar 2. 3 Peta Kesampaian ......................................................................................... 6
Gambar 2. 4 Data Curah Hujan di Kabupaten Sukabumi (2013-2016).............................. 6
Gambar 2. 5 Peta Topografi ............................................................................................ 7
10
Gambar 5. 16 Urutan Tugas Juru Ledak ........................................................................ 45
Gambar 5. 17 Alat Muat excavator Hitachi Zexis 210 F................................................. 48
Gambar 5. 18 Alat Angkut dump truck Nissan UD CWB 450 ........................................ 52
Gambar 5. 19 Diagram Alir Kegiatan Hauling ............................................................... 54
Gambar 5. 20 Proses Pengolahan Material pada Plant A ................................................ 59
11
DAFTAR TABEL
12
DAFTAR LAMPIRAN
13
BAB I PENDAHULUAN
14
Untuk menambah wawasan di bidang ilmu Teknik Pertambangan, maka
disusunlah laporan Kerja Praktek. Penelitian ini berupa pengamatan mengenai
kegiatan operasi produksi penambangan batu andesit pada PT Gunung Bumi
Perkasa Jl. Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03 Desa Neglasari, Kec.
Nyalindung, Kab. Sukabumi Jawa Barat 43196.
1. Apa saja kegiatan penambangan batu andesit yang dilakukan di Site Plant
Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa ?
2. Bagaimana kegiatan operasi produksi penambangan batu andesit pada Site Plant
Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa ?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapat pada Kerja Praktek ini
15
B. Bagi Mahasiswa:
16
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
17
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Adapun produk yang dihasilkan dari perusahan Gunung Bumi Perkasa sebagai berikut:
2. Abu Batu
Material ini banyak digunakan sebagai campuran dalam proses pengaspalan atau sebagai
bahan pengganti pasir.
18
3. Screening
Bahan Material ini banyak digunakan sebagai campuran dalam pengaspalan jalan.
19
PT Gunung Bumi Perkasa adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan batuan komoditas andesit yang berada di Desa Cijurey Neglasari,
Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Perusahan telah
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat
pada bulan Juni 2017 dengan nomor 540/Kep.10/10.1.06.0/BPMPT/2017 seluas 30 Ha.
Adapun lokasi PT. Gunung Bumi Perkasa dapat bisa ditempuh dari Ciputat (UIN
Jakarta). Jarak dari UIN Jakarta sampai ke PT. Gunung Bumi Perkasa baik menggunakan
kendaraan roda empat ataupun roda dua yaitu berjarak sekitar ±115 km dengan waktu
tempuh 2.58 jam hingga 3.20 jam dengan jalur Ciputat – parung – kemang – Caringin –
Cigombong– Pasar Cibadak – Baros.
20
Gambar 2. 2 Peta Administrasi
Sumber : BPPD Kabupaten Sukabumi, Tahun 2014
5
Gambar 2. 3 Peta Kesampaian
Sumber : RTRD Kabupaten Sukabumi, 2015
6
2.7 Keadaan Morfologi dan Topografi
2.7.1 Topografi
Adapun urutan satuan batuan dari tua ke muda daerah penelitian adalah Formasi
Nyalindung dan Anggota Batugamping Formasi Nyalindung. Pada zaman Tersier Miosen
akhir, formasi Bentang secara tidak selaras menutupi formasi Nyalindung, formasi ini
terdiri dari batupasir tufaan, napal tufaan dan breksi, serta batupasir tufan dengan
batuapung dan lignit.
7
Batuan tertua di daerah Sukabumi adalah Formasi Walat yang disusun oleh
batupasir kuarsa berlapisan silang, konglomerat kerakal kuarsa, batulempung karbonan,
dan lapisan tipis-tipis batubara; ke atas ukuran butir bertambah kasar; tersingkap di Gunung
Walat dan sekitarnya. Umur satuan ini diduga Oligosen Awal
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Andesit
Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900˚- 1.100˚ C. Mineral-
mineral yang dikandung batuan andesit bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa
batuan mikroskop. Material-material itu (Ilmugeografi, 2016) antara lain adalah :
Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu yang dominan
sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang cukup besar. Ciri morfologi
lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat dan struktur yang sangat pejal. Tetapi,
struktur kepadatan batuan andesit masih dibawah batuan granit.
Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal mineral pada batuan
andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum proses pembekuan magma terjadi.
Karena itu, para ahli geologi bisa mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin
yang terdapat pada batuan andesit. (Ilmugeografi, 2016)
Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran. Perbedaan ukuran ini terjadi
karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum sempat terkristal akan terkristal dengan
cepat karena suhu permukaan yang rendah. Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang
berbeda yaitu:
• Fenokris. adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan sejak di bawah
permukaan bumi
9
• Groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang terbentuk dengan cepat di
permukaan.
Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam (Fenokris saja atau
Groundmass saja). Namun, ada kejadian dimana batuan andesit mengandung keduanya, baik
fenokris maupun groundmass. Batuan andesit dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andesit
Porfiri.
Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca tertentu, batuan
andesit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu untuk mengidentifikasinya perlu
dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika ditemukan ada batuan yang memiliki ciri morfologi
sama dengan batuan andesit tapi belum pasti akan kandungan kimianya, maka untuk sementara
batuan tersebut disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan mineralnya barulah diputuskan apakah batuan ini benar merupakan batuan andesit
atau bukan.
Proses pembentukan batuan andesit secara letusan (vulkanologi) agak mirip dengan proses
pembentukan batuan diorit. Batuan andosit biasanya ditemukan dalam aliran lava yang
dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan bumi akan mengalami proses
pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur batuan andesit sangat halus. (Ilmugeografi,
2016)
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satunya adalah
terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng samudera akibat subduksi.
Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku
menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya batuan andesit terletak diatas zona subdiksi yang
jadi batuan umum penyusun kerak benua.
Selain karena subduksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subduksi.
Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang
dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa
terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma
yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur dengan magma benua.
10
3.2 Aktivitas Penambangan
3.2.1 Tahapan Penambangan
Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dahulu dan ditempatkan terpisah
terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi
dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas
lapisan sub soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan
penutup. Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih
berupa rona awal yang asli (belum pemah digali). (Ranto, 2012)
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada
lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah top soil bank. Untuk selanjutnya tanah
pucuk yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan
sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir (final slope) dan
memasuki tahapan program reklamasi. Penggalian atau pemisahan tanah pucuk
dilakukan dengan menggunakan bulldozer, excavator, dan truck..
Tanah pucuk yang telah ditimbun pada lokasi khusus pada saat diperlukan akan
dihamparkan kembali diatas tanah timbunan yang bersifat permanen. Tujuan
penanganan tanah pucuk tersebut adalah untuk menjaga agar tidak tercampur
dengan tanah Iain, agar unsur hara tidak mati, dan tanah pucuk tidak tererosi.
Penebaran kembali tanah pucuk dilakukan dengan ketebalan antara 20-30 cm
diatas lahan yang telah ditata dan dirapikan agar bebas erosi.
11
3. Pengupasan Tanah Penutup (Striping Overburden)
Kegiatan penambangan dapat dilakukan apabila sudah tidak tertutup lagi oleh
lapisan penutup. Rangkaian kegiatan gali-muatangkut pada umumnya diawali
dengan drilling dan blasting untuk memudahkan pemberaian dari material yang
akan ditambang.
a. Pemboran (Drilling)
Kegiatan pengeboran dilakukan sebagai persiapan untuk membuat
geometri lubang peledakan. Kedalaman lubang disesuaikan dengan
kebutuhan lubang ledak.
b. Peledakan (Blasting)
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahapan persiapan sebelumnya. Pada
tahap ini lubang peledakan yang sudah siap akan diisi dengan bahan peledak
yang kemudian dirangkai untuk melepaskan bahan galian dari batuan induknya.
12
5. Pengolahan Batu Andesit
Setelah hasil galian diangkut akan dibawa ke crusher untuk diolah lebih lanjut.
Proses yang akan terjadi yaitu secara fisik, ukuran material galian akan di reduksi
menjadi lebih kecil sampai ke ukuran yang diinginkan. Beberapa material juga akan
melalui tahap pencucian supaya kualitas produk lebih baik dan harga jual meningkat.
1. Backhoe Excavator
2. Wheel Loader
Wheel loader adalah alat pemuat beroda karet (ban), penggunaannya hampir
sama dengan dozer shovel. Perbedaannya terletak pada landasan kerjanya, dimana
landasan kerja untuk wheel loader harus relatif rata, kering dan kokoh. (PT United
Tractors).
3. Dump Truck
Dump Truck Dump truck adalah alat angkut yang digunakan untuk memindahkan
material dari satu tempat ke tempat lain. secara umum, dump truk dilengkapi dengan
bak terbuka yang di operasikan dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu
bisa diangkat keatas dan bagian belakang bak berfungsi sebagai engsel atau sumbu
putar sehingga memungkinkan material yang diangkut bisa jatuh ke tempat yang
sudah direncanakan.
4. Drill Machine
Alat bor digunakan untuk membuat lubang yang mana nantinya lubang tersebut
diisi oleh bahan peledak untuk tahapan peledakan. Alat bor terdiri dari :
13
a. Mesin Bor, berfungsi sebagai sumber energy adalah penggerak utama,
mengkonversikan energy dari bentuk asal (fluida, elektrik, pneumatic, atau
penggerak mesin combustion) ke energy mekanik untuk mengfungsikan sistem.
b. Batang bor (rod), berfungsi mentransmisikan energi dari penggerak utama ke
mata bor (bit).
c. Mata bor (bit), sebagai pengguna energy didalam sistem, menyerang batuan
secara mekanik untuk melakukann penetrasi.
d. Sirkulasi fluida, berfungsi untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,
mendinginkan bit dan kadang-kadang menstabilkan lubang bor.
Open Cast
Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan
open pit. Namun teknik penambangan ini dilakukan di daerah bukit lereng.
Medan kerja yang digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya. Bentuk
tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan. Hal tersebut tergantung
dari letak endapan penambangan yang diinginkan
Keterangan :
FF = Faktor Pengisian (Fill Factor) (%)
Vn = Kapasitas atau Volume Nyata Alat Muat (LCM)
Vt = Kapasitas atau Volume Teoritis Alat Muat (LCM)
14
3.3.2 Swell Factor
Waktu edar merupakan waktu yang ditempuh oleh alat untuk 1 (satu)
kali pekerjaan Waktu edar alat muat dimulai dari saat menggali sampai pada
posisi mulai menggali kembali, sedangkan waktu edar alat angkut adalah waktu
edar yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari proses dimuati oleh alat muat
sampai pada posisi mulai untuk dimuati kembali (Hadi, dkk, 2015). Untuk
menghitung waktu edar alat gali-muat dan alat angkut dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
15
1) Waktu edar alat gali-muat
Waktu edar alat gali muat dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Ctm = waktu edar alat gali-muat (detik).
tg = Waktu Penggalian (Detik/Menit)
tpi = Waktu Putar Isi (Detik/Menit)
td = Waktu Pengosongan (Dumping) (Detik/Menit)
tpk = Waktu Putar Kosong (Detik/Menit)
Keterangan:
Cta = Waktu edar alat angkut (menit).
Tmi = Waktu Maneuver Isi (Detik/Menit)
td = Waktu Pengosongan / Dumping (Detik/Menit)
Tk = Waktu Angkut Kembali Kosong (Detik/Menit)
tmk = Waktu Maneuver Kosong (Detik/Menit)
ti = Waktu Pengisian atau Loading (Detik/Menit)
Ti = Waktu Angkut Berangkat Isi (Detik/Menit)
16
3.3.5 Produktivitas Alat Gali Muat
Em x FFm x Hm x SF x 3600 x pi
Pm =
cm
Dimana :
Pm1 = Produktivitas Al at Gali dan Muat (BCM/jam/alat)
Em = Efisiensi Kerja Alat Gali dan Muat (%)
Hm = Kapasitas Bucket (LCM)
FFm = Faktor Pengisian Alat Gali dan Muat (%)
SF = Faktor pengembangan Material (%)
Cm = Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali dan Muat (menit)
Pm = Pm1 x nm …………………………………………..
Dimana :
Pm = Produksi Alat Muat (BCM/jam)
Pm1 = Produktivitas Alat Muat (BCM/jam/alat)
nm = Jumlah Alat Muat (alat)
17
Pa1= E a × 60 × HmC×aFFm × np× SF …………………………….. (8)
Dimana :
Pa1 = Produktivitas Angkut (BCM/jam/alat)
Ea= Efisiensi Kerja Alat Angkut (%)
Hm = Kapasitas Bucket Alat Muat (LCM)
FFm = Faktor Pengisian Alat Muat (%)
np = Jumlah Pemuatan
SF = Faktor pengembangan Material (%)
Ca = Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut (menit)
Untuk menghitung Produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Pa = Pa1 x na ………………………………………………..
Dimana :
Pa = Produksi Alat Angkut (BCM/jam)
Pa1 = Produktivitas Alat Angkut (BCM/jam/alat)
na = Jumlah Alat Angkut (alat)
Pada kegiatan penambangan, keserasian kerja antara alat muat dan alat
angkut perlu diperhatikan. Secara perhitungan teoritis, produktivitas alat
galimuat haruslah sama dengan produktivitas alat angkut, sehingga
perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat mempunyai nilai satu, yaitu:
18
Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap
faktor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat muat dan alat angkut akan
menurunkan faktor kerja sehingga banyak kegiatan yang akan terhambat. Harga
match factor dapat dituliskan sebagai berikut :
A. MF < 1
Artinya alat gali muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja 100%
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat loading.
B. MF = 1
Artinya alat gali muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak terjadi waktu
tunggu bagi kedua alat tersebut.
C. MF > 1
Artinya alat gali muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari 100%
sehingga terjadi jadi antrian.
19
1. Perhitungan waktu edar (Cycle Time)
Pada perhitungan cycle time alat bor dapat digunakan rumus, yaitu:
Dimana :
Wb : Waktu membor
Wm : Waktu menyambung rod
We : Waktu mengangkat rod
Wp : Waktu pindah posisi
2. Perhitungan efisiensi kerja
Pada perhitungan efisiensi kerja alat, digunakan rumus yaitu :
EFF = ……………………………..
Dimana :
EFF : Efisiensi kerja (%)
We : Waktu kerja efektif (jam)
T : Waktu yang tersedia (jam)
Vt = …………………………….……………..
Dimana :
Vt : Kecepatan pemboran (meter/jam)
H : Kedalaman lubang bor (meter)
CT : Waktu edar pengeboran (menit)
20
Untuk menghitung prosuktivitas alat bor dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
P = ……………………………..
Dimana :
P : Kemampuan pemboran (lubang/jam)
Eff : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)
21
Gambar 3. 1 Terminologi dan simbol geometri peledakan
1. Arah Pemboran
Agar menjamin keseragaman burden dan spasi dalam geometri peledakan arah
penjajaran lubang bor harus sejajar. Adapun arah pemboran lubang ledak terbagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Arah pemboran tegak lurus (vertical)
Pada arah pemboran ini, gelombang tekan yang besar akan diterima oleh lantai
jenjang, kemudian menyebabkan tumpukan yang besar pada lantai jenjang. Hal
ini disebabkan pada bidang bebas terdapat gelombang tekan yang dipantulkan
sebagian dan sebagian lagi pada bagian bawah lantai jenjang gelombang tekan
juga dipantulkan
22
a. Arah pemboran miring
Pemakaian pada arah ini akan membentuk bidang bebas yang lebih luas, yang
akan mempermudah proses pecahnya batuan karena gelombang tekan yang
dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada bagian
bawah lantai jenjang akan lebih kecil.
2. Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola atau rangkaian yang bertujuan untuk
menempatkan lubang-lubang ledak secara sistematis dengan mengetahui
jumlah batuan yang akan diperoleh per meter pemboran. Pola pemboran ini
dilakukan dengan cara menempatkan titik–titik yang mempunyai jarak burden
dan spacing pada daerah yang akan diledakan. Pola pemboran yang umum
digunakan pada tambang terbuka ada 3 jenis pola, yaitu :
23
Jarak spasi pada suatu baris lebih besar dari burden pada pola pemboran ini.
24
4. Kedalaman Lubang Ledak
Kedalaman lubang ledak menyesuaikan dengan tinggi jenjang yang
dirancang oleh perusahaan. Dalam penentuan kedalaman lubang ledak perlu
diperhatikan penambahan subdrilling. Subdrilling adalah penambahan
kedalaman lubang ledak melebihi tinggi jenjang untuk mendapatkan lantai
jenjang yang rata dan tidak menghasilkan lantai jenjang yang menonjol pada
bagian bawah lantai setelah dilakukannya proses peledakan. Lantai bawah
jenjang yang menonjol akan mengakibatkan kinerja alat gali semakin berat
karena adanya sisa batuan dari peledakan yang tidak sempurna terberai.
Adapun menurut teori C.J Konya
•Burden, dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenis
bahan peledak yang diekspresikan dengan densitasnya. Adapun rumusnya
adalah:
B = ……………………………..….. (15)
Dimana :
B = Burden (ft)
de = Diameter bahan peledak (inci)
𝜌𝑒 = Berat jenis bahan peleldak
𝜌𝑟 = Berat jenis batuan
3) Stemming (T) :
- Batuan massif, T = B
- Batuan berlapis, T = 0,7B
25
4) Subdrilling (J) = 0,3B
5) Kolom isian (PC) = H – T
SF = x 100% …………………………….…………..
Apabila : Vs = B x S x H x n
maka :
Apabila ditanyakan berat hasil peledakan, maka dihitung dengan mengalikan
volume dengan densitas batuannya, yaitu :
W = V x 𝜌 ………………………….……….………..
W handak = PC x 𝜌𝑑 …………………………….……..
W total handak = n x PC x 𝜌𝑑 ……………...….………..
26
Densitas pengisian dapat diperoleh dari hasil perpotongan kolom
diameter lubang ledak dengan baris densitas bahan peledak yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel Densitas pengisian untuk berbagai diameter lubang ledak dan densitas
bahan peledak dalam kg/m
27
PF = …………………………….……………..…..
28
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Tempat pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dilaksanakan di PT Gunung Bumi Perkasa Jl.
Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03 Desa Neglasari, Kec. Nyalindung, Kab.
Sukabumi Jawa Barat 43196.
Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dilaksanakan mulai pada minggu kedua bulan Juli 2021
hingga minggu kedua bulan Agustus 2021. Untuk rincian waktu dan durasi Kerja
Praktek (KP) akan disesuaikan oleh perusahaan, berikut adalah rincian kegiatan yang
direncanakan, yaitu :
Minggu Ke- 4 1 2 3 4
Kegiatan Lapangan
29
4.2 Teknik Pengumpulan Data
4.2.1 Studi Literatur
Studi Literatur yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari
referensi buku, jurnal, artikel maupun laporan yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan
4.2.3 Wawancara
Wawancara, yaitu untuk mendapatkan data dengan cara melakukan wawancara pada
narasumber, dalam hal ini karyawan perusahaan yang memberikan penjelasan dan data
yang berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan ini.
30
e. Rumus powder factor peledakan
KEGIATAN OPERASI
PRODUKSI BATU ANDESIT
BULAN AGUSTUS TAHUN
2021PADA SITE SUKABUMI
PT.Gunung Bumi Perkasa
Lapa ngan
Data Primer:
1. Pengambilan data Cycle Time Data Sekunder:
2. Pengambilan data Fill Factor 1. Data Curah Hujan
2. Kondisi Geologi
3. Pengambilan data efisiensi alat 3. Peta ( Topografi, IUP, dll)
4.Pengambilan data geometri
peledakan
Pengolahan Data
Analisa Data
31
BAB V
Diagram Alir Kegiatan Operasi Penambangan Batu Andesit di PT Gunung Bumi Perkasa
1. Pemboran (Drilling)
32
2. peledakan (blasting)
3.Pengangkutan (loading)
33
4.Muat (dumping)
5. Crusing (Pengolahan)
34
5.1 Pengupasan Tanah Pucuk & Overburden
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan untuk membuka lahan front penambangan
baru. Biasanya pada tahap ini tidak membutuhkan kegiatan peledakan karena
pengupasan material masih berupa tanah yang mana masih dapat dilakukan dengan
menggunakan excavator. Namun apabila terdapat lapisan batuan yang menutupi
material tambang maka proses peledakan perlu dilakukan.
Kegiatan development pada PT. Gunung Bumi Perkasa tidak memiliki target
pencapaian yang terstruktur. Hal ini dikarenakan minimnya lahan disposal yang dimiliki
oleh perusahaan.
5.2 Penambangan
35
Sistem penambangan pada PT.Gunung Bumi Perkasa adalah tambang terbuka dengan
metode open cast. Jenjang dibuat dengan nilai kemiringan 75 ˚-80˚. Adapun target
produksi pada PT. Gunung Bumi Perkasa untuk tahun 2021 adalah sebesar 1.500 ton/
hari.
Geometri pemboran meliputi diameter, kedalaman lubang bor. Dari hasil data
yang didapatkan di lapangan PT Gunung Bumi Perkasa menggunakan burden 2 meter
dan spasi 3 meter yang dimana mempunyai kedalaman 6 meter setiap lubangnya
sehingga memerlukan 2 batang bor dengan Panjang batang bor 3 meter, sehingga untuk
mencapai kedalaman 6 meter, maka pada satu lubang digunakan 2 batang bor. Alat bor
36
yang digunakan dalam proses pemboran lubang ledak yaitu CRD (Crawler Rock Drill)
dengan merk drill machine Furukawa HCR900-ES II dan kompressor PDS750S-4B1
Airman . Diameter lubang bor yang digunakan 3 inci (76.22 mm) dan mata bor yang
digunakan dalam pemboran ini yaitu button bit, dengan menggunakan metode
pengeboran top hammer. PT Gunung Bumi Perkasa menggunakan Pola Pemboran
echelon atau corner cut pattern.
4. Mesin bor berfungsi sebagai penggerak batang bor dan mata bor, menaikan
dan menurunkan batang bor jenis HCR900-ES II cengan Kompresor sebagai
tenaga penggerak kompresor PDS750S-4B1 Airman.
5. Batang bor sebagai penghubung antara mesin dengan mata bor dengan
panjang 3 m/batang dengan diameter 3 inci.
37
Gambar 5. 9 Batang Bor
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP
6. Mata bor berfungsi untuk menerobos batuan atau material yang di bor yang
digunakan adalah mata bor type button bit dengan diameter 3 inci.
Kegiatan pengeboran dilakukan oleh 1 tim pengeboran yang terdiri atas satu
orang operator dan dua sampai tiga orang helper. Kedalaman pengeboran berbeda-beda
tergantung dari kondisi medan, mulai dari kedalaman 3 meter sampai dengan kedalaman
9 meter. Pola pengeboran yang diterapkan adalah pola rectangular zig-zag (staggered
pattern) dimana letak antara lubang yang selang seling dan jarak burden dengan spasi
berbeda. Jarak burden yang biasa digunakan adalah 2,25 dengan jarak spasi 2,75 meter.
38
5.2.1.1 Cycle Time Alat Bor
Untuk menghitung cycle time pemboran didapatkan data dari dua tahap persian
lubang peledakan menggunakan alat yang sama tetapi dengan jumlah lubang bor yang
beda. Pada tahap persiapan lubang peldakan yang pertama menggunakan spasi 3,
burden 2 dengan kedalaman 6 meter sebanyak 50 lubang. Lalu pada tahap peledakan
yang kedua mempunyai spasi, burden, serta kedalam yang sama tetapi berbeda pada
banyaknya lubang yaitu sebanyak 36 lubang.
Didapatkan cycle time rata-rata alat bor HCR900-ES II pada tahap peledakan
yang pertama (I) yaitu 10.601 menit/lubang, dan pada tahap peledakan yang kedua
dengan jenis alat yang sama yaitu 9 menit/lubang. Tabel perhitungan cycle time dapat
dilihat pada Lampiran II.
39
Mechanical Avability = 100%
Use Avability = 81.54%
Efesiensi Utilization = 75.18%
a. Sifat Batuan
b. Rock Drillability
c. Umur dan Kondisi Mesin Bor
d. Kondisi Bit
e. Keterampilan operator
f. Waktu pengecekan ala
Perhitungan produktivitas alat bor dilakukan pada tiap alat bor yang digunakan pada
proses penambangan dengan digunakan persamaan :
P =
40
0.7518 𝑥 60
P = 10.601
P = 4,255 lubang/jam
P = 4,52 lubang/jam
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai produktivitas alat bor
HCR900-ES II pada peledakan pertama dengan 50 lubang yaitu 4,255 lubang/jam
dan pada peledakan kedua dengan 36 lubang yaitu 4,52 lubang/jam
Setelah diketahui besarnya nilai produktivitas pada tiap tahap untuk persiapan
peledakan, diketahui bahwa alat bor HCR900-ES II mengalami penurunan waktu
untuk persiapan lubang ledak tahapan yang kedua walaupun tidak terlalu jauh
perbedaanya.
Salah satu kegiatan inti dalam berjalannya operasi produksi pada PT Gunung
Bumi Perkasa adalah peledakan. Hal ini dikarenakan karakteristik batuan andesit pada
wilayah IUP PT Gunung Bumi Perkasa memiliki tingkat kekerasan yang tinggi
sehingga membutuhkan bantuan dari kegiatan peledakan. Target peledakan
disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengimbangi kapasitas dari crushing plant yang
dimiliki oleh PT Gunung Bumi Perkasa.
41
Gambar 5. 11 Peledakan Pada PT Gunung Bumi Perkasa
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP
samping
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP
42
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP
43
gudang, maka akan dilakukan penyiraman atap gudang untuk menjaga agar temperatur
tetap berada dinilai aman.
Setelah semua tahap perangkaian selesai, dilakukan evakuasi pada sekitar lokasi
peledakan agar bebas dari para pekerja dan alat berat yang berlalu lalang dengan radius 500
meter dari area peledakan. Sebelum dilakukannya peledakan adanya bel yang berbunyi sebagai
44
peringatan bahwa kegiatan peledakan akan dimulai. Setelah dipastikan bahwa lokasi aman,
maka dilakukan peledakan. Terakhir, yaitu dilakukan pengecekan terhadap lubang ledak untuk
memastikan bahwa semua lubang ledak sudah meledak sesuai dengan yang direncakan. Setelah
itu dilakukan pelaporan kepada Kepala Teknik Tambang. Adapun urutan tugas yang harus
dilakukan oleh juru ledak adalah sebagai berikut.
Persiapan
Pengecekan
Lapangan
Distribusi Handak
Pengisian Lubang
Ledak
Perangkaian
Evakuasi Peledakan
Firing
Post Blast
Pelaporan
1. Peledakan I
Berdasarkan pengambilan sample data yang dilakukan pada peledakan, didapatkan
data geometri untuk 50 lubang ledak menggunakan burden sebesar 2 meter, spacing
3 meter, dan kedalaman lubang ledak 6 meter.
45
W handak = ∑W (AN + FO + Dinamit)
= 715 kg
2. Peledakan II
Pada peledakan II didapakan geometri peledakannya yaitu sama dengan peledakan I
perbedaannya hanya pada jumlah lubang ledak yaitu 36 lubang ledak dengan kedalaman 6
meter.
W handak = 504 Kg + 10 Kg
= 514 kg
1. Peledakan I
V = 2 m x 3 m x 6 m x 50
= 1800 BCM
2. Peledakan II
V = 2m x 3 m x 6 m x 36
= 1296 BCM
PF =
1. Peledakan I
715 𝑘𝑔
PF 2 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 3 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 50
46
= 0,39 kg/m3
2. Peledakan II
514 𝑘𝑔
PF 2 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 3 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 36
= 0,388 kg/m3
Berdasarkan tabel 3.2 mengenai hubungan nilai Powder Factor dengan jenis
batuan menurut Jimeno, 1995, harga PF yang ekonomis pada batuan ini berkisar
antara 0,20 – 0,3 kg/m3, maka dapat dikatakan nilai PF hasil peledakan yang
didapatkan dari hasil pengambilan data dapat dikatakan kurang bernilai ekonomis.
Dari tabel diatas biaya blasting bisa diperhatikan bahwa pada setiap kali blasting,
PT. Gunung Bumi Perkasa memakan biaya RP. 6197/BCM. Besar biaya ini
dipengaruhi oleh material yang ingin diledakan, jumlah spasi, burden, kedalaman
lubang , jumlah lubang, dan powder factor.
47
5.2.3 Loading (Pemuatan)
48
d. Swing kosong (waktu swing saat muatan kosong), yaitu waktu yang dimulai
dari selesai proses menumpahkan material sampai bucket siap menggali
material lagi.
a. Loading Point I
• Digging (tg) : 7,485 detik
• Swing Isi (tpi) : 3,645 detik
• Dumping (td) : 2,68 detik
• Putar Kosong (tpk) : 3,47 detik
Cycle Time Alat Muat = tg + tpi + td + tpk = 7,485 + 3,645 + 2,68+ 3,47 =
17,59 detik (0,29 menit)
Didapatkan cycle time rata-rata alat muat excavator Hitachi Zexis 210F yaitu
17,59 detik atau 0,29 menit/bucket pada Loading Point I. Dapat dilihat pada tabel
perhitungan cycle time pada Lampiran III.
b. Loading Point II
49
Cycle Time Alat Muat = tg + tpi + td + tpk = 5,69 + 5,20 + 3,09 + 4,9 = 19,56
detik (0,32 menit)
Didapatkan cycle time rata-rata alat muat excavator Hitachi Zexis 210F Pada
Loading Point Kedua yaitu sebesar 19,56 detik atau 0,32 menit/bucket pada Loading
Point I. Dapat dilihat pada tabel perhitungan cycle time pada Lampiran III.
a. Loading Point I
• Kapasitas Alat Muat (qL) = 0,91 m3 (Lampiran I)
• Fill Factor (k) = 0,68
• Swell Factor (SF) = 0,9
• Efisiensi (E) = 0,78
50
• Cycle Time (CT) = 17,59 detik
3600
𝑄 = 0,91 × 0,68 × 17,59 × 0,78 × 0,7 = 88,90 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚
b. Loading Point II
3600
𝑄 = 0,91 × 0,68 × 19,56 × 0,86 × 0,9 = 88,15 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚
51
menggunakan satu alat muat yaitu excavator hitachi Zexis 201F dengan kapasitas
bucket 0,91 m3.
Jadi total produksi yang dihasilkan dari dua loading point selama satu hari
sebesar 1.416 ton.
52
Pengamatan dilakukan pada waktu edar (cycle time) dump truck dalam
menyelesaikan satu siklus pengangkutan. Berikut urutan waktu edarnya dalam satu siklus
adalah :
a. Waktu tunggu kosong, yaitu waktu dump truck pada saat menunggu
antrian untuk melakukan pemuatan.
b. Waktu manuver kosong, yaitu waktu dump truck berpindah posisi agar
memudahkan pemuatan. Waktu ini tergantung pada lebar jalan.
c. Waktu isi, yaitu waktu material dimuatkan sampai dump truck penuh, dan
mulai berangkat untuk mengangkut material ke lokasi pengumpanan.
Waktu ini akan dapat lebih effisien bila alat gali-muatnya berukuran
seimbang dengan kapasitas dump truck.
d. Waktu berangkat isi (waktu angkut bermuatan ke lokasi hopper), yaitu
waktu yang dimulai sejak dump truck meninggalkan loading point menuju
ke lokasi hopper.
e. Waktu tunggu isi, yaitu waktu yang diperlukan dump truck menunggu
antrian di hopper.
f. Waktu manuver isi, yaitu waktu yang diperlukan dump truck untuk
memposisikan posisinya di depan hopper.
g. Waktu menumpahkan material, yaitu waktu dimulai dari saat dump truck
berhenti manuver dan siap mengangkat dump body.
53
h. Waktu berangkat kosong, yaitu waktu dump truck kembali dari bongkar
muatan ke loading point untuk diisi muatan kembali.
54
• Waktu Angkut Berangkat Isi (Ti)
1. Loading Point 1
(Cycle Time) Alat Angkut Nissan CWB 02 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
= 0,525 + 0,49 + 1,9 + 0,69 + 9,09 + 1,9
= 14,595 menit
(Cycle Time) Alat Angkut HINO 05 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
= 0,58 + 0,65 + 5,5 + 0,93 + 0.96 + 2,135
= 12,0676 menit
2. Loading Point 2
(Cycle Time) Alat Angkut Nissan CWB 07 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖 = 0,49 + 0,47 + 3,9 + 0,69 + 6,95 + 3,9
= 14,7325 menit
(Cycle Time) Alat Angkut HINO 05 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
= 0,58 + 0,46 + 2,135 + 0,67 + 5,8 + 2,135
= 19,25 menit
• qv : Kapasitas vessel
• k : Fill factor vessel
• Ct : Cycle time dari dumptruck
• SF : Swell Factor
55
1. Loading Point 1
60
𝑄= × 16.955 × 0,65 × 0,7
12,0676
= 38.358 ton/jam
2. Loading Point 2
Alat Angkut Nissan CWB 07 :
60
𝑄= × 20.160 × 0,65 × 0,7
14,7325
= 37.357 ton/jam
60
𝑄= × 16.955 × 0,65 × 0,7
19,25
= 24.045 ton/jam
𝑛 × 𝑛ℎ × 𝑐𝑙
𝑀𝐹 =
𝑛𝑙 × 𝑐ℎ
Diketahui :
56
• bucket Jumlah alah angkut (nH)
• Cycle time alat muat (cL)
• Jumlah alat muat (nL)
• Cycle time alat angkut (cH)
1. Loading Point 1
21 × 2 × 0,29
𝑀𝐹 =
1 × 13,2975
= 0,91
2. Loading Point 2
21 × 2 × 0,32
𝑀𝐹 =
1 × 16,99
= 0,79
Hasil perhitungan match factor pada alat muat Excavator Hitachi Zexis 210F
dan beberapa alat angkut yaitu dump truck Nissan UD CWB 450 dan Dump Truck Hino
pada Loading Point 1 adalah 0,91. Serta pada Loading Point 2 yang dimana hasil
perhitungan match factor pada alat muat Excavator Hitachi Zexis 210F dan beberapa
alat angkut yaitu dump truck Nissan UD CWB 450 dan Dump Truck Hino pada Loading
Point 1 adalah 0,79. Nilai tersebut menunjukkan bahwa MF < 1, yang artinya alat
angkut bekerja penuh sedangkan alat muat mempunyai waktu tunggu. Hasil tersebut
sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian dilapangan, yang mana alat muat
menunggu untuk melakukan pemuatan, sedangkan alat angkut masih ada atau mengantri
pada Plant, hal ini biasanya terjadi karena beberapa kendala pada plant yang
mengharuskan alat angkut menunggu untuk melakukan dumping. Selain itu, kurangnya
penggunaan alat angkut pada proses hauling menyebabkan alat muat menunggu, dan
produktivitas menjadi rendah. Faktor lain seperti kondisi jalan (medan menanjak, jalan
berdebu) dan kerusakan dump truck yang terkadang terjadi pun menjadi penyebab nilai
MF < 1.
5.3 Pengolahan
Setelah material ditambang, selanjutnya dibawa ke tempat pengolahan
(crushing plant). PT Gunung Bumi Perkasa memiliki 2 unit pengolahan yang memiliki
kapasitas berbeda. Unit Crushing Plant A untuk andesit memiliki kapasitas olah 170-
57
200 ton/jam dan unit crushing plant B untuk pasir silika memiliki kapasitas olah 300
ton/jam. Penggunaan unit crushing plant didasarkan pada kebutuhan dan permintaan
konsumen, jika permintaan meningkat dan mengharuskan maka akan digunakan kedua
unit crushing plant tersebut. Sampai ke crushing plant, material akan di dump ke dalam
jaw crusher yang memiliki ukuran bukaan maksimum untuk plant A 1000 cm dan untuk.
Material akan melalui proses reduksi sampai tiga tahap. Untuk plant A akan dihasilkan
4 produk akhir yaitu BSB (0 - 10 mm), split 1-2 (20 mm), split 2-3 (30 mm), dan abu
batu (7 mm). yaitu terdiri dari primary crushing, secondary crushing dan tertiary
crushing. Bukaan hopper pada crushing plant A sebesar 1000 mm. Feed didumping ke
dalam hopper. Screening yang terdapat pada bagian bawah hopper kemudian
memisahkan material yang berukuran 0-79 mm menuju conveyor BC 0, conveyor ini
membawa material menuju scalpting screen yang memisahkan material berukuran 0-10
mm dan 30-70 mm. Material berukuran 0-10 mm akan langsung dibuang menjadi waste
(base b) , dengan kapasitas stokpile base b maksimal 587 m3 (1.408 ton) . Sedangkan
material 10 - 18 mm akan masuk ke surge pile. Untuk material dengan ukuran diatas
79-1000 mm pada tahap screening awal akan masuk pada primary crusher dan direduksi
sampai berukuran 180 mm yang selanjutnya juga ditampung pada surge pile (gudang
batu yang mempunyai luas 1.904 m3 atau berkapasitas 4.570 ton). Material selanjutnya
memasuki tahap secondary crushing dan direduksi sampai berukuran 60-80 mm dan
dilanjutnya dengan tertiary crushing hingga berukuran 35 mm. Setelah itu material akan
diayak menggunakan vibrating screen triple deck. Material berukuran lebih besar dari
35 mm akan kembali ke tertiary crusher untuk direduksi sampai sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Untuk material pada dek kedua yang berukuran 20 mm akan memasuki
conveyor yang mana menghasilkan produk split 1/2. Untuk material yang lolos dari dek
kedua akan tertampung dan menuju ke vibrating screen triple deck yang berukuran 20
mm. dengan kapasitas stokpile split ½ maksimal 382 m3 (916,8 ton) Pada dek pertama
material berukuran 30 mm akan terpisah menjadi produk split 2/3, dengan kapasitas
stokpile split 2/3 maksimal 476,5 m3 (1.143 ton). Material pada dek ketiga yang
berukuran 7 mm akan terpisah dan menjadi produk abu batu. Sedangkan material yang
lolos dari dek ketiga akan tertampung dan menuju penampungan produk abu batu yang
58
berukuran 0-7 mm, Dengan kapasitas stokpile abu batu maksimal 588,375 m3 (1.412
ton).
59
SKEMA CRUSHING PLANT A PT GBP
60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
61
Base B , split 1-2 , split 2-3 , dan abu batu . yaitu terdiri dari primary crushing,
secondary crushing dan tertiary crushing. Untuk material dengan ukuran diatas 79-
1000 mm pada tahap screening awal akan masuk pada primary crusher dan direduksi
sampai berukuran 180 mm yang selanjutnya juga ditampung pada surge pile .
6.2 Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. “Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi.” BLE-07 Pola
Peledakan. Hadi, E.R., Inmarlinianto, Gunawan, K. 2015.
“Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Mengoptimalkan Produksi Pengupasan
Lapisan Tanah Penutup Di Pit UW PT Borneo Alam Semesta Kecamatan Jorong
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan”. Jurnal Teknologi Pertambangan.
Volume. 1, Nomor. 1.
Jimeno. 1995. “Drill and Blast of Rock”. Rotterdam, Netherlands: A.A Blaskena
Ranto, Fandi Wan. 2012. “Penambangan Overburden Dengan Sistem Backhoe dan Truck di rea
Tambang Terbuka PT. Astrindo Gita Mandiri Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi
Sumatra Barat”. www.repository.trisakti.ac.id. (Diakses 20 September 2020)
Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. “Pemindahan Tanah Mekanis”. Seri Diktat Kuliah
Gunadarma
63
LAMPIRAN
HCR900 Series II
64
Series II Rock Drills Equipped with Tier III EPA Compliant Engines.
65
ES ES 20
HCR900 Series II
US Standard Metric US Standard Metric
Travel Speed 0-2.2 mile/h 0-3.5 km/h 0-2.2 mile/h 0-3.5 km/h
Ground Contact Pressure *3 10.0 psi 69.2 kPa 10.7 psi 73.6 kPa
Number of Blows 2,250-2,500 bpm 2,250-2,500 min-1 2,250-2,500 bpm 2,250-2,500 min-1
Number of Revolutions 0-250 rpm 0-250 min-1 0-250 rpm 0-250 min-1
Rated Output 225hp/2,200rpm 168 kW/2,200 min - 225hp/2,200rpm 168 kW/2,200 min -
1 1
Drive Motor Hydraulic Motor with Reduction Gear Hydraulic Motor with Reduction Gear
66
Boom Lifting 45/15 degree 45/15 degree
Angle:Up/Down
Discharge Airflow 215 CFM 6.1 m3/min 215 CFM 6.1 m3/min
Discharge Pressure 149 psi 1.03 MPa 149 psi 1.03 MPa
Number of Elements 4 4
Dust Removal System Automatic Pulse Air Jet Automatic Pulse Air Jet
Number of Rods 4 4
67
Voltage 24V; 70Wx4 24V; 70Wx4
Bit Profile Button, Cross and Spike Button, Cross and Spike
Rod Size 32H, 38R, 45R, (38H) 32H, 38R, 45R, (38H)
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Lampiran 2 Sample Data Cycle Time Drill
1. CT Drilling pada Peledakan I
81
9 78 425 123 0 626
10 44 376 109 0 529
11 139 470 114 0 723
12 73 444 68 0 585
13 98 301 386 0 785
14 96 455 112 0 663
15 79 401 96 0 576
16 55 348 105 0 508
17 35 429 119 0 583
18 84 312 132 0 528
19 44 416 110 0 570
20 50 440 186 0 676
21 62 365 108 0 535
22 111 466 105 0 682
23 112 485 110 0 707
24 63 414 132 0 609
25 60 400 135 0 595
26 150 420 150 0 720
27 90 410 160 0 660
28 57 426 165 0 648
29 48 431 115 0 594
30 70 376 102 0 548
31 102 417 148 0 667
82
32 88 478 108 0 674
33 53 516 116 0 685
34 133 492 111 0 736
35 137 440 101 0 678
36 195 404 195 0 794
37 70 375 120 0 565
38 61 366 102 0 529
39 129 529 133 0 791
40 69 503 108 0 680
41 45 384 95 0 524
42 47 357 75 0 479
43 120 415 93 0 628
44 106 356 85 0 547
hari ke 2, 15 Juli 2020 (7.00 - 9.40)
45 129 447 226 0 802
46 98 401 73 0 572
47 94 416 112 0 622
48 112 485 110 0 707
49 63 414 132 0 609
50 60 400 135 0 595
Total 1225 4348 21031 6424 0 31803
(detik)
menit 20.4167 72.4667 350.52 107.07 0 530.05
83
Total 530.05
menit
8 Jam 50
menit
Rata" Cycle Time 10.601
menit
84
6 301
6 455
6 401
6 348
6 429
6 312
6 416
6 440
6 365
6 466
6 485
6 414
6 400
6 420
6 410
6 426
6 431
6 376
6 417
6 478
6 516
6 492
6 440
85
6 404
6 375
6 366
6 529
6 503
6 384
6 357
6 415
6 356
6 447
6 401
6 416
6 485
6 414
6 400
Rata-rata (detik) 6 420.62
Menit 7.01
Kecepatan Pemboran
86
0.855920114
Pengguna Efektif
EU = W / T x 100%= 530.05 / 705 x 100 % 75.18%
87
hari ke - Waktu Hambat CRD Total
Terlambat maintenance istirahat berhenti moving kerusakan menit
awal shift alat awal kerja alat ke
lebih loading
awal point
Peledakan 1 (07.00- 0 20 5 30 0 0 55 120
I 17.00)
2 ( 07.00- 65 0 0 0 0 65
09.45)
Peledakan 3 ( 14.00 0 0 0 6 36 0 42 77
II - 15.54 )
4 ( 08.00 11 24 0 0 0 0 35
- 16.00 )
88
Crowler 2 0.56 7.01 1.57 0 9.14
Rock 3 1.13 6.34 1.31 0 8.78
Drill 4 0.57 6.20 1.36 0 8.13
5 0.47 6.13 1.52 0 8.12
6 0.38 6.56 1.40 0 8.34
7 0.46 7.27 1.55 0 9.28
8 1.32 6.10 1.12 0 8.54
Hari 2 (08.24-15.49)
Crowler 9 0.21 7.37 1.45 0 9.03
Rock 10 1.12 6.06 1.47 3.46 12.11
Drill 11 1.26 6.08 1.41 0 8.75
12 0.46 6.22 1.44 0 8.12
13 1.02 6.28 1.34 0.54 9.18
14 1.01 6.53 1.26 0 8.8
15 0.51 6.29 1.54 0.29 8.63
16 0.48 6.17 2.01 0 8.66
17 0.25 6.34 1.35 0 7.94
18 0.45 6.47 2.10 0 9.02
19 0.40 5.49 1.53 0 7.42
20 0.38 6.39 1.28 0 8.05
21 0.44 6.25 1.28 0 7.97
22 1.28 5.52 1.42 0 8.22
23 0.39 7.55 1.23 0 9.17
24 1.28 6.59 1.21 0 9.08
25 0.27 6.31 1.40 0.25 8.23
26 2.07 8.13 2.08 0 12.28
27 1.20 7.20 1.54 0.30 10.24
28 0.37 6.18 2.26 4.14 12.95
29 0.54 7.17 1.59 0.48 9.78
30 1 7 1.38 0.10 9.48
89
31 0.48 5.32 1.39 3.24 10.43
32 0.53 5.53 1.59 0 7.65
33 1.02 5.56 2.10 0 8.68
34 0.35 5.30 1.41 0 7.06
35 1.13 7.08 1.28 0 9.49
36 0.45 7.35 1.53 0.25 9.58
Total (menit) 26.52 231.75 54.22 13.05 325.54
Jam 5 jam 23
menit 34
detik
Total Rata Rata lubang dril meter/ menit 9.042777778
9 menit per lubang
Kecepatan Pemboran
Kecepatan Pemboran
H (Kedalaman) Kecepatan Bor
6 6.41
6 7.01
6 6.34
6 6.20
6 6.13
6 6.56
6 7.27
6 6.10
6 7.37
6 6.06
6 6.08
6 6.22
6 6.28
6 6.53
90
6 6.29
6 6.17
6 6.34
6 6.47
6 5.49
6 6.39
6 6.25
6 5.52
6 7.55
6 6.59
6 6.31
6 8.13
6 7.20
6 6.18
6 7.17
6 7
6 5.32
6 5.53
6 5.56
6 5.30
6 7.08
6 7.35
Total 216 231.75
Rata" 6 6.4375
Kecepatan Pemboran
Rata" kedalaman Lubang bor Rata" waktu siklus lubang bor
6 6.4375
VT (kecepatan pemboran) m/menit
V = 6 m/ 6.4375 menit
0.932038835
Efisiensi Kerja Pemboran
Ek= Waktu kerja pemboran/Waktu Tersedia X100%
91
Ek= (323/476) X100% 67.80%
Pengguna Efektif
92
Lampiran 3 Sample Data Cycle Time Loading
Alat Muat : Excavator Hitachi Zexis 210 F
93
7.17 3.89 2.1 2.53 15.69 15.69
6.57 2.86 2.89 3.36 15.68 15.68
6.44 2.94 2.97 3.01 15.36 15.36
6.78 4.74 4.59 3.95 20.06 20.06
8.21 3.83 2.86 3.26 18.16 18.16
6.2 3.8 2.34 3 15.34 15.34
7.05 3.65 2.31 3.11 16.12 16.12
7.88 4.12 2.89 4.25 19.14 19.14
4.07 3.1 2.47 2.07 11.71 11.71
5.26 4.82 2.81 3.1 15.99 15.99
8.06 3.3 2.31 3.25 16.92 16.92
5.26 4.21 2.54 3.07 15.08 15.08
4.65 3.34 4.34 3.26 15.59 15.59
7.85 3 2.81 2.1 15.76 15.76
7.95 4.14 1.92 3.14 17.15 17.15
5.74 3.61 1.81 4.09 15.25 15.25
6.24 3.4 2.18 3.12 3.17 18.11 14.94
6.69 3.56 1.67 2.99 14.91 14.91
7.38 4.66 2.29 2.3 16.63 16.63
7.67 3.81 1.56 4.52 17.56 17.56
8.09 4.04 3 2.46 17.59 17.59
5.45 3.14 2.34 2.31 13.24 13.24
6.56 5.42 2.41 2.43 16.82 16.82
6.03 3.65 1.57 2.92 14.17 14.17
6.8 3.15 2.83 2.92 15.7 15.7
8.9 2.15 1.95 2.43 15.43 15.43
10.67 3.47 2.78 3.27 20.19 20.19
12.42 3.44 1.4 2.91 20.17 20.17
6.84 3.06 2.51 4.05 16.46 16.46
7.14 2.79 3.63 4.74 18.3 18.3
94
10.83 4.1 1.6 3.96 20.49 20.49
5.43 2.46 2.36 4.65 14.9 14.9
21.16 2.71 2.41 1.92 28.2 28.2
7.15 2.77 1.94 4.45 16.31 16.31
13.47 2.83 2.67 4.62 23.59 23.59
11.67 3.84 2.59 3.06 21.16 21.16
5.63 3.55 1.88 4.14 15.2 15.2
6.8 4.21 2.1 2.79 15.9 15.9
5.93 3.21 3.13 2.46 14.73 14.73
6.5 3.91 1.71 4.17 16.29 16.29
5.74 3.73 2.1 2.72 14.29 14.29
7.95 3.4 2.43 2.97 16.75 16.75
18.25 3.23 3.25 1.84 26.57 26.57
23.42 3.55 1.97 1.95 30.89 30.89
5.15 4.63 1.94 4.08 15.8 15.8
9.17 2.54 3.1 2.5 17.31 17.31
12.4 3.36 2.47 3.36 21.59 21.59
4.58 3.4 2.62 3.41 14.01 14.01
16.75 4.17 3.1 3.88 27.9 27.9
15.02 3.83 2.26 3.83 24.94 24.94
6.25 3.16 2.14 3.97 15.52 15.52
15.92 4.01 2.61 2.24 24.78 24.78
6.04 4.16 2.67 2.66 15.53 15.53
6.45 2.79 2.14 3.01 14.39 14.39
4.71 4.7 2.63 3.53 15.57 15.57
6.45 2.84 1.65 2.3 13.24 13.24
6.96 5.01 2.19 1.46 15.62 15.62
11.9 3.59 3.25 2.5 21.24 21.24
7.54 5.89 2.78 5.78 21.99 21.99
5.56 4.78 3.21 4.89 18.44 18.44
95
6.35 5.51 3.32 5.43 20.61 20.61
5.65 5.52 2.98 3.97 18.12 18.12
5.78 5.53 2.35 5.53 19.19 19.19
5.58 4.98 3.38 4.98 18.92 18.92
4.98 5.89 3.45 4.78 19.1 19.1
6.23 4.98 2.89 3.98 18.08 18.08
5.57 5.56 2.87 5.65 19.65 19.65
5.65 4.81 3.35 4.78 18.59 18.59
4.89 4.54 2.98 5.65 18.06 18.06
5.58 3.54 3.58 4.46 17.16 17.16
4.98 4.59 2.98 5.58 18.13 18.13
5.78 3.78 2.78 3.98 16.32 16.32
6.13 5.54 3.45 4.78 19.9 19.9
5.87 5.35 3.41 5.35 19.98 19.98
5.76 4.77 2.28 4.68 17.49 17.49
5.86 3.68 3.38 5.34 18.26 18.26
4.98 3.79 2.87 5.65 17.29 17.29
4.78 3.89 3.41 4.78 16.86 16.86
9.41 4.84 4.8 5.04 6.39 30.48 24.09
6.56 1.71 3.61 4.91 16.79 16.79
6.03 4.16 4.83 2 17.02 17.02
11.38 3 2.16 3.97 20.51 20.51
6.53 2.71 1.41 3.97 14.62 14.62
8.93 5.16 2.94 3.74 20.77 20.77
7.82 2.52 2.36 3.37 16.07 16.07
7.37 3.3 2.17 2.93 15.77 15.77
5.08 2.29 3.95 4.29 15.61 15.61
8.09 2.98 3.32 3.25 17.64 17.64
5.93 2.94 2.06 4.11 15.04 15.04
8.3 3.33 2.59 4.1 18.32 18.32
96
4.55 3.68 2.46 3.5 14.19 14.19
7.18 2.83 5.01 3.52 18.54 18.54
5.35 3.11 2.01 3.02 13.49 13.49
7.4 2.48 2.2 2.75 14.83 14.83
4.72 3.03 2.21 3.4 13.36 13.36
8.2 3.65 2.63 3.1 14.27 31.85 17.58
5.15 2.43 2.34 2.9 12.82 12.82
4.69 3.93 3.47 2.5 14.59 14.59
5.11 3.25 4.46 2.18 15 15
7.17 3.89 2.1 2.53 15.69 15.69
6.57 2.86 2.89 3.36 15.68 15.68
6.44 2.94 2.97 3.01 15.36 15.36
6.78 4.74 4.59 3.95 20.06 20.06
8.21 3.83 2.86 3.26 18.16 18.16
6.2 3.8 2.34 3 15.34 15.34
7.05 3.65 2.31 3.11 16.12 16.12
7.88 4.12 2.89 4.25 19.14 19.14
4.07 3.1 2.47 2.07 11.71 11.71
5.26 4.82 2.81 3.1 15.99 15.99
8.06 3.3 2.31 3.25 16.92 16.92
5.26 4.21 2.54 3.07 15.08 15.08
4.65 3.34 4.34 3.26 15.59 15.59
7.85 3 2.81 2.1 15.76 15.76
7.95 4.14 1.92 3.14 17.15 17.15
5.74 3.61 1.81 4.09 15.25 15.25
6.24 3.4 2.18 3.12 3.17 18.11 14.94
6.69 3.56 1.67 2.99 14.91 14.91
7.38 4.66 2.29 2.3 16.63 16.63
7.67 3.81 1.56 4.52 17.56 17.56
8.09 4.04 3 2.46 17.59 17.59
97
5.45 3.14 2.34 2.31 13.24 13.24
6.56 5.42 2.41 2.43 16.82 16.82
6.03 3.65 1.57 2.92 14.17 14.17
6.8 3.15 2.83 2.92 15.7 15.7
8.9 2.15 1.95 2.43 15.43 15.43
10.67 3.47 2.78 3.27 20.19 20.19
12.42 3.44 1.4 2.91 20.17 20.17
6.84 3.06 2.51 4.05 16.46 16.46
7.14 2.79 3.63 4.74 18.3 18.3
10.83 4.1 1.6 3.96 20.49 20.49
5.43 2.46 2.36 4.65 14.9 14.9
21.16 2.71 2.41 1.92 28.2 28.2
7.15 2.77 1.94 4.45 16.31 16.31
13.47 2.83 2.67 4.62 23.59 23.59
11.67 3.84 2.59 3.06 21.16 21.16
5.63 3.55 1.88 4.14 15.2 15.2
6.8 4.21 2.1 2.79 15.9 15.9
5.93 3.21 3.13 2.46 14.73 14.73
6.8 4.21 2.1 2.79 15.9 15.9
Rata-rata Cycle Time 17.5900625
98
PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam Kerja MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam Breakdown
83% 100%
99
5.59 4.75 3.6 4.35 18.29 18.29
5.35 4.55 3.58 3.72 17.2 17.2
6.31 6.41 2.59 5.18 20.49 20.49
2.37 5.81 2.97 5.34 16.49 16.49
4.85 5.41 3.18 3.86 17.3 17.3
6.36 4.32 2.75 4.55 17.98 17.98
7.05 6.31 3.3 3.87 20.53 20.53
6.41 6.25 2.65 5.51 20.82 20.82
4.84 3.47 3.28 5.35 5.87 22.81 16.94
7.15 4.89 2.47 4.65 19.16 19.16
6.88 5.21 2.43 4.81 19.33 19.33
4.16 6.35 2.61 4.56 17.68 17.68
5.31 5.31 3.41 3.98 18.01 18.01
6.62 5.39 2.61 5.17 19.79 19.79
5.86 6.41 3.45 5.51 21.23 21.23
7.18 5.75 2.76 4.65 20.34 20.34
4.63 4.56 3.13 3.88 16.2 16.2
5.81 5.29 3.53 3.87 2.58 21.08 18.5
6.16 6.52 3.46 5.37 21.51 21.51
6.31 5.31 2.98 4.73 19.33 19.33
4.78 6.31 3.41 5.38 19.88 19.88
3.65 5.69 3.52 5.4 18.26 18.26
4.16 5.75 2.81 5.18 17.9 17.9
100
5.31 6.75 2.87 4.54 19.47 19.47
5.61 4.58 3.41 3.85 17.45 17.45
6.52 5.56 2.89 3.89 18.86 18.86
6.31 6.29 3.35 5.16 21.11 21.11
5.35 4.96 2.65 4.67 17.63 17.63
7.18 5.86 2.78 5.15 3.68 24.65 20.97
5.58 5.6 3.42 3.93 18.53 18.53
6.31 4.8 3.52 4.49 19.12 19.12
4.84 5.7 2.56 5.13 18.23 18.23
6.58 4.93 3.45 5.2 20.16 20.16
4.31 6.32 2.56 4.89 4.75 22.83 18.08
5.53 4.35 2.95 4.52 17.35 17.35
4.84 5.75 3.54 3.98 18.11 18.11
6.31 5.56 3.48 4.79 20.14 20.14
4.56 5.31 2.85 5.58 18.3 18.3
4.86 4.87 3.53 6.12 19.38 19.38
5.89 3.98 2.98 4.89 2.58 20.32 17.74
6.35 6.31 3.41 3.98 20.05 20.05
5.78 5.3 3.44 3.85 18.37 18.37
5.95 4.49 2.89 5.56 18.89 18.89
4.65 5.35 3.52 6.15 19.67 19.67
5.69 6.75 2.78 4.43 19.65 19.65
6.38 4.89 2.98 3.98 18.23 18.23
101
5.78 5.57 3.35 4.56 19.26 19.26
5.85 3.95 3.21 5.67 7.68 26.36 18.68
4.81 6.79 2.75 3.96 18.31 18.31
5.81 5.6 3.36 4.57 19.34 19.34
5.76 6.21 2.87 5.68 20.52 20.52
6.49 6.36 2.98 4.59 20.42 20.42
5.56 4.59 3.38 5.85 19.38 19.38
7.18 5.43 3.35 5.68 21.64 21.64
5.35 6.13 2.94 3.96 5.28 23.66 18.38
4.78 5.68 3.51 5.87 19.84 19.84
7.15 4.48 2.89 5.78 20.3 20.3
6.65 3.98 3.16 4.98 18.77 18.77
7.13 5.51 2.79 3.97 19.4 19.4
5.89 5.3 2.88 4.53 18.6 18.6
3.98 4.49 3.25 4.56 16.28 16.28
5.78 6.21 2.95 3.87 18.81 18.81
5.81 5.71 2.95 4.53 4.41 23.41 19
3.98 4.89 3.45 5.65 17.97 17.97
6.21 5.61 3.35 3.98 19.15 19.15
7.15 5.78 2.49 4.78 20.2 20.2
5.59 4.59 2.89 5.59 18.66 18.66
4.87 6.2 3.31 6.05 5.12 25.55 20.43
4.96 5.89 2.78 5.78 19.41 19.41
102
5.56 4.78 3.21 4.89 18.44 18.44
6.35 5.51 3.32 5.43 20.61 20.61
5.65 5.52 2.98 3.97 18.12 18.12
5.78 5.53 2.35 5.53 19.19 19.19
5.58 4.98 3.38 4.98 18.92 18.92
4.98 5.89 3.45 4.78 6.54 25.64 19.1
6.23 4.98 2.89 3.98 18.08 18.08
5.57 5.56 2.87 5.65 19.65 19.65
5.65 4.81 3.35 4.78 18.59 18.59
4.89 4.54 2.98 5.65 18.06 18.06
5.58 3.54 3.58 4.46 17.16 17.16
4.98 4.59 2.98 5.58 18.13 18.13
5.78 3.78 2.78 3.98 16.32 16.32
6.13 5.54 3.45 4.78 19.9 19.9
5.87 5.35 3.41 5.35 2.5 22.48 19.98
5.76 4.77 2.28 4.68 17.49 17.49
5.86 3.68 3.38 5.34 18.26 18.26
4.98 3.79 2.87 5.65 17.29 17.29
4.78 3.89 3.41 4.78 16.86 16.86
6.31 5.56 3.48 4.79 20.14 20.14
4.56 5.31 2.85 5.58 18.3 18.3
4.86 4.87 3.53 6.12 19.38 19.38
5.89 3.98 2.98 4.89 2.58 20.32 17.74
103
6.35 6.31 3.41 3.98 20.05 20.05
5.78 5.3 3.44 3.85 18.37 18.37
5.95 4.49 2.89 5.56 18.89 18.89
4.65 5.35 3.52 6.15 19.67 19.67
5.69 6.75 2.78 4.43 19.65 19.65
6.38 4.89 2.98 3.98 18.23 18.23
5.78 5.57 3.35 4.56 19.26 19.26
5.85 3.95 3.21 5.67 7.68 26.36 18.68
4.81 6.79 2.75 3.96 18.31 18.31
5.81 5.6 3.36 4.57 19.34 19.34
5.76 6.21 2.87 5.68 20.52 20.52
6.49 6.36 2.98 4.59 20.42 20.42
5.56 4.59 3.38 5.85 19.38 19.38
7.18 5.43 3.35 5.68 21.64 21.64
5.35 6.13 2.94 3.96 5.28 23.66 18.38
4.78 5.68 3.51 5.87 19.84 19.84
7.15 4.48 2.89 5.78 20.3 20.3
6.65 3.98 3.16 4.98 18.77 18.77
7.13 5.51 2.79 3.97 19.4 19.4
5.89 5.3 2.88 4.53 18.6 18.6
3.98 4.49 3.25 4.56 16.28 16.28
5.78 6.21 2.95 3.87 18.81 18.81
5.81 5.71 2.95 4.53 4.41 23.41 19
104
3.98 4.89 3.45 5.65 17.97 17.97
6.21 5.61 3.35 3.98 19.15 19.15
7.15 5.78 2.49 4.78 20.2 20.2
5.59 4.59 2.89 5.59 18.66 18.66
4.87 6.2 3.31 6.05 5.12 25.55 20.43
4.96 5.89 2.78 5.78 19.41 19.41
5.56 4.78 3.21 4.89 18.44 18.44
6.35 5.51 3.32 5.43 20.61 20.61
5.65 5.52 2.98 3.97 18.12 18.12
5.78 5.53 2.35 5.53 19.19 19.19
5.58 4.98 3.38 4.98 18.92 18.92
4.98 5.89 3.45 4.78 6.54 25.64 19.1
6.23 4.98 2.89 3.98 18.08 18.08
5.57 5.56 2.87 5.65 19.65 19.65
5.65 4.81 3.35 4.78 18.59 18.59
4.89 4.54 2.98 5.65 18.06 18.06
5.58 3.54 3.58 4.46 17.16 17.16
4.98 4.59 2.98 5.58 18.13 18.13
5.78 3.78 2.78 3.98 16.32 16.32
6.13 5.54 3.45 4.78 19.9 19.9
5.87 5.35 3.41 5.35 2.5 22.48 19.98
5.76 4.77 2.28 4.68 17.49 17.49
5.86 3.68 3.38 5.34 18.26 18.26
105
4.98 3.79 2.87 5.65 17.29 17.29
4.78 3.89 3.41 4.78 16.86 16.86
6.38 4.89 2.98 3.98 18.23 18.23
5.78 5.57 3.35 4.56 19.26 19.26
5.85 3.95 3.21 5.67 7.68 26.36 18.68
4.81 6.79 2.75 3.96 18.31 18.31
5.81 5.6 3.36 4.57 19.34 19.34
5.76 6.21 2.87 5.68 20.52 20.52
6.49 6.36 2.98 4.59 20.42 20.42
5.56 4.59 3.38 5.85 19.38 19.38
7.18 5.43 3.35 5.68 21.64 21.64
Rata-rata Cycle Time 19.5611875
PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam
Kerja Breakdown
95% 100%
106
91% 87%
107
Alat Angkut : DT Nissan UD CWB 450
108
Ek= () X100%
62%
PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam Kerja MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam
Breakdown
67% 100%
109
LOADING POINT 2
110
Alat Angkut : DT Hino FM 260 TI
111
Efiseiensi Kerja DT Nissan
Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia
X100%
Ek= () X100%
57.35%
PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam
Kerja Breakdown
60% 100%
112
Lampiran 5 Data Panjang dan Kemiringan Belt Conveyor
Nama Produk Ukuran Panjang Kemiringan Tinggi Belt Luasan Kapasitas
produk Belt Belt Conveyor conveyor Maksimal Maksimal
(mm) Conveyor ( ͦ) (m) Stock Pile Stock Pile
(m3) (ton)
base B 0 - 10 40 35 11.46 587 1408
spilt 2/3 30 40 30 10 476.5 1143
split 1/2 20 40 35 11.46 382 918
pasir abu 7 40 30 10 588.375 1412
113