Anda di halaman 1dari 132

KEGIATAN OPERASI PRODUKSI PENAMBANGAN

QUARRY BATU ANDESIT BULAN JULI TAHUN 2021


PADA SITE PLANT SUKABUMI PT. GUNUNG BUMI
PERKASA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Zulfikri Hakim Akbar (11180980000029)


Deffal Syafardan (11180980000030)
Ahmad Fakih Mahfuz (11180980000036)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021/1442 H

1
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Zulfikri Hakim Akbar

NIM : 11180980000029

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta , 26 Oktober 1999

Program Studi : Teknik Pertambangan

Fakultas : Sains dan Teknologi

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta

2
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Deffal Syafardan

NIM : 11180980000030

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta , 7 Mei 2000

Program Studi : Teknik Pertambangan

Fakultas : Sains dan Teknologi

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta

3
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Ahmad Fakih Mahfuz

NIM : 11180980000036

Tempat Tanggal Lahir : Bogor , 10 Februari 2000

Program Studi : Teknik Pertambangan

Fakultas : Sains dan Teknologi

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta

4
IDENTITAS UNIVERSITAS

Nama Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif


Hidayatullah Jakarta

Alamat : Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat,


Tangerang Selatan, Banten, Indonesia 15412

No. Tlp/Fax : (021) 740 1925

Rektor Universitas
: Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,
M.A.

Dekan : Prof. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud.

Ketua Program Studi : Dr. Ambran Hartono, M.Si.

Pembimbing KP : Dr. Ambran Hartono, M.Si

5
IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : PT Gunung Bumi Perkasa.

Alamat
: Jl. Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03
Desa Neglasari, Kec. Nyalindung, Kab. Sukabumi
Jawa Barat 43196

: 081386416691 / 08561952500 / 081319900591


No. Tlp/Fax

Website : http://gbp-quarry.com/

Pimpinan Perusahaan : Toha Rosadi Ph.D

Pembimbing KP : Nanang Trisnadi, S.T

Jabatan Pembimbing : Kepala Teknik Tambang PT. Gunung Bumi


Perkasa

6
ABSTRAK

PT Gunung Bumi Perkasa beroperasi di daerah Desa Neglasari, Sukabumi, Jawa Barat
yang mana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan bahan
galian batu andesit dengan menggunakan metode penambangan open pit mining quarry.
Kerja praktek dilakukan dengan mengamati kegiatan operasi penambangan dari hulu ke
hilir. Kegiatan penambangan meliputi pembersihan lahan (Land Clearing), pengupasan
lapisan tanah penutup (Overburden), penambangan batu andesit yang meliputi drilling dan
blasting, pemuatan batu andesit (Loading), pengangkutan (Hauling) menuju crushing
plant, pengolahan berupa reduksi ukuran menggunakan crusher, penimbunan dan
penumpukan hasil crushing. Pada tiap kegiatan, dilakukan pengambilan beberapa jumlah
sample data guna dilakukan pengamatan yang mana selanjutnya data tersebut diolah.

PT Gunung Bumi Perkasa menghasilkan 5 produk untuk dipasarkan yaitu batu split,
screening, abu batu, pasir m-sand dan basecourse. Produk tersebut dipasarkan dengan
daerah cakupan pemasaran Jabodetabek yaitu Jakarta, Bogor, Sentul, Tangerang, dan
Bekasi. Adapun konsumen dari PT Gunung Bumi Perkasa antara lain, PT. Waskita Beton
Precast Plant Cigombong, PT. Pioner Plant Lido, Proyek MNC Lido, PT. Fresh Beton
Indonesia Sukabumi, dan Proyek Tol PT Waskita beton Precast seksi Cibitung – Cilincing.

Kata Kunci: PT Gunung Bumi Perkasa, Batu Andesit, Kegiatan Operasi Penambangan

7
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan

hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Laporan Kerja Praktek dengan judul “Kegiatan Operasi Produksi Batu Andesit

Bulan Juli Tahun 2021 Pada Site Plant Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa”. Adapun

tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah

Kerja Praktek pada program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli

2021 sampai 13 Agustus 2021.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan ini tentu tidak dapat terselesaikan tanpa

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan

ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ambran Hartono, M.Si, Ketua Prodi Teknik Pertambangan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus Pembimbing Kerja Praktek.

2. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud, Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Nanang Trisnadi, S.T Selaku Kepala Teknik Tambang di Quarry PT. Gunung

Bumi Perkasa yang telah memberikan kesempatan, banyak ilmu serta bantuan

selama kegiatan kerja praktik berlangsung.

5
4. Bapak Abas Besar selaku Kepala Gudang Handak dan Bapak Kostaman selaku

Kepala Blasting & HSE di PT. Gunung Bumi Perkasa yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengalaman selama kegiatan di lapangan.

5. Seluruh staff dan pegawai PT. Gunung Bumi Perkasa yang telah memberikan

banyak ilmu sehingga sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian dan

penulisan laporan ini.

6. Dosen-dosen Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu sebagai bekal penulis

dalam melaksanakan kerja praktek.

7. Teman satu kelompok kerja praktek yang telah bekerjasama dan saling memberikan

dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan laporan ini.

Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu,

saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun

agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan ini bermanfaat

bagi yang membaca.

Sukabumi, 10 Agustus 2021

6
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. 7
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. 10
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 12
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 14

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 14

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 15

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................... 15

1.4 Manfaat................................................................................................................... 15

1.5 Batasan Masalah ..................................................................................................... 16

BAB II .............................................................................................................. 17

2.1 Sejarah perusahaan.................................................................................................. 17

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................................ 17

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................................... 18

2.4 Ruang Lingkup dan Produksi Perusahaan ................................................................ 18

2.5 Lokasi dan Kesampaian Daerah............................................................................... 19

2.5.1 Lokasi ........................................................................................................... 19


2.5.2 Kesampaian Daerah ...................................................................................... 20
2.6 Keadaan Iklim dan Cuaca ........................................................................................ 20

2.7 Keadaan Morfologi dan Topografi............................................................................. 7

2.7.1 Topografi ........................................................................................................ 7


2.7.2 Keadaan Geologi ............................................................................................. 7
BAB III ............................................................................................................... 9

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 9

7
3.1 Andesit ..................................................................................................................... 9

3.2 Aktivitas Penambangan ..................................................................................... 11

3.2.1 Tahapan Penambangan ................................................................................ 11


3.2.2 Alat-alat Penambangan................................................................................. 13
3.2.3 Metode Penambangan ................................................................................. 14
3.3 Produktivitas Alat Gali-Muat .................................................................................. 14

3.3.1 Fill Factor ............................................................................................... 14


3.3.2 Swell Factor .................................................................................................. 15
3.3.3 Cycle Time.................................................................................................... 15
3.3.4 Efisiensi Kerja Alat......................................................................................... 16
3.3.5 Produktivitas Alat Gali Muat ........................................................................ 17
3.3.6 Faktor Keserasian (Match Factor)................................................................. 18
3.4 Produktivitas Pemboran ..................................................................................... 19

3.5 Peledakan (Blasting) .......................................................................................... 21

3.5.1 Geometri Peledakan ..................................................................................... 21


3.5.2 Perhitungan Peledakan ................................................................................. 26
BAB IV ............................................................................................................. 29

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 29

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 29

4.1.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 29


4.1.2 Waktu Penelitian .......................................................................................... 29
4.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 30

4.2.1 Studi Literatur ............................................................................................... 30


4.2.2 Observasi Lapangan ...................................................................................... 30
4.2.3 Wawancara................................................................................................... 30
4.3 Pengolahan Data ..................................................................................................... 30

4.4 Penarikan Kesimpulan............................................................................................. 31

8
BAB V .............................................................................................................. 32

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 32

5.1 Pengupasan Tanah Pucuk & Overburden ................................................................ 35

5.2 Penambangan ......................................................................................................... 35

5.2.1 Pemboran (Drilling)....................................................................................... 36


5.2.2 Peledakan (Blasting) ..................................................................................... 41
5.2.3 Loading (Pemuatan) ...................................................................................... 48
5.2.4 Hauling (Pengangkutan)................................................................................ 52
5.2.5 Keserasian Alat (Match Factor) ..................................................................... 56
5.3 Pengolahan ............................................................................................................. 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 61

6.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 61

6.2 Saran....................................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Produk yang dihasilkan dari perusahaan Gunung Bumi Perkasa ................. 19
Gambar 2. 2 Peta Administrasi ........................................................................................ 5
Gambar 2. 3 Peta Kesampaian ......................................................................................... 6
Gambar 2. 4 Data Curah Hujan di Kabupaten Sukabumi (2013-2016).............................. 6
Gambar 2. 5 Peta Topografi ............................................................................................ 7

Gambar 3. 1 Terminologi dan simbol geometri peledakan ............................................. 22


Gambar 3. 2 Geometri Lubang Bor................................................................................ 23
Gambar 3. 3 Pola Pemboran .......................................................................................... 24

Gambar 4. 1 Diagram Alir Metodeologi Penelitian ........................................................ 31

Gambar 5. 1 Proses Pemboran ....................................................................................... 32


Gambar 5. 2 Peledakan Batu Andesit............................................................................. 33
Gambar 5. 3 Proses Pengangkutan Material ................................................................... 33
Gambar 5. 4 Proses Muat ke Hopper ............................................................................. 34
Gambar 5. 5 Proses Pengolahan Batu Andesit................................................................ 34
Gambar 5. 6 Excavator Caterpillar 320D ....................................................................... 35
Gambar 5. 7 Penambangan Quarry di PT. Gunung Bumi Perkasa .................................. 36
Gambar 5. 8 Drill Machine dan Kompresor ................................................................... 37
Gambar 5. 9 Batang Bor ................................................................................................ 38
Gambar 5. 10 Mata Bor ................................................................................................. 38
Gambar 5. 11 Peledakan Pada PT Gunung Bumi Perkasa .............................................. 42
Gambar 5. 12 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa 3D Tampak samping.. 42
Gambar 5. 13 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa 3D Tampak samping.. 42
Gambar 5. 14 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa 3D Depan .................. 43
Gambar 5. 15 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa................................... 44

10
Gambar 5. 16 Urutan Tugas Juru Ledak ........................................................................ 45
Gambar 5. 17 Alat Muat excavator Hitachi Zexis 210 F................................................. 48
Gambar 5. 18 Alat Angkut dump truck Nissan UD CWB 450 ........................................ 52
Gambar 5. 19 Diagram Alir Kegiatan Hauling ............................................................... 54
Gambar 5. 20 Proses Pengolahan Material pada Plant A ................................................ 59

11
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Faktor Pengisian Bucket untuk excavator (Peurifoy,2006) ............................. 15


Tabel 3. 2 Densitas Bahan Peledak ................................................................................ 27
Tabel 3. 3 Hubungan Nilai Powder Factor dengan Jenis Batuan ..................................... 28

Tabel 4. 1 Jadwal Waktu Penelitian ............................................................................... 29

Tabel 5. 1 Biaya blasting ............................................................................................... 47

12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Spesifikasi Alat ........................................................................................ 64


Lampiran 2 Sample Data Cycle Time Drill ................................................................... 81
Lampiran 3 Sample Data Cycle Time Loading ............................................................. 93
Lampiran 4 Sample Data Cycle Time Hauling ............................................................ 107
Lampiran 5 Data Panjang dan Kemiringan Belt Conveyor .......................................... 113

13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat dunia pada abad dimana kita tinggal sekarang memiliki kebutuhan
yang jauh berbeda dengan masyarakat pada jaman dahulu. Seiring dengan
berkembangnya jaman yang pesat, kebutuhan manusia tidak hanya sekedar
makanan dan pakaian tetapi juga terdapat kebutuhan lain yang diperlukan oleh
manusia untuk menunjang kehidupan masyarakat pada abad ini. Kebutuhan ini
salah satunya berupa bahan galian industri seperti batu andesit yang kemudian
diolah lebih lanjut sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut. Bahan galian ini pada umumnya terdapat di dalam bumi yang
mengharuskan proses penambangan dalam pengambilannya.

Kebutuhan akan batu andesit di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke


tahun seiring dengan bertambahnya populasi penduduk, berkembangnya teknologi
dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung dengan adanya salah satu program
prioritas pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo untuk memajukan
infrastruktur Indonesia.

PT Gunung Bumi Perkasa merupakan perusahaan yang berjalan di sektor


pertambangan bahan galian batuan. Daerah penambangan PT Gunung Bumi
Perkasa terletak pada Site Plant Jl. Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03 Desa
Neglasari, Kec. Nyalindung, Kab. Sukabumi Jawa Barat 43196. Produk yang
dihasilkan dari perusahaan ini antara lain Split, Screening, Abu Batu, Pasir Silica
Sand dan Basecourse super.

Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan sangat


rumit. Kegiatan penambangan pada lokasi tambang Site Sukabumi meliputi
pembersihan lahan (Land Clearing), pengupasan lapisan tanah penutup
(Overburden), penambangan batu andesit yang meliputi drilling dan blasting,
pemuatan batu andesit (Loading), pengangkutan (Hauling) menuju crushing plant,
serta pengolahan mereduksi ukuran menggunakan crusher, penimbunan dan
penumpukan hasil crushing batu andesit.

14
Untuk menambah wawasan di bidang ilmu Teknik Pertambangan, maka
disusunlah laporan Kerja Praktek. Penelitian ini berupa pengamatan mengenai
kegiatan operasi produksi penambangan batu andesit pada PT Gunung Bumi
Perkasa Jl. Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03 Desa Neglasari, Kec.
Nyalindung, Kab. Sukabumi Jawa Barat 43196.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam Penulisan laporan ini adalah :

1. Mengetahui secara langsung kegiatan operasi penambangan batu andesit dari


hulu ke hilir pada Site Plant sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa.

2. Memperluas pengetahuan mahasiswa dengan pengembangan wawasan dari


instansi industri pertambangan serta mengetahui keterampilan kerja
mahasisawa dalam memperaktekan ilmu yang telah didapat selama masa
perkuliahan di PT Gunung Bumi Perkasa.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah :

1. Apa saja kegiatan penambangan batu andesit yang dilakukan di Site Plant
Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa ?

2. Bagaimana kegiatan operasi produksi penambangan batu andesit pada Site Plant
Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa ?

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapat pada Kerja Praktek ini

yaitu: A. Bagi Perusahaan:

1. Untuk menganalisis dan mengevaluasi bagaimana kegiatan operasi


penambangan batu andesit yang terjadi pada bulan Juli-Agustus.
2. Untuk berperan serta dalam memberikan pendidikan lapangan secara nyata
kepada mahasiswa.

15
B. Bagi Mahasiswa:

1. Dapat mengetahui dan mampu memahami kegiatan operasi produksi


penambangan batu andesit pada PT Gunung Bumi Perkasa

2. Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dengan adanya pengembangan


wawasan dari instansi industri pertambangan kepada mahasiswa.

3. Mampu mengembangkan keterampilan kerja mahasiswa dalam


mempraktekkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan.

1.5 Batasan Masalah


Laporan kerja praktek ini hanya membahas mengenai kegiatan operasi produksi
penambangan batu andesit di Site Plant Sukabumi PT Gunung Bumi Perkasa pada
bulan Juli 2021.

16
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah perusahaan


PT Gunung Bumi perkasa adalah Perusahaan Pertambangan yang didirikan sejak
Tahun 2016, produk yang di hasilkan dari pertambangan ini adalah batu Andesit, Abu Batu,
Split, Base Course, Screening, dan Macadam. Hasil produksi tersebut dapat di pergunakan
menjadi Beton bernilai tinggi Perusahaan ini lebih mengutamakan merekrut karyawan yang
ada di wilayah setempat dengan tujuan untuk penyerapan tenaga kerja lokal agar
meningkatnya taraf hidup masyarakat setempat dan sedikit besarnya berperan serta dalam
mengurangi pengangguran. Perusahaan juga mempunyai divisi khusus yang bergerak di
bidang sosial kemasyarakatan yang merupakan salah satu bentuk kontribusi perusahaan
kepada masyarakat. Selain penyerapan tenaga kerja lokal serta konvensasi, PT. Gunung
Bumi Perkasa juga berperan aktif dalam pembangunan untuk masyarakat seperti
memperbaiki saluran air dengan ditambahnya ketinggian dinding drainase saluran air,
pembuatan sumur bor untuk masyarakat sekitar.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dari perusahan PT Gunung Bumi perkasa the quality is our priority

Misi dari perusahan PT Gunung Bumi Perkasa Mendukung terciptanya pembangunan


berkelanjutan dengan tujuan untuk mengembangkan masyararakat yang produktif dan
melibatkan masyarakat di dalam dan diluar perusahaan

17
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

2.4 Ruang Lingkup dan Produksi Perusahaan


PT Gunung Bumi Perkasa memiliki Site Plant di kp. Cijeurey sawo Rt 06/03 Desa
Neglasari kec. Nyalindung kab. Sukabumi jawa barat 43196. Adapun sistem penambangan
dengan gali muat angkut yang selanjutnya dilakukan pengolahan crusher.

Adapun produk yang dihasilkan dari perusahan Gunung Bumi Perkasa sebagai berikut:

1. Batu Split 1-2


Material ini banyak digunakan untuk pengecoran segala macam konstruksi Seperti, Jalan
Tol, Gedung bertingkat, Tiang pancang dan Jembatan, dll.\

2. Abu Batu
Material ini banyak digunakan sebagai campuran dalam proses pengaspalan atau sebagai
bahan pengganti pasir.

18
3. Screening
Bahan Material ini banyak digunakan sebagai campuran dalam pengaspalan jalan.

4. Base Course Super


Material ini biasanya digunakan sebagai lapisan kedua atau ketiga dari sebuah area yang
akan di timbun

Gambar 2. 1 Produk yang dihasilkan dari perusahaan Gunung Bumi Perkasa

2.5 Lokasi dan Kesampaian Daerah


2.5.1 Lokasi

Lokasi kegiatan penelitian dan penelitian kerja praktek di PT Gunung Bumi


Perkasa secara administrasi berada di Desa Cijurey Neglasari, Kecamatan Nyalindung,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dibatasi oleh beberapa wilayah yaitu :
• Utara : Kota Sukabumi
• Selatan : Kecamatan Cikembar
• Timur : Kecamatan Gegerbitung
• Barat : Kecamatan Jampang Tengah

19
PT Gunung Bumi Perkasa adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan batuan komoditas andesit yang berada di Desa Cijurey Neglasari,
Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Perusahan telah
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat
pada bulan Juni 2017 dengan nomor 540/Kep.10/10.1.06.0/BPMPT/2017 seluas 30 Ha.

2.5.2 Kesampaian Daerah

Adapun lokasi PT. Gunung Bumi Perkasa dapat bisa ditempuh dari Ciputat (UIN
Jakarta). Jarak dari UIN Jakarta sampai ke PT. Gunung Bumi Perkasa baik menggunakan
kendaraan roda empat ataupun roda dua yaitu berjarak sekitar ±115 km dengan waktu
tempuh 2.58 jam hingga 3.20 jam dengan jalur Ciputat – parung – kemang – Caringin –
Cigombong– Pasar Cibadak – Baros.

2.6 Keadaan Iklim dan Cuaca


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama 4 minggu dari tanggal 13 Juli– 3
agustus 2021 di daerah Sukabumi, suhu antara 21-27° C dengan kecepatan angin rata-rata
2–10 km/jam. Daerah penelitian yang berada di Desa Cijurey Neglasari ini, termasuk ke
dalam Kabupaten Sukabumi dengan rata-rata curah hujan pertahun 2.000-3.000 mm/tahun
dengan tidak merata disetiap tahunnya.

20
Gambar 2. 2 Peta Administrasi
Sumber : BPPD Kabupaten Sukabumi, Tahun 2014

5
Gambar 2. 3 Peta Kesampaian
Sumber : RTRD Kabupaten Sukabumi, 2015

Gambar 2. 4 Data Curah Hujan di Kabupaten Sukabumi (2013-2016)


Sumber : BPS Sukabumi, 2018

6
2.7 Keadaan Morfologi dan Topografi
2.7.1 Topografi

Berdasarkan keadaan topografi di daerah kegiatan kerja praktik termasuk daerah


yang landai (kontur yang renggang) sampai daerah perbukitan di area penambangannya
(kontur yang rapat). Area IUP PT Gunung Bumi Perkasa berada pada elevasi 600 – 800
mdpl. Pada Daerah PT Gunung Bumi Perkasa dengan rata-rata permukaan yang reltif terjal
sampai dengan sedikit terjal.

Gambar 2. 5 Peta Topografi


Sumber : SHP Peta Indonesia

2.7.2 Keadaan Geologi

Adapun urutan satuan batuan dari tua ke muda daerah penelitian adalah Formasi
Nyalindung dan Anggota Batugamping Formasi Nyalindung. Pada zaman Tersier Miosen
akhir, formasi Bentang secara tidak selaras menutupi formasi Nyalindung, formasi ini
terdiri dari batupasir tufaan, napal tufaan dan breksi, serta batupasir tufan dengan
batuapung dan lignit.

7
Batuan tertua di daerah Sukabumi adalah Formasi Walat yang disusun oleh
batupasir kuarsa berlapisan silang, konglomerat kerakal kuarsa, batulempung karbonan,
dan lapisan tipis-tipis batubara; ke atas ukuran butir bertambah kasar; tersingkap di Gunung
Walat dan sekitarnya. Umur satuan ini diduga Oligosen Awal

8
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Andesit
Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900˚- 1.100˚ C. Mineral-
mineral yang dikandung batuan andesit bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa
batuan mikroskop. Material-material itu (Ilmugeografi, 2016) antara lain adalah :

• Silika (SiO2), dengan jumlah antara 52-63 %


• Kuarsa, dengan jumlah sekitar 20 %
• Biotite
• Basalt
• Feltise
• Plagioclase feldspar
• Pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene)
• Hornblende dengan persentase sangat kecil

Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu yang dominan
sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang cukup besar. Ciri morfologi
lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat dan struktur yang sangat pejal. Tetapi,
struktur kepadatan batuan andesit masih dibawah batuan granit.

Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal mineral pada batuan
andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum proses pembekuan magma terjadi.
Karena itu, para ahli geologi bisa mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin
yang terdapat pada batuan andesit. (Ilmugeografi, 2016)

Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran. Perbedaan ukuran ini terjadi
karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum sempat terkristal akan terkristal dengan
cepat karena suhu permukaan yang rendah. Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang
berbeda yaitu:

• Fenokris. adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan sejak di bawah
permukaan bumi

9
• Groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang terbentuk dengan cepat di
permukaan.

Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam (Fenokris saja atau
Groundmass saja). Namun, ada kejadian dimana batuan andesit mengandung keduanya, baik
fenokris maupun groundmass. Batuan andesit dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andesit
Porfiri.

Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca tertentu, batuan
andesit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu untuk mengidentifikasinya perlu
dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika ditemukan ada batuan yang memiliki ciri morfologi
sama dengan batuan andesit tapi belum pasti akan kandungan kimianya, maka untuk sementara
batuan tersebut disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan mineralnya barulah diputuskan apakah batuan ini benar merupakan batuan andesit
atau bukan.

Proses pembentukan batuan andesit secara letusan (vulkanologi) agak mirip dengan proses
pembentukan batuan diorit. Batuan andosit biasanya ditemukan dalam aliran lava yang
dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan bumi akan mengalami proses
pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur batuan andesit sangat halus. (Ilmugeografi,
2016)

Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satunya adalah
terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng samudera akibat subduksi.
Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku
menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya batuan andesit terletak diatas zona subdiksi yang
jadi batuan umum penyusun kerak benua.

Selain karena subduksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subduksi.
Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang
dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa
terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma
yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur dengan magma benua.

10
3.2 Aktivitas Penambangan
3.2.1 Tahapan Penambangan

1. Pembersihan lahan (Land Clearing)

Land Clearing bertujuan untuk membersihkan area penambangan dari


tumbuhan semak-semak belukar, pohon, serta material yang menghalangi
pengganggu kegiatan penambangan seperti bongkahan batu. Pada kegiatan ini
jenis tanaman dan keadaan di lokasi penambangan harus diketahui terlebih
dahulu, sehingga dapat diketahui alat apa yang akan digunakan. Pada umumnya
alat yang digunakan yaitu bulldozer dan excavator (Rochmanhadi, 1982).

2. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)

Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dahulu dan ditempatkan terpisah
terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi
dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas
lapisan sub soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan
penutup. Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih
berupa rona awal yang asli (belum pemah digali). (Ranto, 2012)

Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada
lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah top soil bank. Untuk selanjutnya tanah
pucuk yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan
sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir (final slope) dan
memasuki tahapan program reklamasi. Penggalian atau pemisahan tanah pucuk
dilakukan dengan menggunakan bulldozer, excavator, dan truck..

Tanah pucuk yang telah ditimbun pada lokasi khusus pada saat diperlukan akan
dihamparkan kembali diatas tanah timbunan yang bersifat permanen. Tujuan
penanganan tanah pucuk tersebut adalah untuk menjaga agar tidak tercampur
dengan tanah Iain, agar unsur hara tidak mati, dan tanah pucuk tidak tererosi.
Penebaran kembali tanah pucuk dilakukan dengan ketebalan antara 20-30 cm
diatas lahan yang telah ditata dan dirapikan agar bebas erosi.

11
3. Pengupasan Tanah Penutup (Striping Overburden)

Pembongkaran lapisan tanah penutup bertujuan untuk membuang tanah


penutup (overburden) agar endapan atau bahan galian mudah di dapat atau mudah
di tambang. Pengertian pengupasan tanah penutup sendiri adalah pemindahan
suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian agar
bahan galian tersebut dapat diambil.

4. Penambangan Batuan Andesit

Kegiatan penambangan dapat dilakukan apabila sudah tidak tertutup lagi oleh
lapisan penutup. Rangkaian kegiatan gali-muatangkut pada umumnya diawali
dengan drilling dan blasting untuk memudahkan pemberaian dari material yang
akan ditambang.

a. Pemboran (Drilling)
Kegiatan pengeboran dilakukan sebagai persiapan untuk membuat
geometri lubang peledakan. Kedalaman lubang disesuaikan dengan
kebutuhan lubang ledak.

b. Peledakan (Blasting)
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahapan persiapan sebelumnya. Pada
tahap ini lubang peledakan yang sudah siap akan diisi dengan bahan peledak
yang kemudian dirangkai untuk melepaskan bahan galian dari batuan induknya.

c. Pemuatan dan Pengangkutan (Loading and Hauling)


Loading merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat
(loading equipment) seperti power shovel, backhoe, dragline yang dimuatkan
pada alat angkut (hauling equipment). Pemuatan adalah kegiatan untuk
mengambil dan memuat hasil galian ke dalam alat angkut, untuk dibawa ke suatu
tempat. Peralatan yang digunakan dalam pemuatan biasanya menggunakan
backhoe atau dragline.

Pengangkutan adalah kegiatan untuk memindahkan bahan galian dari


lokasi penambangan ke suatu tempat dengan menggunakan alat mekanis yang
biasanya digunakan yaitu dump truck.

12
5. Pengolahan Batu Andesit
Setelah hasil galian diangkut akan dibawa ke crusher untuk diolah lebih lanjut.
Proses yang akan terjadi yaitu secara fisik, ukuran material galian akan di reduksi
menjadi lebih kecil sampai ke ukuran yang diinginkan. Beberapa material juga akan
melalui tahap pencucian supaya kualitas produk lebih baik dan harga jual meningkat.

3.2.2 Alat-alat Penambangan

1. Backhoe Excavator

Backhoe sendiri dikhususkan untuk penggalian yang letaknya dibawah


kedudukannya sendiri, untuk penggalian parit, pondasi bangunan, dan sebagainya.
Adapun faktor-faktor dalam pemilihan excavator adalah dalam hal kapasitas
bucketnya, kondisi kerja, bisa menggali pada daerah yang lunak sampai keras tetapi
bukan tanah asli berupa batuan keras. Bila batuan keras perlu dilakukan ripping atau
blasting terlebih dahulu.(Tenriajeng, 2003)

Alat ini digunakan untuk membantu melakukan pekerjaan pemindahan material


dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah sehingga dapat menghemat waktu.
Fungsi lain excavator yaitu : Menggali, Memuat, dan Mengangkat material.

2. Wheel Loader
Wheel loader adalah alat pemuat beroda karet (ban), penggunaannya hampir
sama dengan dozer shovel. Perbedaannya terletak pada landasan kerjanya, dimana
landasan kerja untuk wheel loader harus relatif rata, kering dan kokoh. (PT United
Tractors).
3. Dump Truck
Dump Truck Dump truck adalah alat angkut yang digunakan untuk memindahkan
material dari satu tempat ke tempat lain. secara umum, dump truk dilengkapi dengan
bak terbuka yang di operasikan dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu
bisa diangkat keatas dan bagian belakang bak berfungsi sebagai engsel atau sumbu
putar sehingga memungkinkan material yang diangkut bisa jatuh ke tempat yang
sudah direncanakan.
4. Drill Machine
Alat bor digunakan untuk membuat lubang yang mana nantinya lubang tersebut
diisi oleh bahan peledak untuk tahapan peledakan. Alat bor terdiri dari :

13
a. Mesin Bor, berfungsi sebagai sumber energy adalah penggerak utama,
mengkonversikan energy dari bentuk asal (fluida, elektrik, pneumatic, atau
penggerak mesin combustion) ke energy mekanik untuk mengfungsikan sistem.
b. Batang bor (rod), berfungsi mentransmisikan energi dari penggerak utama ke
mata bor (bit).
c. Mata bor (bit), sebagai pengguna energy didalam sistem, menyerang batuan
secara mekanik untuk melakukann penetrasi.
d. Sirkulasi fluida, berfungsi untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,
mendinginkan bit dan kadang-kadang menstabilkan lubang bor.

3.2.3 Metode Penambangan

Open Cast
Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan
open pit. Namun teknik penambangan ini dilakukan di daerah bukit lereng.
Medan kerja yang digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya. Bentuk
tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan. Hal tersebut tergantung
dari letak endapan penambangan yang diinginkan

3.3 Produktivitas Alat Gali-Muat


3.3.1 Fill Factor

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas muat dengan


kapasitas baku alat angkut dinyatakan dalam persen, semakin besar faktor
pengisian maka semakin besar kemampuan nyata alat tersebut.
Vn
FF = x 100%
Vt
……………………………..

Keterangan :
FF = Faktor Pengisian (Fill Factor) (%)
Vn = Kapasitas atau Volume Nyata Alat Muat (LCM)
Vt = Kapasitas atau Volume Teoritis Alat Muat (LCM)

14
3.3.2 Swell Factor

Tabel 3. 1 Faktor Pengisian Bucket untuk excavator (Peurifoy,2006)

Faktor pengembangan material (Swell Factor) merupakan faktor


perubahan volume material dimana berat material tetap sama. Volume material
dibagi menjadi tiga bentuk berdasarkan keadaannya yaitu :
• Bank Cubic Meter (BCM) adalah volume material
pada kondisi aslinya,
• Loose Cubic Meter (LCM) adalah volume material
yang sudah mengalami penggalian
• Compacted Cubic Meter (CCM) adalah volume
material yang sudah mengalami penggalian
kemudian dilakukan pemadatan kembali.

3.3.3 Cycle Time

Waktu edar merupakan waktu yang ditempuh oleh alat untuk 1 (satu)
kali pekerjaan Waktu edar alat muat dimulai dari saat menggali sampai pada
posisi mulai menggali kembali, sedangkan waktu edar alat angkut adalah waktu
edar yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari proses dimuati oleh alat muat
sampai pada posisi mulai untuk dimuati kembali (Hadi, dkk, 2015). Untuk
menghitung waktu edar alat gali-muat dan alat angkut dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

15
1) Waktu edar alat gali-muat
Waktu edar alat gali muat dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cycle Time Alat Muat = tg + tpi + td + tpk ………

Keterangan:
Ctm = waktu edar alat gali-muat (detik).
tg = Waktu Penggalian (Detik/Menit)
tpi = Waktu Putar Isi (Detik/Menit)
td = Waktu Pengosongan (Dumping) (Detik/Menit)
tpk = Waktu Putar Kosong (Detik/Menit)

Waktu edar alat angkut


Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cycle Time Alat Angkut = tmi + td + Tk + tmk + ti + Ti ….

Keterangan:
Cta = Waktu edar alat angkut (menit).
Tmi = Waktu Maneuver Isi (Detik/Menit)
td = Waktu Pengosongan / Dumping (Detik/Menit)
Tk = Waktu Angkut Kembali Kosong (Detik/Menit)
tmk = Waktu Maneuver Kosong (Detik/Menit)
ti = Waktu Pengisian atau Loading (Detik/Menit)
Ti = Waktu Angkut Berangkat Isi (Detik/Menit)

3.3.4 Efisiensi Kerja Alat

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan


atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
waktu yang tersedia (Yanto Indonesianto, 2005).

Efisiensi Kerja = ………………………..

16
3.3.5 Produktivitas Alat Gali Muat

3.3.5.1 Produktivitas Alat Muat


Untuk menghitung produktivitas alat muat dapat digunakan rumus :

Em x FFm x Hm x SF x 3600 x pi
Pm =
cm

Dimana :
Pm1 = Produktivitas Al at Gali dan Muat (BCM/jam/alat)
Em = Efisiensi Kerja Alat Gali dan Muat (%)
Hm = Kapasitas Bucket (LCM)
FFm = Faktor Pengisian Alat Gali dan Muat (%)
SF = Faktor pengembangan Material (%)
Cm = Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali dan Muat (menit)

Untuk menghitung Produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus


sebagai berikut :

Pm = Pm1 x nm …………………………………………..

Dimana :
Pm = Produksi Alat Muat (BCM/jam)
Pm1 = Produktivitas Alat Muat (BCM/jam/alat)
nm = Jumlah Alat Muat (alat)

3.3.5.2 Produktivitas Alat Angkut


Untuk menghitung produksitivitas alat angkut dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

17
Pa1= E a × 60 × HmC×aFFm × np× SF …………………………….. (8)

Dimana :
Pa1 = Produktivitas Angkut (BCM/jam/alat)
Ea= Efisiensi Kerja Alat Angkut (%)
Hm = Kapasitas Bucket Alat Muat (LCM)
FFm = Faktor Pengisian Alat Muat (%)
np = Jumlah Pemuatan
SF = Faktor pengembangan Material (%)
Ca = Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut (menit)

Untuk menghitung Produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Pa = Pa1 x na ………………………………………………..

Dimana :
Pa = Produksi Alat Angkut (BCM/jam)
Pa1 = Produktivitas Alat Angkut (BCM/jam/alat)
na = Jumlah Alat Angkut (alat)

3.3.6 Faktor Keserasian (Match Factor)

Pada kegiatan penambangan, keserasian kerja antara alat muat dan alat
angkut perlu diperhatikan. Secara perhitungan teoritis, produktivitas alat
galimuat haruslah sama dengan produktivitas alat angkut, sehingga
perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat mempunyai nilai satu, yaitu:

18
Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap
faktor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat muat dan alat angkut akan
menurunkan faktor kerja sehingga banyak kegiatan yang akan terhambat. Harga
match factor dapat dituliskan sebagai berikut :

A. MF < 1
Artinya alat gali muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja 100%
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat loading.
B. MF = 1
Artinya alat gali muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak terjadi waktu
tunggu bagi kedua alat tersebut.
C. MF > 1
Artinya alat gali muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari 100%
sehingga terjadi jadi antrian.

3.4 Produktivitas Pemboran


Kegiatan yang dilakukan sebelum suatu operasi proses peledakan
batuan dilakukan disebut pemboran. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat
sejumlah lubang ledak dengan pola tertentu sebagai tempat pengisian bahan
peledak yang kemudian diledakan untuk membongkar batuan dari kondisi
aslinya di alam. Pada dasarnya, prinsip pengeboran lubang tembak bertujuan
untuk mendapatkan kualitas lubang ledak yang baik dengan melalui pengeboran
yang cepat dan dalam posisi yang tepat.

Untuk mengetahui kemampuan atau produktivitas alat bor dapat dilakukan


dengan beberapa perhitungan dibawah ini :

19
1. Perhitungan waktu edar (Cycle Time)
Pada perhitungan cycle time alat bor dapat digunakan rumus, yaitu:

Cycle Time (CT) = Wb + Wm + We + Wp ………..…

Dimana :
Wb : Waktu membor
Wm : Waktu menyambung rod
We : Waktu mengangkat rod
Wp : Waktu pindah posisi
2. Perhitungan efisiensi kerja
Pada perhitungan efisiensi kerja alat, digunakan rumus yaitu :

EFF = ……………………………..

Dimana :
EFF : Efisiensi kerja (%)
We : Waktu kerja efektif (jam)
T : Waktu yang tersedia (jam)

3. Perhitungan kecepatan pemboran


Pada perhitungan kecepatan pemboran dapat diketahui dengan menggunakan
rumus, yaitu :

Vt = …………………………….……………..
Dimana :
Vt : Kecepatan pemboran (meter/jam)
H : Kedalaman lubang bor (meter)
CT : Waktu edar pengeboran (menit)

4. Perhitungan produktivitas alat bor

20
Untuk menghitung prosuktivitas alat bor dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :

P = ……………………………..

Dimana :
P : Kemampuan pemboran (lubang/jam)
Eff : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)

3.5 Peledakan (Blasting)


3.5.1 Geometri Peledakan

Peledakan merupakan salah satu kegiatan pada penambangan untuk


melepaskan batuan dari massa batuan induknya, sehingga dapat dengan mudah
alat berat untuk mengambilnya serta mempermudah kinerja dari mesin crusher
untuk melakukan proses pengecilan ukuran (kominusi).
Metode dalam menentukan rancangan geometri peledakan dikembangkan oleh
para ahli–ahli bidang pertambangan. Berikut adalah gambaran mengenai
rancangan geometri peledakan.

21
Gambar 3. 1 Terminologi dan simbol geometri peledakan

Sumber : Modul Diklat Pelaksanaan Peledakan Pada Tambang Terbuka Mineral


dan Batubara

Untuk mendapatkan kualitas lubang ledak yang baik, perlu diketahui


terlebih dahulu bagaimana geometri peledakannya, yang terdiri dari arah pemboran,
pola pemboran, diameter lubang ledak serta kedalaman lubang ledak yang akan
dilakukan.

1. Arah Pemboran
Agar menjamin keseragaman burden dan spasi dalam geometri peledakan arah
penjajaran lubang bor harus sejajar. Adapun arah pemboran lubang ledak terbagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Arah pemboran tegak lurus (vertical)
Pada arah pemboran ini, gelombang tekan yang besar akan diterima oleh lantai
jenjang, kemudian menyebabkan tumpukan yang besar pada lantai jenjang. Hal
ini disebabkan pada bidang bebas terdapat gelombang tekan yang dipantulkan
sebagian dan sebagian lagi pada bagian bawah lantai jenjang gelombang tekan
juga dipantulkan

22
a. Arah pemboran miring
Pemakaian pada arah ini akan membentuk bidang bebas yang lebih luas, yang
akan mempermudah proses pecahnya batuan karena gelombang tekan yang
dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada bagian
bawah lantai jenjang akan lebih kecil.

Gambar 3. 2 Geometri Lubang Bor

Sumber : Modul Diklat Pelaksanaan Peledakan Pada Tambang Terbuka


Mineral dan Batubara

2. Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola atau rangkaian yang bertujuan untuk
menempatkan lubang-lubang ledak secara sistematis dengan mengetahui
jumlah batuan yang akan diperoleh per meter pemboran. Pola pemboran ini
dilakukan dengan cara menempatkan titik–titik yang mempunyai jarak burden
dan spacing pada daerah yang akan diledakan. Pola pemboran yang umum
digunakan pada tambang terbuka ada 3 jenis pola, yaitu :

1. Pola Bujursangkar (Square Drill Pattern)


Jarak burden dan spasi yang sama dimiliki pada pola pemboran ini.

2. Pola Persegi Panjang (Reactangular Drill Pattern)

23
Jarak spasi pada suatu baris lebih besar dari burden pada pola pemboran ini.

3. Pola Selang-seling (Staggered pattern)


Pola pemboran yang mempunyai rancangan selang – seling atau zig – zag, baik
pada square drill pattern ataupun pada reactangular drill pattern.

Gambar 3. 3 Pola Pemboran


Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan
Konstruksi

3. Diameter Lubang Ledak


Diameter lubang ledak pada geometri pemboran dilakukan berdasar
dari volume batuan yang dibongkar, tingkat fragmentasi yang dibutuhkan dan
tinggi jenjang. Penggunaan ukuran diameter lubang ledak yang kecil akan
menyebabkan energi yang dihasilkan dari peledakan juga akan lebih kecil,
sehingga tidak dapat membongkar batuan dan menyebabkan ukuran fragmentasi
batuan yang besar berbentuk bongkahan (boulder), lalu pada penggunaan
diameter lubang ledak yang terlalu besar juga dapat menghasilkan fragmentasi
yang kurang baik, yang berbentuk lebih halus terutama pada kondisi batuan yang
mempunyai banyak kekar.

24
4. Kedalaman Lubang Ledak
Kedalaman lubang ledak menyesuaikan dengan tinggi jenjang yang
dirancang oleh perusahaan. Dalam penentuan kedalaman lubang ledak perlu
diperhatikan penambahan subdrilling. Subdrilling adalah penambahan
kedalaman lubang ledak melebihi tinggi jenjang untuk mendapatkan lantai
jenjang yang rata dan tidak menghasilkan lantai jenjang yang menonjol pada
bagian bawah lantai setelah dilakukannya proses peledakan. Lantai bawah
jenjang yang menonjol akan mengakibatkan kinerja alat gali semakin berat
karena adanya sisa batuan dari peledakan yang tidak sempurna terberai.
Adapun menurut teori C.J Konya
•Burden, dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenis
bahan peledak yang diekspresikan dengan densitasnya. Adapun rumusnya
adalah:

B = ……………………………..….. (15)
Dimana :
B = Burden (ft)
de = Diameter bahan peledak (inci)
𝜌𝑒 = Berat jenis bahan peleldak
𝜌𝑟 = Berat jenis batuan

•Spasi (Spacing), ditentukan berdasarkan sistem tunda yang


direncanakan dan kemungkinan-kemungkinannya adalah :

1) Serentak tiap baris lubang ledak (instantaneous single-row blastholes)


𝐻+2𝐵
H< 4B S= ; H > 4B S = 2B
3

2) Berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequenced single-row blastholes)


𝐻+7𝐵
H< 4B S= ; H> 4B S = 1,4B
8

3) Stemming (T) :
- Batuan massif, T = B
- Batuan berlapis, T = 0,7B

25
4) Subdrilling (J) = 0,3B
5) Kolom isian (PC) = H – T

3.5.2 Perhitungan Peledakan

3.5.2.1 Volume Peledakan


Volume yang akan diledakkan dinamakan volume padat (solid atau
insitu atau bank), sedangkan volume yang telah terberai disebut volume lepas
(loose). Konversi dari volume padat ke volume lepas menggunakan faktor berai
atau swell factor, yaitu suatu faktor peubah yang dirumuskan sebagai berikut :

SF = x 100% …………………………….…………..

Apabila : Vs = B x S x H x n

maka :
Apabila ditanyakan berat hasil peledakan, maka dihitung dengan mengalikan
volume dengan densitas batuannya, yaitu :

W = V x 𝜌 ………………………….……….………..

3.5.2.2 Jumlah Bahan Peledak


Densitas pengisian (loading density) merupakan jumlah bahan peledak
setiap meter kedalaman lubang ledak yang digunakan untuk menghitung jumlah
bahan peledak yang diperlukan setiap kali peledakan.
Adapun keperluan bahan peledak setiap kolom adalah sebagai berikut :

W handak = PC x 𝜌𝑑 …………………………….……..
W total handak = n x PC x 𝜌𝑑 ……………...….………..

26
Densitas pengisian dapat diperoleh dari hasil perpotongan kolom
diameter lubang ledak dengan baris densitas bahan peledak yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

Tabel Densitas pengisian untuk berbagai diameter lubang ledak dan densitas
bahan peledak dalam kg/m

Tabel 3. 2 Densitas Bahan Peledak

3.5.2.3 Powder Factor (PF)

Powder Factor (PF) merupakan perbandingan jumlah bahan peledak


yang dipakai dengan volume peledakan, sehingga satuanya kg/m3 atau kg/ton.
Pemanfaatan PF cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu proses
peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang digunakan dan
perolehan fragmentasi peledakan yang akan dijual.

27
PF = …………………………….……………..…..

Powder factor dipengaruhi oleh geometri peledakan, struktur geologi dan


karakteristik massa batuan itu sendiri. Berikut adalah hubungan powder factor
dengan beberapa jenis batuan pada

Hubungan Nilai Powder Factor dengan Jenis Batuan

Tabel 3. 3 Hubungan Nilai Powder Factor dengan Jenis Batuan


Jenis Batuan Powder Factor (kg/m3)

Massive high strength rocks 0,60 – 1,50

Medium strength rocks 0,3 – 0,6

Highly fissure rocks, weathered or soft 0,10 – 0,30

Sumber : Jimeno, 1995

28
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dilaksanakan di PT Gunung Bumi Perkasa Jl.
Asep Saefudin, Kp. Cijurey Sawo RT 06/03 Desa Neglasari, Kec. Nyalindung, Kab.
Sukabumi Jawa Barat 43196.

4.1.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dilaksanakan mulai pada minggu kedua bulan Juli 2021
hingga minggu kedua bulan Agustus 2021. Untuk rincian waktu dan durasi Kerja
Praktek (KP) akan disesuaikan oleh perusahaan, berikut adalah rincian kegiatan yang
direncanakan, yaitu :

Tabel 4. 1 Jadwal Waktu Penelitian


Kegiatan Juli
2020 September
2020

Minggu Ke- 4 1 2 3 4

Kegiatan Lapangan

Pengolahan dan Analisis Data

Penyusunan Laporan Presentasi (jika


diperlukan)

29
4.2 Teknik Pengumpulan Data
4.2.1 Studi Literatur

Studi Literatur yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari
referensi buku, jurnal, artikel maupun laporan yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan

4.2.2 Observasi Lapangan

Observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan secara langsung jalannya proses


yang menjadi tinjauan umum penulis. Observasi yang dilakukan peneliti dilapangan
meliputi sebagai berikut :

a. Pengambilan data Cycle Time


b. Pengambilan data Fill Factor
c. Pengambilan data efisiensi alat
d. Pengambilan data geometri peledakan

4.2.3 Wawancara

Wawancara, yaitu untuk mendapatkan data dengan cara melakukan wawancara pada
narasumber, dalam hal ini karyawan perusahaan yang memberikan penjelasan dan data
yang berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan ini.

4.3 Pengolahan Data


Mengumpulkan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut menjadi
susunan kata yang saling tersambung satu sama lain. Melakukan perhitungan dengan
rumus-rumus seperti :

a. Rumus produktivitas excavator

b. Rumus produktivitas dump truck

c. Rumus match factor alat gali dan alat muat-angkut.

d. Rumus produktivitas drilling machine

30
e. Rumus powder factor peledakan

4.4 Penarikan Kesimpulan


Mengambil inti-inti dari data yang diperoleh menjadi kesimpulan yang penting
sehingga mudah dipahami.

KEGIATAN OPERASI
PRODUKSI BATU ANDESIT
BULAN AGUSTUS TAHUN
2021PADA SITE SUKABUMI
PT.Gunung Bumi Perkasa

Lapa ngan

Orientasi Pengumpula Data

Data Primer:
1. Pengambilan data Cycle Time Data Sekunder:
2. Pengambilan data Fill Factor 1. Data Curah Hujan
2. Kondisi Geologi
3. Pengambilan data efisiensi alat 3. Peta ( Topografi, IUP, dll)
4.Pengambilan data geometri
peledakan

Pengolahan Data

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4. 1 Diagram Alir Metodeologi Penelitian

31
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan operasi penambangan pada PT. Gunung Bumi Perkasa secara umum terdiri dari
kegiatan pengupasan top soil dan overburden, pemboran (Drilling), peledakan (Blasting),
pemuatan (Loading), pengangkutan (Hauling), pengosongan (Dumping).

Diagram Alir Kegiatan Operasi Penambangan Batu Andesit di PT Gunung Bumi Perkasa

1. Pemboran (Drilling)

Gambar 5. 1 Proses Pemboran


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

32
2. peledakan (blasting)

Gambar 5. 2 Peledakan Batu Andesit


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

3.Pengangkutan (loading)

Gambar 5. 3 Proses Pengangkutan Material


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

33
4.Muat (dumping)

Gambar 5. 4 Proses Muat ke Hopper


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

5. Crusing (Pengolahan)

Gambar 5. 5 Proses Pengolahan Batu Andesit


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

34
5.1 Pengupasan Tanah Pucuk & Overburden
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan untuk membuka lahan front penambangan
baru. Biasanya pada tahap ini tidak membutuhkan kegiatan peledakan karena
pengupasan material masih berupa tanah yang mana masih dapat dilakukan dengan
menggunakan excavator. Namun apabila terdapat lapisan batuan yang menutupi
material tambang maka proses peledakan perlu dilakukan.

Kegiatan development pada PT. Gunung Bumi Perkasa tidak memiliki target
pencapaian yang terstruktur. Hal ini dikarenakan minimnya lahan disposal yang dimiliki
oleh perusahaan.

Proses loading material overburden menggunakan excavator Caterpillar 320 D dan


dimuat ke alat angkut Nissan UD CWB 450 dan Hino . Untuk penataan pada area
disposal menggunakan excavator Kobelco SK200.

Gambar 5. 6 Excavator Caterpillar 320D


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

5.2 Penambangan

35
Sistem penambangan pada PT.Gunung Bumi Perkasa adalah tambang terbuka dengan
metode open cast. Jenjang dibuat dengan nilai kemiringan 75 ˚-80˚. Adapun target
produksi pada PT. Gunung Bumi Perkasa untuk tahun 2021 adalah sebesar 1.500 ton/
hari.

Gambar 5. 7 Penambangan Quarry di PT. Gunung Bumi Perkasa


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

5.2.1 Pemboran (Drilling)

Kegiatan peledakan di PT Gunung Bumi Perkasa dilakukan 1–2 kali dalam


seminggu berdasarkan kebutuhan produksi dan permintaan konsumen perhari,
peledakan dilakukan sekitar pukul 12.00–13.00 WIB. Pola peledakan yang digunakan
adalah pola corner-cut. Bahan peledak yang digunakan yaitu AN (Ammonium nitrat)
dan solar (Fuel oil) yang sudah dicampur secara otomatis.

Geometri pemboran meliputi diameter, kedalaman lubang bor. Dari hasil data
yang didapatkan di lapangan PT Gunung Bumi Perkasa menggunakan burden 2 meter
dan spasi 3 meter yang dimana mempunyai kedalaman 6 meter setiap lubangnya
sehingga memerlukan 2 batang bor dengan Panjang batang bor 3 meter, sehingga untuk
mencapai kedalaman 6 meter, maka pada satu lubang digunakan 2 batang bor. Alat bor

36
yang digunakan dalam proses pemboran lubang ledak yaitu CRD (Crawler Rock Drill)
dengan merk drill machine Furukawa HCR900-ES II dan kompressor PDS750S-4B1
Airman . Diameter lubang bor yang digunakan 3 inci (76.22 mm) dan mata bor yang
digunakan dalam pemboran ini yaitu button bit, dengan menggunakan metode
pengeboran top hammer. PT Gunung Bumi Perkasa menggunakan Pola Pemboran
echelon atau corner cut pattern.

Peralatan pengeboran yang digunakan PT Gunung Bumi Perkasa antara lain


yaitu :

4. Mesin bor berfungsi sebagai penggerak batang bor dan mata bor, menaikan
dan menurunkan batang bor jenis HCR900-ES II cengan Kompresor sebagai
tenaga penggerak kompresor PDS750S-4B1 Airman.

Gambar 5. 8 Drill Machine dan Kompresor


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

5. Batang bor sebagai penghubung antara mesin dengan mata bor dengan
panjang 3 m/batang dengan diameter 3 inci.

37
Gambar 5. 9 Batang Bor
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

6. Mata bor berfungsi untuk menerobos batuan atau material yang di bor yang
digunakan adalah mata bor type button bit dengan diameter 3 inci.

Gambar 5. 10 Mata Bor


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

7. Selang karet, sebagai penghubung antara kompresor dengan mesin bor.


Selain peralatan pengeboran diatas, kegiatan pengeboran dilengkapi dengan
perlengkapan yaitu grease yang berfungsi sebagai pelumas batang bor.

Kegiatan pengeboran dilakukan oleh 1 tim pengeboran yang terdiri atas satu
orang operator dan dua sampai tiga orang helper. Kedalaman pengeboran berbeda-beda
tergantung dari kondisi medan, mulai dari kedalaman 3 meter sampai dengan kedalaman
9 meter. Pola pengeboran yang diterapkan adalah pola rectangular zig-zag (staggered
pattern) dimana letak antara lubang yang selang seling dan jarak burden dengan spasi
berbeda. Jarak burden yang biasa digunakan adalah 2,25 dengan jarak spasi 2,75 meter.

38
5.2.1.1 Cycle Time Alat Bor
Untuk menghitung cycle time pemboran didapatkan data dari dua tahap persian
lubang peledakan menggunakan alat yang sama tetapi dengan jumlah lubang bor yang
beda. Pada tahap persiapan lubang peldakan yang pertama menggunakan spasi 3,
burden 2 dengan kedalaman 6 meter sebanyak 50 lubang. Lalu pada tahap peledakan
yang kedua mempunyai spasi, burden, serta kedalam yang sama tetapi berbeda pada
banyaknya lubang yaitu sebanyak 36 lubang.

Selanjutnya, dilakukan perhitungan cycle time dengan digunakan persamaan:

Cycle Time (CT) = Wb + Wm + We + Wp

Didapatkan cycle time rata-rata alat bor HCR900-ES II pada tahap peledakan
yang pertama (I) yaitu 10.601 menit/lubang, dan pada tahap peledakan yang kedua
dengan jenis alat yang sama yaitu 9 menit/lubang. Tabel perhitungan cycle time dapat
dilihat pada Lampiran II.

5.2.1.2 Kecepatan Pemboran


Berdasarkan data waktu membor rata-rata pada peledakan pertama adalah 7.01
menit dengan kedalaman lubang rata-rata 6 meter maka kecepatan pemboran diperoleh
0.855 meter/menit. Dan pada peledakan yang kedua untuk waktu membor rata-rata
adalah 6.43755 menit dengan kedalam lubang rata-rata yaitu 6 meter maka kecepatan
pemboran yang diperoleh adalah 0.93 meter/menit.

Dari kecepatan pemboran tersebut dapat disimpulkan bahwa pada peledakan


kedua lebih cepat untuk kecepatan pemborannya dari pada peledakan yang pertama
karena dipengaruhi oleh kekerasan batuan pada area peledakan tersebut.

5.2.1.3 Produktivitas Alat Bor


Berdasarkan dari data yang terlampir pada lampiran pengamatan kerja jam kerja
alat bor type Furukawa HCR900-ES II pada tahap peledakan pertama dan kedua maka
dapat ditentukan rata-rata dari keadaan alat dan efektifitasnya penggunaan dari alat bor
dengan menggunakan persamaan matematis pada berikut ini :

• Data lubang 50 lubang/ blasting


Physical Avaibility = 92.20%

39
Mechanical Avability = 100%
Use Avability = 81.54%
Efesiensi Utilization = 75.18%

• Data lubang 36 lubang/ blasting


Physical Avaibility = 83.16 %
Mechanical Avability = 100 %
Use Avability = 81.15 %
Efesiensi Utilization = 67.80 %

Sehingga kemampuan pemboran berdasarkan data di lapangan yaitu (50 lubang/


blasting) dengan efesiensi kerja 75.18% dan (36 lubang/blasting) mempunyai efisensi
kerja 67.80 %.

Adapun hambatan-hambatan yang mempengaruhi kemampuan pemboran yaitu


sebagai berikut :

a. Sifat Batuan
b. Rock Drillability
c. Umur dan Kondisi Mesin Bor
d. Kondisi Bit
e. Keterampilan operator
f. Waktu pengecekan ala

Perhitungan produktivitas alat bor dilakukan pada tiap alat bor yang digunakan pada
proses penambangan dengan digunakan persamaan :

P =

• Pada peledakan pertama (15, Juli 2021)


Diketahui :

Efisiensi alat bor (EFF) = 75,18 % (Lampiran V)

Cycle Time (CT) = 9 menit (Lampiran II)

40
0.7518 𝑥 60
P = 10.601

P = 4,255 lubang/jam

• Pada peledakan kedua (17, Juli 2021):


Efisiensi alat bor (EFF) = 67,80 % (Lampiran V)
Cycle Time (CT) = 9 menit (Lampiran II)
0.6780 𝑥 60
P =
9

P = 4,52 lubang/jam
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai produktivitas alat bor
HCR900-ES II pada peledakan pertama dengan 50 lubang yaitu 4,255 lubang/jam
dan pada peledakan kedua dengan 36 lubang yaitu 4,52 lubang/jam

Setelah diketahui besarnya nilai produktivitas pada tiap tahap untuk persiapan
peledakan, diketahui bahwa alat bor HCR900-ES II mengalami penurunan waktu
untuk persiapan lubang ledak tahapan yang kedua walaupun tidak terlalu jauh
perbedaanya.

5.2.2 Peledakan (Blasting)

Salah satu kegiatan inti dalam berjalannya operasi produksi pada PT Gunung
Bumi Perkasa adalah peledakan. Hal ini dikarenakan karakteristik batuan andesit pada
wilayah IUP PT Gunung Bumi Perkasa memiliki tingkat kekerasan yang tinggi
sehingga membutuhkan bantuan dari kegiatan peledakan. Target peledakan
disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengimbangi kapasitas dari crushing plant yang
dimiliki oleh PT Gunung Bumi Perkasa.

41
Gambar 5. 11 Peledakan Pada PT Gunung Bumi Perkasa
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

Peledakan pada PT Gunung Bumi Perkasa menggunakan bahan peledak ANFO


dengan perbandingan AN dan FO sebesar 95.5 : 4.5, serta menggunakan detonator
nonel. Peledakan diawali dengan mempersiapkan geometri lubang ledak yang sudah
dipersiapkan pada tahap pemboran dengan menggunakan metode peledakan excellont,
hal ini agar hambatan yang diihasilkan pada tahap peledakan tidak terlalu besar.
Burden yang digunakan sebesar 2 meter dan spacing antar lubang ledak sebesar 3
meter. Kedalam lubang ledak 6 meter. Hal ini disesuaikan juga dengan kemampuan
jangkauan maksimum alat berat excavator yang dimiliki. Setelah pemboran selesai,
tim peledakan akan mengorder bahan peledak kepada kepala gudang handak.
Pengambilan bahan ledak pada PT Gunung Bumi Perkasa akan dijelaskan pada gambar
berikut.

Gambar 5. 12 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa 3D Tampak

samping
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

Gambar 5. 13 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa 3D Tampak samping

42
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

Gambar 5. 14 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa 3D Depan


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

Berdasarkan perijinan PT Gunung Bumi Perkasa, kapasitas bangunan gudang handak


yang dimiliki oleh perusahaan ini sebesar AN 25 ton, dinamit sebesar 2 ton dan
detonator sebesar 5000 pcs. Masing-masing gedung penyimpanan memiliki temperatur
maksimal yang harus dijaga untuk menghindari kepekaan bahan peledak terhadap
suhu. Untuk gudang AN memiliki temperatur maksimal 38-40˚, sedangkan untuk
gudang dinamit dan detonator memiliki temperatur maksimal 35˚. Jika cuaca panas
dan temperature menunjukkan nilai hampir mencapai batas suhu maksimal pada tiap

43
gudang, maka akan dilakukan penyiraman atap gudang untuk menjaga agar temperatur
tetap berada dinilai aman.

Gambar 5. 15 Denah Gudang Handak PT Gunung Bumi Perkasa


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

Setelah pengambilan bahan peledak dilakukan, maka selanjutnya adalah


mempersiapkan lokasi peledakan. Juru ledak melakukan pengorderan bahan peledak kepada
kepala gudang handak meliputi jumlah AN, Detonator nonel dan Dinamit yang dibutuhkan
untuk 1 kali peledakan. Selanjutnya, bahan peledak dibawa menuju lokasi peledakan untuk
didistribusikan ke tiap lubang ledak yang sudah disiapkan, lalu kemudian agar antar lubang
ledak terhubung maka dilakukan perangkaian menggunakan kabel konektor (connecting wire).

Setelah semua tahap perangkaian selesai, dilakukan evakuasi pada sekitar lokasi
peledakan agar bebas dari para pekerja dan alat berat yang berlalu lalang dengan radius 500
meter dari area peledakan. Sebelum dilakukannya peledakan adanya bel yang berbunyi sebagai

44
peringatan bahwa kegiatan peledakan akan dimulai. Setelah dipastikan bahwa lokasi aman,
maka dilakukan peledakan. Terakhir, yaitu dilakukan pengecekan terhadap lubang ledak untuk
memastikan bahwa semua lubang ledak sudah meledak sesuai dengan yang direncakan. Setelah
itu dilakukan pelaporan kepada Kepala Teknik Tambang. Adapun urutan tugas yang harus
dilakukan oleh juru ledak adalah sebagai berikut.

Persiapan

Pengecekan
Lapangan

Distribusi Handak

Pengisian Lubang
Ledak

Perangkaian

Evakuasi Peledakan

Tidak Aman Aman

Firing

Post Blast

Pelaporan

Gambar 5. 16 Urutan Tugas Juru Ledak


Sumber : Modul Diklat Pelaksanaan Peledakan Pada Tambang Terbuka Mineral dan Batubara

5.2.2.1 Jumlah Bahan Peledak

1. Peledakan I
Berdasarkan pengambilan sample data yang dilakukan pada peledakan, didapatkan
data geometri untuk 50 lubang ledak menggunakan burden sebesar 2 meter, spacing
3 meter, dan kedalaman lubang ledak 6 meter.

45
W handak = ∑W (AN + FO + Dinamit)

W handak = 668.5 kg + 31.5 kg + 15 kg

= 715 kg

2. Peledakan II
Pada peledakan II didapakan geometri peledakannya yaitu sama dengan peledakan I
perbedaannya hanya pada jumlah lubang ledak yaitu 36 lubang ledak dengan kedalaman 6
meter.

W handak = ∑W (AN + FO + Dinamit)

W handak = 504 Kg + 10 Kg

= 514 kg

5.2.2.2 Volume Peledakan


V=BxSxHxn

1. Peledakan I

V = 2 m x 3 m x 6 m x 50

= 1800 BCM

2. Peledakan II

V = 2m x 3 m x 6 m x 36

= 1296 BCM

5.2.2.3 Powder Factor

PF =

1. Peledakan I
715 𝑘𝑔
PF 2 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 3 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 50

46
= 0,39 kg/m3

2. Peledakan II

514 𝑘𝑔
PF 2 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 3 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 36

= 0,388 kg/m3

Berdasarkan tabel 3.2 mengenai hubungan nilai Powder Factor dengan jenis
batuan menurut Jimeno, 1995, harga PF yang ekonomis pada batuan ini berkisar
antara 0,20 – 0,3 kg/m3, maka dapat dikatakan nilai PF hasil peledakan yang
didapatkan dari hasil pengambilan data dapat dikatakan kurang bernilai ekonomis.

5.2.2.3 Biaya Blasting


Tabel 5. 1 Biaya blasting
Cost Blasting
Tanggal BCM Rp. RP/BCM
15, Juli 2021 1800 11.177.900 6209
17, Juli 2021 1296 8.014.888 6184
Rata-rata 1548 9.596.394 6197

Dari tabel diatas biaya blasting bisa diperhatikan bahwa pada setiap kali blasting,
PT. Gunung Bumi Perkasa memakan biaya RP. 6197/BCM. Besar biaya ini
dipengaruhi oleh material yang ingin diledakan, jumlah spasi, burden, kedalaman
lubang , jumlah lubang, dan powder factor.

47
5.2.3 Loading (Pemuatan)

5.2.3.1 Kegiatan Pemuatan


Material hasil peledakan pada loading point digali dan dimuat kedalam dump
truck yang kemudian di angkut menuju hopper. Kegiatan muat dan angkut di PT
Gunung Bumi Perkasa dilakukan dengan menggunakan alat mekanis.

Gambar 5. 17 Alat Muat excavator Hitachi Zexis 210 F


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

Pada kegiatan penambangan di PT Gunung Bumi Perkasa, excavator dengan


kapasitas bucket 0,91 m3 yang digunakan untuk melakukan penggalian dan pemuatan
material hasil peledakan. Kegiatan muat menggunakan excavator Hitachi Zexis 210 F
yang nantinya material akan dibawa dengan alat truck Nissan Diesel CWB 450 dengan
kapasitas angkut 26 ton.
a. Digging (waktu menggali material), yaitu waktu bucket diposisikan menggali
material sampai bucket dalam keadaan penuh.
b. Swing isi (waktu swing saat bermuatan), yaitu waktu yang dihitung sejak
bucket penuh dan siap memutar ke arah bak dump truck sampai posisi bucket
siap menumpahkan.
c. Dumping (waktu menumpahkan material kedalam bak dump truck), yaitu
waktu yang dimulai dari bucket siap menumpahkan material kedalam bak
dump truck sampai bucket kembali keposisi sebelum menumpahkan material.

48
d. Swing kosong (waktu swing saat muatan kosong), yaitu waktu yang dimulai
dari selesai proses menumpahkan material sampai bucket siap menggali
material lagi.

5.2.3.2 Cycle Time Alat Loading


Pengambilan sample data cycle time pada alat muat excavator Hitachi Zexis 210F
dilakukan pada Loading Point I dan II dengan menghitung cycle time rata-rata pemuatan
pada 10 sample data yang diambil. Adapun perhitungan cycle time alat muat
menggunakan persamaan :
Diketahui :

Cycle Time Alat Muat = tg + tpi + td + tpk

a. Loading Point I
• Digging (tg) : 7,485 detik
• Swing Isi (tpi) : 3,645 detik
• Dumping (td) : 2,68 detik
• Putar Kosong (tpk) : 3,47 detik

Cycle Time Alat Muat = tg + tpi + td + tpk = 7,485 + 3,645 + 2,68+ 3,47 =
17,59 detik (0,29 menit)

Didapatkan cycle time rata-rata alat muat excavator Hitachi Zexis 210F yaitu
17,59 detik atau 0,29 menit/bucket pada Loading Point I. Dapat dilihat pada tabel
perhitungan cycle time pada Lampiran III.

b. Loading Point II

• Penggalian atau Digging (tg) = 5,67 detik


• Putar isi atau Swing loaded (tpi) = 5,20 detik
• Pengosongan atau Dumping (td) = 3,09 detik
• Putar Kosong atau Swing Empty (tpk) = 4,878 detik

49
Cycle Time Alat Muat = tg + tpi + td + tpk = 5,69 + 5,20 + 3,09 + 4,9 = 19,56
detik (0,32 menit)

Didapatkan cycle time rata-rata alat muat excavator Hitachi Zexis 210F Pada
Loading Point Kedua yaitu sebesar 19,56 detik atau 0,32 menit/bucket pada Loading
Point I. Dapat dilihat pada tabel perhitungan cycle time pada Lampiran III.

5.2.3.2 Fill Factor

Fill Factor atau faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas


nyata dengan kapasitas bucket alat muat secara teoritis yang dinyatakan dalam
persen (%). Fill Factor menunjukkan besar kecilnya kemampuan nyata pada alat.
Nilai Fill Factor yang didapatkan berdasarkan pengambilan data di lapangan adalah
sebagai berikut :
BFF (Bucket Fill Factor rumus BFF
berat muatan / jumlah bucket satu dt W aktual/W teoritis x 100%
31892 ton / 21 0.625/0.91 x 100%
1,519 ton / bucket 68,68 %
di konversi ke LCM
berat bucket / densitas batuan
0.625 LCM

5.2.3.3 Produktifitas Alat Loading


Untuk menghitung produktivitas alat muat Excavator Hitachi Zexis 210F
digunakan persamaan :
3600
𝑄 = 𝑞𝐿 × 𝑘 × × 𝐸 × 𝑆𝐹
𝐶𝑇
Diketahui :

a. Loading Point I
• Kapasitas Alat Muat (qL) = 0,91 m3 (Lampiran I)
• Fill Factor (k) = 0,68
• Swell Factor (SF) = 0,9
• Efisiensi (E) = 0,78

50
• Cycle Time (CT) = 17,59 detik
3600
𝑄 = 0,91 × 0,68 × 17,59 × 0,78 × 0,7 = 88,90 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚

Produksi Alat Muat yaitu :


Produksi = Pm x nm
= 88,90 ton/jam/alat x 1 alat x 8 jam
= 711,23 ton/hari

Produksi alat muat yang dihasilkan dalam penambangan di PT Gunung Bumi


Perkasa yaitu sebesar 711,23ton/hari dengan waktu kerja sebanyak 8 jam/hari serta
menggunakan satu alat muat yaitu excavator hitachi Zexis 201F dengan kapasitas
bucket 0,91 m3.

b. Loading Point II

• Kapasitas Alat Muat (qL) = 0,91 m3 (Lampiran I)


• Fill Factor (k) = 0,68
• Swell Factor (SF) = 0,9
• Efisiensi (E) = 0,86
• Cycle Time (CT) = 19,56 detik (Lampiran III)

3600
𝑄 = 0,91 × 0,68 × 19,56 × 0,86 × 0,9 = 88,15 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚

Dari hasil perhitungan, didapatkan produktivitas alat muat excavator Hitachi


Zexis 210F yaitu 71,03 ton/jam pada loading point kedua.

Produksi Alat Muat yaitu :


Produksi = Pm x nm
= 88,15 ton/jam/alat x 1 alat x 8 jam
= 705,20 ton/hari
Produksi alat muat yang dihasilkan dalam penambangan di PT Gunung Bumi
Perkasa yaitu sebesar 705,20 ton/hari dengan waktu kerja sebanyak 8 jam/hari serta

51
menggunakan satu alat muat yaitu excavator hitachi Zexis 201F dengan kapasitas
bucket 0,91 m3.

Jadi total produksi yang dihasilkan dari dua loading point selama satu hari
sebesar 1.416 ton.

5.2.4 Hauling (Pengangkutan)

5.2.4.1 Kegiatan Pengangkutan


Pada operasi penambangan di PT Gunung Bumi Perkasa dump truck dengan
kapasitas angkut 26 ton digunakan untuk melakukan pengangkutan, material dari loading
point sampai hopper.

Gambar 5. 18 Alat Angkut dump truck Nissan UD CWB 450


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

52
Pengamatan dilakukan pada waktu edar (cycle time) dump truck dalam
menyelesaikan satu siklus pengangkutan. Berikut urutan waktu edarnya dalam satu siklus
adalah :
a. Waktu tunggu kosong, yaitu waktu dump truck pada saat menunggu
antrian untuk melakukan pemuatan.
b. Waktu manuver kosong, yaitu waktu dump truck berpindah posisi agar
memudahkan pemuatan. Waktu ini tergantung pada lebar jalan.
c. Waktu isi, yaitu waktu material dimuatkan sampai dump truck penuh, dan
mulai berangkat untuk mengangkut material ke lokasi pengumpanan.
Waktu ini akan dapat lebih effisien bila alat gali-muatnya berukuran
seimbang dengan kapasitas dump truck.
d. Waktu berangkat isi (waktu angkut bermuatan ke lokasi hopper), yaitu
waktu yang dimulai sejak dump truck meninggalkan loading point menuju
ke lokasi hopper.
e. Waktu tunggu isi, yaitu waktu yang diperlukan dump truck menunggu
antrian di hopper.
f. Waktu manuver isi, yaitu waktu yang diperlukan dump truck untuk
memposisikan posisinya di depan hopper.
g. Waktu menumpahkan material, yaitu waktu dimulai dari saat dump truck
berhenti manuver dan siap mengangkat dump body.

53
h. Waktu berangkat kosong, yaitu waktu dump truck kembali dari bongkar
muatan ke loading point untuk diisi muatan kembali.

Gambar 5. 19 Diagram Alir Kegiatan Hauling


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

5.2.3.2 Cycle Time Alat Hauling


Pengambilan sample data cycle time pada alat angkut dump truck Nissan
UD CWB 450 dan Hino fm 260 JD dilakukan dengan menghitung cycle time rata-
rata pengangkutan pada 10 sample data yang diambil. Perhitungan cycle time alat
angkut menggunakan persamaan :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
Diketahui :
• Waktu Maneuver Isi (tmi)
• Waktu Pengosongan atau Dumping (td)
• Waktu Angkut Kembali Kosong (Tk)
• Waktu Maneuver Kosong (tmk)
• Waktu Pengisian atau Loading (tl)

54
• Waktu Angkut Berangkat Isi (Ti)
1. Loading Point 1
(Cycle Time) Alat Angkut Nissan CWB 02 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
= 0,525 + 0,49 + 1,9 + 0,69 + 9,09 + 1,9
= 14,595 menit
(Cycle Time) Alat Angkut HINO 05 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
= 0,58 + 0,65 + 5,5 + 0,93 + 0.96 + 2,135
= 12,0676 menit
2. Loading Point 2
(Cycle Time) Alat Angkut Nissan CWB 07 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖 = 0,49 + 0,47 + 3,9 + 0,69 + 6,95 + 3,9
= 14,7325 menit
(Cycle Time) Alat Angkut HINO 05 :
𝐶𝑇 = 𝑡𝑚𝑖 + 𝑡𝑑 + 𝑡𝑘 + 𝑡𝑚𝑘 + 𝑡𝑙 + 𝑡𝑖
= 0,58 + 0,46 + 2,135 + 0,67 + 5,8 + 2,135
= 19,25 menit

5.2.3.2 Produktifitas Alat Hauling


Perhitungan produktivitas alat angkut Nissan UD CWB 450 digunakan
persamaan :
60
𝑄= × 𝑞𝑣 × 𝑘 × 𝑆𝐹
𝐶𝑇
Dimana :

• qv : Kapasitas vessel
• k : Fill factor vessel
• Ct : Cycle time dari dumptruck
• SF : Swell Factor

(Sumber : Prodjosumarto, Partanto. 1993)

55
1. Loading Point 1

Alat Angkut Nissan CWB 02 :


60
𝑄= × 20.160 × 0,65 × 0,7
14,595
= 37.709 ton/jam
Alat Angkut HINO 05 :

60
𝑄= × 16.955 × 0,65 × 0,7
12,0676
= 38.358 ton/jam

2. Loading Point 2
Alat Angkut Nissan CWB 07 :
60
𝑄= × 20.160 × 0,65 × 0,7
14,7325
= 37.357 ton/jam

Alat Angkut HINO 05 :

60
𝑄= × 16.955 × 0,65 × 0,7
19,25
= 24.045 ton/jam

5.2.5 Keserasian Alat (Match Factor)

Perhitungan match factor dilakukan untuk mengetahui keserasian alat yang


digunakan pada proses loading yaitu Excavator Hitachi Zexis 210F dan proses hauling
yaitu dump truck Nissan UD CWB 450. Adapun untuk menghitung match factor
tersebut digunakan persamaan :

𝑛 × 𝑛ℎ × 𝑐𝑙
𝑀𝐹 =
𝑛𝑙 × 𝑐ℎ

Diketahui :

• Jumlah pemuatan atau bucket (n)

56
• bucket Jumlah alah angkut (nH)
• Cycle time alat muat (cL)
• Jumlah alat muat (nL)
• Cycle time alat angkut (cH)

1. Loading Point 1
21 × 2 × 0,29
𝑀𝐹 =
1 × 13,2975
= 0,91
2. Loading Point 2

21 × 2 × 0,32
𝑀𝐹 =
1 × 16,99
= 0,79

Hasil perhitungan match factor pada alat muat Excavator Hitachi Zexis 210F
dan beberapa alat angkut yaitu dump truck Nissan UD CWB 450 dan Dump Truck Hino
pada Loading Point 1 adalah 0,91. Serta pada Loading Point 2 yang dimana hasil
perhitungan match factor pada alat muat Excavator Hitachi Zexis 210F dan beberapa
alat angkut yaitu dump truck Nissan UD CWB 450 dan Dump Truck Hino pada Loading
Point 1 adalah 0,79. Nilai tersebut menunjukkan bahwa MF < 1, yang artinya alat
angkut bekerja penuh sedangkan alat muat mempunyai waktu tunggu. Hasil tersebut
sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian dilapangan, yang mana alat muat
menunggu untuk melakukan pemuatan, sedangkan alat angkut masih ada atau mengantri
pada Plant, hal ini biasanya terjadi karena beberapa kendala pada plant yang
mengharuskan alat angkut menunggu untuk melakukan dumping. Selain itu, kurangnya
penggunaan alat angkut pada proses hauling menyebabkan alat muat menunggu, dan
produktivitas menjadi rendah. Faktor lain seperti kondisi jalan (medan menanjak, jalan
berdebu) dan kerusakan dump truck yang terkadang terjadi pun menjadi penyebab nilai
MF < 1.

5.3 Pengolahan
Setelah material ditambang, selanjutnya dibawa ke tempat pengolahan
(crushing plant). PT Gunung Bumi Perkasa memiliki 2 unit pengolahan yang memiliki
kapasitas berbeda. Unit Crushing Plant A untuk andesit memiliki kapasitas olah 170-

57
200 ton/jam dan unit crushing plant B untuk pasir silika memiliki kapasitas olah 300
ton/jam. Penggunaan unit crushing plant didasarkan pada kebutuhan dan permintaan
konsumen, jika permintaan meningkat dan mengharuskan maka akan digunakan kedua
unit crushing plant tersebut. Sampai ke crushing plant, material akan di dump ke dalam
jaw crusher yang memiliki ukuran bukaan maksimum untuk plant A 1000 cm dan untuk.
Material akan melalui proses reduksi sampai tiga tahap. Untuk plant A akan dihasilkan
4 produk akhir yaitu BSB (0 - 10 mm), split 1-2 (20 mm), split 2-3 (30 mm), dan abu
batu (7 mm). yaitu terdiri dari primary crushing, secondary crushing dan tertiary
crushing. Bukaan hopper pada crushing plant A sebesar 1000 mm. Feed didumping ke
dalam hopper. Screening yang terdapat pada bagian bawah hopper kemudian
memisahkan material yang berukuran 0-79 mm menuju conveyor BC 0, conveyor ini
membawa material menuju scalpting screen yang memisahkan material berukuran 0-10
mm dan 30-70 mm. Material berukuran 0-10 mm akan langsung dibuang menjadi waste
(base b) , dengan kapasitas stokpile base b maksimal 587 m3 (1.408 ton) . Sedangkan
material 10 - 18 mm akan masuk ke surge pile. Untuk material dengan ukuran diatas
79-1000 mm pada tahap screening awal akan masuk pada primary crusher dan direduksi
sampai berukuran 180 mm yang selanjutnya juga ditampung pada surge pile (gudang
batu yang mempunyai luas 1.904 m3 atau berkapasitas 4.570 ton). Material selanjutnya
memasuki tahap secondary crushing dan direduksi sampai berukuran 60-80 mm dan
dilanjutnya dengan tertiary crushing hingga berukuran 35 mm. Setelah itu material akan
diayak menggunakan vibrating screen triple deck. Material berukuran lebih besar dari
35 mm akan kembali ke tertiary crusher untuk direduksi sampai sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Untuk material pada dek kedua yang berukuran 20 mm akan memasuki
conveyor yang mana menghasilkan produk split 1/2. Untuk material yang lolos dari dek
kedua akan tertampung dan menuju ke vibrating screen triple deck yang berukuran 20
mm. dengan kapasitas stokpile split ½ maksimal 382 m3 (916,8 ton) Pada dek pertama
material berukuran 30 mm akan terpisah menjadi produk split 2/3, dengan kapasitas
stokpile split 2/3 maksimal 476,5 m3 (1.143 ton). Material pada dek ketiga yang
berukuran 7 mm akan terpisah dan menjadi produk abu batu. Sedangkan material yang
lolos dari dek ketiga akan tertampung dan menuju penampungan produk abu batu yang

58
berukuran 0-7 mm, Dengan kapasitas stokpile abu batu maksimal 588,375 m3 (1.412
ton).

Gambar 5. 20 Proses Pengolahan Material pada Plant A


Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP

59
SKEMA CRUSHING PLANT A PT GBP

Gambar 5.21 Skema Crushing Plant A

60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan

1. Pengeboran di PT Gunung Bumi Perkasa menggunakan jenis alat bor CRD


(Furukawa HCR 900-ES II) dan kompresor PDS750S-4B1 Airman. Dari data yang
diperoleh waktu membor rata-rata pada peledakan pertama adalah 7.01 menit
dengan kedalaman lubang rata-rata 6 meter kecepatan pemboran diperoleh 0.855
meter/menit. Dan pada peledakan yang kedua untuk waktu membor rata-rata adalah
6.4 menit dengan kedalam lubang rata-rata yaitu 6 meter kecepatan pemboran yang
diperoleh adalah 0.93 meter/menit. Dari kecepatan pemboran tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada peledakan kedua lebih cepat untuk kecepatan
pemborannya dari pada peledakan yang pertama karena dipengaruhi oleh kekerasan
batuan pada area peledakan tersebut, serta medan area pemborannya.
2. Geometri peledakan yang diterapkan di PT Gunung Bumi Perkasa digunakan burden
2 m, spasi 3 m, stemming 2 m dan Powder factor 0,39 kg/BCM pada peledakan I
dan sebesar 0,388 kg/BCM pada peledakan kedua.
3. Kegiatan pemuatan menggunakan excavator Hitachi Zaxis 210 F pada loading point
I mendapatkan CT rata-rata 17,59 detik, serta mempunyai produktifitas alat sebesar
69,147 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚 . Dan pemuatan pada loading point II didapatkan CT Rata-rata
sebesar 19,56 detik dengan produktifitas alat 68,56 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚. Berdasarkan data
produksi alat excavator yang digunakan pada satu hari kerja untuk pengolahan
crushing plant didapatkan produksi sebesar 1.101,6751 ton/hari. Kegiatan
pengangkutan menggunakan dump truck Nissan Diesel CWB 450 didapat
produktivitas sebesar ton/hari.
4. Pengambilan sample data cycle time pada alat angkut dump truck Nissan UD CWB
450 dan Hino fm 260 JD. Sinkronisasi alat gali-muat dan angkut pada loading point
1 dan 2 didapatkan nilai MF sebesar 0,91 dan 0,79 yang berarti MF <1 (alat angkut
bekerja penuh, alat muat mempunyai waktu tunggu) .
5. Pengolahan pada PT Gunung Bumi Perkasa memiliki 2 unit pengolahan yang
memiliki kapasitas berbeda. Untuk plant A akan dihasilkan 4 produk akhir yaitu

61
Base B , split 1-2 , split 2-3 , dan abu batu . yaitu terdiri dari primary crushing,
secondary crushing dan tertiary crushing. Untuk material dengan ukuran diatas 79-
1000 mm pada tahap screening awal akan masuk pada primary crusher dan direduksi
sampai berukuran 180 mm yang selanjutnya juga ditampung pada surge pile .

6.2 Saran

1. Dilakukan maintanance Hauling Road Loading Point 2 Dikarenakan Menghambat


Kinerja Alat Dump Truck dan Keselamatan Alat dan operator
2. Meminimalisir waktu yang hilang sesuai dengan yang ditargetkan (efisiensi kerja
harus sesuai target) maka pengawasan terhadap operator dan pekerja lain harus di
tingkatkan,dengan cara menetapkan sistem penjadawalan di loading point tertentu
untuk memudahkan sistem pengawasan.
3. Untuk kombinasi alat gali-muat dan angkut nlai MF yang baik yaitu sama dengan 1
(satu) yang berarti alat gali-muat dan alat angkut sama-sama bekerja 100%, sehingga
dapat dilakukan pendekatan MF tersebut dengan perbaikan pada CT alat muat dan
jumlah alat muat yang digunakan atau bahkan penambahan jumla alat angkut.
Apabila menggunakan penedakatan cycle time maka alat muat harus turun menjadi
5 menit dalam satu ritase.

62
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. “Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi.” BLE-07 Pola
Peledakan. Hadi, E.R., Inmarlinianto, Gunawan, K. 2015.

“Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Mengoptimalkan Produksi Pengupasan
Lapisan Tanah Penutup Di Pit UW PT Borneo Alam Semesta Kecamatan Jorong
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan”. Jurnal Teknologi Pertambangan.
Volume. 1, Nomor. 1.

Ilmu Geografi. 2016. “Batuan Andesit: Pengertian, Proses dan Manfaatnya.”


http://ilmugeografi.com/geologi/batuan-andesit. (Diakses 20 September 2020)

Indonesianto, Y. 2005. “Pemindahan Tanah Mekanis”. Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta.

Jimeno. 1995. “Drill and Blast of Rock”. Rotterdam, Netherlands: A.A Blaskena

Ranto, Fandi Wan. 2012. “Penambangan Overburden Dengan Sistem Backhoe dan Truck di rea
Tambang Terbuka PT. Astrindo Gita Mandiri Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi
Sumatra Barat”. www.repository.trisakti.ac.id. (Diakses 20 September 2020)

Rochmanhadi. 1982. “Alat-alat Berat dan Penggunaannya”. Departemen Pekerjaan Umum,


Jakarta.

Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. “Pemindahan Tanah Mekanis”. Seri Diktat Kuliah
Gunadarma

63
LAMPIRAN

Lampiran 1 Spesifikasi Alat

Rock Drill Division

HCR900 Series II

64

Series II Rock Drills Equipped with Tier III EPA Compliant Engines.
65
ES ES 20
HCR900 Series II
US Standard Metric US Standard Metric

Overall Weight (A) *1 22,645 lb 10,270 kg 24,101 lb 10,930 kg

Overall Weight (B) *2 23,285 lb 10,560 kg 24,740 lb 11,220 kg

Travel Speed 0-2.2 mile/h 0-3.5 km/h 0-2.2 mile/h 0-3.5 km/h

Maximum Traction Force 16,636 lb-force 74 kN 16,636 lb-force 74 kN

Maximum Grade of Hill 57.7%(30 deg) 57.7%(30 deg)


Climb

Oscillating Angle +-10 deg +-10 deg

Ground Contact Pressure *3 10.0 psi 69.2 kPa 10.7 psi 73.6 kPa

Model HD709 HD709

Mass 408 lb 185 kg 408 lb 185 kg

Overall Length 3'7" 1,103 mm 3'7" 1,103 mm

Overall Width 1'2" 352 mm 1'2" 352 mm

Overall Height 0'10" 263 mm 0'10" 263 mm

Number of Blows 2,250-2,500 bpm 2,250-2,500 min-1 2,250-2,500 bpm 2,250-2,500 min-1

Number of Revolutions 0-250 rpm 0-250 min-1 0-250 rpm 0-250 min-1

Make & Model CATERPILLAR, C7 CATERPILLAR, C7

Type Water-cooled Direct Fuel Injection Water-cooled Direct Fuel Injection


Turbo Charged Diesel Engine Turbo Charged Diesel Engine

Rated Output 225hp/2,200rpm 168 kW/2,200 min - 225hp/2,200rpm 168 kW/2,200 min -
1 1

Variable Displacement Axial Piston Pump X2 Axial Piston Pump X2


Pump

Fix Displacement Pump Gear Pump X3 Gear Pump X3

Drive Motor Hydraulic Motor with Reduction Gear Hydraulic Motor with Reduction Gear

Model JE326 JE326

Type Extension Boom Extension Boom

66
Boom Lifting 45/15 degree 45/15 degree
Angle:Up/Down

Boom Swing Angle: 37/43 degree 37/43 degree


Right/Left

Boom Slide Length 4'11" 1,500 mm 4'11" 1,500 mm

Model GH831 GH831

Overall Length 24'8" 7,518 mm 29'4" 8,944 mm

Feed Length 14'8" 4,480 mm 18'11" 5,786 mm

Feed Length(with RP) 14'1" 4,305 mm 18'4" 5,611 mm

Guide Slide Length 3'11" 1,200 mm 3'11" 1,200 mm

Guide Swing 40/40 degree 40/40 degree


Angle:Right/Left

Guide Tilt Angle 180 degree 180 degree

Maximum Pulling Force 6,407 lb-force 28.5 kN 6,407 lb-force 28.5 kN

Feed system Hydraulic Motor Drive Hydraulic Motor Drive

Make & Model AIR MAN, PDS265-S35B AIR MAN, PDS265-S35B

Type Screw 1 Stage Screw 1 Stage

Discharge Airflow 215 CFM 6.1 m3/min 215 CFM 6.1 m3/min

Discharge Pressure 149 psi 1.03 MPa 149 psi 1.03 MPa

Unload Type Intake Confinement Intake Confinement

Model A884-221 A884-221

Airflow 706 CFM 20 m3/min 706 CFM 20 m3/min

Number of Elements 4 4

Dust Removal System Automatic Pulse Air Jet Automatic Pulse Air Jet

Scution Cap Slide Type Slide Type

Number of Rods 4 4

Rod length 10 or 12 ft 3,050 or 3,660 mm 10 or 12 ft 3,050 or 3,660 mm

Battery 12V; 108Ah/5Hr 12V; 108Ah/5Hr

67
Voltage 24V; 70Wx4 24V; 70Wx4

Fuel Tank 87 gal 330 L 87 gal 330 L

Hydraulic Tank 45 gal 170 L 45 gal 170 L

Bit Diameter 2.5" - 3.5" 65-90 mm 2.5" - 3.5" 65-90 mm

Bit Profile Button, Cross and Spike Button, Cross and Spike

Rod Size 32H, 38R, 45R, (38H) 32H, 38R, 45R, (38H)

Rod length 10 or 12' 3,050 or 3,660 mm 10 or 12' 3,050 or 3,660 mm

First Rod Length 12 or 13' 3,660 or 4,000 mm 20' 6,100 mm

Working Temperature 5° – 113° F -15° – +45° C 5° – 113° F -15° – +45° C

Rock Drill Division


805 Lake Street Note:
Kent, Ohio 44240-0017 *1 “Overall Weight (A)” includes weights of fuel and oils
(full).
Phone: 800.358.4476 Fax:
330.673.8504 *2 “Overall Weight (B)” includes
www.furukawarockdrill.com weights of “Overall Weight (A)”,
operator and rod bit. *3 “Ground
Contact Pressure” is calculated
based on “Overall Weight (A)”.
CATERPILLAR and CAT are registered trademarks of
Caterpillar Inc.

Furukawa’s policy is one of continual improvement.


Specifications may change between printing.

68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Lampiran 2 Sample Data Cycle Time Drill
1. CT Drilling pada Peledakan I

Tanggal 14 Juli 2021


07.50 - 17.00 (istirahat 1
Waktu jam)
Drill Machine Fukurawa Rock Drill

Hari Ke 1 (07.00 - 17.00)


Jenis Lubang PT (waktu BT (waktu ST (waktu DT cycel time
Alat Bor untuk untuk untuk (waktu Drill
Bor mengambil melakukan memasang, untuk machine/
posisi)(detik) pemboran) menganti mengatasi detik
(detik) batang hambatan)
bor) (detik)
(detik)
Crowler 1 120 480 110 0 710
Rock 2 116 420 104 0 640
Dirll 3 183 375 147 0 705
4 48 397 169 0 614
5 44 458 144 0 646
6 68 460 194 0 722
7 86 420 129 0 635
8 74 416 107 0 597

81
9 78 425 123 0 626
10 44 376 109 0 529
11 139 470 114 0 723
12 73 444 68 0 585
13 98 301 386 0 785
14 96 455 112 0 663
15 79 401 96 0 576
16 55 348 105 0 508
17 35 429 119 0 583
18 84 312 132 0 528
19 44 416 110 0 570
20 50 440 186 0 676
21 62 365 108 0 535
22 111 466 105 0 682
23 112 485 110 0 707
24 63 414 132 0 609
25 60 400 135 0 595
26 150 420 150 0 720
27 90 410 160 0 660
28 57 426 165 0 648
29 48 431 115 0 594
30 70 376 102 0 548
31 102 417 148 0 667

82
32 88 478 108 0 674
33 53 516 116 0 685
34 133 492 111 0 736
35 137 440 101 0 678
36 195 404 195 0 794
37 70 375 120 0 565
38 61 366 102 0 529
39 129 529 133 0 791
40 69 503 108 0 680
41 45 384 95 0 524
42 47 357 75 0 479
43 120 415 93 0 628
44 106 356 85 0 547
hari ke 2, 15 Juli 2020 (7.00 - 9.40)
45 129 447 226 0 802
46 98 401 73 0 572
47 94 416 112 0 622
48 112 485 110 0 707
49 63 414 132 0 609
50 60 400 135 0 595
Total 1225 4348 21031 6424 0 31803
(detik)
menit 20.4167 72.4667 350.52 107.07 0 530.05

83
Total 530.05
menit
8 Jam 50
menit
Rata" Cycle Time 10.601
menit

Kecepatan Pemboran (meter/menit)


H (Kedalaman Lubang CT (Waktu Siklus Lubang
bor (meter) pemboran (Menit)
6 480
6 420
6 375
6 397
6 458
6 460
6 420
6 416
6 425
6 376
6 470
6 444

84
6 301
6 455
6 401
6 348
6 429
6 312
6 416
6 440
6 365
6 466
6 485
6 414
6 400
6 420
6 410
6 426
6 431
6 376
6 417
6 478
6 516
6 492
6 440

85
6 404
6 375
6 366
6 529
6 503
6 384
6 357
6 415
6 356
6 447
6 401
6 416
6 485
6 414
6 400
Rata-rata (detik) 6 420.62
Menit 7.01

Kecepatan Pemboran

Rata" kedalaman Lubang bor Rata" waktu siklus lubang bor


6 7.01
VT (kecepatan pemboran) m/menit
V = 6 m/ 7.01 menit

86
0.855920114

Efisiensi Kerja Pemboran


Ek= Waktu kerja pemboran/Waktu Tersedia X100%
Ek= (530.05/705) X100% 75.18%

Kesediaan Fisik (PA)


W + S / T x 100 % = 530.05 + 120 / 705 x 100 % 92.20%

Kesediaan Mekanik (MA)


W / W + R x 100% = 530.05/ 530.05 + 0 x 100 % 100%

Penggunaan Kesediaan (UA)


W / W + S x 100 % = 530.05 / 530.05 + 120 x 100% 81.54%

Pengguna Efektif
EU = W / T x 100%= 530.05 / 705 x 100 % 75.18%

87
hari ke - Waktu Hambat CRD Total
Terlambat maintenance istirahat berhenti moving kerusakan menit
awal shift alat awal kerja alat ke
lebih loading
awal point
Peledakan 1 (07.00- 0 20 5 30 0 0 55 120
I 17.00)
2 ( 07.00- 65 0 0 0 0 65
09.45)
Peledakan 3 ( 14.00 0 0 0 6 36 0 42 77
II - 15.54 )
4 ( 08.00 11 24 0 0 0 0 35
- 16.00 )

2. CT Drilling pada Peledakan II

Tanggal 16 Juli 2021


Waktu 6 Jam 49 menit
Drill Machine Fukurawa Rock Drill
Hari Ke 1 (14.36 - 16.00)
Jenis Lubang PT (waktu BT (waktu ST (waktu untuk DT (waktu cycel time
Alat Bor untuk untuk memasang, untuk Drill
Bor mengambil melakukan menganti batang mengatasi machine/
posisi)(menit pemboran) bor) (menit) hambatan) menit
) (menit) (menit)
1 1.28 6.41 1.52 0 9.21

88
Crowler 2 0.56 7.01 1.57 0 9.14
Rock 3 1.13 6.34 1.31 0 8.78
Drill 4 0.57 6.20 1.36 0 8.13
5 0.47 6.13 1.52 0 8.12
6 0.38 6.56 1.40 0 8.34
7 0.46 7.27 1.55 0 9.28
8 1.32 6.10 1.12 0 8.54
Hari 2 (08.24-15.49)
Crowler 9 0.21 7.37 1.45 0 9.03
Rock 10 1.12 6.06 1.47 3.46 12.11
Drill 11 1.26 6.08 1.41 0 8.75
12 0.46 6.22 1.44 0 8.12
13 1.02 6.28 1.34 0.54 9.18
14 1.01 6.53 1.26 0 8.8
15 0.51 6.29 1.54 0.29 8.63
16 0.48 6.17 2.01 0 8.66
17 0.25 6.34 1.35 0 7.94
18 0.45 6.47 2.10 0 9.02
19 0.40 5.49 1.53 0 7.42
20 0.38 6.39 1.28 0 8.05
21 0.44 6.25 1.28 0 7.97
22 1.28 5.52 1.42 0 8.22
23 0.39 7.55 1.23 0 9.17
24 1.28 6.59 1.21 0 9.08
25 0.27 6.31 1.40 0.25 8.23
26 2.07 8.13 2.08 0 12.28
27 1.20 7.20 1.54 0.30 10.24
28 0.37 6.18 2.26 4.14 12.95
29 0.54 7.17 1.59 0.48 9.78
30 1 7 1.38 0.10 9.48

89
31 0.48 5.32 1.39 3.24 10.43
32 0.53 5.53 1.59 0 7.65
33 1.02 5.56 2.10 0 8.68
34 0.35 5.30 1.41 0 7.06
35 1.13 7.08 1.28 0 9.49
36 0.45 7.35 1.53 0.25 9.58
Total (menit) 26.52 231.75 54.22 13.05 325.54
Jam 5 jam 23
menit 34
detik
Total Rata Rata lubang dril meter/ menit 9.042777778
9 menit per lubang

Kecepatan Pemboran

Kecepatan Pemboran
H (Kedalaman) Kecepatan Bor
6 6.41
6 7.01
6 6.34
6 6.20
6 6.13
6 6.56
6 7.27
6 6.10
6 7.37
6 6.06
6 6.08
6 6.22
6 6.28
6 6.53

90
6 6.29
6 6.17
6 6.34
6 6.47
6 5.49
6 6.39
6 6.25
6 5.52
6 7.55
6 6.59
6 6.31
6 8.13
6 7.20
6 6.18
6 7.17
6 7
6 5.32
6 5.53
6 5.56
6 5.30
6 7.08
6 7.35
Total 216 231.75
Rata" 6 6.4375
Kecepatan Pemboran
Rata" kedalaman Lubang bor Rata" waktu siklus lubang bor
6 6.4375
VT (kecepatan pemboran) m/menit
V = 6 m/ 6.4375 menit
0.932038835
Efisiensi Kerja Pemboran
Ek= Waktu kerja pemboran/Waktu Tersedia X100%

91
Ek= (323/476) X100% 67.80%

Kesediaan Fisik (PA)


W + S / T x 100 % = 323 + 75 / 476 x 100 % 83.61%

Kesediaan Mekanik (MA)

W / W + R x 100% = 323/ 323 + 0 x 100 % 100%

Penggunaan Kesediaan (UA)

W / W + S x 100 % = 323 / 323 + 75 x 100% 81.15%

Pengguna Efektif

EU = W / T x 100%= 323 / 476 x 100 % 67.80%

92
Lampiran 3 Sample Data Cycle Time Loading
Alat Muat : Excavator Hitachi Zexis 210 F

Cycle Time Excavator loding poin 1


Waktu (Detik)
No.
Digging Swing Swing CT tanpa
Digging Isi Dumping Kosong Iddle Cycle Time With Iddle iddle
9.41 4.84 4.8 5.04 6.39 30.48 24.09
6.56 1.71 3.61 4.91 16.79 16.79
6.03 4.16 4.83 2 17.02 17.02
11.38 3 2.16 3.97 20.51 20.51
6.53 2.71 1.41 3.97 14.62 14.62
8.93 5.16 2.94 3.74 20.77 20.77
7.82 2.52 2.36 3.37 16.07 16.07
7.37 3.3 2.17 2.93 15.77 15.77
5.08 2.29 3.95 4.29 15.61 15.61
8.09 2.98 3.32 3.25 17.64 17.64
5.93 2.94 2.06 4.11 15.04 15.04
8.3 3.33 2.59 4.1 18.32 18.32
4.55 3.68 2.46 3.5 14.19 14.19
7.18 2.83 5.01 3.52 18.54 18.54
5.35 3.11 2.01 3.02 13.49 13.49
7.4 2.48 2.2 2.75 14.83 14.83
4.72 3.03 2.21 3.4 13.36 13.36
8.2 3.65 2.63 3.1 14.27 31.85 17.58
5.15 2.43 2.34 2.9 12.82 12.82
4.69 3.93 3.47 2.5 14.59 14.59
5.11 3.25 4.46 2.18 15 15

93
7.17 3.89 2.1 2.53 15.69 15.69
6.57 2.86 2.89 3.36 15.68 15.68
6.44 2.94 2.97 3.01 15.36 15.36
6.78 4.74 4.59 3.95 20.06 20.06
8.21 3.83 2.86 3.26 18.16 18.16
6.2 3.8 2.34 3 15.34 15.34
7.05 3.65 2.31 3.11 16.12 16.12
7.88 4.12 2.89 4.25 19.14 19.14
4.07 3.1 2.47 2.07 11.71 11.71
5.26 4.82 2.81 3.1 15.99 15.99
8.06 3.3 2.31 3.25 16.92 16.92
5.26 4.21 2.54 3.07 15.08 15.08
4.65 3.34 4.34 3.26 15.59 15.59
7.85 3 2.81 2.1 15.76 15.76
7.95 4.14 1.92 3.14 17.15 17.15
5.74 3.61 1.81 4.09 15.25 15.25
6.24 3.4 2.18 3.12 3.17 18.11 14.94
6.69 3.56 1.67 2.99 14.91 14.91
7.38 4.66 2.29 2.3 16.63 16.63
7.67 3.81 1.56 4.52 17.56 17.56
8.09 4.04 3 2.46 17.59 17.59
5.45 3.14 2.34 2.31 13.24 13.24
6.56 5.42 2.41 2.43 16.82 16.82
6.03 3.65 1.57 2.92 14.17 14.17
6.8 3.15 2.83 2.92 15.7 15.7
8.9 2.15 1.95 2.43 15.43 15.43
10.67 3.47 2.78 3.27 20.19 20.19
12.42 3.44 1.4 2.91 20.17 20.17
6.84 3.06 2.51 4.05 16.46 16.46
7.14 2.79 3.63 4.74 18.3 18.3

94
10.83 4.1 1.6 3.96 20.49 20.49
5.43 2.46 2.36 4.65 14.9 14.9
21.16 2.71 2.41 1.92 28.2 28.2
7.15 2.77 1.94 4.45 16.31 16.31
13.47 2.83 2.67 4.62 23.59 23.59
11.67 3.84 2.59 3.06 21.16 21.16
5.63 3.55 1.88 4.14 15.2 15.2
6.8 4.21 2.1 2.79 15.9 15.9
5.93 3.21 3.13 2.46 14.73 14.73
6.5 3.91 1.71 4.17 16.29 16.29
5.74 3.73 2.1 2.72 14.29 14.29
7.95 3.4 2.43 2.97 16.75 16.75
18.25 3.23 3.25 1.84 26.57 26.57
23.42 3.55 1.97 1.95 30.89 30.89
5.15 4.63 1.94 4.08 15.8 15.8
9.17 2.54 3.1 2.5 17.31 17.31
12.4 3.36 2.47 3.36 21.59 21.59
4.58 3.4 2.62 3.41 14.01 14.01
16.75 4.17 3.1 3.88 27.9 27.9
15.02 3.83 2.26 3.83 24.94 24.94
6.25 3.16 2.14 3.97 15.52 15.52
15.92 4.01 2.61 2.24 24.78 24.78
6.04 4.16 2.67 2.66 15.53 15.53
6.45 2.79 2.14 3.01 14.39 14.39
4.71 4.7 2.63 3.53 15.57 15.57
6.45 2.84 1.65 2.3 13.24 13.24
6.96 5.01 2.19 1.46 15.62 15.62
11.9 3.59 3.25 2.5 21.24 21.24
7.54 5.89 2.78 5.78 21.99 21.99
5.56 4.78 3.21 4.89 18.44 18.44

95
6.35 5.51 3.32 5.43 20.61 20.61
5.65 5.52 2.98 3.97 18.12 18.12
5.78 5.53 2.35 5.53 19.19 19.19
5.58 4.98 3.38 4.98 18.92 18.92
4.98 5.89 3.45 4.78 19.1 19.1
6.23 4.98 2.89 3.98 18.08 18.08
5.57 5.56 2.87 5.65 19.65 19.65
5.65 4.81 3.35 4.78 18.59 18.59
4.89 4.54 2.98 5.65 18.06 18.06
5.58 3.54 3.58 4.46 17.16 17.16
4.98 4.59 2.98 5.58 18.13 18.13
5.78 3.78 2.78 3.98 16.32 16.32
6.13 5.54 3.45 4.78 19.9 19.9
5.87 5.35 3.41 5.35 19.98 19.98
5.76 4.77 2.28 4.68 17.49 17.49
5.86 3.68 3.38 5.34 18.26 18.26
4.98 3.79 2.87 5.65 17.29 17.29
4.78 3.89 3.41 4.78 16.86 16.86
9.41 4.84 4.8 5.04 6.39 30.48 24.09
6.56 1.71 3.61 4.91 16.79 16.79
6.03 4.16 4.83 2 17.02 17.02
11.38 3 2.16 3.97 20.51 20.51
6.53 2.71 1.41 3.97 14.62 14.62
8.93 5.16 2.94 3.74 20.77 20.77
7.82 2.52 2.36 3.37 16.07 16.07
7.37 3.3 2.17 2.93 15.77 15.77
5.08 2.29 3.95 4.29 15.61 15.61
8.09 2.98 3.32 3.25 17.64 17.64
5.93 2.94 2.06 4.11 15.04 15.04
8.3 3.33 2.59 4.1 18.32 18.32

96
4.55 3.68 2.46 3.5 14.19 14.19
7.18 2.83 5.01 3.52 18.54 18.54
5.35 3.11 2.01 3.02 13.49 13.49
7.4 2.48 2.2 2.75 14.83 14.83
4.72 3.03 2.21 3.4 13.36 13.36
8.2 3.65 2.63 3.1 14.27 31.85 17.58
5.15 2.43 2.34 2.9 12.82 12.82
4.69 3.93 3.47 2.5 14.59 14.59
5.11 3.25 4.46 2.18 15 15
7.17 3.89 2.1 2.53 15.69 15.69
6.57 2.86 2.89 3.36 15.68 15.68
6.44 2.94 2.97 3.01 15.36 15.36
6.78 4.74 4.59 3.95 20.06 20.06
8.21 3.83 2.86 3.26 18.16 18.16
6.2 3.8 2.34 3 15.34 15.34
7.05 3.65 2.31 3.11 16.12 16.12
7.88 4.12 2.89 4.25 19.14 19.14
4.07 3.1 2.47 2.07 11.71 11.71
5.26 4.82 2.81 3.1 15.99 15.99
8.06 3.3 2.31 3.25 16.92 16.92
5.26 4.21 2.54 3.07 15.08 15.08
4.65 3.34 4.34 3.26 15.59 15.59
7.85 3 2.81 2.1 15.76 15.76
7.95 4.14 1.92 3.14 17.15 17.15
5.74 3.61 1.81 4.09 15.25 15.25
6.24 3.4 2.18 3.12 3.17 18.11 14.94
6.69 3.56 1.67 2.99 14.91 14.91
7.38 4.66 2.29 2.3 16.63 16.63
7.67 3.81 1.56 4.52 17.56 17.56
8.09 4.04 3 2.46 17.59 17.59

97
5.45 3.14 2.34 2.31 13.24 13.24
6.56 5.42 2.41 2.43 16.82 16.82
6.03 3.65 1.57 2.92 14.17 14.17
6.8 3.15 2.83 2.92 15.7 15.7
8.9 2.15 1.95 2.43 15.43 15.43
10.67 3.47 2.78 3.27 20.19 20.19
12.42 3.44 1.4 2.91 20.17 20.17
6.84 3.06 2.51 4.05 16.46 16.46
7.14 2.79 3.63 4.74 18.3 18.3
10.83 4.1 1.6 3.96 20.49 20.49
5.43 2.46 2.36 4.65 14.9 14.9
21.16 2.71 2.41 1.92 28.2 28.2
7.15 2.77 1.94 4.45 16.31 16.31
13.47 2.83 2.67 4.62 23.59 23.59
11.67 3.84 2.59 3.06 21.16 21.16
5.63 3.55 1.88 4.14 15.2 15.2
6.8 4.21 2.1 2.79 15.9 15.9
5.93 3.21 3.13 2.46 14.73 14.73
6.8 4.21 2.1 2.79 15.9 15.9
Rata-rata Cycle Time 17.5900625

Efiseiensi Kerja Idle


Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia X100%
Ek= () X100%
78.18%

98
PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam Kerja MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam Breakdown
83% 100%

UA = Jam Operasi / Jam Operasi + Standby EU = Jam Operasi / Jam Kerja


94% 78%

Cycle Time Excavator loding poin 2


No. Waktu (Detik)
Digging Digging Swing Dumping Swing Iddle Cycle Time CT tanpa
Isi Kosong with Iddle Iddle
5.51 3.46 2.89 4.42 16.28 16.28
4.84 4.31 3.18 5.49 17.82 17.82
4.54 5.72 3.48 4.6 18.34 18.34
6.57 4.56 2.87 5.05 19.05 19.05
7.23 3.51 3.51 6.58 6.21 27.04 20.83
5.21 5.39 3.07 4.11 17.78 17.78
6.53 4.71 2.89 5.79 19.92 19.92
5.86 5.75 3.5 4.88 19.99 19.99
5.26 3.59 2.8 5.7 17.35 17.35
7.22 4.33 3.2 5.3 20.05 20.05
6.56 3.56 2.5 4.71 5.41 22.74 17.33

99
5.59 4.75 3.6 4.35 18.29 18.29
5.35 4.55 3.58 3.72 17.2 17.2
6.31 6.41 2.59 5.18 20.49 20.49
2.37 5.81 2.97 5.34 16.49 16.49
4.85 5.41 3.18 3.86 17.3 17.3
6.36 4.32 2.75 4.55 17.98 17.98
7.05 6.31 3.3 3.87 20.53 20.53
6.41 6.25 2.65 5.51 20.82 20.82
4.84 3.47 3.28 5.35 5.87 22.81 16.94
7.15 4.89 2.47 4.65 19.16 19.16
6.88 5.21 2.43 4.81 19.33 19.33
4.16 6.35 2.61 4.56 17.68 17.68
5.31 5.31 3.41 3.98 18.01 18.01
6.62 5.39 2.61 5.17 19.79 19.79
5.86 6.41 3.45 5.51 21.23 21.23
7.18 5.75 2.76 4.65 20.34 20.34
4.63 4.56 3.13 3.88 16.2 16.2
5.81 5.29 3.53 3.87 2.58 21.08 18.5
6.16 6.52 3.46 5.37 21.51 21.51
6.31 5.31 2.98 4.73 19.33 19.33
4.78 6.31 3.41 5.38 19.88 19.88
3.65 5.69 3.52 5.4 18.26 18.26
4.16 5.75 2.81 5.18 17.9 17.9

100
5.31 6.75 2.87 4.54 19.47 19.47
5.61 4.58 3.41 3.85 17.45 17.45
6.52 5.56 2.89 3.89 18.86 18.86
6.31 6.29 3.35 5.16 21.11 21.11
5.35 4.96 2.65 4.67 17.63 17.63
7.18 5.86 2.78 5.15 3.68 24.65 20.97
5.58 5.6 3.42 3.93 18.53 18.53
6.31 4.8 3.52 4.49 19.12 19.12
4.84 5.7 2.56 5.13 18.23 18.23
6.58 4.93 3.45 5.2 20.16 20.16
4.31 6.32 2.56 4.89 4.75 22.83 18.08
5.53 4.35 2.95 4.52 17.35 17.35
4.84 5.75 3.54 3.98 18.11 18.11
6.31 5.56 3.48 4.79 20.14 20.14
4.56 5.31 2.85 5.58 18.3 18.3
4.86 4.87 3.53 6.12 19.38 19.38
5.89 3.98 2.98 4.89 2.58 20.32 17.74
6.35 6.31 3.41 3.98 20.05 20.05
5.78 5.3 3.44 3.85 18.37 18.37
5.95 4.49 2.89 5.56 18.89 18.89
4.65 5.35 3.52 6.15 19.67 19.67
5.69 6.75 2.78 4.43 19.65 19.65
6.38 4.89 2.98 3.98 18.23 18.23

101
5.78 5.57 3.35 4.56 19.26 19.26
5.85 3.95 3.21 5.67 7.68 26.36 18.68
4.81 6.79 2.75 3.96 18.31 18.31
5.81 5.6 3.36 4.57 19.34 19.34
5.76 6.21 2.87 5.68 20.52 20.52
6.49 6.36 2.98 4.59 20.42 20.42
5.56 4.59 3.38 5.85 19.38 19.38
7.18 5.43 3.35 5.68 21.64 21.64
5.35 6.13 2.94 3.96 5.28 23.66 18.38
4.78 5.68 3.51 5.87 19.84 19.84
7.15 4.48 2.89 5.78 20.3 20.3
6.65 3.98 3.16 4.98 18.77 18.77
7.13 5.51 2.79 3.97 19.4 19.4
5.89 5.3 2.88 4.53 18.6 18.6
3.98 4.49 3.25 4.56 16.28 16.28
5.78 6.21 2.95 3.87 18.81 18.81
5.81 5.71 2.95 4.53 4.41 23.41 19
3.98 4.89 3.45 5.65 17.97 17.97
6.21 5.61 3.35 3.98 19.15 19.15
7.15 5.78 2.49 4.78 20.2 20.2
5.59 4.59 2.89 5.59 18.66 18.66
4.87 6.2 3.31 6.05 5.12 25.55 20.43
4.96 5.89 2.78 5.78 19.41 19.41

102
5.56 4.78 3.21 4.89 18.44 18.44
6.35 5.51 3.32 5.43 20.61 20.61
5.65 5.52 2.98 3.97 18.12 18.12
5.78 5.53 2.35 5.53 19.19 19.19
5.58 4.98 3.38 4.98 18.92 18.92
4.98 5.89 3.45 4.78 6.54 25.64 19.1
6.23 4.98 2.89 3.98 18.08 18.08
5.57 5.56 2.87 5.65 19.65 19.65
5.65 4.81 3.35 4.78 18.59 18.59
4.89 4.54 2.98 5.65 18.06 18.06
5.58 3.54 3.58 4.46 17.16 17.16
4.98 4.59 2.98 5.58 18.13 18.13
5.78 3.78 2.78 3.98 16.32 16.32
6.13 5.54 3.45 4.78 19.9 19.9
5.87 5.35 3.41 5.35 2.5 22.48 19.98
5.76 4.77 2.28 4.68 17.49 17.49
5.86 3.68 3.38 5.34 18.26 18.26
4.98 3.79 2.87 5.65 17.29 17.29
4.78 3.89 3.41 4.78 16.86 16.86
6.31 5.56 3.48 4.79 20.14 20.14
4.56 5.31 2.85 5.58 18.3 18.3
4.86 4.87 3.53 6.12 19.38 19.38
5.89 3.98 2.98 4.89 2.58 20.32 17.74

103
6.35 6.31 3.41 3.98 20.05 20.05
5.78 5.3 3.44 3.85 18.37 18.37
5.95 4.49 2.89 5.56 18.89 18.89
4.65 5.35 3.52 6.15 19.67 19.67
5.69 6.75 2.78 4.43 19.65 19.65
6.38 4.89 2.98 3.98 18.23 18.23
5.78 5.57 3.35 4.56 19.26 19.26
5.85 3.95 3.21 5.67 7.68 26.36 18.68
4.81 6.79 2.75 3.96 18.31 18.31
5.81 5.6 3.36 4.57 19.34 19.34
5.76 6.21 2.87 5.68 20.52 20.52
6.49 6.36 2.98 4.59 20.42 20.42
5.56 4.59 3.38 5.85 19.38 19.38
7.18 5.43 3.35 5.68 21.64 21.64
5.35 6.13 2.94 3.96 5.28 23.66 18.38
4.78 5.68 3.51 5.87 19.84 19.84
7.15 4.48 2.89 5.78 20.3 20.3
6.65 3.98 3.16 4.98 18.77 18.77
7.13 5.51 2.79 3.97 19.4 19.4
5.89 5.3 2.88 4.53 18.6 18.6
3.98 4.49 3.25 4.56 16.28 16.28
5.78 6.21 2.95 3.87 18.81 18.81
5.81 5.71 2.95 4.53 4.41 23.41 19

104
3.98 4.89 3.45 5.65 17.97 17.97
6.21 5.61 3.35 3.98 19.15 19.15
7.15 5.78 2.49 4.78 20.2 20.2
5.59 4.59 2.89 5.59 18.66 18.66
4.87 6.2 3.31 6.05 5.12 25.55 20.43
4.96 5.89 2.78 5.78 19.41 19.41
5.56 4.78 3.21 4.89 18.44 18.44
6.35 5.51 3.32 5.43 20.61 20.61
5.65 5.52 2.98 3.97 18.12 18.12
5.78 5.53 2.35 5.53 19.19 19.19
5.58 4.98 3.38 4.98 18.92 18.92
4.98 5.89 3.45 4.78 6.54 25.64 19.1
6.23 4.98 2.89 3.98 18.08 18.08
5.57 5.56 2.87 5.65 19.65 19.65
5.65 4.81 3.35 4.78 18.59 18.59
4.89 4.54 2.98 5.65 18.06 18.06
5.58 3.54 3.58 4.46 17.16 17.16
4.98 4.59 2.98 5.58 18.13 18.13
5.78 3.78 2.78 3.98 16.32 16.32
6.13 5.54 3.45 4.78 19.9 19.9
5.87 5.35 3.41 5.35 2.5 22.48 19.98
5.76 4.77 2.28 4.68 17.49 17.49
5.86 3.68 3.38 5.34 18.26 18.26

105
4.98 3.79 2.87 5.65 17.29 17.29
4.78 3.89 3.41 4.78 16.86 16.86
6.38 4.89 2.98 3.98 18.23 18.23
5.78 5.57 3.35 4.56 19.26 19.26
5.85 3.95 3.21 5.67 7.68 26.36 18.68
4.81 6.79 2.75 3.96 18.31 18.31
5.81 5.6 3.36 4.57 19.34 19.34
5.76 6.21 2.87 5.68 20.52 20.52
6.49 6.36 2.98 4.59 20.42 20.42
5.56 4.59 3.38 5.85 19.38 19.38
7.18 5.43 3.35 5.68 21.64 21.64
Rata-rata Cycle Time 19.5611875

Efiseiensi Kerja Idle


Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia X100%
Ek= () X100%
86.94%

PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam
Kerja Breakdown
95% 100%

UA = Jam Operasi / Jam Operasi + Standby EU = Jam Operasi / Jam Kerja

106
91% 87%

Lampiran 4 Sample Data Cycle Time Hauling


LOADING POINT 1

Alat Angkut : DT Hino FM 260 TI

cycle time iddle iddle


dump truck
kode DT manuver muat berangkat manuver isi dumping to cycle time ct menit Iddle
kosong dumping pp (detik) (detik) hopper detik
(detik) (detik) (detik)
DT Hino 39 403 228 33.36 23.25 726.61 12.11016667 941
41 321 283 34.65 25.78 705.43 11.75716667 394
35 372 276 24.56 35.14 742.7 12.37833333 920
42 358 265 37.53 28.34 730.87 12.18116667 919
45 392 229 21.23 27.45 714.68 11.91133333 351
Total 40.4 369.2 256.2 30.266 27.992 724.058 60.33816667 3525
Rata" 0.673333333 6.153333333 4.27 0.504433333 0.466533333 12.06763333 58.75

107
Alat Angkut : DT Nissan UD CWB 450

cycle time dump iddle iddle


truck
kode DT manuver muat berangkat manuver dumping to cycle ct menit Iddle
kosong dumping pp (detik) isi hopper time
(detik) (detik) (detik) (detik) detik
DT Nissan 02 31 576 180 33.3 24.8 845.1 14.085 647
44 505 169 29.56 32.54 780.1 13.00166667 745
52 536 170 31.96 34.7 824.66 13.74433333 341
35 600 168 33.3 24.8 861.1 14.35166667 20
47 510 153 29.56 32.54 772.1 12.86833333 713
total 41.8 545.4 168 31.536 29.876 4083.06 68.051 2466
Rata" 0.696666667 9.09 2.8 0.5256 0.497933333 13.6102 41.1

Efiseiensi Kerja DT Nissan


Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia
X100%

108
Ek= () X100%
62%

Efiseiensi kerja DT Hino


Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia
X100%
Ek= () X100%
50%

PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam Kerja MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam
Breakdown
67% 100%

UA = Jam Operasi / Jam Operasi + Standby EU = Jam Operasi / Jam Kerja


93% 62%

109
LOADING POINT 2

Alat Angkut : DT Nissan UD CWB 450

cycle time dump truck iddle iddle


kode DT manuver muat berangkat pp manuver isi dumping to cycle ct menit
kosong dumpin (detik) (detik) hopper time
(detik) g (detik) (detik) detik
DT Nissan 07 58 485 489 34.37 32.25 1098.6 18.3103333
2 3
61 461 425 27.56 31.85 1006.4 16.7735
1
54 386 541 32.41 40.28 1053.6 17.5615
9
71 333 473 24.16 28.56 929.72 15.4953333
3
57 475 461 27.71 20.03 1040.7 17.3456666
4 7
48 446 476 25.49 22.11 1017.6 16.96
55 333 438 34.24 23.71 883.95 14.7325
total 57.7142857 417 471.857142 29.42 28.3985714 117.178833
1 9 3 3
Rata 0.96190476 6.95 7.86428571 0.49033333 0.47330952
2 4 3 4

110
Alat Angkut : DT Hino FM 260 TI

DT Hino 68 351 696 41.42 41.79 1198.21 19.97016667


57 352 936 60.08 43.5 1448.58 24.143
66 377 703 30.66 44.5 1221.16 20.35266667
47 348 422 26.84 31.77 875.61 14.5935
57 378 687 26.67 48 1196.67 19.9445
43 299 600 24.23 25.97 992.2 16.53666667
total 56.33333333 350.8333333 674 34.98333333 39.255 1155.405 19.25675
Rata 0.938888889 5.847222222 11.23333333 0.583055556 0.65425 19.25675 115.5405

111
Efiseiensi Kerja DT Nissan
Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia
X100%
Ek= () X100%
57.35%

Efiseiensi Kerja DT Hino


Ek= Waktu Efektif/Waktu Tersedia
X100%
Ek= () X100%
74.19%

PA = Jam Operasi + Jam Standbay / Jam MA = Jam Operasi / Jam Operasi + Jam
Kerja Breakdown
60% 100%

UA = Jam Operasi / Jam Operasi + Standby EU = Jam Operasi / Jam Kerja


96% 57%

112
Lampiran 5 Data Panjang dan Kemiringan Belt Conveyor
Nama Produk Ukuran Panjang Kemiringan Tinggi Belt Luasan Kapasitas
produk Belt Belt Conveyor conveyor Maksimal Maksimal
(mm) Conveyor ( ͦ) (m) Stock Pile Stock Pile
(m3) (ton)
base B 0 - 10 40 35 11.46 587 1408
spilt 2/3 30 40 30 10 476.5 1143
split 1/2 20 40 35 11.46 382 918
pasir abu 7 40 30 10 588.375 1412

113

Anda mungkin juga menyukai