Kestabilan Lereng
dengan Metode Manual
(Fellenius Method)
Muhammad Jovin Adam 11170980000021
Muhammad Algifari 11180980000005
Wafindra Deniswara 11180980000010
Mutiara Nur Alifia 11180980000017
Zulfikri Hakim Akbar 11180980000029
Ahmad fakih Mahfudz 11180980000036
TUJUAN PRATIKUM
Praktikan mampu melakukan analisis kestabilan lereng dengan
menggunakan metode manual (Fellenius Method) dengan
memerhatikan bidang gelincir, irisan, dan juga kondisi tekanan
air pori.
PRINSIP DASAR METODE FELLENIUS
Metode Fellenius (Ordinary Method of Slice) diperkenalkan
pertama oleh Fellenius (1927,1936) berdasarkan bahwa gaya
memiliki sudut kemiringan paralel dengan dasar irisan FK
dihitung dengan keseimbangan momen. Fellenius
mengemukakan metodenya dengan menyatakan asumsi bahwa
keruntuhan terjadi melalui rotasi dari suatu blok tanah pada
permukaan longsor berbentuk lingkaran (sirkuler) dengan titik O
sebagai titik pusat rotasi. Metode ini juga menganggap bahwa
gaya normal P bekerja ditengah-tengah slice. Diasumsikan juga
bahwa resultan gaya-gaya antar irisan pada tiap irisan adalah
sama dengan nol, atau dengan kata lain bahwa resultan gaya-gaya
antar irisan diabaikan
RUMUS METODE FELLENIUS
•
Lereng Kering (Tidak Dipengaruhi Tegangan Air Pori) :
FK
Dan apabila terdapat beban air (tegangan air pori) didalamnya maka :
Rumus FK akibat berat sendiri tanah (W) yang dirumuskan oleh Fellenius :
c = kohesi (kPa)
L = jumlah panjang bidang gelincir
ɸ = sudut geser dalam ( o )
αi = sudut bidang gelincir tiap sayatan ( o )
W = luas tiap bidang sayatan (m2 ) x bobot satuan isi tanah (kN/m3 )
µi x Ii = tekanan pori di setiap sayatan (kN/m)
µ = tekanan air pori (kN/m2 )
I = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m)