Disusun Oleh:
Nama : Gilang Amanda Muhtar
NIM : 11190980000008
Kelompok : 6 (Enam)
Nama Asisten Dosen: 1. Rendy Adrista Farrand, S.T
2. Ananda Riandini Dae Dore
3. Krisna Bayu Kartawinata
4. Luthfi Adnantio Reksadipo
5. Muhammad Afifi Sartana
6. Mutiara Nur Alifia
7. Raihana Herawisista Afifa
1.3. Abstrak
Metode grafis hoek & bray adalah metode analisis kestabilan lereng
menggunakan sebuah grafik, sebatas hanya untuk menganalisis material
homogen dan kontinu yang di dalamnya menganalisis longsoran busur
(longsoran yang bidang luncurnya berbentuk busur atau hampir
mendekati). Praktikum ini menganalisis kestabilan lereng dengan
berbagai keadaan muka air tanah menggunakan metode hoek and bray
yang menghasilkan nilai faktor keamanan tertinggi 2,25 (lereng relatif
stabil) dan terendah 1,39 (lereng kritis). Agar kepada pengawas serta
geotechnical engineer terkait untuk mengawasi nilai faktor keamanan
pada lereng sehingga perlu untuk membuat perbaikan seperti menyunting
geometri lereng secara berkala jika terdapat kerusakan dan membangun
sistem penyaliran dan penirisan tambang yang ideal untuk mencegah
lereng terendam air.
Kata kunci : Muka air tanah, Faktor keamanan, Grafik hoek & bray
1.4. Dasar Teori
Praktikum dimulai.
1.8. Pembahasan
Dari hasil yang didapatkan serta analisis yang dilakukan, jika suatu
lereng, dimana karakter fisik dan mekanik pembentuk lereng serta
geometri lerengnya menjadi variable bebas sedangkan keadaan muka air
tanah sebagai variable terikatnya (Completely dry, damp,wet,dripping &
flowing) , maka nilai faktor keamanan akan terus berkurang dari keadaan
muka air tanah kering total hingga ke keadaan jenuh total.
Metode grafis adalah metode yang menggunakan diagram atau grafik
untuk menganalisis kestabilan suatu lereng contoh nya lereng timbunan
(disposal). Metode yang digunakan adalah metode grafis Hoek & Bray.
Metode ini hanya dapat digunakan untuk material tanah atau batuan yang
lapuk , homogen serta kontinu. Sehingga hanya dapat digunakan untuk
menganalisis kemungkinan longsoran busur, yaitu longsoran yang bidang
luncur nya berbentuk busur atau hampir mendekati. Metode ini dinilai
kurang akurat karena masih berprinsip manual serta riskan akan kesalahan
pembacaan skala pada grafik terkait atau bahkan kesalahan penggunaan
jenis grafik nya serta berfungsi untuk menganalisis kestabilan suatu lereng
pada tahap awal ataupun untuk mengevaluasi hasil perhitungan detail yang
telah dilakukan, dengan cara yang sederhana dan memiliki 5 (lima)
parameter yang mempengaruhi nilai faktor keamanannya suatu lereng
terkait, yaitu ketinggian lereng (H), tinggi muka air tanah , kohesi tanah
(c), dan sudut geser dalam.
Faktor utama penentu geometri lereng adalah struktur geologi, sifat fisik,
sifat mekanik batuan, dan kondisi air tanah. Sehingga dapat diasumsikan,
pada skema 2 hingga 5 terjadi akibat adanya pengurangan nilai kohesi
tanah yang menyebabkan keseimbangan daya dukung berubah, maka
kelongsoran dapat terjadi nantinya.(Syam et al., 2021)
1.9.1. Kesimpulan
Analisis kestabilan lereng dengan metode grafis hoek & bray
digunakan pada tahap awal ataupun untuk mengevaluasi hasil
perhitungan detail sebelumnya serta hanya dapat digunakan untuk
menganalisis material homogen dan kontinu contoh nya longsoran
busur, skema 1 atau kering total menunjukan nilai faktor keamanan
tertinggi yaitu 2.25 sedangkan skema 5 atau jenuh total
menunjukan nilai faktor keamanan terendah yaitu 1.39 .
1.9.2. Saran
Mengetahui,
Asisten Dosen PJ
Luthfi Adnantio R