Disusun Oleh :
Nama : Zulfikri Hakim Akbar
NIM : 11180980000029
Kelompok : 4 (empat)
Nama Asisten Dosen :
Rendy Adrista Farrand S.T
Muhammad Iqbal Asada (11170980000006)
Algifar Fadil Putra Dharma (11170980000008)
Aulia Rahmawati (11170980000015)
Rizqi Yudistira Wahyu (11170980000036)
Perdana
Adi Suhardi (11170980000040)
(Soil)
3 Bobot Isi Kering (γ dry) 20,19 18,54 13,98 10,20 kN/m3
kN/m3 kN/m3 kN/m3
4 Bobot Isi Basah (γ 37,65 25,45 18,54 12,12 kN/m3
saturated) kN/m3 kN/m3 kN/m3
5 Tinggi lapisan 1,25 m 10,58 m 1/3 tinggi -
lapisan
limonit
2.6.2.2. Problema B
Tabel 2.5. Hasil Praktikum Problema B
C Sudut Berat FK Keterangan
(Kohesi) Geser Isi
BS JS MP
Dalam
2.6.2.3 Problema C
Tabel 2.5. Hasil Praktikum Problema C
Materia
No Soal l Kohesi Berat Isi Sudgesdal BS JS MP
2.8 Pembahasan
⮚ Problem A
Pada percobaan problem A dimana suatu lereng tunggal (single slope) dengan
material berupa claystone yang homogen dengan ketinggian 12 meter, kemiringan
sebesar 30°, dan kondisi lereng kering, menghasilkan perhitungan angka faktor
keamanan dari tiap-tiap metode seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.4, dimana tiap-
tiap poin pada problem A dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kohesi (C) = 1,29 kN/m2; sudut geser dalam (ɸ) = 10,37°; dan berat isi kering (ɣ
dry) = 12,58 kN/m3 (material properties lereng belum diubah) menghasilkan FK
untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,465; metode Bishop Simplified sebesar
0,470; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,447. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa metode Janbu memberikan hasil perhitungan nilai angka keamanan
yang lebih kecil. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,07
sehingga lereng dikatakan tidak aman.
⮚ Problem B
1. Kohesi (C) = 263,98 kN/m2; sudut geser dalam (ɸ) = 50,25°; dan berat isi kering
(ɣ dry) = 8,73 kN/m3 (material properties lereng belum diubah) menghasilkan FK
untuk metode Morgenstern-Price sebesar 9,256; metode Bishop Simplified sebesar
7,781; dan metode Janbu Simplified sebesar 8,133. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa metode Janbu memberikan hasil perhitungan nilai angka keamanan
yang lebih besar. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini lebih dari 1,25
sehingga lereng dikatakan aman.
⮚ Problem C
1. Kohesi (C) = Overburden 4,35 kN/m2; Limonit 18,56 kN/m2; Saprolit 25,67
kN/m2; Bedrock 143,97 kN/m2. Sudut geser dalam (ɸ) = Overburden 24,57°;
Limonit 18,05°; Saprolit 24,58°; Bedrock 29,14°. dan berat isi kering (ɣ dry) =
Overburden 20,19 kN/m3; Limonit 18,54 kN/m3; Saprolit 13,98 kN/m3; Bedrock
10,20 kN/m3. (material properties lereng belum diubah) menghasilkan FK untuk
metode Morgenstern-Price sebesar 0,933; metode Bishop Simplified sebesar 0,886;
dan metode Janbu Simplified sebesar 0,932. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa metode Janbu memberikan hasil perhitungan nilai angka keamanan yang
paling kecil. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,07
sehingga lereng dikatakan tidak aman.
2. a) Nilai kohesi dikurang 20% menjadi Kohesi (C) = Overburden 3,48 kN/m2;
Limonit 14,848 kN/m2; Saprolit 20,536 kN/m2; Bedrock 115,176 kN/m2.
Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,82; metode Bishop
Simplified sebesar 0,78; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,821. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa apabila nilai kohesi dikurangi 20%, maka akan
berdampak pada nilai FK yang dihasilkan, yaitu menjadi lebih kecil dibanding nilai
FK pada poin sebelumnya. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang
dari 1,07 sehingga lereng dikatakan tidak aman.
b) Nilai kohesi ditambah 20% menjadi Kohesi (C) = Overburden 5,22 kN/m2;
Limonit 22,272 kN/m2; Saprolit 30,804 kN/m2; Bedrock 172,764 kN/m2.
Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 1,044; metode Bishop
Simplified sebesar 1,044; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,996. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa pada saat nilai kohesi ditambah 20%, nilai FK yang
dihasilkan pada setiap metode menjadi naik nilainya dan lebih besar dibanding nilai
FK pada poin 1 dan 2.a. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari
1,25 sehingga lereng dikatakan tidak aman atau kritis.
c) Berat isi dikurang 20% menjadi berat isi kering (ɣ dry) = Overburden 16,152
kN/m3; Limonit 14,832 kN/m3; Saprolit 11,184 kN/m3; Bedrock 8,16 kN/m3.
Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 1,072; metode Bishop
Simplified sebesar 1,072; dan metode Janbu Simplified sebesar 1,022. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa variasi nilai FK yang dihasilkan lebih naik dibanding
poin-poin sebelumnya, kecuali pada poin 2.b, variasi nilainya kurang lebih sama.
Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,25 sehingga lereng
dikatakan kritis.
d) Berat isi ditambah 20% menjadi berat isi kering (ɣ dry) = Overburden 24,228
kN/m3; Limonit 22,248 kN/m3; Saprolit 16,776 kN/m3; Bedrock 12,24 kN/m3.
Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,839; metode Bishop
Simplified sebesar 0,84; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,798. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa apabila berat isi ditambah 20%, maka akan
menghasilkan nilai FK yang menurun dibanding nilai FK pada poin-poin
sebelumnya, tetapi variasi nilai FK pada poin ini kurang lebih sama dengan poin 2.a.
Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,07 sehingga lereng
dikatakan tidak aman.
e) Sudut geser dalam dikurang 25% menjadi sudut geser dalam (ɸ) = Overburden
18,4275°; Limonit 13,5375°; Saprolit 18,435°; Bedrock 21,855°. Menghasilkan FK
untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,835; metode Bishop Simplified sebesar
0,834; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,796. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa apabila nilai sudut geser dalam dikurang 25%, maka akan
menghasilkan nilai FK yang lebih kecil lagi dibanding nilai FK pada poin-poin
sebelumnya. Pada problem A, poin 2.e ini merupakan poin yang memiliki variasi
nilai FK terkecil untuk setiap metodenya. Nilai FK pada setiap metode dalam
percobaan ini kurang dari 1,07 sehingga lereng dikatakan tidak aman.
f) Sudut geser dalam ditambah 25% menjadi sudut geser dalam (ɸ) = Overburden
30,7125°; Limonit 22,5625°; Saprolit 30,725°; Bedrock 36,425°. Menghasilkan FK
untuk metode Morgenstern-Price sebesar 1,035; metode Bishop Simplified sebesar
1,037; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,984. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa apabila nilai sudut geser dalam ditambah 25%, maka akan
menghasilkan nilai FK yang begitu besar dibanding nilai FK pada poin-poin
sebelumnya. Pada problem C, poin 2.f ini merupakan poin yang memiliki variasi nilai
FK terbesar untuk setiap metodenya. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan
ini kurang dari 1,25 sehingga lereng dikatakan kritis.
Dari hasil yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa lereng problem A dalam
kondisi tidak aman dari setiap kondisi dikarenakan nilai FK –nya dibawah 1, 25,
lereng problem B dalam kondisi aman dari setiap kondisi dikarenakan nilai FK rata –
ratanya diatas 1,25 menurut Bowless , dan lereng problem C dalam kondisi tidak
aman atau kritis dari setiap kondisi dikarenakan rata-rata nilai FK yang dihasilkan
diatas 1,07 tetapi tidak sampai 1,25 jadi dikatakan kondisi yang kritis sehingga harus
dilakukan analisis kembali untuk dilakukannya supporting untuk menyelamatkan
lereng menjadi FK yang lebih aman. Berdasarkan stadar keamanan nilai FK yang
baik harus berada pada range FK > 1,25. Untuk nilai FK < 1,07 berarti lereng berada
pada kondisi tidak aman, menurut Bowless dan untuk nilai FK diantara 1,07 dan 1,25
dianggap kritis sehingga kemungkinan akan terjadi longsoran.
1. Belum diubah
Metode JS Metode BS
Metode MP
B. Problema B
Koordinat Geometri
1. Belum diubah
Metode JS Metode BS
Metode MP
2.a. Nilai C dikurangi 20%
Metode JS Metode BS
Metode MP
2.b. Nilai C ditambah 20%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.c. Nilai ɣ dikurangi 20%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.d. Nilai ɣ ditambah 20%
2.e. Nilai sudut geser dalam dikurangi 25%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.f. Nilai sudut geser dalam ditambah 25%
Metode BS Metode JS
Metode MP
C. Problema C
Koordinat Geometri
1. Belum diubah
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.a. Nilai C dikurangi 20%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.b. Nilai C ditambah 20%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.c. Nilai ɣ dikurangi 20%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.d. Nilai ɣ ditambah 20%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.e. Nilai sudut geser dalam dikurangi 25%
Metode BS Metode JS
Metode MP
2.f. Nilai sudut geser dalam ditambah 25%
Metode BS Metode JS
Metode MP
Mengetahui,
Asisten Dosen,