Anda di halaman 1dari 10

Well Logging

Geophysic well logging merupakan suatu metode geofisika yang mengukur


besaran besaran fisik batuan reservoir yang memberikan informasi bawah
permukaan meliputi karakteristik litologi, ketebalan lapisan, kandungan fluida,
korelasi struktur dan kontinuitas batuan dari lubang bor ( Gordon H, 2004).
Wireline log merupakan perekaman data pengukuran secara kontinu
disuatu lubang bor menggunakan geophysic probe yang mampu merespon
variasi sifat sifat fisik batuan setelah dilakukan pengeboran (reeves, 1986).
Log adalah suatu grafik kedalaman dari suatu set kurva yang
menunjukan parameter yang diukur secara kesinambungan di dalam sebuah
sumur (harsono, 1993).
Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor
(geological log), atau dalam pengukuran fisika yang diperoleh dari respon piranti
instrumen yang dipasang di dalam sumur (geophysical log). Well logging dapat
digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, batu bara, air bawah tanah
dan geoteknik.
Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan
instrumen yang di tempatkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Sensir
yang terletak di ujung wireline akan mendeteksi keadaan dalam sumur. Loging
sumur dilakukan setelah drill string dikeluarkan dari sumur. Terdapat dua kabel
yang terkoneksi dengan permukaan, kedalam sumur direkam ketika sensor turun
dan diangkat kembali untuk memulai pendektesian. Subset kecil dari data
pengukuran dapat ditransmisikan ke permukaan real time menggunakan
pressure pulses dalam wells mud fluids colomn. Data telemetri dari dalam tanag
mempunyai bandwith yang kecil kurang dari 100 bit/sec. sehingga informasi
didapat real time dengan bandwidth yang kecil.

1. Konsep Dasar Logging

Seiring dengan meningkatnya Ilmu pengetahuan dan teknologi maka


hadirlah survey geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang
dapat memberikan gambaran susunan kedalaman lapisan batuan dengan
mengukur sifat kelistrikan batuan. Loke (1999) mengungkapkan bahwa survey
geofisika tahanan jenis dapat menghasilkan informasi perubahan variasi harga
resistivitas baik arah lateral maupun arah vertical. Metode ini memberikan injeksi
listrik ke dalam bumi, dari injeksi tersebut makan akan mengakibatkan medan
potensial sehingga yang terukur adalah besarnya kuat arus (I) dan potensial,
dengan menggunakan survey ini maka dapat memudahkan para geologist dalam
melakukan interpretasi keberadaan cebakan cebakan batubara dengan
biayaeksplorasi yang relatif murah.
Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk
mendapatkan informasi geologi, tetapi memperoleh berbagai data lain, seperti
kedlaman, ketebalan dan kualitas lapisan babtubara dan sifat mekanik batuan
yang menyertai penambahan batubara. Dan juga mengkompensasi berbagai
masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran yaitu
pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan
batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain
lain.

2. Log Sinar Gamma

Prinsip dari gamma ray log adalah perekaman radioaktivitas alam bumi,
dimana sinar gamma ampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar
gamma yang umumnya berupa detector sintilasi. Setiap gamma ray log yang
terdetekssi akan menimbulkan pulsa listrik pada detector. Parameter yang
terekan adalah jumlah pulsa yang tercatat per satuah waktu (cacah GR). Log
sinar gamma adalah log yang digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas
suatu batuan. Kekuatan radiasi sinar gamma yang paling kuat dipancarkan oleh
mudstone dan paling lemah dipancarkan batubara. Terutama yang dari
mudstone laut menunjukan nilai yang ekstra tinggi, sedangkan radiasi dari
lapisan sandstone lebih tinggi disbanding batubara. Log sinar gamma
dikombinasikan dengan log utama, seperti log densitas, netron dan gelombang
bunyi, digunakan untuk memastikan batas antara lapisan penting.
Skala log gamma ray dalam satuan API unit (APIU). Log gamma ray
biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama sama dengan kurva SP
dan caliper. Skala log gamma ray dari kiri ke kanan biasanya 0 - 100 atau 0 150
API. Walaupun terdapat juga suatu kasus dengan nilai gamma ray sampai 200
API untuk jenis organic rich scale. Log gamma ray sangat efektif dalam
emnentukan zona permeable, dengan dasar bahwa elemen radio aktif banyak
terkonsentrasi pada shale yang impermeable, dan hanya sedikit pada batuan
yang permeable. Pada formasi yang impermeable kurva gamma ray akan
menyimpang ke kanan, dan pada formasi yang permeable kurva gamma ray
akan menyimpang kekiri. Log gamma ray memiliki jangkauan pengukuran 6 12
in. dengan ketebalan pengukuran sekitar 3 ft.
Pengukuran dilakukan dengan jalan memasukan alat detector ke dalam
lubang bor. Oleh karena sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka
logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing
ataupun telah dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma
karena casing dan semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk
mengukur sifat radiasi gamma pada formasi yang mengandung unsur unsur
radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh detector dan di catat di
permukaan.
Untuk memisahkan jenis jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada
bacaaan gamma ray spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan
intensitas setiap mineral radioaktif tersebut berbeda beda. Seperti mineralisasi
uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin pada
coal dan dolomite.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi
lempungnya, misalnya batu lempung hampir seluruh terdiri dari mineral
lempung, batu pasir kwarsa sangat sedikit mengandung mineral lempung dan
sebagainya. Oleh karena itu respon gamma dapat digunakan untuk menafsirkan
jenis litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat radioaktifnya adalah
sebagai berikut :
Radioaktifnya sangat rendah
Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis mengandung
radioaktif lebih tinggi dari berbentuk nodule.
Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite yang
bewarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang bewarna terang.
Radioaktif menengah
Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempungan dan napal. Batu
yang bewarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang bewarna terang.
Radioaktif sangat tinggi
Serpih, batu lempung dan abu gunung api.

Radioaktif sangat Radioaktif rendah Radio aktif Radioaktif sangat


rendah (0 32,5 (32,5 60 API) menengah ( 60 tinggi (>100 API)
API) 100 API)
Anhidrit Batu pasir arkose batuan serpih
Salt Batu batuan granit abu vulkanik
gamping
Batubara lempungan bentonit
dolomit
pasiran
gamping
Table 2.3.1 Karakteristik respon Sinar Gamma

Cara membaca untuk respon gamma untuk mendapatkan batas litologi


adalah dengan cara mengambil sepertiga antara respon maksimal danrespon
minimal. Cara ini merupakan aturan yang dirata ratakan untuk mendapatkan
ketelitian batas litologi.
Suatu hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mengkorelasikan respon
gamma dari beberapa lubang bor adalah panjang probe selama pengukuran
harus tetap dan kecepatan penaikan probe dari dalam lubang harus tetap. Selain
itu perlu pula ditinjau pengarah chasing walaupun kecil akan tetap ada. Sebelum
bekerja dengan alat pengukur radiasi gamma harus diadakan kalibrasi alat
tersebut terhadap sumber radiasi sinar gamma yang telah diketahui dan
pembacaannya disesuaikan dengan selang waktu yang sesuai. Apabila selang
waktu tersebut terlalu cepat respon cenderung menjadi rata dan kurang peka
terhadap perubahan litologi yang kecil, sebaliknya apabila selang waktu tersebut
terlalu lambat perbedaan yang kecil terekam pada respon sehingga perbedaan
besar sukar terlihat.

3. Log Densitas

awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industry eksplorasi minyak


sebagai alat bantu interpretasi porositas. Density log menunjukan besarnya
densitas lapisan yang ditembus oleh lubang bor sehingga berhubungan denga
porositas batuan. Besar kecilnya density juga dipengaruhi oleh kekompakan
batuan dengan derajat kekompakan variatif , dimana semakin kompak batuan
maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat
kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga densitasnya
mendekati denditas matrik. Log density adalah kurva yang menunjukan besarnya
densitas bulk dari batuan yang ditembus oleh lubang bor.
Log densitas digunakan untuk mengukur densitas semu formasi
menggunakan sumber radioaktif yang ditembakan ke formasi dengan sinar
gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali ke
detector.

4. Perekaman Data Logging

. perekaman data logging menggunakan software LP2003. Data logging


yang telah diperoleh kemudian dicetak dalam lembaran data logging dimana
terdapat nama perusahaan, nomor lubang bor, lokasi pengeboran, kedalaman
pengeboran, kedalaman alat logging, batas atas logging, batas bawah logging,
nama perekam log, serta kedalaman penggunaan chasing. Selain itu lembar
data logging juga membuat informasi mengenai grafik hasil pembacaan log
gamma dan log densitas yang kemudian dilakukan interpetasi jenis lapisan
atuan beserta kedalaman dan ketebalannya.

5. Interpretasi Data Logging

Interpretasi didefenisikan sebagai suatu kegiatan untuk menjelaskan arti


dari sesuatu. Sendangkan interpretasi log merupakan suatu kegiatan untuk
menjelaskan hasil perekaman mengenai berat jenis electron. Interpretasi log
dapat menyediakan jawaban mengenai ketebalan lapisan batuan, dan
penentuan posisi akuifer.
6. Log Plot
LogPlot merupakan program yang digunakan untuk mengolah data hasil
pengeboran, baik eksplorasi, eksploitasi, maupun geoteknik, bisa juga untuk
membuat stratigrafi singkapan dll.

7. Log Spontaneous Potential (SP)

Log SP adalah suatu rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda


di permukaan yang tetap dengan elektroda yang bergerak didalam lubang bor.
Lubang sumur harus diisi dengan lumpur yang bersifat konduktif. Log SP tidak
dapat diukur pada sumur yang dibor menggunakan oil base mud. Satuan dari
log sp adalah millivolts.
Pengukuran log SP dilakukan dengan cara menurunkan / memasang suatu alat
kedalam lubang dan di permukaan. Dimana suatu elektroda di turunkan ke
dalam lubang sumur lalu alat tersebut akan merekam potensial listrik pada
bagian titik dengan referensi potensial elektroda di permukaan tanah. Lumpur
yang digunakan harus bersifat konduktif. Logging speed yang dicapat alat ini
bisa mencapai 1500m/hr.
Kelebihan dan kekurangan Log SP sebagai berikut :
1. Bereaksi hanya pada lapisan permeable.
2. Mudah mengukurnya
3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable
4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non permeable

Adapun kekurangan - kekurangan Log SP sebagai berikut :


1. Tidak bekerja pada oil base mud
2. Tidak beraksi bila Rmf = Rw
3. Dapat terpengaruh arus listrik
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat.
Kurva log spontaneous merupakan hasil pencatatan alat logging
karena adanya perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak dalam
lubang sumur dengan elektroda tetap dipermukaan terhadap kedalaman lubang
sumur bor. Log SP terdiri dari dua buah elektroda dan sebuah galvanometer.
Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang dan elektroda yang lain (N)
ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat sebuah baterai
dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara kedua elektroda
tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negative terjadi karena adanya
hubungan antara arus listrik dengan gaya gaya elektromagnetik (elektrokimia
dan elektrokinetik) dalam batuan.

2.2 Air tanah


Air tanah adalah air yang beegerak di dalam tanah yang terdapat dalam
ruang antara butir butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung
membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Lapisan yang dapat meloloskan
air dengan mudah disebut permeable, seperti lapisan pasir atau kerikil. Lapisan
yang tidak mudah meloloskan air disebut impermeable, seperti lapisan lempung
atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
Macam macam akuifer :
a. Akuifer bebas (unconfined aquifer)
Yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air. Permukaan tanah pada akuifer ini disebut water table, yaitu
permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b. Akuifer tertekan (confined aquifer)
Yaitu akuifer yang seluruh jumlah jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air,
baik yang diatas maupun yang dibawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih
besar daripada tekanan atmosfer.

c. Akuifer semi tertekan (semi confined aquifer)


Yaitu akuifer yang tekanan airnya seluruhnya jenuh. Pada bagian atas merupakan
semi lolos air, pada bagian bawahnya dibatasi lapisan kedap air.
d. Akuifer semi bebas ( semi unconfined aquifer)
Yaitu akuifer yang bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan
atasnya merupakan material berbutir halus sehingga pada lapisan penutupnya
masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian akuifer ini
merupakan pilihan antara auifer bebas dan akuifer semi tertekan.
Pengelompokan air tanah berdasarkan letak kedalaman :
1. Air tanah dalam
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada dibawah lapisan air tanah dangkal
dan diantara dua lapisan impermeable. Air tanah dalam merupakan akuifer
bawah yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota,
perhotelan, perkantoran dan industry.

2. Air tanah dangkal


Air tanah dangkal adalah air tanahyang berada dibawah permukaan tanah dan
diatas batuan impermeable. Air tanah dangkal merupakan akuifer atas yang
disebut juga air freatis. Air tanah dangkal dimanfaatkan sebagai air untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari dengan membuat sumur rumahan,
pengelompokan air tanah berdasarkan jenisnya :

a. Meteoric water (vadose water)


Yaitu air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang
tak jenuh
b. Air tanah tubir
Yaitu air tanah yang terperangkap dalam rongga rongga batuan endapan sejak
pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga 0
rongga batuan beku leleran sewaktu magma tersembur keluar permukaan.
c. Air fosil
Yaitu air yang terperangkap dalam rongga rongga batuan dan tetap tinggal
dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi.
d. Air magma (juvenile water)
Yaitu air yang berasal dari dalam bumi (dapur magma). Air ini bukan dari
atmosfe atau dari permukaan air.
e. Air pelikular (pellicullar water)
Yaitu air yang tersimpan didalam tanah karena tarikan molekul molekul tanah.
f. Air freatis (phreatic water)
Yaitu air yang berada pada lapisan kulit bumi yang porous (sarang). Air tanah ini
berada diatas lapisan kedap air.
g. Air artesis ( artesian water)
Yaitu air yang berada diantara dua lapisan kedap air (impermeable), sehingga air
tersebut dalam keadaan tertekan.

2.3 Resistivitas Batuan


Aliran konduksi arus listrik di dalam batuan/mineral digolongkan atas tiga
macam yaitu:
1. konduksi dielektrik
Konduksi dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran
arus listrik (terjadi polarisasi muatan saat bahan dialiri listrik).
2. Konduksi elektrolitik
Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porus dan pori-pori
tersebut terisi cairan-cairan elektrolitik. Pada kondisi ini arus listrik dibawa oleh
ion-ion elektrolit.
3. Konduksi elektronik
Konduksi elektronik terjadi jika batuan/mineral mempunyai banyak elektron
bebas rik dialirkan dalam batuan/mineral oleh elektron bebas. Secara umum,
berdasarkan resistivitas listriknya, batuan dan mineral dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
Konduktor baik : 10-8 < < 1 m
Semi konduktor : 1 < < 107 m
Isolator : < 107 m

Resistivitas batuan yang mengandung air secara umum tergantung pada


banyaknya parameter fisik seperti porositas, salinitas, temperatur,
konduktivitas batuan dan perubahan termal. Pada satu sisi porositas dan saturasi
dari fluida cenderung dominan terhadap pengukuran resistivitas, di sisi lain pori
patahan pada kristal batuan juga dapat menurunkan harga resistivitas yang
terdapat di dalam fluida.
Adapun ketergantungan dari harga resistivitas pada batuan :
1. Semakin tinggi kandungan air maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
2. Semakin tinggi sifat salinitas maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
3. Semakin tinggi temperatur maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
4. Semakin tinggi sifat porositas maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
5. Semakin tinggi sifat kandungan lempung maka semakin rendah
nilai resistivitasnya.
6. Semakin tinggi kandungan mineral-mineral logam maka semakin rendah
nilai resistivitasnya (Telford, W.M.,, 1990).

Adapun beberapa harga resistivitas untuk jenis material-material yang ada di


bumi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Resistivitas
Mineral Resistivitas (m) Batuan
(m)

Sulfida:
Kalkopirit 1.2 x 10-5 - Batuan serpih 20 -2x103
3 x 10-1 Konglomerat
Pirit 2x103 -104
Pirhotit 2.9 x 10-5 -1.5 Batupasir
1 -7.4x108
Galena Batugamping
7.5 x 10-6- 5x10-
Sfalerit Dolomit 5x10 - 107
2
Napal
Oksida: 3.5x102 -
3x10-5- 3x102 Lempung
Hematit 5x103
Aluvial dan pasir
1.5 x 107 Moraine
Limonite 3 -7x10
Magnetite 1 -102
Ilmenit 3.5 x 10 -3-107 Sherwood batu pasir
Tanah (40% lempung) 10 -8x102
103- 107 Tanah (20% lempung)
Quartz 10 -5x103
Tanah teratas
Garam batu 5 x10-5 -5.7x103
London tanah liat
Antrasit 10-3 -5x10 Lias tanah liat
Tanah batu 100 -400
Lignit
Tanah kering 8
3x102- 106 Mercia batulumpur 33
Granit 3x10 - 1013 Batubara tanah liat
Batubara 250 -1700
Granit (lapu 10-3 -2x105 Kapur
k) 4 -20
Batu karang
Syenite 9-2x 102
Kerikil (kering) 10 -15
Diorit Kerikil (jenuh)
Kuarte/Recent pasir 15 -33
Gabro 3x102- x106
50 -150
Basalt 3x10 -5x102
20 -60
Gamping/mi 102 -106
50
ka
104 -105
Grafit >100
103 -106
Batu kapur 50- 150
Marmer 10 1.3x107
0.2 -8
20 -104
1400
10 -102
100
6x102 -4x107
50 -100
102 -2.5x108

Tabel 2.3.1 Resistivitas mineral dan batuan


Sumber: Reynolds, 1995.
Tabel di atas menunjukkan resistivitas batuan yang sebenarnya. Beberapa
mineral merupakan konduktor baik seperti pirit dan galena. Hematit merupakan
isolator.
2. 4 Pumping test (Uji Pompa)
Tes akuifer (tes pemompaan dilakukan untuk mengevaluasi akuifer
dengan merangsang akuifer melalui konstan memompa, dan mengamati respon
akuifer itu (penarikan) dalam pengamatan sumur. Pengujian akuifer adalah alat
umum yang hydrogeologist digunakan untuk mengkarakterisasi system akuifer,
aquitards dan batas batas system aliran. Sebuah tes siput adalah variasi pada
tes akuifer khas dimana perubahan sesaat (kenaikan atau penurunan ) dibuat,
dan efek diamati dalam sumur yang sama. Hal ini sering digunakan dalam
pengaturan atau rekayasa geotenik untuk mendapatkan perkiraan cepat dari
sifat akuifer segera di sekitar sumur. Tes akuifer biasanya ditafsirkan dengan
menggunakan model analisis aliran akuifer, untuk mencocokan data yang
diamati di dunia nyata.
Dalam suatu pumping test , air di pompa keluar dari suatu sumur pada
kecepatn yang diketahui selama waktu tertentu. Muka air tanah dipantau
dipantau pada sumur yang di pompa serta pada satu pengamatan atau lebih
yang berjarak dekat dengan sumur tersebut. Terdapat beberapa parameter yang
saling berhubungan dengan parameter akuifer yaitu :
Muka air tanah selama pengujian, kecepatan pemompaan, jarak antara
sumur dipompa dan sumur pengamatan.
Berhubungan dengan transsmisivity (T) dan storativity (S).

Anda mungkin juga menyukai