Anda di halaman 1dari 3

Dalam menghitung kadar dan tonase endapan nikel laterit di Sulawesi Tenggara yaitu

menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW). Metode Inverse Distance Wighted
(IDW) merupakan metode penaksiran dengan cara pendekatan blok model yang sederhana
dengan memperhatikan titik disekitarnya. Metode ini bisa diasumsikan dengan nilai
interpolasi akan lebih sama pada data sampel yang lebih dekat daripada yang lebih jauh. Nilai
akan berubah secara linear tergantung dari jaraknya dengan data sampel. Letak data tidak
akan mempengaruhi nilai, yang mempengaruhi nilai hanya jarak antar data.
Metode Inverse Distance Weighted (IDW) memiliki kekurangan yaitu nilai dari hasil
interpolasi terbatas pada nilai yang ada pada sampel. Karena yang digunakan pada metode ini
adalah nilai dari rata-rata sampel sehinnga nilainya tidak bisa lebih besar dari data sampel dan
tidak bisa lebih kecil dari data sampel yang paling kecil. Jadi nilai maximum dan minimum
tidak bisa ditampilkan dari hasil interpolasi tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari
metode interpolasi ini dibutukan data yang jaraknya berdekatan/rapat yang berhubungan
dengan variasi local, jika data sampelnya jaraknya berjauhan/agak jarang maka hasilnya
kemungkinan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan (Pramono, 2008).
Dalam menhitung kadar dan tonase endapan nikel laterit di Sulawesi Tenggara
digunakan metode IDW, dilakukan dengan menggunakan aplikasi bantuan berupa surpac 6.5.
Dalam melakukan perhitungan dibutuhkan beberapa data yaitu:
1. Data assay, merupakan data hasil analisis kadar nikel
2. Data collar, merupakan data koordinat dan elevasi dari titik bor
3. Data Litologi, merupakan litologi profil nikel laterit dari titik bor
4. Data survey, merupakan data kedalaman titik bor
Dari data diatas, kadar dan tonase dapat dihitung menggunakan metode IDW dengan
bantuan software surpac 6.5. Berikut langkah-langkah menghitung kadar dan tonase
menggunakan metode IDW dengan bantuan software surpac 6.5 :
1. Membuat database yang menjadi dasar dari proses selanjutnya.

Gambar 1. Database drillhole dari daerah yang dihitung

2. Membuat file Digital Terrain Model (DTM)


3. Membuat blok model 3D (tiga dimensi berdasarkan batas keleluruhan titik bor.
4. Membuat composit untuk litologi ore
5. Membuat constrain untuk litologi ore
6. Tambahkan atribut Ni. Setelah ditambahkan atribut ni maka didapatkan bentuk
Blok Model dari litologi ore dengan perbedaan warna sesuai dengan kadar nikelnya
seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. . Blok Model dari litologi ore

7. Masukkan massa jenis nikel yaitu 1,9 ton/m³.


8. Mengestimasi blok model 3D dengan metode inverse distance dengan kekuatan
inverse distance adalah power 2
Berikut adalah hasil estimasi potensi sumberdaya dari endapan mineral bijih nikel laterit
yang telah dihitung:

Ni (%) Volume (m3) Tonnage (ton) Ni


(%)
1.0- 1.25 799.219 1.518.516 1.17
1.25 – 1.5 1.497266 2.844.805 1.36
1.5 – 1.75 589.453 1.119.961 1.6
1.75 – 2.0 84.375 160.313 1.83
2.0 – 2.25 1.563 2.969 2.02

Grand Total 2.971875 5.646.563 1.37

Tabel 1. . Hasil estimasi potensi sumberdaya dari endapan mineral bijih nikel laterit yang telah dihitung
REFERENSI
Pramono G. H., 2008, “Akurasi Metode IDW dan Krigging untuk Interpolasi Sebaran
Sedimen Tersuspensi di Maros, Sulawesi Selatan”, Forum Geografi. Vol. 22, No. 1, pp. 145-
148.
Rafsanjani, R. Dkk, 2016, “ESTIMASI SUMBERDAYA BIJIH NIKEL
LATERIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE IDW DIPROVINSI
SULAWESI TENGGARA”, Jurna Geomine, Vol. 04, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai