Anda di halaman 1dari 8

KONDISI PARIWISATA PANTAI BANGKA DENGAN

KETERDAPATAN JENIS BATUAN BEKU, SEDIMEN,


METAMORF DI PROVINSI BANGKA BELITUNG

Haidir1

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung, Bangka

haidirbelajar@gmail.com

ABSTRAK
Pulau Bangka memiliki formasi batuan yang terbentuk ratusan juta tahun. Proses endogenik berupa
tektonik lempeng dan eksogenik pelapukan batuan membentuk pola morfologi dominan denudasional.
Bentukan alam menghasilkan Salah satu lokasi yang potensial dikembangkan sebagai destinasi
geowisata atau wisata alam atau wisata alam edukasi adalah Pantai Rambak Sungailiat , Pantai Pasir
Padi Pangkalpinang dan Pantai Tuing Indah desa Mapur Riau Silip. Observasi geologi menjadi
tumpuan sekaligus sebagai batasan dalam penghimpunan data. Berbagai data yang dikumpulkan
meliputi aspek morfologi (bentang alam), litologi batuan, struktur geologi,dan Karateristik Batuan .
Adapun aspek sosial pariwisata tidak menjadi fokus penelitian. Pantai Rambak Sungailiat terletak
pada desa Rambak Kota Sungailiat yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 12 menit dari Kota
Sungailiat . Pasir Padi yang berlokasi di Pangkalpinang yang harus menempuh jarak sejauh 37,4 km
dari kota Sungailiat dan waktu tempuh selama 50 menit perjalanan menggunakan sepeda motor,
dengan jauhnya jarak bolak balik yang hampir ditempuh 1jam dan jarak 60km, dan Pantai Tuing
Indah secara administratidnya terletak di desa Mapur Riau Silip yang berjarak 40,6 km dengan waktu
tempuh 50 menit perjalan dengan melewati rute mengarah ke kota Belinyu Bangka Utara.
Berdasarkan investigasi geologi, batuan beku Granit terhampar luas pada pantai Rambak , dan Pantai
Pasir Padi dengan Batuan sedimen Batupasir serta Pantai Tuing Indah dengan hamparan jenis batuan
metamorf Sekiss membuktikan bahwa potensi alam yang merupakan tempat keterdapatan batuan
termasuk dalam tempat pariwisata di Provinsi Bangka Belitung yang didukung potensi keindahan.
Kata kunci: Alam, wisata, potensi, keterdapatan, jenis batuan

PENDAHULUAN

Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Menurut keterdapatannya sendiri jenis


Belitung merupakan salah satu pulau yang memiliki batuan Bangka yang ditemukan merupakan potensial
potensi pantai baik bagi wisatawan ataupun batu pantai yang telah naik ke permukaan bumi sejak
penelitian. Banyaknya persebaran jenis-jenis batuan lama sekali. Bagian daerah penelitian ini terletak di
Bangka membuat para pengeksplor khususnya pantai Tuing Indah desa Mapur Riau Silip, pantai
dibidang petrologi menjadi antusias dalam Pasir Padi Pangkalping, dan Pantai Rambak
menemukan jenis batuan yang asal usulnya masih di Sungailiat. Tidak hanya jenis batuan beku saja yang
teliti. Menurut Schwartz et al (1995), secara umum ditemukan akan tetapi terdapat singkapan batuan
granitoid jalur timah Asia Tenggara di Pulau Bangka sedimen serta batuan metamorf yang ditemukan di
terbagi menjadi dua yaitu granitoid jalur utama daerah pesisir pantai. Batuan Sedimen adalah batuan
(Main Range Province) dan granitoid jalur timur yang terbentuk karena proses diagnesis dari material
(Eastern Province). batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi.
Granit merupakan bagian dari kelompok Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan,
batuan granitoid dan termasuk batuan beku asam pelapukan, transportasi, dan deposisi.
dengan karakteristik tersusun atas kristal dengan
ukuran kasar dan granularitas faneritik-porfiritik. Singkapan lain yang menjadi ketertarikan
pada penelitian ini juga merupakan jenis batuan yang informasi akademis mengenai pemerian batuan yang
tidak sengaja ditemukan di pulau Bangka yaitu dapat dikembangkan sebagai ilmu teoritis untuk
metamorphic rock. Batuan metamorf terbentuk oleh mengenal jenis-jenis batuan yang ada di pantai pulau
proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi pada Bangka , sehingga dapat menjadi penelitian baru
kedalaman 3 hingga 20 km dari permukaan yang bernilai untuk diminati oleh para ahli petrologi,
bumi,yang sebagian besar terjadi dalam keadaan mahasiswa teknik pertambangan, serta teknisi
padat, yakni tanpa melalui fase cair. dibidang geologi dan penambangan di provinsi
Bangka Belitung.
Hasil kajian diharapkan dapat memberikan

Geologi Pulau Bangka

Keindahan alam Pulau Bangka dengan laut Geowisata atau Wisata Alam Geologi
dangkal yang mengitari sangat berkaitan erat dengan
kondisi geologi pulau yang terletak pada paparan Undang-Undang Negara Indonesia Nomor
benua yang stabil dari Lempeng Eurasia (Barber et 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata sebagai
al., 2005), yang dinamai dengan Paparan Sunda. segala sesuatu yang ada hubungannya dengan wisata
Sebagaimana dikemukakan oleh Van Gorsel (2012), atau, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik
bahwa Paparan Sunda merupakan hasil wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan
penggabungan dari beberapa blok geologi terrane penyelenggaraan pariwisata.
sebelum Perm. Adapun geowisata menurut Newsome &
Pulau Bangka merupakan salah satu bagian Dowling (2010), merupakan pariwisata berkelanjutan
dari kepulauan timah di Indonesia yang juga yang utamanya fokus pada evolusi bumi serta fitur
termasuk pada jalur timah di Asia Tenggara. Jalur ini geologi yang mendorong pemahaman lingkungan dan
membentang dari Indo China ke Semenanjung budaya, apresiasi, konservasi, dan dapat
Thailand, kemudian ke Malaysia dan Kepulauan menguntungkan bagi masyarakat secara lokal. Fitur
Riau, terus kebawah hingga Pulau Bangka dan geologi meliputi landskap, bentang alam, singkapan
Belitung kemudian berakhir di Kalimantan Barat. batuan, sedimen, tanah dan kristal batuan.
Dengan demikian, batuan penyusun Pulau Bangka Penelitian dilakukan melalui observasi
juga merupakan penyusun di Sumatera dan terhadap aspek geomorfologi atau bentang alam,
Semenanjung Malaya yang tersusun atas batuan beserta aspek utama geologi yang meliputi kondisi
granite (El-Taher, 2011). batuan dan mineral, struktur geologi, dan kondisi
Secara fisiografi Pulau Bangka merupakan persebaran batu pantai sesuai lithologi batuan.
pulau terbesar pada Paparan Sunda (Van Bemmelen, Berdasarkan data yang diidapatkan selama
1970), daratan umumnya berupa dataran observasi, kemudian dilakukan analisis spasia
denudasional dengan setempat-setempat dijumpai sederhana terhadap kondisi geomorfologi
bukit-bukit sisa erosi. Batuan beku granit umumnya berdasarkan Van Zuidam (1983) dan Howard (1967).
sebagai batuan pembentuk bukit-bukit tersebut Kondisi pelapukan batuan juga menjadi
sebagai bagian dari tubuh pluton batuan beku. perhatian. Aspek geologi tematik yang terdapat
Proses tektonika mendorong batuan beku secara in situ berupa batuan-mineral, struktur geologi,
asam atau granit dari kedalaman bumi menuju air tanah dan potensi bencana alam dipetakan dan
permukaan, hingga kemudian tersingkapkan oleh dianalisis secara sederhana. Penamaan batuan beku
kerja tenaga eksogenik pelapukan pada batuan. plutonik yang terdapat pada lokasi penelitian
Margono dkk (1995) menyatakan bahwa pada Trias menggunakan klasifikasi Streckeisen (1976).
Akhir-Jura Akhir terjadi aktivitas intrusi magma Identifikasi dan analisis struktur geologi
asam yang membentuk batuan Granit Klabat dan batuan menunjukkan adanya potensi singkapan
sekaligus terjadi pengangkatan batuan oleh kerja batuan pantai baik itu dipantai wisata atau jajaran
tektonik. pantai di Pulau Bangka. Adapun kondisi pantai,
investigasinya dilakukan melalui pengamatan visual.
Aspek geologi batuan dilakukan terhadap berbagai
jenis batuan yang ada beku, sedimen, dan metamorf.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Geomorfologi (Bentang Alam) masif dengan mineral penyusun didominasi oleh
plagioklas, kuarsa, diikuti sejumlah kecil mineral
Pantai Pasir Padi, Tuing Indah, dan Rambak
K-Feldspar, muskovit dan biotit. Berdasarkan ciri-
merupakan bagian dari hamparan pesisir laut yang
ciri megaskopis batuan tersebut, maka nama
menyusun batuan jenis beku (granite), sedimen
batuan dapat dikelompokkan kedalam batuan beku
(batupasir) ,dan metamorf (Sekiss). Pada setiap
“granitik” atau batuan beku asam.
pantai memiliki longitude dan latitude yang
Jika disebandingkan dengan
berbeda. Juga memiliki cuaca saat dilaksanakan
penerlitian terdahulu yaitu Mangga dan Djamal
proses eksplorasi.
(1994), maka termasuk ke dalam kelompok
Pada pantai Rambak Sungailiat
batuan beku Granit Klabat (TrJkg) yang berumur
Longitudenya adalah E 106˚ 10' 00" Latitude S
Trias - Jura. Umur batuan granit secara regional
-1˚52'00" dengan kondisi cuaca cerah berawan ,
juga dinyatakan oleh Crow & Barber (2005),
untuk pantai Tuing Indah memiliki Longitude E
yaitu berumur Trias Akhir - Jura Awal dan
106˚ 2' 00" dan Latitude S -1˚37'00", beda lagi
menerobos batuan yang lebih tua yang tela
dengan pantai pasir padi dengan keberadaan
terbentuk terlebih dahulu. Batuan sedimen
sedimennya dengan longitude E 106˚ 10' 00" dan
juga merupakan batu pantai yang dapat dilihat
Latitude S -2˚7'4".
dengan visual dengan mudah pada bagian pesisir
Perbedaan setiap Longitude serta
pantai . Batuannya memiliki ciri-ciri berwarna
Latitudenya tergantung dimana lokasi serta
Coklat kemerahan dominan dan putih; tekstur
wilayah pantai berada dan perbedaan koordinat
batuan fanerik Halus,keseragaman mineral dapat
tersebut dapat didapatkan denagn menggunakan
dikategorikan relatif Angular, diikuti sejumlah
alat bantu (kompas) sebagai penunjuk arah,
kecil kuarsa sebagai mineral ikutan, Jenis
derajat dan titik koordinat suatu tempat berada.
batuannya Sedimen Klastik , Batupasir batuan
Pada Gambar 1 menggambarkan kondisi
sedimen clastic partikel penyusunya berupa
keterdapataan jenis batuan beku granit yang
butiran berukuran pasir. Berdasarkan ciri-ciri
memiliki ketebalan dan besar >3 m, dengan
megaskopis batuan tersebut, maka nama batuan
ilustrasi foto- foto lapangan terdapat, pada
dapat dikelompokkan kedalam batuan sedimen
Gambar 2. Kondisi keterdapatann jenis batuan
“Batupasir” dan batuan tersebut terbentuk dari
sedimentasi batu pasir yang memiliki ketebalan
butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
dan ketinggian >2 m, pada Gambar 3.
pergerakan air laut.
menggambarkan kondisi keterdapatan jenis
Batuan Metamorf pada pantai Tuing indah
batuan metamorf sekiss yang memiliki ketebalan
dapat dengan mudahnya terlihat oleh mata dan
dan besar >3m.
dapat dijumpai pada pesisir pantai. Batuannya
Berdasarkan hal tersebut keterdapatan
memiliki ciri-ciri berwarna Coklat Keabu-abuan;
jenis batuan bangka lokasinya dapat ditemukan
Foliasi, semua mineral penyusunnya
pada daerah pesisir pantai ataupun daerah yang
Kristaloblastik, miineral stress , keseragaman
mendekati laut.
dapat dikategorikan relatif inequigranular, mineral
penyusunnya adalah kuarsa dan mika Dominan,
serta biotit dan kuarsa hadir sebagai mineral
Litologi ikutan. Berdasarkan ciri-ciri megaskopis batuan
Batuan beku merupakan penyusun batu pantai tersebut, maka nama batuan dapat dekelompokkan
yang dapat dengan mudah dijumpai pada bagian kedalam batuan metamorf “ Sekiss” dan batuan
pesisir pantai. Batuannya memiliki ciri-ciri ini terbentuk dari batuan asal yang mengalami
berwarna abu-abu terang; tekstur batuan faneritik, metamorfosa akibat perubahan tekanan dan suhu,
semua mineral penyusun membentuk kristal sehingga mengalami foliasi.
dengan baik (holokristalin) terutama untuk
golongan mineral felsik, keseragaman mineral
dapat dikategorikan relatif equigranular; struktur
METODE PENELITIAN destinasi wisata terfavorit di Bangka Belitung.
Pasir padi juga merupakan salah satu pantai
Pantai Rambak Sungailiat secara administratif yang diakui oleh Pesona Indonesia sebagai destinai
terletak di desa Rambak yang berjarak 6,4 Km dari wisata yang mewakili provinsi Bangka Belitung
kota Sungailiat. Jarak tempuh dari Kota Sungailiat sebagai pantai terbaik di Indonesia , akan tetapi
sekitar 12 menit perjalanan dengan melewati rute Jl. banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya
Tanjung Pesona. jenis batuan sedimen yang tersingkap pada pantai
Berbeda dengan pantai Pasir Padi yang tersebut sehingga membuat seorang ahli petrologi
berlokasi di Pangkalpinang yang harus menempuh berlomba untuk melakukan kegiatan observasi batuan
jarak sejauh 37,4 km dari kota Sungailiat dan waktu tersebut yang tidak tau darimana asal terbentuknya ,
tempuh selama 50 menit perjalanan menggunakan batuan sedimen yang terletak sepanjang barisan
sepeda motor, dengan jauhnya jarak bolak balik yang pantai membuat pemandangan semakin indah dan
hampir ditempuh 1jam dan jarak 60km maka potensi wisata pantai tersebut terus meningkat
haruslah menyiapkan alat serta kesafetyan kendaraan, sepanjang tahunnya.
sehingga kecelakaan dapat terminimalisir. Tidak kalah jauh, pantai Tuing Indah desa
Pantai Tuing Indah secara administratidnya Mapur, pantai yang menyajikan pemandangan yang
terletak di desa Mapur Riau Silip yang berjarak 40,6 menajubkan ketika surutnya air laut membentuk
km dengan waktu tempuh 50 menit perjalan dengan hamparan pasir pantai yang sangat luas , pantai ini
melewati rute mengarah ke kota Belinyu Bangka baru saja ditemukan akan tetapi masih belum ada
Utara. Penelitian dilakukan melalui observasi yang tau tentang keterdapatan batuannya , setelah
terhadap aspek geomorfologi atau bentang alam dan dilakukan kegiatan observasi adanya keterdapatan
petrologi mengenai jenis batuan keterdapatan yang batuan metamorf jenis sekiss mika yang terhampar di
ada di Bangka Belitung pesisir pantai ini.
Batuan pantai Rambak secara visual melalui Dengan usia batuan metamorf yang sangat
observasi l apangan merupakan bagian dari tubuh tua , banyak para ahli petrologi menanyakan asal usul
batuan beku granit yang menghampar pada pesisir mengingat bahwa pulau Bangka Belitung tidak
pantai . Dapat diperkirakan bahwa Pantai Rambak memiliki gunung berapi untuk menghasilkan
merupakan satu kesatuan dari intrusi batuan beku , magmaniasi batuan , dan tidak diketahui bagaimana
dimana hipotesa ini dapat diperkuat melalui studi proses terjadinya batuan metamorf di pulau Bangka
literatur terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh ini.
Mangga & Djamal (1994) dan Cobbing et al. (1986) Keterdapatan jenis batuan yang ada di pulau
Bangka ini membuktikan bahwa banyaknya
Keunikan Pantai ( Rambak, Pasir Padi, Tuing
geomorfologi yang terbentuk sejak jaman dahulu dan
Indah)
mengangkat batuan dari proses erosi pantai sehingga
Kekayaan pemandangan yang disajikan dapat terlihat secara jelas dengan visual. Hal ini juga
pada setiap pantai membuat pantai pantai tersebut membuat pantai yang berada di pulau Bangka
masuk dalam golongan pantai wisata Bangka yang memiliki pesona alam yang sangat memukau bagi
memiliki keuninkan pada setiap pantainya. Pantai para wisatawan yang berkunjung dan bagi para
Rambak dihiasa dengan susunan batuan beku yang peneliti banyaknya potensi yang dapat dilakukan
terhampar luas di pantainya dan granite dengan analisis baik itu secara teori maupun secara kegiatan
ukuran besar membuat pantai Rambak sebagai observasi.
Gambar 1. Lokasi jenis batuan beku Granit di Pantai Rambak Sungailiat
Gambar 2. Lokasi jenis batuan sedimen Batupasir di Pantai Pasir Padi Pangkalpinang

Gambar 3. Lokasi jenis batuan metamorf Sekiss di Pantai Tuinf Indah desa Mapur Riau Silip

(B)

(A) (C)
Gambar 4. (A) Keindahan wisata pantai Rambak Sungailiat dengan Batuan Granite berukuran besar (B)
Keindahan alam pantai Pasir Padi Pangkalpinang dengan batuan sedimennya (C) Keindahan pemandangan
pantai Tuing Indah dengan Batuan metamorf yang menghiasi pantai.

KESIMPULAN Geografi. Jurnal Geografi, 14(1), pp. 1-17.


Dapat disimpulkan batuan yang terhampar di
pesisir pantai Rambak merupakan batuan beku
granit dengan morfologi berupa pesisir pantai yang
landai. Hamparan pesisir pantai Pasir Padi
Pangkalpinang dapat dilihat keterdapatan batuan
jenis sedimen yaitu Batupasir yang tersingkap dari
hasil erosi air laut. Keterdaptan pada pantai Tuing
Indah desa Mapur Riau Silip dengan hamparan
batuan metamorf yang merupakan jenis Sekiss yang
menjadi potensi dalam observasi lanjutan terhadap
batuan di pulau provinsi Bangka Belitung.
Adapun saran yang berkaitan dengan potensi
geologi pada lokasi penelitian adalah perlu
dilakukan mapping detail pada area yang lebih luas
pada sekitaran geosite untuk mengidentifikasi
keunikan potensi geologi yang akan menjadi
keunggulan wisata alam.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih diberikan kepada Ibu
Mardiah,S.T.M.T selaku dosen pengampuh
matakuliah geologi eksplorasi dan juga Vio Rena
Vibriani S.T selaku dosen pembimbing matakuliah
geologi eksplorasi sehingga penelitian dapat
dilakukan dengan kegiatan eksplorasi jenis batuan
dipulau Bangka Belitung.

REFERENSI
Andriany, A.S., Fatimah, M.R. dan Hardiyono, A.
2016. Geowisata Geopark Ciletuh: Geotrek
Mengelilingi Keindahan Mega Amfiteater
Ciletuh (The Magical of Ciletuh Amphitheater).
Bulletin of Scientific Contrbution, 14(1), pp.75-
88.
Barber, A.J., Crow, M.J. and Milsom, J.S. 2005.
Sumatra : Geology, Resources and Tectonic
Evolution. Geological Society Memoir, No. 31.

Howard, A. D. 1967. Drainage Analysis in


Geologic Interpretation A Summation. The
American Association of Petroleum Geologists
Bulletin, 51, pp. 2246-2259.

Indrayati, A. dan Setyaningsih, W., 2017.


Mengungkap Potensi Kabupaten Rembanga
Sebagai Geowisata dan Laboratorium Lapangan
Mangga, A.S. dan Djamal, B., Peta Geologi Martinus Nighoff, The Hague, Netherland.
Lembar Bangka Utara, Sumatra, Pusat Van Gorsel, J.T., 2012. Sundaland : Bibliography
Penelitian dan Pengembangan Geologi, of The Geology of Indonesia and
Bandung, 1994. Surrounding Areas, Edition 4.1.,
Margono, U., Supandjono, R.J.B. dan Partoyo, E.,
Bibliography of Indonesian Geology.
Peta Geologi Lembar Bangka Selatan,
Sumatra. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Van Zuidam, R.A., 1983. Guide to
Geologi, Bandung, 1995.
Newsome D, Dowling R (eds). 2010. Geotourism Geomorphologic- Aerial Photographic
and Ecotourism, Good Fellow Publishers. Interpretation and Mapping. ITC, Enschede,
Netherland.
Safar, M., 2011. Pengembangan Prospek
Geowisata dan Agrowisata dari Potensi Widawati, H., Rindarjono, M.G. dan Soegiyanto,
Sumber Daya Alam di Kabupaten Konawe H. 2017. Persepsi Masyarakat dalam Upaya
Selatan. SELAMI IPS, 1(34), pp. 104-115. Konservasi pada Geopark Gunung Sewu
Setiyono, B., Sarwono dan Herman, 2012. Sebagai Aset Geowisata di Kabupaten
Perencanaan Pengembangan Wisata Alam Pacitan. Prosiding Seminar Nasional Geografi
dan Pendidikan Lingkungan di Kawasan UMS: Pengelolaan Sumberdaya Wilayah
Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Berkelanjutan. pp. 740-749.
Cikampek. Wacana, 15(3), pp. 62-69. Yuniarsih, A., Marsono, D., Pudyawan, S. dan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sadono,
Kepariwisataan. Jakarta, Pemerintah R. 2014. Pemodelan Sistem Pengusahaan
Republik Indonesia. Wisata Alam di Taman Nasional Gunung
Van Bemmelen, R.W., 1970. The Geology of Ceremai, Jawa Barat. Jurnal Manusia dan
Indonesia, General Geology Volume I A. Lingkungan, 21(2), pp. 220-231.

Anda mungkin juga menyukai