BAB III
ANALISIS POTENSI LONGSORAN
Deklinasi Magnetik adalah sudut yang dibentuk antara arah utara magnetik
bumi terhadap arah utara geografis.
Variability Cones (Kerucut variabilitas) area berbentuk lingkaran yang
tersedia pada software dips yang melingkupi pole plot dengan populasi tinggi, yang
mewakili beberapa penyimpangan atau standar deviasi dari ketidak pastian orientasi
yang tergantung dari besar standar deviasi yang dipilih.
Daylight Envelope adalah area berbentuk lingkaran yang tersedia pada
software dips yang berfungsi untuk memperkirakan daerah terjadinya longsoran
menuju free face pada analisis longsoran bidang.
Jenis-jenis longsor yang dikenal dalam tambang terbuka adalah (Lihat Gambar 3.1).
a. Longsoran Bidang (melingkar).
b. Longsoran Baji.
c. Longsoran Busur.
d. Longsoran Guling (topple).
1).
Longsor bidang
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi sepanjang
bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa bidang kekar,
rekahan (joint) maupun bidang perlapisan batuan.
Syarat-syarat terjadinya longsoran bidang :
Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan bidang lurus
lebih kecil daripada kemiringan lereng (Gambar 3.2).
Arah bidang perlapisan (bidang lemah) sejajar atau mendekati dengan arah
lereng (maksimum berbeda 200).
Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut geser dalam
batuannya.
Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi
longsoran.
2).
Longsoran baji
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang lemah
yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang lemah
tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya (Gambar 3.3). Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan.
Cara longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun
melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya.
Longsoran baji dapat terjadi dengan syarat geometri sebagai berikut :
Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi kemiringan
bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah A.
Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut kemiringan
lereng.
Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.
Gambar 3.1
Jenis-jenis longsoran.
Bidang Gelincir
Gambar 3.2
Bentuk longsor bidang.
3).
Longsoran busur
Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama
pada batuan yang lunak (tanah). Pada batuan yang keras longsoran busur hanya
terjadi jika batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan mempunyai
bidang-bidang lemah (rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenali lagi
kedudukannya. Pada longsoran bidang dan baji, kelongsoran dipengaruhi oleh
struktur bidang perlapisan dan kekar yang membagi tubuh batuan kedalam
massa diskontinuitas. Pada tanah pola strukturnya tidak menentu dan bidang
gelincir bebas mencari posisi yang paling kecil hambatannya. Longsoran busur
akan terjadi jika partikel individu pada suatu tanah atau massa batuan sangat
kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu batuan yang telah lapuk
cenderung bersifat seperti tanah. Tanda pertama suatu longsoran busur
biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas atau muka lereng, kadangkadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan atas lereng yang
Bidang a
Bidang b
tampak depan
tampak samping
garis potong
muka lereng
baji
Gambar 3.3
Bentuk longsoran baji.
Pusat lingkaran
kritis
Permukaan longsor
Gambar 3.4
Bentuk longsoran busur.
4).
Ba lok meluncur
b/h > ta n
Ws
in
Menggelincir & mengguling
W cos
Sudut bida ng da sa r
dera ja t)
Gambar 3.5
Bentuk longsoran guling.
<
>
<
>
Gambar 3.6
data Examppit.dip.
Contoh File Examppit.dip berisi 303 baris, dan kolom berikut:
2 Kolom Orientasi Orientasi
Sebuah Kolom Traverse
Ekstra 5 Kolom
Job Control
Pilih: Setup Job Control
Job Kontrol informasi untuk file Examppit.dip.
mungkin akan sangat berbeda dengan orientasi Joint dan Extension Fractures pada
umumnya, sehingga harus dipertimbangkan secra terpisah.
Gambar 3.7
Simbolik pole plot dari TYPE diskontinuitas
( Busur lingkaran mewakili kemiringan pit (PIT SLOPE) )
Add Plane
Sebelum Add Plane, Convencion harus diubah terlebih dahulu. Pada DIPS, Orientasi
koordinat dapat ditampilkan baik dengan format Pole Vecktor ( Trend/Plunge ) atau
format Plane Vector. Saat ini yang digunakan adalah Plane Vecktor Convencion
( Dip/DipDirection ) seperti yang telah dipilih saat penentuan Job Control pada
Global Orientation format.
Untuk mengubah Convencion, klik kiri pada mouse di bagian kanan bawah pada
Status Bar, yang pada saat ini menampilkan Trend/Plunge agar berubah menjadi
Dip/DipDirection. Jika convencion telah dirubah, langkah selanjutnya adalah dengan
menambahkan bidang yang mewakili lereng.
Gambar 3.9
Unweighted Contour Plot data Examppit.dip.
Aturan praktis yang berguna adalah bahwa setiap cluster dengan konsentrasi
maksimum yang lebih besar dari 6% sangat signifikan. 4-6% merupakan kelompok
marginal yang
jika jumlah keseluruhan data banyak. Mekanika batuan akan memberikan aturan
yang lebih ketat untuk analisis statistik data.
Terzaghi Weighting
Pembobotan Terzaghi terhadap data untuk memperhitungkan koreksi bias
karena pengumpulan data pada Traverse ( bidang).
Pilih: View TerzaghiWeighting
Perhatikan perubahan konsentrasi ( "Bedding Plane" joint set).
Gambar 3.10
Weighting Contour Plot data Examppit.dip.
Kontur dapat dilakukan overlay pada sebuah pole plot dengan opsi Overlay
Countur. Untuk mengoverlay kontur , pertama kita lihat lagi Pole Plot
.
Pilih: View Pole Plot
Perhatikan bahwa Symbolic pole plot masih berlaku, dan tidak berubah ketika beralih
untuk melihat Plot Type lainnya ( misalnya Contour Plot ke Overlay Countur ).
Pilih : View Overlay Countur
Kemudian Ubah Countur Mode ke Line, agar semua Pole lebih mudah untuk dilihat.
Gambar 3.11
Overlays Countur pada Pole Plot
Perhatikan bahwa titik-titik pole Shears pada contoh ini tidak terwakilkan pada
Counturs. Hal ini dikarenakan jumlah Shears yg tergambarkan hanya sedikit. Namun,
karena sudut geser dalam yang kecil, Shears atau gaya geser dapat memiliki
pengaruh yang mendominasi stabilitas. sehingga akan sangat penting untuk melihat
orientasi dan density pada saat menganalisis data struktural.
Gambar 3.12
Pole Plot setelah ditambahkan Add Set Windows.
Pada gambar diatas memperlihatkan bidang disembunyikan dengan
menggunakan pilihan Show Plane. Show Plane dapat digunakan kapanpun untuk
menampakkan atau menyembunyikan bidang pada saat diperlukan.
Sekarang kita akan melanjutkan dengan tiga analisis potensi kelongsoran:
Longsoran Toppling, Longsoran Bidang, Longsoran Baji.
Kondisi Permukaan
Apa bila belum tersedia data Mekanika batuan, maka untuk memperkirakan
sudut geser dalam dapat menggunakan perkiraan berdasarkan data kondisi
permukaanya, yaitu dengan membuat Chart data dalam kolom Permukaan dalam file
Examppit.dip.
Pilih: Pilih Chart
Pada dialog Chart, pilih Surface dari daftar pull-down pada kolom.
Gambar 3.13
Dialog Chart.
Gambar 3.14
Histogram of Surface
Set kekar yang digambarkan diatas merupakan sebagian besar kasar ( rough dan
v.rough). Sehingga sudut geser dalam di estimasikan sebesar 350 400 yang akan
digunakan.
Gambar 3.15
Dialog Edit Set
Gambar 3.16
Kerucut variabilitas ditampilkan dalam Plot kutub (Pole Plot)
Longsoran Topling
Menggunakan variability cones seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
3. Klik OK
Nilai nilai tersebut didapatkan dari:
Arah Trend sama dengan Arah Dip Direction dimuka lereng ditambah 90
derajat (135 + 90 = 225).
Sudut kerucut (Cone Angle) akan menempati kedua batas plus minus 30
derajat kearah muka Dip Direction sebagai mana disarankan oleh Goodman, bahwa
bidang harus berada didalam 30 derajat paralel untuk memotong lereng sehingga
mengguling. Pada awalnya batas sudut 15 derajat dikatakan oleh Goodman terlalu
kecil.
Area yang di tunjukkan pada gambar 13 adalah wilayah toppling. Adanya
titik-titik pole yang di plotkan didalam wilayah ini mengindikasikan resiko terjadinya
longsoran toppling.
Gambar 3.17
Analisis longsoran toppling
2.
Longsoran Bidang
Untuk analisis longsoran bidang, lakukanlah langkah langkah membuat
bidang lereng, bidang bidang set serta variability cone seperti dijelaskan diatas.
Kemudia tampilkan Daylight Envelope lereng dengan cara:
1. Klik tools Edit Set.
2. Centang Checkbox pada Daylight Envelope.
3. Klik OK.
3. Klik OK
Ingat bahwa sudut geser dalam diperoleh dari uji mekanika batuan atau
didapat dengan perkiraan sudut geser dalam dengan nilai 35 derajat seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Adanya titik titik kutub yang berada di luar cone ini
menyatakan bidang yang dapat longsor jika pergerakan memungkinkan. Zona
berbentuk bulan sabit yang dibentuk oleh Daylight Envelope dan kerucut geser
kutub membentuk wilayah terjadinya longsoranbidang. Adanya titik titik pole
dalamm wilayah ini menunjukkan bidang yang bisa dan dan akan longsor. Lihat
gambar 3.14.
Gambar 3.18
Analisis longsoran bidang
Sekali lagi kerucut variabilitas memberikan sebuah perkiraan statistik kemungkinan
terjadinya longsoran. Area longsoran bidang di tunjukkan oleh daerah berbentuk
bulan sabit yang dibentuk oleh lingkaran daylight envelope dan kerucut geser kutub.
Hanya sebagian kecil set kekar perlapisan (bedding) yang berada dalam zona ini
yaitu sekitar 5% yang merupakan persentase jumlah pole didalam area berbentuk
bulan sabit, terhadap jumlah keseluruhan pole didalam kerucut variabilitas yang
bersinggungan dengan daylight envelope. Sehingga potensi terjadi longsoran bidang
kecil.
3. Longsoran Baji
Banyaknya bidang kekar dapat membentuk baji yang dapat meluncur di
sepanjang garis perpotongan antara dua bidang. Untuk analisis longsoran baji ini,
gunakan tampilan plot Major Planes sehingga yang terlihat pada stereonet hanya
tampilan bidang bidang yang sebenarnya tanpa titik- titik pole (pole plot). Untuk
analisis pada longsoran baji ini juga tidak memerlukan kerucut variabilitas seperti
pada analisis longsoran toppling dan bidang. Serta tidak perlu menampilkan Daylight
Envelope.
Sudut geser dalam (35 derajat) diambil dari sisi luar stereonet bukan dari
tengah seperti sebelumnya pada analisis longsoran bidang. Karena itu sudut yang
dimasukan dalam kotak dialog Add Cone adalah 90 35 = 55 derajat.
5. Klik OK, Hasil lihat gambar 3.15
Gambar 3.19
Analisis potensi longsoran bidang
Area longsoran busur di tunjukkan oleh area berbentuk bulan sabit, yaitu
area di luar lereng tetapi di selimuti oleh kerucut geser (sudut geser dalam)
menunjukkan area longsoran. Jika ada bidang set yang berpotongan didalamnya
maka akan mengakibatkan ketidak stabilan. Karena tidak ada perpotongan, maka
longsoran baji tidak menjadi masalah pada lereng ini.
Perkiraan resiko longsoran toppling pada lereng kurang lebih 30% yang diperoleh
dari estimasi secara visual, yang mengindikasikan bahwa 25 30% dari populasi
teoritis pada set kekar yang berada di daerah longsoran topling berdasarkan 95%
variability cone, berada dalam daerah longsoran toppling
Longsoran bidang
Perkiraan resiko longsoran bidang pada lereng kurang lebih 5%, yaitu persentase
jumlah pole didalam area berbentuk bulan sabit yang dibentuk oleh lingkaran
daylight envelope dan kerucut geser kutub, terhadap jumlah keseluruhan pole
didalam kerucut variabilitas yang bersinggungan dengan daylight envelope.
Longsoran Baji