Abstrak
Lapangan minyak baru harus terus dicari oleh Indonesia. Fore arc basin menjadi pilihan
selanjutnya dalam menemukan cadangan minyak baru setelah sebelumnya beberapa
perusahaan sukses dalam eksplorasi di daerah Sub-volkanik. Dalam paper ini akan
mengungkap beberapa konsiderasi mengapa fore arc basin Sunda memiliki prospek dan
tantangan dalam melakukan eksplorasinya. Paper ini merupakan hasil studi literatur pada
penelitian para ahli sebelumnya serta melakukan analisis deduktif untuk memperoleh
interpretasi baru yang lebih integratif. Berdasarkan korelasi stratigrafi pada sub-cekungan
yang terdapat pada fore arc basin, Cekungan bengkulu bagian offshore memiliki kesamaan
geological setting dengan Cekungan Sumatera Selatan yang ditunjukan dengan kesamaan
tektonostratigrafi selama paleogen yang ditandai dengan adanya Formasi Lahat dan beberapa
formasi lainnya pada kedua cekungan tersebut. Kemudian, di bagian fore arc lainnya
ditemukan lamparan karbonat berumur Miocene dan adanya indikasi keterdapatan carbonate
build-up pada Late-Miocene yang dapat berperan sebagai batuan reservoir hidrokarbon.
Dengan konsiderasi tersebut maka daerah sub-cekungan di fore arc basin memiliki potensi
migas seperti hal nya Cekungan Sumatera Selatan. Tantangannya adalah ketiadaan data
pemboran yang menembus lapisan paleogen karena tebalnya material vulkanik serta survey
seismik yang dilakukan oleh BGR-P3GL-LIPI murni tentang geo-risk potential pasca tsunami
Aceh dan bukan untuk eksplorasi yang artinya data seismik yang ada belum memenuhi
standard industri. Oleh karenanya diperlukan eksplorasi lebih lanjut di daerah ini.
Kata Kunci : Cekungan Sumatera Selatan, Fore arc basin, Korelasi Stratigrafi, Migas
prospeksi cekungan
ini karena belum
pengeboran
yang
terintegrasi
data
Pendahuluan
dilakukan pada fore
yang diakusisi oleh
arc basin bagian
suatu
lembaga
Lapangan minyak baru harus terus
barat
pulau
dengan
lembaga
dicari oleh Indonesia. Bukan karena porsi
lain. Berdasarkan
energi ini akan dikurangi maka menurunkansumatera. Selain itu,
studi
lapangan
dan
hal tersebut penulis
aktivitas eksplorasi, tetapi migas akan selalu
analisis
geokimia
melihat
kembali
dibutuhkan dan menjadi barang penentu
pun
telah
dilakukan
hasil
para
peneliti
dalam persaingan global maupun regional
untuk
melengkapi
sebelumnya untuk
dan dalam hal ini adalah Masyarakat
data
dalam
didapatkan
Ekonomi Asean (MEA).
prospeksi cekungan
kesimpulan
yang
yang masih minim
lebih integratif.
Kini, beberapa perusahaan minyak daneksplorasi
ini.
lembaga penelitian mulai melirik bagian lainSejauh ini, belum
dari sundaland yakni bagian fore arc basin.
ada
kesimpulan
Telah dilakukan survei seismik dan
akhir
mengenai
Pengemban
Pengelolaan Daya Alam dan
gan
Sumber
Kebencanaan
Peran Geologi dalam
Gambar 1.
Fore arc
basin sunda
(modifikasi
dari
Susilohadi,
2005) dan
Komponen
tektonik ideal
pada
penunjaman
tepian
lempeng aktif
( modifikasi
dari
Hamilton,
1979)
penelitian
yang
sifatnya
lokal akan
dijadikan
sebagai
konsiderasi
untuk
menyimpul
kan
hal
yang
sifatnya
lebih luas
yakni
dalam
prospeksi
migas
di
fore
arc
basin
Sunda.
Analisis
Geologi
Regional
Pada
jaman
Eosen
Metode
Akhir
Penulisan
hingga
Oligosen
Paper Awal
ini
ditulispemekaran
dengan
(spreading)
melakukan kerak
analisis
samudera
deduktif padaterjadi
hasil
kembali di
penelitian
Lautan
sebelumnya. Hindia
Analisis
hingga
deduktif
memungki
adalah
nkan
analisis dariadanya
kalimat yangperubahan
sifatnya
arah
khusus
tumbukan
menjadi yanglempeng
sifatnya
Indoumum. PadaAustralia
paper
inimenjadi
beberapa
timur laut
hasil
dan
kecepatan
penunjama
n lempeng
tersebut di
sepanjang
tepian
Sumatera
dan Jawa
menjadi
konstan 5-6
cm/tahun
(Liu dkk.,
1983;
Karig dkk.,
1979; Daly
dkk. 1987,
Hall, 1996,
1997).
tersebut
terakumula
si dengan
cepat
hingga
memungki
nkan
pembentuk
an prisma
akresi
(Matson
Gambar 2.
dan Moore,
Rekontruksi
Struktur geologi 1992).
regional pada
akhir
kapur dan
miosen
tengah
(Hall,
1998)
Ceku
ngan
Bengkulu
merupakan
salah satu
dari
dua
cekungan
forearc di
Hal
Indonesia
tersebut padayang paling
akhirnya
banyak
akan
dikerjakan
mengawali operator
pembentukan perminyaka
cekungan
n(satunya
busur mukalagi
pada jamanCekungan
Neogen
diSibolgasepanjang
Meulaboh).
busur Sunda.Meskipun
Tumbukan belum
India denganberhasil
Eurasia padamenemuka
jaman
n minyak
Oligosen
atau
gas
Akhir hinggakomersial,
Miosen Awaltidak
juga
telahberarti
mengakibatkacekungann
sejumlahcekungan
besar
ini
tidak
sedimen
mengandun
daratan
g
migas
(terrigenous) komersial
diendapkan (Heryanto,
di
Lautan2007c).
Hindia dan
Palung
Ceku
Sunda.
ngan
Sedimen
Bengkulu
dala
m
Peran Peng
Geologi
merupakan
harapan
pertama
untuk
penemuan
minyak di
sistem fore
arc basin.
Sumur
terdalam di
cekungan
ini
yang
dibor oleh
operator
Fina pada
tahun 1992
(Arwana-1)
menemuka
n oil shows
dan
menembus
sedimen
OligoMiosen
yang
berkualitas
baik
sebagai
batuan
induk
minyak
(Heryanto,
2007c).
Analisis
Tektonostr
atigrafi
Berd
asarkan
berbagai
kajian
geologi,
disepakati
bahwa
Pegununga
n Barisan
(dalam hal
ini adalah
volcanic
arc-nya)
mulai naik
di
emba elolaan Sumber
ngan Daya Alam dan
Peng Kebencanaan
telah
terdeformasi rendah
Gambar 5. Mikrofoto
sayatan pipih batupasir
litarenit, yang tersusun
oleh kuarsa (Q),
kepingan batuan
vulkanik (V) dan
felspar (F). Salah satu
dari felspar (F Dis)
telah mengalami
pelarutan (dissolution)
menghasilkan porositas
sekunder. //nikol
(Heryanto, 2007).
eksplorasi
adalah
bahwa
Sedimen
yang berada pada
prisma
akresi
umumnya berumur
muda dan diragukan
kematangannya
walaupun tersusun
oleh
sedimensedimen yang over
compacted sehingga
mereduksi porositas
sebagai
batuan
reservoir. Kemudian,
Source
rock
di
bagian
barat
cekungan
kurang
berperan
sebagai
batuan sumber sebab
banyak diendapkan
Kesimpulan
Pap.
1078,
345
pp.
Huchon, P., Le Pichon, X., 1984. Sunda
Strait and Central Sumatera Fault.
Geology,
12,
668-672.
Hamilton, W., 1979. Tectonics of the
Indonesian
Region. US Government
Printing
Office,
Washington
DC
Peran
Geologi
dalam
an Pengelolaan Sumber Daya
Pengembang Alam dan Kebencanaan
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan