Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

Oleh:

MUHAMMAD IRFAN ABDI


NIM. 151101018
KELAS A

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongannya penyusun dapat menyelesaikan tugas Mineral Optik & Petrografi ini.
Makalah ini di buat dengan cara literatur. Penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan dukungan, kritik maupun saran dari pembaca.
Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Yogyakarta, Februari 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .......................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan
laboratorium sains, termasuk analisis mineral. Dalam analisis petrografi mikroskop
sangat berperan penting. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita
dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini
membantu dalam pengamatan mineral batuan dengan sayatan tipis. Analisis sayatan
tipis batuan dilakukan karena sifat-sifat fisik (tekstur dan komposisinya) serta
perilaku mineral-mineral penyusun dalam batuan (beku, sedimen dan metamorf)
tersebut tidak dapat diamati di lapangan secara megaskopis.
Untuk memahami mineralogi optik & petrografi, maka perlu pengetahuan
tentang mikroskop serta komponen mikroskop.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Mineralogi Optik & Petrografi pada jurusan Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
mikroskop meliputi definisi mineral optik, mikroskop, fungsi dan bagian (komponen)
mikroskop.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mineralogi Optik


Mineralogi optik adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
tentang mineral yang terkandung pada suatu batuan. Mineral optik membahas tentang
mineral-mineral pada batuan dalam bentuk monomineral. Salah satu tujuan
mempelajari mineral optik ialah untuk untuk mengetahui cara menentukan sifat-sifat
optik mineral, serta mengenal mineral secara mikroskopik.
Mineral Optik merupakan ilmu pengetahuan mineralogi yang menitik
beratkan pada studi tentang pengamatan dan pendeskripsian minera-mineral
penyusun batuan yang merupakan litologi dari permukaan bumi.

2.2 Definisi Mikroskop


Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan
laboratoriumsains khususnya biologi di sekolah. Mikroskop (bahasa Yunani: micros
= kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
The ore microscope is the basic instrument for the petrographic examination
of the large and economically important group of minerals referred to collectively as
ore or opaque minerals. (Craig, 1940:1)
Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek, dimana sebelumnya
sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian melalui
Lensa yang sederhana. Lalu Antony Vn Leuwenhoek mengembangkan lensa
sederhana itu menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan
berbagai makhluk kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z
Jansen telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang

5
lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan Leuwenhoek.
Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu mikro yang artinya adalah kecil dan dari
kata scopium yang artinya adalah pengelihatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, mikroskop merupakan alat bantu yang
digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil
yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.

2.3 Komponen Mikroskop


Secara umum mikroskop terdiri atas bagian-bagian dengan fungsinya, antara lain:
a. Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa
objektif.
b. Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur
oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. Umumnya ada 3
lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
c. Tabung Mikroskop (Tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus (dapat
dinaikkan dan diturunkan) dan menghubungan lensa objektif dengan lensa
okuler.
d. Makrometer (Tombol pengatur fokus kasar), makrometer berfungsi untuk
menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
e. Tombol pengatur fokus halus berfungsi untuk memfokuskan bayangan objek
secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat
f. Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya (untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan).
g. Reflektor atau cermin berfungsi untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya
ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber
cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila

6
sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan,
gunakan cermin datar.
h. Diafragma, berfungsi untuk Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil
sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
i. Meja Mikroskop (Meja Preparat), berfungsi sebagai tempat meletakkan objek
yang akan di amati.
j. Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek
agar tidak mudah bergeser.
k. Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop (pegangan
saat membawa mikroskop).
l. Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
masuk dalam mikroskop
m. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

2.4 Fungsi dan Bagian Mikroskop Polarisasi


Mikroskop yang digunakan dalam pengamatan mineral mikroskopis adalah
Mikroskop Polarisasi, oleh karena itu perlu diketahui fungsi dan bagian mikroskop
polarisasi.
Setiap mikroskop dilengkapi dengan bagian- bagian yang mempunyai fungsi
berlainan. Perlengkapan pada mikroskop polarisasi yang tidak dipunyai oleh
mikroskop non polarisasi diantaranya; lensa-lensa polarisasi, komparator, kondensor,
maupun lensa amici bertrand. Jenis atau tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada
beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan
Reichert.
Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan,
pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam
pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang

7
dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari
kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah warna
dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.

Gambar 1. Mikroskop Polarisasi

Bagian-bagian Mikroskop Polarisasi, antara lain:


1) Kaki Mikroskop
Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop, bentuknya ada yang
bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki
mikroskop juga digunakan untuk menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan
kita gunakan, kaki mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya
pengganti cermin.
2) Substage Unit
a. Polarisator atau lower nicol
Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran polaroid. Berfungsi
untuk menyerap cahaya secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya
cahaya yang bergetar pada satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan.
Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran
sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.

8
b. Diafragma Iris
Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya
yang diteruskan dengan cara mengurangi atau menambah besarnya
apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan faktor penting dalam
menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena
kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting
lainnya adalah untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin
diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil
mungkin untuk pengamatan garis becke.
c. The condenser or convergent lens
A small circular lens (the condenser) is attached to a swivel bar, so that it can
be insertedinto the optical train when required. It serves to direct a cone of
light on to the thin section and give optimum resolution for the objectives
used. The entire lens system below the microscope stage, including polariser,
aperture diaphragm and condenser, can often be racked upwards or
downwards in order to optimise the quality of illumination. Some
microscopes, however, do not possess a separate convergent lens and, when a
convergent lens is needed, the substage lens system is racked upwards until it
is just below the surface of the microscope stage.
d. Meja Objek
Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya sebagai jalan
masuknya cahaya.Meja objek ini berfungsi sebagai tempat menjepit
preparat/peraga.Meja objek ini dapat berputar pada sumbunya yang vertikal,
dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0 sampai 360o. Pada
bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan
perputaran meja pada sumbunya (centering).
e. Tubus Mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit
teropong. Terdiri atas beberapa bagian antara lain :

9
f. Lensa Objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi untuk
menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja
objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah lensa objektif
dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan pengamat, dan
biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang
100x.
g. Lubang Kompensator
Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan
kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk menentukan warna
interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah
depan, sehingga pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan
warna interferensi pada mineral.
h. Analisator
Analisator adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan
polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya saja arah getarannya
bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan tegak lurus arah
getaran polarisator (nikol bersilang). The analyser is similar to the polariser;
it is also made of polarising film but oriented in a N-S direction, i.e. at right
angles to the polariser. When the analyser is inserted into the optical train, it
receives light vibrating in an E-W direction from the polariser and cannot
transmit this; thus the field of view is dark and the microscope is said to have
crossed polars (CP, XPOLS or XP). With the analyser out, the polariser only
is inposition; plane polarised light is being used and the field of view appears
bright.
i. Lensa Amici Bertrand
Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk
memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik
(back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.

10
The Bertrand lens is used to examine interference figures. When it is inserted
into the upper microscope tube an interference figure can be produced which
fills the field of view, provided that the convergent lens is also inserted into
the optical path train.
j. Lensa Okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi untuk
memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita mengamati medan
pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang silang, sebagai pemandu
dalam pengamatan dan pemusatan objek pengamatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

C.D Gribble dan A.J. HaJJ. 1985. OPTICAL MINERALOGY Principles & Practice.
George Allen & Unwin (Publishers) Ltd: London.
Craig, James R & Vaughan, David J. 1981. Ore Microscopy and Ore
Petrography. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

12

Anda mungkin juga menyukai