Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK

OLEH:
NAMA: FEBRYANTO
NIM: 4100190022
KELAS: 01

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti responsi Praktikum Geomorfologi
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktikum Mineral Optik di Susun oleh :

Nama : FEBRYANTO
Nim : 4100190022

Di ajukan sebagai syarat untuk mengikuti responsi Praktikum Mineral Optik


Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Yogyakrata,Juni,2020
Dosen Mineral Optik Asisten Dosen Mineral Optik
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan tentang “ALBUM MINERAL OPTIK”.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari media elektronik (komputer & internet) dan buku buku sehingga dapat
memperlancar pembuatan referat ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih atas bantuan nya.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki Laporan ini.

Akhir kata saya berharap semoga Laporan tentang “ALBUM MINERAL


OPTIK” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

YOGYAKARTA,17 juni 2020

PENYUSUN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
BAB II DASAR TEORI
2.1 Mikroskop polarisasi, sayatan tipis dan prosedur terkait
2.2 Kristalografi dan Sifat Optik Mineral
2.3 Identifikasi Mineral Felsik (Plagioklas)
2.4 Identifikasi Mineral Felsik (Kuarsa, K-Feldspar, Muskovit)
2.5 Identifikasi Mineral Mafik (Olivin, Piroksen)
2.6 Identifikasi Mineral Mafik (Hornblenda, Biotit)
2.7 Identifikasi Mineral Asesori dan Sekunder
2.8 Identifikasi Mineral Opak
2.9 Identifikasi Mineral(oid) isotropic
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Album Mineral Felsik (Plagioklas Grup)
3.2 Album Mineral Felsik (Kuarsa, K-Feldspar Grup, Muskovit)
3.3 Album Mineral Mafik (Olivin Grup, Piroksen Grup)
3.4 Album Mineral Mafik (Hornblenda Grup, Biotit)
3.5 Album Mineral Asesori dan Sekunder
3.6 Album Mineral Opak
3.7 Album Mineral(oid) Isotropic
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik Dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Album Sayatan Tipis Mineral Felsik (Plagioklas Grup)


3.2 Gambar Album Sayatan Tipis Mineral Felsik (Kuarsa, K-Feldspar Grup,
Muskovit)
3.3 Gambar Album Sayatan Tipis Mineral Mafik (Olivin Grup, Piroksen Grup)
3.4 Gambar Album SayatanTipis Mineral Mafik (Hornblenda Grup, Biotit)
3.5 Gamabr Album Sayatan Tipis Mineral Asesori dan Sekunder
3.6 Gambar Album Sayatan tipis Mineral Opak
3.7 Gambar Album Sayatan Tipis Mineral(oid) Isotropic
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral adalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu
campuran dari gabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses-
proses fisis dan kimia khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang
homogen dan mempunyai susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi
memungkinkan, mendapat suatu struktur yangsesuai, di mana ditentukan
bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya.

Pengamatan yang dilakukan salah satunya berupa pengamatan mineral melalui


nikol silang dan nikol sejajar.Pengamatan ini sangat penting sebab dalam
pengamatan ini akan diketahui sifat-sifat optik mineral.

1.2 Maksud

Maksud dari pengerjaan album mineralogi Optik adalah untuk memenuhi


tugas dari praktikum sebelumnya dan sebagai persyaratan untuk mengikuti
kegiatan praktikum selanjutnya.

1.3 Tujuan
Pembuatan tugas album mineralogi Optik bertujuan untuk :
-Agar Praktikan mampu mengenal bentuk mineral secara optis
-Agar Praktikan mengenal sifat Orthoskopik mineral
-Agar Praktikan mengenal sifat Konoskopik mineral
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Mikroskop polarisasi,sayatan tipis dan prosedur terkait


Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang menggunakan cahaya
terpolarisasi untuk mengamati objek yang salah satunya merupakan sayatan tipis
(thin section) batuan. Mikroskop petrografis modern menggunakan pencahayaan
dari lampu yang berada di bagian bawah mikroskop yang ditembakkan ke arah
lensa objektif. Perbedaan mikroskop polarisasi dengan mikroskop lain adalah
terdapat 2 metode pengamatan berupa pengamatan nikol sejajar (plane polarized
light) dan pengamatan nikol bersilang (cross polarized light). Dalam praktikum
mineralogi optik akan digunakan 2 jenis mikroskop yaitu Brunel SP75P dan
Olympus POS.

Preparasi Sayatan Tipis Batuan Sayatan tipis batuan merupakan batuan


yang dijadikan dalam bentuk preparat sehingga dapat diamati secara mikroskopis.
Pengamatan mikroskopis batuan dengan bantuan mikroskop polarisasi disebut
dengan pengamatan petrografis. Pengamatan petrografis akan menunjukkan sifat-
sifat optis dari mineral maupun material penyusun batuan. Pengamatan petrografis
dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih teliti dan akurat dibandingkan
pengamatan conto setangan batuan. Pembuatan sayatan tipis dilakukan dengan
peralatan khusus dan melalui tahapan tahapan tertentu, sehingga dapat dihasilkan
sayatan tipis yang memiliki ukuran pas untuk dapat diamati. Ketebalan sayatan
tipis idealnya adalah 0,03 mm.

Tahapan pembuatan sayatan tipis batuan adalah sebagai berikut:

1. Pemotongan sampel Sampel batuan memiliki ukuran yang beragam,


sehingga perlu dipotong agar dapat diolah menjadi sayatan tipis batuan. Pada
proses pemotongan sampel, hendaknya perlu ditentukan pada bagian mana yang
sekiranya perlu atau pantas untuk dijadikan sebagai sayatan tipis batuan agar
dapat diamati lebih lanjut. Pemotongan sampel dilakukan dengan menggunakan
mesin pemotong. Cakram gergaji mesin pemotong memiliki ukuran yang berbeda-
beda, disesuaikan dengan ukuran batuan yang hendak dipotong. Proses
pemotongan sampel perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan
dalam pekerjaan.

2. Penghalusan permukaan sampel Sampel batuan yang telah dipotong


perlu dihaluskan untuk dapat ditempelkan pada kaca preparat. Hasil pemotongan
batuan dengan mesin tidaklah selalu halus. Penghalusan sampel dilakukan dengan
menggunakan mesin gerinda yang telah ditaburi dengan bubuk karborundum.
Bubuk karborundum inilah yang menambah kekasaran mesin gerinda, sehingga
dapat dihasilkan permukaan sampel yang halus. Variasi ukuran bubuk
karborundum yang digunakan berbeda-beda, tergantung sesuai dengan kebutuhan,
yaitu ukuran 100, 200, 400, 1000, dan 2000.

3.Bubuk karborundum ditaburkan di atas mesin gerinda. Kemudian


permukaan mesin gerinda dibasahi dengan air, tujuannya adalah untuk meratakan
bubuk karborundum dan mengurangi panas akibat gesekan antara sampel dengan
mesin gerinda. Mesin gerinda dinyalakan dan sampel yang hendak dihaluskan
ditempelkan ke permukaan mesin gerinda.

Menempelkan sampel pada kaca preparat Setelah sampel dihaluskan,


langkah selanjutnya adalah menempelkan sampel pada kaca preparat. Permukaan
yang sudah halus ditempelkan pada kaca preparat. Penempelan sampel pada kaca
preparat menggunakan lem epoxy atau balsam kanada. Proses penempelan harus
dilakukan dengan tepat, sehingga tidak terdapat buih gelembung. Adanya buih
gelembung dapat mengganggu proses pengamatan. Ketika dirasa sudah cukup
kuat menempel, sampel dipanaskan dengan menggunakan mesin hot plate.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan air yang ada dalam batuan, sehingga lem
dapat menempel dengan kuat.

4. Penipisan sampel Sampel yang sudah tertempel pada kaca preparat


biasanya memiliki ketebalan sekitar 0,5-1 cm. Dengan ketebalan tersebut, sampel
tidak dapat diamati secara mikroskopis. Perlu dilakukan penipisan sampel agar
cahaya dapat menembus sampel batuan dan menunjukkan sifat-sifat optis mineral
penyusun batuan dalam pengamatan mikroskopis. Penipisan sampel dilakukan
dengan menggunakan mesin gerinda yang telah ditaburi dengan bubuk
karborundum ukuran 100-400. Selanjutnya setelah sampel semakin tipis,
penipisan dilakukan secara manual dengan menggunakan bidang kaca yang
dibasahi dan ditaburi bubuk karborundum ukuran 1000-2000. Penipisan manual
ini dilakukan untuk mendapatkan ketebalan sampel yang ideal untuk pengamatan
petrografis.

Pengecekan hasil Hasil penipisan sampel perlu dicek secara berkala, agar
diketahui memiliki ketebalan yang ideal berdasarkan sifatsifat optis mineral.
Pengecekan dilakukan dengan menggunakan mikroskop polarisasi. Bila sampel
dirasa memiliki ketebalan yang lebih, proses penipisan dapat dilakukan kembali.

Pemasangan cover glass Ketika sampel sudah memiliki ketebalan yang


ideal, langkah selanjutnya adalah memasang cover glass. Cover glass ini berfungsi
untuk melindungi sayatan tipis batuan agar tidak rusak.
2.2 Kristalografi dan sifat optik mineral

Sifat-Sifat Optis Pengamatan PPL Berikut adalah sifat-sifat optis mineral


penyusun batuan dalam pengamatan PPL:  Ukuran Mineral Ukuran mineral
dapat dinyatakan secara absolut dalam millimeter (mm) atau dalam centimeter
(cm) dan sebagainya (Judith, 1981: 93). Pengukuran ini dapat dilakukan secara
langsung menggunakan penggaris untuk mineralmineral yang berukuran besar
atau dapat juga menggunakan skala yang tertera pada cross hair pada bagian lensa
okuler mikroskop untuk mineral yang ukurannya lebih kecil.  Bentuk Mineral
Bentuk suatu mineral dapat ditentukan berdasarkan batas-batas mineral tersebut,
dimana hal tersebut dapat dingearuhi oleh proses kristalisasi dari mineral tersebut
ataupun karena struktur internal dari atom-atom penyusunnya. Bentuk mineral ini
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:  Euhedral : Suatu mineral dikatakan
memiliki bentuk euhedral jika mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka
kristalnya sendiri, biasanya merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada awal
pembekuan magma.  Subhedral: Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk
subhedral jika mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri dan
bidang muka kristal mineral lain.  Anhedral : Suatu mineral dikatakan memiliki
bentuk anhedral jika seluruh tepi mineral dibatasi oleh bidang muka kristal
mineral lain, biasanya merupakan mineral yang terbentuk pada tahap akhir
pembekuan magma.

Warna Warna merupakan kesan mineral jika terkena cahaya. Pada dasarnya
terdapat dua jenis sifat warna mineral yaitu idiokromatik jika mineral memiliki
warna yang tetap dan allokromatik jika mineral memiliki warna yang bervariasi
tergantung pengotornya.  Ketembusan Cahaya Ketembusan cahaya adalah
kemampua mineral dalam mentrasmit atau meneruskan cahaya yang masuk.
Dalam pengamatan PPL ada tiga jenis sifat ketembusan cahaya suatu mineral,
yaitu:  Opaque : merupakan mineral-mineral yang tidak dapat mentrasmit
cahaya, sehingga pada proses pengamatan hanya akan terlihat gelap (hitam) dari
semua orientasi. Contoh: pirit, galena, kalkopirit, dll.  Translucent : merupakan
mineral-mineral yang dapat meneruskan cahaya yang masuk, akan tetapi mineral
tersebut tidak tembus pandang dimana hal tersebut dapat dilihat dari warnanya
atau keberadaan dari pengotor. Contoh: tourmaline, kalsedon, dll.  Transparant :
merupakan mineral-mineral yang dapat meneruskan cahaya, dan sekaligus tembus
pandang dimana mineralmineral tersebut akan menunjukkan kenampakan yang
bening atau colourless pada sayatan tipis. Contoh: Kuarsa, kalsit, muskovit, d

Belahan Belahan merupakan kecenderungan suatu mineral untuk pecah di


sepanjang bidang yang rata, planar, dan biasanya bidang tersebut bersifat
memantulkan cahaya (Hefferan dan O’Brien, 2010:119). Belahan ini berkaitan
dengan keberadaan dari bidang-bidang lemah pada struktur kristal tersebut. Secara
sederhana belahan pada suatu mineral dapat diidentifikasi berdasarkan tiga aspek
yaitu keberadaan permukaan yang rata dan planar, pemantulan cahaya yang relatif
kuat pada bidang tersebut, dan perulangan dari permukaan yang identik sejajar
dengan permukaan tersebut. Pada pengamatan di bawah mikroskop (metode PPL),
belahan dapat dilihat dari adanya rangkaian retakan-retakan yang sejajar dan
sistematis, dimana untuk belahan yang bersifat sempurna akan memiliki pola yang
sejajar dan mudah untuk diketahui. Sementara untuk belahan yang bersifat buruk
akan memiliki ciri khas berupa retakan-retakannn yang berukuran kecil dan
membutuhkan pengamatan yang lebih cermat untuk menemukannya. Belahan
akan dapat dilihat secara lebih jelas jika pengamatan dilakukan dengan menutup
sebagian iris diaphragm untuk mengurangi kontras cahaya, dan belahan tidak akan
terlihat jika posisinya subparallel dengan meja mikroskop (stage). Selain
ditentukan secara relatif, belahan juga ditentukan berdasarkan jumlah dan arah
belahannya,

Pecahan Pecahan merupakan kemampuan mineral untuk pecah melalui


bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Pada dasarnya, identifikasi pecahan dan
belahan tidak jauh berbeda yaitu dari adanya retakan-retakan, namun jika pada
belahan retakan tersebut lebih sistematis, pada pecahan retakan tersebut
lebih tidak beraturan dan terkesan berantakan. Selain itu, retakan yang
ditimbulkan akibat pecahan ini tidak dikontrol oleh struktur atom dari mineral
tersebut seperti pada belahan. Salah satu jenis pecahan yang banyak dijumpai
adalah pecahan memotong yang merupakan ciri khas dari mineral olivine.

Relief dan Indeks Bias Relief merupakan sifat optis mineral yang dihasilkan
akibat perbedaan indeks bias dari mineral dan indeks bias dari bahan perekat
preparat (balsam Kanada). Relief dapat diamati dari ketebalan atau tingkat
kejelasan dari batasbatas mineral tersebut. Pengukuran relief hanya bersifat relatif,
yaitu akan bernilai tinggi jika batas mineral tersebut sangat jelas dimana hal
tersebut menunjukkan bahwa perbedaan indeks bias hampir mendekati nol, dan
bernilai rendah ketika batas mineral tidak terlalu julas dan susah diamati dimana
hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan indeks biasnya cukup besar.
2.3 Identifikasi mineral felsik(Plagioklas)
2.4 Identifikasi Mineral Felsik (Kuarsa,K-Feldspar,Muskovit)
2.5 Identifikasi Mineral Mafik ( Olivine,Piroksen)
2.6 Identifikasi Mineral Mafik (Horblenda,Biotit)
2.7 Identifikasi Mineral Asesori dan Sekunder
2.8 Identifkaksi Mineral Opak
2.9 identifiaksi Mineral Isotropic
Untuk mengkaji bagaimana cahaya bergerak melalui mineral, baik
isotropik atau anisotropic, menggunakan sebuah indicatrix. Indicatrix adala
bentuk geometrik 3 dimensi di mana indeks bias untuk mineral dan arah getaran
cahaya perjalanan melalui mineral terkait.
Mineral isotropik yang tidak mempengaruhi arah polarisasi cahaya yang
telah melewati polarizer lebih rendah. cahaya yang melewati mineral yang diserap
oleh kutub atas. Mineral anisotropik lakukan mempengaruhi polarisasi cahaya
melewati mereka, sehingga beberapa komponen cahaya mampu melewati kutub

atas. Mineral anisotropik akan tampak gelap atau punah setiap 90 ° rotasi tahap
mikroskop. Setiap butir yang punah akan menjadi cahaya lagi, di bawah polars
menyeberang sebagai panggung diputar sediki

Halit - NaCl

Fluorit - Ca F2
Garnet X3Y2 (SiO4) 3, di mana:
X = Mg, Mn, Fe2 +, Ca
Y = Al, Fe3 +, Cr
Periclase - MgO
Jika mineral isometrik adalah cacat atau tegang maka ikatan kimia
memegang mineral bersama-sama akan dilakukan, beberapa akan meregang, yang
lain akan dikompresi. Hasilnya adalah bahwa mineral mungkin tampak
anisotropic
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Album Mineral Felsi

A. PLAGIOCLASE

ANORTHITE (CaAl2Si2O8)

Si
fat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna (010), kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
XPL :
Bias rangkap : Lemah abu-abu ,orde I
Kembaran : Albit Kalsbad, dan Kalsbad-Albit
Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi, tergantung dari jenis
plagioclasnya
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Anorthite dibedakan dari plagioclase lainnya oleh sudut
pemdaman index bias. Anorthite di dapatkan dalam endapan
metamorf kontak dan lava.

BYTOWNITE (Ca(70-90%))(Na(30-10%))(Al, Si)AlSi2O8)

Sif
at Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Kristal subhedral sampai anhedral

Relief : Sedang

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak


sempurna

XPL :
Bias rangkap : Lemah abu-abu ,orde I

Kembaran : Albit Kalsbad, dan Kalsbad-Albit


Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi, tergantung dari jenis
plagioclasnya

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif

Keterangan : Bytownite dibedakan dari plagioklas lainya oleh sudut


pemadaman dan indeks bias. Bytownite umunya terdapat
dalam gabro, anorthosite atau basalt.
LABRADORITE (Ca(50-70%))(Na(50-30%))(Al, Si)AlSi2O8)

Sif
at Optis

PPL:
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral

Relief : Rendah

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak


sempurna

XPL :
Bias rangkap : Lemah abu-abu atau putih orde ke I

Kembaran : Albite

Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi dari 27,5o sampai 39o. Pada (001)
= -7o – (-1vo pada (010) = -16o –(-29o)

Orientasi optis :-

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif


Keterangan : Labradorite dibedakan dari plagioclase lainya oleh sudut
pemadaman maksimum kembar albite dan indeks bias.
Labradorit adalah minertal yang sangat umum dalam batuan
beku subsilicic seperti augenit, basalt, gabro dan olivine
gabro, juga terdapat dalam batuan metamorf.
ANDESINE (Na(70-50%))(Ca(30-50%))(Al, Si)AlSi2O8)

Sifat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral

Relief : Rendah

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak


sempurna

XPL :
Bias rangkap : Lemah abu-abu atau putih, orde ke I

Kembaran : Albite, sudut sayatan rhombic bervariasi dari +3 o sampai


-2o dalam andesine

Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi dari 13o sampai 27,5o. Pada (001)
= 0o – (-7o), pada (010) = 0o – (-16o)

Orientasi optis :-

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif

Keterangan : Andesine hanya konstituen minor di kebanyakan granite


dan syenites. Tapi apakah feldspar yang dominan dalam
batuan tertentu yang disebut andesite. Hal ini juga
ditemukan di beberapa batuan metamorf sebagai konstituen
minor.
OLIGOCLASE (Na(90-70%))(Ca(10-30%))(Al, Si)AlSi2O8)

Sifat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Kristal euhedral, subhedral dan anhedral

Relief : Rendah

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak


sempurna

XPL :

Bias rangkap : Lemah atau agak lemah, abu-abu atau putih orde ke I

Kembaran : Albite

Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi dari 0o sampai 12 o. Pada (001) =


0o – 3o, pada (010) = 0o – (+15o)

Orientasi optis :-

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif atau negatif

Keterangan : Oligoclase terdapatnya sangat umum dalam batuan beku


persilicic seperti granite, rhyolite, syanite, trachite, dan
batuan beku lainya, kadang-kadang di dapatkan dalam
granite pegmatite dan batuan metamorf.
ALBITE (NaAlSi3O8)

Sifat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Plate atau lath-shaped, jarang dalam fenokris. Mungkin


intergrowth dengan microcline

Relief : Rendah

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral < n. K-balsam

Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak


sempurna

XPL :
Bias rangkap : Agak lemah, kuning muda, orde ke I

Kembaran : Polisintetik sesuai dengan albite, jarang tidak ada. Yang


sesuai dengan Carlsbad atau kombinasinya, percline.

Sudut pemadaman : Sesuai dengan kembar albit bervariasi dari 12o sampai 19o,
yang pararel dengan (001) = 3o – 5o, pada (010) = 15o – 20o

Orientasi optis :-
Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif

Keterangan : Albite terdapat dalam granite, granite pegmatite, vein dan


batuan metamorf.

3.2 Album Mineral Felsik (Kuarsa,K-feldspar Grup,Muskovit)

B. ALKALI – FELDSPAR
ORTHOCLASE ((K,Na)AlSi3O8)

Si
fat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna tetapi berkabut

Bentuk : Fenokris kristal subhedral sampai anhedral

Relief : Rendah

Pleokroisme : Lemah

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Pararel yang sempurna dengan (001) pararel yang kurang


sempurna (010), dan (110) tidak sempurna

XPL :
Bias rangkap : Lemah abu-abu, orde I

Kembaran : Kalsbad

Sudut pemadaman : Pararel pada (001), (010) dari 5ᵒ sampai 12ᵒ

Orientasi optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Ortoclase mineral yang tersebar luas. Dalam Spherulitic


obsidian dan rhyolite seringkali intergrouth dengan
cristobalite atau quartz juga dalam endapan detrital,
batupasir arkose.
ANORTHOCLASE ((Na,K)AlSiO8)

Sifat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Fenokris, kristal subhedral

Relief : Rendah

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral < n. K-balsam

Belahan : Paralel yang sempurna dengan (010), paralel yang


sempurna dengan (010)

XPL :
Bias rangkap : Lemah, abu-abu dan putih orde-I

Kembaran : Polisintetik

Sudut pemadaman : Pada (001) + 1o – 40 pada (010) + 4o – 10o

Orientasi optis : Dua (biaxial)

Sumbu optis :-

Tanda optis : Negatif


Keterangan : Anorthoclase dapat dibedakan dari feldspar lainnya oleh
sudut sumbu optik kira-kira 50o (sanidine di bawahnya dan
yang lain di atasnya). Ciri lainnya adalah terdapat pada
batuan beku yang kaya soda, kadang didapatkan dalam
pegmatite.

SANIDINE ((K,Na) AlSi3O8)

Sifat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Fenokris

Relief : Rendah

Pleokroisme : Lemah

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : pararel yang sempurna (010), dan (110) kurang sempurna

XPL :
Bias rangkap : Lemah abu-abu, orde I

Kembaran : Kalsbad

Sudut pemadaman : Pararel pada (001), (010) dari 5ᵒ sampai 12ᵒ

Orientasi optis : Dua (biaxial)


Tanda optis : Negatif

Keterangan : Sanidine dibedakan dari orthoclas dari sudut sumbu yang


kecil dan pada beberapa keadaan oleh perbedaan orientasi,
sering berkabut dengan sanidine bersih.
MICROCLINE (KalSi3O5)

Sifat Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna, tetapi berkabut
Bentuk : Kristal subhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral < n. K-balsam
Belahan : Paralel yang sempurna dengan (001). Paralel yang kurang
sempurna dengan (010), paralel yang tidak sempurna
dengan (110) dan (110)
XPL :
Bias rangkap : Lemah, abu-abu dan putih orde-I
Kembaran : Polisintetik, dalam dua arah (albit dan periklin)
Sudut pemadaman : Pada (001) = + 5o
Orientasi optis : Length Fast
Sumbu optis :-
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Albite umumnya intergrowth dengan microcline, dikenal
dengan perthite. Microcline dibedakan dari orthoclase oleh
kembaran polisintetik dan dari anorthoclase dan albite oleh
sudut pemadaman 15o pada (001). Microcline terdapat
dalam granite, syenite dan gneiss.
C. MUSCOVITE (KAl2(OH)2(AlSi3O10)

Sif
at Optis

PPL :
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal tabular atau scaly
Relief : Bervariasi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam satu arah (001) sangat sempurna
XPL :
Bias rangkap : Kuat, teratas orde-ll
Kembaran : Kadang-kadang
Sudut pemadaman : Paralel dengan belahan, tetapi mungkin membentuk sudut
2o atau 3o
Orientasi optis : Length slow (sumbu panjang kristalografi = sumbu a)
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negaqtif
Keterangan : Talc hampir sama dengan muscovite dan propbyllite
dalam sifat optis. Hydromuscovite sangat sama dengan
sericite variety muscovite. Muscovite sangat umum dalam
batuan metamorf seperti phyllite, schist, dan gneiss, juga
dalam granite dan berkembang maksimum dalam granite
pegmatite, umum sebagaui mineral detrital terutama dalam
arkose. Sericite terdapat dalam sedikit keratin dan mineral
sekunder yang dibentuk oleh alterasi hidrotermal silikat
terutama feldspar.
D. QUARTZ (SiO2)

Sifat Optis

PPL:
Warna absorbsi : Tidak berwarna, seringkali terdiri dari inklusi
Bentuk : Kristal prismatik anhedral, butiran dan sebagai
penggantian euhedral, intergroup dengan plagioclase dalam
bentuk vermicular (mymerkite), seringkali terdapat sebagai
intersertal mineral, pseudomorf
Relief : Sangat rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Tidak ada, rhombohedral yang tidak sempurna
XPL :
Bias rangkap : Agak lemah, orde-I

Kembaran : Umum jarang terlihat

Sudut pemadaman : Paralel dan simetris

Orientasi optis : Length Slow

Sumbu optis : Satu (uniaxial)

Tanda optis : Positif


Keterangan : Cordierite sering membuat kekeliruan dengan quartz
tetapi cordierite biaxial. Quartz adalah mineral ubiquitous,
terdapat dalam berbagai tipe batuan sebagai mineral utama,
asesories atau sekunder dan mineral detrital.

3.3 Album Mineral Mafik (Olivine Grup,Piroksen Grup)

E. KELOMPOK OLIVINE
FORSTERITE ((Mg, Fe)2SiO4)

Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Fracture yang tidak teratur umum.
Bias rangkap : Kuat, teratas orde ke II
Kembaran :-
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Forsterite juga ditemukan dalam banyak meteorit besi-
nikel. Bukan hanya sebagai butir kristal kecil tapi
signifikan sebagai ukuran kadang menduduki lebih dari
50% dari volume meteorit.
OLIVINE ((Mg,Fe)2 SiO4)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna-warna

Bentuk : Anhedral dengan bentuk poligonal dan berupa fenokris

Relief : Tinggi

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak teratur

Bias rangkap : Kuat,orde – II paling atas

Kembaran : kadang-kadang dijumpai

Sudut pemadaman : Paralel

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif dan negatif

Keterangan : Mineral yang sering membuat kekeliruan dengan olivine


adalah diopside, tetapi diopside mempunyai belahan yang
baik, sudut pemadaman yang miring, dan kadang-kadang
bias rangkap lemah. Sedangkan olivine yang kaya oksida
besi dinamakan Hyalosideri terdiri dari 50% Fe2 SiO4
Biasanya olivin terubah menjadi antigori dan magnetik
sekunder pda bagian pecahan. Olivine mineral yang umum
dalam batuan beku mafik-ultramafik, seperti basa
nitedunite dan peridotite.

FAYALITE ((Fe, Mg)2SiO4)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai kekuningan atau netral

Bentuk : Euhedral, Kristal anhedral

Relief : Sangat tinggi

Pleokroisme : Lemah

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : paralel tidak sempurna dalam satu arah (010)

Bias rangkap : Kuat

Kembaran :-
Sudut pemadaman : Paralel

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Fayalite juga ditemukan banyak besi-nikel dalam


meteorit, bukan hanya sebagai butiran kecil tetapi sebagai
kristal besar kadang-kadang menduduki lebih dari 50% dari
volume meteorit.
MONTICELLITE (CaMgSiO4)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Granular, berupa kristal anhedral-subhedral dan prismatic


panjang

Relief : Agak Tinggi

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak teratur

Bias rangkap : Sedang merah orde -I

Kembaran : Kadang-kadang dijumpai

Sudut pemadaman : Paralel

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Monticellita adalah mineral yang agak sulit dikenal karena


tidak mempunyai sifat yang jelas, mempunyai forster dan
olivine tetapi mempunyai bias rangkap lemah daripada
lainnya, merupakan mineral ciri metamorf kotak dari
batugamping dan dolomite tetapi kadang-kadang juga
didapatkan dalam batuan beku seperti : alnoiteplizenit dan
nepheline basah.

F. KELOMPOK PYROXENE
1. ORTHOPYROXENE
ESTANTITE (MgSiO3)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai netral

Bentuk : Kristal prismatic. Inklusi-inklusi umum dan menghasilkan


struktur schiler.

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Lemah, kehijauan sampai kemerah-mudaan

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Paralel (110),(010),(100)

Bias rangkap : Agak lemah, kuning sampai merah orde -I


Kembaran :-

Sudut pemadaman : Paralel

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Enstatite lebih umum terbentuk pada batuan beku jika


bukan untuk kelimpahan besi di sebagian besar magma.

HYIPERSTHENE ((Mg,Fe)SiO3)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Netral-hijau muda/merah muda

Bentuk : Kristal subhedral prismatik

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Lemah, kehijauan sampai kemerah-mudaan

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Paralel (110),(010),(100)


Bias rangkap : Agak lemah, kuning sampai merah orde -I

Kembaran :-

Sudut pemadaman : Paralel

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Hyipersthene menyerupai beberapa macam andalusite,


tetapi andalus lenght-fast hyipersthene didapatkan dalam
batuan beku, ciri utama dari norite hypersthene.
2. CHLYNOPYROXENE

AUGITE (Ca(Mg,Fe)(SiO3)2(Al2Fe)2O3)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Hampir tidak berwarna, netral coklat kehijauan muda atau
keunguan muda

Bentuk : Kristal prismatik pendek

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Tidak ada sampai lemah

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : (110), dalam dua arah pada sudut 87 dan 93 .satu arah
dalam sayatan loditudinal pararel

Bias rangkap : Sedang kira-kira ditengah orde-II

Kembaran : Umum, polisintetik, kombinasi polisintetik yang dikenal


sebagai struktur herring bone

Sudut pemadaman : Bervariasi dari 36 sampai 45 (C^X)

Orientasi optis : Length fast kadang-kadang length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif


Keterangan : Augite sulit dibedakan dari diopside, tetapi diopside
mempunyai sudut pemadaman yang kecil dan warna yang
terang. Augite teralterasi menjadi hornblende yang
terbentuk pada tahap magmatik akhir dan uratile atau
tremoliteactinolite sekunder yang terbentuk oleh alterasi
hidrothermal. Augite yang umum dalam batuan beku sub-
silisik seperti Auganite, Basalt, Gabbro. Limburgite dan
Peridotite.

DIOPSITE (CaMgSi2O6)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna atau netral

Bentuk : Kristal subhedral

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Lemah

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 87o dan 93o
Bias rangkap : Sedang, bervariasi dari yang terbawah sampai yang teratas
orde ke II

Kembaran : Polisintetik

Sudut pemadaman : Bervariasi dari 37o sampai 44o (C^Z)

Orientasi optis : Slower ray

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif

Keterangan : Spesimen mineral Diopside bisa sangat mencolok dalam


penampilan, dan menarik bagi kolektor mineral.

PIGEONITE ((Mg,Fe2+,Ca)2Si2O6)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna atau netral

Bentuk : Kristal anbhedral

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 87o dan 93o

Bias rangkap : Sedang, bervariasi dari yang terbawah sampai yang teratas
orde ke II

Kembaran : Polisintetik

Sudut pemadaman : Bervariasi dari 22o sampai 45o

Orientasi optis : Slower ray

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif

Keterangan : Pigeonite ditemukan sebagai fenokris di batuan vulkanik


di Bumi dan sebagai kristal di meteorit dari Mars dan
Bulan. Dalam perlahan didinginkan batuan beku intrusif,
pigeonit jarang diawetkan, namun bukti tekstur breakdown
untuk Orthopyroxene ditambah Augite dapat hadir, seperti
yang ditunjukkan pada gambar mikroskopis yang
menyertainya.

AEGIRINE (NaFe(SiO3)2)
Sifat optis

Warna absorsi : Hijau,kuning kecoklatan

Bentuk : Kristal prismatik

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Kuat,hijau tua,hijau muda,kuning

Indeks bias : n.mineral > n.k balsam

Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 870 dan 930

Bias rangkap : Kuat sampai sangat kuat,orde ketiga, atau orde-IV

Kembaran :-

Sudut Pemadaman : Dalam sayatan longitudinal sangat kecil (20-100)

Orientasi optis : Length Fast

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Aegirine menyerupai beberapa Amphibole, tetapi


dibedakan dengan sudut pemadaman yang kecil dan Length
Fast. Acmite adalah piroksen yang erat hubungannya
dengan Aegirine, perbedaanya dari warnanya yang coklat.
Merupakan ciri dari batunan beku yang kaya soda seperti
Nepheline Syenite, Phonolite, Trachite, Soda Granite.
Sering kali terdapat sebagai Overgrouth dengan kristal
Aegirine-augite.

HEDENBERGITE (FeCaSi2O6)

Sifat Optis

Warna absorbsi : Netral sampai kehijauan

Bentuk : Columnar aggregate

Relief : Sangat tinggi

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 87o dan 93o

Bias rangkap : Sedang, ungu orde pertama

Kembaran :-

Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal kira-kira 42o

Orientasi optis : Faster ray

Sumbu optis : Dua (biaxial)


Tanda optis : Positif

Keterangan : Hedenbergite walaupun biasanya lebih gelap dari pada


batu permata sepupunya Diopside, masih bisa menjadi
spesimen mineral yang indah. Dari hijau gelap ke warna
hitam bisa stricking dengan kilau terang yang ditemukan
pada beberapa spesimen. Meskipun ini bukan merupakan
mineral jarang, kristal baik Hedenbergite yang langka dan
spesimen yang menunjukkan kristal yang bagus, baik warna
dan kilap dihargai.

JADEITE (NaAl(SiO3)2)

Sifat optis

Warna absorsi : Tidak berwarna sampai hijau

Bentuk : Granular sampai columnar atau fibrous

Relief : Agak tinggi

Pleokroisme : Bervariasi

Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam


Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 87ᵒ dan 93ᵒ

Bias rangkap : Sedang, orde-ll

Kembaran : kadang-kadang didapatkan

Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 30ᵒ sampai 40ᵒ

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif

Keterangan : Jadite dibedakan dari nephrite dengan sudut pemadaman


yang besar dan indeks bias yang lebih besar. Dari Diopside
dengan sudut pemadaman yang kecil dan columnar. Jadite
teralterasi menjadi Termilite-actinolite dan hanya terdapat
pada batuan Jadite (jadeitite).

AEGERIN-AUGITE ((Na,Ca)(Fe3+,Fe2+,Mg,Al)Si2O6)
Sifat Optis

Warna absorbsi : Hijau

Bentuk : Kristal euhedral prismatic pendek

Relief : Tinggi

Pleokroisme : Sedang, kuning hijau sampai kehijauan

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Dalam dua arah (1100 pada sudut 87o dan 93o)

Bias rangkap : Teratas sampai di tengah orde ke II

Kembaran : Umum

Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal kira-kira dari -15o sampai -36o

Orientasi optis : Lenght fast

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Positif atau negatif

Keterangan : Dilihat dalam cahaya terpolarisasi-bidang dari cokelat


kemerahan dellaventuraite (OPTK) sebagai pertumbuhan
berlebih pada ungu-abu aegirine-augit (AE-AG) dalam
matriks bulat kuarsa (QZ) dengan minor bulat (lega tinggi)
butir Apatite.

WOLLASTONITE

Sifat Optis

Warna absorbsi : Tidak berwarna

Bentuk : Columnar atau fibrous aggregate

Relief : Tinggi

Pleokroisme : -

Indeks bias : n mineral > n. K-balsam

Belahan : Pararel yang sempurna dengan (100), pararel yang kurang


sempurna dengan (001) dan (102), dan yang tidak
sempurna (101) dan (101)

Bias rangkap : Agak lemah, ordenya pertama

Kembaran : Kadang-kadang ada

Sudut pemadaman :-

Orientasi optis : Length slow atau length fast

Sumbu optis : Dua (biaxial)


Tanda optis : Negatif

Keterangan : Beberapa sifat yang membuat Wollastonite begitu berguna


adalah kecerahan tinggi dan putih, kelembaban rendah dan
penyerapan minyak, dan konten volatil rendah. Wollastonite
digunakan terutama di keramik, produk gesekan (rem dan
kopling), metalmaking, cat filler, dan plastik.
3.4 Album Mineral Mafik (Hornblende Grup,Biotit)

G. AMPHIBOLES
HORNBLENDE (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4(O11) 2)

Sifat optis

Warna absorbsi : Hijau atau coklat

Bentuk : Kristal prismatik

Relief : Agak tinggi

Pleokroisme : Kuat

Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam

Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56ᵒ dan 124ᵒ

Bias ran gkap : Sedang, ditengah orede kedua

Kembaran : Agak umum

Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 12ᵒ sampai 30ᵒ

Orientasi optis : Length slow

Sumbu optis : Dua (biaxial)

Tanda optis : Negatif


Keterangan : Hornblende berbeda dari augite dalam belahan,
pleokronisme dan sudut pemadaman. Hornlende coklat
menyerupai biotite mempunyai belahan yang baik (satu
arah) dan paralel sudut pemadamannya. Hornblende sangat
umum didapatkan dan merupakan mineral yang tersebar
luas dalam berbagai tipe batuan beku, juga dalam schist,
gneiss dan amphibole.

LAMPROBOLITE ((Ca,Mg,Fe,Al) SiO2)

Sifat Optis
Warna absorbsi : Kuning sampai coklat, seringkali dengan batas opak
Bentuk : Kristal euhedral prismatik pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Agak kuat
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56o dan 124o
Bias rangkap : Agak kuat sampai sangat kuat, orde III
Kembaran : Tidak nampak
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 0o – 120 (simetris)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Lamprobolite dibedakan dari hornblende coklat dengan
sudut pemadaman yang kecil dan bias rangkap kuat.
Kaerstutite adalah titaniuam amphibolites yang
berhubungan dengan lamprobolite. Terdapat dalam batuan
vulkanik seperti andesite, auganite, basalt, basanite dan
berhubungan dengan tuff.
NEPHRITE {Ca2 (Mg, Fe)5 (OH)2Si8O22}

Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai abu-abu
Bentuk : Fibrous sampai fibro lamellar aggregate, kristal prismatic
tidak sempurna
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Menyerupai termolite actinolite tetapi jarang yang jelas
Bias rangkap : Sedang, dari abu-abu orde pertama sampai warna cerah di
tengah orde kedua
Kembaran : Kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman : Bervariasi dari pararel sampai yang maksimum 10o – 200
(simetris)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Apabila dipanaskan mengeluarkan air yang menunjukkan
bahwa ia terbentuk dalam suasana hidro (perhatikan adanya
gugusan OH) atau dikenal sebagai Amphibole.
ANTHOPHYLLITE (Mg,Fe)7(OH)2(Si4O11)2

Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau warna muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai fibrous
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 54ᵒ dan 126ᵒ. Umum.
Bias rangkap : Sedang, teratas sampai terbawah orde-ll
Kembaran : Tidak ada
Sudut pemadaman : Paralel / simetris
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif dan negatif
Keterangan : Menyerupai Tremolite-actinolit dan Cummingtonite, tetapi
dapat dibedakan dari sudut pemadamnya yang paralel.
Terakterasi menjadi talc dan sebagian yang terbentuk yang
terbentu disebut hidrus anthopylite. Anthipylite adalah ciri
batuan metamorf dan mineral sekunder dalam peridotit dan
dunite.

TREMOLITE ACTINOLITE (Ca2(Mg Fe)3(OH)2(SiO4O11)2)


Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai fibrous
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah dalam sudut 56ᵒ dan 124ᵒ pararel
dengan panjang
Bias rangkap : Kuat,orde – II paling atas
Kembaran : Sedang sampai agak kuat. Orde ll
Sudut pemadaman : Dalam sayatan Longitudinal bervariasi dari 10ᵒ sampai 20ᵒ
(pararel-simetri)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Tremolith merupakan amphibole yang tidak berwarna,
edenite menyerupai tremolite tetapi mempunyai sudut
pemandaman yang besar. Tremolit actinolite teralterasi
menjadi talc. Tremolite-actionolite terdapat dalam
metamorf kontak scist dan gneiss dan batugamping
metamorf, juga didapatkan sebagai pengganti pyroxene
dalam batuan beku.

CUMMINGTONITE (Mg,Fe)7(OH)2(Si4O11)2
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai fibrous
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56o – 124o. Paralel
dengan panjang
Bias rangkap : Sedang sampai agak kuat, terbawah atau ditengah orde
kedua
Kembaran : Polisentrik
Sudut pemadaman : Dalaam sayatan langitudinal bervariasi dari 15o – 20o
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua(biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Cummingtonite kadang mempunyai grunerite, tetapi
cummingtonite mempunyai sudut pemadaman yang lebih
besar dan indeks bias yang lebih kecil dan tanda optisnya
yang positif. Dibedakan dengan tremolite dari tanda
optisnya yang positif dan dibedakan dengan anthophyllite
dari sudut pemadamannya yang miring. Umum dijumpai
pada batuan metamorf.

GRUNERITE (Fe7Si8O22(OH)2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Columnar sampai fibrous aggregate
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 56o dan 124o. Pararel dan
panjang
Bias rangkap : Agak kuat
Kembaran : Kadang polisintetik
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 10o – 150
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Ini adalah endmember besi dari seri grunerite-
cummingtonite. Membentuk sebagai berserat, columnar atau
agregat kristal besar. Kristal monoklin prismatik. Kilapnya
adalah kaca sampai mutiara dengan warna mulai dari hijau,
coklat ke abu-abu gelap.
H. BIOTITE (K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10)

Sifat Optis
Warna absorbsi : Cokelat kekuning-kemerahan cokelat, hijau zaitun
Bentuk : Kristal euhedral, tabular lamenar dan agak melengkung
Relief : Sedang
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Sempurna dalam satu arah (001)
Bias rangkap : Kuat merah ,orde II
Kembaran : Kadang-kadang ada
Sudut pemadaman : Pararel dengan belahan 3ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Biotite dibedakan dengan Phlogopite dengan warna gelap
dan sudut aborsi kuat. Dari Hornblende cokelat umum dibedakan dengan sudut
pemadaman yang kecil dan perbedaan belahan. Biotite sering teralterasi menjadi
Chlorite, juga menjadi Vermiculitte. Biotite mineral yang tersebar luas dan umum
terdapat dalam batuan beku hampir seluruh tipe, juga dalam Schist dan Gneiss dan
zona metamorf kontak. Biotite umum dalam sediment detrital.
3.5 Album Mineral Asesori dan Sekunder

Warna  Segar :  Kuning


Warna Lapuk :  Coklat hitam
Cerat :  Hitam
Kilap :  Logam
Belahan :  Sempurna
Pecahan :   Rata
Kekerasan :  6,5-6
Berat Jenis :  5-5,2
Tenacity :  Ductile
Komposisi Kimia :  FeS2
Golongan :  Sulfida
Sistem Kristal :  Isometrik
Nama Minerall :  PYRITE
Keterangan : Terbentuk pada lapisan Hydrotermal pada
endapan temperatur rendah sampai
temperatur tinggi pada endapan
Hypotermal.merupakan mineral sulfida yang
tebanyak dan terluas didalam batuan hampir
semua umur.ditemukan dalam urat-urat
hydrotermal dan pada batuan beku ,sedimen
dan metamorf. Biasanya berasosiasi dengan
kalkopirit,spalerit,galena,kuarsa.
Kegunaannya adalah sebagai, indikasi
adanya keberadaan emas.pembuatan asam
sulfida.

GARNET

Nama mineral : Garnet


Rumus kimia : Al3B2(SiO4)3
Kilap : non logam - kaca
Kekerasan : 6,5-7,5.
Genesis : batuan metamorf

Nama Mineral : APATIT

Warna
-          Segar : Putih Kemerahan
-          Lapuk : Merah
Cerat : Abu-abu
Kilap : Kaca
Belahan : Tidak jelas
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : 5-5,6 ( Kaca )
Berat Jenis : 3,15-3,20 gr/cm3
Sifat Kemagnetan : Feromagnetik
Reaksi dengan Asam : Tidak bereaksi
Tenacity : Rapuh ( Brittle
Komposisi Kimia : Ca5 ( F, Cl, OH ) ( PO4 )
Sistem Kristal : Hexagonal
Asosiasi Mineral : Molibdenit, ilmenit, kalsit dan
magnetit
Golongan Mineral : Phosphat

RUTILE – TiO2

Sitem
Belahan : jelas ( 110 )
Kekerasan : 6-6,5
BD : 4,23
Kilap : intan
Warna : coklat kemerahan, kadang kadang kuning atau
hitam
Gores : coklat muda
Terdapatnya : sebagian mineral penggiring dalam bataun beku
plutonik, granit dalam pegmatite di urat urat kuarsa , juga sebagai
mineral penggiring dalam gneiss dan sekis . dalam endapan batuan
sedimen seperti batu pasir.

Korundum, Al2O3

Sistem Cristal : Heksagonal 


Warna : Biru [safir, merah muda sampai merah-
darah (rubi)], juga kuning, coklat kuning,
hijau, merah lembayung sampai lembayung ;
dapat juga tak berwarna. 
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : tak ada
Kekerasan :9
Berat jenis : 4,0 – 4,1
3.6 Album Mineral Opak

GALENA

PPL XPL

Sistem kristal : isometrik


Belahan : 1 arah sempurna
Kekerasan : 2,5
Berat jenis (BJ) : 7,58
Kilap : logam
Warna : abu-abu timah
Gores : abu-abu timah
Optik : opak, isotrop
Terdapatnya : dalam urat – urat hidrothermal dengan spalerit,
kalkopirit, pirit, lain-lain sulfida, kuarsa, kalsit,
dolomit, barit, dan flourit.
Galena terbentuk dalam batuan sedimen, urat-urat hidrotermal dan juga
pegmatit.Dalam urat-urathidrotermal berasosiasi dengan mineral-mineral perak,
sfalerit, pirit,markasit, khalkopirit, serusit,anglesit, dolomit, kalsit, kuarsa, baris,
dan fluorit. Dapatpula ditemukan dalam deposit metamorfismekontak.
PIRIT

PPL XPL

Sistem kristal : Kubik


Belahan : Tidak ada
Kekerasan : 6-6,5
Berat jenis (BJ) : 5,01
Kilap : Logam
Warna : Kuning terang - kuning muda
Gores : Hitam kehijauan
Optik : Opak, krem muda-kuning, isotrop
Terdapatnya : Sebagai mineral sulfida yang terbanyak dan
terluas di dalam batuan hampir semua umur. Ia
ditemukan dalam urat-urat endapan temperatur
rendah sampai temperatur rendah sampai
temperatur tinggi. Di dalam batuan beku dan
pegmatit, juga di dalam batuan metamorfosa dan
sidemen.
Mineral Pirit atau disebut juga besi sulfide ( FeS2 ) mempunyai kristal isometrik
yang pada umumnya terlihat atau nampak dan bentuknya seperti dadu atau kubus
dan di sebut juga striated ( garis sejajar pada permukaan kristal ), lihat pada
gambar disamping. Mineral pirit mempunyai kekerasan 6-6.5, dan mempunyai
bobot jenis 4.95-5.10.ima). Mineral Pirit adalah yang paling umum untuk mineral
sulfide.
CHALCOCITE

XPL PPL

Sistem kristal : ortorombik


Belahan : tidak jelas {011}
Kekerasan : 2,5-3
Berat jenis (BJ) : 5,77
Kilap : logam
Warna : abu-abu kehitaman sampai hitam
Gores : abu-abu kehitaman
Optik : opak, putih kebiruan, anisotrop
Terdapatnya : salah satu dari mineral tembaga sekunder dari zona
supergen pengayaan dari urat-urat sulfida, atau
kalkopirit dan pirit memperluas pada daerah yang
lebih besar. Mungkin juga berasosiasi dengan bijih
tembaga, malachit, azurit, kuprit dan tembaga nativ.
Kadang – kadang bersama dari perak. Kalkosit
mungkin juga sebuah mineral primer dari urat-urat
sulfida, penggantian dari bornit.

Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal


sistem bersudut empat. Kalkopirit  mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2).
Kalkopirit seperti kuningan yang mempunyai warna kuning keemasan, dan
mempunyai skala kekerasan 3,5 – 4, Lapisan nya adalah diagnostik seperti sedikit
warna hijau kehitam.
3.7 Album Mineral(oid)Isotropic

Sinabar - hgs
XPL

Sistem kristal : Trigonal


Belahan : Sempurna {1010}
Kekerasan : 2-2,5
Berat jenis (BJ) : 8,09
Kilap : Intan
Warna : Merah sampai merah kecoklatan
Gores : Merah menyala
Optik : Cerah, merah, so+
Terdapatnya : Dari daerah air panas berasosiasi dengan batuan
batuan volkanik muda dan dalam lingkungan
temperatur rendah.
Sinabar(HgS) merupakan salah satu mineral untuk airraksa. Sebagai
minera,sinabar termasuk kelompok mineral sulfide. Sebagai logam, sinabar
termasuk dalam kelompok logam mulia (precious metal)

BORNITE
(XPL dan PPL)
Sistem kristal : tetragonal
Belahan : dalam jejak {111}
Kekerasan :3
Berat jenis (BJ) : 5,0
Kilap : logam
Warna : merah tembagaatau perunggu
Gores : hitam keabu-abuan yang terang
Optik : opak, isotrop, coklat kemerahan
Terdapatnya : berasal dari mineral-mineral bijih primer dan
percampuran urat-urat sulfida . Jarang dari hasil
alterasi supergen. Kadang-kadang dapat terjadi dalam
lingkungan temperatur tinggi dari pegmatit.

Bornit merupakan mineral tembaga yang penting bijih dan terjadi secara
luas di deposito tembaga porfiri bersama dengan kalkopirit lebih umum.
Kalkopirit dan bornit keduanya biasanya digantikan oleh kalkosit dan covellite di
zona pengayaan supergen deposito tembaga. Bornit juga ditemukan sebagai
disseminations dalam batuan beku mafik, di deposito forsiterite kontak metamorf,
di pegmatites dan pada serpih yg mengandung tembaga sedimen [2]. Hal ini
penting sebagai bijih tembaga untuk konten sekitar 63 persen massa.
CALCOPIRITE

PPL XPL

Sistem kristal : Tetragonal


Belahan : Tidak jelas {011}
Kekerasan : 3,5-4
Berat jenis (BJ) : 4,28
Kilap : Logam
Warna : Kuning terang sering dengan coklat
Gores : Hitam kehijauan
Optik : Opak, anisotrop lemah, kuning muda
Terdapatnya : Terbanyak bersama tembaga dan lebih sedikit
bersama sulfida . Sebagai mineral bijih primer
berkarakteristik hipotermal dan urat-urat
mesotermal bertemperatur lebih tinggi. Juga
terbentuk di bawah kondisi epitermal ke duanya
dalam urat dan berbentuk kristal.
Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem
bersudut empat. Kalkopirit  mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2).
Kalkopirit seperti kuningan yang mempunyai warna kuning keemasan, dan
mempunyai skala kekerasan 3,5 – 4, Lapisan nya adalah diagnostik seperti sedikit
warna hijau kehitam
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari laporan Praktikum Mineral Optik di atas dapat saya simpulkan yang di tugas
kan dari asisten dosen dengan via daring sangat dekat dari kata sempurna baik dari segi
penyampainya dan cara mengajarnya dengan itu saya dapat membuat laporan ini dengan
baik walaupun tidak bertatap wajah,dan saya cukup memahami materi-materi yang telah
di berikan dan saya lebih menjadi tahu Jenis –jenis sayatan tipis Mineral xpl maupun
secara ppl melalu album mineral-mineral tsb

4.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan ke pada asisten dosen semoga terus menjadi
lebih baik lagi mencerdaskan mahasiswa-mahasiswa di bidang ini,selalu membuka hati
dalam mendidik mahasiswa nya sekian dan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Kadarisman, D. S. (1997). Pedoman Praktikum Mineral
Optik. Laboratorium Mineral Optik, Program Studi Teknik Geologi, Universitas
Pakuan, Bogor.

Al Banna, H. (2012). Efektivitas Fasilitas Quick Search dan Advanced


Search Sebagai Sarana Temu Kembali Informasi Pada OPAC Perpustakaan
Teknik Geologi UGM Yogyakarta (Studi Precision).

CHAERUL, M. Mineral Optik & Petrografi. YCAB Publisher.

Setiawan, N. I., & Saputro, A. A. (2016, August). TEKNIK PEMBUATAN


SAYATAN TIPIS BATUAN DI DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS
TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA. In PROCEEDING, SEMINAR
NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA
PRAMANA. DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FT UGM.

OMANG, S. A., RAHIM, I. A., & ROSLEE, R. Mineralogi Optik.

Anda mungkin juga menyukai