Disusun Oleh :
NAMA LENGKAP : FEBRYANTO
NOMOR MAHASISWA : 4100190022
KELAS : 01
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
OLEH :
FEBRYANTO
4100190022
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Paleontologi yang di
semester 4 jurusan teknik geologi ITNY ini dapat terselesaikan tepat pada Waktunya" Tak
lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen Paleontologi yaitu hita Pandita&
ST&MT yang dengan tabah berkenan membimbing dan mengajar pada mata kuliah
Paleontologi sehingga kedepannya mahasiswa didik dapat menerapkan apa yang didapat di
semester 4 ini dan kepada kakak-kakak asisten praktikum telah memberi sedikit bimbingan
dalam penyusunan laporan Paleontologi serta pihak-pihak yang tentu tidak bisa disebutkan
satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan resmi praktikum Paleontologi
ini" akhir kata& tiada gading yang tak retak" 'emikian pula dengan tugas ini yang masih jauh
dari sempurna" oleh karena itu& saran dan kritik yang membangun tetap penyusun nantikan
demi kesempurnaan laporan praktikum dan laporan-laporan yang akan diberikan di lain
waktu"
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Metode
BAB II ISI
2.1 Paleontologi
2.6.2 Klasifikasi
PENDAHULUAN
Kira-kira 550 juta tahun yang longsoran lumpur terjadi di dasar laut purba. Tumbuhan
dan binatang tersangkut pada proses tersebut ke dasar laut yang lebih dalam dan terjebak
dalam lapisan sedimen lumpur yang kemudian mengalami lithifikasi menjadi serpih.
batuan tersebut ditemukan sejumlah sisa-sisa organisme tadi yang beberapa jenis diantaranya
Sisa-sisa kehidupan di masa lampau yang telah mengalami pembatuan disebut fosil.
Fosil yang tertua adalah jejak yang sangat kecil dari organisme yang menyerupai bakteri yang
pernah hidup sekitar 3000 juta tahun lalu. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
kehidupan yang pernah ada di masa lampau disebut paleontologi. Paleontologi sangat
Oleh sebab itu, laporan ini merupakan bukti fisik dari praktikum pengenalan fosil dan
proses pemfosilan yang telah kami lakukan pada Senin, 16 Februari 2015.
Praktikum ini bermaksud untuk membangun pemahaman awal serta menambah ilmu
BAB II
2.1 Paleontologi
Suatu kehidupan dapat menjadi fosil melalu proses pemfosilan. Proses ini merupakan
perubahanyang terjadi pada saat organisme tersebut mati dan terkubur, serta terawetkan
dengan baik dalam suatu tubuh batuan sedimen, baik berupa sebagian atau seluruh kehidupan
organisme tersebut.
a. Silika (SiO2), berasal dari ledakan gunung api, dapat berupa abu. Jika bercampur
pembatuan.
b. Kolofan, zat yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3), sulfat (SO4) dan air
(H2O). Proses pemfosilan oleh kolofan sama seperti yang terjadi pada proses
terlarut dalam air yang bercampur dengan bagian keras dari suatu organisme dan
d. Oksida besi(FeO) dan sulfida besi (FeS), zat ini berupa limonit, vivianit, atau
hematit. Pemfosilan dengan bahan ini dapat menyebabkan fosil berwarna gelap
kompresi sehingga komponen gas dan air dalam tubuhnya hilang dan tersisa unsur
karbon (C).
a. Destilasi, proses dimana sutu tumbuhan atau bahan organik lainnya yang telah
b. Kompresi, proses yang ditandai dengan organisme tertimbun dalam lapisan tanah,
maka air dan gas yang terkandung dalam suatu organisme tertekan keluar oleh
mineral yang lebih tahan terhadap prose pelapukan. Meski material yang menyusun
organisme telah digantikan oleh mineral, struktur sel dari organisme itu sendiri masih
mineral yang lebih stabil. Perubahan ini terjadi karena atom-atom penyusun
mineral akan menyesuaikan diri dan membentuk mineral yang lebih solid. Fosil
yang mengalami rekristalisasi akan mempunyai bentuk dam struktur yang tetap.
langsung dengan air. Dimana, air ini mengandung ion-ion terlarut seperti silika,
kalsium karbonat atau oksida besi. Maka, unsur-unsur tadi mengisi rongga-rongga
dengan mineral. Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan
tahan lama.
digantikan oleh mineral yang lain. Selama proses ini, volume dan bentuk asli
sebagian dari tubuhnya tetap terawetkan dengan sedikit perubahan sifat kimia maupun
fisiknya.
5. Mold and cast, cangkang yang tertupi material sedimen yang mengalami
disebut mold. Apabila mold terisi oleh mineral-mineral sekunder lainnya disebut cast.
6. Organic trap, organisme yang secara utuh terjebak pada suatu material
lunak dan meninggalkan tapak yang sangatlah jelas disebut track. Sedangkan trail
halus.
8. Fake fosil, fosil rekayasa yang sengaja dibentuk oleh manusia sebagai peraga.
9. Bekas gigtan, fosil tulang yang memiliki bekas gigitan dari carnivora maupun
hewan pengerat.
11. Gastrolit, batu yang permukaannya halus yang ditemukan di dalam badan
2.2.1 Umum
Paleontologi berada pada batas antara biologi dan geologi, tetapi berbeda dengan
arkeologi karena paleontologi tidak memasukkan kebudayaan Homo sapien modern.
Paleontologi kini mendayagunakan berbagai metode ilmiah dalam sains, mencakup biokimia,
matematika, dan teknik. Penggunaan berbagai metode ini memungkinkan paleontologi untuk
menemukan sejarah evolusioner kehidupan, yaitu ketika bumi menjadi sesuatu yang mampu
mendukung terciptanya kehidupan, sekitar 3.800 juta tahun silam Dengan pengetahuan yang
terus meningkat, paleontologi kini memiliki subdivisi yang terspesialisasi, beberapa fokus
pada jenis fosil tertentu, yang lain mempelajari sejarah lingkungan dalam paleoekologi, dan
yang lain mempelajari dalam iklim dalam paleoklimatologi.
Berdasarkan tipe pengawetan, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Semua bagian organisme yang terawetkan, baik yang lunak maupun yang keras.
a. Permineralisasi
b. Replacement
c. Rekristalisasi
Tidak semua fosil terawetkan dalam bentuk siap dikenal, sering hanya bukti-bukti
tidak langsung dari jejak fosil yang ada untuk diinterpretasikan. Contoh bukti tidak
langsung adalah:
a. Mold and cast, cangkang yang tertupi material sedimen yang mengalami
disebut mold. Apabila mold terisi oleh mineral-mineral sekunder lainnya disebut
cast
b. Imprint, jejak yang terbentuk pada sedimen yang halus, pasir halus, maupun
lumpur.
lunak dan meninggalkan tapak yang sangatlah jelas disebut track. Sedangkan
sangat halus.
d. Burrow, jejak dari organisme penggali. Lubang atau galian ditinggalkan oleh
yang berbeda.
4. Fosil Kimia
Jejak asam organik seperti yang dijumpai dalam sedimen Prakambrium yang
Coelenterata merupakan hewan invertebrate yang memiliki rongga dengan bentuk tubuh
seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang, pada mulut
Coelenterata menghadap ke dasar laut
2.3.1 Umum
Pada tubuh Coelenterata (hewan berongga) yaitu terdiri atas jaringan luar (eksoderm)
dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea).
Dalam istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata Coeles yang berarti rongga
dan interon yang berarti usus. Fungsi rongga tubuh pada Coelenterata ialah sebagai alat
pencernaan (gastrovaskuler).
Coelenterate lebih dikenal dengan sebutan Cnidaria, yang dalam istilah Cnidaria
berasal dari bahasa Yunani dari kanta Cnida yang berarti penyengat karena sesuai dengan
namanya Cnidaria yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terdapat pada tentakel yang
ada disekitar mulut. Contoh Coelenterata (Hewan Berongga) ialah ubur-ubur, hydra dan
anemon laut.
1. Hydrozoa
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok).
Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk
polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.
Hydra
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10-30 mm.
Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah
tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di
sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap
makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding
tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas
tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi
individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan
sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula.
Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk.
Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar
perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh
menjadi Hydra baru.
Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air
sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang
tegak, yaitu :
b
. Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual,
menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.
2. Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk
dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-
ubur. Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan
seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh
Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
3. Anthozoa
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang
bentuknya seperti bunga atau hewan bunga.
Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Bila dibandingkan, polip Anthozoa
berbeda dengan polip pada Hydrozoa.
Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat
banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan
kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.
2.3.3 Hasil Praktikum
2.4 Filum Molusca2.4 Filum Molusca
kelompok hewan yang sifatnya tripoblastik slomata dan invertebrata yang bertubuh
lunak dan multiseluler. Istilah Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata molluscus yang
berarti lunak. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan cangkang
ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton, dan cumi-
cumi serta kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan
binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.
2.4.1 Umum
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang
dalam bentuk posil. Molluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca
dapat berada di palung benua laut sampai pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat
ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari pada cabang zoologi
yang disebut dengan malakologi (malacology).
Mempunyai bentuk kaki seperti kapak yang terletak di anterior.Bilvavia meruapkan hewan
bercangkang yang terdiir atas dua bagian.Mempunyaiii sssistim saraf dan otak.yang
berkembang biak.Hidup di air tawar dan laut.
Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, mempunyai cangkang yang tajam, berbentuk seperti
terompet, mempunyai kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel, dan tidak
mempunyai insang. Contoh: Dentalium Vulgare.
Saat ini klasifikasi kelas Gastropoda (taksonomi) masih terus mengalami revisi karena
taksonomi modern ingin lebih akurat dalam mengelompokkan organisme berdasarkan
evolusinya (urutan DNA). Taksonomi Gastropoda saat ini sedang disusun ulang untuk
menjadi kelompok-kelompok yang monofiletik. Namun demikian, masih menarik untuk
membahas klasifikasi lama dari kelompok hewan ini. Klasifikasi lama membagi kelas ini
menjadi empat subkelas, yaitu:
hepatica)
Dimana dari jenis hewan ini dapat bergerak dan juga dapat mengisap air masuk
kedalam rongga mantel melalui sifon ke luar, dan digunakan sebagai alat pertahanan diri
terhadap bahaya yang mengancam. Sebagian besar pada Cephalopoda mepunyai organ
berupa kantung tinta yang berisi cairan yang berwarna hitam dan dikeluarkan melalui anus.
Semua jenis Cephalopoda umumnya hidup di laut, dengan ukuran tubuh sangat beragam selin
itu ia juga tak mempunyai cangkang, terkecuali pada hewan yang berjenis Nautilus.
Pada struktur tubuh Cephalopoda yakni meliputi kepala dengan sepasang mata, dan juga
tentakel. Kemudian bentuk dari tentakel yang dimiliki oleh hewan berjenis Cephalopoda ini
ialah berupa seperti lengan dan berjumlah 8 pada Octupus atau berjumlah 10 pada jenis lain.
Tentakel ini dilengkapi alat pengisap yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Contoh
species dari kelas Cephalopoda ini yakni: Cumi-cumi (Loligo pealii), Gurita (Octupus sp.)
dan Nautilus
Kemudian istilah kata Cephalopoda yang mana berasal dari bahasa yunani “kaphale” yang
berarti kepala dan “podos” yang berarti kaki. Atau dengan kata lain, bentuk hewan ini seperti
kepala yang berkaki.
Hewan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah gurita, cumi-cumi, sotong
(en: cuttlefish), dan Nautilus.
Predator laut ini menangkap mangsa dengan tentakelnya, kemudian melumpuhkannya dengan
paruh yang ada di mulutnya. Akan tetapi, pada spesis seperti hewan Cephalopoda ini yang
mana jumlah dari kelompoknya spesiesnya sudah semakin berkurang, yakni berkisar 800
hinggan mencapai 900 spesies saja.
Fosil dapat berumur semuda 10.000 tahun, atau setua 3,5 miliar tahun. Fosil dapat
sebesar Seismosaurus, atau sekecil amoeba. Fosil bisa berupa mamut beku Siberia yang
ditemukan lengkap dengan rambut, atau hanya berupa jejak. Fosil dapat berisi material dari
organisme aslinya, atau tidak sama sekali. Jadi apa itu fosil.
2.6.1 Umum
Fosil adalah sisa-sisa atau bukti kehidupan dari waktu geologi sebelumnya / purba. Pada
umumnya semua fosil memberi kita petunjuk tentang dunia lampau. Berkat fosil, kita tahu
bahwa berbagai bentuk kehidupan telah menduduki planet ini. Fosil menceritakan kita bahwa
kehidupan telah berkembang dari waktu ke waktu. Fosil telah berkontribusi dalam penyusunan
skala waktu geologi.
2.6.2 Klasifikasi
Jejak fosil yang diklasifikasikan dalam berbagai cara untuk tujuan yang berbeda. Jejak
dapat diklasifikasikan secara taksonomi (berdasarkan morfologi), secara etologis (berdasarkan
perilaku), dan secara toponomis , yaitu menurut hubungannya dengan lapisan sedimen di
sekitarnya. Kecuali dalam kasus yang jarang terjadi di mana pembuat asli fosil jejak dapat
diidentifikasi dengan pasti, klasifikasi filogenetik fosil jejak adalah proposisi yang tidak masuk
akal.
BAB III Penutup
3.2 Kesimpulan
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada masa
lampau yang terawetkan maupun tertimbun secara alamiah. Syarat terbentuknya suatu fosil
adalah organisme memiliki bagian tubuh yang keras., mengalami pengawetan, terbebas dari
bakteri pembusuk, terjadi secara alamiah tanpa rekaya manusia, mengandung kadar O2 yang
sedikit dan berumur lebih dari 10.000 tahun lamanya. Apabila suatu organisme tidak memenuhi
keenam syarat di atas, maka tidak dapat dikatan bahwa organisme tersebut adalah fosil
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, S., & Noerwidi, S. (2015). Perbandingan data geologi, paleontologi dan arkeologi situs
patiayam dan semedo. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 18(2), 169-185.