FIELDTRIP PALEONTOLOGI
Kelompok 5 :
M. Iqbal Hakim (410016008)
Purwia Rosa Nugrahani W. (410016139)
M. Raja Doli Siregar (410015120)
OLEH :
Kelompok 4
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti responsi praktikum paleontologi pada semester III
tahun ajaran 2016/2017, Jurusan Teknik Geologi
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
DOSEN/ASISTEN PALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Fieldtrip Paleontologi yang di semester 3 jurusan
teknik geologi STTNAS Yogyakarta ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen Paleontologi yaitu Bapak
Hita Pandita, ST,MT yang dengan tabah berkenan membimbing dan mengajar pada mata kuliah
Paleontologi sehingga kedepannya mahasiswa didik dapat menerapkanapa yang didapat di
semester 3 ini dan kepada kakak-kakak asisten praktikum telah member sedikit bimbingan dalam
penyusunan laporan Paleontologi serta pihak-pihak yang tentu tidak bias disebutkan satu per satu
yang telah membantu dalam penyusunan laporan resmi praktikum Paleontologi ini.
Akhir kata, tiada gading yang takretak. Demikian pula dengan tugas ini yang masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap penyusun nantikan demi
kesempurnaan laporan praktikum dan laporan-laporan yang akan diberikan di lain waktu.
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud dari dua pengamatan yakni pengamatan di lokasi I (Kali Widara) dan
pengamatan di lokasi II (Kali Ngalang) adalah untuk memperkenalkan atau lebih
memahami fosil-fosil jejak di daerah pengamatan dengan melihat dan mendeskripsi
secara langsung fosil jejak yang ada pada perlapisan batuan dan lebih mengenal jenis dari
organisme yang telah lama membatu (menjadi fosil).
2.3 Taksonomi
Penggunaan taksonomi dalam fosil jejak disebut dengan ichnotaxonomy. Sampai
sekarang taksonomi di dalam fosil jejak masih menjadi perdebatan, hal ini disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu:
1. Jejak yang sama dapat saja dihasilkan oleh lebih dari satu jenis organisme. Contoh:
Ophiomorpha bisa hasil dari kelompok pelecypoda maupun annelida.
Ophiomorpha
2. Satu organisme yang sama dapat menghasilkan berbagai jenis jejak. Contoh: Nereites dan
Scalarituba.
Scalarituba.
3. Bagian-bagian struktur biogenik dapat dihasilkan oleh dua atau lebih organisme yang
hidup bersama-sama. Contoh: Thalasinoides
Thalasinoides
2.4 Model Pengawetan
Beberapa peneliti telah memberikan berbagai usulan mengenai kategori dan pengertian
aspek-aspek model pengawetan. Salah satunya adalah Seilacher (1964), membedakan bentukan-
bentukan fosil-fosil jejak berdasarkan posisi stratum. Dalam klasifikasi ini dihasilkan kelompok-
kelompok :
- Full relief
- Semi relief
- Hyporelief
Secara mudah pembentukan fosil ini dapat melalui beberapa jalan, antara lain
seperti yang terlihat di bawah ini. Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut dengan Trace
Fosil (Fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada
kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri.
2.5 Pola Hidup
Domichnia
2. Repichnia: merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan organisme termasuk berlari,
merayap, dan berjalan. Bentuk dapat memotong bidang perlapisan, sejajar, berkelok atau
berpola tidak teratur.
Repichnia
3. Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organisme istirahat selama
beberapa waktu.
Cubichnia
4. Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders, kombinasi antara
tempat tinggal sementara dengan pencarian makanan.
Fodinichnia
5. Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari makan dan berpindah
tempat.
Pascichnia
6. Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari kejaran
organisme pemangsa.
Fugichnia
7. Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis aktivitasnya.
Agrichnia
2.6 LingkunganPengendapan
TempatHidup / Lingkungan :
1. Benthos Didasarlaut
- Secyl = menempelpadabendamati&tidakberpindah- pindah
- Vagyl = di dasarlaut&berpindah-pindah
2. PelagosMelayang-layang
- Planktonik = bergerakpasifmengikutiarus
- Nektonik = bergerakaktif di permukaan
LingkunganHidup
1. Laut
- Litoral =0 –5m
- Batyal = 200 – 2000 m
- Epineritik= 5 – 50 m
- Abyssal = 2000 – 5000 m
- Neritik = 50 – 200 m
- Hadal = > 5000 m
b. Fosil Kedua
Strike/Dip : N 830 E/150
Model Pengawetan : Seilacher : Semi relief/Epichnia
Martinson : Edichnia/Convex
Pola Hidup : Domichnia
Ciri-ciri lain : - Bereaksi dengan HCL (batulempung)
- Jejak fosil lebih gelap
- Fosil timbul/cembung keluar (convex)
a. Fosil pertama
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil Fieldrip Praktikum Paleontologi dapat disimpulkan bahwa :
1. Ichnofossil atau trace fossil didefinisikan sebagai suatu struktur sedimen berupa track,
trail, burrow, tube, boring atau tunnel yang terawetkan (terfosilisasi)sebagai hasil dari
aktifitas kehidupan (selain tumbuh) hewan.
2. Kegunaan utama dari studi fosil jejak adalah sebagai penentu lingkungan masa lampau.
3. Pada lokasi Fieldtrip yang berlokasi di Kali Ngalang, Nglipar , Gunung Kidul Formasi
Sambipitu, ditemui adanya fosil jejak berupa
4. Fosil jejak di Kali Ngalang berukuran besar dan tersebar di lapisan batupasir karbonatan.
5. Terbentuk pada linglungan laut dangkal dan intertidal dengan substrat pada ukuran besar
dan berasal dari Genus Skolithos.
4.2 SARAN
Untuk kedepannya semoga Buku panduan praktikum Paleontologi di Perbaharui dan
gambar gambar di buku praktikum lengkap dan jelas tidak hasil Photokopian, dan untuk pada
saat fieldtrip berlangsung supaya lebih di koordinir lagi peserta fieldtrip supaya mendapatkan
materi lapangan secara lengkap, demikian saran dari kelompok kami semoga menjadi motifasi
untuk praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/fosil
www.wikipedia.co.id/fosil_jejak