Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR KELOMPOK

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

OLEH :

KELOMPOK 10

Nama Anggota : ADI SIYIRIANSYAH (410014247)

ICHRAM NUR HIDAYAH (410017065)

MAYANG PITALOKA (410017080)

M FAHMI LUBERTO (410017133)

TEDDY TIMOTHY WILLAR (410017091)

TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

OLEH:

KELOMPOK 10
Diajukan sebagai syarat mengikuti Responsi Praktikum Paleontologi 2018 pada
Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

Yogyakarta, Mei 2018


Disahkan oleh :
Asisten Praktikum Dosen Pengampu
Paleontologi Mata Kuliah Paleontologi

Dr. Hita Pandita. S.T M.T

LABORATORIUM SOFT ROCK (PALEONTOLOGI-SEDIMENTOLOGI)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa karena hanya oleh
Rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penyusun, maka dengan
demikian penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktikum Paleontologi ini.
Maksud dan tujuan dari disusunnya laporan akhir Praktikum Paleontologi ini
adalah untuk memenuhi syarat guna mendapatkan nilai praktikum Paleontologi
bagi mahasiswa jurusan Teknik Geologi yang mengambil mata kuliah tersebut.
Selain itu sebagai syarat untuk menyelesaikan Praktikum Paleontologi dan agar
dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang ada di STTNAS
Yogyakarta. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Paleontologi ini adalah
sebagai bukti hasil dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan saat fieldtrip, dan
untuk melengkapi tugas dari Praktikum Paleontologi. Laporan ini disusun
berdasarkan data- data yang diperoleh saat fieldtrip praktikum Paleontologi dan
buku - buku yang membahas Paleontologi serta referensi lain yang sangat
menunjang dalam penyusunan laporan ini.Penyusun menyadari bahwa laporan ini
jauh dari sempurna, karenaterbatasnya kemampuan dan pengetahuan dari
penyusun. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Hita Pandita S.T, M.T, selaku dosen penanggung jawab sekaligus
pembimbing praktikum yang telah banyak memberikan masukan yang
sangat berarti.
2. Asisiten dosen yang telah banyak membantu dan membimbing praktikan
dalam melaksakan praktikum dan penyusunan laporan.
3. Saudara-saudara PACIFIC 2017 dan semua pihak yang telah membantu
selama praktikum dan penyusunan laporan ini.
Yogyakarta, Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Lokasi penelitian


1.1.1 Kesampaian lokasi
1.1.2 Formasi lokasi penelitian
1.2 Maksud dan tujuan
1.3 Lokasi analisis fosil jejak
1.3.1 Lokasi pengamatan 1
1.3.2 Lokasi pengamatan 2

BAB II DASAR TEORI

2.1 Fosil jejak


2.2 Klasifikasi fosil jejak
2.3 Taksonomi fosil jejak
2.4 Model pengamatan
2.5 Pola hidup

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Litologi lokasi pengamatan


3.2 Fosil jejak daerah penelitian
3.3 Analisa lingkungan masa lampau
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Lokasi Pengamatan


1.1.1 Kesampaian Lokasi
Pada fieldtrip Praktikum Paleontologi yang dilaksanakan pada Minggu, 9
Desember 2018 kesampaian lokasi pengamatan menggunakan bus dari
Kampus STTNAS Yogyakarta kurang lebih 1 jam. Lokasi pengamatan I
berada di Kali Ngalang, yang dibagi menjadi dua stasiun pengamatan.
1.1.2 Formasi Lokasi Pengamatan
Lokasi pengamatan terletak pada Formasi Sambipitu berdasarkan Peta
Geologi Regional Lembar Surakarta dan Girintontro. Formasi ini berada di
Desa Sambipitu yang terletak pada Jalan Raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari
kilometer 27,8. Penyebaran formasi ini sejajar di sebelah selatan Formasi
Nglanggeran di kaki selatan Subzona Baturagung namun menyempit dan
kemudian menghilang di sebelah timur. Ketebalan formasi ini mencapai 230
meter. Batuan penyusun formasi ini dari bawah terdiri atas btaupasir kasar
kemudian ke atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-selin
dengan serpih batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok
batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya
terutama batupasir, mengandung bahan karbonat, namun di bagian atasnya
mengandung karbonat. Formasi Sambipitu mempunyai kedudukan
menjemari dan selaras di atas Formasi Nglanggeran. Menurut Suyoto dan
Santoso (1986), formasi ini berumur mulai dari Miosen Bawah sampai
Miosen Tengah. Kandungan fosil bentoniknya menunjukkan adanya
percampuran antara endapan lingkungan laut dangkal dan laut dalam
dengan hanya tersusun oelh batupasir tif serta meningkatnya kandungan
karbonat di dalam batupasir tuf serta meningkatnya kandungan karbonat di
dalam formasi Sambipitu ini diperkirakan sebagai fase penurunan dari
kegiatan gunungapi di pegunungan selatan pada waktu itu (Bronto dan
Hartono, 2001).
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari penelitian pada lokasi pengamatan yang berada pada Kali
Ngalang ini untuk memberi atau mempelajari stratigrafi yang berada di
lapangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah supaya praktikan dapat memahami
stratigrafi / satuan batuan yang berada dilapangan, dan juga dapat
menjelaskan bagaimana terjadi / keterbentukan nya suatu peralapisan
atau kolom statigrafi yang dimana tersusun oleh batuan yang berbeda-
beda.

1.3 Lokasi Analisis Fosil Jejak


1.3.1 Lokasi Pengamatan 1

Lokasi pengamatan 1 berada di Kali Ngalang I, Gedangsari,


Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengamatan fosil pada lokasi
ini dilakukan pukul 09.10 WIB, dengan cuaca mendung.

1.3.2 Lokasi Pengamatan 2

Lokasi pengamatan 2 berada di Kali Ngalang II (bagian atas),


Gedangsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengamatan fosil
pada lokasi ini dilakukan pukul 11.21 WIB, dengan cuaca cerah berawan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Fosil Jejak


Fosil jejak (trace fosil) merupakan hasil dari aktivitas suatu organisme yang
terawetkan didalam lapisan batuan. Ilmu yang mempelajari fosil jejak disebut
dengan ichnology (eklade, et al., 1984). Yang termasuk dalam fosil jejak anatara
adalah : burrows,tracks, trackways,trails,root penetration, algal stromatolites,
boring, coprolits, dan berbagai jejak hasil dari aktivitas organisme. Fosil jejak pada
umumnya dipelajari oleh ahli paleontologi dan sedimentologi, sehingga ichnology
menjembatani perbedaan persepsi yang ada pada kedua disiplin ilmu tersebut.

2.2 Klasifikasi fosil jejak


Klasifikasi dalam fosil jejak dapat didasarkan pada 4 hal, yaitu : taksonomi,
model pengawetan, pola hidup, dan lingkungan pengendapan (eklade et al., 1984).
Secara umum dari keempat dasar klasifikasi tersebut, tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya, dan bergantung pada bertujuan penggunaan fosil jejak tersebut.

2.3 Taksonomi fosil jejak


Penggunaan taksonomi dalam fosil jejak disebut dengan Ichnotaxonomy.
Sampaisekarang taksonomi di dalam fosil jejak masih dalam perdebatan, hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
 Jejak yang sama dapat saja dihasilkan oleh lebih dari satu jenis
organis. Contoh :Ophiomorpha.
 Satu organism dapat menghasilkan berbagai jejak. Contoh
: Nereites, Scalarituba dan lain-lain.
 Bagian-bagian struktur biogenic dapat dihasilkan oleh dua atau
lebih organisme berbeda yang hidup bersama-sama. Contoh
: Thalassinoides.
2.4 Model pengawetan
Beberapa peneliti telah memberikan berbagai usulan mengenai kategori
dan pengertian dari aspek-aspek model pengawetan. Salah satunya adalah Seilacher
(1964 ) membedakan bentukan-bentukan fosil-fosil jejak berdasarkan posisi
stratum. Dalam klasifikasi ini dihasilkan kelompok-kelompok full relief, semirelief
dan hyporelief.

2.5 Pola hidup


Sejak diketemukan hubungan antara fosil jejak dengan perilaku organism,
maka salahsatu tujuan mempelajari fosil jejak adalah mengenali perilaku dari
organism yang sudah mati. Perilaku-perilaku tersebut dapat tercermin pada struktur
sedimen dan dapat dibedakan dalam beberapa jenis perilaku. Seilacher
mengelompokan jenis-jenis perilaku menjadi :
 Domichnia, merupakan jejak-jejak tempat tinggal dari suatu
organism.
 Repichnia, merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan
organism termasuk berlari, merayap, berjalan. Bentuk dapat
memotong perlapisan, sejajar, berkelok atau berpola tidak beraturan.
 Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organism
istirahat selama beberapa waktu.
 Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders.
Merupakan kombinasi tempat tinggal sementara dengan pencarian
makanan.
 Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari
makan dan berpindah tempat.
 Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas
melepaskan diri dari kejaran organism pemangsa.
 Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat
ditentukan jenis aktivitasnya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Litologi Lokasi Pengamatan


Litologi yang berkembang pada lokasi pengamatan 1 yaitu berupa batupasir
dan batulempung karbonatan, sedangkan pada lokasi pengamatan 2 yaitu
batupasir karbonatan, batu lempung, dan breksi polimik. Terdapat struktur
perlapisan, perselingan, dan gradasi normal. Litologi batuan tersebut
mengindikasikan lokasi pengamatan masuk dalam Formasi Sambipitu.

3.2 Fosil Jejak Daerah Penelitian


Hasil dari pengamatan fosil jejak pada lokasi pengamatan 1 dan 2
dilampirkan dalam bentuk form deskripsi tulis tangan yang sudah
disediakan. Form deskripsi tersebut berada di halaman berikutnya.
3.3 Analisa Lingkungan Masa Lampau
Berdasarkan pengamatan fosil jejak pada lokasi pengamatan 1 (Kali
Ngalang bawah) dan lokasi pengamatan 2 (Kali Ngalang atas), dijumpai
fosil jejak yang didominasi oleh genus Thallasinoides yang menunjukkan
lingkungan masa lampau lokasi pengamatan Skolithos, yang artinya pada
daerah intertidal dengan substrat berupa pasir dengan fluktuasi air tinggi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fosil jejak merupakan hasil dari aktivitas suatu organisme yang
terawetkan di dalam lapisan batuan. Fosil yang ada ada pada daerah
penelitian didominasi oleh fosil jejak dengan model pengawetan
epirelief/epichnia, pola hidup domichnia dan fodinichnia. Lingkungan
masa lampau daerah tersebut diperkirakan daerah intertidal sampai laut
dangkal (neritic atas).

4.2 Saran
Saran dari kami sampel fosil yang ada di laboratorium soft rock STTNAS
ditambah variasinya terutama filum Echinodermata, penyampaian materi
saat praktikum berlangsung kurang efektif (terlalu cepat), dan pembagian
kelompok untuk fieldtrip dan responsi sebaiknya dapat dibagi deengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Blow, W.H, . 1969. Late Middle Eocene to Recent Planctonic Foraminiferal
Biostratigraphy.
Boggs, Sam J.R,. 1995. Principle of Sedimentology and Stratigraphy 4th Edition.
Prentice Hall, New Jersey.
Pandita, H,. 2003. Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Fosil Jejak
Pada Formasi Sambipitu di Lintasan Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari,
Kabupaten Gunungkidul .Laporan Penelitian. STTNAS Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai