Anda di halaman 1dari 6

POTENSI BUKIT PAJANGAN, DESA SIDOMULYO, KECAMATAN

PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO SEBAGAI KAWASAN


GEOWISATA
Arief Allam Mardani
21100115130052
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
arief.allam@gmail.com

ABSTRAK

Bukit Pajangan merupakan sebuah situs geologi berupa kekar tiang yang baru baru tersingkap
di bulan Juli 2016 akibat adanya longsor di Desa Sidomulyo akibat hujan deras. Bentukan
morfologi yang unik seperti susunan anak tangga dari batu yang tersusun rapi membuat warga
mengasumsikan Bukit Pajangan candi purbakala yang dapat dijadikan destinasi wisata daerah
setempat. Jika dilihat dari segi geologi, Bukit Pajangan memiliki potensi sebagai geowisata.
Selain memiliki nilai edukasi, Bukit Pajangan juga memiliki nilai estetika. Tujuan penulisan
paper ini yakni untuk mengidentifikasi aspek keanekaragaman geologi guna menunjang dapat
diusulkannya Bukit Pajangan sebagai geosite di Kabupaten Purworejo. Sehingga pada
akhirnya dapat digunakan para pengembang maupun pemerintah untuk meningkatkan sarana
dan prasarana wisata. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dari referensi yang telah
ada sebelumnya guna memperoleh kondisi geologi regional.

Kata kunci : Purworejo, Bukit Pajangan, kekar tiang, geowisata

Pendahuluan Hal tersebut menunjukan mulai munculnya


Bukit Pajangan merupakan struktur kesadaran, penghargaan dan penghayatan
primer batuan beku dengan komposisi wisatawan terhadap alam dan
batuan basaltis. Kekar tiang ini lingkungannya. Tumbuhnya minat tersebut,
diinterpretasikan sebagai hasil dari membuka peluang terhadap ahli geologi
vulkanisme Gunung Gajah Purba. Terdapat dalam pengembangan sumber daya geologi
4 titik kawasan geologi yang memiliki kepariwisataan, dan mempunyai peran
morfologi unik direncanakan sebagai sebagai berikut :
potensi geowisata. Kawasan tersebut a. Melindungi keanekaragaman nirhayati,
meliputi Situs Utama Pajangan, Singkapan seperti jenis, wujud, keunikan danasal
Watu Kapal, Singkapan Kekar Kolom, dan usul proses pembentukannya bagi
Singkapan Sisik Ular. kepentingan ilmu
Menurut World Trade Organization pengetahuan,ekosistem, pariwisata, dan
(WTO) dalam Permadi 2014 sejak awal sosial ekonomi.
tahun 1990-an, paradigma industri b. Mengidentifikasi dan memahami
kepariwisataan dunia ditandai dengan kemungkinan terjadinya kerusakan
pesatnya pertumbuhan minat wisatawan dikawasan konservasi akibat proses
kembali ke alam back to nature, go green. pembangunan

1
c. Memanfaatkan kawasan tersebut Purworejo terdapat tinggian Pegunungan
sebagai sarana penelitian, pendidikan dan Kulon Progo, yang membatasi paparan ke
pelatihan, serta laboratorium kajian barat Dataran Bantul-Yogyakarta.
permasalahan geologi dan lingkungan Pegunungan Kulon Progo membentuk
yang lebih luas untuk pembangunan oblong dome (van Bemmelen, 1949) berarah
berkelanjutan. utara timur laut-selatan barat daya dengan
d. Memanfaatkan keberadaan kawasan panjang sekitar 30 km dan lebar 20 km.
konservasi geologi tersebut sebagai Sungai mengalir ke selatan dengan pola
keunggulan komparatif untuk paralel di bagian hilir, tetapi sudah
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat berkembang menjadi pola mendaun di
bagian hulu, yakni yang berada di kaki dan
Metodologi lereng selatan- barat daya Gunung Api
Pembuatan paper ini didasarkan Sumbing dan Gunung Api Sindoro di
pada ketentuan dari tugas pembuatan paper sebelah utara Kabupaten Purworejo. Aliran
untuk memenuhi tugas mata kuliah elektif sungai utama di daerah ini adalah Kali Luk
geowisata. Pada pembuatan paper ini Ulo di sebelah barat, Kali Bogowonto di
digunakan metode tinjauan pustaka atau bagian tengah dan Kali Progo di bagian
studi literatur dari paper, buku, atau karya timur. Kali Luk Ulo terletak di wilayah
tulis ilmiah yang telah ada sebelumnya. Kabupaten Kebumen, sedang kedua sungai
yang lain mengapit Pegunungan Kulon
Geologi Regional Progo di sebelah timur Dataran Purworejo.
Secara fisiografis, Dataran Daerah Yogyakarta terutama bagian
Purworejo merupakan bagian dari Dataran baratdaya hingga Pegunungan Kulon Progo
Jawa Tengah Selatan, yang membentang merupakan daerah tinggian yang terletak
mulai dari daerah Cilacap-Banyumas di dalam zona poros pematang menurut
sebelah barat sampai dengan Dataran pembagian Sujanto dan Roskamil (1977)
Bantul Yogyakarta di sebelah timur. dalam Harjanto (2011).
Dataran Jawa Tengah Selatan ini ke utara Sejumlah tinggian dan rendahan
dibatasi oleh Pegunungan Serayu Selatan, dapat dibedakan pada poros ini yaitu:
sedang ke selatan dibatasi oleh Samudra Tinggian Kulon Progo, Tinggian Kebumen,
Hindia. Pada Dataran Jawa Tengah Selatan Tinggian Karangbolong, Tinggian Gabon,
bagian barat atau Dataran Cilacap- dan Tinggian Besuki. Stratigrafi
Banyumas terdapat Tinggian Karangbolong, Pegunungan Kulon Progo menurut Rahardjo
sedangkan di sebelah timur Dataran dalam Pranata, 2018 tersusun atas : Formasi
Nanggulan Eosen Tengah-Oligosen Awal, Regional Lembar Yogyakarta 1408-2
Formasi Kebobutak/ Andesit Tua Oligosen (Rahardjo dkk, 1995).
Akhir-Miosen Awal, Formasi Jonggrangan,
Formasi Sentolo, serta intrusi Dasit, Pembahasan
Andesit, dan Diorit. Distribusi formasi - Litologi
batuan dapat dilihat di peta pada Gambar 1. Menurut Pranata (2017), terdapat 4
Berdasarkan penanggalan radiometri litologi yang berada di Bukit Pajangan dan
K-Ar oleh Bellon dkk. (1988) bahwa umur sekitarnya berdasarkan hasil analisis
batuan vulkanik di daerah Kulon Progo petrografi, adapun litologi dari tua ke muda
42,73 ± 9,78 jtl sampai 15,3 ± 0,88 jtl sebagai berikut:
(Eosen Akhir – Miosen Awal) dengan 1. Intrusi Andesit Basaltik: Warna batuan
penyebaran batuan vulkaniknya ke arah secara umum berwarna abu-abu hingga
barat – timur (pola struktur Jawa). coklat dengan struktur berupa vesikular,
Aktivitas magmatisme di daerah penyebaran vesikular hanya terdapat
Kulon Progo terjadi pada Oligosen – pada bagian sisi dalam kekar tiang,
Miosen (Van Bemmelen, 1949 dalam sedangkan dari permukaan terlihat masif.
Harjanto, 2011) dengan penyebaran batuan Tingkat kristalisasi holokristalin,
vulkanik berarah barat– timur. Selama inequigranular porfiroafanitik.
Zaman Tersier, daerah Kulon Progo 2. Breksi andesit: Warna batuan secara
diperkirakan telah mengalami deformasi umum berwarna abu-abu hingga
paling sedikit dua kali periode fase tektonik kehitaman dengan struktur masif.
(Bellon dkk., 1988 dan Sopaheluwakan, Karakteristik fragmen tersusun atas
1994 dalam Harjanto 2011). Pertama terjadi andesit dengan matriks berupa tuff-lapili.
pada Oligosen Akhir – Miosen Awal dan Tingkat kristalisasi fragmen andesit
periode kedua terjadi pada Miosen Tengah – yakni holokristalin, inequigranular,
Miosen Akhir yang membentuk busur porfiroafanitik.
magmatik. 3. Lava andesit: Berwarna hitam
kecoklatan, struktur sheeting joints,
Lokasi Penelitian vesikular, dan masif, memiliki tekstur
Lokasi penelitian terletak di Bukit tingkat kristalisasi hipokristalin,
Pajangan, Desa Sidomulyo, Kecamatan inequigranular porfiroafanitik.
Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa 4. Aluvial: Tersusun dari kerakal, pasir,
Tengah dan berada pada Peta Geologi lanau, dan lempung pada sepanjang
sungai dan persawahan.
Secara umum Bukit Pajangan yang dengan kerapatan sedang. Perbukitan
tersusun dari andesit basaltik koheren yang terbentuk di sekitar daerah ini juga
dengan komposisi batuan penyusun Gunung dipengaruhi oleh proses geomorfik
Gajah mengacu kepada van Bemmelen berupa pelapukan dan erosi sehingga
(1949) yang menyatakan bahwa material menghasilkan lereng bergelombang di
letusan Gunung Gajah berupa andesit sekitar daerah tersebut.
piroksen basaltik. 3. Bentuk lahan denudasional landai:
- Geomorfologi Bentuk lahan daerah ini memiliki pola
Menurut Pranata dalam Gilidian (2018) persebaran sekitar 10%. Pembentukan
Bentuk lahan yang dapat dijumpai di daerah lahan daerah ini dipengaruhi oleh proses
Bukit Pajangangan yaknik geomorfik berupa eksogenik. Hal
1. Bentuklahan vulkanik berbukit terjal: tersebut disebabkan oleh proses aktivitas
Bentuk lahan pada daerah ini memiliki pelapukan, erosi, dan aktivitas manusia
pola persebaran sekitar 70%. yang memanfaatkan lahan sebagai
Pembentukan lahan daerah ini permukiman dan lahan pertanian.
dipengaruhi oleh aktivitas gunungapi Aktivitas tersebut menyebabkan daerah
yang dimulai pada Zaman Oligosen (van ini memiliki bentuk morfologi relatif
Bemmelen, 1970 dalam Harjanto, 2011). lebih datar dibandingkan dengan satuan
Proses vulkanisme yang mempengaruhi bentuk lahan lainnya.
litologi penyusun daerah membuat - Potensi Geowisata
bentuk lahan ini terlihat memiliki kontur Situs Geologi merupakan keragaman
rapat berbentuk lereng dari perbukitan geologi sebagai warisan geologi
disekitarnya. Pada daerah ini juga (Geoheritage) bagi suatu masyarakat
memiliki proses geomorfik berupa disekitarnya maupun sebuah bangsa. Makna
pelapukan dan erosi sehingga penting suatu warisan geologi diperoleh dari
menghasilkan lereng curam di daerah berbagai keragaman geologi yang memiliki
tinggian sekitar perbukitannya karakteristik khas dan unik namun tidak
2. Bentuk lahan vulkanik berbukit dapat diperbaharui sehingga harus
bergelombang: Daerah ini memiliki pola dilindungi keberadaannya ( Oktariandi
persebaran sekitar 20%. Proses dalam Gilidian, 2018 )
terbentuknya bentuk lahan ini Menurut Gilidian (2018) Pada
dipengaruhi oleh aktivitas vulkanisme kawasan Bukit Pajangan memiliki bentuk
Gunung Ijo pada Zaman Oligosen. morfologi unik sehingga mampu menarik
Bentuk lahan dikelilingi oleh lereng minat masyarakat dan pemerintah setempat.
Morfologi yang terbentuk itu berasal dari proses dari magma yang menerobos lapisan
proses intrusi batuan beku sehingga batuan kemudian mengalami pendinginan di
menghasilkan bentuk struktur kekar kolom dalam bumi sehingga dapat diklasifikasikan
serta memiliki nilai estetika dan keindahan dalam kelompok batuan beku.
alam. Proses terbentuknya struktur kekar Secara umum jika dilihat dari
kolom itu akibat dari magma yang peraturan atau regulasi yang berlaku Bukit
menerobos menuju permukaan bumi dan Pajangan dapat dikategorikan pada kawasan
memotong lapisan batuan diatasnya. Proses lindung geologi (Menurut Rencana Pola
yang terjadi selanjutnya yaitu magma Ruang Wilayah Nasional Pasal 51). Bukit
mengalami pendinginan akibat tekanan dan Pajangan dapat dikategorikan di huruf a
suhu yang lebih rendah kemudian tentang kawasan cagar alam geologi
membentuk rekahan-rekahan poligonal (Menurut Rencana Pola Ruang Wilayah
tegak lurus searah pendinginan magmanya. Nasional Pasal 52). Bukit Pajangan dapat
Proses eksogenik seperti pelapukan dan dikategorikan di huruf e tentang memiliki
erosi juga turut membantu dalam satu-satunya batuan dan/atau jejak struktur
membentuk serta tersingkapnya objek-objek geologi masa lalu . (Menurut Rencana Pola
geowisata di wilayah Bukit Pajangan. Ruang Wilayah Nasional Pasal 53).
Pemerian rencana situs geologi di
kawasan objek geowisata kawasan Bukit Kesimpulan
Pajangan dibuat berdasarkan hasil kondisi Bukit Pajangan merupakan sebuah
geologi sekitar. Hal itu dilakukan sebagai situs geologi berupa kekar tiang yang baru
dasar rancangan geowisata dari 4 kawasan tersingkap pada bulan Juli 2016 yang
yang dianggap dapat dikembangkan guna terletadi Di Desa Sidomulyo, Kecamatan
membangun wilayah geowisata daerah Purworejo, Kabupaten Purworejo. Tempat
Bukit Pajangan dan sekitarnya. Kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan
yang disebutkan antara lain adalah Situs menjadi geowisata. Selain memiliki aspek
Utama Pajangan, Singkapan Watu Kapal, kegeologian juga memiliki aspek estetika
Singkapan Kekar Sidomulyo, dan atau keindahan.
Singkapan Sisik Ular. Bukit Pajangan merupakan struktur
Menurut Pranata dalam Gilidian primer batuan beku dengan komposisi
(2018) Situs Utama Pajangan memiliki batuan basaltis. Kekar tiang ini
keindahan alam, nilai estetika, dan ukuran diinterpretasikan sebagai hasil dari
singkapan yang dapat menarik minat vulkanisme Gunung Gajah Purba. Terdapat
pengunjung. Batuan ini terbentuk akibat 4 titik kawasan geologi yang memiliki
morfologi unik direncanakan sebagai Purworejo, Jawa Tengah. Geological
potensi geowisata. Kawasan tersebut Engineering E-Journal. 1(2)
meliputi Situs Utama Pajangan, Singkapan Rahardjo, W., Sukandarrumidi, Rosidi, H.
Watu Kapal, Singkapan Kekar Kolom, dan M. D., 1995. Peta Geologi Skala
Singkapan Sisik Ular. 1:100.000 Lembar Yogyakarta, Jawa.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Daftar Pustaka Geologi: Bandung.
Gilidian, Brahma. 2018. Desain Geosite
sebagai Dasar Pengembangan Lampiran
Kawasan Geowisata Bukit Pajangan,
Desa Sidomulyo, Kecamatan
Purworejo, Kabupaten Purworejo,
Provinsi Jawa Tengah. Tugas Akhir. Kekar Tiang
Teknik Geologi Universitas
Diponegoro
Harjanto, A., 2011. Vulkanostratigrafi di
Daerah Kulonprogo dan Sekitarnya,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Ilmiah MTG. 4(2) Bekas longsoran
Permadi, Reza. Prakosa Rachwibowo,
Wahju Krisna Hidayat. 2014. Potensi Gambar 1.1 Kenampakan kekar tiang dari
Situs-Situs Warisan Geologi Di Area bawah
Kars Gunung Sewu sebagai
Pendukung dan Peluang
Pengembangan Geopark Di Indonesia
untuk Aset Geowisata Kreatif.
Geological Engineering E-Journal.
6(2)
Pranata, Bagus. Jenian Marin, Yoga
Aribowo. 2018. Petrogenesis Batuan
Beku dan Karakteristik Kekar Tiang
di Bukit Pajangan, Desa Sidomulyo,
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Gambar 1.2 Kenampakan kekar tiang dari
samping

Anda mungkin juga menyukai