Anda di halaman 1dari 31

Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kulon Progo atau Kulonprogo merupakan sebuah kabupaten yang terletak
disebelah barat Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama Kulon Progo memiliki
arti yaitu ‘di sebelah barat Sungai Progo’. Kulon Progo adalah batas barat
dari dataran rendah Yogyakarta, sebuah daerah pegunungan dan perbukitan
yang tersusun atas batuan vulkanik dan batuan sedimen yang memiliki
rekaman struktur geologi yang panjang. Pegunungan Kulon Progo tersusun
atas batuan yang berumur Eosen sampai Miosen (van Bemmelen, 1949).
Kehadiran batuan di Kulon Progo terdiri atas batuan sediman tua berumur
Eosen, batuan vulkanik berumur Oligosen-Miosen, dan batuan sedimen
karbonat berumur Miosen.
Ekskursi Petrologi merupakan rangkaian kegiatan di lapangan yang
bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan sehingga
mampu melakukan analisis geologi secara tepat di lapangan, serta mampu
menganalisis data secara terintegrasi. Bagi seorang mahasiswa Teknik
Geologi dan Teknik Geofisika, lapangan merupakan sarana pembelajaran
terbaik karena menggambarkan secara nyata kondisi yang dihadapi dalam
mengaplikasikan ilmunya. Dalam ekskursi kali ini pemahaman ilmu Petrologi
sangat digunakan untuk mempertajam pendeskripsian batuan secara
megaskopis, petrogenesa, serta geologi regional yang berada di Kulon Progo.

1.2. Maksud dan Tujuan


Ekskursi Petrologi memiliki maksud dan tujuan yaitu pengaplikasian ilmu
dan materi yang telah diperoleh dari Laboratorium Bahan Glian, Sie,
Petrologi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, yaitu
sebagai berikut :
1. Mampu mendeskripsikan batuan secara megaskopis langsung di
lapangan
2. Dapat menceritakan genesa dan kejadian geologi dari daerah Kulon
Progo

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

3. Mampu membuat profil berdasarkan data yang telah diperoleh di


lapangan.
1.3. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Ekskursi Petrologi dilaksanakan di Kali Tretes, Desa Giripurwo dan
Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo,
Yogyakarta. Pelaksanaan Ekskursi ini dilakukan pada hari Sabtu, 13 Mei
2023, dimulai dengan berkumpul di Auditorium UPN “Veteran” Yogyakarta
pukul 05.30 hingga 06.00 WIB. Kemudian berangkat menuju Dusun
Kalisonggo pukul 07.21 WIB menggunakan bus dan sampai lokasi pukul
08.24 dengan jarak tempuh ±30 KM. Setelah itu perjalanan dilanjutkan
menuju Kali Tretes pukul 12.40 WIB menggunakan bus dan sampai pukul
13.06 WIB.

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

BAB II
DASAR TEORI
II.1. Fisiografi Regional Kulon Progo
Fisiografi Jawa Tengah oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi enam
zona, yaitu Dataran Aluvial Utara Jawa, Antiklinorium Serayu Utara, Kubah
dan Punggungan pada Zona Depresi Tengah, Zona Depresi Tengah dengan
Gunung-gunung Api Kuarter, dan Pegunungan Selatan. Berdasarkan
pembagian tersebut maka daerah Kulon Progo termasuk bagian Kubah dan
Punggungan pada Zona Depresi Tengah, dan selanjutnya disebut sebagai
Kubah Kulon Progo.
Pegunungan Kulon Progo merupakan daerah tinggian yang terletak dalam
zona poros pematang menurut pembagian Sujanto dan Roskamil, (1977).
Sejumlah tinggian dan rendahan dapat dibedakan pada poros ini yaitu :
Tinggian Kulon Progo, Tinggian Kebumen, Tinggian Karangbolong,
Tinggian Gabon dan Tinggian Besuki. Tinggian dan rendahan tersebut pada
umumnya dibatasi oleh sesar-sesar bongkah dengan throw relatif besar.

Gambar 1. Fisiografi Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949)

Pegunungan Kulon Progo ini terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan
berada bagian dari Pegunungan Serayu Selatan di bagian timur. Pegunungan
Kulon Progro yang dibatasi oleh sungai Bogowonto di sebelah barat, yang
memisahkan dataran Purworejo dan Pegunungan Serayu bagian selatan. Di

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

bagian timur dari gunung dibatasi oleh Sungai Progo, yang memisahkan
dengan dataran Yogyakarta. Di wilayah selatan dibatasi oleh Dataran pantai
selatan Jawa dan di bagian utara dibatasi oleh daerah datar Magelang.
II.2. Geomorfologi Regional Kulon Progo
Pegunungan Kulon Progo yang terletak di sebelah barat Yogyakarta,
sejauh ini dikenal sebagai suatu bentuk morfologi yang khas yang disebut

“kubah oblong” karena morfologi pegunungan ini berbentuk elips dengan inti
yang tinggi dan miring secara radial.
Sudradjat, dkk., 2010, mengemukakan bahwa morfologi Pegunungan
Kulon Progo disebabkan oleh kecenderungan pola umum dari tektonik yang
telah terjadi di Pulau Jawa sejak Kala Eosen. Bentuk morfologi elips dari
pegunungan ini sangat mungkin dikendalikan oleh kecenderungan umum dari
struktur basement Pulau Jawa sebagai hasil dari pola geotektonik yang ada.
Berdasarkan relief dan asal usulnya, daerah Pegunungan Kulo Progo dapat
dibagi menjadi beberapa satuan geomorfologi:
a. Satuan Pegunungan
Morfologi pegunungan berkembang dengan arah utara ke selatan.
Pegunungan adalah bagian utama dari Kabupaten Kulonprogo dan
Kabupaten Purworejo. Bagian kubah pada sumbu panjang memanjang
kira-kira 30 km ke utara timur laut-selatan barat daya.
b. Satuan Bukit dan Dataran
Daerah perbukitan gamping menempati bagian tenggara dari wilayah
Kulonprogo. Teras sungai menempati bagian timur, di bagian selatan
merupakan dataran aluvial pantai, dataran aluvial di sebelah barat dan
dataran vulkanik sedimen di utara dan timur laut

II.3. Stratigrafi Regional Kulon Progo


Secara stratigrafi daerah Kulon Progo termasuk dalam Mandala Gunung
Api Tua. Tatanan stratigrafi daerah Pegunungan Kulonprogo dapat
dibedakan dalam kelompok batuan sedimen dan kelompok batuan gunung
api. Batuan sedimen sebagai dasar tersusun oleh dominasi batulempung-
batupasir kuarsa dan batugamping yang disebut Formasi Nanggulan. Batuan

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

sedimen Formasi Nanggulan sebagai dasar batuan volkanik Formasi


Kebobutak. Formasi Nanggulan dan Kebobutak tersebut diintrusi oleh
batuan intrusi dangkal yang berupa mikrodiorit, andesit dan dasit yang pada
umumnya telah mengalami ubahan. Kelompok gunungapi ini ditutupi secara
tidak selaras oleh endapan laut dangkal Formasi Jonggrangan dan Formasi
Sentolo.
a. Batuan Pra-Tersier
Di Bagian utara pegunungan Kulonprogo, di daerah Kali Duren-Kali
Sileng Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, dijumpai
keterdapatan batuan metamorf sebagai fragmen penyusun dari breksi
volkanik Formasi Kebobutak. Berdasarkan asosiasi mineralnya batuan
metamorf ini termasuk kedalam fasies sekis hijau dan fasies amfibolit
(Utama dan Sutanto, 2013). Diketemukannya batuan metamorf sebagai
fragmen pada breksi volkanik ini menjadi petunjuk yang menarik bagi
informasi geologi perbukitan Menoreh. Kehadiran batuan metamorf di
perbukitan Kulonprogo ini memunculkan pertanyaan asal-usul batuan
tersebut, sedangkan batuan metamorf tidak pernah menjadi litologi
penyusun stratigrafi daerah Pegunungan Kulonprogo (Utama dan Sutanto,
2013).
b. Formasi Nanggulan
Formasi Nanggulan mempunyai tipe lokasi di daerah Kalisongo,
Nanggulan. Van Bemmelen, 1949, menjelaskan bahwa formasi ini
merupakan batuan tertua di Pegunungan Kulonprogo dengan lingkungan
pengendapannya adalah litoral pada fase genang laut. Litologi
penyusunnya terdiri-dari batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran,
batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batugamping,
batupasir, tuf kaya akan foraminifera dan moluska, diperkirakan
ketebalannya 350 m. Berdasarkan atas studi foraminifera planktonik, maka
Formasi Nanggulan ini mempunyai kisaran umur antara Eosen Tengah
sampai Oligosen. Formasi ini dijumpai terutama pada sisi timur Gunung
Gajah dan sisi timur Gunung Ijo.
c. Formasi Kebobutak/Andesit Tua

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Nanggulan.


Litologinya berupa breksi volkanik dengan fragmen andesit, lapilli tuf, tuf,
lapili breksi, sisipan aliran lava andesit, aglomerat, serta batupasir volkanik
yang tersingkap di banyak lokasi di daerah Kulonprogo. Formasi ini
tersingkap baik di bagian tengah, utara, dan barat daya daerah Pegunungan
Kulonprogo yang membentuk morfologi pegunungan bergelombang
sedang hingga terjal. Ketebalan formasi ini kira-kira mencapai 600 m.
Berdasarkan fosil Foraminifera planktonik yang dijumpai dalam napal
dapat ditentukan umur Formasi Andesit Tua yaitu Oligosen Atas.
d. Formasi Jonggrangan
Di atas Formasi Andesit Tua diendapkan Formasi Jonggrangan secara
tidak selaras. Formasi ini secara umum, bagian bawah terdiri dari
konglomerat, napal tufan, dan batupasir gampingan dengan kandungan
moluska serta batulempung dengan sisipan lignit. Di bagian atas,
komposisi formasi ini berupa batugamping berlapis dan batugamping
koral. Morfologi yang terbentuk dari batuan penyusun formasi ini berupa
pegunungan dan perbukitan kerucut dan tersebar di bagian tengah dan
utara Pegunungan Kulonprogo. Ketebalan batuan penyusun formasi ini
250- 400 meter dan berumur Miosen Bawah - Miosen Tengah. Formasi ini
di bagian bawah menjemari dengan bagian bawah Formasi Sentolo.
e. Formasi Sentolo
Di atas Formasi Andesit Tua, selain Formasi Jonggrangan, diendapkan
juga secara tidak selaras Formasi Sentolo. Hubungan Formasi Sentolo
dengan Formasi Jonggrangan adalah menjari. Foramasi Sentolo terdiri dari
batugamping dan batupasir napalan. Bagian bawah terdiri atas
konglomerat yang ditumpuki oleh napal tufan dengan sisipan tuf. Batuan
ini ke arah atas berangsur-angsur berubah menjadi batugamping berlapis
bagus yang kaya akan foraminifera. Ketebalan formasi ini sekitar 950 m.
f. Endapan Vulkanik
Di atas Formasi Sentolo dijumpai endapan vulkanik Kuarter secara tidak
selaras. Endapan tersebut merupakan hasil letusan Gunung Merapi, terdiri
dari tufa, tufa lapilli, pasir tufaan, breksi, aglomerat dan lava andesit.

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Kulon Progo (Rahardjo, 1995)

Gambar 3. Korelasi Stratigrafi Daerah Kulon Progo dari Berbagai Peneliti

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

(Hartono & Sudrajat, 2017)

II.4. Struktur Geologi Regional Kulon Progo


Berdasarkan Peta Geologi Regional, struktur geologi daerah pegunungan
Kulonprogo terdiri dari beberapa sesar normal (Rahardjo, dkk, 1995). Sesar
ini sangat umum dan menunjukkan pola radier di sekitar tubuh gunungapi
purba yang masih tampak ideal (Suroso, dkk, 1987). Berikut beberapa sesar
yang terdapat di daerah Kulon Progo :
a. Sesar Donorejo
Sesar ini dijumpai pada Dusun Donorejo. Sesar ini berkembang pada
litologi lava-andesit. Kedudukan bidang sesar N345°E/54°, dengan
pergeseran relatif turun ke kiri dari hasil analisis menggunakan
stereonet didapatkan nama left normal slip fault (Rickard, 1972).
b. Sesar Teganing
Sesar ini dijumpai di Dusun Teganing. Sesar ini berkembang pada
litologi lava-andesit. Kedudukan bidang sesar N338°E/82°, dengan
pergeseran relatif kanan turun dari hasil analisis menggunakan
stereonet di dapatkan nama normal right slip fault (Rickard, 1972)
c. Sesar Sekedang
Sesar ini dijumpai di Dusun Sekedang. Sesar ini berkembang pada
litologi lava-andesit. Kedudukan bidang sesar N111°E/50°, dengan
pergeseran relatif turun ke kanan dari hasil analisis menggunakan
stereonet didapatkan nama right normal slip fault (Rickard, 1972).

II.5. Sejarah Geologi Regional Kulon Progo


Berdasarkan hasil interpretasi berdasarkan hasil pengumpulan data dan
analisis data dan dipadukan dengan informasi dari peneliti terdahulu dapat
disimpulkan kronologi runtutan sejarah geologi regional dalam kerangka
ruang dan waktu adalah sebagai berikut:
a. Kala Eosen Tengah - Eosen Akhir, terendapkan Formasi Nanggulan.
Bagian bawah tersusun atas batupasir kuarsa dengan sisipan lignit dengan
lingkungan pengendapannya litoral, bagian tengah disusun oleh napal
pasiran berseling dengan batupasir dan batulempung dengan lingkungan

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

pengendapan litoral-sublitoral pinggir, sedang bagian atas disusun oleh


napal dan batugamping berselingan dengan batupasir dengan lingkungan
pengendapan sublitoral pinggir.
b. Kala Oligosen Awal, terendapkan Anggota Seputih Formasi Nanggulan
dengan litologi napal pelagis pada lingkungan pengendapan laut terbuka.
c. Kala Oligosen Akhir - Miosen awal, berkembang aktivitas gunungapi dari
gugusan gunungapi Andesit Tua, yaitu gunungapi Ijo, gunungapi Gajah,
dan gunungapi Menoreh (van Bemmelen, 1949). Dari letusan gunungapi
tersebut terendapkan formasi Kaligesing dan Dukuh secara menjari.
Formasi Kaligesing tersusun atas breksi, lahar, dan perselingan breksi
dengan lava yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat.
Sedangkan Formasi Dukuh tersusun atas perselingan breksi pasir
kerikilan, gampingan, dan lempung yang diendapkan pada lingkungan
pengendapan laut terbuka.
d. Kala Miosen Tengah - Pliosen, terjadilah proses genang laut yang ditandai
oleh pengendapan batugamping. Batugamping tumbuh pada daerah
tinggian bekas lereng gunungapi. Batugamping ini termasuk ke dalam
Formasi Jonggrangan dengan lingkungan pengendapan litoral. Kemudian
secara menjari juga diendapkan Formasi Sentolo yang tersusun atas napal
sisipan batugamping dan batulempung dengan lingkungan pengendapan
laut terbuka.
e. Kala Pleistosen, terbentuklah gunungapi Kuater yaitu Gunung Merapi.
Dari hasil letusan gunung tersebut, terendapkanlah Volkanik Kuater yang
tersusun atas breksi, lava, dan lahar dengan lingkungan pengendapan
darat.

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Gambar 4. Model Sejarah Geologi Regional Daerah Kulon Progo


(Modifikasi Pringgoprawiro dan Riyanto, 1987)

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Diagram Alur Pengolahan Data

Ekskursi Petrologi

Pengarahan & Penjelasan Pelaksanaan Ekskursi

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data Lapangan

STA 2 STA 1

LP 1 LP 1 LP 2
LP 2
 Deskripsi  Deskripsi  Deskripsi
 Deskripsi
lapangan lapangan lapangan
lapangan
 Deskripsi  Deskripsi  Deskripsi
 Deskripsi
singkapan singkapan singkapan
singkapan
 Deskripsi litologi  Deskripsi  Deskripsi
 Deskripsi litologi
 Sketsa litologi litologi
 Sketsa lapangan
singkapan  Sketsa lapangan  Sketsa lapangan
 Foto litologi,
 Foto litologi,  Foto litologi,  Foto litologi,
singkapan, dan
singkapan, dan singkapan, dan singkapan, dan
bentang alam
bentang alam bentang alam bentang alam
 Profil kasar  Profil halus

Output
Buku lapangan Profil kasar
Laporan Profil halus
Sketsa lintasan Poster
Perhitungan tebal

Presentasi
Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

III.2. Langkah Kerja


Terdapat 2 STA dengan masing-masing 2 LP. Maka terdapat 4 jenis langkah-
langkah yang kami kerjakan, antara lain:

 STA 2/ LP 1

Rincian langkah kerja anggota kelompok, sebagai berikut:

1. Setiap kelompok melakukan perjalanan dari parkiran bus menuju STA 2/


LP1 dengan berjalan kaki
2. Setiap anggota kelompok mendengarkan penjelasan dari dosen melalui
observasi mengenai kondisi geologi yang terdapat di STA2/ LP1
3. Setiap anggota kelompok membuat deskripsi lapangan, deskripsi
singkapan dan menggambar sketsa singkapan pada buku lapangan
4. Setiap anggota melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan jobdesk
yang sudah ditentukan
5. Dua anggota kelompok melakukan notulen dan penulisan buku lapangan
6. Dua anggota kelompok melakukan pengukuran lapisan
7. Satu anggota kelompok sampling batuan dan pengukuran kompas
8. Dua anggota kelompok melakukan deskripsi litologi
9. Satu anggota kelompok melakukan dokumentasi
10. Dua anggota kelompok membuat profil kasar

 STA 2/ LP 2

Rincian langkah kerja anggota kelompok, sebagai berikut:

1. Setiap kelompok melakukan perjalanan dari STA2/ LP2 menuju STA 2/


LP2 dengan berjalan kaki
2. Setiap anggota kelompok mendengarkan penjelasan dari dosen melalui
observasi mengenai kondisi geologi yang terdapat di STA2/ LP2
3. Setiap anggota kelompok membuat deskripsi lapangan, deskripsi
singkapan dan menggambar sketsa singkapan pada buku lapangan

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

4. Setiap anggota melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan jobdesk


yang sudah ditentukan
5. Dua anggota kelompok melakukan notulen dan penulisan buku lapangan
6. Dua anggota kelompok sampling batuan
7. Satu anggota kelompok mengambil data dokumentasi dan melakukan
pengukuran kompas
8. Semua anggota kelompok melakukan deskripsi litologi

 STA 1/ LP 1

Rincian langkah kerja anggota kelompok, sebagai berikut:

1. Setiap kelompok melakukan perjalanan dari parkiran bus menuju STA 2/


LP1 dengan berjalan kaki
2. Setiap anggota kelompok mendengarkan penjelasan dari dosen melalui
observasi mengenai kondisi geologi yang terdapat di STA2/ LP1
3. Setiap anggota kelompok membuat deskripsi lapangan, deskripsi
singkapan dan menggambar sketsa singkapan pada buku lapangan
4. Setiap anggota melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan jobdesk
yang sudah ditentukan
5. Dua anggota kelompok melakukan notulen dan penulisan buku lapangan
6. Satu anggota kelompok melakukan dokumentasi
7. Dua anggota kelompok sampling batuan
8. Dua anggota kelompok melakukan pengukuran kompas
9. Tiga anggota kelompok melakukan deskripsi litologi

 STA 1/ LP 2

Rincian langkah kerja anggota kelompok, sebagai berikut:

1. Setiap kelompok melakukan perjalanan dari parkiran bus menuju STA 2/


LP1 dengan berjalan kaki
2. Setiap anggota kelompok mendengarkan penjelasan dari dosen melalui
observasi mengenai kondisi geologi yang terdapat di STA2/ LP1

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

3. Setiap anggota kelompok membuat deskripsi lapangan, deskripsi


singkapan dan menggambar sketsa singkapan pada buku lapangan
4. Setiap anggota melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan jobdesk
yang sudah ditentukan
5. Satu anggota kelompok melakukan notulen dan penulisan buku lapangan
6. Satu anggota kelompok mengisi tabulasi
7. Dua anggota kelompok pengukuran kompas
8. Dua anggota kelompok melakukan pengukuran lapisan dan sampling
batuan
9. Dua anggota kelompok melakukan dokumentasi
10. Satu anggota kelompok melakukan deskripsi litologi

III.3. Alat-alat yang Digunakan

1. Kompas Geologi
2. Meteran
3. Palu batuan sedimen
4. Palu batuan beku
5. HCL
6. Komparator
7. Parameter
8. Lup
9. Plastik sample
10. Alat tulis
11. Lembar tabulasi data
12. Buku lapangan/ HVS
13. Penggaris
14. Busur
15. Handphone (Camera)

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Stopsite 1
IV.1.1. Deskripsi Lapangan
Perjalanan dari STA 2 menuju STA 1 sekitar pukul 12.45 WIB. Memakan
waktu sekitar 30menit. Kami sampai dilokasi yaitu Formasi Kaligesing pukul
13.06 WIB dengan cuaca cerah dan perjalanan ramai lancar. Kami sampai
dilokasi, tepatnya di Kali Tretes, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Girimulyo,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak STA 1 ke STA 2
sekitar kurang lebih 3,6 km.
IV.1.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berada di Kali Tretes, Kabupaten Kulonprogo. Singkapan ini
membentang dari Utara ke Selatan. Memiliki azimuth N098°E dengan s/d
N052°E/39°. Termasuk dalam litologi breksi vulkanik. Memiliki point of
interest:
 Dip searah dengan aliran air sungai
 Terdapat endapan aluvial dibagian paling atas lapisan, disusul oleh endapan
lahar
IV.1.3. Parameter Singkapan

Foto 1.1 Singkapan STA 1/LP 1

IV.1.4. Parameter dan Deskripsi Litologi

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Deskripsi Fragmen 1

Foto 1.2 Fragmen 1 STA 1/LP 1

1. Jenis Batuan : Batuan Beku Vulkanik Basa


2. Warna : Hitam (f), Kuning (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Derajat kristalin = Hipokristalin
-Derajat Granuralitas= Afanitik–fenerik halus(<1mm)
-Kemas = Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi : Iquigranular Vitroverik
5. Komposisi : - Piroksen =10%
- Plagioklas =10%
-MDG =85%
6. Nama Batuan : Basalt (Clan William, 1954)

Deskripsi Fragmen 2

Foto 1.3 Fragmen 2 STA 1/LP 1

1. Jenis Batuan : Batuan Beku Vulkanik Intermediet


2. Warna : Abu-abu (f), Kuning (l)
3. Struktur : Vesikular
4. Tekstur : -Derajat kristalin =Hipokristalin

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

-Derajat Granuralitas=Afanitik–fenerik halus(<1mm)


-Kemas =Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi : Iquigranular Vitroverik
5. Komposisi : - Amphibole =5%
- K-Feldspar =10%
- Kuarsa =8%
- Plagioklas =15%
-MDG =62%
6. Nama Batuan : Andesit (Clan William, 1954)

Deskripsi Matrix 1

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Klastik
2. Warna : Abu kehijauan (f), Kuning (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 1-2 mm (pasir sangat kasar)
-Derajat Pembundaran = Angular
-Derajat Pemilahan = Poor sorted
-Kemas = Matrix supported
5. Komposisi : -Fragmen = Hornblende, Plagioklas,
Kuarsa
-Matriks = Pasir Sedang
-Semen = Silisi
6. Nama Batuan : Batupasir Sangat Kasar (Wentworth, 1922)

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Deskripsi Matrix 2

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Klastik
2. Warna : Putih keabuan (f), Cokelat (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 4-64 mm (kerakal)
-Derajat Pembundaran = Angular
-Derajat Pemilahan = Poor sorted
-Kemas = Matrix supported
5. Komposisi : -Fragmen = Amphibole, Lithic
-Matriks = Material ukuran pasir sedang
-Semen = Silisi
6. Nama Batuan : Breksi Krakal (Wentworth, 1922)

IV.1.5. Foto Bentang Alam

Foto 1.6 Bentang Alam STA 1/LP 1


IV.1.6. Sketsa Singkapan

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

IV.1.7. Petrogenesa Regional


Menurut peneliti Van Bemmelen (1949), pada kala Oligsen-Miosen, di Jawa
bagian selatan semua aktivitas gunung api berjalan aktif. STA 1/ LP 1 berada di
Kali Tretes yang dulunya terbentuk dari hasil erupsi gunung berapi dari magma
yang bersifat cale alkali yang menghasilkan batuan beku vulkanik yang bersifat
intermediet dan basa. Material dan batuan dari erupsi gunung tersebut terseret
oleh aliran lava sehingga dapat tertransport dan terendapkan pada lingkungan
pengendapan yaitu lingkungan darat. Singkapan ini berada pada Formasi
Kaligesing yang masih termasuk dalam OAF (Old Formation Andesit) dengan
litologinya adalah breksi vulkanik, batupasif tuffan, dan terdapat perselingan
breksi andesit dan lava andesit.

IV.2. Stopsite 2
IV.2.1. Deskripsi Lapangan
Dari STA 1 LP 1 menuju STA 1 LP 2, kami berjalan kaki, karena masih dalam 1
aliran sungai dan satu Kawasan. Nama sungai ini adalah sungai Tretes. Kami
berjalan kurang lenih 60m dengan cuaca cerah dan sedikit terik. Perjalanan
ditempuh dalam waktu 5 menit. Kami diberi waktu 20 menit untuk deskripsi
batuan dan mencari data profil.

IV.2.2. Deskripsi Singkapan


Singkapan ini termasuk Formasi Dukuh dengan litologi batuan sedimen, ditandai
dengan perlapisan. Singkapan ini memiliki azimuth N160°E. Singkapan ini
membentang dari Utara ke Selatan. Memiliki point of interest:

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

 Arus sungai dan dip searah


 Terdapat kontak antara breksi vulkanik dengan batuann sedimen
 Terdapat vegetasi
IV.2.3. Parameter Singkapan

IV.2.4. Parameter dan Deskripsi Litologi


Deskripsi Lapisan 1

1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Silisi Klastik


2. Warna : Putih keabuan (f), Abu kehijauan (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,125-0,5 mm (pasir halus)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Well sorted
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic
-Matriks = Limemud
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batupasir Halus Karbonatan (Wentworth,
1922)

Deskripsi Lapisan 2

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Klastik
2. Warna : Abu-abu (f), Cokelat (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,25-0,5 mm (pasir sedang)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Well sorted
-Kemas = Matrix supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic
-Matriks = Karbonat
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batupasir Sedang Karbonatan (Wentworth, 1922)

Deskripsi Lapisan 3

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Kalstik
2. Warna : Abu-abu (f), Abu kecokelatan (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,125-0,5 mm (pasir halus)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Well sorted
-Kemas = Matrix supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic, Tuff
-Matriks = Karbonat
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batupasir Halus Tuff Karbonatan (Wentworth, 1922)

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Deskripsi Lapisan 4

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Klastik
2. Warna : Putih keabuan (f), Abu kehijauan (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,125-0,5 mm (pasir halus)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Well sorted
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic
-Matriks = Karbonat
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batupasir Halus Karboatan (Wentworth, 1922)

Deskripsi Lapisan 5

1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Silisi Klastik


2. Warna : Abu-abu (f), Kuning (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,125-0,5 mm (pasir halus)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Poor sorted
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic, Tuff
-Matriks = Limemud
-Semen = Silika

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

6. Nama Batuan : Batupasir Halus Tuff Karbonatan (Wentworth, 1922)

Deskripsi Lapisan 6

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Klastik
2. Warna : Abu-abu (f), Abu kehijauan (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,125-0,5 mm (pasir halus)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Well sorted
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic
-Matriks = Limemud
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batupasir Halus Karbonatan (Wentworth, 1922)

Deskripsi Lapisan 7

1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Silisi Klastik


2. Warna : Abu-abu (f), Cokelat (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,004-0,06 mm (lanau)
-Derajat Pembundaran = Rounded
-Derajat Pemilahan = Well sorted
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen = Lithic

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

-Matriks = Limemud
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batulanau (Wentworth, 1922)

IV.2.5. Foto Bentang Alam

IV.2.6. Sketsa Singkapan

IV.2.7. Petrogenesa Regional


STA 1/ LP 2 berada di Kali Tretes dan masuk dalam Formasi Dukuh (OAF/ Old
Andesite Formation). Singkapan ini terbentuk pada lingkungan pengendapan
litoral (transisi). Lapisan dalam Formasi Dukuh terbentuk oleh pecahan batuan
yang merupakan hasil aktivitas vulkanik, kemudian tertransport dengan jarak
yang cukup jauh dari fasies gunung apinya sehingga batuan yang tersisa hanya
batupasir dan banyak yang sudah lapuk. Batupasir dalam singkapan ini
mengandung karbonatan karena jika ditetesi oleh larutan HCl akan
menghasilkan buih - buih. Memiliki litologi batupasir karbonatan, kalkarenit dan
batupasir tuffan.

IV.3. Stopsite 3

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

IV.3.1. Deskripsi Lapangan


Kami berkumpul di auditorium UPN “Veteran” Yogyakarta Kampus 1,
mendengarkan arahan dari panitia dan dosen. Kami berangkat menggunakan 4
bus pukul 07.21 WIB. Dari UPN Kampus 1 ke arah barat melewati Jalan Ring
Road dengan cuaca cerah dan lalu lintas sepanjang perjalanan ramai lancar.
Kami sampai dilokasi pukul 08.24 WIB. Kampi menempuh perjalanan sekitar 60
menit dengan jarak sekitar 30 km.
IV.3.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan Kalisonggo membentang dari Utara ke Selatan. Singkapan ini masuk
dalam Formasi Nanggulan, dengan litologi batuan sedimen. Singkapan ini
memiliki azimuth N067°E. Singkapan ini memiliki umur Eocene. Dimensi
singkapan ini memiliki lebar kurang lebih 2,5 meter dan panjang 3 meter.
Memiliki point of interest:
 Terdapat perlapisan
 Singkapan berada dialiran sungai
 Terdapat vegetasi
 Batuan di singkapan ini tidak terkompaksi secara maksimal

IV.3.3. Parameter Singkapan

IV.3.4. Parameter dan Deskripsi Litologi


Deskripsi Lapisan 1

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Kalstik
2. Warna : Abu-abu (f), Cokelat (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,04 mm (lempung)
-Derajat Pembundaran =-
-Derajat Pemilahan =-
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen =-
-Matriks =-
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batulempung (Wentworth, 1922)

Deskripsi Lapisan 2

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Kalstik
2. Warna : Abu-abu (f), Kuning (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,04 mm (lempung)
-Derajat Pembundaran =-
-Derajat Pemilahan =-
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen =-
-Matriks =-
-Semen = Silika
6. Nama Batuan : Batulempung (Wentworth, 1922)

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

Deskripsi Lapisan 3

1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Silisi Kalstik
2. Warna : Abu-abu (f), Cokelat (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Ukuran Butir = 0,064-2 mm (arenit)
-Derajat Pembundaran = Well sorted
-Derajat Pemilahan = Rounded
-Kemas = Grain supported
5. Komposisi : -Fragmen = Intraklas
-Matriks = Limemud
-Semen = Semen karbonat
6. Nama Batuan : Napal (Koesoemadinata, 1980)

IV.3.5. Foto Bentang Alam

IV.3.6. Sketsa Singkapan

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

IV.3.7. Petrogenesa Regional


Batuan pada STA 2/ LP 1 termasuk dalam Formasi Nanggulan produk
vulkanism. Terbentuk dari hasil rombakan batuan asal yang mengalami
transportasi dan terendapkan di lingkungan darat (rawa). Litologi penyusun
lapisan ini terdapat batupasir, batuserpih, dan juga terdapat lignit (batubara
muda). Batubara muda tersebut mengindikasikan bahwa dulunya singkapan ini
terbentuk di lingkungan darat, walaupun saat ini terlihat aliran sungai disini.
Formasi ini berumur Eosen, sehingga singkapan ini termasuk dalam singkapan
paling tua di Pulau Jawa.

IV.4. Stopsite 4
IV.4.1. Deskripsi Lapangan
Setelah kami selesai di STA 2/ LP1, kami berjalan menuju STA 2/ LP 2 dengan
litologi batuan yang berbeda. Kami sampai di STA 2/ LP 2 pukul 11.00 WIB.
Cuaca selama kami berjalan tetap cerah, dengan perjalanan sekitar 1 km,
ditempuh dengan berjalan kaki. Kami diberi waktu 10 menit untuk mendeskrip
batuan.
IV.4.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berada di Kalisonggo, hasil intrusi batuan beku yang menerobos
Formasi Nanggulan. Singkapan ini membentang dari arah Timur ke Barat,
dengan azimuth N292°E. Memenuhi syarat cross cutting relationship. Memiliki
point of interest:
 Berada dialiran air
 Terdapat kekar
 Strukturnya columnar joint

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

IV.4.3. Parameter Singkapan

IV.4.4. Parameter dan Deskripsi Litologi


Deskripsi Sampel 1

1. Jenis Batuan
: Batuan Beku Vulkanik Basa
2. Warna : Abu-abu (f), Kuning (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Derajat kristalin =Hipokristalin
-Derajat Granuralitas=Afanitik–fenerik halus(<1mm)
-Kemas =Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi : Equigranular Hipidiomorfik
5. Komposisi : -Kuarsa =3%
-Piroksen =5%
-MDG =92%
6. Nama Batuan : Basalt (Clan William, 1954)

Deskripsi Sampel 2

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

1. Jenis Batuan
: Batuan Beku Vulkanik Basa
2. Warna : Abu-abu gelap (f), Cokelat (l)
3. Struktur : Massive
4. Tekstur : -Derajat kristalin =Hipokristalin
-Derajat Granuralitas=Afanitik–fenerik halus(<1mm)
-Kemas =Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi : Equigranular Hipidiomorfik
5. Komposisi : -Kuarsa =5%
-Piroksen =5%
-MDG =90%
6. Nama Batuan : Basalt (Clan William, 1954)

IV.4.5. Foto Bentang Alam

IV.4.6. Sketsa Singkapan

Kelompok 10
Laboratorium Bahan Galian sie Petrologi 2023

IV.4.7. Petrogenesa Regional


Pada STA 2 LP 2 terdapat singkapan yang terjadi karena adanya magma yang
mengintrusi Formasi Nanggulan, yang dimana formasi tertua berumur Eosen
pada stratigrafi Kulon Progo. Intrusi tersebut membentuk struktur Columnar
Joint Horizontal yang tersusun atas batuan Andesit dan Basalt. Sehingga
singkapan tersebut berlitologi batuan beku vulkanik basa dan berstruktur
sheeting joint.

Kelompok 10

Anda mungkin juga menyukai