PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Ekskursi Petrologi tahun 2010 yang dilaksanakan di daerah Kulonporogo, karena Kulonprogo
merupakan salah satu daerah yang memiliki litologi batuan yang cukup lengkap, dari jenis batuan beku,
batuan sediment dan batuan piroklastik. Daerah Kulonprogo dulunya diperkirakan merupakan daerah
dengan aktifitas gunung api purba, atau aktifitas magma yang dapat diketahui dari batuan-batuan yang
terdapat di sekitar daerah tersebut yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Hal ini didasarkan pada
bukti yaitu pada stopsite I terdapat batuan piroklastik dan sediment, dimana batuan tersebut terbentuk
sekitar lingkungan magmatisme atau dekat dengan daerah aktivitas gunung berapi / aktivitas vulkanik.
Kegiatan ekskursi lapangan Petrologi ke daerah Kulon Progo merupakan suatu rangkaian acara
Praktikum Petrologi dalam rangka melihat langsung kenampakkan batuan secara megaskopis di
lapangan. Dalam hal ini, dimaksudkan agar dapat mengetahui apa saja tahapan yang benar dalam
pendeskripsian batuan serta petrogenesa daerah yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya,
serta fenomena geologi apa saja yang terjadi dan berkembang di KulonProgo. Karena hal tersebut
maka kami melakukan ekskursi atau penelitian untuk mengetahui hal-hal di atas. Kegiatan ini bertujuan
untuk menambah ilmu dan wawasan tentang ilmu geologi terutama bidang petrologi.
I.2
I.3
di daerah Girimulyo yang berlokasi di dusun karanganyer dan daerah Nanggulan yang berlokasi di
Kalisongo dan sekitarnya. Waktu pelaksaan pada hari Sabtu tanggal 25 April 2010. Waktu
keberangkatan pukul 07.30 WIB dan selesainya 16.00 WIB.
DENAH
Lokasi 2
1
Lokasi 1
1
Keterangan
UPN
MONJALI
Pom Bensin
: : UPN V Yogyakarta
: : Monjali
: Pom bensin
UTY
Pasar Godean
Lokasi 1
: : UTY
:
: Pasar Godean
: lokasi singkapan
Stop site 1& 2
Lokasi 2
:Lokasi singkapan
stop site 3 & 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)
Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah Progo, dibagian selatan dan
barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah. Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini
berhubungan dengan deretan Pegunungan Serayu.
Inti dari dome ini terdiri dari 3 gunung api Andesit tua yang sekarang telah tererosi cukup dalam,
sehingga dibeberapa bagian bekas dapur magmanya telah tersingkap. Gunung Gajah yang terletak di
bagian tengah dome tersebut, merupakan gunung api tertua yang menghasilkan Andesit hiperstein
augit basaltic. Gunung api yang kemudian terbentuk yaitu gunung api Ijo yang terletak di bagian
selatan. Kegiatan gunung api Ijo ini menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit
hornblende, sedang pada tahapterakhir adalh intrusi Dasit pada bagian inti. Setelah kegiatan gunung
Gajah berhenti dan mengalami denudasi, di bagian utara mulai terbentuk gunung Menoreh, yang
merupakan gunung terakhir pada komplek pegunungan Kulon Progo. Kegiatan gunung Menoreh mulamula menghasilkan Andesit augit hornblen, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhir yaitu Andesit.
Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang datar ini dikenal sebagai
Jonggrangan Platoe yang tertutup oleh batugamping koral dan napal dengan memberikan
kenampakan topografi kars. Topografi ini dijumpai di sekitar desa Jonggrangan, sehingga litologi di
daerah tersebut dikenal sebagai Formasi Jonggrangan.
Pannekoek (1939), vide (Van Bammelen, 1949, hal 601) mengatakan bahwa sisi utara dari
Pegunungan Kulon Progo tersebut telah terpotong oleh gawir-gawir sehingga di bagian ini banyak yang
hancur, yang akhirnya tertimbun di bawah alluvial Magelang.
II.2 Statigrafi Regional
Stratigrafi Pegunungan Kulon Progo [Pringgoprawiro dan Riyanto (1987)] dari tua ke muda :
a) Formasi Nanggulan
Formasi Nanggulan bagian bawah tersusun atas batupasir kuarsa dengan sisipan lignit,
mengandung fosil Axinea dengan lingkungan pengendapannya litoral, bagian tengah disusun oleh
napal pasiran selang-seling dengan batupasir dan batulempung, dijumpai fosil Nummulites djojakartae
dengan lingkungan pengendapan litoralsublitoral pinggir, bagian atas disusun napal dan batugamping
berselingan dengan batupasir, fosil Discocylina omphalus lingkungan pengendapan sublitoral pinggir.
Umurnya Eosen Tengah-Eosen Akhir, tebal 400 meter. Bagian atasnya merupakan Anggota Seputih
litologi napal pelagis, mengandung fosil foram ; Gt.opima, Gt.cerroazualensis, dan Gt.mexicana
berumur Eosen AkhirOligosen Akhir, lingkungan pengendapan sublitoral- laut terbuka, tebal 100 m.
b) Formasi Kaligesing
Formasi ini dicirikan oleh adanya batuan volkanik klastik tebal, yang teridiri dari breksi volkanik
(laharik), dengan sisipan lava andesit dan batupasir tuffan. Lokasi Desa Ulusobo, Kaligesing, 10 km
timur Kota Purworejo. Bagian bawah dicirikan perselingan breksi andesit dan lava andesit, tebal 275 m,
bagian tengah berupa breksi andesit sisipan batupasir tuffan, tebal 220 m, bagian atas tersusun
breksi andesit pirosen sisipan batupasir kerikilan, tebal 2,5 18 dan 0,5 2,5 m, sedang tebal
keseluruhan mencapai 830 meter. Umur formasi ini ditentukan atas hubungan stratigrafi dengan dua
satuan batuan yang mengapitnya, karena tidak mengandung fosil penunjuk umur, diperkirakan berumur
Oligosen AkhirMiosen Awal, diendapkan lingkungan darat, berupa endapan lahar yang terpilah buruk
dalam matrik relatif halus dan kadang nampak perlapisan berangsur dan perlapisan sejajar.
c) Formasi Dukuh
Formasi Dukuh disusun oleh selang-seling batugamping bioklastik, batupasir sedang sampai
kerikilan, batulempung, breksi dan konglomerat, mengandung banyak koral, bryozoa, pelecypoda,
gastropoda, dan foraminifera. Lokasi di Desa Dukuh, Samigaluh, Kulon Progo, 17 km ke Utara dari
Sentolo, ketebalan pada stratotipenya mencapai 535 meter. Umur dari formasi ini Oligosen Akhir
bagian atas (N3) dengan hadirnya fosil Ga.selli, Ga.senilis, Ga.nana, Ga.tripartita, dan Miosen Awal
Bagian Bawah (N4 N5) dan dijumpainya fosil Ga.binaensis, Grt.dissimillis, Gs.primordius, Gt.kugleri.
Lingkungan pengendapannya adalah kipas bawah laut dalam, dijumpainya fosil laut, glaukonit, struktur
sedimen graded bedding, stratifikasi sejajar, diselingi batuan pelitik yang memperihatkan laminasi
sejajar. Formasi ini selaras diatas Anggota Seputih Formasi Nanggulan, bersilang jari atau kontak sesar
dengan Formasi Kaligesing, dan selaras diatasnya Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo.
d) Formasi Jonggrangan
Lokasi berada di desa Jonggrangan, dicirikan batugamping terumbu hadirnya koral, moluska,
foram besar, batugamping klastik dan sisipan napal tipis mengandung foram plankton dan bentos,
ketebalan 150 meter, berumur Miosen AwalMiosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan litoral.
Formasi tidak selaras Formasi Kaligesing, selaras Formasi Dukuh, dan bersilang jari Formasi Sentolo.
e) Formasi Sentolo
Formasi ini bagian bawah berupa napal pelagis dan sisipan batugamping, bagian atas
dominan batulempung banyak mengandung foram plankton, bentos, dan foram besar, berumur Miosen
Awal Pliosen dan merupakan endapan laut dangkal hingga laut terbuka dalam. Lokasi formasi ini di
daerah Sentolo dengan ketebalan 1100 meter. Formasi ini mempunyai hubungan tidak selaras
dengan Formasi Kaligesing, selaras dengan Formasi Dukuh, dan bersilang jari dengan Formasi
Jonggrangan.
f) Endapan Volkanik Kuarter
Satuan ini tersusun atas tufa, abu, breksi, aglomerat dan lelehan lava tak terpisahkan yang
berumur Pleistosen Holosen dan merupakan endapan darat, Raharjo (1974) menamakan Formasi
Yogyakarta yang disusun oleh endapan volkanik Merapi, terletak tidak selaras diatas semua formasi
yang lebih tua, dan penyebaran sisi timur Kubah Kulon Progo mempunyai ketebalan lebih 20 meter.
Selatan dan 110 o 1'37" - 110 o 16'26" Bujur Timur. Kulonprogo dan sekitarnya telah banyak diteliti para
ahli geologi dengan mengemukan susunan stratigrafi. Beberapa ahli tersebut antara lain :
Bemmelen (1949), dengan urutan stratigrafinya dari tua ke muda : Eosen of Nanggulan, Old
Andesite Formation yang berfasies volkanik, tidak selaras diatasnya diendapkan Djonggrangan
Beds pada Miosen Awal dan Sentolo Beds pada Miosen Akhir.
Marks (1957), mengusulkan perubahan Beds menjadi Formasi pada Djonggrangan Beds dan
Sentolo Beds menjadi Formasi Djonggrangan dan Formasi Sentolo, dimana kedua formasi
tersebut tidak selaras terhadap Formasi Andesit Tua.
Sujanto dan Roskamil (1975), dengan urutan Formasi Nanggulan berumur Eosen, tidak selaras
diatasnya Formasi Andesit Tua berumur Oligosen Akhir, menerus diendapkan Formasi Sentolo
pada Miosen Pliosen dan Formasi Sambipitu pada Miosen Awal, tidak selaras Formasi
Jonggrangan pada Miosen Awal Miosen Akhir. Diatas Formasi Sentolo tidak selaras
diendapkan Formasi Wonosari pada Pliosen dan termuda berupa Endapan Volkanik Muda.
Kadar (1986), mengsulkan pada Formasi Sentolo dibagi menjadi tiga anggota, yaitu Anggota
Kanyar-anyar, Anggota Genung, dan Anggota Tanjunggunung yang selaras diatas Formasi
Andesit Tua.
Pringgoprawiro dan Riyanto (1987), melakukan revisi Formasi Andeit Tua menjadi dua formasi
baru, yaitu Formasi Kaligesing berfasies darat dan Formasi Dukuh berfasies laut dalam, umur
Oligosen Akhir Miosen Awal. Formasi Kaligesing disusun oleh perselingan breksi volkanik, lava,
batupasir tufaan, dan endapan lahar, sedang Formasi Dukuh disusun oleh perselingan breksi
volkanik, lava, batupasir tufaan, batulempung dan sisipan karbonat, dimana hubungan keduanya
saling menjari atau kontak sesar.
II.4
kubah Kulonprogo. pegunungan Kulon Progo oleh Van Bemmelen (1949, hal.596) dilukiskan sebagai
kubah besar memanjang ke arah barat daya-timur laut, sepanjang 32 km, dan melebar kearah
tenggara-barat laut, selebar 15-20 km. Pada kaki-kaki pegunungan di sekekliling kubah tersebut
banyak dijumpai sesar-sesar yang membentuk pola radial.
Gambar Skema blok diagram dome pegunungan Kulon Progo, yang digambarkan Van Bemmelen (1945, hal.596)
Pada kaki selatan gunung Menoreh dijumpai adanya sinklinal dan sebuah sesar dengan arah barattimur, yang memisahkan gunung Menoreh dengan gunung ijo serta pada sekitar zona sesar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1
Langkah kerja
Stop site 1
1. Membuat Sketsa lapangan
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Mengambil sampel dan dideskripsikan
4. Interpretasi petrogenesa
Stop site 2
1. Membuat sketsa lapangan
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Membentangkan meteran sepanjang 10 meter untuk menentukan lapisan yang akan
Dideskripsikan
4. Mengukur kedudukan tiap lapisan, azimut dan slope
5.Mengambil sampel dan deskripsikan
6.Interpretasi petrogenesa
7.Membuat profil dan peta lintasan sementara
Stop site 3
1. Membuat sketsa lapangan
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Mengambil sampel dan deskripsikan
4. Interpretasi petrogenesa
Stop site 4
1. Membuat sampel
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Mengambil sampel dan deskripsikan
4. Interpretasi petrogenesa
III.2
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENGAMATAN
IV.1.1. Stopsite 1
IV.1.1.a Latar Belakang Singkapan
Lokasi singkapan terdapat Kecamatan Girimulyo, Dusun Karanganyar. Singkapan batuan yang
ditemukan di sana adalah singkapan Batuan Sedimen Epiklastik dimana material-material penyusun
batuan tersebut berasal dari batuan vulkanik,seperti andesit, dan basalt. Apabila penamaannya
berdasarkan fragmen penyusunnya maka batuan tersebut adalah batuan Breksi Polimik, Hal ini
disebabkan karena batuan terdiri dari fragmen yang lebih dari satu batuan. Berdasarkan penelitian,
maka daerah ini termasuk dalam Formasi Kaligesing yaitu formasi yang mengalami pengendapan di
darat. Umur dari singkapan yang ditemukan adalah Oligosin-Miosin. Singkapan batuan yang ditemukan
umumnya berwarna kehijau-hijauan karena merupakan Zona probilitik yaitu zona yang mengalami
perubahan klorit akibat pelapukan kimiawi yang berasal dari plagioklas karena mengalami alterasi
hidrotermal.
10
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 1 dengan jarak 3. meter. Foto by Arief
Keterangan :
Arah kamera
: N 198o E
Jarak
: 3m
Cuaca
: Cerah
Parameter
: 176 cm
: 8,5 cm
Skala
: Tinggi sebenarnya
8,5 cm
176 cm
20,7
11
Jadi, skalanya adalah 1 : 20,7, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 20,7 cm
di lapangan.
Foto Parameter
Foto 2.
Keterangan :
Arah kamera
: N 221o E
Jarak
: 50 cm
Cuaca
: Cerah
Parameter
: 31,2 cm
: 7,8 cm
Skala
: Tinggi sebenarnya
7,8 cm
31,2 cm
12
Jadi, skalanya adalah 1 :4 yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4 cm di
lapangan.
Jenis Batuan
Warna
: Abu-abu
Struktur
: Masif
Tekstur
1. Ukuran Butir
2. Derajat Pembundaran
: Menyudut
3. Derajat Pembilahan
: Terpilah Buruk
4. Kemas
: Terbuka
Komposisi Mineral
Nama Batuan
: - Fragmen
: Andesit, Basalt
- Matriks
: Klorit
- Semen
: Silika
: Breksi Polimik
13
Deskripsi Fragmen
Jenis Batuan
Warna
: Hitam
Struktur
: Masif
Tekstur
1. Derajat Kristalisasi
: Hipokristalin
2. Derajat Granularitas
3. Bentuk Kristal
: Subhedral
4. Relasi
: Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral
: - Piroksen 40 %
- Masa Gelas 25%
- Plagioklas 35%
Nama Batuan
: Basalt
Jenis Batuan
Warna
: Abu-abu
Struktur
: Masif
Tekstur
1. Derajat Kristalisasi
: Hipokristalin
2. Derajat Granularitas
3. Bentuk Kristal
: Subhedral
4. Relasi
: Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral
: - Hornblende 40 %
- Masa Gelas 20%
- Plagioklas 30%
- K-Feldspar 10%
14
Nama Batuan
: Andesit
: Vegetasi
Gambar Sketsa Lapaangan
Keterangan :
:
: Vegetasi Tumbuhan
15
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 20 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
IV.1.1.d . Kesimpulan
Pada Stopsite pertama berada di Dusun Karang Anyar, kecamatan Girimulyo, Kabupaten
Kulonprogo. dijumpai singkapan Batuan Sedimen epiklastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna abuabu, yang menunjukan struktur masif, tekstur ; Ukuran Butir : kerikil Bongkah (2 - >256 mm), derajat
pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : terpilah Buruk, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen : Andesit, basalt ; Matrik : Klorit ; Semen : silika. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi polimik.
16
IV.1.2. Stopsite 2
IV.1.2.a. Latar Belakang Singkapan
Stop site 2 terletak beberapa meter dari stop site 1. Di stop site 2 kami menemukan singkapan
Batuan Sedimen Klastik yaitu Batupasir Karbonatan. Stop site 2 termasuk ke dalam Formasi Dukuh
yaitu formasi yang mengalami pengendapan di laut.
17
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 2 dengan jarak 5 meter. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera
: N 105 o E
Jarak
:5m
Cuaca
: Cerah
Parameter
1. Tinggi sebenarnya pengamat
: 168 cm
: 7,8 cm
18
Skala
: Tinggi sebenarnya
7,8 cm
168 cm
21,53
Jadi, skalanya adalah 1 : 21,53, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 21,53
cm di lapangan.
Foto Parameter
Foto 2.
Keterangan :
Arah kamera
: N 040o E
Jarak
: 50 cm
Cuaca
: Cerah
Parameter
1. Tinggi parameter sebenarnya
: 31,2 cm
19
Skala
: 7,5 cm
: Tinggi pada gambar
7,5 cm
1
: Tinggi sebenarnya
:
31,2 cm
4,16 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 4,16, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,16 cm
di lapangan.
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Baik
Kemas
: Tertutup
: Kalsit
20
Semen
: Karbonat
Lapisan 2
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus (0.125-0,25mm),
derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen: hornblende, Matriks : kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Terpilah Baik
Kemas
: Tertutup
: Kalsit
21
Semen
: Karbonat
Lapisan 3
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,06-0,125 mm),.
Dengan Komposisi mineral ; Fragmen: - , Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
Komp. Min
Fragmen : Matriks
: Kalsit
Semen
: Karbonat
22
Lapisan 4
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Lanau (0,004-0,06 mm) .Dengan
Komposisi mineral ; Fragmen: -, Matriks : -, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Lanau(0,004-0,06 mm)
: -
Semen
: Karbonat
23
Lapisan 5
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus(0,06-0,125 mm),
derajat. Dengan Komposisi mineral ; Fragmen: -, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga
berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir
Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Kalsit
Semen
: Karbonat
24
Lapisan 6
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25mm),
derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen: hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Terpilah Baik
Kemas
: Tertutup
: Kalsit
Semen
: Karbonat
25
Lapisan 7
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5mm), derajat
pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi mineral ;
Fragmen: Hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh,
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Pasir Sedang(0,25-0,5mm)
: Baik
Kemas
: Tertutup
26
Matriks
: Kalsit
Semen
: Karbonat
Lapisan 8
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh coklat,
warna lapuk Abu-abu yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus (0,1250,25 mm), derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan
Komposisi mineral ; Fragmen : hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna :
Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
: Ukuran Butir
: Pasir Halus
(0,125-0,25 mm)
: Baik
Kemas
: Tertutup
: Kalsit
semen
: Karbonat
27
Lapisan 9
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk coklat, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm). Dengan
Komposisi mineral ; fragmen : - matrik : Kalsit , semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
Komp. Min
; fragmen : -
Nama Batu
matrik
: Kalsit
semen
: Karbonat
: Batulanau
28
Lapisan 10
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna
fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus 0,125- 0,25
mm),Derajat Pembundaran : Membundar, Derajat Pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup, Dengan
Komposisi mineral ;fragmen : hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Abu-abu
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
: Ukuran Butir
: Baik
Kemas
: Tertutup
: Kalsit
Semen
: Karbonat
29
Lapisan 11
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna
fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,06250,125 mm),. Dengan Komposisi mineral ; fragmen: - ,matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga
berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir
Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
Komp. Min
Nama Batu
; Fragmen : Matriks
: Kalsit
Semen
: Karbonat
: Batupasir Karbonatan
30
Lapisan 12
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm),. Dengan
Komposisi mineral ; fragmen: - ,matrik: Kalsit , semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Abu-abu
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
: Ukuran Butir
: Kalsit
Semen
: Karbonat
31
Lapisan 13
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),
derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi
mineral ; fragmen: hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Coklat
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
; Ukuran Butir
: Baik
Kemas
: tertutup
: Kalsit
Semen
: Karbonat
32
Lapisan 14
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna
fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25
mm),derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan
Komposisi mineral ; fragmen : hornblende , matrik: Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna
: Abu - abu
Struktur
: Perlapisan
Tekstur
: Ukuran Butir
: Baik
Kemas
: Tertutup
: Kalsit
Semen
: Karbonat
33
A z im u th : N 1 7 3 E
O
34
Tebal (m)
D ip R a ta
S lo p e : N 0 0 5 E
O
35
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa Lapaangan
Keterangan :
:
Vegetasi Tumbuhan
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 30 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
36
IV.1.2.d.
Kesimpulan
Pada Stopsite kedua berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyer, Kabupaten Kulonprogo.
Dijumpai singkapan batuan sedimen karbonat klastik, dengan warna Coklat, yang menunjukkan
struktur Perlapisan. Tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,0625-0,004 mm) Pasir sedang (0,125-0,5mm)
Derajat Pembundaran : Membundar (Rounded), Derajat Pemilahan: terpilah baik, memiliki Kemas :
Tertutup. Komposisi Mineral ; Fragmen : Hornblende, Matrik: Kalsit, mempunyai semen : Karbonat.
Lapisan yang lebih muda akan kita jumpai jika kita berjalan searah dip. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan di stopsite ini adalah Batulanau dan Batupasir
Karbonatan.
37
V.1.3
STOP SITE 3
38
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 3 dengan jarak 5 meter. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera
: N 024o E
Jarak
: 5m
Cuaca
: Mendung
Parameter
: 168 cm
: 7,5 cm
Skala
: Tinggi sebenarnya
7,5 cm
168 cm
22,4 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 22,4, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 22,4 cm
di lapangan.
39
Foto parameter
Foto 2.
Keterangan :
Arah kamera
: N 355o E
Jarak
: 0,5 m
Cuaca
: Mendung
Parameter
: 30 cm
: 6,5 cm
Skala
: Tinggi sebenarnya
6,5 cm
30 cm
1 cm
4,6 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 4,6, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,6 cm di
lapangan.
40
Jenis Batuan
Warna
: Merah
Struktur
: Masif
Tekstur
Ukuran Butir
Komposisi Mineral
: Mineral Lempung
Nama Batuan
: Batulempung
Sampel batuan 2
Jenis Batuan
Warna
: Hitam Kecoklatan
Struktur
: Masif
Tekstur
: Amorf
Komposisi Mineral
: Monomineralik Karbon ( C )
Nama Batuan
: Batubara
41
V.1.3.c .Petrogenesa
Pada stop site ini terdapat batuan sedimen klastik dan non klastik. Dimana batuan sedimen
Klastik merupakan batuan berasal dari rombakan batuan asal contohnya batulempung. Sedangkan
batuan sediman nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme
contohnya batubara. Dimana batu lempung pada stop site ini terbentuk dari pengendapan kembali
rombakan batuan asal yang tertransport kemudian mengalami proses diagenesa dengan materialnya
berupa material lempung.
Sedangkan batubara pada stop site ini terbentuk dari hasil pengendapan tumbuh-tumbuhan
yang berada di sekitar daerah pengendapan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya
pelapukan, setelah itu mengalami proses diagenesa kompaksi. Lingkungan tempat terbentuknya
batubara adalah khusus sekali karena ia harus memiliki banyak tumbuhan sehingga kalau timbunan itu
mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa Lapaangan
Keterangan :
42
Vegetasi Tumbuhan
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 10 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
V1.3.d Kesimpulan
Pada Stopsite Tiga berada di daerah Kalisonggo,Kel. Pandoworejo Kab. Nanggulan Kab.
Kulonprogo. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung dan
batubara. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati dan
pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.
43
44
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 4 dengan jarak 3 meter. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera
: N 030o E
Jarak
: 3m
Cuaca
: Mendung
Parameter
: 165 cm
: 7,8 cm
Skala
: Tinggi sebenarnya
7,8 cm
1 cm
165 cm
21,15 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 21,15, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 21,15
cm di lapangan.
45
Foto Parameter
Foto 2.
Keterangan :
Arah kamera
: N 004o E
Jarak
: 50 cm
Cuaca
: Mendung
Parameter
: 31,2 cm
: 8,3 cm
Skala
: Tinggi sebenarnya
8,3 cm
31,2 cm
1 cm
3,75 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 3,75, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 3,75 cm
di lapangan.
46
VI.1.4.b.Deskripsi Lithologi
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan batuan beku basa vulkanik dengan warna lapuk coklat, warna fresh hitam,
yang menunjukan struktur Columnar joint, Tekstur : Derajat Kristalisasi : hipokristalin, Granularitas :
fanerik halus sedang (< 1mm - 5 mm), Pada Kemas dengan Bentuk Kristal = Subhedral, Relasi =
Inequigranular vitroverik. Dengan komposisi mineral : Piroksen 30%, Masa Gelas 50%, Plagioklas
20%. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini
adalah Basalt.
Jenis Batuan
Warna
: Hitam
Struktur
: Columnar joint
Tekstur
1. Der. Kristalisasi
: Hipokristalin
2. Der. Granularitas
3. Kemas
Komposisi Mineral
: -Piroksen
: 30 %
- Masa Gelas : 50 %
- Plagioklas
Nama Batuan
: 20 %
: Basalt
47
VI.1.4.c .Petrogenesa
Pada Stop site ini Tersingkap batuan beku basa vulkanik yang didominasi oleh mineral mafic
yaitu mineral yang berwarna gelap. dengan struktur collumnar joint hal ini dilihat dari arah aliran lava
terhadap bidang kekar atau proses pembentukan singkapan.Terbentuk karena pembekuan magma di
permukaan sehingga pada batuan ini ditemukan massa gelas. Batuan ini terbentuk dari hasil intrusi
magma yang bersifat basa dengan kadar SiO 2 45-52%.
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa Lapaangan
Keterangan :
:
Vegetasi Tumbuhan
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 30 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
48
VI.1.4.d .Kesimpulan
Pada Stopsite empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten
Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Terdapat singkapan batuan beku basa vulkanik dengan warna lapuk
coklat , warna fresh abu-abu yang menunjukan struktur collumnair joint, tekstur ; Der. Kristalisasi :
hipokristalin, ; Der. Granularitas : Fanerik halus sedang ( < 1 5 mm) ; keman , bentuk kristal :
subhedral , Bentuk kristal : inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah basalt yang terbentuk karena adanya
pembekuan magma di permukaan sehingga terdapat masa gelasnya.
49
50
VI.3. PROFIL
Terlampir
51
BAB V
PENUTUP
VII.1. KESIMPULAN
Pada stop site 1, lokasi singkapan terdapat Kecamatan Girimulyo, Dusun Karanganyar.
Singkapan batuan yang ditemukan di sana adalah singkapan Batuan Sedimen Epiklastik dengan
dengan warna lapuk Abu-abu, warna abu-abu, yang menunjukan struktur masif, tekstur : Ukuran Butir :
kerikil Bongkah (2 - >256 mm), derajat pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : terpilah Buruk,
Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi mineral : Fragmen : Andesit, basalt ; Matrik : Klorit, Semen :
silika. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini
adalah Breksi polimik karena batuan ini memiliki lebih dari satu fragmen batuan.
Pada stop site 2, berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyar, Kabupaten Kulonprogo.
Dijumpai singkapan batuan sedimen karbonat klastik, dengan warna Abu-abu, yang menunjukkan
struktur Perlapisan. Tekstur ; Ukuran Butir : lanau ( 0,0625 0,004mm ) Pasir sedang, Derajat
Pembundaran : Membundar (Rounded), Derajat Pemilahan terpilah baik, memiliki Kemas : Tertutup.
Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, Matrik: Kalsit, mempunyai semen : Karbonat. Lapisan yang
lebih muda akan kita jumpai jika kita berjalan searah dip. Berdasarkan data yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan di stopsite ini adalah Batupasir Karbonatan serta Batulanau.
Pada stop site 3, berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo, Kabupaten Kulonprogo
Propinsi Yogyakarta. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung
dan batubara. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati
dan pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.
Pada stop site 4, berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten
Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Terdapat singkapan beku basa vulkanik dengan warna lapuk coklat ,
warna fresh hitam yang menunjukan struktur columnar joint, tekstur ; Der. Kristalisasi : hipokristalin, ;
Der. Granularitas : Fanerik halus sedang ( < 1 5 mm) ; keman , bentuk kristal : subhedral , Bentuk
kristal : inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan tersebut adalah basalt yang terbentuk karena adanya pembekuan magma di
permukaan sehingga terdapat masa gelasnya.
52
53
LAMPIRAN
54
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Kuliah Lapangan. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Buku Panduan Praktikum Petrologi, Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan Teknik Geologi,
Univesitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta 2010.
55