Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Magmatisme Saat Ini Dengan Proses Tektonik Global

1.1. Introduction

Studi petrogenesis batuan beku yang menghubungkan karakterisasi regional sumber magma, partial
melting, dan diferensiasi magma yang berkaitan dengan asal batuan beku dan tektonik global. Apabila
kita mengkorelasikan karakteristik geokimia batuan volkanik modern dengan tatanan tektonik maka kita
dapat mengkarakteristik tatanan paleotektonik dan urutan vulkanisme yang lebih tua dimana deformasi
dan metamorfisme mengubah konteks tektonik aslinya. Berdasarkan empat tatanan tektonik nya dimana
keluarnya magma dapat menjadi cirikhas lingkungan tektonik setting :

1. Constructive plate margins : yaitu batas lempeng divergent (MOR dan back-arc spreading centres)
2. Destructive plate margins : batas lempeng konvergent (island arcs dan active continental margins)
3. Continental intra-plate settings : zona pemekaran benua, banjir basalt pada continental dan
magmatisme potassic dan ultrapotassic (termaksud kimberlit) yang tidak berkaitan dengan zona
pemekaran.

1.2 Karakteristik series magma berasosiasi dengan tatanan tektonik

Pada diagram Harker yang memploting presentase berat Na2 O+K2 O dengan presentase berat SiO2 , untuk
mengetahui kisaran komposisi batuan vulkanik terestrial dan nomenklaturnya.
a. Volcanic Rock b. Plutonik Rock

Gambar 1.2 nomenklatur batuan beku normal igneous rocks after Cox et al 1979) garis pemisah antara deret magma
alkali dan sub-alkali adalah dari Miyashiro (1979)

Gambar 1.2 b menunjukkan nomenklatur pada batuan plutonik dan 1.2 a menunjukkan nomenklatur
batuan volkanik. Pada gambar 1.2a klasifikasi tersebut umumnya hanya berlaku untuk batuan beku non-
potassic dan juga dalam keadaan segar atau tidak lapuk dan tidak mengalami metamorfisme. Pada gambar
1.2a batuan vulkanik dapat dibagi menjadi seri magma utama, alkali dan sub-alkali dipisahkan oleh garis
padat dalam diagram ini(garis padat ini menunjukkan gradasi). Pembagian pada diagram tersebut kali
diusulkan oleh iddings pada tahun 1892 dan dielaborasi oleh harker(1909), Macdonald & Katsura (1964),
Macdonald (1968), Irvine & Baragar (1971) dan Miyashiro (1979).
Tabel 1.2 Perkiraan ekuivalen dari beberapa jenis batuan yang kaya akan Potassium dan jenis batuan normal (after
Cox et al. 1979)
Potassic Normal

Leucitophyre Phonolite
K-trachyte Trachyte
K-rhyolite Tristanite
Latite Trachyandesite
Leucite Nepheline
Leucite basanite Basanite
Leucite tephrite Tephrite
Absokite Basalt
Shoshonite Basalt

Diagram presentase berat K2 O+Na2 O dengan presentase berat SiO2 juga dapat digunakan untuk
membedakan antara batuan basaltik dari series alkalik dan sub-alkalik (Middlemost, 1975). Pada gambar
1.3a basaltik sub-alkalin dapat dibagi lagi menjadi tipe normal dan K rendah. Secara umum, deret magma
sub-alkali dapat dibagi lagi menjadi deret alumina atau deret kalk-alkali tinggi dan deret tholeiitik k-
rendah.

a. b.

Gambar 1.3 Klasifikasi dari alkali basalt dan subalkali dangan parameter (a) persen berat K2OTerhadap
SiO2(b) persen berat Na2OTerhadap SiO2(Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991)

Pada gambar 1.4 tholeiitic umumnya menunjukkan tren pengayaan besi pada tahap awal diferensiasi,
sedangkan pada kalk-alkali tren langsung di diagram, akibat penekanan pengayaan besi oleh kristalisasi
awal oksida Fe-Ti. Selain itu, plot indeks alkali (A.I) dengan presentase berat Al2 O3 (Gambar 1.5) berguna
untuk membedakan antara basal tholeiitik dan kalc-alkali. Nilai yang sangat kecil pada basalt K-rendah
dapat memplot alumina tinggi pada diagram dalam hal akumulasi kristal plagioklas.
Perbedaan kimia yang paling menonjol antara bagian akhir basal tholeiitik dan series kalk-alkali dalam
kontent Al2 O3 : Basalt Kalk-alkali dan andesit mengandung 16-20% sedangkan padanan tholeiitiknya
hanya mengandung 12-16% Al2O3.
Key
A. Na2O + K2O
F. FeO + Fe2O3
M. MgO
B. Basalt
FB. Ferro-Basalt
BA. Basaltic andesite
A Andesite
D Dacite
R Riyolitite

Gambar 1.4 Diagram AFM menunjukkan tipe Tholeitiik dan Kalk-Alkali tren diferensiasinya

Batuan dari deret magma alkali dapat dibagi lagi menjadi tipe sodik, potasik, dan High-K dalam diagram
K2 O dengan Na2 O (gambar 1.6) deret high-K cenderung miskin silika seperti absarokite, lamproite,
leucite basalt, leucite basanite dan leucitite.

Gambar 1.5 Diagram Alkali Index (A.L) dengan presentase berat Al2O3 untuk klasifikasi tholeitiik dan kalk-alkali
basalt (after Middlemost, 1975)

Basalt sub-alkali merupakan batuan volkanik yang paling umum ditemukan di benua dan cekungan laut.
Basalt sub-alkali low-K, atau basalt toleiitik merupakan magma produk tipe Mid Oceanic Ridge (MOR)
dan di continental flood basalt provinces.

high

Gambar 1.6 Diagram K2O dengan Na2O (wt. %) menunjukkan subdivisi series alkali magma
Basalt tersebut biasanya sangat sedikit K dan kation besar lainnya (Rb, Ba, U, Th, Pb, Zr, dan REE)
dibandingkan dengan basalt jenis lainnya. Analisis batuan volkanik yang berasal dari lantai samudera
memiliki composisi magma yang heterogenetik.

Tabel 1.3 karakteristik series magma berasosiasi dengan tatanan tektoniknya

Batas Lempeng Dalam lempeng


Tectonic setting Konvergen Divergen Intra-oceanik Intra-Continental
(Destructive) (Constructive)
Fitur Vulkanik Island arcs Mid Oceanic Oceanic island Continental rift
Ridge zones
Aktive continental Back-arc Continental flood
margins Spreading centres basalt provinces
Karakteristik Tholeiitic Tholeiitic Tholeiitic Tholeiitic
series magma Calc-alkaline - - -
alkaline - Alkaline Alkaline
SiO2 Range Basalt dan Basalt Basalt dan Basalt dan
diferensiasinya diferensiasinya diferensiasinya

Magma kalk-alkali hanya berkaitan dengan zona penunjangan atau zona subduksi, dan merukapan
indikator geokimia yang sangat penting untuk mengetahui gunung api purba. Produk vulkanisme di island
arcs bervariasi sesuai dengan tahap evolusi busur, dengan jarak vertikal di atas zona benioff dan secara
lateral di island arcs. Batuan volkanik bisa dibagi ke dalam jenis toleiitk,kalk-alkali, dan alkali yang
semuanya bergradasi. Jenis magma tolelitik bisanya terbentuk pada busur muda, sedangkan magma kalk-
alkali pada busur yang lebih tua dan batas benua aktif.

Alkali basalt dan deferensiasinya umum dijumpai pada tatanan tektonik antar lempeng seperti kepulauan
samudera dan rekahan lempeng antar benua dan jarang dijumpai pada beberapa subduksi. Kepulauan
samudera basalt (OIB) memiliki komposisi yang mungkin bervariasi mulai dari toleiitik (Hawai, Iceland,
dan Galapagos, alkali sodik (Pulau Canary dan St. Halena) hingga alkali potasik (Tristan da Cunha dan
Gough). Umumnya evolusi magma lebih berkembang dibandingkan basalt, seringpula berupa kesatuan
basalt trasit atau ponolit.Basalt daratan sangat terbatas saat ini, dan dominasinya yaitu alkali pada tahap
awal dari pemekaran daratan. Meskipun begitu, pada wilayah kerak dengan gaya tarik yang besar,
umunya akan terdapat transisi dan toleiitik.Wilayah aliran basalt toleiitik daratan mungkin sangat
berarti di masa lalu, berhubungan dengan fase utama pemekaran benua yang sempurna dan pembentukan
dari cekungan. Magma Kimberlit dan yang berasal dari magma alkali daratan yang sangat berbeda terbentuk
pada tatanan tektonik yang lebih luas.

Mutiara Adiyasari 12018003


Referensi : Wilson. Marjorie. (1989). IGNEOUS PETROGENESIS. The Netherlands : by Springer. Hal 3-11.

Anda mungkin juga menyukai