Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Geologi

Cekungan Kutai
Waluyo Alfazri
101216094

Muhammad Langgi Ladian


101216067

Salim Abdussalam
101216112

ServiceAbednego
3 Pakpahan
101216071
Geologi Regional • Fisiografi Regional

Kalimantan
Pulau Kalimantan memiliki lokasi pada 7o LU hingga 4o
2o’ LS hingga 119o 22’ BT.
Pulau Kalimantan berada dibagian tenggara dari lempeng
Eurasia. Pada bagian utara dibatasi oleh cekungan marginal
Laut China Selatan, di bagian timur oleh selat Makassar dan
di
bagian selatan oleh Laut Jawa.

• Pembagian Daerah
-) Bagian utara Kalimantan didominasi oleh komplek akresi
Formasi Crocker, Formasi Rajang dan Formasi Embaluh.
-) Bagian selatan komplek ini terbentuk Cekungan Melawi-
Ketungai dan Cekungan Kutai.
-) Bagian selatan pulau Kalimantan terdapat Schwanner
Mountain.
-) Bagian tenggara Kalimantan terdapat Cekungan Barito
dan
Cekungan Asem-asem.

Gambar 1 : Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan


(Bachtiar, 2006)
• Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi
bagian dari lempeng mikro Sunda.

• Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia Tenggara ditafsirkan


sebagai fragmen dari lempeng eurasia yang melejit ke Tenggara
sebagai akibat dari tumbukan kerak benua India dengan kerak
benua Asia, yang terjadi kira-kira 40-50 juta tahun yang lalu.

Gambar 2 : Elemen Tektonik Pulau Kalimantan pada Miosen


tengah.(Nuay, 1985, op cit., Oh, 1987.)
Fisiografi
Cekungan
Kutai
Geometri
Luas kurang lebih 160.000 km2 dan ketebalan sekitar 14 km
dengan endapan berumur Tersier (Rose dan Hartono, 1971)
dan (Mora dkk., 2001).

Batas-Batas Cekungan Kutai


Di sebelah utara dibatasi oleh Tinggian Mangkalihat dan Sesar
Sangkulirang, di sebelah timur dibatasi oleh Delta Mahakam, di
sebelah selatan dibatasi oleh Sesar Adang, di sebelah barat
dibatasi oleh Tinggian Kuching (Chambers dan Moss, 2000).
Gambar 3 . Sketsa fisiografi regional Cekungan Kutai
(Peterson dkk., 1997 dalam Mora dkk., 2001).
Stratigrafi
Cekungan Kutai
• A. Endapan Tersier
ENDAPAN TERSIER Fase Fase Regresi Neogene
Transgresi Paleogene Dengan kondisi tektonik yang
dimulai ketika terjadi fase relatif tenang dari miosen
tektonik ekstensional dan awal hingga sekarang, proses
pengisian rift pada kala sedimentasi menghasilkan
eosen hingga proses endapan deltaic progradation
sedimnetasi mencapai dengan material sedimen
puncak ketika fasa saging, klastika delta hingga laut
sehingga mengendapkan dangkal dengan arah
shale secara regional dan progradasi barat ke timur
batuan karbonat pada (Chambers dan Moss, 2000).
oligosen akhir (Chambers
dan Moss, 2000).
Gambar 6 : Kolom Stratigrafi Cekungan Kutai
(Satyana dkk., 1995)
Kolom
Stratigrafi
Cekungan B. FORMASI CEKUNGAN KUTAI

Kutai (dari tua ke muda)

• Formasi Pamaluan
• Formasi Bebuluh
• Formasi Pulau Balang
• Formasi Balikpapan
• Formasi Kampung Baru
(Satyana dkk., 1995).

• Gambar 7 : Kolom Stratigrafi


Cekungan Kutai (Satyana
dkk., 1995)
Tektonik
Cekungan
Kutai
Cekungan Kutai telah mengalami sejarah
tektonik yang cukup panjang dan cukup
kompleks yang terjadi selama masa paleogen
hingga resen yang menghasilkan struktur-
struktur yang cukup kompleks. Struktur
batuan yang ada merupakan hasil dari
tektonik Akhir Mesozoikum hingga awal
tersier.
Gambar 4 : Kerangka tektonik dari Kalimantan dan
sekitarnya
Perkembangan
Tektonik
Cekungan Kutai

Kerangka tektonik di Kalimantan bagian timur


dipengaruhi oleh perkembangan tektonik regional
yang melibatkan interaksi antara Lempeng Pasifik,
Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia, serta
dipengaruhi oleh tektonik regional di asia bagian
tenggara (Biantoro et al., 1992).

Gambar 5 : Elemen struktur regional Cekungan Kutai (van de


Weerd dan Armin, 1992).
Pre Tersier

Evolusi Basement cekungan Kutai berupa batuan sedimen yang termetamorfikan,batuan vulkanik
Formasi Boh
dan batuan beku

dari Paleosen Awal


Terendapkan sedimen alluvial cekungan dalam berupa batu pasir Formasi Kilam Halog

Cekungan Paleosen Akhir – Eocene Akhir


Inisiasi Rifting kemudian pengisian cekungan akibat subsidence oleh endapan lapisan Beriun

Kutai Eosen Akhir – Oligosen Awal


Saat proses tektonik regional yaitu pemekaran lantai samudra Laut Cina Selatan di cekungan Kutai sedang mengalami
Post Sagging Rift ,saat tektonik tenang terendapkanlah Lapisan Atan dengan litologi shale dan batulumpur dan Lapisan
Sembulu.

Oligosen Akhir – Miosen Akhir


Pada saat penurunan cekungan terendapkan Formasi Pamaluan dengna litologi batulempung,serpih,napal,batupasir dan
batugamping serta Formasi Marah dengan litologi batupasir dan konglomerat serta perselingan serpih dan batubara.
Secara selaras juga diendapkan Formasi Bebulu pada awal Miosen – Miosen akhir dengan litologi batugamping
,batupasir,batulanau dengan sisipan batugamping dan batulempung.

Miosen tengah – Miosen Akhir terendapkan saat fase Regresif dan Basin Inversion Formasi Balikpapan dengan litologi
batupasir dengan perlapisan batulumpur,batulanau, yang mengalami interkalasi dengan batunapal, dan batugamping

Miosen Akhir – Kuartenari


Terendapkan Formasi Kampung baru dengna litologi batupasir,batulanau dan batubara. Pada saat kuarter hingga resen
terbentuklah Formasi Mahakam berupa delta Mahakam yang ada seperti saat ini dengan litologi
batupasir,batulempung,batugamping kalkarenit bioklastik .
Gambar 9 : Rekonstruksi Penampang (Asidikin,dkk.1995)
Gambar 8.: Pergerakan Lempeng Kretaseus (Asidikin,dkk.1995)
Gambar 10 : Rekonstruksi Pergerakan Lempeng (
Gambar 11 : Rekonstruksi Lempeng (Asidikin,dkk.1995)
Asidikin,dkk.1995)
Gambar 12 : Rekonstruksi Penampang( Asidikin,dkk.1995)
Aspek Ekonomi
Petroleum sistem Migas
• Batuan induk
Menurut Oudin dan Picard (1982) serta Burus dkk (1992) batuan induk Mahakam berjenis ”humic” . Serpih yang
berasosiasi dengan Batubara yang terendapkan diantara endapan paparan pantai yang merupakan anggota dari formasi
Balikpapan dan Kampung Baru, kerogen berapa endapan darat yang banyak mengandung sisa tumbuhan, tingkat
kematangan sedang-akhir, nilai TOC rata-rata nya adalah 1%.

• Kematangan
Tingkat kematangan batuan induk yang berumur Miosen awal sangat tinggi dengan nilai Ro lebih dari 0,4%.

• Reservoir
Batuan reservoir utama yang berumur Miosen Akhir-Pliosen pada umunya merupakan batupasiryang berasal dari
endapan paparan delta, delta front, prodelta/marine, dan fasies prograding lowstand.

• Perangkap
Perangkap struktural dengan tipe closure empat arah, seperti yang ditemukan di Lapangan Badak, Handil, Bekapai, dan
Attaka, serta terdapat perangkap struktur dan stratigrafi lebih umum ditemukan pada lapangan-lapangan di Cekungan
Kutai.
• Batuan penyekap
Batuan tudung yang berkembang dikawasan Cekungan Kutai berasal dari serpih. Grup Balikpapan dan Formasi
Kampung Baru memiliki serpih yang sangat potensial sebagai batuan tudung.

• Migrasi
Dengan menggunakan plot silang Ro-OPI, secara semu dapat terlihat bahwa hidrokarbon terekspulsi pada
Ro=0.7%. Pada Ro 1.2%, semua cairan dari hidrokarbon akan terkonversi menjadi gas dan memicu migrasi
sekunder. Model Kinetik menunjukan bahwa efisiensi ekspulsi dari batuan induk yang berumur Miosen berkisar
antara 25% - 40%.
Migrasi sekunder dari batuan induk menuju reservoir kebanyakan dipengaruhi oleh strukturisasi yang intensif
pada area tersebut. Mekanisme yang dominan yakni migrasi vertikal sepanjang sistem patahan. Pada beberapa
area, ditemukan migrasi lateral. Rembesan minyak dan gas ditemukan sepanjang Zona Patahan Saka Kanan-Loa
Haur-Separi.
Kesimpulan

Cekungan Kutai berada pada daerah yang memiliki tektonik yang kompleks dengan
interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng
Pasifik, dan Lempeng Asia yang membentuk daerah Timur Kalimantan yang
menghasilkan bebarapa kerangka tektonik . Bagian Barat daya dari Kalimantan
merupakan bagian dari continental passive margin, yang terbentuk pada zaman Kapur
Awal sebagai bagian dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal sebagai Sunda land.
Pada zaman Tersier, terjadi peristiwa interaksi konvergen yang menghasilkan beberapa
formasi akresi pada daerah Kalimantan. Serta di daerah cekungan ini memiliki
potensial minyak dan gas yang cukup baik untuk di eksplorasi dan eksploitasi
Referensi

Allen, G.P., dan Chambers,J.L.C.,1998, Sedimentation in the Modern and Miocen Mahakam Delta. IPA, hal. 156-165

Bachtiar A., et al, 2006. Petroleum System of the Kutei Basin, Kalimantan, Indonesia.Indonesian Petroleum Association

Hutchison, C.S., 1996, The 'Rajang Accretionary Prism' and 'Lupar Line' Problem of Borneo, in R. Hall and D.J.
Blundell, (eds.), Tectonic Evolution of SE Asia, Geological Society of London Special Publication, p. 247-261.

Satyana, A.H., Nugroho, D., Surantoko, I, 1999, Tectonic Controls on The Hydrocarbon Habitats of The Barito, Kutai and
Tarakan Basin, Eastern Kalimantan, Indonesia; Major Dissimilarities, Journal of Asian Earth Sciences Special Issue Vol. 17,
No. 1-2, Elsevier Science, Oxford 99-120

Tapponnier, P., et al,1982. Propagating extrusion tectonics in Asia: New insights from simple experiments with
plasticine. Geology 10(12).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai