Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT
United Tractors Tbk, distributor kendaraan berat komatsu di Indonesia. PT Astra
Internasional Tbk, pemilik saham utama PT United Tractors Tbk, merupakan
salah satu perusahaan terbesar dan terkemuka di Indonesia. PT Pamapersada
Nusantara mempunyai site dibeberapa lokasi salah satunya di PT Kideco Jaya
Agung. PT Kideco Jaya Agung berlokasi di Desa Batu Kajang Kecamatan Batu
Sopang Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan ini memiliki
luas daerah penambangan sebesar 50.400 Ha, yang dibagi menjadi empat lokasi
yakni:
1)

Roto Samurangau 27.430 Ha

2)

Pinang Jatus 6.090 Ha

3)

Susubang Uko 9.000 Ha

4)

Samu-Biu 7.880 Ha
Sesuai dengan kontrak antara PT Pamapersada Nusantara dengan PT Kideco

Jaya Agung yang berlaku sejak tahun 2009 sampai 2019, lingkup kerja PT
Pamapersada Nusantara antara lain :
1. Land Clearing di areal tambang dan areal disposal
2. Pemindahan top soil di area pit
3. Pemindahan & penimbunan overburden
4. Pemboran dan peledakan
5. Penggalian, pengangkutan dan penumpukan batubara ke stockpile & crushing
plant
6. Pemompaan air di areal tambang
Adapun Lokasi penambangan Kideco Jaya Agung yang telah beroperasi dan
produksi saat ini adalah Roto Utara, Roto Selatan dan Samurangau sedangkan
penelitian ini dilakukan di daerah kuasa pertambangan PT Pamapersada
Nusantara pada Pit Roto Selatan Sump E2 sebagai batasan dari penelitian.

2.2 Lokasi Dan Kesampaian Daerah


Secara administrasi lokasi penambangan batubara PT. Kideco Jaya Agung
termasuk wilayah Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser,
Provinsi Kalimantan Timur. Secara astronomis PT Kideco Jaya Agung terletak
pada 15418- 15700 Lintang Utara dan 1155035 - 1155145 Bujur
Timur ( Gambar 2.1 ). Kecamatan Batu Sopang memiliki luas 287,87 km 2 dengan
batas utara adalah Kecamatan Long Ikis, batas timur Kecamatan Kuaro, batas
selatan Kacamatan Muara Samu, dan batas barat Kecamatan Muara Komam.
Untuk mencapai lokasi penelitian di PT Pamapersada Nusantara Job Site
Kideco dapat dicapai dari Bandar Udara Kota Balikpapan dapat ditempuh dengan
kendaraan darat menuju pelabuhan semayang selama 35 menit sejauh 9 km,
kemudian menuju Penajam dengan menggunakan transportasi laut ferry atau
speed boat menyebrangi teluk Balikpapan kurang lebih selama 10 menit. Setelah
itu dilanjutkan perjalanan darat dari Penajam Paser Utara menuju Batu Kajang
melalui pegunungan dan hutan menggunakan kendaraan darat selama kurang
lebih 4 jam.
Kondisi jalan dari Balikpapan menuju Batu Kajang merupakan jalan beraspal
yang berada dalam kondisi baik, akan tetapi beberapa kali dijumpai jalan dalam
kondisi berlubang.

II-2

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.1 Peta Lokasi Dan Kesampaian Daerah Pengamatan

2.3 Keadaan Iklim dan Curah Hujan


Keadaan iklim dan curah hujan daerah penambangan wilayah Roto Selatan
dan daerah sekitarnya mempunyai iklim tropis dengan dua musim yaitu musim
kemarau yang terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan September dan musim
hujan yang terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Juni. Suhu rata-rata
maksimum berkisar antara 37C sampai dengan 39C, sedangkan suhu rata-rata
minimum berkisar antara 33C sampai 34C.
Curah hujan di daerah penelitian dicatat oleh stasiun pengamatan curah hujan
yang cukup mewakili berdasarkan luas catchmen area. Pada kuasa pertambangan
PT Pamapersada Nusantara Job Site Kideco terbagi menjadi 9 stasiun curah hujan
yang masing-masing memiliki daerah pengaruh. Pembagian daerah pengaruh
hujan menggunakan metode Thiessen. Penggunaan metode ini untuk membagi
distribusi hujan dari setiap stasiun curah hujan. Namun di PT. Pamapersada
Nusantara Job Site Kideco terdapat beberapa lokasi pengamatan curah hujan yang
diukur secara manual. Berdasarkan data curah hujan dari Engineering
Departement PT Pamapersada Nusantara Distrik Kideco dari tahun 2011 2015,
diperoleh curah hujan rata rata sebesar 1350.21 mm/tahun, jumlah rata rata
hari hujan sebesar 185 hari pertahun dan curah hujan tahunan maksimum 2355.86
mm/tahun.
2.4 Flora dan Fauna
Secara umum pada daerah lokasi tambang pit Roto Selatan memiliki banyak
sekali aneka makhluk hidup yang ada ditambang disekitarnya, seperti tumbuhII-3

tumbuhan dan hewan. Untuk tumbuhan sendiri seperti pohon akasisa dan pohon
meranti, tumbuhan liar dan juga kebun milik warga seperti kelapa sawit dan karet
juga singkong, durian dan nangka, sedangkan untuk faunanya sendiri seperti
anjing hutan, burung elang, ular.
2.5 Sosial dan Kependudukan
Pada Perusahaan PT. Pamapersada Nusantara Job Site Kideco Jaya Agung
yang berada di sekitar daerah Batu Kajang dengan masyarakat memiliki hubungan
sosialisasi yang cukup baik dapat dilihat dari segi Corporate Sosial Responsibility
( CSR ) yang banyak melakukan kegiatan bersama yang ada diantaranya seperti
membuat suatu kegiatan seminar yang berkompetensi untuk kemajuan
masyarakat.
Serta pembangunan infrastruktur Desa Batu Kajang Seperti pembangunan
gedung sekolah, pembangunan Balai Desa dan penyetaraan kesejahteraaan
masyarakat daerah dengan memberikan kesempatan peluang lapangan kerja yang
layak dan juga memberikan fasilitas kesehatan kepada masyarakat yang ada di
desa batu kajang sekitar area tambang dan di dukung dari Perusahaan PT. Kideco
Jaya Agung.

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan


STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PT. PAMAPERSADA JOB SITE KIDECOJAYA AGUNG

II-4

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara


Job Site Kideco Jaya Agung

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTMENT SHE


PT. PAMAPERSADA JOB SITE KIDECO JAYA AGUNG

II-5

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Department SHE


2.7 Kondisi Geologi

2.7.1 Kondisi Geologi Regional


Cekungan cekungan busur belakang yang terdapat di sepanjang pantai timur
Kalimantan tergolong kedalam cekungan - cekungan yang berumur Tersier.
Secara umum di sepanjang pantai timur Kalimantan dikenal dengan 3 cekungan
sedimentai utama dari utara keselatan adalah Cekungan Tarakan ,Cekungan
Kutai, Cekungan Barito. Pada mulanya daerah ini merupakan suatu pusat
pengendapan tunggal yang besar selama jaman Tersier awal, kemudian terpisahpisah oleh daerah daerah tinggian yang letaknya melintang.
Secara regional, selama jaman tersier terjadi aktifitas tektonik utama yang
mempengaruhi pembentukan cekungan cekungan yang ada di Kalimantan Timur
dan Kalimantan Selatan ,yaitu tektonik yang terjadi pada awal tersier, Oligosen
Bawah, Miosen Tengah, dan Plio-Pleistosen.
1. Aktifitas tektonik Tersier mengakibatkan terjadinya pengangkatan tinggian
Mangkaliat dan Suikerbrood ridge yang membagi cekungan kalimantan
menjadi Cekungan Tarakan disebelah Utara dan Cekungan Kutai disebelah
Selatan.
2.

Aktifitas tektonik pada Oligosen Bawah, merupakan gerak Tektonik Fleksur


sepanjang partenoster Cross High atau Barito Kutai Cross High yang
memisahkan cekungan Kutai dengan cekungan Barito.

3. Aktifitas tektonik pada miosen tengah,mengakibatkan terjadinya pengangkatan


pegunungan meratus berarah Timur laut- Barat daya- pegunungan ini
memisahkan cekungan Barito dan sub cekungan asem asem dan pasir.
4. Aktifitas tektonik pada plioplistosen, mengakibatkan seluruh cekungan
kalimantan terangkat sehingga membentuk Konfigurasi seperti sekarang.

II-6

Cekungan Barito meliputi daerah seluas 70.000 km di Kalimantan tenggara.


Cekungan ini terletak diantara dua elemen yang berumur Mesozoikum (Paparan
Sunda disebelah barat dan pegunungan Meratus yang merupakan jalur melang
tektonik di sebelah timur).
Cekungan Barito terpisah dari cekungan Kutai yang ada diutaranya oleh
tinggian Parternoster, sedangkan kearah selatan cekungan ini menerus ke wilayah
lepas pantai dan menyambung dengan cekungan Jawa Timur laut.
Suatu penampang melintang melalui cekungan Barito memperlihatkan
bentuk Cekungan Asimetrik (Gambar 2.4) yang disebakan oleh adanya gerak naik
dan gerak arah barat dari pegunungan Meratus. Sedimen sedimen Neogen
diketemukan paling tebal sepanjang bagian Timur cekungan barito,yang kemudian
menipis kearah barat. Secara keseluruhan sistem sedimentasi yang berlangsung
pada cekungan ini melalui daur/siklus genang laut dan susut laut yang tunggal
,dengan hanya beberapa subsiklus yang sifatnya lokal dan kecil. Formasi tanjung
yang berumur miosen menutupi batuan dasar yang relatif landai sedimen
sedimennya memperlihatkan ciri endapan genang laut yang diendapkan pada
lingkungan deltaic air tawar sampai payau.
Formasi ini terdiri dari batuan batuan sedimen klastik berbutir kasar yang
berselang seling dengan serpih dan kadangkala batubara. Pengaruh genangan laut
marin bertambah selama Oligosen sampai miosen Awal yang mengakibatkan
terbentuknya endapan endapan batugamping dan Napal (Formasi Berai).
Pada akhir miosen Tengah pegunungan meratus mulai timbul dan terbentuk
mengakibatkan pemisahan secara efektif batas timur cekungan dari lautan terbuka
disebelah timurnya. Turunya sebagian central cekungan ,naiknya inti kerak benua
disebelah barat cekungan dan naiknya pegunungan meratus disebelah timur
cekungan ,menyebabkan erosi yang aktif sehingga pengendapan sedimen dalam
jumlah yang banyak ,membentuk urutan endapan paralik sampai deltaic dari
Formasi Warukin dan Formasi Dahor.
Orogenesa yang terjadi pada Plio-Plistosen mengakibatkan bongkah meratus
bergerak kearah barat. Akibat pergerakan ini sedimen sedimen dalam cekungan
barito tertekan sehingga terbentuk struktur perlipatan.

II-7

II-8

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.4 Cekungan Barito

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.5 Kerangka Tektonik Kalimantan

2.7.2 Kondisi Geologi Daerah


1. Topografi
Secara regional wilayah kuasa pertambangan PT Kideco Jaya Agung termasuk
ke dalam sub cekungan pasir ( pasir sub-basin) yang berupa daerah perbukitan
rendah dengan ketinggian 80-175 m diatas permukaan air laut.
Di sebelah barat terdapat sungai Samurangau yang mengalir ke arah Timur.
Sebagian besar endapan batubara di daerah Pasir terdiri batuan sedimen yang
terbentuk oleh pengendapan alluvial pada cekungan pasir.
2. Stratigrafi
Stratigrafi adalah ilmu geologi yang membahas tentang strata batuan untuk
menetapkan urut-urutan kronologinya serta penyebaran geografisnya. Secara
regional susunan statigrafi pada daerah penelitian termasuk ke dalam sub-

II-9

cekungan Pasir (pasir sub-basin), yang merupakan bagian dari cekungan Barito.
Dengan demikian penamaan satuan batuan pada daerah penelitian mengikuti
tatanama formasi-formasi yang ada di cekungan Barito (Gambar 2.6).
Cekungan pasir terletak di sebelah Tenggara-Utara-Selatan, pada perbatasan
antara Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Secara geografis cekungan
ini di sebelah Utara dibatasi oleh cekungan Kutai, di sebelah Barat oleh
pegunungan Meratus yang merupakan kompleks batuan pra-Tersier, di sebelah
Selatan dibatasi oleh cekungan Asam-asam dan di sebelah Timur cekungan ini
membuka ke arah Selat Makasar.
Susunan statigrafi cekungan Barito dimulai dari yang paling tua ke muda
adalah sebagai berikut: satuan batuan pra-Tersier, Formasi Tanjung, Formasi
Berai, Formasi Warukin, Formasi Dahor dan endapan alluvial. Daerah batubara
PT Kideco Jaya Agung berada pada Formasi Warukin.
Daerah penyelidikan dan sekitarnya secara regional termasuk dalam
cekungan Barito yang terdiri dari 4 Formasi :
a.
Formasi Tanjung, merupakan dasar, berumur Eosen, tebal mencapai 900
m, konglomerat merupakan utama, mengandung sisipan batubara yang kurang
berarti. Lapisan ini ditutupi oleh batupasir dan batulanau sampai dengan
batulempung dibagian paling atas.
b. Formasi Berai, berumur Oligosen bawah-Miosen, tebal maksimum 1300 m,
terutama terdiri dari batu gamping hasil pengendapan laut dangkal di bagian
bawah dan napal di bagian atas. Formasi ini juga mengandung lapisan batubara
sangat tipis.
c.
Formasi Warukin, Miosen Tengah Miosen Akhir, mempunyai ketebalan
antara 1000 - 2000 m, merupakan formasi yang produktif, yang diendapkan
selaras di atas Formasi Berai. Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga satuan
masing-masing dari bawah ke atas adalah sebagai berikut:
1) Anggota Warukin bawah: terdiri dari napal, batulempung dan lapisan-lapisan
tipis batupasir.
2) Anggota Warukin tengah: batuannya relatif sama dengan yang terdapat pada
anggota Warukin bawah, hanya disini batupasirnya menjadi semakin tebal dan
banyak dijumpai, disamping terdapat lapisan-lapisan batubara.
3) Anggota Warukin atas: dicirikan oleh lapisan-lapisan batubara yang tebal (
20 meter) dan dominan, disamping dijumpai batupasir dan batulempung
karbonatan.
II-10

d.

Formasi Dahor, terletak secara tidak selaras dengan ketiga formasi


dibawahnya, dengan ketebalan 450 m. Formasi ini merupakan sedimen darat,
terutama terdiri dari sedimen berbutir kasar.

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.6 Stratigrafi Cekungan Barito

3. Strukur Geologi
Struktur Geologi regional daerah penelitian yang berkembang adalah strukur
lipatan baik berupa sinklin dengan arah sumbu relatif dari utara-selatan. Pola ini
tidak hanya terjadi pada strukur lipatan tetapi juga pada strukur sesar yang banyak
terdapat di daerah penelitian. Arah (strike) lapisan batubara di daerah Roto secara
umum mengarah ke arah utara-selatan dengan kemiringan lapisan (dip) batubara
sekitar 70-88.
Formasi pembawa batubara daerah ini adalah Formasi Warukin tengah yang
berumur miosen tengah sampai miosen atas. Pengaruh struktur regional, formasi
pembawa batubara daerah ini

miring

ke arah timur untuk seluruh deposit.

Geologi Pit Roto Selatan sama dengan geologi block Roto Utara, karena
merupakan kelanjutannya. Jalur subcrop seam utama batubara menerus mulai dari
Roto Utara ke Block Roto Selatan. Formasi batuan di Pit Roto Selatan adalah
kemenerusan ke arah strike dari Formasi Warukin yang ditemukan di area IUP PT
Kideco Jaya Agung. Endapan batubara terdiri dari 3 seam utama dengan ketebalan
seam utama yang bervariasi mulai dari 1 m sampai yang paling tebal 35 m.

II-11

Anda mungkin juga menyukai