Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Indominco Mandiri (PT. IMM) Bontang Kalimantan Timur merupakan suatu
badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara,
perusahaan ini sebelumnya berada di bawah naungan kelompok usaha Salim Group,
mulai Bulan Oktober 2001 semua saham yang ada diambil alih oleh BANPU yang
berpusat di Thailand. Luas area eksplorasi yang dimiliki oleh PT. Indominco Mandiri dan
sesuai dengan Surat Kuasa Pertambangan (KP) yang diperoleh dari PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) dan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM)
adalah + 100.000 Ha. Penandatanganan kontrak kerjasama dengan PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1990. Lokasi tambang
PT.Indominco Mandiri terbagi menjadi dua blok penambangan yaitu, Blok Barat (West
Block) seluas 18.000 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 11.000.000 ton dan Blok
Timur (East Block) seluas 7100 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 89.000.000 ton.
Penambangan dilaksanakan oleh PT. Pamapersada Nusantara dan PT. Tambang Raya
Usaha Tama (TRUST) sebagai Kontraktor
Adapun urutan sejarah proyek PT. Indominco Mandiri secara singkat adalah sebagai
berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Penandatanganan Kontrak Kerja


Penyelidikan Umum
Program Eksplorasi
Studi Kelayakan
Pembangunan Fasilitas Sementara
Penandatanganan Kontrak Penambangan PT. PAMA
Pengupasan Pertama Lapisan Penutup
Pengapalan Pertama Batubara
Pembangunan Fasilitas Permanen
Pengapalan Pertama dengan Fasilitas Permanen

5 Oktober 1990
1990-1991
1992-1993
1993-1995
1995-1997
30 Mei 1996
15 Juli 1996
18 April 1997
1997-1999
Januari 1999

PT.

Indominco

mempunyai

visi

dan

misi

dalam

menjalankan

usaha

pertambangannya, berikut adalah visi dan misi PT. Indominco :


Visi :
Menjadi perusahaan energi terkemuka di Asia dan dikenal sebagai pengembang
dan pemodal yang aktif, partner yang adil, professional dan sebagai penyedia jasa dan
produk energi yang unggul.
Misi :
1

Membangun usaha di bidang energi dalam mengejar upaya untuk menjadi yang

terkemuka di Asia.
Menanamkan modal pada usaha yang strategis, yang menunjang peningkatan posisi

bisnis.
Melayani pelanggan di Asia dengan harga yang bersaing serta produk dan jasa

layanan yang berkualitas.


Promosi dan kontribusi pada pengembangan masyarakat dengan bertindak sebagai
warga negara yang baik, komitmen kepada keselamatan kerja, perlindungan alam
serta lingkungan.

2.2 Geografi PT Indominco Mandiri


PT. Indominco Mandiri secara geografis terletak pada garis lintang 000220 LU001300 LU dan 1171250 BT-1172330 BT. Secara administratif termasuk ke
dalam wilayah Sangatta, Kabupaten Kutai Propinsi, Kalimantan Timur.
PT. Indominco Mandiri mempunyai areal seluas 25.100 Ha yang sudah layak
untuk dieksploitasi yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Blok Barat dengan luas
sekitar 18.000 Ha dan Blok Timur seluas sekitar 7.100 Ha.

Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. Indominco Mandiri


Lokasi tambang batubara PT Indominco Mandiri berjarak 250 km dari Kota
Balikpapan, yang dapat ditempuh melalui jalur darat dalam waktu 6 jam. Untuk
mencapai lokasi pusat administrasi PT Indominco Mandiri dapat dicapai dari pusat kota
Bontang dengan menggunakan kendaraan angkutan milik perusahaan sejauh 23 km
menuju fasilitas mess karyawan PT Indominco Mandiri, dengan melewati pintu
gerbang pos penjagaan (Security Gate) pada Km 10, sedangkan Gedung Kantor (Site
Office) PT Indominco Mandiri berada di km 30.

Gambar 2.2 Lokasi Kesampaian Daerah


2.3 Keadaan Geologi
2.3.1 Morfologi
Daerah PT Indominco Mandiri dan sekitarnya dicirikan oleh perbukitan
berlereng menengah di bagian timur, sedangkan di bagian tengah dan barat dicirikan
dengan perbukitan bergelombang. Ketinggian daerah timur umumnya relatif lebih
rendah yaitu berkisar antara 0 150 m, sedangkan ketinggian daerah tengah dan
barat elevasinya 150 300 m diatas permukaan laut. Pola aliran sungai daerah ini
umumnya adalah dendritik. Anak anak sungai yang ada membentuk aliran sungai
santan dan sungai pelakan sebagai sungai utama. Sungai sungai yang ada di
semuanya bermuara di selat Makassar.

2.3.2 Statigrafi
Wilayah penambangan

PT Indominco Mandiri termasuk dalam cekungan

Kutai. Litologi di wilayah studi ini berupa endapan sedimen berumur Miosen dan
Pliosen yang mendasari daerah Kalimantan Timur, terlipat menjadi beberapa antiklin
dan sinklin berarah Utara hingga Timur Laut membentuk Antiklinorium Samarinda.
Daerah Bontang terletak di pinggir timur struktur ini. Secara garis besar terdapat
lima kelompok batuan.
Salah satu dari lima kelompok batuan tersebut adalah formasi Kampung Baru
yang berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Kelompok ini dibedakan atas Formasi
Tanjungbaru dan Formasi Sepinggan. Dari lima kelompok batuan tersebut hanya
kelompok Kampung Baru yang mempunyai peran penting bagi pembentukan akuifer
tertekan pada daerah satuan bermorfologi dataran. Kelompok Kampung Baru ini
sangat mendukung terbentuknya akuifer tertekan.
2.3.3 Formasi Batuan
Secara garis besar terdapat 5 formasi utama pada daerah ini. Rincian formasi
tersebut adalah sebagai berikut :

Formasi Pamaluan
Formasi pamaluan berumur akhir Oligosen sampai awal Miosen. Formasi ini
tersusun oleh mudstone abu-abu sampai hitam dan serpih dengan sisa tumbuhtumbuhan. Bagian bawah dari formasi Pamaluan terdiri atas batu lanau yang
pejal dan mudstone sisipan tipis batupasir halus.
Bagian atas formasi Pamaluan terutama tersusun oleh mudstone dengan pecahan
concoidal atau serpih. Juga terdapat sisipan batubara, batu pasir serta lapisan batu
gamping tipis. Formasi ini tersingkap di Gunung Palakan membentuk antiklin
Palakan dan antiklin Barung.

Formasi Bebulu
Formasi Bebulu terdiri dari limestone berselang seling dengan shale, siltstone,
dan sandy limestone. Terbentuk pada jaman Miosen atas dan merepresentasikan
lingkungan pengendapan laut dangkal.
8

Formasi Pulaubalang
Formasi Pulaubalang berumur Miosen atas sampai Miosen tengah, dan terletak
selaras di atas formasi Pamaluan. Formasi Pulaubalang terdiri dari graywacke
dan quartz sandstone, berselang seling dengan claystone, siltstone, limestone,
dan batubara yang terbentuk pada zaman miocene tengah. Kondisi tersebut
merepresentasikan lingkungan terrestrial laut dangkal. Batu pasir berwarna
kelabu muda berbutir halus sampai kasar, ketebalan berkisar antara beberapa
sentimeter hingga lima meter. Formasi ini mengandung seam batubara utama di
East Block.

Formasi Balikpapan
Formasi Balikpapan merupakan Coal bearing formation pada West Block.
Formasi ini terdiri dari siltstone, sandstone, conglomerate, dan seam batubara
utama pada formasi teratas;

serta claystone yang berselang seling dengan

siltstone, limestone, tuff, dan seam batubara tipis pada formasi di bawahnya.
Formasi ini terbentuk pada jaman miocene akhir dan merepresentasikan
lingkungan pengendapan delta regressive sampai delta datar pada bagian
terbawah formasi dan lingkungan pengendapan fluvial sampai floodplain pada
bagian teratas formasi.

Formasi Kampung Baru


Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Formasi dibagi menjadi 2
yaitu formasi Tanjungbaru dan formasi Sepinggan. Formasi Tanjungbaru
berumur moicene tengah sampai miocene atas. Formasi ini tersusun atas selingan
serpih lempung, batu lanau, pasir dan batubara membentuk satu runtuhan.
Lingkungan pengendapannya adalah neritik. Batu pasir berbutir halus sampai
sedang, terutama tersusun oleh kuarsa, dan umumnya bersifat lepas. Serpih
terdapat sebagai lapisan tipis sampai tebal, lunak, mengandung karbon, dan
berwarna abu-abu gelap.

2.3.4 Struktur Geologi


Batuan sedimen berumur Miosen dan Pliosen yang mendasari daerah
Kalimantan Timur terlipat menjadi beberapa seri antiklin dan sinklin berarah utara
hingga timur-laut membentuk

antiklinorium

Samarinda. Antiklin Api-Api


9

merupakan antiklin terakhir dari rangkaian antiklin yang penyebarannya sampai


batas timur zona lipatan. Lapisan batuan di sebelah timur rangkaian antiklin ini
makin landai kemiringannya dan makin muda umurnya ke arah pantai. Struktur
geologi antiklin Api-Api termasuk komplek, tersusun oleh batu gamping pejal, batu
gamping lempungan, batu lempung, batu lempung karbonat, dan batu pasir yang
semuanya mempunyai kemiringan lapisan yang curam. Sesar utama terdapat dekat
sumbu antiklin dimana bagian sebelah timur merupakan blok yang turun.
Struktur geologi pada Bontang Deposit West Block adalah sinklin dengan
plunge ke arah Selatan dengan sumbu ke arah utara-selatan. Kemiringan lapisan
bervariasi antara 7 13O. Tidak ada sesar mayor di West Block. Walaupun terdapat
sesar minor, namun keberadaannya tidak menyebabkan pergeseran yang signifikan
pada lapisan batubara.
Sementara struktur utama pada daerah East block adalah Runtu Syncline.
Sumbu sinklin tersebut mendekati arah utara selatan. Runtu Syncline memiliki
plunge ke arah utara yang besarnya mendekati 15O. Kemiringan sayap timur dari
sinklin besarnya antara 15 45O,

sedangkan sayap barat lebih landai dengan

kemiringan antara 10 35O. Blok timur dibatasi pada bagian timur dan barat oleh
thrust fault major. Struktur sesar pada bagian timur dikenal sebagai Runtu Thrust
sedangkan struktur pada bagian barat dikenal sebagai Ebenu Thrust.
2.3.5 Hidrologi dan Hidrogeologi
Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah Sungai Santan yang terdapat
di bagian selatan, mengalir dari barat ke timur. Sungai Palakan mengalir dari utara ke
arah selatan bermuara di Sungai Santan, Sungai Bontang terletak di bagian tengah
daerah penelitian mengalir dari barat ke timur, sementara Sungai Kenibungan terletak
di bagian utara mengalir dari barat ke timur.
Permasalahan air bawah tanah dan permukaan perlu dipertimbangkan karena
permeability rendah, curah hujan tinggi (rata-rata tahunan) dan beberapa aliran akan
bermuara ke Sungai Bontang dan Sungai Santan dimana melewati kawasan
pemukiman sehingga perlu penanganan lebih hati-hati supaya tidak menimbulkan
bencana di daerah aliran sungai tersebut.
10

Sungai di Blok Timur berpola sub parallel - dendritik terletak pada satuan
morfologi perbukitan berlereng terjal, dengan lembah berbentuk V yang sempit dan
arah erosi vertikal, batuan penyusun homogen yang dominan batu lempung berstadia
muda - dewasa, misalnya Sungai Palakan dan Sungai Bontang bagian hulu.
Sungai di Blok Barat yang berpola sub parallel dendritik terletak pada
satuan morfologi berlereng landai, batuan penyusun homogen didominasi batupasir,
pada umumnya mempunyai lembah yang cukup lebar termasuk berstadia dewasa.
Sedang Sungai Santan bagian hilir sudah bermeander dengan arah erosi ke samping
dan bentuk lembah mencerminkan stadia dewasa - tua.
2.4 Sistem Penambangan
Dalam mengeksploitasi batubara maupun bahan galian lainnya, setiap perusahaan
memiliki metode yang berbeda-beda dalam sistem penambangannya, PT Indominco
Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan sistem tambang terbuka,
dengan metode back filling. Untuk lebih rinci, sistem penambangan akan dijelaskan
sebagai berikut :
2.4.1 Land Clearing
Land

clearing

atau

pembersihan

lahan

merupakan

kegiatan

untuk

membersihkan dan membabat tumbuhan yang berada di atas lapisan topsoil. Kegiatan
land clearing dilakukan bila di bawah lapisan tanah tersebut terdapat bahan galian
yang akan ditambang atau daerah tersebut akan digunakan untuk dumping area.
Contoh tumbuhannya adalah rumput, pohon-pohon, dan semak belukar.
Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan tanah penutup dimulai.
Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan pengumpulan pohon yang tumbuh pada
permukaan daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah
tambang tersebut sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah
tanpa harus terganggu dengan adanya gangguan tumbuh-tumbuhan yang ada di lokasi
penambangan.

11

Gambar 2.3 Land Clearing


Pembersihan dilakukan pada

daerah

yang

akan ditambang

dengan

menggunakan Bulldozer dan bantuan Backhoe, dilakukan secara bertahap sesuai


dengan pengupasan lapisan tanah penutup.

Dalam pembabatan, pohon didorong

kearah bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan selanjutnya diserahkan


pada pihak berwenang yang memiliki Izin Pengelolaan Kayu (IPK). Izin Pengelolaan
Kayu (IPK) untuk industri pertambangan diatur oleh Pemerintah melalui Kementrian
Kehutanan.
Alat-alat yang digunakan untuk land clearing adalah :
a

Bulldozer Komatsu D85, digunakan untuk membersihkan dan membabat pohonpohon dan semak belukar yang memiliki diameter kurang dari 30 cm dan panjang

kurang dari 4 meter


Gergaji rantai (chainsaw), digunakan untuk memotong pohon-pohon yang relatif
besar dengan diameter lebih dari 30 cm dan panjang lebih dari 4 meter. Pohonpohon ini selanjutnya diinventarisasi, diberi nama dan dihitung volumenya
kemudian dikumpulkan di Logstock

2.4.2 Pemindahan Topsoil


Kegiatan topsoil removal atau pengupasan lapisan tanah penutup untuk mengupas
lapisan tanah yang paling atas, dimana tanah ini biasanya terdiri dari lapisan humus
dan tanah yang strukturnya tidak keras, sehingga lapisan topsoil berguna sebagai
tanah yang akan dipakai kembali untuk kegiatan reklamasi. Topsoil

biasanya

terbentuk dari clay atau tanah liat. Pengupasan tanah ini dilakukan dengan cara
menggali, memuat , kemudian mengangkut tanah tersebut ke topsoil stock. Lapisan
topsoil yang diambil adalah dengan ketebalan 30 60 centimeter.
12

Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan topsoil removal adalah:


a

Alat gali muat adalah excavator backhoe PC 300 dengan kapasitas gali 1,8 m3.

Gambar 2.4 Excavator Backhoe PC 300


Alat angkut, yaitu Articulated Dump Truck (ADT) tipe Komatsu HM 400 dengan
kapasitas 22,3 m3 (Gambar 2.7).

Gambar 2.5 Articulated Dump Truck Komatsu HM 400


c

Alat bantu untuk merapikan lapisan topsoil sesudah dikupas, yaitu Bulldozer d155.
Timbunan di lapisan topsoil dipersiapkan untuk melapisi lapisan tanah di dumping
area. Setelah dumping area siap untuk direklamasi maka lapisan tersebut di spreading
(disebarkan) dahulu dengan menggunakan lapisan topsoil. Alat yang digunakan untuk
spreading tersebut sama dengan alat yang digunakan untuk topsoil removal yaitu
Excavator Backhoe PC 300 dan Articulated Dump Truck HM 400.

13

Gambar 2.6 Spreading Topsoil


2.4.3 Pengupasan Overburden
Tahap pengupasan overburden dilakukan setelah semua proses topsoil removal
selesai dilaksanakan. Lapisan tanah penutup (overburden) dibongkar hingga ditemukan
lapisan batubara. Karakteristik dari berbagai jenis overburden menentukan cara untuk
mengupasnya, lapisan overburden ada yang memiliki kekerasan yang ekstrem sehingga
perlu dilakukan blasting dan ada juga yang lunak sehingga cukup digali saja dengan
excavator backhoe.
Overburden pada East Block terdiri dari material PAF dan NAF. Komposisi
perbandingan material PAF dan NAF sekitar 60% : 40%. Pada lapisan material pertama
overburden biasanya komposisinya adalah tanah liat dan lapisan berikutnya berupa
sandstone. Alat yang biasa digunakan untuk pengupasan overburden adalah :
a
b
c

Excavator backhoe Komatsu PC 1250 dengan kapasitas bucket 7 m3


Excavator backhoe Komatsu PC 2000 dengan kapasitas bucket 12 m3
Excavator backhoe Komatsu PC 3000 dengan kapasitas bucket 16 m3
d Dump truck HD 785 kapasitas bak angkut 48 m 3 dan sekarang juga telah digunakan
HD1500.

Gambar 2.7 Pengupasan Overburden


Dalam pembongakaran overburden akan membentuk bench, geometri bench sesuai SOP
adalah :
14

- Tinggi jenjang =
- Single slope
=
- Overall slope =
=
- Lebar jenjang =
=

8 meter
70 o
65o (west block)
60o (east block)
1,7 meter (west block)
3,8 meter (east block)

Gambar 2.8 Dimensi Lereng Blok Barat dan Blok Timur

2.4.4 Dimensi dan Penambangan Batubara


Batubara tertambang di West Block beraneka-ragam ketebalannya mulai dari 0,5
6,4 meter dengan kemiringan dari 0 21 O. Walaupun pembobotan seam batubara
rata-rata 2,5 meter, tipikal ketabalan lapisan batubara kira-kira 1,5 meter. Parting pada
beberapa lapisan batubara akan mengurangi ketebalan lapisan batubara yang efektif.
Sebagian batubara pada west block mempunyai kadar sulfur yang sangat rendah
(kurang dari 0,3%), yang mana memenuhi spesifikasi yang diperlukan pasar. Namun
bagaimanapun juga beberapa pit di blok barat mempunyai kadar sulfur tinggi berkisar
1% - 4%.
Nilai kalori utamanya dipengaruhi oleh kandungan abu dan moisture yang
terdapat di dalam sebuah lapisan batubara. Kandungan abu rendah (2% - 6%) untuk
sebagian besar batubara tertambang. Moisture rendah dan nilai kalori yang tinggi
adalah pada bagian utara dan timur dari west block. Moisture umumnya meningkat
untuk setiap seam di bagian selatan dan barat, hasilnya adalah nilai kalori yang
rendah.

15

Kondisi batubara di east block ketebalannya bervariasi antara 0,20 10.22


meter dengan sudut kemiringan lapisan 5 35O. Rata-rata ketebalan lapisan batubara
yang akan ditambang sekitar 2,50 meter.

Gambar 2.9 Lokasi Penambangan East Block Pit 19 D


Sebagian besar batubara pada east block mempunyai kadar sulfur yang tinggi
yaitu lebih dari 1,0%, dimana hal ini memerlukan penanganan secara khusus. Nilai
kalori batubara east block berkisar 4.100 Kkal/ Kg 6.600 Kkal/ Kg dengan nilai
rata-rata 5.900 Kcal/ Kg. Kandungan abu mempunyai varian yang cukup tinggi yaitu
berkisar 2% 12% dan kandungan moisture berkisar 8% 19%.
Penambangan

atau

pengupasan tanah penutup

penggalian
selesai

batubara
dikerjakan.

dilakukan
Seperti

setelah
halnya

tahap
dengan

pengupasan tanah penutup, penggalian batubara juga dilakukan pada tiap


blok mengikuti arah kemajuan tambang.
Karena kondisi batubara yang relatif rapuh, tipis, dan tidak kompak, maka
batubara yang sudah tersingkap dapat digali langsung dengan Excavator PC 200,
PC 300 berkapasitas bucket 1,32 m , PC 400 berkapasitas bucket 1,8 m dan
PC 650 berkapasitas bucket 2,1 m, tanpa melalui tahap pemboran dan peledakan.
Penggalian batubara dilakukan dengan cara mengupas bagian atas batubara setebal 5

16

- 10 cm dan menyisakan batubara bagian bawah setebal 5 - 10 cm.

Gambar 2.10 Coal Getting


Hal ini dilakukan untuk memperoleh batubara yang benar-benar bersih
untuk kemudian batubara diangkut menuju ke stockpile yang terletak di dekat
lokasi coal processing plant dan sebagian lagi langsung dimasukkan ke hopper
untuk direduksi ukurannya dengan menggunakan crusher.
2.4.5 Pengangkutan Batubara (Coal Hauling)
Proses pengangkutan batubara (coal hauling) dibagi menjadi dua yaitu
pengangkutan batubara dari pit menuju ROM stockpile dan pengangkutan batubara dari
mine stockyard menuju ke pelabuhan yang ditimbun di port stockyard. Untuk
pengangkutan batubara dari pit menuju ROM stockpile menggunakan dump truck
Komatsu HD 465 Tail Gate, Jumbo, Semi dan Standart yang dimana masing-masing alat
tersebut berkapasitas 45 ton, 40 ton, 35 ton, dan 30 ton. Serta menggunakan Nissan
Diesel berkapasitas 17,5 ton. Sedangkan untuk pengangkutan batubara menuju port stock
yard menggunakan truck double trailer berkapasitas 72 ton dan 81 ton serta singe trailer
yang memiliki kapasitas antara 36 49,5 ton dengan menempuh jarak 34 km.
Selanjutnya dari port stock yard batubara dibawa dengan belt conveyor sepanjang 6,5 km
menuju fasilitas ship loader di lepas pantai pada kedalaman laut sedalam 14 meter
dengan kapasitas ship loader sebesar 2.000 ton/jam.

17

Gambar 2.11 pengangkutan batubara dengan truck double trailer

Dewatering
2.5.1 Catchment Area
Pembuatan catchment area di lokasi tambang (pit) berfungsi sebagai daerah
tangkapan air hujan ketika curah hujan tinggi yang menyebabkan lokasi tambang
tergenang air dan menyulitkan alat berat untuk beroperasi. Catchment area yang
dibuat biasanya mengarah pada kolam penampung air hujan yang letaknya berada
pada titik elevasi paling rendah dalam pit tersebut.
2.5.2 Sump
Sump adalah kolam sementara untuk penampung air yang masuk ke dalam pit.
Biasanya sump dibuat pada elevasi terendah dari suatu pit agar seluruh air hujan
mengalir dan berhenti pada titik elevasi terendah tersebut. Sump dilengkapi dengan
pompa untuk menyedot air yang sudah ditampung menuju ke settling pond.

18

2.5.3 Settling Pond


Settling pond berfungsi sama dengan sump, hanya saja letaknya berada di luar
lokasi tambang (pit), dan diperlukan adanya water treatment jika air yang berasal
dari pit tidak sesuai dengan baku mutu air. Hal ini dilakukan untuk mencegah
pencemaran air, karena air yang berada di settling pond akan dialirkan kembali
menuju sungai aktif.

Gambar 2.12 Sump

Gambar 2.13 Settling Pond


.6

Reklamasi
Reklamasi merupakan suatu upaya penanganan lahan yang telah ditambang yang
dilakukan setelah penambangan selesai. Dengan metode penambangan yang dilakukan
yaitu back filling sangat membantu sekali dalam proses reklamasi karena tanah penutup

19

yang telah dibongkar akan ditimbun ketempat bekas tambang. Dengan begitu akan
terbentuk suatu kondisi lahan mirip sebelum di tambang, proses reklamasi dilakukan
dengan jalan menanami daerah timbunan yang atasnya sudah ditutup dengan top soil
dengan tanaman yang sesuai yang ada seperti pohon Sengon, Turi, Akasia dan Mahoni.
Pola penanaman dengan jarak 8 x 8 m untuk pohon lokal seperti pohon Ulin, Meranti
dan Kapur. Untuk pohon non lokal seperti Sengon, Akasia, Turi dan Mahoni dengan
pola penanaman dengan jarak 4 x 4 m. Dengan penanaman tersebut diharapkan akan
mengurangi dampak penambangan terhadap lingkungan hayati (biologi).

Gambar 2.14 Reklamasi

20

Anda mungkin juga menyukai