TINJAUAN UMUM
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Kuansing Inti Makmur adalah anak perusahan dari Golden Energy Mines
PT Kuansing Inti Makmur Job Site Tanjung Belit adalah Perseroan Terbatas
dalam negeri murni dimiliki oleh pihak swasta yang didirikan pada tahun 2008. Luas
area kuasa pertambangan yaitu 200 H. PT Kuansing Inti Makmur terletak pada
Artamulia Tata Pratama (ATP) sebagai subkontraktor. PT KIM sebgai owner hanya
bisnis batubara dunia yang semakin potensial dan didukung dengan mulai
berkurangnya cadangan bumi didunia serta tingginya harga minyak bumi yang
menjadi sumber energi utama, membuat prospek batubara sebagai bahan bakar
alternatif semakin membaik, sehingga PT KIM selalu melakukan pengembangan
wilayah pertambangan.
Gambar 1.1 Peta PT. Kuansing Inti Makmur Area (Sumber : PT. KIM)
2. Statigrafi Regional
merupakan cekungan belakang busur (back arc basin) berumur Tersier yang
(Gambar 1.4). Secara Geografis Sub Cekungan Jambi dibatasi oleh Pegunungan
Tigapuluh di sebelah utara, Tinggian Lampung di bagian selatan, Paparan Sunda
Gambar 1.4
Stratigrafi Regional Sumatra (Sumber : PT. KIM)
Tatanan stratigrafi Sub Cekungan Jambi pada dasarnya terdiri dari satu siklus
besar sedimentasi dimulai dari fase transgresi pada awal siklus dan faseregresi
pada akhir siklusnya (Gambar 1.4). Secara detail siklus ini dimulai oleh siklus non
marin yaitu dengan pengendapan Formasi Lahat pada Oligosen Awal dan
kemudian diikuti oleh Formasi Talang Akar yang diendapkan secara tidak selaras
merupakan suatu endapan kipas alluvial dan endapan sungai teranyam (braided
stream deposit) yang mengisi suatu cekungan (Gambar 1.5). Fase transgresi terus
berlangsung hingga Miosen Awal dimana pada kala ini berkembang Batuan
(Formasi Batu Raja) pada bagian atas Formasi Talang Akar. Fase Transgresi
secara selaras di atas Formasi Baturaja yang terdiri dari Batu serpih laut dalam.
Fase regresi dimulai dengan diendapkannya Formasi Gumai bagian atas dan
diikuti oleh pengendapkan Formasi Air Benakat yang didominasi oleh litologi
Batu pasir pada lingkungan pantai dan delta. Formasi Air Benakat diendapkan
secara selaras di atas Formasi Gumai. Pada Pliosen Awal, laut menjadi semakin
dataran delta dan non marin yang dicirikan oleh perselingan antara batupasir dan
Batuan Dasar
Filit. Batuan dasar yang tersingkap di Pegunungan Tigapuluh terdiri dari filit
1991). Lebih ke arah Utara tersingkap Granit yang telah mengalami pelapukan
kuat. Warna pelapukan adalah merah dengan butir-butir kuarsa terlepas akibat
pelapukan tersebut. Kontak antara Granit dan filit tidak teramati karena selain
kontak tersebut tertutupi pelapukan yang kuat, daerah ini juga tertutup hutan
yang lebat.Menurut Simanjuntak, et.al (1991) umur Granit adalah Jura. Hal ini
Formasi Lahat
konglemerat, tufa, breksi vulkanik andesitik, endapan lahar, aliran lava dan
batupasir kuarsa.
Formasi Talang Akar
Formasi Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari batulanau,
batupasir dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal
Oligosen Akhir hingga Miosen Awal dan diendapkan secara selaras di atas
Formasi Lahat. Bagian bawah formasi ini terdiri dari batupasir kasar, serpih
batupasir dan serpih. Ketebalan Formasi Talang Akar berkisar antara 400 m –
850 m.
Formasi Baturaja
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Fm. Talang Akar dengan
gampingan dan napal kaya foraminifera, moluska dan koral. Formasi ini
Formasi Gumai
Selatan. Bagian bawah formasi ini terdiri dari serpih gampingan dengan
umum bervariasi antara 150 m - 2200 m dan diendapkan pada lingkungan laut
Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atas Formasi Gumai dan
merupakan awal terjadinya fase regresi. Formasi ini terdiri dari batulempung
putih kelabu dengan sisipan batupasir halus, batupasir abu-abu hitam kebiruan,
Formasi Muara Enim mewakili tahap akhir dari fase regresi tersier.
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Air Benakat pada
lingkungan laut dangkal, paludal, dataran delta dan non marin. Ketebalan
formasi ini 500 – 1000m, terdiri dari batupasir, batulempung , batulanau dan
batubara. Batupasir pada formasi ini dapat mengandung glaukonit dan debris
volkanik. Pada formasi ini terdapat oksida besi berupa konkresi-konkresi dan
silisified wood. Sedangkan batubara yang terdapat pada formasi ini umumnya
berupa lignit. Formasi Muara Enim berumur Miaosen Akhir – Pliosen Awal.
Formasi Kasai
dengan ketebalan 850 – 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan
tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya kuarsa,
dan tuf berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan
lapisan tipis lignit serta kayu yang terkersikkan.Fasies pengendapannya adalah
Sedimen Kuarter
Satuan ini merupakan Litologi termuda yang tidak terpengaruh oleh orogenesa
3. Litologi
peneliti-peneliti terdahulu diketahui bahwa litologi yang menyusun daerah pit timur
a. Lempung
Lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral yang kaya
akan alumina, silika dan air. Clay bukan merupakan silikat yang berlapis,
b. Resin
Damar atau biasa disebut dengan resin merupakan limbah yag biasanya
Batu pasir merupakan salah satu batuan sedimen klastik yang terdiri dari
butiran mineral berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat
semen yang mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel
matiks (lanau atau lempung) yang menempati ruang antar butiran pasir.
yang berbeda jenis (gambar 1.5). Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi
didominasi oleh sesar – sesar mendatar dekstral (right handed wrench fault).
Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya selain mengontrol sebaran batuan
Terbentuknya sejumlah struktur sesar yang cukup rapat ternyata diikuti oleh aktivitas
magmatic inilah yang membawa cebakan mineral bijih. Seluruh batuan penyusun di
darah penyelidikan telah mengalami deformasi yang kuat. Produk tektonik di daerah
penyelidikan berupa struktur lipatan, kekar dan sesar. Pembentukan kedua jenis
struktur geologi tersebut tidak terlepas dari pengaruh aktifitas tumbukan lempeng
yang menyerong antara Lempeng Eurasia yang berada di utara dengan Lempeng
Gambar 1.9 Peta pergerakan lempeng Daerah Sumatra (Sumber : PT. KIM)
Pulau Sumatera memiliki pola struktur yang dominan sebanyak 3 buah yaitu
Sumatera dan N – S sebagai Pola Sunda. Urutan pola dari tua ke muda adalah pola
Eurasia. Pola Jambi (NE – SW) terbentuk pada zaman Pra-Tersier juga. Selanjutnya
pola yang berkembang adalah Pola Sunda dengan arah N – S (Kapus Akhir – Tersier
Awal). Pola struktur sunda inilah yang membuka cekungan – cekungan yang ada
didaerah Sumatera dan pola ini banyak terdapat pada Cekungan – cekungan yang
ada di daerah Sumatera dan pola ini banyak terdapat pada Cekungan Sumatera Utara
jarang ditemui. Hal ini ditandai pula dengan batas antara cekungan – cekungan yang
normal mengalami inversi menjadi sesar naik dan beberapa sesar lainnya
membentuk sesar geser strike-slip seperti Sesar Semangko. Secara umum arah
berada pada setengah Pulau Sumatera di sebelah selatan Padang tepatnya. Sisi
baratnya terbentuk oleh blok kerang yang panjang dan miring ke Samudera
b. Gawir sesar sepanjang jalur semangko memisahkan pantai barat dan timur.
c. Ujung selatan bukit barisan adalah daerah Lampung. Di antara Padang dan
d. Batak Tumor yang merupakan lanjutan dari Bukit Barisan yang berupa kubah
e. Bukit Barisan di daerah Aceh adalah bagian teruwet pecah menjadi sejumlah
Sunda yang membentuk cekungan laut antara Sumatera dan rangkaian pulau-
pulau dibaratnya.
Menurut De Coster, 1974 (dalam Salim, 1995), diperkirakan telah terjadi 3
Selatan yaitu orogenesa Mesozoik Tengah, tektonik Kapur Akhir – Tersier Awal
terlipat dan terpatahkan menjadi bongkah struktur dan diintrusi oleh batolit
Pulunggono, 1992 (dalam Wisnu dan Nazirman ,1997), fase ini membentuk
sesar berarah barat laut – tenggara yang berupa sesar – sesar geser.
Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan gerak-
gerak tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah umum utara-
sumtera selatan dan tengah sehingga sesar-sesar yang baru terbentuk didaerah
terbentuk berarah timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara. Jenis sesar
yang terdapat pada cekungan ini adalah sesar nak, sesar mendatar dan sesar
struktur yang terjadi dapat dibedakan atas pola tua yang berarah utara-selatan
dan barat laut-tenggara serta pola muda yang berarah barat laut-tenggara yang
divisi penyokong dalam suatu perusahaan. Dengan struktur organisasi yang optimal
a. Visi Perusahaan
b. Misi Perusahaan
7. Jam Kerja
PT. Kuansing Inti Makmur telah memperhatikan hal tersebut, dan dalam 1 hari
sekitar 8.5 jam untuk shift 1 (siang). Adapun jam kerja yang berlaku adalah jam
07.00 WIB – 17.00 WIB. Waktu istirahat 1.5 jam, yaitu pukul 12.00 WIB s/d 13.30
WIB.
PT. Kuansing Inti Makmur juga memberi waktu cuti bagi karyawan dimana
setiap tenaga kerja mendapatkan waktu cuti yang berbeda – beda dengan ketentuan
8. Tenaga Kerja
Tenaga kerja di PT. Kuansing Inti Makmur pada tahun 2018 terdapat sekitar 100
tambang.
6) Penyelidikan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja dan jenis Alat
b. Sosial Masyarakat
Di PT. Kuansing Inti Makmur terdapat fasilitas atau sarana dan prasarana yang
tersedia dan digunakan oleh PT.Kuansing Inti Makmur yakni sebagai berikut :
a. Kantor Departemen
b. Musholla
c. Kantin
Tempat karyawan untuk beristirahat dan makan pada jam atau waktu
istirahat tiba
d. Nursery
Tempat pembibitan tumbuhan yang nantinya akan digunakan sebagai
e. Fuel Storage
f. Mobil operasional
g. Water Truck
h. Fuel Truck
biasanya digunakan di area pit, untuk mengisi bahan bakar Dump Truck dan
Excavator
i. Dump Truck
dump atau output dump. Dump Truck yang digunakan ada dua type yaitu
j. Excavator
Alat angkut yang digunakan untuk memindahkan bahan galian ke dalam
bak atau vessel dari Dump Truck atau Truck. Excavator pada perusahaan ini
memiliki berbagai macam type, diantaranya ada PC 1250, PC 800, PC 400 dan
PC 300
k. Truck
l. Bulldozer
m. Scrapper
Alat berat yang digunakan untuk membantu proses perataan jalan, guna
membantu Dump Truck agar tidak terjadi kesulitan selama proses pengangkutan
n. Lighting tower
Alat bantu penerangan bagi pekerja, yang digunakan pada malam hari
o. Wheel Loader
Alat yang digunakan untuk memuat batubara ke dalam Dump Truck di area
Stockpile
a. Penduduk
Kerapatan penduduk di dareah penelitian sangat jarang. Mata pencarian
perusahaan swasta
b. Vegetasi
Vegetasi yang terdapat pada daerah penilitian terdiri dari hutan, semak
c. Hidrogeologi
1) Air Permukaan
2) Air Tanah
Lokasi penelitian merupakan daerah air tanah yang cukup melimpah. Dari
hasil penelitian kimia fisik, contoh air tanah dari sumur penduduk
keperluan sehari-hari
Iklim pdaa daerah penambangan PT. Kuansing Inti Makmur sama dengan iklim
Indonesia yaitu iklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Aktivitas tambang terbuka sangat dipengaruhi oleh cuaca. Intensitas hujan
Data curah hujan pada PT. Kuansing Inti Makmur dapat dilihat pada tabel berikut:
B. Kajian Teoritis
1. Defenisi Batubara
hidrogen, dan oksigen dalam kombinasi kimia bersama-sama dengan sedikit sulfur
dan nitrogen. Terdapat di lapisan kulit bumi yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan
Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang digunakan selain minyak dan
gas bumi serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar energi maupun bahan baku
industri.
batubara dalam kondisi udara, yaitu semua zat yang mudah terbakar, akan terbakar
dan sisanya berupa abu. Dan proses pembakaran tanpa udara sering disebut
karbonisasi dihasilkan kokas, tar, dan produksi lain. Dalam proses pembakaran
a. Uap air
a. Pemanasan partikel batubara yang berasal dari radiasi, konveksi dan konduksi dari
lingkungan.
dalam batubara yang dapat terbakar seperti karbon, hidrogen, nitrogen, dan sulfur,
Sifat kimia dari batubara ditentukan oleh jenis dan jumlah unsur kimia yang
perubahan pada batubara yakni bakteri pembusuk, temperatur, tekanan dan waktu.
Di PT. Kuansing Inti Makmur ini sendiri memiliki 3 seam batubara yaitu seam
100, seam 200 dan seam 300. Seam 300 ini sendiri memiliki 3 produk yaitu 300 UHS,
300 ULS dan 300 CR3. Kualitas batubara yang paling baik di PT. Kuansing Inti
dan fisika. Kualitas batubara yang bervariasi tidak terlepas dari terbentuknya
batubara itu sendiri, ada 2 (dua) teori mengenai proses terbentuknya batubara seperti
dibawah ini :
a. Teori Insitu
b. Teori Drift
terjadinya ditempa yang berbeda dengan tempat tumuhan semula hidup dan
berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media
air dan berakumulasi disuatu tempat, ditutup oleh batuan sedimen yang
a. Gambut / Peat
gambut berasal dari tumbuhan yang telah mati dan menumpuk diatas tanah yang
makin lama makin menebal menyebabkan dasar rawa turun secara perlahan.
Material tumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri dan jamur pada kondisi
anaerob menjadi CO2, air dan amoniak dan sebagai hasilnya adalah gambut /
humus.
b. Lignit
terkubur dibawah lapisan slit dan pasir yang menyebabkan tekanan dan suhu
c. Sub Bituminus
bituen dengan sejarah geologi yang rendah menjadi batubara dengan sejarah
geologi menengah dan tinggi. Selama tahap ini kandungan hidrogen akan tetap
d. Bituminous
e. Antrasit
Dalam tahap ini oksige hampir konstan sedangkan hidrogen trun lebih cepat
3. Quality Control
Quality Control merupakan serangkaian kegiatan untuk menjaga
83
batubara di ROM area, hingga tahap pengolahan batubara
4.
a. Teori Insitu
Teori ini
b.
a. Teori Drift
terjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan
media air dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen
5.
jawabkan.