Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Singkat UBPE Pongkor PT Aneka Tambang, Tbk PT Aneka Tambang,

Tbk. adalah satu


-satunya Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak di bidang pertambangan em
as. Salah satu unit penambangan yang
dimiliki PT Antam, Tbk. adalah Un
it Bisnis Pertambangan Emas Pongkor.
Penemuan cadangan emas di Pongkor bera
wal dari eksplorasi logam dasar di
Gunung Limbung pada akhir tahun 1979, ternya
ta mendapatkan informasi adanya
mineralisasi sulfida pyrit di Daerah
Gunung Pongkor. Menindaklanjuti temuan
tersebut, pada tahun 1980 tim unit ge
ologi PT Antam, Tbk. melakukan
reconnaissance
ke Daerah Gunung Pongkor dan me
nemukan urat kuarsa dengan
kandungan logam Au sebesar 0,2 – 4 ppm da
n logam Ag sebesar 100 – 400 ppm di
lokasi Pasir Jawa. Aktifita
s eksplorasi sempat terhen
ti pada tahun 1983 sampai
dengan tahun 1988 karena PT Antam, Tbk. le
bih berkonsentrasi di Daerah Cikotok.
Tahun 1988 kegiatan eksplorasi dilanjut
kan dan menemukan 3 daerah baru
yang mengandung urat emas antara lain
Daerah Gunung Pongkor, Pasir Jawa, dan
Ciguha. Eksplorasi selanjutnya kembali me
nemukan urat baru, yaitu Kubang Cicau
dan Ciurug. Pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1992 dilakukan kegiatan
pemboran rinci dan dilanjutkan dengan
evaluasi dan penghitungan sumber daya.
Studi kelayakan dan perencanaan tamb
ang baru dapat dilaksanakan pada
tahun 1992. Setelah diperoleh Kuasa Pertambangan Eksploitasi, maka
pembangunan
mulai dilakukan. Pembangunan pertama ya
ng dilakukan adalah pembuatan jalan
PT Aneka Tambang, Tbk. adalah satu - satunya Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak di bidang pertambangan emas. Salah satu unit penambangan yang
dimiliki PT Antam, Tbk. adalah Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor.
Penemuan cadangan emas di Pongkor berawal dari eksplorasi logam dasar di
Gunung Limbung pada akhir tahun 1979, ternyata mendapatkan informasi adanya
mineralisasi sulfida pyrit di Daerah Gunung Pongkor. Menindaklanjuti temuan
tersebut, pada tahun 1980 tim unit geologi PT Antam, Tbk. melakukan
reconnaissance ke Daerah Gunung Pongkor dan menemukan urat kuarsa dengan
kandungan logam Au sebesar 0,2 – 4 ppm dan logam Ag sebesar 100 – 400 ppm di
lokasi Pasir Jawa. Aktifitas eksplorasi sempat terhenti pada tahun 1983 sampai
dengan tahun 1988 karena PT Antam, Tbk. lebih berkonsentrasi di Daerah
Cikotok.
Tahun 1988 kegiatan eksplorasi dilanjutkan dan menemukan 3 daerah baru yang
mengandung urat emas antara lain Daerah Gunung Pongkor, Pasir Jawa, dan
Ciguha. Eksplorasi selanjutnya kembali menemukan urat baru, yaitu Kubang Cicau
dan Ciurug. Pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1992 dilakukan kegiatan
pemboran rinci dan dilanjutkan dengan evaluasi dan penghitungan sumber daya.
Studi kelayakan dan perencanaan tambang baru dapat dilaksanakan pada tahun
1992. Setelah diperoleh Kuasa Pertambangan Eksploitasi, maka pembangunan
mulai dilakukan. Pembangunan pertama yang dilakukan adalah pembuatan jalan
masuk dari Parempeng ke Pongkor sepanjang 12,5 km, pembangunan fisik pabrik
dengan kapasitas produksi 2,5 ton bullionemas, serta pembuatan tailing dam. Pada
tahun 1994 pabrik pengolahan emas dan bagian produksi tambang digabung
menjadi satu unit produksi dengan nama Unit Pertambangan Emas (UPE) Pongkor.
Tahun 1997 dilakukan pengembangan tambang di daerah Ciurug, penambangan di
sini dilakukan dengan sistem mekanis. Pabrik yang kedua dibangun sehingga
kapasitas produksi menjadi 5 ton bullion emas/tahun.
Pada tahun 2000 sejalan dengan proses restrukturisasi PT Aneka Tambang, Tbk.
Unit Pertambangan Emas Pongkor berubah menjadi Unit Bisnis Pertambangan
Emas (UBPE) Pongkor. Perubahan ini menandai beralihnya fungsi unit-unit
produksi dari Cost Center (Pusat Biaya) menjadi Profit Center (Pusat Laba). Dan
pada tanggal 1 Agustus 2000 diperoleh Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang baru
dengan nomor KW 98 PP 0138 seluas 6.047 Ha.

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi UBPE Pongkor secara administrative terletak di dalam wilayah Sorongan
Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini berjarak
sekitar 55 km ke arah barat dari Kota Madya Bogor dan sekitar 110 km ke arah
barat daya dari Jakarta. Lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat
dengan rute Bogor – Darmaga – Ciampea – Leuwiliang – Panyawungan – Likut –
Parengpeng – Pangkal Jaya – Bantar karet – Nunggul – Sorongan.

Keadaan topografi
UBPE Pongkor merupakan bagian dari satuan wilayah yang mempunyai daerah
topografi berupa daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 300 m
sampai dengan 900 m diatas muka air laut, dengan puncak bukit masih tajam dan
agak membulat, dimana sudut lereng berkisar antara 200– 600. Ketebalan rata-rata
lapisan humusnya ±2,5 m. Pada sisi sebelah barat laut menunjukkan relief relatif
bergelombang lemah. Punggungan pegunungan menampakkan adanya pola arah
yang memanjang relatif sama dengan pola penyebaran dari urat-urat kuarsa yang
ditemukan di daerah ini.
Sungai utama yang mengalir pada daerah ini adalah Sungai Cikaniki dengan arah
memanjang relatif selatan-utara. Anak-anak sungai Cikaniki antara lain adalah
Sungai Cisarua, Sungai Cikaret, Sungai Cimanganten, Sungai Ciguha, Sungai
Ciparay, Sungai Cisaninten, dan Sungai Ciparigi. Lembah-lembah Sungai Cikaniki
umumnya sempit dan curam.
Namun di beberapa tempat juga ditemukan lembah sungai yang agak lebar dan
landai serta berkelok-kelok sehingga membentuk endapan pasir cukup subur yang
dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai daerah persawahan. Pada
umumnya tebing Sungai Cikaniki dan anak Sungai Ciguha sangat terjal karena
merupakan daerah aliran hulu yang deras dengan pengikisan batuan yang aktif dan
mengakibatkan tebing ini sangat sulit untuk dilewati.
Adapun topografi daerah setempat secara umum dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
 15 % dataran hingga bergelombang
 60 % daerah bergelombang sampai berbukit
 25 % daerah berbukit sampai pegunungan

Iklim dan Cuaca


Iklim di UBPE Pongkor adalah beriklim hujan tropis yang dipengaruhi angin
musim, dengan curah hujan relatif tinggi dan udara lembab. Kisaran temperatur
sepanjang tahun terjadi antara 150 sampai 300 C, pada musim hujan temperatur
bergeser ke arah 150C, sedang pada kemarau bergeser ke arah 300C. Musim hujan
berlangsung dari bulan September sampai April dan musim kemarau berlangsung
dari bulan Mei sampai Agustus.
Berdasarkan data klimatologi yang diperoleh dari Pusat Meteorologi dan Geofisika
Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor bahwa curah hujan di wilayah Pongkor
kurang lebih 3000 mm/tahun. Curah hujan rata-rata di wilayah ini selama 1999-
2000 berkisar antara 1489,2 -8092,1 mm/tahun dengan curah hujan terbesar terjadi
pada bulan April 2000. Untuk data hari hujan selama tahun 1999-2000 berkisar
antara 8-28 hari dengan hari hujan terbesar pada bulan Januari 1999 yaitu selama
28 hari.

KONDISI GEOLOGI

Berdasarkan data geologi yang dimiliki oleh UBPE Pongkor, beberapa sesar
yang terdapat pada lokasi ini antara lain adalah :
1.Sesar Cikaniki
2.Sesar Cisarua.
3. Sesar Cihalang
4. Sesar Cidurian.
5. Sesar Curubitung
6. Sesar Ciguha.
7. Sesar Pongkor
8. Sesar Ciurug.
9. Sesar Gunung Singa
10. Sesar Telukwaru.
Geologi Daerah Pongkor dan sekitarnya tersusun dari batuan gunung api
piroklastik bersifat andesitik sampai dasitik dimana dapat dikelompokkan ke dalam
satuan batuan tufa breksi, aglomerat, andesit, breksi andesitik dan dasit. Satuan
batuan tufa breksi menyebar dibagian selatan terutama di sepanjang Sungai
Cikaniki. Satuan ini diterobos dan terpotong oleh urat kuarsa yang mengandung
emas. Satuan batuan tufa breksi terutama disusun oleh tufa, tufa lapili, tufa breksi,
aglomerat, dan sisipan lempung. Sisipan batu tufaan lebih banyak ditemukan jika
semakin ke sebelah barat laut. Tufa breksi disusun oleh komponen-komponen
andesit, batu lempung lanauan, batuan tersilifikasi dan tufa yang berbentuk
menyudut sampai membundar tanggung berukuran 2-3 cm. Komponen-komponen
terdapat dalam matriks yang disusun oleh mineral batuan berukuran halus.

Anda mungkin juga menyukai