Anda di halaman 1dari 12

Geologi Dasar

1. Batuan Beku
Batuan beku
Batuan yang berasal dari hasil proses
pembekuan magma.
Magma
Material silikat yang sangat panas
yang terdapat di dalam bumi dengan
temperatur berkisar antara 600!
sampai 1500!.
Tersusun oleh bahan yang berupa gas
(volatil) seperti H
2
O dan CO
2
.
Lava
Magma yang mencapai permukaan
bumi, komposisi sama namun
kandungan gas lebih kecil.
Klasikasi batuan beku
Tempat terjadinya
a. Batuan beku dalam
- Terjadi di dalam perut bumi
- Proses pembekuan lambat
- Kristal terbentuk sempurna
- Tekstur holokristalin,
equigranular, faneritik
b. Batuan beku gang
- Terjadi pada rongga-rongga yang
menuju permukaan bumi
- Proses pembekuan lebih cepat/
tidak tepat waktu
- Kristal sebagian sempurna,
sebagian gelas
- Tekstur hypokristalin/hypohyalin,
inequigranular, porritik
c Batuan beku luar
- Terjadi pada permukaan bumi
- Proses pembekuan sangat cepat
- Kristal didominasi gelas
- Tekstur holohyalin, afanitik
Kadar Silika
- Ultramak ("45%)
- Mak (45% - 52%)
- Intermediate (52% - 65%
- Felsik (# 65%)
Tekstur
a. Derajat Kristalisasi
- Holokristalin (smua kristal)
- Hypokristalin/-hyalin (sbagian
kristal, sbagian gelas)
- Holohyalin (smua gelas)
b. Ukuran Kristal
- Faneritik (masa kristal besar/
megaskopis/kasar)
- Porritik (sbagian besar sbagian
halus/mikroskopis)
- Afanitik (kristal halus/
mikroskopis)
c. Keseragaman bentuk kristal
- Euhedral/Unidiomorf (kristal
sempurna)
- Subhedral/Hypidiomorf
(sebagian sempurna sebagian
tidak)
- Anhedral/Allotriomorf (kristal
tidak sempurna)
d. Keseragaman ukuran butir
- Equigranular (ukuran butir
seragam)
- Inequigranular (tidak seragam/
porritik)
Struktur batuan beku ekstrusif
Massive
Struktur batuan menunjukkan
batuan kompak dan keras
Sheeting Joint
Struktur batuan beku yang
terlihat sebagai lapisan
Columnar Joint
Struktur yang memperlihatkan
batuan terpisah poligonal seperti
batang pensil
Pillow Lava
Struktur yang menyerupai bantal
yang bergumpal2. Hak ini
diakibatkan proses pembekuan
terjadi pada lingkungan air
Vesikular
Struktur batuan menunjukkan adanya
lubang-lubang bekas keluarnya gas.
(teratur)
Scoria
Struktur batuan yang
memperluhatkan lubang2 yang tidak
teratur akibat pendinginan terlalu
cepat
Struktur batuan intrusif
a. Konkordan
Sill
Tubuh batuan yang berupa lembaran
dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya
Laccolith
Tubuh batuan beku yang berbentuk
kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi
melengkung akibat penerobosan
tubuh batuan ini, sedangkan bagian
dasarnya tetap datar. Diameter
laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter
Amigdaloidal
Struktur batuan yang
memperluhatkan lubang2 yang tidak
teratur telah berisi mineral lainnya
Struktur Aliran
Struktur yang memperlihatkan
adanya kesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran
Lopolith
Bentuk tubuh batuan yang
merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang
cembung ke bawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari
laccolith, yaitu puluhan sampai
ratusan kilometer dengan kedalaman
ribuan meter
Paccolith
Tubuh batuan beku yang menempati
sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan
paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer.
b. Diskordan
Dyke
Tubuh batuan yang memotong
perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang.
Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer
dengan panjang ratusan meter
Batolith
Tubuh batuan yang memiliki ukuran
yang sangat besar yaitu > 100 km2
dan membeku pada kedalaman yang
besar
Stock
Tubuh batuan yang mirip dengan
Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
Batuan piroklastik
Batuan beku ekstrusif yang terbentuk
dari hasil erupsi gunungapi
(volkanisme).
3. Batuan Sedimen
Batuan sedimen
Batuan yang terbentuk di permukaan
bumi dalam kondisi P/T rendah yang
merupakan hasil dari akumulasi dan
solidikasi sedimen.
Sedimentasi
Suatu proses pengendapan material
yang ditranport oleh media air, angin,
es/gletser di suatu cekungan.
Berdasarkan cara terbentuknya
Autochthonous
Batuan sedimen yang terbentuk
dalam cekungan pengendapan atau
dengan kata lain tidak mengalami
proses pengangkutan.
Contoh batuan evaporit
(halit) dan batugamping.
Allochthonous
Batuan sedimen yang mengalami
proses transportasi, atau dengan kata
lain, sedimen yang
berasal dari luar cekungan yang
ditransport dan diendapkan di dalam
cekungan.
Contoh Batupasir, Konglomerat,
Breksi, Batuan Epiklastik.
Tekstur
1. Ukuran butir
2. Bentuk butir
- Angular
- Subangular
- Subrounded
- Rounded
- Wellrounded
3. Kemas
Hubungan antara masa dasar
dengan fragmen batuan /
mineralnya.
Kemas Terbuka
Hubungan antara masa dasar dan
fragmen butiran tidak saling
bersentuhan sehingga terlihat
fragmen butiran mengambang
diatas masa dasar batuan.
Kemas tertutup
Hubungan antar fragmen butiran
yang relatif seragam dan saling
bersentuhan, sehingga
menyebabkan masa dasar tidak
terlihat).
4. Pemilahan (sorting)
Keseragaman ukuran butir dari
fragmen penyusun batuan.
a. Well Sorted
b. Moderately Sorted
c. Poorly Sorted
5. Derajat Pembundaran
Tingkat kelengkungan dari setiap
frafment batuan.
a. Angular
b. Subangular
c. Subrounded
d. Rounded
e. Wellrounded
6. Sementasi
Bahan pengikat antar butir dari
fragmen penyusun batuan. Macam
dari bahan semen pada batuan
sedimen klastik adalah : karbonat,
silika, dan oksida besi.
7. Kesarangan (Porocity)
Ruang yang terdapat diantara
fragmen butiran yang ada pada
batuan. Jenis porositas pada batuan
sedimen adalah Porositas Baik,
Porositas Sedang, Porositas Buruk.
8. Kelulusan (Permeability)
Sifat yang dimiliki oleh batuan
untuk dapat meloloskan air. Jenis
permeabilitas pada batuan sedimen
adalah permeabilitas baik,
permeabilitas sedang,
permeabilitas buruk.
Struktur
Rithem Layering (Ritme
Perlapisan)
Perulangan perlapisan sejajar pada
dasarnya dikarenakan sifat yang
berbeda. Kadang-kadang disebabkan
oleh perubahan musim dalam
pengendapan. Misalnya di danau,
sedimen kasar akan diendapkan pada
musim panas dan sedimen halus
diendapkan pada musim dingin ketika
permukaan danau membeku.
Cross Bedding (Silangsiur)
Sekumpulan perlapisan yang saling
miring satu sama lainnya. Perlapisan
cenderung miring kearah dimana
angin atau air mengalir pada saat
pengendapan terjadi. Batas diantara
sekelompok perlapisan umumnya
diwakili oleh bidang erosi. Sangat
umum dijumpai sebagai endapan
pantai, sebagai sand dunes (gumuk
pasir) dan endapan sediment sungai.
Ripple Marks
Karakteristik dari endapan air
dangkal. Penyebabnya oleh
gelombang atau angin.


Graded Bedding (Perlapisan
bersusun)
Terjadi sebagai akibat berkurangnya
kecepatan arus, dimana partikel
partikel yang lebih besar dan berat
akan mengendap paling awal diikuti
kemudian oleh partikel-partikel yang
lebi kecil dan lebih ringan. Hasil
pengendapannya akan
memperlihatkan perlapisan dengan
ukuran butir yang menghalus kearah
atas.
Mud cracks
Hasil dari pengeringan dari sedimen
yang basah di permukaan bumi.
Rekahan terbentuk oleh pengkerutan
sedimen ketika sedimen mengering.
Raindrop Marks
Sumuran (Krater kecil) yang
terbentuk oleh jatuhan air hujan.
Kehadirannya merupakan tanda
sedimen tersingkap ke permukaan
bumi.
4. Batuan Metamorf
Batuan metamorf
Batuan yang terbentuk dari proses
metamorsme batuan-batuan
sebelumnya karena perubahan
temperatur dan tekanan.
Proses metamorsme
Proses perubahan batuan yang sudah
ada menjadi batuan metamorf karena
perubahan tekanan dan temperatur
yang besar.
Batuan asal dari batuan metamorf
tersebut dapat batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf sendiri
yang sudah ada
Struktur Batuan Metamorf
Batuan Berfoliasi (Foliated
Rocks)
Struktur pada batuan metamorf yang
ditunjukkan dengan adanya
penjajaran mineral-mineral penyusun
batuan tersebut, struktur ini meliputi:
Batusabak (Slate)
Batuan metamorf berfoliasi yang
berbutir halus dan disusun oleh
mineral mika.
Fungsi sebagai atap, lantai, papan
tulis dan meja biliar.
Terbentuk dari shale yang mengalami
metamorsme tingkat rendah, batuan
beku volkanik.
Warna batusabak bervariasi
tergantung pada kandungan
mineralnya.
Hitam banyak mengandung material
organik
Merah mengandung banyak oksida
besi
Hijau mengandung banyak mineral
klorit, mineral yang menyerupai mika
terbentuk dari Fe silikat.
Filit (Phyllite)
Batuan metamorf yang terbentuk
pada derajat metamorsmenya lebih
tinggi dari batusabak, tetapi lebih
rendah dari Skis.
Batuan ini disusun oleh mineral-
mineral pipih yang lebih besar
daripada mineral yang menyusun
batu sabak, tetapi tidak cukup besar
untuk dibedakan tanpa alat pembesar.
Skistosa
Batuan metamorf yang sangat mudah
dikenal dan sangat umum seperti
halnya gneiss. Skis merupakan batuan
metamorf yang mengandung lebih
dari 50% mineral pipih, umumnya
biotit dan muskovit. Bila batuan
asalnya banyak mengandung silika,
skis akan mengandung lapisan tipis
kuarsa atau feldspar.
Gneiss
Batuan metamorf yang terutama
disusun oleh mineral butiran.
Mineral yang umum terdapat pada
gneis adalah kuarsa, potas feldspar,
sodium feldspar. Sedangkan mineral
tambahan yang sering dijumpai
adalah muskovit, biotit dan
hornblend.
Gneis berasal dari granit, shale yang
mengalami metamorsme derajat
tinggi.
Batuan Tidak Berfoliasi
(Nonfoliated Rocks)
Struktur yang tidak memperlihatkan
adanya penjajarn mineral penyusun
batuan metamorf.
Hornfelsik
Dicirikan dengan adanya butiran-
butiran yang seragam, terbentuk pada
bagian dalam daerah kontak sekitar
tubuh batuan beku. Pada umumnya
merupakan rekristalisasi batuan asal,
tidak ada foliasi tetapi batuan halus
dan padat.
Milonitik
Struktur yang berkembang karena
adanya penghancuran terhadap
batuan asal yang mengalami
metamorfosa dynamo, batuan
berbutir halus dan liniasinya
ditunjukkan dengan adanya orientasi
mineral yang berbentuk rentikuler
yang terkadang masih menyimpan
lensa batuan asalnya.
Kataklastik
Struktur ini hampir sama dengan
milonitik hanya saja butirannya lebih
kasar.
Pilonitik
Struktur ini menyerupai milonit tetapi
butirannya relatif lebih kasar dan
strukturnya mendekati struktur tipe
lit.
Flaser
Struktur ini mirip dengan kataklastik
dimana struktur batuan asal
berbentuk lensa yang tertanam pada
masa dasar milonit.
Augen
Seperti struktur aser, hanya saja
lensa-lensanya terdiri dari butir-butir
feldspar dalam masa dasar yang lebih
halus.
Granulose
Struktur ini hampir sama dengan
hornfelsik, hanya butirannya
mempunyai ukuran yang tidak sama
besar.
Liniasi
Struktur yang diperlihatkan oleh
adanya kumpulan mineral yang
berbentuk seperti jarum.
Tekstur Batuan Metamorf
1. Tekstur Batuan Metamorf
(berlapis)
Gneiss
Lapisan permukaanya kasar dan tidak
mempunyai batas yang jelas. Terlihat
berlapis-lapis karena susunan
mineralnya searah atau karena baris
antar mineral gelap dan mineral
terang berurutan, terdapat pada
batuan orthometamorf.
Schist
Lapisan permukaannya halus, paralel
dan mempunyai bidang batas yang
jelas. Biasanya ditandai dengan
adanya mineral mika, kuarsa dan
chlorite. Terdapat pada batuan
orthometamorf dan parametamorf.
Filitik
Lapisan permukaannya kasar, paralel
dan jelas batasnya tetapi tidak begitu
kompak. Terdapat pada batuan
metamorf.
Slaty
Lapisan permukaannya sangat halus,
rapat dan paralel. Kristalnya sangat
halus tetapi batuannya sangat
kompak.
2. Tekstur batuan metamorf
unfoliated (tidak berlapis)
Porroblast
Kristalnya tidak sama besar
Granoblast
Kristalnya sama besar, butirnya
lonjong atau bulat
Lepidoblast
Kristalnya seperti susunan sisik
Nematoblast
Kristalnya prismatic (persegi agak
teratur)
Penamaan Batuan Metamorf
Asal Batuan Asal Batuan
Bt.
Metamorf
Bt. Beku
Rhyolite
Mica
Schist
Bt. Beku
Basalt Schists
Bt. Beku
Granite Gneiss
Bt. Beku
Gabro Schist
Bt.
Sedimen
Konglome
rat
Gneiss
Bt.
Sedimen
Sandstone
Quartzite
atau
Schist
Bt.
Sedimen
Shale
Phylite
atau Slate
Bt.
Sedimen
Limestone Marble
Bt.
Sedimen
Coal Graphite
5. Tektonik
6. Struktur Geologi
Kekar
Struktur retakan/rekahan terbentuk
pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan
belum mengalami pergeseran.
Secara umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan
batuan
b). Biasanya terisi mineral lain
(mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb
c) kenampakan breksiasi.
Kekar yang umumnya dijumpai pada
batuan adalah sebagai berikut:
1. Shear Joint (Kekar Gerus)
Retakan / rekahan yang
membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut
lancip dengan arah gaya utama.
Kekar jenis shear joint umumnya
bersifat tertutup.
2. Tension Joint
Retakan/rekahan yang berpola
sejajar dengan arah gaya utama,
Umumnya bentuk rekahan bersifat
terbuka.
3. Extension Joint (Release Joint)
Retakan/rekahan yang berpola
tegak lurus dengan arah gaya
utama dan bentuk rekahan
umumnya terbuka.
Lipatan
Deformasi lapisan batuan yang terjadi
akibat dari gaya tegasan sehingga
batuan bergerak dari kedudukan
semula membentuk lengkungan.
Berdasarkan bentuk
lengkungannya
Lipatan Sinklin
Bentuk lipatan yang cekung ke arah
atas
Lipatan antiklin
Lipatan yang cembung ke arah atas.
Berdasarkan kedudukan garis
sumbu dan bentuknya
1). Lipatan Paralel adalah lipatan
dengan ketebalan lapisan yang tetap.
2). Lipatan Similar adalah lipatan
dengan jarak lapisan sejajar dengan
sumbu utama.
3). Lipatan harmonik atau
disharmonik adalah lipatan
berdasarkan menerus atau tidaknya
sumbu utama.
4). Lipatan Ptigmatik adalah lipatan
terbalik terhadap sumbunya
5). Lipatan chevron adalah lipatan
bersudut dengan bidang planar
6). Lipatan isoklin adalah lipatan
dengan sayap sejajar
7). Lipatan Klin Bands adalah lipatan
bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
Disamping lipatan tersebut diatas,
dijumpai juga berbagai jenis lipatan,
seperti Lipatan Seretan (Drag folds)
adalah lipatan yang terbentuk sebagai
akibat seretan suatu sesar.
Patahan / sesar
Struktur rekahan yang telah
mengalami pergeseran. Umumnya
disertai oleh struktur yang lain seperti
lipatan, rekahan dsb.
Pengenalan indikasi suatu sesar /
patahan
a) Gawir sesar atau bidang sesar
b) Breksiasi, gouge, milonit
c) Deretan mata air
d) Sumber air panas
e) Penyimpangan / pergeseran
kedudukan lapisan
f) Gejala-gejala struktur minor
seperti: cermin sesar, gores garis,
lipatan dsb.
Pembagian Sesar
1. Dip Slip Faults
Patahan yang bidang patahannya
menyudut (inclined) dan
pergeseran relatifnya berada
disepanjang bidang patahannya
atau offset terjadi disepanjang arah
kemiringannya. Sebagai catatan
bahwa ketika kita melihat
pergeseran pada setiap patahan,
kita tidak mengetahui sisi yang
sebelah mana yang sebenarnya
bergerak atau jika kedua sisinya
bergerak, semuanya dapat kita
tentukan melalui pergerakan
relatifnya. Untuk setiap bidang
patahan yang yang mempunyai
kemiringan, maka dapat kita
tentukan bahwa blok yang berada
diatas patahan sebagai hanging
wall block dan blok yang berada
dibawah patahan dikenal sebagai
footwall block.
2. Normal Faults
Patahan yang terjadi karena gaya
tegasan tensional horisontal pada
batuan yang bersifat retas dimana
hangingwall block telah
mengalami pergeseran relatif ke
arah bagian bawah terhadap
footwall block.
3. Reverse Faults
Patahan hasil dari gaya tegasan
kompresional horisontal pada
batuan yang bersifat retas, dimana
hangingwall block berpindah
relatif kearah atas terhadap
footwall block.
4. Horsts & Gabens
Bagian dari blok-blok yang turun
akan membentuk graben
sedangkan pasangan dari blok-blok
yang terangkat sebagai horst.
Contoh East African Rift Valley,
Nevada, Utah, dan Idaho.
5. Half-Grabens
Patahan normal yang bidang
patahannya berbentuk
lengkungan dengan besar
kemiringannya semakin
berkurang kearah bagian bawah
sehingga dapat menyebabkan blok
yang turun mengalami rotasi.
6. A Thrust Fault
Patahan reverse fault yang
kemiringan bidang patahannya
lebih kecil dari 150. . Pergeseran
dari sesar Thrust fault dapat
mencapai hingga ratusan kilometer
sehingga memungkinkan batuan
yang lebih tua dijumpai menutupi
batuan yang lebih muda.
7. Strike Slip Faults
Patahan yang pergerakan relatifnya
berarah horisontal mengikuti arah
patahan. Patahan jenis ini berasal
dari tegasan geser yang bekerja di
dalam kerak bumi.
Patahan jenis strike slip fault
dapat dibagi menjadi 2(dua)
tergantung pada sifat
pergerakannya.
Jika bidang pada salah satu sisi
bergerak kearah kiri kita sebut
sebagai patahan left-lateral strike-
slip fault.
Jika bidang patahan pada sisi
lainnya bergerak ke arah kanan,
maka kita namakan sebagai right-
lateral strike- slip fault.
Contoh: patahan San Andreas di
California dengan panjang
mencapai lebih dari 600 km.
8. Transform-Faults
Jenis patahan strike-slip faults
yang khas terjadi pada batas
lempeng, dimana dua lempeng
saling berpapasan satu dan lainnya
secara horisontal. Jenis patahan
transform umumnya terjadi di
pematang samudra yang
mengalami pergeseran (offset),
dimana patahan transform hanya
terjadi diantara batas kedua
pematang, sedangkan dibagian luar
dari kedua batas pematang tidak
terjadi pergerakan relatif diantara
kedua bloknya karena blok tersebut
bergerak dengan arah yang sama.
Daerah ini dikenal sebagai zona
rekahan (fracture zones). Patahan
San Andreas di California
termasuk jenis patahan transform
fault.
Unsur Lipatan
1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh
poros dengan horizontal pada
bidang vertikal.
2. Core, bagian dari suatu lipatan
yang letaknya disekitar sumbu
lipatan.
3. Crest, daerah tertinggi dari suatu
lipatan biasanya selalu dijumpai
pada antiklin
4. Pitch atau Rake, sudut antara garis
poros dan horizontal, diukur pada
bidang poros.
5. Depresion , daerah terendah dari
puncak lipatan.
6. Culmination, daerah tertinggi dari
puncak lipatan.
7. Enveloping Surface, gambaran
permukaan (bidang imajiner) yang
melalui semua Hinge Line dari
suatu lipatan.
8. Limb (sayap), bagian dari lipatan
yang terletak Downdip (sayap yang
dimulai dari lengkungan
maksimum antiklin sampai hinge
sinklin), atau Updip (sayap yang
dimulai dari lengkungan
maksimum sinklin sampai hinge
antiklin). Sayap lipatan dapat
berupa bidang datar (planar),
melengkung (curve), atau
bergelombang (wave).
9. Fore Limb, sayap yang curam pada
lipatan yang simetri.
10.Back Limb, sayap yang landai.
11.Hinge Point, titik yang merupakan
kelengkungan maksimum pada
suatu perlipatan.
12.Hinge Line, garis yang
menghubungkan Hinge Point pada
suatu perlapisan yang sama.
13.Hinge Zone, daerah sekitar Hinge
Point.
14.Crestal Line, disebut juga garis
poros, yaitu garis khayal yang
menghubungkan titik-titik tertinggi
pada setiap permukaan lapisan
pada sebuah antiklin.
15.Crestal Surface, disebut juga
Crestal Plane, yaitu suatu
permukaan khayal dimana terletak
di dalamnya semua garis puncak
dari suatu lipatan.
16.Trough, daerah terendah pada
suatu lipatan, selalu dijumpai pada
sinklin.
17.Trough Line, garis khayal yang
menghubungkan titik-titik terendah
ada setiap permukaan lapisan pasa
sebuah sinklin.
18.Trough Surface, bidang yang
melewati Trough Line.
19.Axial Line, garis khayal yang
menghubungkan titik-titik dari
lengkungan maksimum pada tiap
permukaan lapisan dari suatu
struktur lapisan.
20.Axial Plane, bidang sumbu lipatan
yang membagi sudut sama besar
antara sayap-sayap lipatannya.

Anda mungkin juga menyukai