Anda di halaman 1dari 5

Batuan ultramafik dicirikan dengan kandungan olivin magnesian (Mg2SiO4) tinggi dan SiO2 yang rendah

(kurang dari 45 wt.%) dan ditemukan di berbagai lingkungan batuan beku di seluruh dunia. Kebanyakan
batuan ultramafik mempunyai karakteristik baik sebagai batuan beku plutonik maupun batuan
metamorf, dan batuan yang ditemukan di kerak mencakup jenis batuan beku dan metamorf, sedangkan
yang dari mantel hanya mencakup batuan metamorf. Batuan ultramafik yang tersingkap di permukaan
bumi sebenarnya hanya sedikit, dan sangat terekristalisasi/terserpentinisasi selama emplacement
tektonik atau pengangkatan.

Istilah "ultramafik" dan "ultrabasa" masing-masing berhubungan secara klasifikasi mineralogi dan kimia
batuan, tetapi keduanya digunakan agak longgar. Batuan ultramafik didefinisikan sebagai batuan dengan
indeks warna lebih dari 70, dan batuan ultrabasa mengandung SiO2 kurang dari 45 persen (Williams et
al. 1954).

Kebanyakan batuan ultramafik adalah batuan ultrabasa dan sebagian besar batuan ultrabasa juga
ultramafik, tetapi ada pengecualian; jika ada magma ultrabasa (penggunaan komposisi), maka batuannya
bisa tidak ultramafik (penggunaan mineralogi). Oleh karena itu, kedua istilah ini memiliki kegunaan
spesifik dan harus dipertahankan.

Komposisi kimia batuan ultramafik.

Sebagian besar batuan ultramafik awalnya peridotit, terbentuk di mantel atas, dan kemudian terubah
menjadi serpentinit, secara sempurna ataupun sebagian, oleh fluida kerak selama perjalanannya ke
posisi tektoniknya saat ini. Batuan ultramafik di bagian kerak bumi yang tampak, khas terdapat dalam
tubuh relatif kecil di jalur sempit orogen sedang hingga kuat. Singkapan batuan ultramafik dapat
menempati ratusan kilometer persegi atau kira-kira sekecil sampel setangan yang tergabung ke dalam
zona sesar.

Contoh umum batuan ultramafik adalah peridotite dan pyroxenite dari kompleks alpine, berlapis;
komatites dan basalt ultramafik dari sikuen Greenstone. Batuan ultramafik, mulai dari komposisi dunit
sampai harzburgit hingga lherzolite, cenderung menunjukkan cumulate, tectonite (Raymond, 2002)
maupun penggantian tekstur (Kubo, 2002).

Batuan ultramafik (terutama peridotit dan serpentinit) terdistribusi di seluruh dunia (Goff & Lackner
1998), yang paling sangat besar dan tersebar luas adalah peridotites Alpine yang membentuk alas sikuen
ofiolit, yaitu lempeng kerak samudera terangkat dan tererosi sepanjang zona subduksi sekarang dan
masa lalu, dan batas lempeng (Coleman 1977). Peridotit alas mewakili keratan (slices) mantel atas Bumi
yang terlepas yang tersingkap oleh proses tektonik (Dickinson dkk. 1996).

Karena peridotit alas terjadi sebagian besar di sepanjang lempeng atas zona subduksi sekarang dan masa
lalu, ofiolit ditemukan sebagai jalur di sebagian besar dunia, mempunyai dimensi singkapan terputus-
putus maksimum 100 x 1000 km. Dilihat dalam skala singkapan ternyata batuan ultramafik alas di sabuk
ofiolit ditemukan sebagai pita-pita memanjang dan fragmen-fragmen yang sejajar dengan struktur
geologi regional.

Proses tektonik yang menjadikan ofiolit dan singkapan fragmen-fargmen memanjang mantel peridotit
atas sangatlah kompleks dan biasanya memerlukan waktu beberapa juta tahun untuk mencapainya
(Coleman 1977). Dengan menggunakan teori tektonik lempeng, proses ini relatif mudah untuk
memvisualisasikan secara umum, tetapi boleh jadi sulit untuk memvisualisasikan saat memeriksa tubuh
ultramafik di lapangan. Namun, fitur lain dari ultramafik seperti umur dan lokasi murninya di bagian
ofiolit (tectonites vs cumulates) sebenarnya belum terpahami dengan baik.

Ofiolit

Ofiolit merupakan sekelompok batuan yang berkomposisi mafik sampai ultramafik dengan sekuen dari
bawah ke atas, disusun oleh : komplek ultramafik, komplek gabro berlapis dan gabro massif, komplek
retas berkomposisi mafik (diabas) dan kelompok batuan vulkanik berkomposisi mafik bertekstur bantal /
basalt.

Ofiolit berdasarkan konsep tektonik lempeng menurut Coleman (1986), merupakan batuan alokton yang
merupakan bagian integral dari mekanisme lempeng yang terdapat ditepi benua. Menurut Dietz (1963),
proses pemekaran dasar samudera dapat membawa gabungan batuan yang terdapat di pematang
tengah samudera ke tepi benua. Hutchinson (1973), mengemukakan bahwa pengalihtempatan ofiolit ke
tepi benua meliputi tiga cara yaitu yang pertama pengalihtempatan gawir – gawir ofiolit yang tergeser ke
dalam kawasan zona penunjaman yang terdeformasi, yang kedua pengalihtempatan secara obduksi,
yaitu pemotongan kerak samudera yang tersusun dari ofiolit lengkap oleh kerak benua, dan yang ketiga
pengalihtempatan ofiolit lengkap akibat benturan dua massa kerak benua atau dua massa kerak
samudera.

Klasifikasi Batuan Ultramafik


Klasifikasi batuan ultramafik berdasarkan kandungan mineral olivin, piroksen dan hornblende, seperti
terlihat pada gambar 1, terbagi atas :

Dunit

Peridotit

Piroksenit

Hornblendit

Serpentinit (Hasil Alterasi mineral olivin dan piroksen)

Gambar 1. Klasifikasi batuan ultramafik berdasarkan kandungan mineral olivin, piroksen, dan hornblende
(Streckeisen,1974)

1. Dunit

Dunit merupakan batuan ultramafik yang memiliki komposisi hampir seluruhnya adalah monomineralik
olivin (umumnya magnesia olivin). Kandungan olivin dalam batuan ini lebih dari 90%, dengan mineral
penyerta meliputi kromit, magnetit, ilmenit, spinel.

Gambar 2. Dunit (wikipedia.org)

2. Peridotit

Peridotit merupakan batuan ultramafik yang mengandung lebih banyak olivin tetapi juga mengandung
mineral – mineral mafik lainnya di dalam jumlah yang signifikan. Berdasarkan mineral – mineral mafik
yang menyusunnya, maka batuan peridotit dapat diklasifikasikan sebagai Piroksen peridotit, Hornblende
peridotit, Mika peridotit.
Gambar 3. Peridotit Harzburgit

Salah satu batuan peridotit yang dikelompokkan berdasarkan mineral mafik, yaitu piroksen peridotit.
Berdasarkan dari tipe piroksen, maka piroksen peridotit dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

Harzburgit : Tersusun oleh olivin dan orthopiroksen (enstatite atau bronzite)

Wehrlit : Tersusun oleh olivin dan klinopiroksen (diopside atau diallage)

Lherzolit : tersusun oleh mineral olivin, orthopiroksin dan klinopiroksin.

Gambar 4 . Klasifikasi batuan ultramafik yang mengandung olivin, orthopiroksen dan klinopiroksen
(Streckeisen, 1974)

3. Piroksenit

Piroksenit Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral piroksen.
Batuan – batuan piroksenit selanjutnya diklasifikasikan ke dalam orthorombik piroksen atau monoklin
piroksen :

Orthopiroksenit (orthorombik) : bronzitites

Klinopiroksenit (monoklin) : diopsidites, diallagites

Gambar 5. Piroksenit (wikipedia.org)

4. Hornblendit

Hornblendit Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral


hornblende.
Gambar 6. Hornblendit (wikipedia.org)

5. Serpentinit

Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral serpentin, yang kaya
akan mineral mafik. Serpentinit merupakan batuan hasil alterasi hidrotermal dari batuan ultramafik,
dimana mineral – mineral olivin dan piroksen jika teralterasi akan membentuk mineral serpentin. Batuan
ini dapat terbentuk dari batuan dunit yang terserpentinisasi, dari hornblendit, ataupun peridotit (Ahmad,
2006).

Gambar 7. Serpentinit (wikipedia.org)

Anda mungkin juga menyukai